Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

NEOPLASMA OVARIUM KISTIK


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Tugurejo Semarang

Pembimbing :
dr. Irsyam, SpOG

Disusun Oleh :
Djarum Mareta Saputri
H2A009017

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSEMARANG
2014

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal masuk
No. CM
Biaya pengobatan
Nama Suami
Umur
Alamat
Agama
Pekerjaan

II.

III.

: Ny. Siti Romlah


: 50 tahun
: Perempuan
: Islam
: Ibu Rumah Tangga
: Pusponjolo Timur no 80 D Rt 6/1, Semarang
: 11 April 2014
: 433304
: Jamkeskot
: Tn. Sugeng Muh Ilham
: 54 tahun
: Pusponjolo Timur no 80 D Rt 6/1, Semarang
: Islam
: Wiraswasta

DAFTAR MASALAH
No

Masalah aktif

Tanggal

1.

P1A0 50 tahun
Neoplasma Ovarium Kistik

11/4/2014

No

Masalah pasif

Tanggal

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Dahlia 1 tanggal
11April 2014 Pukul 10.30 WIB
Keluhan utama: Benjolan di perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang rujukan dari puskesmas dengan keluhan benjolan di
perut dan nyeri perut bagian bawah, keluhan ini dirasakan sejak 3 bulan yang
lalu, selama ini pasien memeriksakan keadaannya di puskesmas dan hanya
diberi obat tetapi tidak sembuh. Pasien tidak mengeluh keluar darah dari jalan

lahir (-), keputihan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK dan BAB tidak
ada keluhan.
Riwayat Haid

Menarche
Lama haid
Siklus haid

: 13 tahun.
: 7 hari
: 28 hari (terakhir haid 2 tahun yang lalu)

Riwayat Menikah
Pernikahan pertama, lama pernikahan 10 tahun.
Riwayat Obstetri
PIA0: anak perempuan, aterm, lahir spontan di bidan, berat lahir 3200 gram
Riwayat KB
Pasien sudah pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 1 tahun
dan KB pil selama 1 tahun.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Hipertensi
Riwayat Diabetes melitus
Riwayat Penyakit jantung
Riwayat Asma
Riwayat Alergi
Riwayat trauma pada perut

: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi
Riwayat Diabetes melitus

: disangkal
: diakui (ibu)

Penyakit Jantung
Asma
Alergi

: disangkal
: disangkal
: disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, suami bekerja sebagai
wiraswasta. Biaya pengobatan ditanggung Jamkeskot. Kesan ekonomi
cukup.
IV.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 11 April 2014 pada pukul 10.40
WIB.
Status Praesens
Keadaan Umum
Kesadaran
GCS

: Tampak kesakitan
: Komposmentis
: 15 (E 4, V 5, M 6)

Tanda Vital
:
o Tekanan darah : 100/70 mmHg
o Nadi
: 92x/menit, irama regular, isi dan tegangan
cukup
o Nafas
o Suhu

: 20x/menit
: 36oC (axiler)

Status Internus

Mata: Konjungtiva: anemis (-/-), hiperemis (-/-), ikterik (-/-); edem

palpebra (-/-); Pupil isokor 3mm/3mm


Hidung: Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)
Telinga: Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), Nyeri tragus (-/-)
Mulut: Lembab (+), Sianosis (-), stomatitis (-), hiperemis (-)
Leher:Pembesaran limfonodi(-/-),pembesarantiroid (-/-), hipertropi

otot bantupernafasan (-)


Thorax
:
o Cor
:

Inspeksi
Palpasi

: Ictus cordis tidak tampak


: Ictus cordis teraba di ICS V LMCS, tak kuat

angkat
Perkusi
:
o Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra
o Batas Pinggang jantung:ICSIII Linea parasternalsinistra
o Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm medial Lineamid
clavicula sinistra
o Batas kanan bawah jantung: ICS IV Linea sternalisdextra
Auskultasi: Bunyi jantung I & II normal, bising (-),gallop (-)

Pulmo
Dextra

Sinistra

Depan
-

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Simetris statis & dinamis,

Simetris statis & dinamis,

retraksi (-)

retraksi (-)

Stem

fremitus

normal

Stem

fremitus

normal

kanan = kiri

kanan = kiri

Sonor seluruh lapang paru

Sonor seluruh lapang paru

Suara dasar paru vesikuler

Suara

(+), suara tambahanparu:

vesikuler(+),suara

wheezing (-), ronki(-)

tambahanparu:

dasar

(-), ronki (-)

paru
wheezing

Belakang
-

Palpasi

Stem

Perkusi

Auskultasi

Abdomen
:
- Inspeksi
- Auskultasi
- Perkusi
- Palpasi
Extermitas

fremitus

normal

Stem

fremitus

normal

kanan = kiri

kanan = kiri

Sonor seluruh lapang paru

Sonor seluruh lapang paru

SD paruvesikuler (+), suara

SD paruvesikuler (+), suara

tambahanparu : wheezing

tambahan paru: wheezing

(-), ronki (-)

(-), ronki (-)

: Tampak benjolan di perut bagian bawah


: Bising usus (+) normal
: Sulit dinilai
: teraba massa

Superior

Inferior

Edema

-/-

-/-

Akral dingin

-/-

-/-

Status Ginekologi
Inspeksi

labia mayor/ labia minor/ vagina tanda-tanda peradangan


(-), tanda chadwick (-), tumor (-), darah (-)

Palpasi

labia mayor/labia minor/vagina nyeritekan (-), tumor (-),


nyeri tekan kelenjar Batollini (-)

Pemeriksaan VT Fluxus (-), Flour (-)

& bimanual

Vulva/Urethra/Vagina : tidak ada kelainan


Corpus Uteri : teraba massa sebesar telur ayam
Portio : licin, sebesar ibu jari tangan, tidak berbenjol
dan bisa digerakkan
Ostium Uterus Eksternus : tertutup
Adnexa Parametrium: teraba masa sebesar hamil
7 bulan, kistik, mobilitas cukup, nyeri tekan (+)
Cavum Doglas : tidak ada kelainan

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan USG:
Ditemukan massa kistik ukuran > 13 cm x 14 x 12, batas tegas,
dinding 0,23cm, sekat (+) 0,23 cm, papil (-), ukuran uterus dalam batas
normal
Pemeriksaan laboratorium : 11 April 2014

No
1
2
3
4
5
6
7
8

V.

Darah rutin
Jenis pemeriksaan
Hemoglobin
Eritrosit
Leokosit
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC

Hasil pemeriksaan
10.30 g/dl
3,33 jt sell/mm3
6.220 g/dl
31,70 %
482.000 sell/mm3
89.60 fl
32.40 pg
34.20 g/dl

Nilai normal
11,7-15,5 g/dl
3,8-5,2 jt sell/mm3
3.600- 11.000 g/dl
35-47 %
150.000-440.000 sell/mm3
80-100 fl
26-34 pg
32-36 g/dl

RESUME
Pasien datang ke RS Tugurejo Semarang rujukan dari puskesmas
dengan keluhan benjolan di perut bagian bawah (+) dan nyeri perut bagian

bawah (+) sejak 3 bulan yang lalu, keluar darah dari jalan lahir (-), keputihan
(-), pusing (-), mual (-), muntah (-). BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah : 100/70 mmHg,
nadi: 92x/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup, nafas : 20x/menit,
suhu: 36oC (axiler). Status internus tidak ada kelainan. Pemeriksaan
ginekologi VT bimanual didapatkan corpus uteri: teraba massa sebesar telur
ayam, adnexa parametrium: teraba masa sebesar hamil 7 bulan, kistik,
mobilitas cukup, nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan penunjang USG
ditemukan massa kistik ukuran > 13 cm x 14 x 12, batas tegas, dinding
0,23cm, sekat (+) 0,23 cm, papil (-), ukuran uterus dalam batas normal

VI.

DIAGNOSIS SEMENTARA
P1A0 50 tahun, Neoplasma Ovarium Kistik

VII.

DIAGNOSIS KERJA DAN SIKAP


1. Dx kerja :
P1A0 50 tahun, Neoplasma Ovarium Kistik
2. Dx
S:O : EKG
3. Mx : - Monitoring keadaan umum
- Monitoring tanda vital
4. Tx : - pasang infus RL
- Injeksi ceftriaxon 1x2 gr (sebelum operasi)
- Vitamin B/C/SF 2x1
- Injeksi asam traneksamat 3x500 gr
- Injeksi ketorolac 1x30 gr
- salfingoooforektomi
5.
Ex :
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang

penyakit yang diderita pasien


Menjelaskan tindakan pembedahan yang akan dilakukan
beserta komplikasinya dan kemungkinan yang akan terjadi jika
tidak dilakukan tindakan operasi

