Anda di halaman 1dari 31

Case Report Session

Indikasi Operasi Pada


Kista Ovarium
Presentan :
Wahyuni Fitri (1410070100052)

( PERIODE 10 September– 17 November 2018)

PRESEPTOR :dr. Yufi Permana Marsal, Sp.OG


Defenisi
Kista ovarium (kista indung telur) adalah kantung berisi
cairan, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista
ovarium juga merupakan salah satu tumor jinak
ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita.

Ilustrasi Kista Ovarium


Manifestasi klinik
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau
hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Gejala-gejala berikut
yang muncul pada kista ovarium:

Siklus menstruasi tidak teratur


Teraba massa dalam rongga pelvis
Perut terasa penuh , berat dan kembung
Nyeri panggul yang menetap
Nyeri perut bagian bawah yang timbul mendadak dengan
intensitas yang tinggi
Nyeri saat menstruasi
Nyeri saat bersenggama
Nyeri saat BAK/BAB
Diagnosis Kista Ovarium

Anamnesis
Kebanyakan wanita dengan kista ovarium tidak menimbulkan
gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi
dan tidak spesifik.

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:

Gangguan menstruasi
jika kista sudah menekan kandung kemih akan menyebabkan
frekuensi berkemih menjadi sering.
Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut:

Asites
Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
Gangguan buang air besar dan kecil.
Penurunan berat badan

Pemeriksaan fisik
Kista teraba dalam palpasi abdomen. Teraba massa
kistik, mobile, permukaan masa umumnya rata.
Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan Laboratorium
Parameter untuk membantu pemeriksa menilai keadaan
pasien seperti hemoglobin,hematokrit, leukosit dan trombosit.

Ultrasonografi (USG)
Alat diagnostik imaging yang utama untuk kista ovarium
memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya
dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat.

 Pemeriksaan Tumor Marker ( CA-125)


CA-125 adalah Pemeriksaan yang membantu deteksi kanker
ovarium dengan cara pengambilan sampel darah. Kadar normal
yang disepakati untuk CA-125 adalah 35 U/ml.
 Risk of Malignancy Index (RMI)
Risk of malignancy Index (RMI) adalah integrasi dari
pemeriksaan temuan ultrasonografi, status menopause
penderita dan kadar serum CA-125
 Bila tidak terdapat gambaran USG di atas maka diberi nilai
1, bila hanya tampak satu gambaran saja diberi nilai 1,
apabila tampak lebih dari satu diberi nilai 3.
 Status Menopause diberikan nilai 1 untuk premenopause
dan nilai 3 bila postmenopause.
 Kadar CA-125 dinyatakan sesuai dengan nilai absolut yang
didapatkan dalam satuan U/ml.

Pemeriksaan Patologi Anatomi


Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat
keganasan dari tumor ovarium dinilai menggunakan
mikroskop.
Indikasi Operasi Pada Kista Ovarium

 Ukuran kista lebih dari 5 cm yang sudah mulai


menekan organ di sekitarnya
 Setelah dilakukan observasi 6-8 minggu tidak ada
pengecilan ukuran kista
 Kista menimbulkan gejala yang sangat mengganggu
seperti nyeri saat berhubungan seksual, perut terasa
tertekan
 Hasil pemeriksaan RMI >25
 Dugaan adanya perkembangan ke arah keganasan
(Kanker Ovarium)
LAPORAN KASUS

Identitas

 Nama :Ny. Pon Amiarti


 Umur : 49 tahun
 Alamat : Salayo
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Tanggal Masuk : 27 September 2018
Anamnesa

Keluhan Utama :
Seorang pasien wanita umur 49 tahun datang kepoliklinik RSUD
Solok tanggal 27 September 2018 jam 11.30 WIB mengeluhkan
terasa bengkak di perut kanan bawah sejak ± 2 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :


 Seorang pasien wanita umur 49 tahun datang kepoliklinik
RSUD Solok tanggal 27 September 2018 jam 11.30 WIB
mengeluhkan terasa bengkak di perut kanan bawah sejak ±
2 bulan yang lalu, Sebelumnya pasien tidak menyadari
timbulnya bengkak pada perut kanan bawah. Awalnya
bengkak di perut kanan bawah terasa kecil, lama-lama
makin besar
 Pembengkakan tersebut tidak disertai dengan rasa nyeri
 Nyeri saat berhubungan seksual tidak ada
 Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak
 Nafsu makan dan berat badan tidak dirasakan menurun
 Susah Buang air Kecil dan Buang air besar tidak ada
 Nyeri saat Buang air Kecil dan Buang air besar tidak ada

Riwayat Menstruasi
 Menarche: 13 tahun
 Siklus menstruasi: tidak teratur sejak ±1 tahun yang lalu
 Banyaknya: 2-3 kali ganti pembalut sehari, Lamanya 4-5
hari
 Nyeri saat menstruasi (+)
 Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Riwayat tumor : Ada, Tumor payudara

 Riwayat penyakit keluarga


◦ Riwayat tumor : Ada, tumor payudara pada ibu
dan adik perempuan

 Riwayat KB : Ada  Pil KB

 Riwayat Pendidikan : SMA

 Riwayat Pernikahan : 1 kali tahun 1995


Riwayat Kehamilan / Abortus / Persalinan : 2/0/2
Riwayat Operasi sebelumnya :
Ada, Operasi Tumor payudara

Riwayat Kebiasaan :
merokok (-), minum kopi (-), minum alkohol (-)

Pemeriksaan Fisik
◦ Keadaan Umum : tampak sakit sedang
◦ Kesadaran : composmentis cooperative
Vital Sign
◦ Tekanan Darah : 130/ 90 mmHg
◦ Frekuensi Nadi : 70 x/menit
◦ Frekuensi Nafas : 20 x/menit
◦ Suhu Tubuh : 36,5 oC
Status Generalisata
◦ Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-)
◦ Leher : pembesaran KGB (-), JVP 5-2 mmH2O

◦ Thoraks :
Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba 2 jari di RIC V di linea
midclavicularis sinistra
 Perkusi : dalam batas normal
 Auskultasi: Irama reguler , Bising jantung (-)
Paru
 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan
kanan
 Palpasi : Taktil Fremitus sama paru kiri dan paru
kanan
 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : Vesikular, wheezing(-/-), rhonki (-/-)

Abdomen :
Inspeksi : membesar (+), venektasi (-)
Palpasi : Kenyal, nyeri tekan suprapubicum (-), hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi : Redup pada regio iliaca dextra
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas :
◦ Atas : Akral hangat, udem (-),sianosis (-)
◦ Bawah : Akral hangat, udem (-), sianosis (-)

Status Ginekologi
Abdomen :
◦ Inspeksi : Abdomen tampak mengalami pembesaran di
perut kanan bawah, tidak ada tanda – tanda peradangan,
bekas operasi (-),sikatrik (-)
◦ Palpasi : Teraba masa ukuran 10 x 11 cm, berbatas tegas,
padat, kenyal, terfiksir, permukaan rata, nyeri tekan (-),
nyeri lepas (-).
◦ Perkusi : Redup
◦ Auskultasi : bising usus (+) normal.
Genitalia
 Inspeksi : Tidak ada tampak pembekakan pada labia mayor
dan labia minor

 Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar bartolin

 Inspekulo
◦ Vagina : Tumor (-), laserasi (-)
◦ Portio : Tumor (-), laserasi (-)

 VT Bimanual
◦ Vagina : Tumor (-)
◦ Portio : Tumor (-), nyeri goyang (-), OUE tertutup
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium :
◦ Hemoglobin : 13,0 gr/dl
◦ Hematokrit : 40,0 %
◦ Leukosit : 6.530 mm3
◦ Trombosit : 261.000 mm3

Pemeriksaan USG
Tampak gambaran masa kistik berpapil kesan kista
ovarium dextra
Pemeriksaan CA-125
20 U/ml

Pemeriksaan RMI
RMI = U (Skor Ultrasonografi) x M (Skor Status
menopause) x Hasil CA-125
= 1 x 1 x 20 = 20

Diagnosis
Kista Ovarium dextra
Sikap :
◦ Observasi keadaan umum, vital sign
◦ IVFD RL 500 CC 20 tpm
◦ Informed consent
◦ lapor OK dan anastesi

Rencana:
◦ Laparotomi Salpingo Oophorectomi Dextra
◦ Pemeriksaan Patologi Anatomi
Laporan Operasi :

28 September 2018 jam 9.30 – 10.00 WIB


◦ Pasien tidur terlentang dalam spinal anaestesi.
◦ Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik.
◦ Dipasang duk steril untuk memperkecil lapangan
operasi.
◦ Dilakukan insisi pada dinding abdomen pada linea
mediana.
◦ Setelah peritoneum dibuka Tampak masa kista pada
ovarium dextra ukuran 10 x 11 cm dilakukan SOD
(Salpingo Oophorectomi dextra)
◦ Abdomen dijahit lapis demi lapis.
◦ Kulit dijahit secara subkutikular.
◦ Perdarahan ± 50 cc
Diagnosa :
 Post laparatomi salfingo Oophorectomi dekstra a/i
Kista Ovarium dekstra

Instruksi Post Operasi :


◦ Observasi tanda vital dan keluhan pasien
◦ jaringan di-PA-kan
◦ Asam mefenamat 3x 500 mg
◦ Cefadroxil 2x 500 mg
◦ Sulfat ferosus 1x1
◦ Vitamin C 3 x 1
S/
◦ Nyeri bekas operasi (+)
◦ Demam (-)
◦ BAK (+)  Via Kateter
◦ Flastus (-)
◦ BAB (-)

O/
◦ TD : 120/90 mmHg
◦ Nd : 80 x/i
◦ Nf : 20 x/i
◦ T : 36,5 C
A/
Post laparatomi salfingo Oophorectomi dextra a/i Kista
Ovarium dextra

P/
◦ Kontrol KU
◦ Kontrol TTV

Terapi :
◦ Asam mefenamat 3x 500 mg
◦ Cefadroxil 2x500 mg
◦ Sulfat Ferosus 1x1
◦ Vitamin C 3x1
Follow Up

30 September 2018/Jam 07.45 WIB

S/
◦ Nyeri bekas operasi (+)
◦ Demam (-)
◦ BAK (+)
◦ Flastus (+)
◦ BAB (+)

O/
◦ TD : 120/80 mmHg
◦ Nd : 82 x/i
◦ Nf : 20 x/i
◦ T : 36,6 C
A/
Post laparatomi salfingo Oophorectomi dextra a/i Kista
Ovarium dextra

P/
◦ Kontrol KU
◦ Kontrol TTV

Terapi :
◦ Asam mefenamat 3x 500 mg
◦ Cefadroxil 2x500 mg
◦ Sulfat Ferosus 1x1
◦ Vitamin C 3x1
ANALISA KASUS

Telah dipresentasikan suatu kasus Ny. Pon Amiarti berusia


49 tahun tinggal di selayo, pekerjaan sebagai seorang ibu
rumah tangga, datang ke poliklinik RSUD Solok pada tanggal
27 september 2018 jam 11.30 WIB dengan diagnosa Kista
Ovarium Dextra. Sebelumnya pasien merasakan bengkak di
perut kanan bawah sejak ± 2 bulan yang lalu.

Awalnya bengkak terasa kecil, lama-lama makin besar.


Nyeri saat berhubungan seksual tidak ada, pasien sudah
menikah dan mempunyai 2 orang anak, Nafsu makan dan
berat badan tidak dirasakan menurun, Susah Buang air Kecil
dan Buang air besar tidak ada, Nyeri saat Buang air Kecil dan
Buang air besar tidak ada.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik di dapatkan
pada saat palpasi teraba masa berbatas tegas, padat dan
kenyal, terfiksir, permukaan rata, nyeri tekan (-),nyeri lepas
(-).Untuk pemeriksaan penunjang pada kasus ini yaitu
dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan dilakukan
pemeriksaan USG didapatkan gambaran masa kistik dengan
papil berukuran 10 x 11 cm. Hasil pemeriksaan CA-125
adalah 20 U/ml dan hasil pemeriksaan MRI adalah 20

Berdasarkan anamnesa, Pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang pasien ini di diagnosa dengan
Kista Ovarium Dextra. Tindakan selanjutnya yang diambil
untuk pasien ini adalah Laparatomi salpingo
Oophorectomi Dextra
Kesimpulan

Kista ovarium adalah kantung berisi cairan, yang terletak


di indung telur (ovarium). Dinding luar kantung menyerupai
sebuah kapsul. Kista ovarium merupakan pembesaran dari
indung telur yang mengandung cairan dan besarnya bisa
bervariasi.

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang ditegakkan diagnosa kista ovarium
dekstra. Dilakuan laparatomi salfingo Oophorektomi dextra
atas indikasi kista ovarium dextra dengan ukuran lebih dari 5
cm. Setelah dilakukan laparatomi didapatkan massa berwarna
merah sebesar kepala bayi dengan ukuran 10 x 11 cm. Sampel
kista dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan
Patologi Anatomi.

Anda mungkin juga menyukai