Pembimbing :
dr. Irsyam, SpOG
Disusun Oleh :
Djarum Mareta Saputri
H2A009017
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSEMARANG
2014
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal masuk
No. CM
Biaya pengobatan
Nama Suami
Umur
Alamat
Agama
Pekerjaan
II.
III.
DAFTAR MASALAH
No
Masalah aktif
Tanggal
1.
P1A0 50 tahun
Neoplasma Ovarium Kistik
11/4/2014
No
Masalah pasif
Tanggal
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Dahlia 1 tanggal
11April 2014 Pukul 10.30 WIB
Keluhan utama: Benjolan di perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang rujukan dari puskesmas dengan keluhan benjolan di
perut dan nyeri perut bagian bawah, keluhan ini dirasakan sejak 3 bulan yang
lalu, selama ini pasien memeriksakan keadaannya di puskesmas dan hanya
diberi obat tetapi tidak sembuh. Pasien tidak mengeluh keluar darah dari jalan
lahir (-), keputihan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK dan BAB tidak
ada keluhan.
Riwayat Haid
Menarche
Lama haid
Siklus haid
: 13 tahun.
: 7 hari
: 28 hari (terakhir haid 2 tahun yang lalu)
Riwayat Menikah
Pernikahan pertama, lama pernikahan 10 tahun.
Riwayat Obstetri
PIA0: anak perempuan, aterm, lahir spontan di bidan, berat lahir 3200 gram
Riwayat KB
Pasien sudah pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 1 tahun
dan KB pil selama 1 tahun.
Riwayat Hipertensi
Riwayat Diabetes melitus
Riwayat Penyakit jantung
Riwayat Asma
Riwayat Alergi
Riwayat trauma pada perut
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Hipertensi
Riwayat Diabetes melitus
: disangkal
: diakui (ibu)
Penyakit Jantung
Asma
Alergi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 11 April 2014 pada pukul 10.40
WIB.
Status Praesens
Keadaan Umum
Kesadaran
GCS
: Tampak kesakitan
: Komposmentis
: 15 (E 4, V 5, M 6)
Tanda Vital
:
o Tekanan darah : 100/70 mmHg
o Nadi
: 92x/menit, irama regular, isi dan tegangan
cukup
o Nafas
o Suhu
: 20x/menit
: 36oC (axiler)
Status Internus
Inspeksi
Palpasi
angkat
Perkusi
:
o Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra
o Batas Pinggang jantung:ICSIII Linea parasternalsinistra
o Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm medial Lineamid
clavicula sinistra
o Batas kanan bawah jantung: ICS IV Linea sternalisdextra
Auskultasi: Bunyi jantung I & II normal, bising (-),gallop (-)
Pulmo
Dextra
Sinistra
Depan
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
retraksi (-)
retraksi (-)
Stem
fremitus
normal
Stem
fremitus
normal
kanan = kiri
kanan = kiri
Suara
vesikuler(+),suara
tambahanparu:
dasar
paru
wheezing
Belakang
-
Palpasi
Stem
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
:
- Inspeksi
- Auskultasi
- Perkusi
- Palpasi
Extermitas
fremitus
normal
Stem
fremitus
normal
kanan = kiri
kanan = kiri
tambahanparu : wheezing
Superior
Inferior
Edema
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Status Ginekologi
Inspeksi
Palpasi
& bimanual
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan USG:
Ditemukan massa kistik ukuran > 13 cm x 14 x 12, batas tegas,
dinding 0,23cm, sekat (+) 0,23 cm, papil (-), ukuran uterus dalam batas
normal
Pemeriksaan laboratorium : 11 April 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
V.
