Anda di halaman 1dari 17

Laporan praktikum

Faal 2
diajukan untuk
modul
Metabolism

memenuhi tugas praktikum


Neuroendocrine and

Disusun oleh:
Frizky Ramadan (11141030000001)
Azdahar Alwi (11141030000002)
Putri Alfresni Daulay (11141030000003)
Selvia Oktaviani Agustine (11141030000015)
Nisa Uzlifatul (11141030000029)
Syahriani Syukri (11141030000032)
Sherly Trisna Hadayani (11141030000043)
S. R. Zahra (11141030000082)
Ning Indah Permatasari Herman (11141030000090)
Maskur Fahmi Adi Baskoro (11141030000094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada hentinya kepada manusia. Terutama
nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Dengan nikmat akal
tersebutlah kita dituntut untuk dapat memanfaatkannya dengan sebaik- baiknya tanpa menyimpang
dari perintah-Nya. Shalawat serta salam kami sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita
baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan ilmu dari Allah kepada umat-umatnya.
Ilmu tersebut tidak akan habis sekalipun air laut dijadikan tinta untuk menuliskan ilmunya itu. Dan
manusia hanya diberi sedikit sekali. Tidak ada harapan lain dari kami, semoga dengan tersusunnya
makalah ini dapat menambah pengetahuan kita. Tiada gading yang tak retak demikian pepatah
mengatakan. Karena itu tiada menutup kemungkinan jika dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan akan kami terima dengan senang hati. Akhirnya, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu serta mendukung
sehingga makalah ini dapat terselesaikan

Tim Penyusun

Kelompok 5

Menetapkan Kelembaban Relatif Udara Ruangan

I.

Landasan Teori
Psychrometric chart merupakan suatu bagan atau grafik untuk menetapkan dan
menentukan suhu kelembaban relatif udara di suatu ruangan. Kelembaban relatif udara
itu sendiri merupakan perbandingan besarnya jumlah uap air maksimal yang dapat
terjadi pada suatu titik suhu tertentu. Untuk keperluan praktis,ukuran jumlah kandungan
uap air di udara yang tidak dinyatakan dalam harga mutlak tetapi digunakan satuan
relatif disebut sebagai kelembaban relatif. Adapun cara menentukan kelembaban
ruangan dalam suatu ruangan adalah dengan menggunakan psychrometric chart yang
hasil akhirnya berupa persen (%). Namun ada cara lain untuk menentukan kelembaban
udara dengan melihat suhu pada termometer bola kering dan bola basah.

II.

Tujuan Praktikum
a. Mengetahui kelembaban relatif udara ruangan
b. Mampu menetapkan kelembaban relatif udara ruangan pada termometer bola basah
dan bola kering
c. Mampu membaca kelembaban relatif udara (%) pada psychrometric chart

III.
IV.

Alat dan Bahan :


a. Termometer bola basah dan bola kering
b. psychrometric chart
Cara kerja
1. Membaca suhu pada termometer bola basah dan bola kering pada ruangan
2. Membaca kelembaban relative udara (%) pada psychometric chart, berdasarkan suhu
bola basah dan bola kering pada ruangan yang diukur

V.

Hasil

Suhu Kering (Dry)

Suhu Basah (WET)

psychrometric chart
(DRY-WET)

26 C

24C

82%

Gambar 1. Termometer Bola Basah dan Bola


Kering

Gambar 2. Psychrometric Chart


VI.

Pembahasan
Pengukuran Kelembaban Relatif Udara yang kami lakukan di ruangan laboratorium
praktikum fisiologi. Kami mendapatkan suhu kering (dry) 26 C dan suhu basah (wet)
24C. Setelah itu kami membaca kelembaban relatif udara (%) pada psychrometric chart

dengan hasil 82%. Hal itu menyatakan bahwa hasil kelembaban lingkungan relatif
tinggi. Kelembaban ini mempengaruhi asupan air yang harus dikonsumsi agar tidak
sampai pada keadaan dehidrasi. Jika kelembaban tinggi maka asupan air yang
dibutuhkan tidak terlalu besar karena tidak banyak air dari tubuh yang diubah menjadi
bentuk uap. Sebaliknya jika kelembaban udara rendah harus banyak asupan air yang
dibutuhkan karena banyak air dari dalam tubuh yang diuapkan.
VII.

Kesimpulan
Kelembaban relatif udara ditentukan oleh suhu kering (dry) maupun suhu basah (wet).
Semakin tinggi suhu kering dan basah di suatu ruangan, maka semakin tinggi juga
kelembaban relatif udara serta kandungan uap air di ruangan tersebut.

