Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING

MELALUI METODE PELATIHAN ANGGOTA FORUM KOMUNIKASI


REMAJA ISLAM
Oleh:
Dyah Nugrahani, Indri Kustantinah, Rr. Festi Himatu K., Larasati
FPBS IKIP PGRI Semarang
larasatisukirman@yahoo.co.id

Abstract
Public speaking is the process of speaking to a group of people in a structured, deliberate manner
intended to inform, influence, or entertain the listeners. Speaking in front of audience is not an easy
task. It needs a good speaking skill. Fear and nervousness become major problem, especially for
beginners who have not experienced in public speaking. This also occurs in members of the Muslim
Youth Forum Gayamsari (Foksari). Their speaking competence is inadequate. That is why Public
Speaking training activity is held. It is expexted to improve their skills. This activity is performed in
two stages, namely the delivery of content and practice. Based on the evaluation, the results obtained
are very significant. The existence of enthusiastic participants indicates that they are very interested.
Besides, there is a seriousness of the participants who attend a series of events organized by the team
from beginning to end.
Key Words: Skill, Public Speaking, Training

Abstrak
Berbicara di depan umum adalah proses berbicara kepada sekelompok orang dengan cara terstruktur
yang disengaja dimaksudkan untuk menginformasikan, mempengaruhi, atau menghibur pendengar.
Berbicara di depan umum bukanlah tugas yang mudah. Perlu keterampilan berbahasa yang baik.
Ketakutan dan kegelisahan menjadi masalah besar, terutama bagi pemula yang belum berpengalaman
dalam public speaking. Ini juga terjadi pada anggota Youth Forum Muslim Gayamsari (Foksari).
Kompetensi berbahasa mereka tidak memadai. Itulah sebabnya kegiatan pelatihan Public Speaking
diadakan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mereka. Kegiatan ini dilakukan dalam
dua tahap, yaitu pengiriman konten dan praktek. Berdasarkan evaluasi, hasil yang diperoleh sangat
signifikan. Adanya peserta antusias menunjukkan bahwa mereka sangat tertarik. Selain itu, ada
keseriusan dari para peserta yang menghadiri serangkaian acara yang diselenggarakan oleh tim dari
awal sampai akhir.
Kata Kunci: Keterampilan, Speaking Training, Public

seseorang dengan jalan berlatih dan terus

A. PENDAHULUAN
Tidak

dapat

dipungkiri

bahwa

mempraktikkan dalam setiap kegiatan.

peran manusia sebagai makhluk sosial

Keterampilan

public

speaking

pastilah akan bertemu dan berinteraksi satu

tidaklah mutlak milik tokoh besar seperti

sama lain. Dalam aktivitas berinteraiksi,

presiden, menteri, maupun pejabat tinggi

tentunya dibutuhkan strategi agar pesan

yang kerap kali pidatonya dalam sebuah

yang disampaikan kepada mitra bicara

kegiatan besar sangat ditunggu. Tidak pula

dapat diterima dan dipahami dengan baik.

mutlak milik selebritas maupun artis

Kegiatan

dibagi

terkemuka yang sering tampil di layar

menjadi dua ranah, yakni ranah formal dan

kaca. Keterampilan public speaking milik

ranah nonformal. Komunikasi dalam ranah

semua warga masyarakat (Sirait, 2008: 3),

formal artinya menyampaikan informasi

tak

kepada mitra bicara dalam forum resmi

kecamatan,

dengan tema tertentu dan dengan adab

Komunikasi Remaja Islam Gayamsari

serta kostum resmi. Kegiatan ini biasanya

Kota Semarang, yang lazim disingkat

diwujudkan dalam bentuk berbicara di

Foksari.

depan

berkomunikasi

banyak

dapat

orang/forum.

Adapun

terkecuali

para

termasuk

Berdasarkan

remaja
remaja

survei

Islam
Forum

kecil

yang

berkomunikasi dalam ranah nonformal

dilakukan, ditemukan gejala bahwa remaja

artinya menyampaikan informasi kepada

yang tergabung dalam Foksari memiliki

mitra bicara dalam situasi tidak resmi.

kemampuan public speaking yang rendah.

Istilah

tersebut

Hampir setiap mengadakan kegiatan, yang

dikatakan sebagai public speaking atau

tampil sebagai pembawa acara adalah

berbicara di depan banyak orang.

orang itu-itu saja. Padahal, yang lain pun

ilmiah

Dalam
kegiatan

dari

kegiatan

berbagai

public

kesempatan,

speaking

sangat

sebenarnya memiliki kesempatan yang


sama. Hanya saja, tidak adanya arahan,

dibutuhkan. Hal ini karena hampir setiap

bimbingan,

kegiatan, identik dengan aktivitas yang

menjadi

mensyaratkan

menjadikan mereka enggan tampil, dan

pembawa

pembicara

acara.

Dalam

utama

atau

hal

ini,

dan

pelatihan

seorang

bagaimana

public

speaker

lebih memilih diam mendengarkan.

keterampilan untuk dapat berbicara di

Dari survei yang telah dilakukan,

depan forum sangatlah penting. Untuk

permasalahan yang dihadapi oleh mitra

dapat terampil berbicara di depan umum,

adalah belum

tidaklah semudah membalikkan telapak

public speaking atau berbicara di depan

tangan. Kemampuan ini dapat dimiliki

umum yang memadai. Kalaupun dapat,

dimilikinya

kompetensi

hanya mampu sebatas berbicara tanpa

(berpidato)

didasari dengan ilmu dan strategi yang

(Kridalaksana, 2001: 30). Tarigan dkk.

memadai. Untuk hal-hal yang bersifat

(1997:

formal

sebagai

dan

nonformal,

dalam

hal

adalah

34)

berkomunikasi

mendefinisikan

keterampilan

berbicara

menyampaikan

penampilan, mereka masih belum dapat

pesan melalui bahasa lisan. Pesan tersebut

membedakan, baik cara penyampaian,

akan diterima oleh pendengar apabila

tampilan, maupun kesesuaian kostum.

disampaikan dengan nada yang runtut dan

Di

lain

sisi,

kegiatan

pada

jelas.

organisasi Foksari di tingkat kecamatan

Selanjutnya, menurut Arsjad (1988:

cukup padat, baik yang berhubungan

23)

dengan

kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat

kegiatan

keagamaan

maupun

kemampuan

berbicara

kegiatan yang bersifat nasional. Tentu saja,

untuk

kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan

menyampaikan

pihak yang harus berbicara di depan

perasaan. Semakin terampil seseorang

forum, baik sebagai

dalam berbicara, maka semakin terampil

pembawa

acara

maupun sebagai pemberi materi.


Dalam

kehidupan

dan

sehari-hari,

mengekspresikan,

adalah

mudahlah

menyampaikan

pikiran,

ia

menyatakan,
gagasan,

berpidato

pikiran,

dan

untuk

gagasan,

dan

kemampuan berbicara memegang peranan

perasaannya kepada orang lain serta

penting dalam komunikasi sosial. Hal ini

semakin jelas jalan pikirannya, karena

sesuai dengan Tarigan (1988: 15) yang

sesungguhnya

mengatakan bahwa berbicara merupakan

mencerminkan pikirannya (Tarigan 1988:

suatu

1).

alat

untuk

gagasan-gagasan

mengomunikasikan

yang

disusun

serta

bahasa

mengemukakan

kebutuhan

hakikat

Berdasarkan

batasan

atau

penyimak.

tersebut

tersirat

itu

Kemudian, Ahmadi (1990: 18)

dikembangkan sesuai dengan kebutuhanpendengar

seseorang

pendapatnya

keterampilan

mengenai
berbicara.

Menurutnya, keterampilan berbicara pada

sebuah makna bahwa perihal berbicara

hakikatnya

(berpidato)

memproduksi arus sistem bunyi artikulasi

harus

disesuaikan

dengan

merupakan

keterampilan

pendengar. Dengan kata lain, sebelum

untuk

menyampaikan

kehendak,

berpidato, pembicara harus memahami

kebutuhan,

perasaan,

keinginan

pendengar, dengan siapa berpidato, dan

kepada

untuk kebutuhan apa ia berpidato agar

mengimplisitkan adanya peran penting

gagasan yang disampaikan dapat diterima

bahasa sebagai sarana komunikasi. Bahasa

oleh penyimak karena hakikat berbicara

tersebut

orang

lain.

diungkapkan

dan

Pengertian

dengan

ini

cara

melakukan kegiatan mengeluarkan bunyi-

pembicara publik harus bisa melakukan

bunyi yang teratur dan mengandung

berbagai tugas sekaligus. Ia harus bisa

makna yang dilakukan secara lisan untuk

menyampaikan informasi, menghibur, dan

berkomunikasi dengan orang lain.

meyakinkan pendengarnya. Tanpa ilmu

Berdasarkan beberapa pendapat di


atas,

dapat

disimpulkan

pengetahuan, informasi yang disampaikan

bahwa

bisa salah. Tanpa kemampuan mengingat

keterampilan berbicara pada hakikatnya

cerita lucu dalam urutan yang betul, maka

adalah keterampilan berkomunikasi, yakni

pembicara tidak akan bisa menghibur

keterampilan

ide,

pendengar. Selanjutnya, tanpa kepercayaan

gagasan, pikiran, dan perasaan secara

diri, seorang pembicara tidak akan bisa

runtut,

yang

meyakinkan orang lain untuk percaya.

dilakukan pembicara kepada seseorang

Intinya, public speaking yang baik dekat

atau sekelompok orang melaui sarana lisan

dengan kesuksesan.

mengomunikasikan

sistematis,

berupa

dan

bunyi-bunyi

logis,

artikulasi

yang

mengandung makna.