Darah rutin
Jenis pemeriksaan
Hemoglobin
Eritrosit
Leokosit
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Hasil pemeriksaan
10.30 g/dl
3,33 jt sell/mm3
6.220 g/dl
31,70 %
482.000 sell/mm3
89.60 fl
32.40 pg
34.20 g/dl
Nilai normal
11,7-15,5 g/dl
3,8-5,2 jt sell/mm3
3.600- 11.000 g/dl
35-47 %
150.000-440.000 sell/mm3
80-100 fl
26-34 pg
32-36 g/dl
RESUME
Pasien datang ke RS Tugurejo Semarang rujukan dari puskesmas
dengan keluhan benjolan di perut bagian bawah (+) dan nyeri perut bagian
bawah (+) sejak 3 bulan yang lalu, keluar darah dari jalan lahir (-), keputihan
(-), pusing (-), mual (-), muntah (-). BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah : 100/70 mmHg,
nadi: 92x/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup, nafas : 20x/menit,
suhu: 36oC (axiler). Status internus tidak ada kelainan. Pemeriksaan
ginekologi VT bimanual didapatkan corpus uteri: teraba massa sebesar telur
ayam, adnexa parametrium: teraba masa sebesar hamil 7 bulan, kistik,
mobilitas cukup, nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan penunjang USG
ditemukan massa kistik ukuran > 13 cm x 14 x 12, batas tegas, dinding
0,23cm, sekat (+) 0,23 cm, papil (-), ukuran uterus dalam batas normal
VI.
DIAGNOSIS SEMENTARA
P1A0 50 tahun, Neoplasma Ovarium Kistik
VII.
CATATAN KEMAJUAN
Jam/ tanggal
Catatan
11-4-2014
10.30
O: KU : baik, composmentis,
TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 20 x/menit,
T : 36 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn
Abdomen : membesar
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)
bulan,
kistik,
mobilitas
cukup,
nyeri
tekan (+)
Cavum douglas : tidak ada kelainan
USG : Ditemukan massa kistik ukuran > 13 cm x 14 x 12,
12.00
O: KU : baik, composmentis
TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
T : 36,3 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)
A : post salfingoooforektomi dextra a.i neoplasma ovarii
kistik dengan torsi
P : infus RL 20 tpm
Injeksi ceftriaxon 1x2 gr
Injeksi ketorolac 1x30 gr
Injeksi kalnex 3x500 gr
13-4-2014
05.30
O: KU : baik, composmentis,
TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
T : 36,6 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)
A : post salfingoooforektomi dextra a.i neoplasma ovarii
kistik dengan torsi
P : lanjutkan terapi
14-4-2014
06.00
O: KU : baik, composmentis,
TD: 100/60 mmHg, N: 84 x/menit, RR: 21 x/menit,
T : 36,6 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)
A : post salfingoooforektomi dextra a.i neoplasma ovarii
kistik dengan torsi
P : aff infus dan DC
Cefadroxil 2x1
Asam mefenamat 3x500 gr
Vitamin B/C/SF 2x1
15-4-2014
08.00
O: KU : baik, composmentis,
TD: 100/60 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
T : 36,7 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)
A : post salfingoooforektomi dextra a.i neoplasma ovarii
kistik dengan torsi
P : rawat luka operasi
Pasien boleh pulang
LAPORAN OPERASI
Nama operator : dr. Irsyam Sp.OG
Nama asisten : Yannah
Tanggal
: 12 April 2014
Jam
: 10.45 11.45
Pasien tidur terlentang diatas meja operasi dalam pengaruh anastesi spinal
Asepsis antiseptik abdomen
Pasang duk steril
Insisi abdomen di linea mediana diperluas dan diperdalam lapis demi lapis
dilakukan
adhesiolois
klem potong
Ikat adnexa
kanan
dan
infundibulo
salfingoooforectomi dextra
Tampak uterus sebesar telur ayam
Ovarium dan tuba kiri : dalam batas normal
Omentum, hepar, usus : dalam batas normal
pelvik
bekas perlekatan VU
7. Hitung alat lengkap
8. Jahit dinding abdomen lapis demi lapis
9. Tindakan selesai
PENDAHULUAN
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran
sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus luteum atau tumor ovarium dapat
timbul akibat pertumbuhan abdomen dari ephitelium ovarium .Tumor ini ditentukan pada 2025 % wanita dalam masa reproduksi dan Neoplasma ovarium mempunyai kecenderungan
menjadi ganas > tinggi dari pada tumor pelvis lain, insiden keseluruhan kira-kira 15 %.
Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejalagejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kadaruratan abdomen akut, seperti apendisitis atau
kehamilan ektopik. Pengobatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui
tindakan bedah. Jika ukurannya kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau
fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk
menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan tumor. Sekitar 98% lesi yang terjadi
pada wanita berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50
tahun, hanya 50% yang jinak. Kebanyakan tumor ovarium jinak bersifat kistik.
TINJAUAN PUSTAKA
hormone
struktu-struktur
ektodermal
dengan
diferensiasi
isi
kista
keluar
di
rongga
peritoneum.
D. Patofisiologi
Fungsi Ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone
dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi
fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh
wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi
ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang
karena
stimulasi
gonadotropin
atau
sensitivitas
terhadap
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal
embrional;
ektodermal,
endodermal,
dan
mesodermal.
E. Gambaran klinik
dengan
tumor
menimbulkan
gangguan
menstruasi
(hipermenore, amenore)
3. Akibat komplikasinya
a. perdarahan ke dalam kista (intra tumor), Bila terjadi perdarahan dalam
jumlah yang banyak dapat menimbulkan nyeri abdomen mendadak
b. Robek dinding kista, Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi
robekan sehingga isi kista tumpah ke dalam ruang abdomen.
4. Syndrome meigs
sindrom yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma
ovari, acites dan hidrothorak dengan tindakan operasi fibroma ovari maka
sindroma akan menghilang dengan sendirinya
F. Diagnosis
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian
bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya
(besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau
tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya
uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak
di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya
kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih penuh,
sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah
pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan
pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat
diatasi. Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau
jelek. Tetapi apabila dibiarkan terus, dapat terjadi infeksi sekunder dari
peritoneum, disertai perlekatan dengan sekitarnya, suppurasi atau
peritonitis.
2. Ruptur dari kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh
karena trauma. Pada kedua- duanya disertai gejalasakit, mual, muntah.
Tumor yang tadinya jelas batas- batasnya sukar diketemukan. Kalau ada
pembuluh darah yang pecah, dapat disertai gejala- gejala shock seperti
nadi cepat/ kecil, temp subnormal, sesak nafas, keringat dingin.
Perasaan sakit akan hilang dalam beberapa jam, meskipun rasa nyeri
dan ketegangan dari perut bagian bawah masih akan diraskan beberapa
hari. Tidak dapat disangsikan bahwa dalam beberapa kasus, gejala- gejala
tersebut akan hilang sendirinya. Ruptur dari suatu kista yang kecil,
kadang- kadang tidak memberiakan gejala- gejala dengan segera, tetapi
pecahnya ini dapat memberiak bahaya seperti penyebaran isi kista mucin
dalam ruang abdomen berisi cairan gelatineus. Walaupun cairan ini
dikeluarkan, segera akan dibentuk cairan baru oleh sel- sel epitel yang
tumbuh di sel- sel epitel yang tumbuh di peritoneum, sehingga akhirnya
akan menyebabkan kematian (pseudomyxoma peritonei). Yang menarik
perhatian ialah perubahan pada apendix yang disebut mucocele. Apendix
tampak membesar, ditutpup zat gelatineus yang kemudian dapat melekat
kealat- alat yang lainnya. Epitel appendix yang biasa, sebagian besar
diganti dengan epitel yang tinggi dan berekskresi, yang sama dengan
dinding kista mucinous. Oleh karena mucocele dapat pula terjadi tanpa
disertai adanya kista mucinosum, berarti ada suatu hubungan yang erat
antara kista mucinosum dan epitel usus, dan hal ini menunjukan sifat
teratoma dari kista tersebut.
3. Suporasi dari kista
Peradangan dari kista dapat terjadi setalah torsi atau dapat pula berdiri
sendiri, yaitu secara hematogen atau limfogen. Kista dermoid lebih sering
menentukan
adanya
I. Penatalaksanaan
Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya melalui :
1. Tindakan bedah, misal kistektomi, ooforektomi, salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan kista.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo;2008.
2. Mochtar, R. (2008), Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Edisi III, EGC,
Jakarta.
3. Achadiat, C.M. (2010), Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi, EGC,
Jakarta.
4. Manuaba, I.B.G. (2009), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta