Disusun Oleh :
1. Zidiq Syaifuddin Aji
08302241033
08302241034
08302241035
08302241037
B. Tujuan
1 buah
Sumbat erlenmeyer
1 buah
50 cm
1 buah
1 buah
1 dos
secukupnya
Gula pasir
500 gr
D. Cara Kerja :
Percobaan yang dilakukan dengan perlakuan fermipan + air panas 40oC + gula pasir.
1.
2.
Atur suhu air panas yang telah disediakan agar bisa mencapai suhu 40oC.
Mengaturnya dengan cara menambahkan air dingin agar bisa tercapai suhu 40oC.
3.
Setelah air telah mencapai suhu yang diinginkan, masukkan ke dalam erlenmeyer
yang telah berisi air panas 40oC sebanyak 100 cc. Tambahkan gula pasir
secukupnya ke dalam erlenmeyer tersebut. Aduk pelan-pelan sampai rata.
4.
Segera tutuplah erlenmeyer dengan sumbat karet yang telah diberi selang kecil.
Ujung selang yang lain masukkan ke dalam tabung reaksi terbalik yang penuh
berisi air dalam beker gelas penuh air. Perhatian : selang yang berada dalam
erlenmeyer jangan sampai tercelup air.
5.
6.
7.
8.
Massa gula ( g )
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
2
2
2
Massa
fermipan( g )
3
3
3
3
3
3
3
waktu ( s )
suhu ( C )
1020
672
865
540
471
589
normal
normal
normal
normal
30
40
50
BANYAK
GELEMBUNG
5
3 gel menit-1
12
20
2.5 gel menit-1
13
F. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan kali ini adalah untuk mengetahui gejela-gejala
terjadinya respirasi pada mikroba dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap respirasi mikroba. Pada percobaan yang dilakukan kali ini kita
menggunakan perlakuan air panas yang ditambah dengan fermipan dan ditambah
dengan gula secukupnya. Konsentrasi substrat (yang dipengaruhi oleh gula pasir) dan
suhu (dipakainya air panas) adalah 2 variabel yang digunakan sebagai faktor yang
mempengaruhi kecepatan respirasi mikroba.
Setelah mencampurkan ketiga bahan tersebut, segeralah tutup erlenmeyer
dengan sumbat karet yang telah diberi selang. Kemudian dihubungkan ke tabung
reaksi terbalik yang telah diisi air dan ditempatkan dalam beker gelas yang telah terisi
oleh air. Amatilah peristiwa apa yang terjadi dari percobaan tadi. Kemudian catat dan
bahas hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Pada percobaan kali ini kita memfokuskan pada respirasi mikroba.
Sebelumnya kita harus mengetahui apakah respirasi itu terlebih dahulu. Respirasi
adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik
menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah
reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap
lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton
(http://id.shvoong.com/exact-sciences/1663623-fermentasi/).
Pada percobaan yang telah dilakukan kita dapat mengamati gejela-gejala yang
timbul yang merupakan terjadinya respirasi pada mikroba. Pada menit ketiga kita
melihat timbul atau terjadi gelembung-gelembung udara yang keluar dari selang
erlenmeyer menuju selang yang terhubung ke dalam tabung reaksi terbalik.
Gelembung-gelembung tersebut timbul akibat dari respirasi yang sedang dilakukan
oleh mikroba yang ada di dalam erlenmeyer. Selang yang berada pada erlenmeyer
dilarang menyentuh larutan. Hal ini disebabkan karena agar udara hasil respirasi yang
dilakukan mikroba tersebut dapat keluar dan melalui selang. Apabila selang tercelup
ke dalam larutan maka kita tidak dapat mengamati respirasi yang terjadi tersebut.
Karena udara hasil respirasi yang berupa karbodioksida (CO 2) tidak dapat naik dan
melalui selang hingga akhirnya menyebabkan timbulnya gelembung yang dapat kita
amati.
Banyaknya gelembung yang teramati tiap menitnya selalu bertambah. Itu
menandakan semakin lama, laju respirasinya semakin cepat. Dan dari data yang telah
didapat, laju respirasi dari percobaan yang diberi perlakuan dengan air panas
menunjukkan laju respirasi yang lebih cepat dibandingkan dengan yang
menggunakan air dingin. Salah satu faktor yang menyebabkan laju respirasi semakin
cepat adalah suhu. Dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing
spesies (www.indoskripsi.com/respirasi). Namun pada percobaan kali ini pada suhu
50 C waktu yang diperlukan semakin lama, kemungkinan hal ini disebabkan oleh
suhu tersebut telah melewati suhu optimal mikroba atau kesalahan pada praktikum
( seperti kebocoran selang penghubung ).
Selain itu semakin tinggi konsentrasi
Gejala-gejala yang timbul akibat dari respirasi mikroba yang teramati dari
percobaan adalah timbulnya gelembung-gelembung udara. Gelembung udara
tersebut menandakan karbondioksida yang dilepaskan pada respirasi mikroba
yang dimati.
2.
Faktor-faktor yang memepengaruhi laju respirasi mikroba antara lain adalah suhu
dan konsentrasi substrat. Semakin tinggi suhu, semakin cepat pula laju
respirasinya. Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin cepat pula laju
reaksinya.
H. Daftar Pustaka
Tim Biologi Umum Jurusan Pendidikan Fisika.2008.Petunjuk Praktikum Biologi
Umum Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY.Yogyakarta :
FMIPA UNY
http://www.crayonpedia.org/mw/Respirasi_Sel_12.1
(date:19 November 2008, time:09.15)
http://ptp2007.wordpress.com/2007/10/08/fermentasi/
(date:15 November 2008. time: 10.32)
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1663623-fermentasi/
(date:15 November 2008. time: 10.33)
www.indoskripsi.com/respirasi
(date:19 November 2008. time: 09.32)
900
1
1020
2
672
3
865
30
540
40
471
50
589