BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah OCB diperkenalkan oleh Organ diawal tahun 1980-an, namun jauh
sebelum tahun tersebut Bardnard (1938) telah menggunakan konsep sejenis OCB
tahun 1964 , Katz menggunakan konsep serupa dan menyebutnya sebagai inovatif
dalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja dan di-reward oleh perolehan
kinerja tugas. OCB ini melibatkan beberapa perilaku meliputi perilaku menolong
orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-
perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif, konstruktif dan bermakna
Perilaku sukarela tersebut disebut extra-role behaviour yang dalam artikel ini
tajam. Artinya, seseorang yang memiliki OCB yang tinggi tidak akan dibayar
dalam bentuk uang atau bonus tertentu, namun OCB lebih kepada prilaku sosial
di tempat kerja (Robbins, 2001) salah satu contohnya. Beberapa definisi OCB
sebagai berikut :
perilaku sukarela individu (dalam hal ini karyawan) yang tidak secara
pada kesukarelaannya.
yang tidak secara langsung atau eksplisit diakui oleh sistem reward formal
harus dilaksanakan dalam peran tertentu atau deskripsi kerja tertentu, atau
1996).
pemberitahuan sebelumnya ketika tidak bsa dtang bekerja dan yang kedua
Budihardjo, 2014).
secara umum citizenship behavior merujuk pada 3 elemen utama yaitu, kepatuhan
14
alami merupakan definisi citizenship dalam pengertian yang luas, sehingga esensi
ditujukan pada arena nasional (governance), arena komunal (local lives), dan
pada filosofi politik dan teori politik modern. Dengan menggunakan perspektif
kelangsungan organisasi.
resmi.
pengembangan organisasi.
pengembangan organisasi.
generalized compliance.
maupun peluang.
organisasi.
Altruism
Conscientiousness
Sportmanship
Courtesy
Civic virtue
yaitu teori atribusi, pertukaran sosial dan kepribadian evaluasi diri, Ariani (2008)
bahwa motif organisasi dan kepribadian evaluasi diri merupakan faktor inti yang
18
kualitas kehidupan kerja adalah penentu utama OCB dari seorang karyawan.
Organ (1995) dan Sloat (1999) dalam Zurasaka (2008), mengemukakan beberapa
6. Jenis Kelamin
Berbeda dengan beberapa pendapat di atas, menurut Zurasaka ( 2008), OCB lebih
faktor-faktor situasional dan kondisi kerja di atas, atau OCB merupakan mediator
selama ini, dapat dilihat bahwa banyak karyawan yang puas dengan kondisi dan
situasi kerja mereka namun tetap tidak memiliki perilaku ekstra seperti ini.
B. KINERJA (Performance)
1. Pengertian Kinerja
Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
maupun lembaga swasta. Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
dicapai seseorang.
berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria
menyatakan bahwa kinerja suatu pegawai tidak lepas dari hasil yang dicapai, serta
Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya yang berjudul Evaluasi
Kinerja Sumber Daya Manusia definisi kinerja karyawan adalah : “hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
kepadanya” (Mangkunegara,2009).
prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang
dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah hasil atau
20
Di bawah ini akan disebutkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat para ahli
yaitu:
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai
(http://ronawajah.wordpress.com/2007/05/29/kinerja-apa-itu/
jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang menjadi wewenang
2. Penilaian Kinerja
karena apabila kebutuhannya terpenuhi maka kepuasan kerja akan tercapai begitu
akan tercapai. Apabila kepuasan kerja tidak tercapai, maka dari itu akan sulit
Penilaian harus berakar pada realitas kinerja karyawan. Penilaian bersifat nyata,
pendangan yang positif tentang bagaimana kinerja bisa menjadi lebih baik di masa
depan dan bagaimana masalah-masalah yang timbul dalam memenuhi standar dan
Mangkunegara, 2009).
Berdasarkan pendapat di atas, penilaian prestasi kerja adalah suatu proses dimana
tanggung jawabnya. Evaluasi kinerja adalah dasar bagi penilaian dalam memenuhi
standar dan sasaran yaitu bagaimana kinerja pegawai dapat memecahkan masalah
22
yang dihadapi dalam mencapai sasaran. Sasaran dari evaluasi kinerja menurut
komunikasi.
atribut dan kompetensi yang relevan atas peran yang dijalani maupun peran yang
akan dijalankan pada masa depan terutama pada karyawan yeng memiliki potensi
mestinya.
Komunikasi, untuk berfungsi sebagai saluran komunikasi dua arah tentang peran,
pemimpin dan komunikan sebagai karyawan, hal tersebut dilakukan agar dapat
berimbang diantara :
c. efektifitas sehari-hari.
23
lingkungan swasta.
Kinerja tidak lepas dari apa yang dinamakan dengan evaluasi kinerja yang
merupakan penilaian atas hasil kerja karyawan serta tujuan evaluasi kinerja.
sebagai berikut :
kerja.
denganpotensinya.
24
pekerjaannya.
perusahaan.
pengawan.
karyawan.
(job description).
25
pegawai.
meningkatkan kinerjanya.
apa yang harus diberikan kepada pegawai yang berkinerja tinggi atau
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan memperhatikan tujuan dari evaluasi
kinerja diharapkan dapat dihasilkan suatu hasil kerja yang tepat guna berdasarkan
26
misi, visi, sasaran serta tujuan yang jelas. Sehingga aparatur pemerintahan dapat
bekerja lebih efektif serta efisien setelah adanya penilaian kinerja karyawan.
Terdapat beberapa faktor dalam kinerja yang terdiri dari faktor internal dan faktor
“Faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, faktor
tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim
Faktor internal dan faktor eksternal di atas merupakan jenis-jenis atribusi yang
orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). “Artinya, pimpinan dan
very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk
maka dari itu peningkatan atas prestasi kerja sangat penting untuk meningkatkan
diartikan sebagia suatu sikap (attitude) seorang pemimpin dan karyawan terhadap
yang rendah, situsi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja,
fasilitas kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja”
1. Faktor individu
Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja individu ini
akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work effort) dan
sesuatu.
2009).
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas
yang tinggi antarfungsi psikis (rohani) dan pisiknya (jasmaniah). Dengan adanya
integritas yang tinggi antarfungsi psikis dan fisik maka individu tersebut memiliki
Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu dalam bekerja,
intelegensi minimal normal (average, above average, superior, very superior dan
gifted) dengan tingkat kecerdasan emosi baik (tidak merasa bersalah yang
berlebihan, tidak mudah marah, tidak dengki, tidak benci, tidak iri hati, tidak
dendam, tidak sombong, tidak minder, tidak cemas, memiliki pandangan dan
2. Faktor psikologis
Psikologis dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang mental atau
jiwa yang bersifat abstrak yang membatasi pada tingkah laku dan proses atau
kegiatannya. Psikologis kerja dapat diartikan sebagai lingkungan kerja, sikap serta
Variable ini menurut Gibson (1987) banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat
sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Faktor ini akan
3. Faktor Organisasi
organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor
lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas,
30
autoritas yang memadai, target kerja yang menantang”. Hal ini bagi individu
tersebut, lingkungan organisasi itu dapat diubah dan bahkan dapat diciptakan oleh
berprestasi di organisasinya.
tanggung jawabnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor individu (pelaku)
dan organisasi. Jika dikaitkan dengan kinerja aparatur pemerintah daerah, maka
daerah (birokrat) dan organisasi (pemerintah daerah). Oleh sebab itu, jika ingin
meningkatkan kinerja individu dan organisasi antara lain adalah : Menjaga dan
mendorong motivasi anak buah. Menjaga dan mendorong motivasi para aparatur
pemerintah daerah, baik pada tataran pimpinan maupun staf dalam menjalankan
1. Kemampuan mereka,
2. Motivasi,
31
(http://id.wikipedia.org/wiki/2010/09/02/Kinerja/)
merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun
kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami
atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk
berprestasi.
5. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan suatu langkah yang harus dilakukan dalam upaya
objek dan alat ukur. Pengukuran kinerja merupakan suatu yang telah dicapai oleh
organisasidalam kurun waktu tetentu, baik yang terkait dengan input, proces,
C. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdaan Emosional
intelektual.
dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh
seseorang untuk belajar mengakui, menghargai perasaan diri sendiri dan orang.
emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan, dan mengatur suasana hati.
seseorang dalam mengola emosi dan perasaanya secara tepat dan efektif untuk
behubungan atau kerjasama dengan orang lain dan untuk mencapai suatu tujuan.
kinerja anak buah untuk meraih prestasi karena tidak mendapat dorongan dan
Banyak sarjana yang cerdas saat kuliah menjadi bintang kelas, namun ketika
masuk dunia kerja menjadi anak buah teman sekelasnya yang prestasi
relasi sosial dalam lingkungan keluarga, kantor, bisnis, maupun sosial (Bayu
Pramono, 2013).
34
adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi baik pada diri sendiri
dan dalam berhubungan dengan orang lain. Sedangkan menurut Cooper dan
dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya
emosi diri terjadi dari: kesadaran diri, penilaian diri, dan percaya
b. Mengelola emosi
35
orang lain, peka terhadap perasan orang lain dan lebih mampu
adalah empati, disiplin diri dan inisiatif yang dikenal dengan nama
kecerdasan emosional.
baik.
D. Kecerdasan Spiritual
1. Pengertian kecerdasan spiritual
Kecerdasan spiritual ditemukan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall pada
Spiritual berasal dari bahasa Latin spiritus yang berati prinsip yang memvitalisasi
sapientia (sophia) dalam bahasa Yunani yang berati ’kearifan’ (Zohar dan
tidak harus dikaitkan dengan kedekatan seseorang dengan aspek ketuhanan, sebab
seorang humanis atau atheis pun dapat memiliki spiritualitas tinggi. Kecerdasan
Dengan memberi makna yang positif akan mampu membangkitkan jiwa dan
Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang kecerdasan spiritual menurut para
intan yang belum terasah dan dimiliki oleh setiap insan. Manusia
dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap
kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup karena merasa sebagai
bagian dari keseluruhan, sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan
a. Prinsip Bintang
Prinsip bintang adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada Allah SWT.
Semua tindakan yang dilakukan hanya untuk Allah dan tidak mengharap
tugas dilakukan dengan disiplin dan baik sesuai dengan sifat malaikat yang
c. Prinsip Kepemimpinan
SAW. Seorang pemimpin harus memiliki prinsip yang teguh, agar mampu
d. Prinsip Pembelajaran
yang hakiki. Berpikir kritis terhadap segala hal dan menjadikan Al-Qur’an
Prinsip masa depan adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada ”hari akhir”.
jangka panjang, disertai keyakinan akan adanya ”hari akhir” dimana setiap
f. Prinsip Keteraturan
Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan spiritual berdasarkan teori Zohar dan
hidup dan memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, memiliki
sendiri dan orang lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara
dibaliknya.
seseorang, yaitu:
a. Keyakinan, Kata yakin berasal dari bahasa arab yang bermakna pasti.
keraguan sedikitpun.
yang diridhainya.
Artinya dapat disimpulkan keyakinan, kesabaran, dan rasa syukur adalah satu
kehidupan dan rasa syukur membuat seseorang dapat menjadi pribadi cerdas
42
2013).
otak di bagian frontal lobe supaya kita bisa menggunakan bahasa. Perkembangan
pada bagian ini memungkinkan kita menjadi kreatif, visioner dan fleksibel.
a. Kita berhadapan dengan masalah eksistensi seperti pada saat kita merasa
b. Kita sadar bahwa kita mempunyai masalah eksistensi dan membuat kita
SQ adalah inti dari kesadaran kita. Kecerdasan spiritual ini membuat orang
mampu menyadari siapa dirinya dan bagaimana orang memberi makna terhadap
“kecerdasan spiritual (SQ)” untuk mencapai perkembangan diri yang lebih utuh.
43
E. Penelitian Terdahulu
sendiri dan
memahami
pengikutnya,
dengan demikian
menambahkan
peran extra
perilaku dari
anggota dari
organisasi. Hanya
ketika mereka
merasakan bahwa
pemimpin
memahami
kebutuhan
mereka.
Sumber: Pramono, 2013
F. Kerangka Berfikir
mereka perlukan untuk hidup kecuali alasan untuk hidup. Mereka mendapatkan
apa yang mereka perlukan namun tanpa makna “dapat diartikan, bahwasanya
dalam setiap langkah hidupnya. Kebutuhan akan makna ini ternyata tidak bisa
hanya dipenuhi oleh EQ, tapi SQ juga perlu. Bukankah yang terjadi selama ini EQ
bisa dimanfaatkan untuk orientasi materi dan humanism semata. Ginanjar (2001)
Orang yang memiliki OCB biasanya mau mengerjakan suatu hal yang diluar
tanggung jawabnya demi kebaikan bersama atau organisasi. Hal ini mereka
45
lakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa mengharapkan imbalan. Semua yang
namun ada hal lain dibalik itu yang dapat memuaskan batin atau rohani mereka.
Menurut Gay, Hendricks dan Ludeman dalam Ginanjar (2001) dari hasil
penelitian mereka terhadap 800 manajer perusahaan yang mereka tangani selama
hendak mencari orang-orang yang memilki nilai-nilai spiritual sejati, anda tidak
yang sukses”.
yaitu terdiri dari lima dasar kemampuan kecerdasan emosional menurut Goleman
(1995) dalam Kokasih (2011), yaitu kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi
diri, empati, dan kemampuan sosial. Kecerdasan spiritual menurut Asmos &
Duchon dalam Widyarini (2009) yaitu kehidupan batin sebagai identitas spiritual,
makna dan tujuan dalam bekerja, perasaan terhubung dan komunitas. Sedangkan
OCB terdiri dari lima komponen menurut Podsakoff, dkk Budihardjo,2014) yaitu,
Untuk OCB, mayoritas penelitian terdahulu juga hanya memakai lima indikator
tersebut.. Berangkat dari hasil analisis tersebut maka model penelitian yang dibuat
Organizational Citizenship
Behaviour (OCB)
(X1)
Concientiosness
Sportmanship
Civic Virtue
Courtesy
altruism
Kinerja
Kecerdasan Emosional (Y)
(X2) a. Efektifitas
a. Kesadaran diri b. Tanggung
b. Pengendalian jawab
diri c. Disiplin
c. Motivasi diri d. inisiatif
d. Empati
e. Kemampuan
sosial
Kecerdasan Spiritual
(X3)
a. Kehidupan batin
b. Makna dan tujuan
dalam bekerja
c. Perasaan
terhubung dan
komunitas
47
G. Hipotesis
kinerja karyawan
kinerja karyawan