2012/2013
Teguh Wiyono Budi P
Referensi / acuan :
Cipta
METODE PENILAIAN
Nilai akhir = P + TG + UTS + UAS
P
TG
UTS
UAS
=
=
=
=
Presensi (5-10%)
Tugas (Individu/kelompok) (5-15%)
Ujian Tengah Semester (30 %)
Ujian Akhir Semester (50 %)
BAB .I.
TINJAUAN UMUM
TENTANG ETIKA
Etika
Filsafat
Ilmu Pengetahuan
PENGERTIAN ETIKA
Dalam perkembangan
10
MORAL
11
12
ETIKA
MORAL
Intersection
ETIKA = MORAL
Dalam suatu kondisi, etika berbeda dengan moral, etika merupakan
refleksi kritis dari nilai-nilai moral
Dalam kondisi yang berbeda etika bisa sama dengan moral yang
menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah
laku di dalam komunitas kehidupannya.
13
14
15
Kebutuhan individu :
Korupsi dengan alasan ekonomi, dll
Tidak adanya pedoman pasti (area abu-abu)
sehingga tidak ada panduan, kadang-kadang justru
malah diciptakan oleh para konseptor untuk
memberikan peluang. Misal : efek peraturan multi
tafsir.
16
17
Etika
Hukum
Sanksi sosial :
Skala relatif kecil, bisa dipahami sebagai kesalahan
yang dapat dimaafkan
dikucilkan dalam
komunitas
Sanksi hukum :
Skala besar, menyangkut kerugian hak pihak lain,
lingkungan, negara, dll
- Hukum Pidana (prioritas utama)
- Hukum Perdata
20
REVIEW :
Etika merupakan bagian dari Ilmu Filsafat yang
merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
Adat Istiadat
Etika :
- Karakter Individu
- Hukum Sosial
Etika sebagai
Refleksi Moral
Moral
Etika sebagai
Studi
Hukum
21
Teknologi :
Segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia
untuk memudahkan aktivitas kehidupannya.
Kehadiran teknologi akan menjadikan
manusia kehilangan beberapa sense of
human yang alami.
Misal : otomatisasi mesin berakibat
berkurangnya gerak refleks/kewaspadaan
melambat
22
23
Fakta :
Perkembangan teknologi berimbas pada degradasi moral
& budaya (pola hidup, tatakrama, tatasusila, dll)
Tantangan :
Teknologi sebagai transformasi budaya luhur dan kearifan
bangsa pada masyarakat Indonesia
24
BAB. II.
II.1. TEKNOLOGI DALAM
PERKEMBANGAN ZAMAN
25
Revolusi
Industri
Revolusi
Informasi
Revolusi
Pertanian
WAKTU
Gel. 0
Gel. 1
Gel. 2
Gel. 3
Teknologi belum
berkembang
Teknologi
bercocok tanam
Teknologi mesin
tenaga
Teknologi mesin
cerdas
(komputer)
P = f (T)
P = f (T,M)
P = f (T,M,I)
27
28
P = f (T)
29
P = f (T, M)
30
32
33
P = f (T, M, I)
P = Produktifitas
T = Tenaga
M = Modal, Capital
I = Ilmu Pengetahuan
Pada masa ini Ilmu pengetahuan (I) menjadi faktor paling
dominan dalam menghasilkan produktifitas
Perkembangan ekonomi berubah setiap saat bahkan secara
drastis, kekayaan dapat hilang dalam sekejap mata
Jatuhnya nilai mata uang, saham, dll
34
35
36
37
Perkembangan teknologi
Etika
39
40
Etika Enjiniring
10/8/1978 mobil FORD PINTO ditabrak dr belakang di Jl. Raya Indiana, tangki
bensin pecah, meledak, terbakar 3 orang remaja putri tewas
Tercatat dlm 7 th sejak peluncuran sdh 50 tuntutan hukum thd FORD PINTO
akibat tabrakan dr belakang.
Tuntutan hukum sipil: bayar kerusakan & ganti rugi korban, dilain pihak hukum
kriminal: terbukti Ford mangabaikan keselamatan penumpang hal ini dpt
membuat para insinyur atau manajer Ford dipenjara.
Dalam persidangan diketahui Ford telah mengetahui sblmnya akan adanya cacat
dlm desain tanki bensin yg tdk mengikuti standar teknik, meskipun standar
keselamatan federal dipenuhi.
Para insinyur sdh memperingatkan akan bahaya tsb namun manajemen ingin
segera memasarkan dengan harga bersaing ---- dilema para insinyur desain
menyeimbangkan keselamatan pengemudi dan kebutuhan produksi dengan
harga bersaing di pasar.
41
Etika Enjiniring
CHALLENGER (1986)
Meledak Januari 1986 krn erosi cincin O pada motor pendorong dengan
bahan bakar padat tidak tahan terhadap cuaca dingin
Peluncuran beberapa kali tertunda krn menunggu Wapres George Bush
akhirnya Challenger dipaksakan diluncurkan pada cuaca 8o F, di luar
kebiasaan peluncuran dengan suhu terendah pernah dilakukan 53o F
Dalam rancangan asli pendorong seharusnya beroperasi pada suhu 31o F
Fakta telah terjadi polemik para insinyur ttg warning masalah tsb, Ada saran
dr para engineer utk tdk diluncurkan dalam cuaca dingin tp ditolak oleh
manajemen NASA (berisi para engineer juga)
Issue Etika para engineer:
peran yg tepat para engineer ketika isue keselamatan mjd perhatian;
Kewenangan pengambilan keputusan akhir peluncuran ?