CATATAN KEMAJUAN
Jam/ tanggal

Catatan

11-4-2014

S : benjolan di perut bawah, nyeri perut bawah

10.30

O: KU : baik, composmentis,
TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 20 x/menit,
T : 36 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn
Abdomen : membesar
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)

VT Bimanual : Fluxus (-), fluor (-)


Vulva, uretra, vagina : tidak ada kelainan
Porsio : licin, sebesar ibu jari tangan, tidak
berbenjol dan bisa digerakkan
Corpus uteri : teraba massa sebesar telur
ayam
Ostium Uterus Eksternus : tertutup
Adnexa/perimetrium: teraba masa sebesar
hamil

bulan,

kistik,

mobilitas

cukup,

nyeri

tekan (+)
Cavum douglas : tidak ada kelainan
USG : Ditemukan massa kistik ukuran > 13 cm x 14 x 12,

batas tegas, dinding 0,23cm, sekat (+) 0,23 cm,papil (-),


ukuran uterus dalam batas normal
A : neoplasma ovarii kistik
P : rencana ooforectomi unilateral
Lab lengkap
Tramadol 3x1
12-4-2014

S : nyeri luka post operasi

12.00

O: KU : baik, composmentis
TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
T : 36,3 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)
A : post salfingoooforektomi dextra a.i neoplasma ovarii
kistik dengan torsi
P : infus RL 20 tpm
Injeksi ceftriaxon 1x2 gr
Injeksi ketorolac 1x30 gr
Injeksi kalnex 3x500 gr

Cek Hb post operasi


Diet biasa
Pengawasan KU, TV, PPV

13-4-2014

S : nyeri luka post operasi

05.30

O: KU : baik, composmentis,
TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
T : 36,6 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)
A : post salfingoooforektomi dextra a.i neoplasma ovarii
kistik dengan torsi
P : lanjutkan terapi

14-4-2014

S : perut mules, nyeri luka post operasi

06.00

O: KU : baik, composmentis,
TD: 100/60 mmHg, N: 84 x/menit, RR: 21 x/menit,
T : 36,6 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn

Abdomen : dbn
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)
A : post salfingoooforektomi dextra a.i neoplasma ovarii
kistik dengan torsi
P : aff infus dan DC
Cefadroxil 2x1
Asam mefenamat 3x500 gr
Vitamin B/C/SF 2x1
15-4-2014

S : perut mules, nyeri luka post operasi

08.00

O: KU : baik, composmentis,
TD: 100/60 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
T : 36,7 o C.
Mata : konjungtiva palpebara anemis : (-/-)
Thorak : cor/pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Ektermitas edem: superior (-/-), inferior (-/-)
A : post salfingoooforektomi dextra a.i neoplasma ovarii
kistik dengan torsi
P : rawat luka operasi
Pasien boleh pulang

LAPORAN OPERASI
Nama operator : dr. Irsyam Sp.OG
Nama asisten : Yannah
Tanggal

: 12 April 2014

Jam

: 10.45 11.45

Jaringan yang di exisi/insisi : tuba dan ovarium kanan


Nama macam operasi : salfingoooforectomi dextra + adhesiolois
Dx : Pra operatif : neoplasma ovarium kistik
Post operatif : pasca salfingoooforectomi dextra + adhesiolois a.i neoplasma
ovarium kistik dengan torsi
1.
2.
3.
4.

Pasien tidur terlentang diatas meja operasi dalam pengaruh anastesi spinal
Asepsis antiseptik abdomen
Pasang duk steril
Insisi abdomen di linea mediana diperluas dan diperdalam lapis demi lapis

lalu tampak masaa melekat di peritoneum


adhesiolois
5. Ascites (-)
bilas dan ambil cairan 8cc
PA
6. Eksplorasi : - teraba massa seperti hamil 8 minggu, licin,
perlekatan dengan dinding depan abdomen, rectum sigmoid,
omentum dan vesika urinaria

dilakukan

adhesiolois

kurangi massa ovarium, keluarkan cairan murni kecoklatan


- Tampak tuba dan pangkal massa terjadi torsi 4 kali
-

klem potong
Ikat adnexa

kanan

dan

infundibulo

salfingoooforectomi dextra
Tampak uterus sebesar telur ayam
Ovarium dan tuba kiri : dalam batas normal
Omentum, hepar, usus : dalam batas normal

pelvik

Perdarahan aktif (-), pasang spongootan antara uteri dan

bekas perlekatan VU
7. Hitung alat lengkap
8. Jahit dinding abdomen lapis demi lapis
9. Tindakan selesai

PENDAHULUAN
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran
sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus luteum atau tumor ovarium dapat
timbul akibat pertumbuhan abdomen dari ephitelium ovarium .Tumor ini ditentukan pada 2025 % wanita dalam masa reproduksi dan Neoplasma ovarium mempunyai kecenderungan
menjadi ganas > tinggi dari pada tumor pelvis lain, insiden keseluruhan kira-kira 15 %.
Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejalagejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kadaruratan abdomen akut, seperti apendisitis atau
kehamilan ektopik. Pengobatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui
tindakan bedah. Jika ukurannya kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau
fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk
menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan tumor. Sekitar 98% lesi yang terjadi
pada wanita berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50
tahun, hanya 50% yang jinak. Kebanyakan tumor ovarium jinak bersifat kistik.

TINJAUAN PUSTAKA

NEOPLASMA OVARIUM KISTIK


A. Definisi
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada
indung telur yang dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium. Permukaannya rata dan halus biasanya
bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar.
B. Etiologi
1. Teori ovulasi , setelah ovulasi terjadi invaginasi dari dinding epitel ke
stroma ovarium. 1engan adanya rangsangan hormon pada stroma inilah
yang menimbulkan tumor epitel pada ovaium.
2. Teori endokrin, dinding epitel ovarium terdiri dari sel mulleri,jaringan ini
sama dengan jaringan yang ada di endometrium dan tuba falopii. 1engan
adanyaketidakseimbangan hormonal menyebabkan tumbuhnya tumor

3. Teori oksigen, dengan adanya iritasi/peradangan merupakan faktor


pencetus terjadinya tumor jinak dan ganas pada ovaium
4. Teori transformasi, yang paling banyak terjadi, umumnya kanker ovarium
bukan berasal pada proses transformasi sel, meskipun ada juga degenerasi
keganasan pada tumor jinak
C. Klasifikasi Neoplasma ovarium
1. Non-neoplastik (fungsional)
o Tumor akibat radang
Abses ovarial, abses tubo-ovarial, dan kista tubo-ovarial.
o Tumor lain
1. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai
berovulasi atau dari beberapa folikel primer yang setelah
pertumbuhan di bawah pangaruh estrogen tidak mengalami
proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista.
Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa
lapisan sel granulose. Cairan dalam kista jernih dan seringkali
mengandung estrogen. Kista folikel lambat laun mengecil dan
dapat menghilang spontan.
2. Kista korpus luteum
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun
mengecil dan menjadi korpus albikan. Pada pembelahan
ovarium terdapat gambaran yang khas. Dinding kista terdiri
atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-selluteum yang
berasal dari sel taka.
Kista ini dapat menyababkan amenorea dan perdarahan tidak
teratur, rasa berat diperut bagian bawah.
3. Kista lutein
Kista ini timbul karena pengaruh
koriogonadotropin yang berlebihan.

hormone

Kista biasanya bilateral. Pada pemeriksaan mikroskopik


terlihat luteinisasi
4. Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagianbagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan
ovarium. Besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. kista ini
biasanya kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histology
ovarium yang diangkat sewaktu operasi.
5. Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium
6. Kista stein-leventhal
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat
polisiklik, permukaan licin, kapsul ovarium menebal dan
tampak tunika yang tebal dan fibrotic pada pemeriksaan
mikroskopis.
2. Neoplastik
o Kistik
1. Kistoma ovarii simplek
Kista ini memiliki permukaan rata dan halus, biadsanya
bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar,
dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih, berwarna
kuning. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan
reseksi ovarium.
2. Kistadenoma ovarii musinosum
Kemungkinan berasal dari suatu teratoma dimana
dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemeelemen lain. tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid tidak
teratur, dengan permukaan rata berwarna putih kebiru-biruan,
dan biasanya unilateral. Kista ini dapat tumbuh menjadi sangat
besar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan
perubahan degeneratif sehingga timbul perleketan kista dengan
omentum, usus-usus, dan peritoneum parietale. Selain itu, bisa

terjadi ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus


bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan
dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu
dengan atau tanpa salpingo-ooforektomi tergantung besarnya
kista.
3. Kista endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin,
pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang
menyerupai lapisan epitel endometrium.
4. Kista dermoid
kista dermoid adalah suatu teratoma kistik yang jinak
dimana

struktu-struktur

ektodermal

dengan

diferensiasi

sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk


glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lamak
tampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan
mesoderm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis,
konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat.
Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini
diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis.
Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah
karena torsi tangkai kista dermoid. Dinding kista dapat ruptur
sehingga

isi

kista

keluar

di

rongga

peritoneum.

Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid bersama


seluruh ovarium
o Solid
1. Fibroma Ovarii
Tumor ini dapat mencapai diameter 2-30 cm, dan
beratnya dapat mencapai 20kg. Benjolan kecil dan bila besar
sekali hingga mengisi cavum abdominal, Biasanya unilateral,

Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warna merah jambu


keabu-abuan. Penanganan dengan ooforektomi
2. Maskulinovo-blastoma (tumor sisa adrenal)
Tumor ini biasanya unilateral dan diameter besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm. Asal tumor terdapat 2 teori yaitu
sel-sel mesenklim dari folikel primordial dan sel adrenal
ektopik dalam ovarium . pada pembelahan warna permukaan
tumor kuning dan pada pemeriksaan histologi sel-sel disusun
dalam stroma. Beberapa tumor ini menyebabkan gejala
Maskulinisasi : hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi mammae
dan perubahan suara. Terapi : pengangkatan tumor bersama
ovarium
3. Tumor Brenner
Besar tumor ini beraneka ragam, dari yang kecil sampai
besar. Unilateral, pada pembelahan berwarna kuning muda
seperti fibroma dengan kista-kista kecil (multikistik). Pada
pemeriksaan mikroskopik gambaran sangat khas terdiri dari 2
elemen yaitu sarang-sarang yang terdiri dari sel-sel epitel yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang luas dan padat. Terapi terdiri
atas pengangkatan ovarium. Bila ada tanda keganasan
dilakukan salpingo-ooforektomia bilateralis dan histerektomia
totalis.

D. Patofisiologi
Fungsi Ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone
dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi
fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh
wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi
ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang

terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal


mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium dan
menyebabkan kemandulan pada wanita.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat
terbentuk

karena

stimulasi

gonadotropin

atau

sensitivitas

terhadap

gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional


(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan
multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai
dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia
yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh
ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas

yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal

embrional;

ektodermal,

endodermal,

dan

mesodermal.

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada


sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.

E. Gambaran klinik

Tanda dan gejala timbul akibat dari:


1. Pertumbuhan
Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah ,Mengganggu
miksi atau defekasi, Tekanan tumor dapat menimbulkan konstipasi atau
edema pada tungkai bawah
2. Aktifitas hormonal
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila
berhubungan

dengan

tumor

menimbulkan

gangguan

menstruasi

(hipermenore, amenore)
3. Akibat komplikasinya
a. perdarahan ke dalam kista (intra tumor), Bila terjadi perdarahan dalam
jumlah yang banyak dapat menimbulkan nyeri abdomen mendadak
b. Robek dinding kista, Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi
robekan sehingga isi kista tumpah ke dalam ruang abdomen.
4. Syndrome meigs
sindrom yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma
ovari, acites dan hidrothorak dengan tindakan operasi fibroma ovari maka
sindroma akan menghilang dengan sendirinya
F. Diagnosis
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian
bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya
(besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau
tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya
uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak
di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya
kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih penuh,
sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah
pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan
pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat
diatasi. Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau

nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam


anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada
pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena
perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan
diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
G. Komplikasi
1. Torsi
Komplikasi ini yang sering terjadi. Terutama pada tumor dengan
ukuran sedang. Faktor- faktor yang dapat menyebabkan torsi bermacammacam, yang paling penting ialah faktor dari tumor sendiri, gerakan yang
sekoyong- koyong dan gerakan peristalik dari usus- usus. Putaran biasanya
searah dengan jarum jam. Dapat berputar sedikit saja, atau terjadi beberapa
putaran.
Gangguan peredaran darah yang disebabkan oleh torsi ini terutama
mengenai susunan vena saja, disebabkan penyumbatan, sehingga kista
warnanya menjadi biru, bahkan kadang- kadang menjadi hitam. Dalam
keadaan yang ekstrim arteri juga terjepit. Oleh karena itu torsi yang
berlebihan, kista tersebutdapat pula terlepas sama sekali. Peristiwa torsi
kadang- kadang disertai rasa nyeri yang hebat dan terus menerus. Tetapi
kadang- kadang pula rasa nyeri itu hanya sebentar. Torsi dapat kembali ke
dalam kedudukan semula. Dalam hal ini penderita akan menderita sakit
sebentar kemudian menghilang lagi. Bila torsi terjadi pada ovarium kanan,
gejala- gejalanya akan menyerupai apendicitis akut misalnya sakit
sekoyng- koyng dari perut kanan bawah, mual dan muntah, terdapat
defense musculair, nadi cepat, dan suhu badan naik walaupun tidak pernah
lebih dari 38C.
Pada pemeriksaan darah akan ditemukan lekositosis. Tidak jarang
penderita dioprasi dengan diagnosa preoperatif suatu apendicitis akut. Bila
oleh salah satu sebab, tindakan operasi diundurkan, maka gejala- gejala
tetap ada. Keadaan ini dapat berlangsungberhari- hari tanpa menjadi lebih

jelek. Tetapi apabila dibiarkan terus, dapat terjadi infeksi sekunder dari
peritoneum, disertai perlekatan dengan sekitarnya, suppurasi atau
peritonitis.
2. Ruptur dari kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh
karena trauma. Pada kedua- duanya disertai gejalasakit, mual, muntah.
Tumor yang tadinya jelas batas- batasnya sukar diketemukan. Kalau ada
pembuluh darah yang pecah, dapat disertai gejala- gejala shock seperti
nadi cepat/ kecil, temp subnormal, sesak nafas, keringat dingin.
Perasaan sakit akan hilang dalam beberapa jam, meskipun rasa nyeri
dan ketegangan dari perut bagian bawah masih akan diraskan beberapa
hari. Tidak dapat disangsikan bahwa dalam beberapa kasus, gejala- gejala
tersebut akan hilang sendirinya. Ruptur dari suatu kista yang kecil,
kadang- kadang tidak memberiakan gejala- gejala dengan segera, tetapi
pecahnya ini dapat memberiak bahaya seperti penyebaran isi kista mucin
dalam ruang abdomen berisi cairan gelatineus. Walaupun cairan ini
dikeluarkan, segera akan dibentuk cairan baru oleh sel- sel epitel yang
tumbuh di sel- sel epitel yang tumbuh di peritoneum, sehingga akhirnya
akan menyebabkan kematian (pseudomyxoma peritonei). Yang menarik
perhatian ialah perubahan pada apendix yang disebut mucocele. Apendix
tampak membesar, ditutpup zat gelatineus yang kemudian dapat melekat
kealat- alat yang lainnya. Epitel appendix yang biasa, sebagian besar
diganti dengan epitel yang tinggi dan berekskresi, yang sama dengan
dinding kista mucinous. Oleh karena mucocele dapat pula terjadi tanpa
disertai adanya kista mucinosum, berarti ada suatu hubungan yang erat
antara kista mucinosum dan epitel usus, dan hal ini menunjukan sifat
teratoma dari kista tersebut.
3. Suporasi dari kista
Peradangan dari kista dapat terjadi setalah torsi atau dapat pula berdiri
sendiri, yaitu secara hematogen atau limfogen. Kista dermoid lebih sering

dosebut radang. Mungkin karena isinya yang merangsang, atau mungkin


pula berat tumornya yang dapat menggangu peredaran darah. Gejalagejalanya seperti peradangan ini dapat tumbuh sendiri.
4. Perubahan keganasan
Dari suatu tumor kistik benigna dapt terjadi keganasan. Pada jenis
mocinosum kemudian terjadinya keganasan lebih kecil bila dibandingkan
dengan jenis serosum. Yang pertama kemungkinan itu berkisar antara 510 %. Pada cystadenoma serosum perbedaan histologis yang benigna dan
maligna sukar ditentukan. Tetapi hal yang nyata bahwa pada jenis ini lebih
sering jadi ganas yaitu 25 %. Degenerasi keganasan pada dermoid kista
lebih jaranh lagi yaitu 3 %. Biasanya bila terjadi keganasan, berupa ca
drmoid, kadang- kadang berbentuk sarcoma.
H. Pemeriksaan penunjang
a. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat
tumor itu.
b. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor
apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah
tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam
rongga perut yang bebas dan yang tidak.
c. Foto Rontgen
Pemeriksaan
ini
berguna
untuk

menentukan

adanya

hidrotoraks.Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat


d.

gigi dalam tumor.


Parasentesis
Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab
asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemari cavum
peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk

I. Penatalaksanaan
Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya melalui :
1. Tindakan bedah, misal kistektomi, ooforektomi, salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan kista.

DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo;2008.
2. Mochtar, R. (2008), Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Edisi III, EGC,
Jakarta.
3. Achadiat, C.M. (2010), Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi, EGC,
Jakarta.
4. Manuaba, I.B.G. (2009), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai