Anda di halaman 1dari 156

Asam dan

Karbohidrat
Arief Kurniawan
Bernadius Agustinus
Budi Utami Wibawani
Chatrin

Asam

Apa itu asam?


Asam adalah senyawa kimia yang bila
dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH < 7.
Arrhenius: zat yang dapat meningkatkan
ion hidronium (H3O+) jika dilarutkan
dalam air. (hanya dapat digunakan
untuk zat2 yang larut dlm air).

Bronsted-Lowry: asam adl donor proton,


basa adl akseptor proton. (asam-basa
konjugasi)
Lewis: asam adl pasangan penerima
elektron dari basa. (dapat menjelaskan
sifat asam dari spesimen yang tidak
mengandung hidrogen ataupun proton
yang bisa dipindahkan).

Pembagian
1.

Struktur kimia:

Asam yang memiliki rantai alifatis jenuh.


Cth: asam butirat
Asam yang memiliki rantai alifatis tak
jenuh. Cth: asam undesilenat
Asam yang memiliki rantai benzen/
aromatis. Cth: as. Benzoat

2. Konsistensi:
Cair
Kristal
Padat

3. Kelarutan:
Jumlah atom C 1-4 : dapat bercampur

dengan air dalam segala perbandingan


Jumlah atom C 4-9: dapat bercampur
dengan air dalam perbandingan tertentu
Jumlah atom C > 9: sukar larut dalam air

Sifat fisik asam


1.
2.

Memiliki bentuk, rasa, dan bau.


Kelarutan:

Kelarutan asam alifatis dalam air


Semakin banyak jml atom C, semakin sulit
larut dalam air.
Kelarutan asam aromatis dalam air
semakin banyak gugus COOH, makin
mudah larut dalam air.

3. Indeks bias
Makin banyak jumlah atom C, makin
tinggi indeks biasnya.
4. Titik lebur
Semakin banyak gugus COOH, makin
tinggi titik lebur.

Analisa Pendahuluan Senyawa Asam


1.

Organoleptis:
a. Bentuk: cair, kental, padat, kristal
b. Bau: menusuk (mis: asam asetat),

aromatis (mis: sinamat)


c. Rasa: asam kemungkinan dari bentuk
asam

asin kemungkinan dari bentuk


garam

2. Reaksi terhadap kertas lakmus


Senyawa asam memerahkan lakmus
biru
3. Indikator universal
Untuk menentukan kekuatan asam
4. Sublimasi
Pada umumnya senyawa2 asam mudah
menyublim dalam bentuk asamnya
dengan bantuan talk

5. Pirolisa/ pemijaran
adalah pemijaran zat dengan cara
dipanaskan dalam cawan porselen
dengan api tidak langsung di bawah
zat agar perubahan lebih jelas.
Akan timbul beberapa gejala dan
perubahan warna.

Respons yang timbul


Hitam
Ada residu
Merangsang batuk

Interpretasi
Adanya asam
Adanya garam
Asam suksinat, Atophan,
Novatophan

Menggelembung

Ca-Glukonas, Ca-Laktat,
Ca-Latofosfat

Berbusa (dimasak)

Asam agaric

Asam suksinat
Dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernafasan atas efek batuk

Reaksi Umum Asam

Reaksi Marquis
Tujuan: Menunjukkan adanya cincin
aromatis
+ pada asam aromatis.
Prinsip: A + H2SO4 + 3 gtt formalin
membentuk senyawa yang berwarna

a.
b.
c.

Merah : asam salisilat dan derivatnya


Kuning: asam fallat
Coklat : tannin

Reaksi Iodoform
Tujuan: Mengetahui adanya ikatan
rangkap dalam zat
Prinsip: A + NaOH/ NH4OH + lar. Iodii
Endapan kuning muda yang berkilat

Jika jika diamati di bawah mikroskop akan


terlihat seperti kristal lantang.
+ pada as. Piruvat, laktat, dan asam
lainnya dengan ik. Rangkap (asam tak
jenuh)

Reaksi dengan FeCl3


Prinsip: Apabila senyawa asam
ditambahkan beberapa tetes FeCl3 akan
berwarna (membentuk ion kompleks)
6CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O
[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ +2H+
Pemanasan: [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O
3Fe(OH)2CH3COO + 3CH3COOH + H+

Warna

Interpretasi

Ungu/ merah ungu

Asam2 derivatif salisilat, nipagin

Merah

Asam malonat, aminoasetaticum

Coklat

Asam benzoat dan asam asparagin

Coklat merah

Asam asetat, nikotinamid

Kuning

Asam laktat, malat, tartrat,


glukonat

Jingga

Asam glutamat

Hijau

Asam iodooksikinolisulfanikum

Biru hitam

Asam gallat, tannin

Reaksi Bellstein
Tujuan: mengetahui adanya gugus halogen pada
suatu senyawa.
Prinsip:
Kawat Cu dibersihkan, lalu dibakar dengan nyala
bunsen CuO. Kemudian dicelupkan pada
suatu zat, dibakar lagi dengan nyala bunsen
nyala biru hijau yang sangat berwarna (memiliki
gugus halida)
Pada umumnya asam trikloroasetat

Reaksi Bellstein:
2Cu + O2 2CuO
CuO + 2HX CuX2 + H2O
Senyawa CuX2 yang memberikan warna
hijau biru yang menyala

Reaksi Umbelliferon
Prinsip: senyawa asam tertentu bila dirx
dengan resorsin + H2SO4 lalu
dipanaskan dan diencerkan dengan air,
akan mendapatkan hasil yang
berbeda2 terutama apabila dilihat
dengan sinar biasa n sinar UV
(berfluorosensi).
H SO
2

C4H6O5 + C6H6O2 > CO + 3 H2O + C9H6O3


Asam malat

Umbelliferon (CL)

Nama asam

Warna hasil reaksi ketika diamati


dengan bantuan sinar
Sinar biasa

Sinar UV

Asam sitrat

kuning

Biru laut

Asam tartrat

Coklat/ merah

Hijau / biru tua

Asam ftalat

Kuning/ coklat

Hijau muda

Asam malonat

Kuning

Hijau

Asan suksinat

Kuning

Hijau muda

Reaksi Nessler
Prinsip: asam yang mengandung amonium
(garam amonium) direaksikan dengan prx
Nessler akan mengendap warna kuning
Prx Nessler : KI : HgI2 = 1:20
Asam2 tsb: asam formiat, asam tartrat,
asetat

Reaksi:
NH4+ + 2[HgI4]2 + 4OH HgOHg(NH2)I +
7I + 3H2O
Berwarna kuning hingga endapan coklat
(jika banyak amonium)

Asam Alifatis
Monokarboksilat
polikarboksilat

Monokarboksilat

Asam Asetat
Rumus molekul: CH3COOH
Rumus bangun:

Berat molekul: 60,05 g/mol


pKa : 4,76 pada 25 0C

Identifikasi:
Organoleptis:

Bentuk: cairan jernih


Warna: tidak berwarna
Rasa: asam
Bau: menusuk tajam

Reaksi umum:
2 RCOOH + Na2CO3 /NaHCO3 2RCOONa +

H2O +CO2

Reaksi identifikasi:
a. Sebagai garam (Na, Pb), ditambahkan dengan
KHSO4 menimbulkan bau asam cuka

b. Reaksi Cacodyl
Larutan dinetralkan dengan NaOH atau larutan
Na2CO3 , lalu diuapkan sampai kering, ditambah
As2O3 dan dipijar, timbul bau tidak sedap (bau
bawang) dari cacodyl dan cacodyl oksida.
4CH3COONa + As2O3 (CH3)2AsOAs(CH3)2 +
2Na2CO3 + 2CO2

c. Reaksi dengan FeCl3 : menimbulkan warna merah


coklat dan akan hilang pada penambahan asam.
d. . Reaksi esterifikasi
Ke dalam tabung uji masukkan 1g zat + 1 ml asam
sulfat + 2-3 ml etanol, kemudian panaskan
perlahan-lahan selama beberapa menit. Akan
terbentuk etil asetat yang berbau wangi.
CH3COONa + H2SO4 CH3COOH + Na +HSO4 CH3COOH + C2H5OH -> CH3COO.C2H5 + H2O

Asam asetat

Asam Laktat dan Ca Laktat


Rumus molekul: C3H6O3 (asam laktat)
C6H10CaO6 (Ca laktat)
Rumus bangun:

Asam laktat Ca laktat

Berat molekul: 90,08 g/mol (asam laktat)


218.22 g/mol (Ca laktat)
Kelarutan: bercampur dengan air, spiritus, alkohol.

Identifikasi asam laktat:


Organoleptis:

Bentuk: cairan seperti sirup, higroskopik.


Warna: tidak berwarna
Bau: agak keras, asam
Reaksi identifikasi
a. Dalam air bereaksi dengan asam kuat
b. Oksidasi
Asam laktat ditambahkan KMnO4+ H2SO4 pekat, lalu
dipanaskan perlahan akan dinyatakan dengan:
Bau kelapa muda (bau asetaldehid)
Uapnya dilewatkan ke kertas yang dibasahi dengan Nanitroprusida dan piperidin akan memberi warna biru
ungu.

c. Reaksi Iodoform

Asam laktat memberi hasil positif pada


reaksi iodoform.
d. Asam laktat ditambahkan H2SO4 pekat 2cc
dipanaskan di waterbath, lalu didinginkan dan
ditambah guaiacol 3% dalam spiritus akan
memberikan warna merah fuchsin.

Kalsium laktat adalah garam dari asam


laktat.

Polikarboksilat

Asam Oksalat dan Ca


Oksalat
Rumus molekul: (COOH)2.2H2O (asam oksalat)
Ca (COO)2 (kalsium oksalat)
Rumus bangun:

Asam oksalat Kalsium oksalat

Berat molekul:126,07 g/mol (asam oksalat)


146.112 g/mol (kalsium oksalat monohidrat)
Kelarutan: larut dalam air, alkohol, eter

Identifikasi:
Organoleptis:
Bentuk: kristal
Warna: tidak berwarrna
Reaksi identifikasi

1. Reaksi Carletti
Asam oksalat ditambahkan resorsin, kompleks glisisnserin, dan asam sulfat pekat akan memberikan
warna ungu kemerahan atau biru ungu. Warna akan
hilang jika diencerkan dengan air.

2. Reaksi Gunn
Larutan asam oksalat ditambahkan larutan
FeSO4 dalam H3PO4 (1:10) akan
menghailkan endapan besi oksalat yang
berwarna kuning.

Asam Sitrat

Asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat
Rumus molekul C6H8O7
BM 192,13
Kegunaan sebagai zat aditif, siklus asam sitrat, pengontrol pH,
pembuka kutikulus, agen pengkelat.
Asam sitrat dapat mengikat logam sehingga sering digunakan
sebagai sabun/deterjen ataupun untuk menghilangkan kesadahan
air.
Asam sitrat dapat disintesis dari tebu, sagu dan kulit buah nanas
pH : 4,5
Titik Lebur 153 C
Organoleptis
Tidak berbau
Serbuk kristal berwarna putih
Rasa asam

Reaksi umum

Reaksi cuprifil : +
Zat + 1 ml NaOH 2N + 1 tetes CuSO4 1% = larutan biru/biru ungu

jernih

Reaksi diazo : +
Diazo A : Diazo B = 4 : 1
Diazo A= Asam sulfanilat dalam HCl;
Diazo B=NaNO2
Zat uji + (Diazo A + Diazo B) menghasilkan warna merah

Reaksi fehling : +
Pereaksi : fehling A : CuSO4.5H20 + H2SO4

(aq)

+ aqua

fehling B : K-Na-Tartat + NaOH +aqua perbandingan

Fehling A : Fehling B = 1 : 1
zat + pereaksi fehling (Fehling A dan Fehling B) + NaOH
2N (+) ada endapan CuO merah bata

Reaksi umbeliferon :
Larutan zat + H2SO4 +resorsin,

dinginkan, encerkan dengan air dan


basakan dengan NH4OH
senyawa yang dihasilkan dilihat
dibawah sinar biasa berwarna kuning
dan di bawah sinar UV berwarna biru
laut.

Uji Identifikasi

Asam Sitrat + 1 ml air + 1,5 ml


piridina pekat, dan kocok panaskan + 5
ml anhidrida asetat pekat ke dalam
campuran, dan kocok : terjadi warna
merah muda.

Reaksi oksidasi dengan asam sulfat


pekat
Asam sitrat + asam sulfat
asam
asetondikarboksilat + NaNO 2
diisonitrosoaseton

Reaksi dengan kalsium klorida dan barium


klorida
Larutan soda kaustik + larutan yang terdapat
kalsium klorida berlebih
endapan
kalsium sitrat tersier yang tidak larut dalam
larutan alkali.
2C6H5O73- + 3Ca2+
Ca3(C6H5O7)2

Reaksi dengan larutan kadmium asetat


Kadmium Asetat + larutan sitrat
endapan kadmium sitrat yang putih
seperti gelatin. Endapan ini tidak larut
air mendidih namun dapat larut dalam
asam asetat panas.

Asam sitrat + CaOH2


kalsium sitrat + H2SO4
sitrat kembali.

endapan
asam

Uji Deniges
Larutkan 5 g HgO dalam 100 ml air dan
20 ml H2SO4 pekat. Tambahkan larutan
sitrat dengan 1/20 bagian reagen dan
panaskan hingga mendidih, kemudian
tambahkan beberapa tetes KMnO4 0,1
N, maka akan terbentuk endapan
kristalin.

Asam Suksinat

Rumus Molekul C4H6O4


Berat molekul 118.09 g mol1
Asam suksinat berperan penting sebagai intermediet
metabolisme (siklus krebs) di dalam tubuh dan berguna
sebagai perhiasan (batu amber)
dapat larut dalam air dan sedikit terurai dalam etanol, eter,
aseton, dan gliserin; tidak dapat terurai di dalam benzene,
karbon sulfide, karbon tetra klorida, dan minyak eter.
Sintesis asam suksinat dapat dilakukan dengan cara hidrolisis
asam maleat atau anhidratnya.
Asam suksinat berbentuk kristalin padat dengan titik lebur
antara 185 187 C
pKa1= 4.2
pKa2= 5.6

Larutan asam suksinat ( dengan NH 4OH ) + FeCl3


endapan cokelat yang larut dalam HCl
Larutan netral + Kristal Pb asetat
Kristal
Sublimasi : bentuk Kristal
Reaksi umbelliferon :
Larutan zat + H2SO4 +resorsin, dinginkan, encerkan
dengan air dan basakan dengan NH4OH
senyawa yang dihasilkan dilihat dibawah sinar biasa
berwarna kuning dan di bawah sinar UV berwarna hijau
muda.
Dengan pyrolisa (pemijaran) : menimbulkan batuk-batuk.
Zat + K2S2O3 = (+) kuning muda (ada gugus karboksil)

Asam Tartrat

2,3-dihidroxysuccinic acid
Rumus molekul C4H6O6
BM 150,087
pKa1= 2.95 pKa2= 4.25
Kegunaan : sebagai pengawet, antioksidan dan
emulgator.
Terdapat di pisang, asam jawa, dan anggur
Organoleptis:

Kristal prisma monoklin


Tidak berbau
Tidak berwarna
Rasa asam kuat

Reaksi umum

Reaksi carletti +
Zat + H2O + asam oksalat + resorsin

+H2SO4 (p) Warna ungu

Reaksi fehling +
Zat + K2S2O3 : (+) ada gugus
karboksil
Reksi nessler : +
Zat +KI:HgI2 (1:20) = mengendap

Uji Identifikasi

Asam tartrat + 2 tetes natrium


periodat pekat (1 dalam 20) + 1 tetes
asam sulfat 1 N, setelah 5 menit
asam glikosilik + beberapa tetes asam
sulfit pekat + beberapa tetes fukhsinasam sulfit (reaksi schiff)
warna
merah muda dalam waktu 15 menit.
+ NaIO4 +H2SO4

Reaksi schiff

Larutkan 10-20 mg zat uji ke dalam 5


ml air, tambahkan 0.05 ml larutan
besi(II) sulfat dan 0.05 ml H2O2 :
terjadi warna kuning yang tidak stabil.
Setelah warna hilang tambahkan NaOH
2 n tetes demi tetes: terjadi warna biru
intensif.

O.1 ml larutan (mengandung 1-2 mg as


tartrat pekat) campur dengan 0.1 ml
larutan kalium bromida, 0,1 ml larutan
resorsinol, dan 3 ml asam sulfat pekat,
panaskan di tangas air selama 5-10
menit : terjadi warna biru tua yang
berubah menjadi merah jika larutan
didinginkan dan dituang dalam air.

Reaksi dengan asam sulfat pekat


pada reaksi antara asam Tartrat dengan asam
sulfat pekat akan terjadi pengarangan. Selain itu,
dilepaskan gas-gas seperti karbon dioksida dan
karbonmonooksida bersama sedikit belerang
dioksida. Belerang dioksida ini terjadi karena
reduksi asam sulfat oleh karbon. Bau khas seperti
bau gula gosong dapat dideteksi dari gas-gas yang
dilepaskan. Asam sulfat encer tidak menghasilkan
reaksi penguraian asam tartrat yang dapat
dideteksi. Gas karbonmonoksida yang terbentuk
apabila dibakar akan memberikan warna biru.
C 4 H6 O 6
CO + CO2 + 2C + 3H2O
C+ 2H2SO4
2SO2 + CO2 + 2H2O

Uji Resorsinol
Teteskan beberapa tetes larutan uji dalam sebuah
tabung uji lalu tambahkan H2SO4 dan bubuk Mg.
setelah melarut tambahkan resorsinol 0,1 gram, kocok
sampai, kemudian dinginkan. Tuang sepanjang dinding
tabung 3-4 ml H2SO4 pekat. Panaskan lapisan asam
sulfat pada dasar tabung dengan sangat perlahan, lalu
suatu cincin merah akan terbentuk pada bidang
pertemuan kedua cairan. Dengan meneruskan
pemanasan perlahan, warna merah akan menyebar
kebawah dari bidang batas antar permukaan dan
akhirnya mewarnai lapisan asam sulfat.

Uji Tembaga Hidroksida


siapkan larutan uji. Tambahkan larutan
NaOH / KOH 2M kedalam larutan uji sama
banyaknya dan tambahkan beberapa tetes
CuSO4 0,25 M
(menghasilkan endapan Cu(OH)2 yang dapat
terlihat). Kocok campuran dengan kuat
selama 5 menit, kemudian saring filtrat. Jika
filtrat tidak jernih, panaskan untuk
menggumpalkan tembaga hidroksida koloidal
dan saring lagi. Warna biru menunjukkan
adanya kandungan asam tartrat.

Asam tartrat (50-800 mcg) direaksikan


dengan beta-naphthol (5 mg) dalam
asam sulfat pekat 2 ml dipanaskan
diatas waterbath 30 menit. Didinginkan
dan di ad kan 25 ml dengan asam
sulfat pekat. Akan memberikan
serapan max pada lambda max 603
nm.
Warna reaksi : kuning

reaksi

H2O

Asam Aromatis

Asam Sinamat

Rumus bangun : C9H8O2


BM : 148,15
Organoleptis : berbentuk kristal putih.
Titik leleh : 113C
Titik didih : 300C
Kelarutan air ( 1: 2000 ), alcohol ( 1:6 ), methanol
( 1: 5 ), kloroform ( 1:12 ), benzene, aseton, eter,
asam asetat glacial
pH/pKa : 4,6
Mudah dideteksi karena memberikan fluoresensi
berwarna hijau atau biru di bawah sinar UV

Uji Identifikasi

Zat + K2S2O3 = + (ada gugus karboksil) warna kuning muda


Oksidasi oleh KMnO4 1% + H2SO4
bau benzaldehid

Asam sinnamat + MgSO4 atau CaCl2

Zat + KMnO4 + Na2CO3


warna cokelat
Garam-garam sinamat netral + FeCl 3
cokelat jingga
Larutan + CaCO3/MgO berlebih, saring filtratnya, tambahkan MnSO 4
putih, lama-lama Kristal kuning
Pemijaran-pemanasan
bau aromatis
3 mL larutan zat + 2 mL pereaksi zwitter
biru hijau ungu
Reaksi dengan marquis :
Zat + H2SO4 + 3 tetes formalin
menghasilkan warna
Reaksi dengan aquabrom :

endapanputih

-CH=CH-CH2-OH + Br2
Warna aquabrom hilang

- CHBr-CHBr-CH2-OH

Asam Benzoat

Rumus molekul : C7H6O2


Berat molekul : 122,12
Organoleptis :
a. Hablur bentuk jarum atau sisik
b. Berwarna putih
c. Sedikit berbau, biasanya bau benzaldehida atau
benzoin
Titik lebur : antara 121C dan 123C
Titik didih : 205C
pH: 2,6
kelarutan : air 1:400, spiritus 1:3

Zat + KI + KIO3
I2 + amilum
larutan
berwarna biru ungu
Zat ditambahkan H2O2 kemudian celupkan kertas
lakmus biru, kertas lakmus akan berubah menjadi
merah
Larutan zat + NaOH + CuSO4
berwarna biru
( pembentukan kompleks garam Cu2+ )
Menentukan adanya inti aromatis dengan reaksi
marquis.
Asamkan larutan pekat benzoate dengan asam
sulfat 2N terbentuk endapan asam benzoate yang
mudah larut dalam eter.

Reaksi Spesifik :

Zat + Na2S2O3

kuning muda
Reaksi Marquis
positif (terdapat gugus aromatis)
Bau esterifikasi : Zat + etanol + H2SO4
bau etil
benzoat (bau pisang ambon)
Bila dipanaskan mudah tersublimasi (dengan bantuan
talk) seperti pelangi dan bentuk papan pecah.
Larutan zat dinetralisir dengan menambahkan
MgO/CaCO3 dan FeCl3 akan terbentuk endapan Febenzoat

Asam Salisilat

Rumus molekul C7O6O3


BM 138.12 g mol1
pH/pKa : 2,97
Digunakan untuk sintesis senyawa organic dan
hormone pada tumbuh-tumbuhan. Digunakan
biasanya untuk sebagai precursor pembuatan
aspirin. Bisa juga dijadikan obat topical antara
lain obat nyeri otot maupun obat jerawat.
Organoleptis: hablur putih berbentuk jarum
halus atau serbuk halus, rasa agak manis,
tajam dan stabil di udara.

Identifikasi
Asam salisilat + FeCl3

Berwarna ungu
Karena asam salisilat termasuk juga fenol monofalen,
maka reaksi yang positif pada fenol monofalen (reaksi
dengan reagen loco milon, diazo, brominasi dan
marquis): bedanya asam salisilat memberikan warna
ungu spesifik pada reaksi dengan FeCl3 sedangkan
fenol tidak spesifik.
Sublimasi = warna spesifik
Zat + Na2S2O3 = kuning muda (ada gugus karboksil)
R-COOH + Na2S2O3
2R-COONa +S +SO2
+H2O

Perbedaan lainnya ada pada reaksi :


2 CH3COOH + Na2CO3 2 CH3COONa + H2O
+ CO2
C6H5COOH + NaHCO3 C6H5COONa + H2O +
CO2
fenol tidak memberikan reaksi (asam salisilat larut)

Larut dalam Na2CO3/NaHCO3 = asam


karboksilat kalo tidak fenol

Reaksi dengan alkohol (esterifikasi) =


Bau gandapura (asam salisilat + metanol)
Bau pisang ambon (asam benzoat +

etanol)

Zat + Na2S2O3

kuning muda

Reaksi frohde +
Zat + amonii molybdat + H2SO4 =

memberikan warna ungu


Ammonium molybdat

Asam Mefenamat

2-(2,3-dimethylphenyl)aminobenzoic acid
Rumus Molekul : C15H15NO2
BM 241.285g/mol
pH/pKa 4.2
Organoleptis : serbuk kristal putih hingga kuning
terang
Kelarutan : praktis tidak larut air, larut dalam etanol
(1:185), larut dalam kloroform (1:150), larut dalam
eter (1:80), larut dalam alkali hidroksida.
Kegunaan : sebagai analgesik untuk menghilangkan
rasa sakit kepala, sakit gigi, radang, dismenorrhoea,
sakit pada otot.

Reaksi-reaksi :
Zat + Na2CO3/NaHCO3

CO2 (larut)
Zat + FeCl3
bintik jingga
Zat + H2SO4
biru + HCl
warna
hilang atau menjadi kuning pucat.
Zat + HNO3
hijau lumut sampai hijau
kekuningan
Reaksi Lybermann dengan pereaksi HNO 2 dan
H2SO4 pekat : Zat + pereaksi
warna biru
Zat + Na2S2O3
(+) ada gugus karboksil

Uji Identifikasi secara


spektro

p-Chloroanilic acid (p-CA) method:


Asam Mefenamat dengan variasi
konsentrasi antara 10-300 g/mL dalam
labu ukur 10 ml dengan 3 ml p-CA reagen
dan dicukupkan volumenya sampai batas
dengan aseton. Memberikan serapan
maksimum 520 nm dengan blangko
reagen dan aseton.
Warna reaksi : orange tua / merah
keoranye-oranyean

N-Bromosuccinamide (NBS)
method:
Konsentrasi : 5-70 g/mL dalam 10 ml
methanol dengan 2 ml reagent.
Memberikan serapan maksimum pada
lambda max 362 nm dengan blangko
methanol dan reagen.
warna : Kuning tua

3-Methylbenzo-thiazolin-2-one
hydrazone (MBTH) method:
Konsentrasi antara 1-6 g/mL dalam
labu 10 ml dengan 4 ml FeCl3 dalam
air (hexahidrat) dan 2 ml reagen di ad
kan dengan metanol. Menghasilkan
seapan max pada lambda max 602 nm
dengan blangko reagen dan methanol
Warna : hijau

Asam dengan Rantai C


Panjang

Asam Stearat

Asam Oleat

Dengan Na2S2O3

Dengan aquabrom

Dengan iod Hubl

Dengan saponifikasi

Asam Stearat

Rumus molekul : C18H36O2


BM 284.48 g mol1
Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah
asam lemak jenuh yang mudah diperoleh dari lemak
hewani serta minyak masak. Wujudnya padat putih pada
suhu ruang, dengan rumus kimia. Asam stearat diproses
dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada
suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh
dari hidrogenasi minyak nabati (asam oleat).
Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai
bahan pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika, dan
untuk melunakkan karet.
Titik lebur asam stearat 69.6C dan titik didihnya 361C

Uji Identifikasi

Pembentukan Zinc Stearat :


sintesis natrium stearat melalui reaksi saponifikasi asam
stearat dengan natrium hidroksida. Sintesis zink stearat
melalui reaksi trans-saponifikasi natrium stearat dengan
zink sulfat. Karakterisasi senyawa hasil sintesis yang
meliputi: uji kelarutan, penentuan titik lebur, analisis
kualitatif ion Zn2+.
Zink stearat hasil sintesis berupa serbuk putih dengan titik
lebur 122-130oC, kelarutan dalam benzena (0,03 gram/mL),
tidak larut dalam air dingin, etanol absolut, aseton,
petroleum eter, kloroform, dan n-heksana. Zink stearat
terdegradasi pada pH 1, 2, dan 3. Identifikasi zink stearat
menggunakan metode pektrofotometri inframerah
menunjukkan adanya pita-pita khas anion karboksilat.

Asam Oleat

Rumus Molekul C18H34O2


BM 282.4614 g/mol
Asam oleat merupakanasam lemak tak jenuhyang banyak
dikandung dalam minyakzaitun.
Asam ini tersusun dari 18 atom C dengan satu ikatan
rangkap di antara atom C ke-9 dan ke-10.
Selain dalam minyak zaitun (55-80%), asam lemak ini juga
terkandung dalam minyakbunga mataharikultivar tertentu,
serta minyak biji anggur.
Asam lemak ini pada suhu ruang berupa cairan kental
dengan warna kuning pucat atau kuning kecokelatan. Asam
ini memiliki aroma yang khas. Ia tidak larut dalam air, titik
leburnya 15.3C dan titik didihnya 360C.
Asupan asam oleat berlebih dapat menimbulkansteatosis.

Rumus Bangun

Uji Ketidakjenuhan lipid

Percobaan uji ketidakjenuhan,


sebanyak 1 ml bahan percobaan
dimasukkan dalam tabung bersih, lalu
ditambahkan kloroform sama banyak,
dikocok sampai semua bahan larut.
Kemudian ditambahkan beberapa tetes
pereaksi iod Hubl sambil dikocok dan
diamati perubahan yang terjadi.

SAMPEL

HASIL

KETERANGAN

Minyak kelapa

Warna merah

Asam oleat

Warna merah pudar

Mentega

Warna merah

Asam palmitat

Warna merah

Margarin

Warna merah

Lemak hewan

Warna merah

Minyak tengik

Warna merah

Karbohidrat

Karbohidrat

Awalnya diartikan sebagai bentuk


hidrat dari semua unsur karbon karena
RM karbohidrat sebagian besar adalah
Cm(H2O)n

Suatu senyawa polihidroksi aldehid


atau polihidroksi keton

Klasifikasi Karbohidrat

Secara umum, karbohidrat dapat


dibedakan menjadi Pseudokarbohidrat
dan karbohidrat sejati

Karbohidrat sejati dibagi atas tiga


macam:
Monosakarida
Disakarida
Polisakarida

Pseudokarbohidrat

Merupakan bentuk hidrogenasi dari


karbohidrat

Rumus umum: H(HCHO)n+1H

Disebut juga sebagai gula alkohol,


polyhidric alkohol, atau polyalcohol

Pseudokarbohidrat

Metabolisme berjalan lambat dan tidak


sempurna sehingga menghasilkan
energi yang lebih sedikit dibandingkan
karbohidrat biasa

Memiliki kadar kemanisan 60%

Contoh: Sorbitol, manitol, dulsitol,


inositol

Karbohidrat Sejati
1.

Monosakarida

Bentuk karbohidrat yang paling sederhana


Berdasarkan gugusnya dapat dibedakan
menjadi 2 jenis melalui reaksi identifikasi
menggunakan Fehling dan Tollens
menjadi:

Aldosa (polihidroksi aldehid)


Ketosa (polihidroksi keton)

Monosakarida
Berdasarkan jumlah atom C pada rantai

utama, dibedakan menjadi:


Gula pentosa (5 atom C)
contoh: Arabinosa, Xylosa
Gula heksosa (6 atom C)
contoh: Glukosa, Galaktosa, Manosa

Karbohidrat Sejati
2. Disakarida (biosa)
Dapat dihidrolisis menjadi 2 molekul

monosakarida
contoh: Sukrosa Glukosa + Fruktosa
Berdasarkan sifat terhadap reaksi Fehling,
dapat dibedakan menjadi 2:
Yang mereduksi Fehling (contoh: Maltosa dan
Laktosa)
Tidak mereduksi Fehling (contoh: Sukrosa)

Karbohidrat Sejati
3. Polisakarida (poliosa)
Dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul

monosakarida
contoh: selulosa banyak molekul glukosa
Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
Larut dalam air
contoh: Glikogen, dextrin, gom arab
Tidak larut dalam air
contoh: Amylum, selulosa

Reaksi Umum Karbohidrat

Reaksi Molisch
Reaksi umum identifikasi karbohidrat
Prinsip dasarnya adalah pembentukan

senyawa furfural atau turunannya (akibat


daya dehidrasi H2SO4 pekat), lalu dengan
-naftol akan berkondensasi membentuk
senyawa berwarna ungu (menunjukkan
hasil positif)

Reaksi pada uji Molisch

Reaksi Umum Pseudokarbohidrat:


Penguapan pada kaca arloji

- Manitol : sarang laba-laba

- Inositol : sasaran tembok

- Dulsitol : bunga
Reaksi Curprifil (untuk polivalen)

Larutan zat + 1 tetes CuSO4 0,1% dalam air + NaOH 2N sampai alkalis
kompleks Cu (larutan biru tua jernih)
Reaksi Carletti

Zat + 0,5 ml asam oksalat + 0,5 ml larutan resorcin 5% + H2SO4 (p)


ungu violet, + 1ml air warna hilang + 0,5 ml H2SO4 (p) ungu violet
Reaksi warna Azo

100 mg zat + diazo A + diazo B (4:1) + NaOH 2N sampai alkalis,


panaskan merah
Reaksi Landwehr

zat + FeCl3 1% zat berwarna kuning hingga cokelat jingga (gunakan


bantuan blanko)
Alkohol mempertinggi keasaman asam borat

Larutan borat + fenolftalein larutan merah + sampel warna merah


menghilang

Monosakarida

Uji Polarimeter

Dengan Polarimeter, berlaku untuk


gula murni dengan melihat rotasi
jenisnya karena setiap gula memiliki
rotasi jenis yang spesifik.

Uji Kelarutan
Pelarut

Zat yang larut

Alkohol absolut

Fruktosa
Manosa

Alkohol 80%

Sakarosa
Arabinosa
Maltosa
Glukosa
Xylosa
Galaktosa
Pektin
gom

Air panas

Amilum

Air dingin

Dextrin
Glikogen
Galaktosa
Inulin
Laktosa
gom

Jika tidak larut dalam pelarut manapun maka zat tersebut ialah Selulosa dan Tylosa

Reaksi Osazon

Zat : Fenilhidrazin HCl : kristal Naasetat (1:2:3) larutkan dalam air,


panaskan kristal kuning osazon (+)
Bentuk kristal yang spesifik untuk
setiap gula, serta titik lebur dan lama
pembentukannya yang berbeda
menjadikan reaksi osazon dapat
digunakan untuk membedakan antar
monosakarida.

Reaksi Umum Monosakarida

Reaksi membedakan manosa dengan


biosa
Reaksi membedakan ketosa dengan
aldosa
Reaksi membedakan heksosa dengan
pentosa

Reaksi membedakan
manosa dengan biosa

Reaksi Barfoed
Pereaksi : Cu Asetat 4%, asam asetat
0,06%
Zat + pereaksi dipanaskan tidak
terbentuk endapan Cu2O, panaskan lagi
1 menit terbentuk endapan Cu2O.

Reaksi

Ketosa

Aldosa

Reaksi Pinoff
Zat + -naftol dalam
alkohol + H2SO4 (p)

Ungu tua (reaksi lebih cepat


& warna lebih pekat)

Ungu tua

Reaksi Seliwanoff
Pereaksi : HCl +
resorcinol (1:2)
Zat + pereaksi merah

(+)

(-)

Reaksi Riegler
Larutan zat 10% dalam
air + larutas zat dalam
fenilhidrazin 1% + Na
asetat, panaskan, saat
dingin + NaOh 4N

Kuning

Merak

Reaksi Berg
Oksidasi dengan aqua
Brom asam (+)

(-)

(+) Jingga

Reaksi Ihlpechmann
Larutan zat + beberapa
tetes difenilhidrazin 5%
dalam spiritus + HCl
30% lalu dipanaskan
dalam penangas air 10
menit kocok dengan
amil alkohol, warna
akan tertarik

Biru

Biru muda

Reaksi

Pentosa

Heksosa

Tollens
Merah anggur
Larutan zat + HCl(p)
30% + sedikit
fluoroglusin, panaskan
2 menit

Jingga hingga merah


coklat

Reaksi Bial
Pereaksi:Larutan
orsinol dan feriklorida
dalam HCl
Larutan zat dalam air
+ pereaksi, panaskan
hijau / endapan

(+)

(-)

Reaksi Schiff
Pereaksi : anilin +
spiritus fortior + HCl
4N (1:2:1)
Larutan zat + 5 ml
HCl 4N, panaskan,
letakkan kertas saring
yang dibasahi reagen
diatas tabung

Kuning

Merah

Glukosa
Organoleptis:
Bentuk
: kristal
Warna
: tidak berwarna
Bau
: tidak berbau
Rasa
: manis
Kelarutan: larut dalam air, air panas,
etanol mendidih, sukar larut pada
etanol
Titik leleh : 83oC

Fruktosa

Organoleptis:
Bentuk : Kristal
Warna
: Putih
Bau
: tidak berbau
Rasa
: Sangat manis
Kelarutan: larut dalam air, alkohol,
metanol, aston, etilamin, dan
metilamin

Galaktosa
Organoleptis
Bentuk
: Kristal
Warna
: putih
Bau
: tidak berbau
Rasa
: manis
Kelarutan: larut dalam air

Reaksi Identifikasi
Reaksi

Glukosa

Fruktosa

Galaktosa

Reaksi Molisch
2 cc larutan gula dalam
air + 5 tetes 3% naftol dalam spiritus +
2 cc H2SO4 (pekat)

Cincin ungu

Cincin ungu

Cincin ungu

Reaksi Barfoed
Zat + 4,5 gr Cu asetat
4% + Asam asetat
0,06% 100 cc

Endapan Cu2O

Endapan Cu2O

Endapan Cu2O

Reaksi reduksi fehling


Pereaksi : fehling A :
CuSO4.5H20 + H2SO4 (aq)
+ aqua
fehling B : K-Na-Tartat +
NaOH +aqua
perbandingan Fehling
A : Fehling B = 1 : 1
zat + pereaksi fehling
(Fehling A dan Fehling
B) + NaOH 2N (+)
ada endapan CuO
merah bata

Endapan CuO merah


bata

Endapan CuO merah


bata

Endapan CuO merah


bata

Reaksi

Glukosa

Fruktosa

Galaktosa

Reaksi Riegler
Larutan zat 10%
dalam air +
larutas zat dalam
fenilhidrazin 1% +
Na asetat,
panaskan, saat
dingin + NaOh 4N

Merah

Kuning

Merah

Reaksi Seliwanoff
Pereaksi : HCl +
resorcinol (1:2)
Zat + pereaksi
merah

(-)

(+)

(-)

Reaksi Osazon
Zat : Fenilhidrazin
HCl : kristal Naasetat (1:2:3)
larutkan dalam air,
panaskan kristal
kuning osazon (+)

(+) 4-5 menit

(+) 2 menit

(+) 15-19 menit

Disakarida

Disakarida
1. Sukrosa

Rumus molekul : C12H22O11

Berat Molekul : 342 g/mol

Identifikasi
Organoleptis

Bentuk : Serbuk hablur putih


Warna : putih gelap
Bau
: tidak berbau
Rasa
: Rasa manis
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Sukar larut dalam etanol
tidak larut dalam kloroform dan
eter

Melalui Reaksi
Reaksi Molisch : (+)
Reaksi Barfoed : (+)
Reaksi Fehling
fehling A : CuSO4.5H20 + H2SO4

+ aqua
fehling B : K-Na-Tartat + NaOH +aqua
perbandingan Fehling A : Fehling B = 1 : 1
zat + pereaksi fehling + NaOH 2N (-)
tidak ada endapan CuO merah bata
(aq)

Reaksi Barfoed
Pereaksi : Zat + CuAc2 4% + HAc 0,06%
Zat + pereaksi , panaskan tidak

terbentuk Cu2O . (-)

Reaksi Seliwanoff
5 gram zat ( gula ) + 10mg resorcin + 10cc

HCl 4N , dipanaskan 20 detik merah (+)

Reaksi osazon
100 mg Zat + 200mg fenilhidrazin HCl +

kristal Na-asetat, larutkan dalam air ,


panaskan selama 5 menit di WB tidak
ada endapan Kristal kuning osazon (-)

Reaksi ihlpechmann
25mg gula dalam 3cc + 5 tetes larutan 5%

Diphenil amin dalam spiritus + HCl


panaskan 1 menit biru (+)

(p)

2. Maltosa

Rumus molekul : C12H22O11

Berat Molekul : 342 g/mol

Organoleptis
a. Bentuk : serbuk kasar
b. Warna : putih gelap
c. Bau
: bau gula
d. Rasa
: manis
e. Kelarutan : Larut dalam air dan
alkohol.
Tidak larut dalam eter.

Melalui Reaksi
Reaksi Molisch
2 cc larutan gula dalam air + 5 tetes 3% -

naftol dalam alkohol + 2 cc H2SO4


cincin ungu (+)

(pekat)

Reaksi fehling
fehling A

: CuSO4.5H20 + H2SO4 (aq) + aqua


fehling B : K-Na-Tartat + NaOH + aqua
perbandingan Fehling A : Fehling B = 1 : 1
zat + pereaksi fehling + NaOH 2N (+)
ada endapan CuO merah bata

Reaksi Barfoed
Pereaksi : Zat + CuAc2 4% + HAc 0,06%
Zat + pereaksi , panaskan (-) tidak

terbentuk Cu2O .
Reaksi ini akan memberikan hasil (+)
apabila pemanasan dilakukan terlalu lama

Reaksi osazon
100 mg Zat + 200mg fenilhidrazin HCl +

kristal Na-asetat, larutkan dalam air ,


panaskan selama 5 menit di WB setelah
15-30 menit endapan Kristal kuning osazon
(+)

Reaksi trommer
Pereaksi ; CuSO4.5% +NaOH 10%
Zat + pereaksi Trommer (+) endapan

merah bata

Polisakarida

Amilum

Organoleptis
Bentuk : serbuk sangat halus
Warna
: putih
Bau
: tidak berbau
Rasa
: tidak berasa

Reaksi Identifikasi
Reaksi Molisch
2 cc larutan gula dalam air + 5 tetes 3% -naftol
dalam spiritus + 2 cc H2SO4 (pekat) cincin ungu
pekat
Reaksi Fehling
zat + pereaksi fehling + NaOH 2N (-) tidak
terbentuk endapan CuO merah bata
Reaksi Iodium
Larutan zat + larutan iodium biru (karena
membentuk kompleks dengan amilosa)
Amilum + H2O (pada objek glass) membentuk hilus

Tragacanth
Organoleptis:
Bentuk: serbuk halus
Warna : coklat muda
Bau : tidak berbau
Rasa : tawar
pH : 5
Kelarutan
: larut dalam alkohol absolut,
alkohol 80%, etanol, NaOH, HCl, sukar larut
dalam air
Akan berbusa jika dikocok dalam air

Gom Arab
Organoleptis:
Bentuk: serbuk halus
Warna : putih kekuningan
Bau : tidak berbau
Rasa : tawar
Kelarutan : larut hampir sempurna
dalam spiritus tetapi sangat lambat,
meninggalkan endapan yang tidak
larut dalam etanol dan eter

Reaksi Spesifik Tragacantha

Zat
Zat
Zat
Zat

+
+
+
+

KOH kuning kenari


H2SO4 (aq) coklat
HNO3 (aq) kuning muda
HCl (aq) coklat muda

Reaksi Spesifik Gom Arab

Larutan zat + Pb asetat + spiritus


terbentuk endapan
Larutan zat + tannin 10% tidak
terbentuk endapan
Larutan zat + NaOH, dimasak kuning

Perbedaan Tragacantha
dengan Gom Arab
Reaksi

Tragacanth

Gom Arab

Larutan zat + I2

Biru hitam

Tidak berwarna

Larutan zat + Pb
asetat

Terbentuk endapan

Tidak terbentuk
endapan

Zat(s) + I2

Hijau

Tidak berwarna

Pseudokarbohidrat

Pseudokarbohidrat
1. Dulsitol

Rumus molekul : C6H14O6

Berat Molekul : 182,17

Identifikasi

Organoleptis

Bentuk : Serbuk hablur


Warna : Tidak berwarna
Bau
: Tidak berbau
Rasa
: Agak manis
Kelarutan : Larut dalam air (1:20)
Larut dalam air panas (1:2)
Sedikit larut dalam alkohol
pKa pada 18o C: 3,5 x 10-14

Melalui Reaksi
Reaksi Molish (-)
Reaksi Warna Azo (+)
Larutan zat + Diazo A : Diazo B ( 4 : 1 )
warna merah ( jika belum merah, tambahkan
NaOH )
Reaksi Cuprifil (+)
Larutan zat + 0,1% CuSO4/ H2O + NaOH 2N
(alkalis) larutan biru tua jernih
Reaksi Landwehr (+)
Zat + FeCl3 warna merah coklat

2. Dekstrin

Rumus Kimia : (C6H10O5)n

Merupakan gabungan dari unit-unit


glukosa, struktur dan karakteristiknya
menyerupai pati, namun bentuk
molekulnya lebih sederhana

Identifikasi

Organoleptis

Bentuk : serbuk sangat halus


Warna : putih
Bau
: tidak berbau
Rasa
: tidak berasa
Kelarutan : Larut dalam air

Melalui Reaksi
Reaksi Molisch (+)

Uji iodium (+)


Pada plat
tetes, 3 tetes lar.uji + 2
tetes Iodium warna merah anggur

Reaksi Benedict (-)

3. Manitol

Rumus Molekul : C6H14O6


Berat Molekul : 182,17
Rumus Bangun :

Identifikasi

Organoleptis

Bentuk : Serbuk hablur


Bau
: Tidak berbau
Warna : Putih
Rasa
: Agak manis
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air,
sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
eter

Melalui Reaksi

Penguapan pada kaca arloji : membentuk sarang


laba-laba
Reaksi Curprifil (untuk polivalen)
Larutan zat + 1 tetes CuSO4 0,1% dalam air + NaOH

2N sampai alkalis kompleks Cu (larutan biru tua


jernih)

Reaksi warna Azo


100 mg zat + diazo A + diazo B (4:1) + NaOH 2N

sampai alkalis, panaskan merah

Reaksi Landwehr
zat + FeCl3 1% zat berwarna kuning hingga cokelat

jingga (gunakan bantuan blanko)

Alkohol mempertinggi keasaman asam borat


Larutan borat + fenolftalein larutan merah +

sampel warna merah menghilang

Hasil Kromatografi

Daftar Pustaka
http://answers.yahoo.com/question/in
dex?qid=20070416044738AAMihBw
http://www.konstant.in/?tag=umbellifero
ne
http://www.cliffsnotes.com/study_guide/R
eactions-of-Aldehydes-and-Ketones.topicA
rticleId-23297,articleId-23281.html
http://chemicalland21.com/lifescience/f
oco/DEXTRIN.htm
Pengembangan Produk dan
Pengembangan Proses.

Cataldi, Tomasso R.I et.al. 2000.


Determination of Sugar Compounds in Olive
Plant Extracts by Anion-Exchange
Chromatography with Pulsed Amperometric
Detection. Italy
Anonimous, 2007. Dextrin.
http://en.wikipedia.org/wiki/Dextrin; 16
November 2008.
Anonimous, 2009. Dextrin.
http://ebookpangan.com; 2 September
2009.
Anonimous, 1992. Dekstrin Industri Pangan.
SII 2593-1992. Departemen Perindustrian
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai