Anda di halaman 1dari 15

NARSISME dalam KEPEMIMPINAN

Narsis, sebuah istilah yang mulai sering saya dengar kira-kira 1,5 tahun yang
lalu karena saya agak kurang gaul, sehingga telat mengenal istilah-istilah seperti
itu, walaupun sebenarnya bukan istilah baru.
Sering temen-temen bilang tuh orang narsis banget ketika melihat gambar atau
foto seseorang yang di cakep-cakepin atau digagah-gagahin atau semacam
itulah kira-kiraKemudian akhirnya saya memiliki pemahaman bahwa istilah
narsis itu digunakan untuk memberikan sebutan kepada seseorang yang suka
menonjolkan dirinya lewat penggambaran yang seolah-olah menjadi orang yang
paling...
Ternyata pemahaman saya tersebut tidak sepenuhnya benar, walaupun juga
tidak salah. Setelah saya buka kamus, ternyata istilah narsis yang sering saya
denger itu berasal dari kata narcissism yang berarti suka membanggakan diri
sendiri. Memang secara nyata sifat narsis tidak hanya sebatas pada tampilan
foto/gambar yang di cakep-cakepin.. saja, tetapi jauh lebih luas dari itu dan
menyentuh pada aspek psikologis manusia. Namun orang yang suka berfoto
dengan pose yang dibuat-buat biar kelihatan seolah-olah paling keren seperti
yang dipasang di profile facebook juga termasuk salah satu bentuk perilaku
narsis.
Setelah saya baca-baca berbagai artikel, ternyata istilah narsis (narcissism)
diambil dari sebuah mitologi yunani dimana seorang kesatria yang bernama
Narcissus ( - NARKISSOS) dan parasnya elok bukan main suka
memuja dirinya sendiri dan banyak menolak cinta secara kejam dari para wanita
yang mencintainya. Sampai suatu saat dia menolak cinta Echo, yang
menyebabkan Echo patah hati, dan Narcissus dikutuk sehingga jatuh cinta pada
bayangannya sendiri di air kolam .Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya,
sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga
narcissus yang saya sendiri juga ndak tahu bentuknya.
Istilah "Narsisme" (dengan mengambil kisah Narcissus) pertama kali digunakan
dalam psikologi oleh psikiater Austria Sigmund Freud pada tahun 1890-an untuk
menggambarkan sifat manusia yang sangat senang mengagumi/melebihlebihkan dirinya sendiri. Narsisme adalah salah satu bentuk kesombongan
manusia dan beberapa pakar psikoanalis mengkategorikan sifat ini sebagai
sebuah penyimpangan psikologis pada manusia.
Berbagai karakteristik kepribadian telah dikaitkan dengan narsis. Sebagai
contoh, narsis sering didefinisikan sebagai sibuk dengan mimpi-mimpi
kesuksesan, kekuasaan, keindahan, dan kecemerlangan serta mencari perhatian
dan kekaguman dari orang lain. Berkaitan dengan hal itu, ancaman terhadap
harga diri orang yang narsis sering diikuti dengan perasaan marah, tertantang,
malu, dan terhina. Seorang narsis juga cenderung lebih memikirkan hak yang

harus mereka terima tanpa memikirkan tanggung jawab yang harus dipikul.
Menurut American Psychiatric Association, orang yang narsis rentan terhadap
kemarahan, rasa malu, rendah diri, dan penghinaan saat mereka dikritik oleh
orang lain.
Orang yang memiliki sifat narsis senang melakukan glorifikasi diri yang biasanya
diikuti oleh proses psikologis sebaliknya yakni demonisasi (penyetanan orang
lain). Contoh perilaku ini paling gampang ditemukan pada saat menjelang pemilu
legislatif dimana semua calon berlomba-lomba memasang gambar dirinya
dengan berbagai slogan di setiap tempat. Mereka berlomba-lomba untuk
mengatakan bahwa dirinyalah yang paling baik, paling pantas dipilih. Artinya,
caleg yang memuliakan dirinya secara berlebihan telah "menyetankan" caleg
lainnya. Mereka melakukan itu dengan menghabiskan biaya yang tidak sedikit,
dan kemudian ketika akhirnya tidak terpilih, yang muncul adalah kekecewaan,
kemarahan, ke-malu-an dan perasaan terhina, yang ujung-ujungnya terjadi
stress atau depresi sehingga menuh-menuhin RSJ.
Sebagai sebuah penyimpangan perilaku psikologis, sifat narsis ini juga perlu
diwaspadai oleh mereka-mereka yang menjadi atau bercita-cita menjadi
pemimpin, karena perilaku seperti ini akan sangat mempengaruhi proses
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Makanya temen2 yang
merupakan calon-calon pimpinan TNI masa depan jangan suka narsis di
facebook.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh para pakar psikologi, disimpulkan
bahwa individu-individu yang memiliki kepribadian narsistik akan membawa
dampak yang mendalam atas jalannya sebuah organisasi. Sebagai contoh, para
manajer dan supervisor narsistik mungkin memiliki masalah dalam berinteraksi
dengan rekan kerja, serta berkomunikasi dengan tingkat yang lebih rendah dan
unsur pelaksana. Perilaku seperti itu dapat menyebabkan kurangnya efektifnya
proses dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Senada dengan hal tersebut, seorang pemimpin yang mempromosikan visi yang
berlebihan dan tidak realistis dapat menyebabkan anggota organisasi kesulitan
untuk memahami dan merealisasikannya. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan
sebuah organisasi tidak hanya lambat dalam mencapai tujuan tertentu, tetapi
mungkin dapat membawa kerugian yang lainnya.
Disamping itu, karena kesombongan yang dimiliki, perasaan untuk selalu
mendapatkan pelayanan khusus, kurangnya kepedulian terhadap orang lain,
serta keinginannya untuk tetap menjadi pusat perhatian, seorang pemimpin yang
narsis akan merasa sulit untuk bekerja secara efektif dalam tim (Lubit, 2002).
Akhirnya, pemimpin yang narsis tidak hanya melakukan pekerjaan yang buruk
pada mengembangkan orang, tetapi mereka mengasingkan bawahan sebagai
akibat dari devaluasi mereka terhadap orang lain, memaksakan cara mereka
sendiri, kurang empati, dan ingin selalu mengeksploitasi orang lain.

