Anda di halaman 1dari 59

Perancangan dan Kriteria

Penerimaan Mutu Beton


Menurut SNI 03-2847-201X
Steffie Tumilar ir, M.Eng, MBA, IPU(HAKI)

Himpunan Akhli Konstruksi Indonesia, Jakarta


5 Mei 2012, Universitas Kristen Petra, Surabaya

Benda Uji Kubus atau Silinder

Perkembangan Peraturan Beton di Indonesia


Peraturan Beton Indonesia PBI 1955
(terjemahan dari GBVI Gewapend Beton Voorschriften in Indonesia1935)
GBV (Gewapend Beton
Voorschriften 1962),
NEN 1009. UDC. 624.012.4.693.55

Peraturan Beton Indonesia 1966

Peraturan Beton Indonesia 1971 NI-2


SKSNI T-15-1991-03 > SNI No.03-2847-1992
RSNI 2002 SNI No.03-2847-2002
SNI 03-2847-201X

Kekuatan Relatif antara Benda Uji Silinder vs


Kubus adalah sebagai berikut:
Menurut A.M. Neville:
Kuat tekan benda uji Silinder vs benda uji Kubus.
Kuat tekan 7.00 15.50 20.00 24.50 27.00 34.50 37.00 41.50 45.00 51.50
( N/mm2 )

Kuat ratio
(silinder/kubus)

0.76

0.77

0.81

0.87

0.91

0.93

0.94 0.95

0.96

0.96

Menurut ISO Standard 3893-1977(E).

Kuat tekan Silinder vs Kubus.


Kuat tekan
50

4 6 8 10 12 16 20 25 30 35 40 45

Silinder(N/mm2)

Kuat tekan
55
Kubus(N/mm2)

2.5 5 7.5 10 12.5 15 20 25 30 35 40 45 50

Pengaruh Dimensi Benda Uji Silinder.


th

Menurut Concrete Manual-USBR 7 Edition:


Kuat Tekan Relatif dari Berbagai Dimensi Benda Uji Silinder.
Ukuran Silinder
2
mm
Kuat Tekan
Relatif

50x100 75x150 150x300 200x400 300x600 450x900 600x1200 900x1800

1.09

1.06

1.00

0.96

0.91

0.86

0.84

0.82

Menurut ASTM.C-42:
Faktor Koreksi Kuat Tekan Benda Uji Silinder untuk Berbagai
Perbandingan Tinggi terhadap Diameter Silinder.
Ratio ( l/D )

2.00

Faktor Koreksi Kekuatan


Kuat Tekan Relatif vs
Standar Silinder.

1.00

0.98

0.96

0.94

0.90

1.00

1.02

1.04

1.06

1.11

1.75

1.50

1.25

1.10

1.00

0.75

0.50

0.85

0.70

0.50

1.18

1.43

2.00

Ref. ACI 214.4 R-03

Catatan: ada sedikit perbedaan dibandingkan dengan ASTM sebelumnya

SNI -03-2847-201X-5.3.3.2.(d)
Untuk setiap campuran percobaan, paling sedikit
dua silinder 150 kali 300 mm atau tiga silinder 100
kali 200 mm harus dibuat dan dirawat sesuai
dengan ASTM C192M. Silinder harus diuji pada
umur 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan
untuk fc
SNI -03-2847-201X-5.6.2.4
Suatu uji kekuatan tekan harus merupakan nilai
kekuatan tekan rata-rata dari paling sedikit dua
silinder 150 kali 300 mm atau paling sedikit tiga
silinder 100 kali 200 mm yang dibuat dari adukan
beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari
atau pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan
f c .

1 (Satu) Nilai Uji


Kuat Tekan

fc

Nilai kuat tekan rata-rata dari


2 silinder 150 mm X 300 mm
pada umur 28 hari

Nilai kuat tekan rata-rata dari


3 silinder 100 mm X 200 mm
pada umur 28 hari

Nilai kuat tekan silinder beton


normal di-uji pada umur beton
28 hari

Untuk beton dengan mutu


> 42 Mpa (HPC) pada gedung
biasanya dapat di-uji pada
umur 56 hari atau 90 hari

Kuat Tekan (Compressive Strength) Beton.


