di Laboratorium
lompok 7
e
k
:
y
b
Created
nsyah
Feri Andria
an
Feri Setiaw
tita Leni
Rahika On
nti
Tria Yussa
Pendahuluan
Bab ini memberikan panduan praktis untuk
menilai bahaya dan risiko. Meski tanggung
jawab untuk melakukan penilaian ini
terutama diserahkan kepada orang yang
akan mengadakan eksperimen, manajemen
risiko harus melibatkan konsultasi dengan
supervisor laboratorium langsung dan,
dalam banyak contoh, petugas keselamatan
dan keamanan bahan kimia laboratorium
(CSSO).
Mengkonsultasikan Sumber
Informasi
Banyak sumber daya dapat membantu dalam menilai bahaya
dan risiko bahan kimia di dalam laboratorium. Sumber daya
yang paling dikenal dan digunakan secara universal meliputi
label; dan
Hubungan Dosis-Respons
Jalur Pemaparan
Pemaparan terhadap bahan kimia di
laboratorium terjadi melalui :
penghirupan,
kontak dengan kulit atau mata,
pencernaan, dan
injeksi.
Racun Akut
Racun akut
Bahan kimia yg paling umum dengan tingkat toksisitas akut tinggi yg
ditemui di laboratorium antara lain :
akrolein;
nikel karbonil;
arsina;
nitrogen dioksida;
klorin;
osmium tetraoksida;
diazometana;
ozon;
diborana (gas);
fosgen;
dimetil merkuri;
natrium azida; dan
hidrogen sianida;
natrium sianida (dangaram sianida lainnya).
Hidrogen fl uorida;
metil fl uorosulfonat;
Asfiksian
Asfiksian adalah zat yang mengganggu
pengiriman pasokan oksigen yang memadai
ke organ tubuh yang vital.
Otak adalah organ yang paling mudah
terpengaruh oleh kekurangan oksigen, dan
pemaparan
terhadap
asfiksian
menyebabkan
pingsan
dan
kematian
dengan cepat. Gas asetilen, karbon dioksida,
argon, helium, etana, nitrogen, metana, dan
butana adalah asfiksian yang umum.
Neurotoksin
Neurotoksin memiliki efek merugikan
pada struktur atau fungsi sistem saraf
pusat atau periferal, yang dapat
bersifat permanen atau sementara.
Beberapa neurotoksin kimia antara
lain merkuri (anorganik dan organik),
pestisida organofosfat, karbon disulfi
da, xilena, trikloroetilena, dan nheksana.
Toksin Reproduktif
Toksin reproduktif adalah zat yang menyebabkan
kerusakan kromosom (mutagen) dan zat dengan
efek letal atau teratogenik (perubahan bentuk)
pada janin. Zat ini menimbulkan masalah dalam
berbagai aspek reproduksi, termasuk kesuburan,
kehamilan, produksi ASI, dan kinerja reproduksi
umum lainnya serta dapat mempengaruhi baik
pria maupun wanita. Toksin reproduktif pria dalam
beberapa kasus
menyebabkan kemandulan.
Banyak racun reproduktif merupakan racun kronis
yang menyebabkan kerusakan setelah pemaparan
berulang atau jangka panjang, dengan efek yang
menjadi jelas hanya setelah masa laten yang lama.
Toksin pengembangan
Toksin
pengembangan
beraksi
selama kehamilan dan menyebabkan
efek
merugikan pada fetus. Saat
wanita
terpapar
bahan
kimia,
umumnya janin juga terpapar karena
plasenta
merupakan
penghalang
bahan kimia yang sangat buruk.
Racun
pengembangan memiliki
dampak terbesar selama trimester
pertama kehamilan.
Karsinogen
Karsinogen adalah zat yang mampu
menyebabkan
kanker.
Karsinogen
merupakan zat beracun kronis; yaitu, zat
yang menyebabkan kerusakan setelah
pemaparan berulang atau dalam jangka
panjang, dan
pengaruhnya mungkin
terlihat nyata setelah masa laten yang
panjang. Karsinogen merupakan racun
yang sangat berbahaya karena tidak
memiliki efek berbahaya yang langsung
tampak.
Karakteristik Kemudahbakaran
Penyebab Penyulutan
Kemudahbakaran,
toksisitas,
dan
tekanan menjadi lebih serius jika gas
panas.
peningkatan
terpapar ke
Bahaya reaktif
Reaktif air
Bahaya peledakan
Pengoksidasi Lainnya
Kerja Vakum
Bahaya listrik
Sumber Referensi
Lisa Moran dan Tina Masciangioli .
2010 . Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium Kimia . Amerika
Serikat : THE NATIONAL ACADEMIES
PRESS.
THANK
YOU