Analisa Unsur Senyawa
Analisa Unsur Senyawa
TUJUAN
TEORI
Selain unsur karbon (C) senyawa organik juga mengandung unsur-unsur
lain yaitu H, O, S, P dan Halohen (Cl, Br, I)
Adanya beberapa unsur dapat dikenal atau di identifikasi dengan cara
pemijaran senyawa organik dengan logam Na. Pada pemijaran unsur-unsur yang
tadinya adalah ikatan kovalen dapat diubah menjadi ikatan ionik.
Prinsipnya adalah dengan merubah unsur tersebut menjadi anionnya
dengan cara membakarnya dengan logam Natrium, maka terjadi reaksi berikut:
Na X
NaCN
Belerang organik
Na, t
NaS
S (Belerang)
Sumber: di alam ditemukan dalam Kalkoporit (CuFeS), galena (PbS),
Sfalerit (ZnS), Pirit (FeS2) dalam keadaan bebas di kawah gunung.
Sifat:
2.
N (Nitrogen)
Sumber: di alam ditemukan dalam atmosfer bum dengan jumlah 78%,
protein dalam tumbuhan, dan dari proses destilasi bertingkat udara.
Sifat:
3. P (Fosfor)
Sumber :
Di alam ditemukan bentuk P4 (fosfor putih) bila dipanaskan pada
suhu sekitar 250 akan menguap dan membentuk fosfor merah.
Jika fosfor putih dipanaskan pada suhu 200 sampai 300
denganmenggunakan katalisator raksa akan berubah menjadi fosfor
hitam.
Selain dalam bentuk tetraatomik juga ditemukan dalam minelar
fosforit Ca3(PO4)2.
Sifat:
4.
Halogen
o Cl (Klorida)
Sumber: Cl2, Karnit, Sulvit.
2
Sifat:
Br (Bromida)
Sumber: Bromangirit (AgBr), dalam air laut sebagai bromida dari Mg
dan logam alkali.
Sifat:
Berwarna coklat kemerah-merahan.
Sedikit menguap pada suhu ruang membentuk gas merah
meneyebabkan iritasi pada kerongkongan dan mata serta
berbau tidak sedap.
Larut dalam CS2 dalam air, larutan berwarna merah.
Kurang aktif dibandingkan klor tetapi lebih aktif dibanding
iod.
Massa atom relatif: 79,9
Titik leleh: 7,3
Titik didih: 58,8
Kegunaan Brom dan senyawanya:
I (Iodida)
Sumber: air laut dan garam chili.
Sifat:
Berwarna kebiruan agak mengkilat.
Menguap pada suhu ruang membentuk gas warna ungu.
Larut dalam CHCl3, CCl4, CS2, tetapi kurang begitu larut dalam
air.
Massa atom relatif: 126,905
Titik leleh: 113,5
Titik didih: 184,4
Kegunaan Iod dan senyawanya:
Digunakan dalam industri obat seperti: iodoform (CHI 3) untuk
antiseptik, tintur iodin.
AgI bersama AgBr dalam bidang Iodin.
Natrium iodat (NaIO3) atau Natrium Iodida (NaI) dengan
campuran garam dapur untuk mencegah gondok dan
penurunan intelegensia.
Dalam bidang kesehatan, industri kimia, radiologi, analisis
kimia dan lain-lain.
Dengan penambahan larutan perak nitrat akan membentuk
endapan seperti dadih yang kuning, yaitu perak iodida, AgI, yang
mudah larut dalam larutan kalium sianida dan dalam larutan
natrium toisulfat, sangat sedikit larut dalam larutan amonia pekat,
dan tak larut dalam nitrat encer.
5. Larutan Lassaigne
Larutan unsur-unsur senyawa organik yang dipijar dengan unsur
Natrium.
Larutan hasil destruksi senyawa organik dengan logam Natrium.
Sampel yang digunakan adalah kuning telur, putih telur, amoxilin, sampel di
dalam beaker glass dan di dalam botol.
Sebutir telur mencakup fosfor, natrium, klor, kalium, magnesium, ferrum, iodium,
mangan, zinkum, kobalt dan kuprum.
Amoxicillinum
CARA KERJA
1. Pembuatan Larutan Lassaigne
Diambil 1 kerat kecil logam Na ( 4mm3) dengan jarum panjang lalu
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil, kemudian dipanaskan
sampai meleleh.
Dimasukkan zat yang akan di analisa ( 1mg) dalam tabung reaksi
tersebut, lalu dipijar bersama sampai merah, dimasukkan segera
kedalam beaker glass 100ml berisi 5ml air suling.
Dididihkan selama 5menit, lalu disaring hingga diperoleh filtrate
yang jernih yang disebut Larutan Lassaigne.
2. Penentuan Unsur Belerang (S)
Diambil 1ml larutan Lassaigne, lalu ditambahkan CH 3COOH hingga
suasana larutan bersifat asam, kemudian dipanaskan. Kertas saring
yang telah dibasahi Timbal Asetat diletakkan di atas zat yang akan
dipanaskan. Bila ada unsur S, akan terjadi warna hitam dari PbS
pada kertas saring yang telah dibasahi Pb Asetat.
Diambil 1ml larutan Lassaigne, lalu ditambahkan 1ml Natrium
Nitroprusida.
Unsur S positif jika terjadi larutan berwarna lembayung.
3. Penentuan Unsur Nitrogen (N)
Diambil 1ml larutan Lassaigne lalu ditambahkan 2 butir FeSO 4 dan
dipanaskan hingga larut.
Tabung reaksi didinginkan dengan air keran.
Ditambahkan larutan H2SO4 30% hingga cukup asam.
Unsur N positif jika terjadi endapan warna biru.
4. Penentuan Halogen
Bila dari unsur didapatkan unsur N dan S maka unsur tersebut harus
dihilangkan terlebih dahulu dengan penambahan larutan 1ml HNO 3
encer pada 1ml larutan Lassaigne, kemudian dipanaskan.
5
PEMBAHASAN
Penambahan Larutan Lassaigne pada reaksi ini adalah untuk memecahkan
ikatan kovalen menjadi ikatan ionik sehingga unsur-unsur senyawa organik
dapat diidentifikasi.
Putih Telur
Mengandung unsur S, N dan P menurut teori tetapi dalam praktikum
hanya menandung unsur S dan P karena reagen FeSO 4 sudah tidak murni
atau sudah terkontaminasi dengan unsur yang lain.
Rekasi unsur S
Na2S+ Pb Asetat
Asetat
asam asetat
Asam
PbS hitam
Pb
CH3 C
O
O
+ 2 CH3C
ONa
Reaksi P
PO4
3-
Kuning Telur
Kuning telur dalam teori mengandung unsur N, S dan P tetapi dalam
praktikum hanya terdapat unsur P. Ini disebabkan reagen untuk
mereaksikan unsur dalam kuning telur tidak murni.
Reaksi P
PO4
3-
Amoksisilin
Pada teori amoksisilin mengandung unsur N dan S tetapi pada praktikum
amoksisilin teridentifikasi mengandung unsur P.
Amoksisilin yang digunakan sudah terkontaminasi dengan kuning telur
karena pada saat praktikum tabung reaksi yang digunakan telah
digunakan untuk identifikasi unsur yang ada di dalam kuning telur.
Sampel Botol
8
Unsur Br
KMnO4 + HNO3 KNO3 + Mn(NO3) + 2H2O + 5 On
Br- + HNO3 HBr + NO32HBr + On H2O + Br2
Br2 + CHCl warna kuning coklat (oranye) pada
lapisan CHCl
Unsur I
KMnO4 + HNO3 KNO3 + Mn(NO3)2 + H2O + 5On
I-+ HNO3 HI + NO
3-
2HI + On H2O + I2
I2 + CHCl3 warna unggu pada lapisan CHCl
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan larutan Lassaigne, kuning
telur mengandung P dan S, putih telur mengandung P dan penentuan halogen di
dapat unsur Cl pada sampel beaker glass dan unsur Br, Cl, I pada sampel botol.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu,
Imam
HS.
2003.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/26179/Iman%20Rahayu
%20HS%20%28Herni%29.pdf . Bogor.
Sitorus,marhan. 2010. Kimia Organik Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 100101
Kisbiantoro, adi. 2010. Buku Sakti. Yogyakarta: Kendi Mas Media.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta. Hal 95
10