Pengukuran Suhu Tubuh Manusia

Tujuan untruksional umum


1. Memahami perbedaan antara binatang homoiotermik dan poikilotermik
2. Memahami cara mengukur suhu tubuh manusia

Tujuan perilaku khusus


1. Menerangkan cara menukur suhu ketiak dan suhu mulut
2. Menerangkan pengaruh bernapas melalui mulut dan berkumur dengan air es terhadap suhu mulut
Alat dan Bahan

Termometer maksimum (klinik)


Air dingin
Gelas
Alkohol
Kapas

Cara kerja
Pengukuran suhu mulut
1. Bersihkan termometer maksimum dengan alkohol
2. Turunkan maniskus air raksa sampai dibawah skala dengan mengayun-sentakkan termomete tersebut
3.
4.
5.
6.
7.

beberapa kali
Letakkan reservoir termometer dibawah lidah
Setelah 3 menit baca dan catat suhu mulut orang percobaan
Turunkan maniskus air raksa sampai dibawah skala seperti butir 2
Letakkan reservoir termometer dibawah lidah seperti butir 3
Baca dan catat suhu OP setelah 6 menit

Hasil Percobaan
Waktu
3 menit
6 menit

Suhu Mulut
36,1oC
36,7oC

Diskusi
Didapatkan hasil berbeda pengukuran suhu mulut selama 3 menit dan 6 menit.
Pengukuran selama 6 menit didapatkan suhu yang lebih tinggi karena waktu pengukurannya
lebih lama, sehingga pengaruh suhu inti yang didapatkan lebih tinggi. Hal ini berlainan
dengan yang terjadi pada pengukuran 3 menit, dihasilkan suhu yang lebih rendah karena
pengaruh suhu inti yang didapatkan lebih sedikit. Selain itu juga, dalam waktu pengukuran3
menit, didapatkan hasil yang kurang akurat, karena dalam pengukuran suhu tubuh
dibutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil yang sesungguhnya.
P-SH.1.Apakah perbedaan Antara termometer maksimum (klinik) dengan termometer
kimia?

Termometer klinik mempunyai rentang pengukuran suhu yang lebih pendek, yaitu
antara suhu 35oC sampai 40oC, hal ini mengakibakan pengukuruan dengan termometer
klinik mempunyai ketelitian yang tinggi. Sedangkan termometer kimia mempunyai retang
suhu yang lebih panjang yaitu dari 0oC sampai 100oC, hal ini mengakibatkan pengukuran
dengan termometer kimia mempunyai ketelitian yang rendah.
P-SH.2. Apakah ada perbedaan antara hasil pemeriksaan 3 menit dan 6 menit?
Ada
Pengaruh bernapas dengan mulut dan berkumur air es pada suhu mulut
1. Turunkan maniskus air raksa sapai dibawah skala dengan cara percobaan suhu mulut (langkah
kedua)
2. Letakkan reservoir termometer dibawah lidah
3. Baca dan catat suhu mulut setelah 3 menit
4. Suruh orang percobaan bernapas melalui mulut selama 2 menit sambil menutup lubang hidung.
Segera setelah tindakan ini ulangi langkah 1 s/d 3
5. Suruh orang perobaan berkumur berulang-ulang dengan air es selama 1 menit. Segera setelah
tindakan ini, ulangi langkah 1 s/d 3

a. Hasil Percobaan
Perilaku
Bernapas lewat hidung
Bernapas dengan mulut
Berkumur dengan air es

Suhu Mulut
36,9oC
36,7oC
35,1oC

b. Diskusi
Dari percobaan didapatkan hasil yang berbeda pada pengukuran suhu mulut dengan
perlakuan berbeda. Suhu paling tinggi didapatkan saat pengukuran suhu mulut dengan OP
benafas melalui hidung. Hal ini dikarenakan pengaruh lingkungan eksternal tidak terlalu
berpengaruh. Saat OP bernafas melalui mulut didapatkan hasil lebih rendah karena
lingkungan mulut telah dipengaruhi oleh udara saat bernafas melalui mulut. Didapatkan
suhu terendah saat pengukuran dilakuakan dengan perlakuan OP berkumur dengan air es
selama satu menit yang mangakibatkan lingkungan mulut bersuhu rendah sehingga
mempengaruhi pengukuran yang didapatkan.
P.SH.3. Apakah ada perbedaan suhu mulut pada masing-masing tindakan?
Ada
Pengukuran Suhu Ketiak

1. Keringkan ketiak orang perobaan


2. Usahakan supaya maniskus air raksa termometer maksimum terletak dibawah skala dengan
mengayun sentakkan termometer tersebut beberapa kali
3. Suruhlah OP berbaring terlentang
4. Letakkan reservoir termometer klinik di ruang ketiak dan suruhlah OP menjepitnya denga baik
5. Setelah 3 menit baca dan catat suhu ketiak orang percobaan
Hasil

Diskusi
Didapatkan hasil suhu ketiak lebih rendah dari pengukuran suhu di mulut. Hal ini
dikarenakan letak mulut lebih dekat dengan lingkungan internal tubuh sehingga
didapatkanhasil suhu yang lebih tinggi.

P-SH.4. Mengapa ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diukur suhunya?
Karena jika ketiak dalam keadaan lembab atau basah dapat mempengaruhi akurasi
hasil pengukuran suhu pada ketiak tersebut.
P-SH.5. Apakah ada perbedaan Antara suhu ketiak dan suhu mulut? Apa sebabnya?
Ada, letak mulut lebih dekat dengan lingkungan internal tubuh. Seperti yang kita
ketahui bahwa suhu perifer dipengaruhi suhu inti, tentunya kalau suatu tempat lebih dekat
dengan lingkungan internal akan memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan
lingkungan yang letaknya jauh dengan lingkungan internal tubuh.

SUHU TUBUH DAN PENGATURANNYA (KATAK)

1.) LANDASAN TEORI

Manusia biasanya tinggal di lungkungan yang lebih dingin daripada suhu tubuh
mereka tetapi mereka terus-menerus menghasilkan panas secara internal, yang
membantu mempertahankan suhu tubuh. Produksi panas akhirnya

bergantung pada oksidasi

bahan bakar metabolik yang berasal dari makanan. Tidak ada satu suhu tubuh karena suhu
bervariasi dari organ ke organ. Dari sudut pandang termoregulasi, tubuh dapat dianggap sebagai
suatu inti sentral yang dikelilingi oleh selubung luar. Suhu di dalam inti sentral, yang terdiri daro
organ abdomen dan thoraks, susunan saraf pusat, dan otot rangka, umumnya relative konstan. Suhu
inti internal ini berada di bawah regulasi ketat untuk dipertahankan secara homeostatic. Jaringan inti
berfungsi paling baik pada suhu relative konstan sekitar 100 Farhenheit (37,8 Celcius) Semua
penambahan atau kehilangan panas antara tubuh dan lingkungan eksternal harus berlangsung antara
permukaan tubuh dan lingkungannya. Hokum-hukum fisika yang sama yang mengatur pemindahan
panas antara benda-benda mati juga mengontrol perpindahan panas antara permukaan tubuh dan
lingkungan
Tubuh menggunakan empat mekanisme untuk memindahkan panas.

1.) Radiasi adalah emisi energy panas dari permukaan suatu benda hangat dalam bentuk
gelombang elektromagnetik, atau gelombang panas, yang merambat dalam ruang.
2.) Konduksi (hantaran) adalah pemindahan panas antara benda-benda yang berbeda suhunya
yang berkontak langsung satu sama lain, dengan panas mengalir menuruni gradient suhu
dari benda yang lebih hangat ke benda yang lebih dingin melalui pemindahan dari molekul
ke molekul.
3.) Konveksi merujuk kepada pemindahan energy panas oleh arus udara. Sewaktu tubuh
kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekitar yang lebih dingin, udara yang
berkontak langsung dengan kulit menjadi lebih hangat.
4.) Evaporasi (penguapan) adalah metode terakhir pemindahan panas yang digunakan oleh
tubuh, ketika udara menguap dar permukaan kulit, panas yang diperlukan untuk mengubah
air dari keadaan cair menjadi gas diserap dari kulit .
2.) TUJUAN
Tujuan Instruksional Secara Umum
1. Memamhami perbedaan antara antara binatang homolotermik dan poikilotermik
2. Memahami cara mengukur suhu tubuh manusia
3. Memahami cara menetapkan kelembaban relatif udara

Tujuan Perilaku Khusus


1. Menerangkan pengaruh suhu keliling pada suhu keliling pada suhu tubuh binatang
poikilotermik
2. Menerangkan cara pengukuran suhu ketiak dan suhu mulut
3. Menerangkan pengaruh bernapas melalui mulut dan berkumur air es terhadap suhu

4. Menerangkan cara menetapkan kelembaban relative udara dengan menggunakan


thermometer bola basah dan bola kering serta psychrometric chart

3 Alat dan Bahan


1. Kodok
2. Papan fiksasi kodok/katak dan tali
3.Thermometer maksimum
4. Thermometer kimia
5 Alkohol dan kapas
6. Waskom besar
7. Air hangat 200 C sampai 390 C

LANGKAH KPENGARUH SUHU KELILING PADA SUHU TUBUH BINATANG


POIKLOTERMIK
1. Tetapkan suhu ruang dengan thermometer kimia 300 C
2.Ikatkan dengan tali seekor kodok terlentang di atas papan fiksasi
3.Masukkan thermometer kimia tersebut kedalam esophagusnya
4.Baca dan catat suhu kodok setelah 3 menit
5.Dengan thermometer tetap di dalam esofagusnya, benamkan kodok kedalam air es setinggi
lehernya (jaga jangan air es masuk kedalam mulut kodok )
6.Baca dan catat suhunya setelah 3 menit

7.Keluarkan thermometer dari esophagus kodok dan tetapkan suhu air es


8.Keluarkan kodok dari air es dan biarkan ia beberapa menit dalam suhu ruangan sementara itu
sediakan air hangat (+/- 400C )
9.Masukkan kembali thermometer kedalam esophagus kodok, kemudian benamkan kodok kedalam
air hangat setinggi lehernya ( jaga jangan sampai air hangat masuk kedalam mulut kodok )
10.Baca dan catat suhunya setelah 3 menit
HASIL
Suhu Permukaan : 300 C. Suhu permukaan katak : 270 C
Suhu Air Es : 180C 140 C. Suhu Katak dalam rendaman air es : 210 C- 160 C
Suhu Air panas : 200 C- 390 C. Suhu katak dalam rendaman air panas : 200 C-350 C

DISKUSI
Perlakuan yang dilakukan pada katak terbukti mengubah suhu inti katak. Suhu air yang menjadi
rendaman katak mempengaruhi suhu inti katak dengan cara konduksi (hantaran), yaitu pemindahan
panas antara benda-benda yang berbeda suhunya yang berkontak langsung satu sama lain, dengan
panas mengalir menuruni gradient suhu dari benda yang lebih hangat ke benda yang lebih dingin
melalui pemindahan dari molekul ke molekul. Saat katak direndam dengan air es 4C yang lebih
rendah dari suhu inti katak (26C), suhu inti katak menjadi menurun. Dan saat katak direndam
dengan air hangat 40C yang lebih tinggi dari suhu inti katak (26C), suhu inti katak menjadi
meningkat.
PERTANYAAN
1. Mengapa air es tidak boleh masuk kedalam mulut kodok ?
Karena akan membuat pengukuran suhu menjadi bias

2. Apakah ada perbedaan suhu kodok pada waktu dibenamkan dalam air es dan pada waktu
dibenamkan dalam air hangat? Ada, saat dibenamkan di air es suhu kodok menjadi menurun,
dan saat dibenamkan di air hangat suhu kodok menjadi meningka

Syok insulin pada ikan guppy

I.

Topik Praktikum:

II.

Tujuan Praktikum:

Syok Insulin pada Ikan Guppy


Memahami berbagai pengaruh keadaan hipoglikemia terhadap

fungsi otak dan kardiovaskular dan memahami pengaruh keadaan hipoglikemia terhadap
gerakan ikan guppy
III.

Dasar Teori
Seluruh se memerlukan pasokan bahan bakar terus menerus yang digunakan untuk
membentuk ATP sebagai energi. Insulin dan glukagon adalah dua hormone utama yang
mengatur mobilisasi dan penyimpanan bahan bakar. Fungsi keduanya adalahuntuk
memastikan bahwa sel mendapat pasokan glukosa, lemak dan asam amino secara terus
menerus untuk memelihara sel dan membentuk ATP. Insulin dikeluarkan sebagai respon
terhadap ingesti karbohidrat, mendorong penggunaan glukosa sebagai bahan bakar serta
untuk penyimpanan glukosa sebagai glikogen dan lemak. Insulin adalah hormone
anabolic utama tubuh. Selain meningkatkan penyimpanan bahan bakar, insulin juga
meningkatkan sintesis dan pertumbuhan sel. Kadar insulin akan menurun seiring dengan
penyerapan dan penggunaan glukosa oleh jaringan.
Insulin mengawali kerjanya dengan berikatan dengan suatu reseptor di membrane
plasma sel sasaran. Reseptor insulin memiliki dua jenis subunit, yaitu subunit alfa yang
berikatan dengan insulin dan subunit beta yang terentang menembus membrane dan
menonjol kedalam sitisol. Bagian sitosolik subunit beta memiliki aktifitas tirosin kinase.
Sewaktu berikatan dengan insulin, tirosin kinase memfosforilasikan residu tirosin pada
subunit beta serta beberapa enzim lain di sitosol.
Insulin terikat pada protein reseptor spesifik di atas membrane sel dan menigkatkan
transport glukosa ke sel. Hanya sel beta (hepatosit) dan sel SSP yang tidak memerlukan
insulin. Interaksi insulin dengan tempat reseptornya merupakan proses dinamik. Bila
konsentrasi insulin berubah untuk jangka waktu yang lama, maka tempat reseptor yang

tersedia

dan

afinitas

peningkatannya

untuk

molekul,

berkompensasi

untuk

memungkinkan kecepatan transport glukosa yang stabil terus menerus. Sebaliknya, bila
jumlah afinitas reseptor berkurang, maka akan terjadi resistensi insulin.
IV.

Alat dan Bahan


Bahan

Alat
Gelas ukur 100 ml

Air 50 ml

Spuit 1 ml

Lrutan glukosa
Insulin
Ikan Guppy

V.

Cara Kerja

1. Masukkan air sebanyak 50 ml ke dalam gelas ukur beserta seekor ikan guppy
2. Masukkan 1 ul insulin menggunakan spuit setiap 3 menit hingga terjadi perubahan pada ikan
guppy
3. Amati dan catat perubahan yang terjadi, dapat berupa kejang, kehilangan keseimbangan,
melompat tiba-tiba, bahkan koma
4. Segera masukkan 1 ml glukosa 20% ke dalam gelas ukur setiap 3 menit hingga gerakan ikan
guppy kembali normal
VI.

Hasil
TETESAN
INSULIN 1
INSULIN 2
INSULIN 3
INSULIN 4
INSULIN 5
INSULIN 6
INSULIN 7
INSULIN 8
INSULIN 9
INSULIN 10
GLUKOSA 1
GLUKOSA 2
GLUKOSA 3
GLUKOSA 4

GERAKAN
Sangat aktif
Sangat aktif
Masih aktif
Masih aktif
Masih aktif
Masih aktif
Masih aktif
Agak menurun
Mulai lemah
Semakin lemah
Mulai aktif
Aktif
Aktif
Aktif

VII.

Diskusi
Berdasarkan teori bahwa pemberian insulin pada ikan guppy menyebabkan glukosa yang
ada dalam darah akan diubah menjadi glikogen oleh insulin. Glikogen tersebut akan
disimpan di dalam hati dan otot. Hal ini dapat menyebabkan dua dampak yang berbeda,
tergantung dengan kondisi ikan tersebut. Kondisi pertama yang muncul adalah ikan lebih
agresif, karena ikan mengalami stress dan kejang. Setelah ditetesi beberapa kali, dampak
kedua yang muncul adalah ikan menjadi lemas, kurang aktif dan berakhir koma. Hal ini
disebabkan karena, kadar glukosa dalam darah ikan tersebut menurun secara drastis
sehingga ikan tidak memiliki energy untuk bergerak. Bila hal ini terus terjadi, maka ikan
akan mengalami kematian. Peristiwa kurangnya kadar glukosa dalam darah adalah
hipoglikemia. Hipoglikemia dapat berdampak buruk pada kerja otak dan jaringan
lainnya yang akan berujung pada kematian. Hal ini disebabkan karena otak hanya dapat
menggunakan energy dalam bentuk glukosa, dan 80% pasokan glukosa tiap harinya akan
diberikan untuk otak. Jika otak kekurangan glukosa, maka meknisme kerja tubuh akan
terganggu.
Disaat ikan dalam keadaan koma, maka diberikanlah larutan glukosa kedalam air
yang berisi ikan tersebut. Pemberian glukosa itu dapat meningkatkan kadar glukosa
dalam darah. Peningkatan kadar glukosa dalam darah. Peningkatan kadar glukosa dalam

darah menyebabkan ikan tersebut memiliki energy kembali untuk bergerak sampai
akhirnya ikan tersebut dapat bergerak secara normal kembali.

DAFTAR PUSTAKA
1.) Marks, Dawn B. dkk. Marks, Dawn B. dkk.2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta :
EGC
2.) https://www.scribd.com/doc/187411755/Laporan-Praktikum-Faal-Meten-Kelompok-1

Anda mungkin juga menyukai