Dalam kegiatan public speaking,


seseorang diminta untuk terus berlatih

Public Speaking merupakan bagian

berbicara, menambah pengetahuan tentang

dari keterampilan berbahasa, khususnya

apa saja. Salah satu cara yang bisa

berbicara. Sebagai sebuah keterampilan,

ditempuh

tidak akan pernah datang begitu saja

membaca, khususnya topik-topik yang

kepada pelakunya, akan tetapi, butuh

relevan dengan acara yang akan kita

sebuah

pandu, kenudian berlatih menuliskan script

proses.

Dengan

kata

lain,

keterampilan berbicara di depan umum ini

adalah

kita

harus

sering

pembicaraan yang akan kita tampilkan.

akan semakin lancar dan sukses manakala

Selain itu, bekal yang tak kalah

yang bersangkutan selalu berlatih dan

penting adalah seorang public speaker

berlatih untuk mengasahnya.

dituntut

Charles
seorang

public

Bonar
speaker

Sirait

(2008),

papan

atas,

mempelajari

kebudayaan,

menekuni berbagai komunitas, serta aktif


dalam sebuah komunitas dan melakukan

mendefinisikan public speaking sebagai

budaya

seni yang menggabungkan semua ilmu dan

Seorang public speaker yang mampu

kemampuan yang kita miliki. Lebih lanjut

berkomunikasi dengan baik harus bisa

ia

menyampaikan

mengatakan

bahwa

memberanikan

bicara

secara

pesan

berkelompok.

kepada

para

berbicara di depan umum artinya siap

pendengarnya yang berasal dari beragam

menyampaiakan pesan kepada orang-orang

budaya, dan ia harus bisa memberikan

yang latar belakangnya berbeda. Seorang

pengaruh.

Berikut ini tips dari Sirait (2008:

Adapun kiat percaya diri ketika

214) yang harus diperhatikan public

berbicara di depan umum sebagai mana

speaker.

disampaikan oleh Larasati (2009) antara

1) Ungkapkan pujian dan pandangan yang

lain:

positif kepada publik dan tokoh yang

1) positive thinking;

dibicarakan.

2) persiapan matang;

2) Teliti sebelum bicara, hal-hal apa saja

3) mulai dari sekarang;

yang perlu dihindari untuk diucapkan.

4) rajin berlatih;

Jangan mempermalukan orang di depan

5) rajin membaca; dan

publik.

6) manfaatkan kesempatan.

3) Pujian yang diberikan harus tulus dari


dalam hati, bukan menjilat.

Remaja Foksari merupakan aset


berharga bagi masyarakat, khususnya di

4) Melibatkan emosi atau perasaan dapat


juga dijadikan pertimbangan.

kecamatan Gayamsari dalam melanjutkan


estafet

5) Cerita nostalgia dan anekdot yang khas

pembangunan

dan

kemajuan

daerah tersebut. Keberadaannya sangat

dalam keluarga dapat dimasukkan ke

strategis

dalam pidato/sisipan materi.

menjalankan program-program kegiatan di

Tidak kalah pentingnya, public


speaker

juga

perlu

berlatih

untuk

memperlancar

dan

meningkatkan

kemampuannya.

Lebih

lanjut,

Sirait

ranah

dalam

membangun

kecamatan.

Untuk

dan

itu,

kemampuannya di bidang public speaking


sangatlah dibutuhkan.
Berdasarkan paparan di atas, dapat

menyampaikan beberapa hal yang dapat

disimpulkan

dilakukan bagi public speaker, antara lain:

keterampilan public speaking bagi remaja

1) berlatih dengan batas waktu;

Foksari.