Penentuan kuat tekan beton diperoleh
melalui
uji laboratorium pada umur 28 hari.
* Benda uji Silinder : Dimensi 150mm x 300mm atau
100mm X 200 mm
Prosedur uji
: ASTM. C-39.
* Benda uji Kubus
Prosedur uji
* Benda uji Prisma

: 150mm x 150mm x 150mm atau


200mm x 200mm x 200mm.
: BS-1881. Part.4, 108, 115, 116.
: 70mm x 70mm x 350mm atau
100mm x 100mm x 500mm.

ASTM - C 39-03

50

i n

Xi

Kuat tekan (Mpa)

45

150MPa
6

i 1

Kuat tekan rata-rata = X

25MPa

40
X5=35 MPa

35

X1=28 MPa

30

X4=28 MPa

25
X3=22 MPa

20

X = 25 MPa
X6=19 MPa

X2=18 MPa

15
10

SS

Standar deviasi =

5
00

(X

2
X)

n 1

6.51MPa

QC:POOR

Test No. (Samples No)

10

Standar Deviasi vs Kontrol Kualitas


Untuk Beton Standar
Standar Deviasi (Mpa)

Tingkat Kontrol Kualitas

2.10 2.80
2.80 3.50
3.50 4.20

Excellent
Good
Fair

> 4.20

Poor

Untuk Beton Kuat Tekan Sangat Tinggi (HPC)


dengan Kuat Tekan fc > 70 MPa
Standar Deviasi (Mpa)

Tingkat Kontrol Kualitas

2.10 3.50
3.50 5.00

Excellent
Good

> 5.00

Poor

Perancangan Proporsi Campuran Beton


Deviasi Standar SS (berdasarkan produksi
beton yang mempunyai catatan hasil uji tidak
lebih dari 12 bulan lamanya).
SNI-03-2847-201X-5.3.1.1
(a) Harus mewakili jenis bahan, prosedur pengendalian
mutu dan kondisi yang serupa
(b) Harus mewakili mutu kuat tekan beton yang disyaratkan
(c) Harus terdiri dari sekurang-kurangnya 30 hasil
pengujian berurutan atau dua kelompok pengujian
berurutan yang jumlahnya sekurang-kurangnya 30 hasil
pengujian seperti yang ditetapkan dalam 5.6.2.4,
kecuali sebagaimana yang ditentukan dalam 5.3.1.2.

Deviasi Standar SS (berdasarkan produksi


beton yang tidak mempunyai catatan hasil uji
< .
Tetapi mempunyai catatan hasil uji tidak lebih
dari 12 bulan. SNI-03-2847-201X-5.3.1.1
Jika jumlah data yang ada 15 sampai 29 hasil
pengujian secara berurutan, maka deviasi standar
benda uji SS ditentukan sebagai hasil perkalian
antara nilai deviasi standar benda uji yang
dihitung dan faktor modifikasi dari Tabel 5.3.1.2.

Tabel 5.3.1.2 Faktor modifikasi untuk deviasi standar


benda uji jika jumlah pengujian kurang dari 30

Jumlah pengujian*
Kurang dari 15
15
20
25
30 atau lebih

Faktor modifikasi untuk deviasi standar benda uji


Gunakan Tabel 5.3.2.2
1.16
1.08
1.03
1.00

* Interpolasi untuk jumlah pengujian yang berada di antar nilai-nilai di atas

Deviasi standar benda uji yang dimodifikasi, SS, yang digunakan untuk menentukan kekuatan rata-rata
yang disyaratkan, fcr, dari 5.3.2.1

Frekuensi Pengujian: SNI-03-2847-201X-5.6.2


5.6.2.1 Benda uji untuk uji kekuatan setiap mutu beton yang
dicor setiap hari harus diambil dari tidak kurang dari
sekali sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap
110 m3 beton, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap
460 m2 luasan permukaan lantai atau dinding.
5.6.2.2 Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total
adalah sedemikian hingga frekuensi pengujian yang
disyaratkan oleh 5.6.2.1 hanya akan menghasilkan
jumlah uji kekuatan beton kurang dari lima untuk
suatu mutu beton, maka benda uji harus diambil dari
paling sedikit lima adukan yang dipilih secara acak
atau dari masing-masing adukan bilamana jumlah
adukan yang digunakan adalah kurang dari lima.

Frekuensi Pengujian: SNI-03-2847-201X-5.6.2


5.6.2.3 Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan
kurang dari 38 m3, maka pengujian kekuatan tekan
tidak perlu dilakukan bila bukti terpenuhinya kekuatan
tekan diserahkan dan disetujui oleh pengawas
lapangan.
5.6.2.4 Suatu uji kekuatan tekan harus merupakan nilai kekuatan
tekan rata-rata dari paling sedikit dua silinder 150 kali 300
mm atau paling sedikit tiga silinder 100 kali 200 mm yang
dibuat dari adukan beton yang sama dan diuji pada umur
beton 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan untuk
penentuan fc

Contoh N0.1 (Frekuensi Pengujian)


Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat
untuk memenuhi ketentuan minimum menurut peraturan
SNI-03-2847-201X.
Misalkan pengecoran beton pada suatu proyek dilakukan
selama 7 hari dengan volume 150 m3/hari dan dengan
menggunakan truck mixer berkapasitas 7 m3/truck.
Penjelasan:
1. Pengecoran beton memenuhi ketentuan SNI-03-2847201X-pasal 5.6.2.1:
Benda uji untuk uji kekuatan setiap mutu beton yang dicor
setiap hari harus diambil dari tidak kurang dari sekali
sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 110 m3
beton, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 460 m2
luasan permukaan lantai atau dinding.

2. Total volume beton yang di-cor selama 7 hari,


(7 X 150) m3 = 1050 m3 ; Kapasitas = 7 m3/truck
3. Jumlah truck yang dibutuhkan selama:
7hari=1050/7=150 truck; atau 150/7 = 21.42 ~ 22 truck/hari
22 truck = (22 X 7) =154 m3
4. Jumlah uji tekan /hari = (154/110) = 1.40 ~ 2
Jadi, jumlah truck yang harus diambil benda ujinya adalah
2 truck/hari.
5. Selanjutnya selama 7 hari pengecoran ada 14 truck yang
harus diambil benda ujinya untuk uji tekan.
6. Dengan demikian maka jumlah minimum benda uji silinder
yang harus dibuat untuk proyek tersebut adalah:
a. (14 X 2) = 28 silinder berukuran 150mmX300mm,
atau
b. (!4 X 3) = 42 silinder berukuran 100mmX200mm.

Contoh N0.2 (Frekuensi Pengujian)


Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat
untuk memenuhi ketentuan minimum menurut peraturan
SNI-03-2847-201X.
Misalkan pengecoran beton mass concrete pada suatu
proyek dilakukan selama 3 hari 3 malam (3X24jam) dengan
total volume 7200 m3, atau 100 m3/jam dan dengan
menggunakan truck mixer berkapasitas 7 m3/truck.
Penjelasan:
1. Pengecoran beton memenuhi ketentuan SNI-03-2847201X-pasal 5.6.2.1:
Benda uji untuk uji kekuatan setiap mutu beton yang dicor
setiap hari harus diambil dari tidak kurang dari sekali
sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 110 m3
beton, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 460 m2
luasan permukaan lantai atau dinding.

2. Volume beton yang di-cor selama 3 hari, 7200m3


Kapasitas truck 7 m3/truck
3. Jumlah truck yang dibutuhkan selama:
3 hari=7200/7=1029 truck; atau 1029/3 = 343 truck/hari
343 truck = (343 X 7) =2401 m3
4. Jumlah uji tekan /hari = (2401/110) = 21.8 ~ 22
Jadi, jumlah truck yang harus diambil benda ujinya adalah
22 truck/hari.
5. Selanjutnya selama 3 hari pengecoran ada 66 truck yang
harus diambil benda ujinya untuk uji tekan.
6. Dengan demikian maka jumlah minimum benda uji silinder
yang harus dibuat untuk proyek tersebut adalah:
a. (66X2) = 132 silinder berukuran 150mmX300mm,
atau
b. (66X3) = 198 silinder berukuran 100mmX200mm.

Contoh N0.3 (Frekuensi Pengujian)


Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat
untuk memenuhi ketentuan minimum menurut peraturan
SNI-03-2847-201X. Misalkan pengecoran lantai beton pada
suatu proyek berukuran, 32m X 25m X 150mm(tebal lantai),
dengan total volume 120m3, atau seluas 800m2 diselesaikan
dalam sehari, dan menggunakan truck mixer berkapasitas 7
m3/truck. (lihat SNI 03-2847-201X-5.6.2.1 dan 5.6.2.2).
1. Jumlah truck mixer yang dibutuhkan = (120/7)
= 17.14 ~ 18 truck
2. Jumlah truck yang perlu diambil benda ujinya / hari adalah:
= (120/110) = 1.10~2 truck , atau (800/460) = 1.74~2truck.
3. Tetapi tidak boleh kurang dari 5 truck / proyek
4. Dengan demikian maka jumlah minimum benda uji silinder
yang harus dibuat untuk proyek tersebut adalah:
a. (5 X 2) = 10 silinder berukuran 150mmX300mm, atau
b. (5 X 3) = 15 silinder berukuran 100mmX200mm

Kekuatan Rata-Rata Perlu fcr , SNI 03-2847-5.3.2

5.3.2.1 Kekuatan tekan rata-rata perlu fcr yang


digunakan sebagai dasar pemilihan
proporsi
campuran
beton
harus
ditentukan dari Tabel 5.3.2.1 (Kekuatan
tekan rata-rata perlu bila data tersedia
untuk menetapkan deviasi standar benda
uji) menggunakan deviasi standar benda
uji SS , dihitung sesuai dengan ketentuan
5.3.1.1 atau 5.3.1.2.

SNI 03-2847-201X, Tabel 5.3.2.1


Kekuatan tekan rata-rata perlu fcr bila data tersedia
untuk menetapkan deviasi standar benda uji

f cr'

f c'

1.34SS

f cr'

f c'

2.33SS

3.5

SNI 03-2847-201X, Tabel 5.3.2.2


Kekuatan tekan rata-rata perlu fcr bila data
tidak tersedia untuk menetapkan deviasi
standar benda uji

Contoh No.4.
Tentukan Target Kuat Tekan dari suatu mutu
beton fc-25 yang layak berdasarkan Tabel
5.3.2.1, jika diketahui tersedia data standar
deviasi dari campuran beton tersebut adalah
sebesar 4 Mpa.

fcr = fc + 1.34 SS = 25 + 5.36 = 30.36 Mpa


fcr = fc + 2.33 SS 3.50 = 25 + 9.32 - 3.50
= 30.82 Mpa
Jadi fcr 31 MPa

Contoh No.5.
Tentukan Target Kuat Tekan dari suatu mutu
beton fc- 25 yang layak berdasarkan Tabel
5.3.2.2, jika diketahui tidak tersedia data
standar deviasi dari campuran beton tersebut.

fcr = fc + 8.30 = 25 + 8.30 = 33.30 Mpa


Jadi fcr 34 MPa

Contoh No.6.
Tentukan Target Kuat Tekan dari suatu mutu
beton fc- 40 yang layak berdasarkan Tabel
5.3.2.1, jika diketahui tersedia data standar
deviasi dari campuran beton tersebut adalah
sebesar 4 Mpa.

fcr = fc + 1.34 SS = 40 + 5.36 = 45.36 Mpa


fcr = 0.90 fc + 2.33 SS = 36.00 + 9.32
= 45.32 Mpa
Jadi fcr 46 MPa

Contoh No.7.
Tentukan Target Kuat Tekan dari suatu mutu
beton fc- 40 yang layak berdasarkan Tabel
5.3.2.2, jika diketahui tidak tersedia data
standar deviasi dari campuran beton tersebut.

fcr = 1.10 fc + 5.00 = 44 + 5.30


= 49.30 Mpa
Jadi fcr 50 MPa

Spesifikasi standar lain yang berhubungan dengan perawatan


dan pengujian benda uji meliputi standar-standar berikut ini:
ASTM C-31
Specimens
ASTM C-192

ASTM C-511
ASTM C-617
ASTM C-138
ASTM C-496
ASTM C-157

ASTM C-469
ASTM C-457
Concrete
ASTM C-512

: Standard Practice for Making and Curing Concrete Test


in the Field.
: Standard Practice for Making and Curing Concrete Test Specimens
in the Laboratory.
: Specification for Moist Cabinets, Moist rooms, and Water Storage
Tanks Used in the Testing of Hydraulic Cements and Concrete.
: Procedure for Capping the ends of Cylindric Concrete Specimens.
: Test Method for Unit Weight, Yield, and AirContent (Gravimetric)
of Concrete.
: Test Method for Splitting Tensile Test of Cylindrical Concrete
Specimens.
: Test Method for Length Change of Hardened Hydraulic Cement
Mortar and Concrete.
: Test Method for Static Modulus of Elasticity and Poisson Ratio of
Concrete in Compression.
: Procedure for Evaluating the Air-Void System of Hardenend
: Test Method for Creep of Concrete in Compression.

Benda Uji Yang Dirawat Secara Standar,


SNI 03-2847-201X-5.6.3
5.6.3.1 Benda uji untuk uji kekuatan harus diambil sesuai
dengan SNI 03-2458-1991 atau ASTM C172.

5.6.3.2 Silinder untuk uji kekuatan harus dicetak dan dirawat


secara standar sesuai dengan SNI 03-4810-1998 dan
diuji sesuai dengan SNI 03-1974-1990. Silinder harus
berukuran 100 X 200 mm atau 150 X 300 mm.

Dilanjutkan pada slide berikutnya

ASTM - C 172-99

Benda Uji Yang Dirawat Secara Standar,


SNI 03-2847-201X-5.6.3 (lanjutan)
5.6.3.3 Tingkat kekuatan suatu mutu beton individu harus
dianggap memenuhi syarat jika dua hal berikut dipenuhi:
(a) Setiap nilai rata-rata aritmetika dari semua tiga uji
kekuatan yang berurutan (lihat 5.6.2.4) mempunyai
nilai yang sama atau lebih besar dari fc
(b) Tidak ada uji kekuatan (lihat 5.6.2.4) di bawah fc
dengan lebih dari 3,5 MPa jika fc sebesar 35 MPa
atau kurang; atau dengan lebih dari 0,10 fc jika fc
lebih dari 35 MPa.

5.6.3.4 Jika salah satu dari persyaratan pada 5.6.3.3


terpenuhi, maka harus diambil langkah-langkah
meningkatkan hasil uji kekuatan tekan rata-rata
pengecoran beton berikutnya. Persyaratan pada
harus diperhatikan jika persyaratan 5.6.3.3(b)
terpenuhi.

tidak
untuk
pada
5.6.5
tidak

Berikut adalah acceptance criteria (kriteria penerimaan)


yang tercantum dalam SNI 03-2847-201X-5.6.3.3.
Persyaratan penerimaan mutu beton menurut SNI 03-2847201X-5.6.3.3, kuat tekan beton dianggap memenuhi syarat
apabila, dipenuhi :
1). Kuat tekan rata-rata setiap 3 hasil uji berturut- turut
sama atau melebihi fc
2). Untuk beton kelas mutu fc' 35 MPa, tidak ada satu pun
hasil uji yang jatuh di bawah fc' - 3,50 MPa, dan untuk
beton kelas mutu fc' > 35 MPa, tidak ada sartu pun hasil
uji yang jatuh di bawah 0.90fc'.

Contoh No.8
Acceptance Criteria untuk Beton. fc 30 Mpa
Dalam contoh ini ada 10 benda uji silinder 150 mm x 300 mm
dari batch yang sama
Test No. Cylinder # 1 Cylinder # 2

Hasil uji
kuat tekan
rata-rata

Rata rata dari 3


consecutive test
(berurutan)

32.50

33.00

32.75

29.00

30.50

29.75

34.00

32.50

33.25

31.92

28.50

29.00

28.75

30.58

40.00

39.00

39.50

33.83

Catatan:
1. Yang dimaksut dengan hasil uji kuat tekan (strength test)
adalah hasil rata-rata dari kuat tekan 2 silinder yang dibuat
dari batch yang sama dan diuji pada waktu yang bersamaan.
2. Nilai 31.92 adalah nilai rata-rata dari 32.75; 29.75 dan 33.25,
Nilai 30.58 adalah nilai rata-rata dari 29.75; 33.25 dan 28.75,
Nilai 33.83 adalah nilai rata-rata dari 33.25; 28.75 dan 39.50.
Kuat tekan suatu mutu beton (utk benda uji yang dirawat dilaboratorium)
dapat dinyatakan memenuhi syarat jika kedua syarat berikut ini dipenuhi.

1). Setiap nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan mempunyai
nilai sama atau lebih besar dari fc'
2). Tidak ada nilai uji kuat tekan rata-rata (yang dihitung sebagai nilai ratarata dari dua hasil uji) mempunyai nilai dibawah fc' lebih dari 3.50Mpa
untuk mutu beton fc 35 Mpa, dan tidak ada nilai uji kuat tekan rata-rata
(yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari dua hasil uji) mempunyai nilai
dibawah fc' lebih dari 0.10 fc untuk mutu beton fc > 35 Mpa .

Evaluasi -1 : Nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang


berurutan adalah 31.92 Mpa
Criteria 1): Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa ketiga
hasil uji kuat tekan > 30 Mpa.
Criteria 2): Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji tekan
terendah yang diperoleh yaitu 29.75 Mpa,
tetapi nilai ini masih memenuhi syarat karena
29.75 Mpa > 26.50 Mpa.

Jadi dapat disimpulkan hasil uji menunjukkan


beton fc-30 dipenuhi.
Untuk evaluasi pengujian selanjutnya bila masih dalam batch
yang sama maka jumlah silender cukup ditambah 2 silinder
saja (bukan 6 silinder) dan evaluasi kedua dapat dilanjutkan
sebagai berikut:

Evaluasi -2 : Nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang


berurutan adalah 30.58 Mpa
Criteria 1): Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa ketiga
hasil uji kuat tekan > 30 Mpa.

Criteria 2): Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji tekan
terendah yang diperoleh yaitu 28.75 Mpa (nilai
terendah), tetapi nilai ini masih memenuhi
syarat karena 28.75 Mpa > 26.50 Mpa.
Untuk evaluasi pengujian selanjutnya bila masih dalam batch
yang sama maka jumlah silender cukup ditambah 2 silinder
lagi (jadi ada 10 silinder) dan evaluasi ketiga dapat dilanjutkan
sebagai berikut

Evaluasi -3 : Nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang


berurutan adalah 33.83 Mpa
Criteria 1): Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa ketiga
hasil uji kuat tekan > 30 Mpa.
Criteria 2): Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji tekan
terendah yang diperoleh yaitu 28.75 Mpa, tetapi
nilai ini masih memenuhi syarat karena 28.75
Mpa > 26.50 Mpa.
Untuk evaluasi pengujian selanjutnya jika masih dalam batch
yang sama maka jumlah silender cukup ditambah 2 silinder
lagi (jadi ada 12 silinder) dan evaluasi keempat dapat
dilanjutkan dan seterusnya.

Jika evaluasi pengujian lanjutan diambil dari


batch yang berlainan, maka prosedur uji dan
evaluasi harus dilakukan seperti semula yang
diawali dengan 6 buah benda uji silinder lagi
dan seterusnya
Dari contoh tersebut terlihat bahwa untuk
melakukan evalusi mutu beton awal dibutuhkan
minimum 6 buah silinder berukuran
150 mm X 300 mm, atau 9 buah silinder
berukuran 100 mm X 200 mm.

Penyelidikan Untuk Hasil Uji Kekuatan Tekan


Beton Yang Rendah.
SNI- 03-2847-201X-5.6.5
5.6.5.2 Jika kepastian nilai kekuatan tekan beton yang rendah
telah diketahui dan hasil perhitungan menunjukkan
bahwa kapasitas pemikul beban berkurang secara
signifikan, maka uji beton inti (cores) diperbolehkan
diambil dari daerah yang dipermasalahkan sesuai
dengan ASTM C42M. Dalam kasus tersebut, tiga benda
uji harus diambil untuk setiap uji kekuatan tekan yang
jatuh dibawah nilai yang diberikan dalam 5.6.3.3(b).

Penyelidikan Untuk Hasil Uji Kekuatan Tekan


Beton Yang Rendah.
SNI- 03-2847-201X-5.6.5 (lanjutan)
5.6.5.3 Benda uji beton inti harus dikondisikan lembab dengan
penyimpanan dalam kantong atau tempat kedap air,
dikirim ke laboratorium, dan diuji sesuai dengan ASTM
C42M. Benda uji harus diuji tidak lebih awal dari 48 jam
dan tidak lebih lambat dari 7 hari setelah pengambilan,
kecuali disetujui oleh pihak yang berwenang. Pembuat
ketentuan pengujian yang dirujuk dalam ASTM C42M
haruslah desainer profesional bersertifikat (licensed
design professional).
Ref. ACI 214.4 R-03

Ref. ACI 214.4 R-03

Ref. ACI 318M-11

Penyelidikan Untuk Hasil Uji Kekuatan Tekan Beton


Yang Rendah. SNI- 03-2847-201X-5.6.5 (lanjutan)
5.6.5.4 Beton di daerah yang diwakili oleh uji beton inti harus
dianggap cukup secara struktur jika kekuatan tekan
rata-rata dari tiga beton inti adalah minimal sama
dengan 85 persen dari fc , dan tidak ada satupun beton
inti yang kekuatan tekannya kurang dari 75 persen dari
fc. Tambahan pengujian beton inti diizinkan untuk
diambil dari lokasi yang memperlihatkan hasil kekuatan
beton inti yang cenderung salah.
5.6.5.5 Bila kriteria 5.6.5.4 tidak dipenuhi dan bila kekuatan
struktur masih meragukan, maka pihak yang berwenang
dapat meminta untuk dilakukan pengujian lapangan
pada kekuatan struktur beton sesuai dengan Bab 20
untuk bagian-bagian struktur yang bermasalah tersebut,
atau melakukan langkah-langkah lainnya yang
dianggap tepat.

Pengujian untuk mengetahui mutu beton


melalui pengujian nondestructive dapat
mengacu
pada
ACI-228.1R-03
dan
ACI- 228.2R-98.
Pada umumnya mutu beton dapat diketahui
dengan baik melalui pengujian yang sifatnya
destructive seperti core-test. Pengujian
nondestructive umumnya hanya memberikan
gambaran perihal keragaman (uniformity) dari
beton existing dan kadang juga memberikan
indikasi mutu beton secara kualitatif saja,

Melakukan korelasi mutu beton melalui


nondestructive test tidak dapat dilakukan
tanpa ada cukup banyak pengujian yang
meyakinkan. Berbagai percobaan yang
dilakukan menunjukkan perbedaan dan
penyimpangan yang terjadi cukup besar,
penyimpangan yang terjadi bisa berada
pada kisaran 30% - 60%. Dengan demikian
korelasi langsung tidak dianjurkan.
Kenyataannya dilapangan banyak sekali
dilakukan korelasi langsung, yang dapat
memberikan gambaran yang tidak benar

Reference - Nondestructive Test


ACI 228.1R-03
In-Place Methods to Estimate Concrete Strength

ACI 228.2R-98
Nondestructive Test Methods for Evaluation of
Concrete in Structures

Warning - ASTM-C 805


1. Bukan merupakan alternatif untuk menentukan
kuat tekan beton.
2. Hanya untuk menentukan uniformity beton
dilapangan.
3. Setiap pengujian harus terdiri dari paling sedikit 10
bacaan dengan area test D-150mm.

4. Nilai bacaan yang berselisih lebih dari 7 unit dari


nilai rata-rata bacaan dibuang dan bila lebih dari 2
bacaan yang lebih dari 7 unit, maka seluruh
bacaan dibatalkan dan di uji ulang.

Beberapa metoda yang banyak


dipergunakan, antara lain:
1. Rebound Number ASTM C805 / C805M 08
1. Penetration Resistance ASTM C 803
2. Pullout Test ASTM C 900

3. Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) ASTM C 597

ASTM C805 /
C805M 02

Anda mungkin juga menyukai