Beberapa pakar psikologis telah mencoba mengkaitkan perilaku narsis ini


dengan gaya kepemimpinan yang kharismatik. Ternyata keduanya memiliki
keterkaitan, walaupun tidak sepenuhnya sama. Menurut teori kepemimpinan,
pemimpin yang kharismatik akan lebih mudah menciptakan ikatan emosional
dengan anakbuahnya. Anak buah akan mudah terinspirasi secara antusias untuk
memberikan ketaatan, kesetiaan, komitmen, dan pengabdian kepada pemimpin
dan menyerahkan semua keputusan kepada sang pemimpin karena dianggap
segala yang ada pada diri pemimpin sudah mampu mewakili. Menurut Conger
dan Kanungo (1994) pemimpin karismatik berbeda dari pemimpin lain karena
kemampuan mereka untuk merumuskan dan mengartikulasikan sebuah visi dan
inspirasi perilaku dan tindakan yang menumbuhkan kesan bahwa mereka
memiliki misi yang luar biasa.
Nadler dan Tushman (1990) juga melihat seorang pemimpin yang kharismatik
sebagai seseorang dengan visi (yaitu, mengartikulasikan sebuah visi,
menetapkan harapan yang tinggi, dan pemodelan perilaku konsisten), sebuah
energizer (yaitu, menunjukkan kegembiraan pribadi, mengungkapkan keyakinan
pribadi , dan mencari, menemukan, dan meraih sukses), dan akhirnya,
pendukung (yaitu, mengekspresikan dukungan pribadi, berempati, dan
mengekspresikan kepercayaan orang). Dalam situasi krisis, sebuah gaya
kepemimpinan karismatik dapat meningkatkan respons organisasi untuk kembali
ke keadaan operasi normal. Namun, di sisi lain, sebuah gaya kepemimpinan
karismatik juga dapat membuahkan bencana bagi karyawan dan organisasi yang
tertimpa masalah (Conger & Kanungo, 1998).
Dalam kaitannya dengan perilaku narsis, para pemimpin karismatik dapat rentan
terhadap narsisme ekstrem, yang dapat membawa mereka untuk memposisikan
diri secara berlebihan. "perilaku pemimpin dapat menjadi berlebihan, kehilangan
hubungan dengan realitas, atau menjadi kendaraan untuk keuntungan pribadi
murni" (Conger & Kanungo, hal 211). Lebih jauh lagi, narsisme dapat
menyebabkan pemimpin karismatik melebih-lebihkan kemampuan mereka dan
meremehkan peran serta keterampilan orang lain. Akhirnya, para pemimpin
narsistik, yang memiliki perasaan sebagai orang yang paling penting, ditambah
dengan kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian, akan sering mengabaikan
sudut pandang orang lain dalam organisasi, serta pengembangan kemampuan
kepemimpinan bagi pengikutnya. Perilaku seperti itu tidak hanya membahayakan
diri pemimpin itu sendiri, tetapi juga anakbuah, karyawan perusahaan, serta
organisasi yang dipimpinnya.
Sebagai kesimpulan, saya menyarankan kepada rekan-rekan saya, para calon
pimpinan TNI masa depan. Belajarlah mulai dari sekarang untuk tidak
berperilaku narsis. Penghargaan, rasa hormat, respek, loyalitas dan sejenisnya
tidak harus didapatkan dari orang lain dengan cara-cara yang narsis, cara-cara
yang melebih-melebihkan diri sendiri seolah-olah kita ini adalah orang yang
paling... Mari kita raih semua itu dengan karya nyata, tidak dengan kepurapuraan. Mari kita kikis secara perlahan-lahan kultur yang terlalu mendewa-

dewakan tampilan luar sehingga seringkali melupakan inner quality yang lebih
substansial untuk diperhitungkan. Janganlah kita bawa arah organisasi ini sesuai
dengan keinginan kita (atau suka-suka kita) yang memimpin, tetapi mari kita
bawa ke arah yang seharusnya, sesuai dengan norma-norma kehidupan
organisasi yang benar karena TNI bukanlah punya kita yang kebetulan
memimpin. TNI adalah punya rakyat dan rakyatlah yang sebenarnya memiliki
hak untuk menentukan arah jalannya organisasi TNI. Kita hanya mengemudikan
ke arah dikehendaki oleh rakyat sambil membenahi semua perangkat yang
sudah mulai rusak dan ketinggalan jaman.

PEMIMPIN KHARISMATIK ATAU DEMOKRASI

Dalam retorika politik Indonesia dewasa ini, baik pada tingkat pusat atau daerah
semisal NTB masih sering terdengar keinginan atau harapan akan adanya pemimpin
daerah seperti gubernur yang kharismatik atau yang bisa menjadi panutan. Istilah
pemimpin kharismatik akhir-akhir ini dipakai secara luas. Di masa lalu ia kadangkadang dipakai untuk Gandhi, Lenin, Hitler, dan Rosevelt.
Sekarang hampir setiap pemimpin dengan daya tarik yang sangat populer
disebut pemimpin kharismatik, seperti misalnya tokoh agama. Max Weber,
seorang sosiolog besar menganalisis suatu kharisma melalui hubungan darah,
keturunan dan institusi. Selanjutnya ia mengatakan bahwa kharisma adalah
kualitas tertentu dari seorang individu yang karenanya ia berbeda jauh dari
orang-orang biasa dan dianggap memiliki kekuatan atau sifat supranatural.
Kualitas ini dianggap tidak bisa dimiliki oleh orang biasa dan atas dasar itu
individu yang bersangkutan diperlakukan sebagai pemimpin yang memiliki
kekuasaan. Dalam proses selanjutnya pemimpin ini menjadi seorang panutan,

sehingga kecil kemungkinan dia akan melakukan kesalahan. Dalam kenyataan di


Indonesia pemimpin kharismatik mungkin mencapai integrasi politik baru.
Sebenarnya memperlakukan seseorang menjadi panutan adalah mengandaikan
orang tersebut memiliki kualifikasi moral diatas rata-rata, yang melampaui moral
orang kebanyakan. Orang dengan kualifikasi seperti ini tidak sama dengan orang
lain, dan karena ia memiliki kelebihan-kelebihan moral maka ia juga memiliki
kewajiban yang lebih dari orang kebanyakan, termasuk di dalamnya adalah
memberikan teladan hidup. Paham ini sangat mungkin berasal dari masa
aristokrasi. Paham ini berbeda dalam sistem demokrasi yang bertolak dari ide
tentang persamaan setiap orang. Aspek persamaan yang sering ditekankan
dalam diskusi politik adalah persamaan di depan hukum, yaitu ketetapan bahwa
setiap orang yang melakukan kesalahan yang sama harus dihukum dengan
hukuman yang sama, walaupun mereka berasal dari status sosial yang berbeda.
Walaupun demokrasi mengakui adanya persamaan dalam hukum, akan tetapi
demokrasi tidak mengandaikan adanya persamaan moralitas diantara setiap
orang, setiap orang dengan kapasitas moral dan kebaikan yang berbeda dapat
jatuh dalam kesalahan yang sama, dan justru kapasitas dalam melakukan
kesalahan itu lebih besar pada orang yang mempunyai kekuasaan di tangannya.
Prinsip dalam politik adalah power tends to corrupt, bahwa semakin besar
kekuasaan semakin besar pula kecenderungan kekuasaan tersebut dalam
melakukan penyelewengan.
Dalam sistem aristokrasi diandaikan bahwa semakin tinggi status sosial
seseorang semakin tinggi pula moral kebajikan orang tersebut, akan tetapi dalam
sistem demokrasi semakin tinggi kekuasaan seseorang maka akan semakin
besar kesempatan dalam melakukan penyelewengan. Karena itulah dalam
demokrasi tidak diharapkan bahwa pemimpin politik haruslah seorang panutan
sebagaimana berlaku dalam kehidupan beragama misalnya. Secara demokratis
pemimpin yang baik hanya perlu tunduk pada pengawasan publik, baik melalui
hukum yang berlaku, maupun kontrol sosial oleh para warga. Terhadap godaan
penyelewengan kekuasaan, kita tidak mengharapkan bahwa seorang pemimpin
akan demikian teguh hatinya dan demikian saleh jiwanya sehingga sanggup
mengatasi godaan penyelewengan kekuasaan tersebut. Demokrasi
mengandaikan bahwa seorang pemimpin menjadi baik dan benar karena dia
terhindar dari penyelewengan berkat pengawasan, yaitu pengawasan oleh
orang-orang yang dipimpinnya. Disini pemimpin menjadi baik dan benar bukan
karena keunggulan pribadinya, tetapi karena dia dikekang oleh pengawasan
rakyatnya. Dalam demokrasi, seorang pemimpin yang tidak menyelewengkan
kekuasaan karena takut pada pengawasan, adalah pemimpin yang baik dan dia
tidak perlu berusaha menjual tampang bahwa dia tidak tertarik untuk
menyalahkan kekuasaannya.
Kalau demokrasi sebagai sistem politik mengandaikan bahwa pemerintahan
harus berasal dari rakyat, dijalankan oleh rakyat untuk kepentingan rakyat, maka
pemimpin yang demokratis adalah seseorang yang berasal dari rakyat, bukan

karena faktor darah atau keturunan. Akhirnya kita tidak hanya berharap
pemimpin yang kharismatik tetapi lebih daripada itu kita mengharapkan
pemimpin yang demokratis. Atau pemimpin yang kharismatik sekaligus
demokratis?

Menjadi pemimpin kharismatik


Anda mungkin pernah menemukan pemimpin yang begitu memukau anda. Kalau mereka
bicara, kita terpesona oleh kata-kata mereka dan tertarik oleh argumentasi mereka yang
kita tidak mampu membantahnya.

Mereka agaknya memiliki energi yang sulit dijelaskan dan mampu memberikan inspirasi
dan motivasi pada diri kita. Mereka mampu menyentuh getar emosi kita melebihi pikiran
rasional kita.
Banyak hal terjadi kalau mereka ada di sekitar kita. Tiba-tiba ada perubahan. Tiba-tiba
kita mau melaksanakan yang mereka anjurkan tanpa terlalu banyak protes. Tiba-tiba kita
merasa bangga hanya dekat dengan pemimpin itu. Kita mungkin juga bekerja demikian
keras agar kita bisa melampaui harapan pemimpin itu.
Di atas segalanya, kita digerakkan oleh mereka, dan sering, kita jadi pengikut mereka.
Apa inti kekuatan mereka? Karisma. Ya inilah penyebabnya. Tapi ketika kita berusaha
mengungkap karisma itu, dan berusaha menirunya, kita mengalami kesulitan.
Pelatihan ini akan membongkar secara tuntas apa saja yang membuat pemimpin menjadi
pemimpin karismatik. Dengan berbagai riset yang intensif, rahasia pemimpin karismatik
telah terungkap tuntas. Ternyata siapa pun bisa menjadi orang karismatik, asal tahu
caranyaDengan mengikuti pelatihan ini, anda akan menemukan taktik, dan strategi
yang bisa anda terapkan sehingga anda bisa menjadi seorang yang karismatik atau
menjadi pemimpin karismatik.
Mengapa harus karismatik? Karena dengan menjadi karismatik, anda akan menjadi pusat
perhatian orang. Kata-kata anda dituruti orang. Jika anda penjual, penjualan akan mudah.
Jika anda dosen, kata-kata anda akan didengar mahasiswa. Jika anda pemimpin, bawahan
anda akan patuh dengan sepenuh hati kepada anda

Artikel kali ini membahas tentang kepemimpinan yang menurut saya membutuhkan
interaksi antara pimpinan dan bawahan. Dengan kharismatik bawahan akan merasa
nyaman anda pimpin dan menuruti arahan anda. Dalam teori kepemimpinan ada 3 jenis
kepemimpinan, yaitu :
1. Modern Choice Approach to Participation (Vroom & Yetton)
Model ini mengarah kepada pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan
yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu.Menurut teori ini, gaya kepemimpinan
yang tepatditentukan oleh corak persoalan yang dihadapioleh macam keputusanyang
harus diambil. Ada tiga perangkat parameter yang penting dalam gaya kepemimpinan
teori ini, yaitu klasifikasi gaya kepemimpinan, kriteria efektifitas keputusan, kriteria
penemukenalan jenis situasi pemecahan persoalan.
2. Contingensi of Leadership (Fiedler)
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada
situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.
Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari
hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan
bawahannya. Perilaku bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpnan
situasional, karena bukan saja bawahan sebagai individu bisa menerima atau menolak
pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok, bawahan dapat menentukan kekuatan
pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.Model ini menyatakan bahwa keefektifan suatu
kelompok bergantung pada hubungan dan interaksi pemimpin dengan bawahannya, dan
sejauh mana pemimpin mengendalikan dan mempengaruhi situasi.
3. Path-Goal Theory
Dasar dari teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu
anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau
keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan
kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Model ini menganjurkan bahwa
kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar, yaitu memberi kejelasan alur dan
meningkatkan jumlah hasil (reward) bawahannya.

Rahasia Bill Gate Dalam Memimpin Microsoft


William Hendry Gates III lahir pada tahun 1955, anak kedua dari tiga bersaudara dalam
keadaan sosialnya terkemuka di Seattle, Washington. Ayahnya seorang pengacara
dengan perusahaan yang punya banyak koneksi di kota dan ibunya seorang guru, yang
aktif dalam kegiatan amal. Bill seorang anak yang cerdas, tetapi dia terlalu penuh
semangat dan cenderung sering mendapat masalah atau kesulitan di sekolah. Ketika dia
berumur sebelas tahun, orang tuanya memutuskan untuk membuat perubahan dan
mengirimnya ke Lakeside School, sebuah sekolah dasar yang bergengsi khusus bagi anak
laki-laki.
Di Lakeside itulah pada tahun 1968 Gates untuk pertama kalinya diperkenalkan
dengan dunia komputer, dalam bentuk mesin teletype yang dihubungkan dengan

telepon ke sebuah komputer pembagianwaktu. Mesin ini, yang disebut ASR-33,


keadaanya masih pasaran. Pada intinya ini sebuah mesin ketik yang selanjutnya
siswa bisa memasukkan perintah yang dikirimkan keoada komputer; jawaban
kembali diketik ke gulungan kertas pada teletype. Proses ini merepotkan, tetapi
mengubah kehidupan Gates. Dia dengan cepat menguasai BASIC, bahasa
pemrograman komputer, dan bersama dengan para hacker yang belajar sendiri
di Lakeside, dia melewatkan waktu ber-jam-jam menulis program, melakukan
permainan, dan secara umum mempelajari banyak hal tentang komputer.
Dengan seorang temannya, Paul Allen yang juga berasal dari Seattle dan
mempunyai antusiasme yang sama, pada tahun 1975 Gates menulis sebuah
versi bahasa komputer BASIC untuk PC generasi awal, MITS Altair. Sukses
melakukan hal itu, Gates dan Allen segera mendirikan Microsoft ( pada awalnya
bernama Micro-Soft ). Pada tahun 1977, Gates meninggalkan perguruan tinggi
dan memfokuskan diri pada industri perangkat lunak yang masih baru.
Terobosan bagi duet ini terjadi di tahun 1980 saat dua eksekutif IBM
mengunjungi Microsoft dan memberikan proyek BASIC untuk PC terbaru
keluaran IBM.
Semua kekayaan Microsoft tidaklah berasal dari hasil kerja BASIC, tetapi dari
kebutuhan IBM yang lain, yaitu sisitem operasi perangkat lunak untuk PC
mereka. Dengan berani, Gates mengajukan tawaran untuk kontrak tersebut. Ia
kemudian mendekati sebuah perusahaan perangkat lunak lainnya dan membeli
sistem operasi bernama Q-DOS ( Quick dan Dirty Operating System ).
Selanjutnya, Gates dan Allen memodifikasi sistem operasi tersebut dan
mengadaptasinya untuk kebutuhan IBM. Q-DOS diubah namanya menjadi MSDOS ( Microsoft Disk Operating System ), lalu dijual ke IBM dengan harga yang
relatif murah, mengalahkan harga tawaran perusahaan software saingan. QDOS yang dibeli Gates hanya 50,000 dolar, membuka jalan Microsoft untuk
mendapatkan miliaran dolar. Ini terutama karena IBM sangat meremehkan
potensi pasar PC dan menandatangani kontrak yang membiarkan Microsoft
untuk menjual softwarenya kepada pembuat PC yang lain. Saat permintaan
akan PC melonjak tajam, yang mengejutkan para eksekutif IBM, masa depan
Microsoft yang kaya raya sudah bisa dipastikan.
Gates melindungi Microsoft dengan segala upaya, anatara lain dengan
melakukan kerjsama dengan IBM dalam pengembangan sebuah operating
sistem baru bernama OS/2. Saat ekesekutif IBM berusaha untuk membubarkan
kemitraan OS/2, Gates terselamatkan pada saat makan siang bersama dengan
CEO John Akers pada bulan Juni 1986.
Tiga tahun lebih sedikit, perang antara IBM dan Microsoft mulai terbuka. Pada
tahun 1990, Gates menang mudah dengan diluncurkannya Windows 3.0.
menggunakan teknik yang sama dengan teknik yang menjadikan Apple
Macintosh begitu populer dengan graphic icons dan pull down menus, Windows
3.0 terjual satu juta kopi perbulan pada tahun 1993. Produk Microsoft ini

memberikan akses yang lebih banyak ke berbagai aplikasi perangkat lunak


kepada pemakai komputer dan membuka gerbang peluang baru untuk Gates.
Sekanr Microsoft dapat menulis dan menjual program aplikasi sama sekali baru
untuk digunakan dengan Windows.
Produk seperti Word, sebuah pemrograman word-processor, dan spread sheet
Excel menjadi sama dominasinya dengan MS-DOS dan Windows, meyerap 90%
pasar sistem operasi untuk PC. Tetapi, Gates terus menekankan dengan
mengeluarkan produk-produk baru Windows NT, produk yang lebih kuat dan
membidik pasar kalangan perusahaan, mucul pada tahun 1993. Sama seperti
viersi Windows awal, Windows NT mempunyai sejulah cacat program yang
serius. Tetapi pendekatan Gates selalu luncurkan produk lebih dahulu,
perbaikan kemudian, secara radikal jika perlu.
Kesuksesan Windows 3.0 juga merembet pada kesuksesan NT. Penjualan dan
julah karyawan Microsoft melonjak, dan keuntungan serta harga saham pun
meningkat. Setiap kenaikan harga saham memunculkan seorang miliuner baru
dalam tubuh Microsoft. Namun, kekayaan seluruh karyawan tidaklah seberapa
dibandingkan dengan harga yang mengalir deras ke kantong Gates.
Reputasinya sebagai seorang jenius teknologi dan seorang pengusaha
cemerlang, ditelan oleh statusnya sendiri yang tak tertandingi sebagai manusia
terkaya di dunia.
Sentimentil publik menentang Gates karena kesuksesannya yang terlalu besar.
Sebagaian orang mungkin gerah melihat hartanya yang luar biasa, atau
membencinya karena menganggap mulimiliuner ini tidak begitu murah hati
berbagi kekayaan. Dalam industri komputer sendiri, kemampuan Microsoft
menghancurkan sangan-saingannya dan dominasinya dalam menentukan
perjanjian kerjasama dengan manufaktur PC menimbulkan lebih dari sekedar
rasa iri. Perusahaan-perusahaan lain kuatir akan laba dan prospek mereka,
sementra Micosoft terus memperluas produk dan ambisinya. Sedangkan para
pembeli PC sudah sewajarnya dengan senang hati menerima perangkat lunak
Microsoft satu paket dalam komputer yang mereka beli karena memang inilah
fakta kehidupan.
Tetapi banyak techies yang merasa bahwa Gates terlalu restriktif dan
kekuatannya sangat besar. Kekuasannya atas teknologi dinilai memperlambat
kemajuan penting dan menjerumuskan users ke dalam upgarde berbiaya tinggi
untuk memakai sistem yang sebenarnya sudah usang. Suasana semacam ini
mengarah pada permusuhan terbuka dan diekspresikan dengan berbagai cara.
Linux dikuasai oleh para techies sebagai jawaban atas impian anti Gates.
Sejumlah perusahaan juga menggunakan Linux. Linux menjadi sejata baru
Gates dalam perangnya melawan otoritas antimonopoli. Gates berpendapat
bahwa Micosoft tidak dapat dinyatakan sebagai perusahaan yang melakukan
monopoli karena kompetisi sekarang jauh lebih keras dari sebelumnya dan para

pelanggan juga menikmati penuruanan harga dan produk berkonerja tinggi.


Sebagai akibat dari pengadilan antimonopoli ini, Gates terpaksa harus lebih
sering tampili di depan publik daripada sebelumnya. Selanjutnya Gates dan
isterinya memutuskan untuk mendirikan lembaga sosial raksasa yang
mengontrol dan mendistribusikan tumpukan kekayaan mereka dan berharap
dapat mengubah opini publik agar memihak Gates dan Microsoft.
Gates juga melakukan reorganisasi besar-besaran di dalam tubuh Microsoft
untuk lebih banyak mendelegasikan kewenangannya sambil terus mengarahkan
perubahan besar strateginya menuju internet. Dan satu hal yang tetap penting
bagi Gates; terus melakukan pekerjaan yang dicintainya dalam industri yang
lebih dari manusia manapun telah lama dikuasainya.
Gates menjalankan Microsoft mengungkapkan 10 ( sepuluh ) rahasia suksesnya,
berikut langkah-langkahnya :
1. Ada ditempat yang tepat pada waktu yang tepat
Di era pekerjaan pengetahuan, pengetahuan teknis dan kreativitas adalah asetaset baru korporat. Kombinasi hal-hal ini dengan naluri bisnis dan sifat kompetitif
yang teramat tinggi dan anda akan memperoleh mahluk yangsangat langkah.
Bill Gates memang mahluk langkah. Tetapi keberuntungan besar
mengangkatnya sedemikian rupa sehingga bakat-bakatnya bisa berkembang.
2. Jatuh cinta pada teknologi
Bill Gates punya kisah cinta seumur hidup dengan komputer pribadi. Sejak awal,
Gates dan Paul Allen, melihat bahwa komputer pribadi akan merubah
segalanya. Keduanya berbincang sampai larut malam tentang wajah dunia
pasca komputer pribadi. Mereka tak pernah meragukan kalau revolusi akan
tiba. Revolusi adalah butir iman yang dianut Microsoft, dan mereka akan
menulis perangkat lunak ketika revolusi itu berjalan.
3. Tak kenal ampun
Gates adalah kompetitor yang sengit. Jika punya keinginan, dia akan berusaha
keras untuk menggapainya. Ini membuatnya menjadi lawan yang sungguh
tangguh. Dia terus terang tentag hal ini dan berbicara tentang cara
menghancurkan kompetisi secara terbuka.
4. Pekerjakan orang-orang yang teramat cerdas
Gates terus mencari dan mempekerjakan orang-orang tercerdas di industri
komputer. Ini adalah startegi yang sengaja dibuat dan salah satu strategi yang
akan menjamin perusahaan sanggup menarik talenta terbaik. Sebagaian orang
menuduh Gates bersikap elitis, tetapi dia adalah salah satu pelaku bisnis yang
benar-benar memahami modal intelektual.
5. Belajar bertahan hidup

Dalam bentuk Microsoft, Bill Gates berhasil menciptakan mesin pembelajaran


yang rakus. Perusahaan itu, dia percaya dari simbol sebuah organisasi yang
cerdas dan satu-satunya jalan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang
sama. Para kompetitor tak begitu hati-hati. Dengan cara memanfaatkan
kesalahan orang lain, perusahaannya menjadi makmur.
6. Jangan harapkan terima kasih
Jika ada pelajaran pahit untuk Bill Gates itu adalah ketenaran dan ketidak
tenaran tak bisa dipisahkan. Menjadi orang terkaya di dunia tanpa punya musuh
dan di industri komputer, Gates punya banyak musuh.
7. Ambisi posisi visioner
Bill Gates adalah pemimpin bisnis jenis baru. Selama beberapa tahun, dia terus
menunjukkan bahwa dirinya merupakan sosok ideal industri komputer.
Pemahaman mendalam tentang teknologi dan cara unik mensintesiskan data
memberikanya kemampuan khusus memahami tren dan mengarahkan strategi
Microsoft. Hal ini juga mengundang decak kagum para pemuja Microsoft dan
mengintimidasi para kompetitor.
8. Garap semuanya
Satu elemen kunci dari sukses Microsoft adalah kemampuan perusahaan itu
mengatur sejumlah proyek secara bersaman. Gates sendiri adalah pria
multitasking pertama, dan disebut mampu melakukan beberapa percakapan
teknis dalam waktu bersamaan. Dia juga menunjukkan bahwa dirinya adalah
pakar menaikkan taruhan.
9. Bangun unit kecil
Dibandingkan nilai sahamnya, Microsoft tetap sebuah perusahaan kecil
didalamnya, perusahaan itu terus terbagi-bagi menjasdi sejumlah unit lebih kecil
untuk menjaga iklim kewirausahaan. Terkadang, perubahan berlangsung begitu
cepat sehingga Microsoft seperti membuat aneka divisi baru hampir setiap
minggu. Gates juga bergantung pada pemeliharaan struktur sederhana yang
membuatnya mampu mengendalikan perusahaan.
10. Jangan pernah kehilangan fokus
Gates sudah berada dipuncak selama lebih dari dua dekade. Selama masa itu,
dia telah menjadi orang terkaya di dunia. Namun, kendati telah memiliki
kekayaan segunung dan prestasi segudang, Gates belum menunjukkan tandatanda melambat.
Referensi :
1. Bill Gates ( 1995 ) The Road Ahead, viking books, New York
2. Randall E. Stross ( 1996 ) The Microsoft Way: the Real Story of haow the
company Outsmarts Its Competition, Addisin-Wesley, Longman, Reading
MA
3. Robert Heller ( 2000 ) Bill Gates, Esensi, Jakarta
4. Des Dearlove ( 1999 ) The Bill Gates Way, daras books, Jakarta

Mengelola Konflik Organisasi

Konflik adalah proses yang dimulai ketika satu pihak menganggap pihak lain secara
negatif mempengaruhi, atau akan secara negatif mempengaruhi, sesuatu yang menjadi
keperdulian pihak pertama.
Transisi Dalam Pemikiran Konflik
Pandangan Tradisional
Pandangan bahwa semua konflik bersifat buruk tentu mengemukakan pendekatan
sederhana dalam melihat perilaku orang yang menciptakan konflik. Karena semua
konflik harus dihindari, kita hanya perlu mengarahkan perhatian pada penyebab konflik
dan mengoreksi kesalahan fungsi untuk memperbaiki kinerja kelompok dan organisasi.
Pandangan Hubungan Manusia
Pandangan hubungan manusia menyatakan bahwa konflik merupakan peristiwa yang
wajar dalam semua kelompok dan organisasi. Karena konflik itu bersifat tidak terelakkan,
aliran hubungan manusia menganjurkan penerimaan konflik. Konflik tak dapat
disingkirkan, dan bahkan ada kalanya konflik bermanfaat bagi kinerja kelompok.
Pandangan Interaksionis
Pandangan Interaksionis tentang konflik menyakini bahwa konflik tidak hanya menjadi
kekuatan positif dalam kelompok namun konflik juga sangat diperlukan agar kelompok
berkinerja efektif.
Konflik Fungsional Lawan Disfungsional
1. Konflik Fungsional (Konstruktif)
Adalah konflik yang mendukung sasaran kelompok dan memperbaiki kinerjanya.
2. Konflik Disfungsional (Destruktif)
Adalah konflik yang menghambat kinerja kelompok.
Terdapat 3 jenis konflik, yakni sebagai berikut :

1. Konflik Tugas
Adalah konflik atas isi dan sasaran pekerjaan.
2. Konflik Hubungan
Adalah konflik berdasarkan hubungan interpersonal.
3. Konflik Proses
Adalah konflik atas cara melakukan pekerjaan.
Proses Konflik
Terdapat 5 tahap, yakni sebagai berikut :
Tahap I : Potensi Oposisi atau Ketidakcocokan
Langkah pertama dalam proses konflik adalah adanya kondisi (syarat) yang menciptakan
kesempatan untuk kemunculan konflik itu. Kondisi itu tidak selalu langsung mengarah ke
konflik, tetapi salah satu kondisi itu perlu agar konflik itu muncul. Untuk
menyederhanakan, kondisi ini (yang juga dapat dipandang sebagai penyebab atau sumber
konflik) telah dipadatkan ke dalam tiga kategori umum, yakni :
a.Komunikasi
Komunikasi dapat juga menjadi sumber konflik. Komunikasi menyatakan kekuatankekuatan berlawanan yang timbul dari dalam kesulitan semantik, kesalahpahaman,dan
kebisingandalam saluran komunikasi. Kesulitan semantik, pertukaran informasi yang
tidak cukup, dan kebisingan saluran komunikasi semuanya merupakan penghalang
terhadap komunikasi dan kondisi anteseden yang potensial bagi konflik. Kesulitan
semantik timbul sebagai akibat perbedaan pelatihan, persepsi selektif, dan informasi tidak
memadai mengenai orang-orang lain. Potensi konflik meningkat bila terdapat terlalu
sedikit atau terlalu banyak komunikasi atau informasi. Saluran yang dipilih untuk
berkomunikasi dapat berpengaruh merangsang oposisi. Proses penyaringan yang terjadi
ketika informasi disampaikan para anggota dan penyimpangan komunikasi dari saluran
formal atau yang sudah ditetapkan sebelumnya, menawarkan potensi kesempatan bagi
timbulnya konflik.
b.Struktur
Istilah struktur mencakup variabel seperti ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang
diberikan ke anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi, kecocokan anggota / sasaran, gaya
kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antar kelompok. Ukuran dan
spesialisasi bertindak sebagai kekuatan untuk merangsang konflik. Semakin besar
kelompok dan semakin terspesialisasi kegiatannya, semakin besar kemungkinan
terjadinya konflik. Masa kerja dan konflik berbanding terbalik. Potensi konflik paling
besar terjadi pada anggota kelompok yang lebih muda dan ketika tingkat pengunduran
diri tinggi. Ambiguitas jurisdiksi meningkatkan perselisihan antar-kelompok untuk
mendapatkan kendali atas sumber daya dan teritori. Partisipasi dan konflik sangat
berkaitan karena partisipasi mendorong digalakkannya perbedaan. Sistem imbalan dapat
menciptakan konflik apabila apa yang diterima satu anggota mengorbankan anggota yang
lain.
c.Variabel Pribadi
Kategori terakhir potensi sumber konflik adalah faktor-faktor pribadi. Faktor pribadi ini

mencakup sistem nilai individu setiap orang dan karakteristik kepribadian yang
menyebabkan idiosinkrasi dan perbedaan individu. Variabel yang paling terabaikan dalam
penelitian konflik sosial adalah perbedaan sistem nilai dimana merupakan sumber yang
paling penting yang dapat menciptakan potensi konflik.
Tahap II : Kognisi dan Personalisasi
Konflik yang Dipersepsikan merupakan kesadaran satu pihak atau lebih atas adanya
kondisi yang menciptakan peluang terjadinya konflik. Konflik yang Dipersepsikan tidak
berarti konflik itu dipersonalisasikan. Konflik yang Dirasakan, apabila individu-individu
menjadi terlibat secara emosional dalam saat konflik, sehingga pihak-pihak mengalami
kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan. Tahap II ini penting karena persoalan
konflik cenderung didefinisikan dan emosi memainkan peran utama dalam membentuk
persepsi.
Tahap III : Maksud
Maksud merupakan keputusan untuk bertindak dalam cara teretntu. Maksud Penanganan
Konflik :
1. Persaingan
Merupakan keinginan memuaskan kepentingan seseorang, tidak memperdulikan dampak
pada pihak lain dalam konflik tersebut.
2. Kolaborasi
Merupakan situasi yang di dalamnya pihak-pihak yang berkonflik sepenuhnya saling
memuaskan kepentingan semua pihak.
3. Penghindaran
Merupakan keinginan menarik diri dari atau menekan konflik.
4. Akomodasi
Merupakan kesediaan satu pihak dalam konflik untuk memperlakukan kepentingan
pesaing di atas kepentingannya sendiri.
5. Kompromi
Merupakan satu situasi yang di dalamnya masing-masing pihak yang berkonflik
bersedia mengorbankan sesuatu.
Tahap IV : Perilaku
Tahap perilaku mencakup :
Pernyataan.
Tindakan.
Reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik.
Manajemen Konflik
Yaitu Penggunaan teknik-teknik resolusi dan stimulasi untuk meraih level konflik yang
diinginkan.

Teknik Manajemen Konflik

Teknik Pemecahan Konflik :


1. Pemecahan Masalah

2. Sasaran atasan
3. Perluasan sumberdaya
4. Penghindaran
5. Penghalusan
6. Kompromi
7. Komando otoritatif
8.Mengubah variabel manusia
9.Mengubah variabel struktur

Teknik Perangsangan Konflik :

1. Komunikasi
2.Memasukkan orang luar
3.Restrukturisasi organisasi
4.Mengangkat oposisi
Tahap V : Hasil
Hasil berupa jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan
konsekuensi.
1. Hasil Fungsional
Konflik bersifat konstruktif apabila konflik itu memperbaiki kualitas keputusan,
merangsang kreativitas dan inovasi, mendorong perhatian dan keingintahuan di kalangan
anggota kelompok, menjadi saluran yang merupakan sarana penyampaian masalah dan
peredaan ketegangan, dan memupuk lingkungan evaluasi diri serta perubahan.
2. Hasil Disfungsional
Konsekuensi destruktif konflik pada kinerja kelompok atau organisasi umumnya sangat
dikenal. Oposisi yang tidak terkendali memunculkan ketidakpuasan, yang bertindak
menghilangkan ikatan bersama, dan pada akhirnya mendoromg ke penghancuran
kelompok itu. Konflik dari ragam disfungsional dapat mengurangi efektifitas kelompok.

Anda mungkin juga menyukai