2) berlatih berpikir dan berbicara positif;

keterampilan public speaking oleh remaja

3) berlatih kritis memeriksa kekurangan

Foksari ini, tidak ada lagi suasana saling

alur acara dan teks;

betapa

Dengan

pentingnya

dimilikinya

tunjuk untuk menjadi pembicara maupun

4) berkonsultasi dengan orang terdekat

pembawa acara dalam setiap kegiatan yang

ketika ragu akan mengatakan sesuatu

dilaksanakan. Tidak ada pula kesulitan

yang dianggap lucu tetapi berpotensi

mencari pembicara/pembawa acara dari

melukai perasaan orang lain; dan

luar kelurahan untuk mensukseskan acara

5) bertanya kepada keluarga yang lebih


senior tentang peristiwa atau anekdot
keluarga yang pantas diucapkan.

yang diagendakan.

1) Tahap memilih pokok pembicaraan

B. PEMBAHASAN
Materi

diberikan

yang menarik hati. Dalam hal ini, tim

meliputi: hakikat keterampilan berbicara;

pengabdian memberikan materi dasar

pengantar umum public speaking; public

yang mengarah pada pemahaman mitra

speaking untuk MC; dan public speaking

untuk memilih topik pembicaraan yang

untuk

Materi

menarik, baik menurut diri sendiri

disampaikan secara santai dan

maupun masyarakat pada umumnya.

bersahabat. Teknisnya, tim menyampaikan

Materi dasar ini adalah pengantar public

materi secara bergantian. Dalam proses

speaking yang di dalamnya mencakup

penyampaian materi, peserta langsung

hakikat keterampilan berbicara, hakikat

diberi contoh praktik aplikasi materi

public speaking, dan teknik sederhana

tersebut. Dalam hal ini, tim IbM lah yang

merancang public speaking.

pidato

tersebut

yang

dan

telah

presentasi.

menjadi model. Setelah peserta paham,

2) Tahap membatasi pokok pembicaraan.

baru kemudian mereka praktik secara

Pada tahap ini, mitra diarahkan untuk

mandiri dan kelompok.

menyempitkan

Selama

pelatihan

topik

yang

akan

berlangsung,

disampaikan. Tim pengabdian memberi

peserta dikondisikan oleh tim untuk aktif.

penekanan bahwa topik yang benar dan

Rangkaian motivasi dan stimulasi selalu

menarik adalah topik yang sempit dan

dilakukan oleh tim untuk membangun

mendalam. topik-topik tersebut seperti

kegairahan peserta aktif dalam pelatihan

membawakan acara

sehingga ilmu yang disampaikan selama

ulang tahun sahabat, MC pada acara

pelatihan, dapat tertransfer dengan baik.

perpisahan sekolah, dan MC pada

pada

perayaan

Dalam pelatihan ini, strategi yang

perayaan HUT 17 Agustus di kampung.

dipilih adalah strategi kronologis. Strategi

3) Tahap mengumpulkan bahan-bahan.

ini dilakukan dengan cara memberikan

Tahap ini menekankan adanya upaya

sesuatu secara bertahap, mulai dari yang

untuk

ringan, hingga pada tahap yang lebih berat.

berhubungan dengan topik yang akan

Adapun

pentrasferan

disampaikan kepada audiens. Bahan

ilmu public speaking yang akan dilakukan

yang dibutuhkan dapat diakses dari

kepada mitra, mengikuti penahapan sebuah

berbagai

sumber,

rencana pembicaraan yang disampaikan

informasi

orang

Tarigan

dikolaborasikan

pengalaman pribadi. Bahan-bahan ini

dengan ide tim pengabdian, antara lain

untuk memperkuat data mengenai apa

sebagai berikut.

yang disampaikan kepada

langkah-langkah

(2008)

dan

mencari

referensi

seperti
lain,

yang

berita,
maupun

audiens.

Sebagian besar, peserta lebih memilih

memberikan kesempatan kepada peserta

pengalaman pribadi dan berita di surat

untuk memberi masukan dan komentar

kabar sebagai bahan referensi.

atas tampilan temannya. Setelah itu,

4) Tahap menyusun bahan. Pada tahap ini,

peserta yang baru saja tampil, diberi

mitra diarahkan untuk mengembangkan

kesempatan

rancangan yang telah disusun. Adapun

perasaan selama tampil sebagai public

bagian ini meliputi: (a) pendahuluan;

speaker.