Perintah peluncuran bag teknik atau manajemen ?
42
Etika Enjiniring
lanjutan
45
INDONESIA :
46
WHISTLEBLOWING
Jenis tindakan :
Internal :
Eksternal :
Fakta :
Whistleblowing sering dianggap manajemen sebagai tindakan ketidak
setiaan terhadap perusahaan.
47
WHISTLEBLOWING
Tindakan mengungkap pelanggaran etika dalam perusahaan
Kebutuhan, Harus ada bahaya jelas dan penting yang dapat dihindari dengan
tindakan ini. Dalam memutuskan apakah akan mengumumkan ke publik apa
tidak karyawan harus mempunyai kepekaan proporsi.
Kejelasan, Sang pengungkap harus berada dalam posisi yang sangat jelas
untuk melaporkan masalah ini. Rumor saja tidak cukup, pengetahuan langsung
sangat penting untuk membuat pengungkapan kesalahan ini efektif.
Kemampuan, Sang pengungkap harus memiliki kesempatan sukses yang
cukup besar dalam menghentikan suatu kegiatan berbahaya. Tidak diwajibkan
membahayakan karir dan kemampuan finansial anda.
Sumber terakhir, Tindakan pengungkapan kesalahan hanya harus dilakukan
bila tidak ada orang lain yang lebih mampu atau lebih jelas untuk melakukan
tindakan ini.
48
WHISTLEBLOWING
Tindakan mengungkap pelanggaran etika dalam perusahaan
2.
3.
4.
-Memacu orang
-Mengarahkan & membentak
-Semua hal dilakukan dg benar
-Menceritakan gagasannya
-Cepat memberi penilaian
-Berbicara lebih dahulu
-Memberikan batas waktu pekr
- Bergantung
pangkat/kekuasaan
-Menimbulkan ketakutan
-Mengatakan apa yg diperlukan
-Mengatakan saya
-Memperlihatkan siapa yg salah
- Mengatakan bagaimana
sesuatu dikejakan
-Menuntut penghormatan
-Mengilhami orang
-Membimbing & memberi semangat
-Melakukan hal yg benar
-Membangkitkan gagasan orang lain
-Cepat mengerti
-Mengerti lebih dahulu
-Menolong membuat rencana
-Bergantung kepribadian /niat baik
-Memancarkan dukungan
-Bertanya apa yg diperlukan
-Mengatakan kita
-Memperlihatkan apa yg salah
- Menunjukkan apa yang perlu
dicapai
-Menimbulkan rasa hormat
51
Era 1940-1950
52
53
54
Era 1960-an
55
Era 1970-an
56
57
Era 1980-an
58
59
60
Riset :
Chris Simpson & Yohanes Weckert riset terbesar dibidang
Etika Komputer di Australia
Organisasi (pusat riset) :
Center of Computing and Social Responsibility by Simon
Rogerson --- pandangan : bahwa ada kebutuhan dalam
pertengahan tahun 1990 untuk sebuah generasi kedua yaitu
tentang pengembangan etika komputer.
Akhirnya etika komputer telah menjadi salah satu
bidang ilmu utama dan akan terus dikembangkan
seiring perkembangan komputer itu sendiri.
61
Di Indonesia :
62
Kejahatan Komputer :
Adalah kejahatan yang dilakukan dengan komputer
sebagai basis teknologinya :
Penyebaran virus
Spam : pesan yang tidak dikehendaki masuk dalam
email.
Carding : kejahatan melalui credit card, pencurian
melalui internet
DoS (Denial of Service) : meyerang dengan tujuan
melumpuhkan target sehingga tidak bisa memberikan
layanan, dll
64
Cyber Ethics :
67
E-Commerce (lanjutan)
68
PELANGGARAN HAKI :
Teknologi digital, informasi mempunyai sifat
keluwesan tinggi sehingga orang akan mudah
untuk menyalin dan berbagi dengan yang orang
lain pula --- implikasi :
Banyak keuntungan : mudah, murah untuk
berbagi
Banyak permasalahan mengenai Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI)
69
70
REVIEW :
71
BAB III
PEKERJAAN, PROFESI DAN
PROFESIONAL
72
76
78
Profesional
Hobi
CIRI-CIRI PROFESI :
1.
80
81
82
83
84
85
tanggungjawab,
keadilan
otonomi
integritas moral
86
87
Prinsip keadilan,
menjalankan profesi dengan tidak merugikan hak
dan kepentingan pihak tertentu khususnya pihak
yang dilayaninya.
------ non diskriminasi baik hasil maupun pelayanan
------ datang lebih dulu dilayani lebih dulu, dll
88
3. Prinsip Otonomi :
Prinsip yang dituntut oleh kalangan profesi
terhdap dunia luar agar mereka diberi
kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan
profesinya perlu batasan-batasan.
89
90
MENGUKUR PROFESIONALISME
MENGUKUR PROFESIONALISME
Standar profesional
Empat perspektif pendekatan menurut Gilley
& Egland (1989) :
a. Pendekatan berorientasi filosofis
b. Pendekatan perkembangan bertahap
c. Pendekatan berorientasi karakteristik
d. Pendekatan berorientasi non-tradisional
93
94
95
98
99
100