(b) isi; dan (c) simpulan. Untuk

masukan

mempermudah

penampilan peserta.

pelaksanaan,

peserta

untuk

menyampaikan

Terakhir,
dan

tim

memberi

penguatan

atas

diarahkan untuk berkelompok. Agar

Hasil dari praktik yang dilakukan

efektif, satu kelompok maksimal lima

oleh remaja anggota Forum Remaja Islam

orang. Tim membimbing peserta secara

Gayamsari

intensif, baik mengenai pilihan kata,

peningkatan kemampuan berbicara dalam

pengembangan kalimat, maupun praktik

membawakan

sederhana.

melakukan

5) Tahap tampil secara percaya diri.

hasil

dalam kegiatan public speaking. Pada

bahwa:

tahap ini, mitra dibimbing oleh tim

1) remaja

untuk

tampil

secara

individual menyampaikan pesan yang


telah disiapkan kepada audiens. Peserta

yaitu

acara,

adanya

berpidato

dan

Luaran

yang

presentasi.

dihasilkan oleh pelatihan, bisa dilihat dari

Tahap ini merupakan tahap puncak

pengabdian

(Foksari)

evaluasi

yang

Islam

mengindikasikan

Gayamsari

dapat

menyusun acara dengan baik dan benar


sesuai kebutuhan;
2) remaja

Islam

Gayamsari

antusias untuk tampil berbicara. Ketika

kemampuan

ada yang tampil, peserta yang belum

dengan benar, berkualitas, percaya diri,

mendapatkan giliran bertugas menjadi

dan meyakinkan;

audiens

yang mendukung jalannya

acara.

dalam

kegiatan

public

speaking. Setelah mitra tampil di depan


forum, langsung diadakan evaluasi
mandiri

Islam

kemampuan

6) Tahap evaluasi. Tahap ini adalah tahap


terakhir

3) remaja

dan

kelompok

untuk

memperbaiki penampilan pada saat


berikutnya. Teknis pelaksanaannya, tim

public

memiliki

speaking

MC

Gayamsari

memiliki

public

speaking,

khususnya berpidato dengan benar,


berkualitas,

percaya

diri,

dan

meyakinkan;
4) remaja

Islam

kemampuan

Gayamsari

memiliki

public

speaking,

khususnya presentasi

dengan benar,

berkualitas,

percaya

diri,

dan

meyakinkan.

baik dan percaya diri. Dengan demikian,

Berdasarkan
kegiatan

mempraktikkan kegiatan tersebut dengan

yang

evaluasi

telah

terhadap
bisa

praktik tentang public speaking yang baik.

diketahui kegiatan ini cukup berhasil.

Adanya peningkatan kompetensi public

Indikator keberhasilan ini meliputi: (1)

speaking

adanya antusias minat peserta pelatihan

berkualitas

yang

Foksari

ditunjukkan

dilakukan,

mereka memiliki bekal secara teori dan

dengan

banyaknya

peserta yang bertanya dan menanggapi

secara

cerdas,

terhadap

Kota

benar,

remaja

Semarang

dan

anggota

menunjukan

keberhasilan dari kegiatan pelatihan ini.

materi yang diberikan oleh tim; (2)

Berbicara merupakan salah satu

keseriusan peserta mengikuti rangkaian

ketrampilan aktif dalam berbahasa. Selain

acara yang diselenggarakan oleh tim dari

peserta memahami kemampuan berbicara

awal sampai akhir acara; dan (3) semangat

secara

peserta

pelatihan ini, mereka diharapkan untuk

untuk

tampil

praktik

public

speaking setelah materi selesai.

teoritis

yang

didapatkan

dari

sering berlatih dan mempraktikannya.

Meski di satu sisi ada point


keberhasilan,
pastilah

akan

ada.

pendidikan

tetapi

kelemahan

Beragamnya
memengaruhi

jenjang
tingkat

kompetensi peserta. Peserta dari jenjang


SMP terlihat banyak diam dibandingkan
peserta yang telah menapaki jenjang
SMA/SMK dan perguruan tinggi. Hal ini
dikarenakan daya tangkap dan tingkat
kualitas

logika

yang

mereka

miliki

berbeda.

C. PENUTUP
Dalam

mengatasi

masalah

rendahnya kemampuan public speaking


anggota

Foksari

adalah

dengan

mengadakan kegiatan pelatihan mengenai


teknik dan strategi public speaking agar
mereka

memahami

dan

dapat

D. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Mukhsin.1990. Strategi BelajarMengajar Ketrampilan Berbahasa
dan Apresiasi Sastra. Malang: YA3.
Arsjad, Maidar G dan Mukti US. 1988.
Pembinaan Keterampilan Berbicara
Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlanga.
Kridalaksana, Hari Murti. 2000. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gamedia.
Larasati. Panduan Berpidato untuk Siswa
SMP Kelas IX. Hasil Penelitian
Tesis
FBS
Unnes
tidak
dipublikasikan. 2009.
Sirait, Bonar Charles. 2008. The Power of
Public Speaking: Kiat Sukses
Berbicara di Depan Publik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, Henry Guntur. 1998. Berbicara
Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai