PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pembangunan perumahan adalah kegiatan yang terkait dengan aspek yang
Management.
Untuk
itu
diperlukan
kemampuan
untuk
melihat
dan
pelayanan
serta
fasilitas
pendukung
pengembangan
kawasan
perumahan.
Di sebagian besar pengembang, tugas pokok Manajemen Estat pada dasarnya
berkutat mengurusi masalah-masalah utama seperti keamanan, kebersihan, dan
penataan lingkungan. Manajemen Estat pada dasarnya adalah pengelolaan suatu
kawasan perumahan atau estat yang mencakup ketersediaan berbagai fasilitas dan
layanan meliputi fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti lapangan olahraga,
sekolah, dan tempat ibadah. Lebih jauh lagi, hal yang menjadi kewenangan
manajemen estat adalah ketersediaan fasilitas keamanan, kebersihan, dan sampah,
pengendalian banjir dan kebakaran, infrastruktur, air minum dan lainnya untuk
kepentingan penghuninya.
Dalam membangun kepercayaan dan nama baik Pengembang perumahan, di
depan lokasi perumahan biasanya dibangun gerbang Utama yang megah sebagai Ciri
khas Suatu Perumahan dan sekaligus sebagai daya tarik pembeli. Pemebagunan
Gerbang utama tersebut mendapat perhatian serius dari para Pengembang
perumahan karena merupakan suatu bentuk dari manajemen
estate yang
Pengembang perumahan
terjangkau dan kualitas yang lebih, maka akan memiliki keunggulan dibandingkan
dengan perumahan lain. Itulah sebabnya,
Estate Management
bersedia
meneruskan
pengelolaannya
atau
masih
tetap
ingin
perbedaan
signifikan
nilai
(value)
perumahan
estate
mendukung
berkembangnya
dunia
ilmu
pengetahuan dewasa ini, khusunya manajemen real estate dan property untuk
topik dan nilai (value) perumahan, sehingga nantinya dapat dijadikan acauan bagi
para peneliti lain yang akan mengembangkan hasil penelitian ini di waktu-waktu
yang akan datang.
2. Manfaat Bagi Pimpinan Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai alternatif untuk meningkatkan nilai
3. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagi bentuk nyata dalam mengaplikasikan teori manajamen real
estate dan property yang diperoleh di bangku kuliah pada dunia usaha dan melatih
diri untuk menganalisis serta memecahkan masalah real estate dan property
4. Manfaat bagi Institut Teknologi Nasional Malang
Penelitian ini sebgai wujud nyata memberikan sumbangan literatur
di
perpustakaan, baik dalam bentuk hard copy dan soft copy, sehingga dapat dibaca
atau diacu oleh para mahasiswa lain yang hendak mengadakan penelitian dan
mengembangkan topik serupa pada waktu yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ketertiban.
perumahan yang ada estate management dengan yang tidak ada estate management,
dengan mendasarkan pada variable keamanan, kebersihan, jalan, penerangan, dan
fasilitas.
Jenis penelitian yang dilakukan dalah hypothesis teting. Sampel penelitian
adalah perumahan-perumahan yang ada di Balikpapan Timur, baik yang da estate
management maupun tidak ada estate management. Data yang digunakan adalah
data primer, yang diperoleh dari jawaban responden atas kuesioner yang diedarkan,
yaitu warga yang berdomisili di kompleks perumahan dan mudah dijumpai. Model
analisis menggunakan analisis diskriminan, di mana data terlebih dahulu harus diuji
kelayakannya dengan uji asumsi analisis diskriminan.
Hasil penelitian atas menunjukkan bahwa nilai perumahan yang ada estate
management terbukti berbeda secara signifikan, di mana variable yang benar-benar
mampu membedakan nilai kedua perumahan tersebut adalah keamanan perumahan.
Itulah sebabnya, perumahan-perumahan yang ada estate management dan yang tidak
ada estate management hendaknya memberikan perhatian utama pada factor
keamanan, di samping factor kebersihan, jalan, penerangan, dan fasilitas.
dilihat dari nilai Gap yang menunjukkan kesenjangan antara atribut kepuasan yang
dirasakan dengan atribut kepuasan yang diharapkan, sehingga berharga negative.
Atribut yang diprioritaskan dan dipentingkan oleh konsumen terhadap kualitas sarana
dan prasarana Perumahan Alam Permai (PAP) menurut 10 peringkat utama nilai Raw
Weight adalah tersedianya air bersih, tersedianya septic tank, penerangan lampu jalan
utama, aliran air selokan depan rumah di musim hujan, listrik sudah terpasang saat
realisasi, lebar jalan perumahan, kebersihan selokan utama, pelayanan petugas
keamanan, aliran air selokan di musim hujan, pos jaga untuk petugas keamanan.
2.1.4. Rahmawati,Aliya (2007)
Manajemen properti adalah suatu upaya untuk menangani dan mengatur
properti secara tepat dengan maksud bahwa semua tindakan yang dilakukan adalah
untuk memelihara kondisi properti sesuai dengan spesifikasi semula, sehingga
properti tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, efisiensi
pemakaian ruangan merupakan tujuan utama pada manajemen properti perguruan
tinggi. Sampai saat ini, menjelang berlakunya otonomi kampus pengelolaan
pemakaian ruang kuliah di ITS dilakukan sendiri-sendiri oleh setiap jurusan. Jurusan
seolah-olah berkuasa penuh atas pemakaian ruang kuliah. Biro Administrasi dan
Akademik Kemahasiswaan (BAAK) hanya sebagai fungsi administrasi dari pemakaian
ruang kuliah tersebut. Hal ini menyulitkan dalam evaluasi efisiensi pemakaiannya.
Penelitian ini membahas tentang pengaturan pemakaian ruang kuliah dan organisasi
pengelolaan pemeliharaan di ITS dari data pemakaian ruang kuliah selama satu
tahun. Kemudian data tersebut disimulasi sampai mendapatkan kemungkinan
pemakaian ruang kuliah yang efisien, yaitu dengan utility ruang kuliah yang optimal (>
75%). Pembahasan selain dilakukan menurut kajian pustaka yang ada, juga
berdasarkan hasil observasi ke perguruan tinggi lain yang telah otonomi. Akhirnya,
dari hasil analisa data dan pembahasan, penelitian ini dapat menghasilkan
peningkatan utility ruang kuliah rata-rata ITS sebesar 20.11%. Dari efisiensi ruang
kuliah dapat diketahui bahwa masih banyak ruang kuliah yang belum optimal
pemakaiannya, dan dimungkinkan pemakaian bersama ruang kuliah di ITS. Sehingga
seluruh ruang kuliah dapat digunakan oleh semua jurusan di ITS. Untuk itu dihasilkan
suatu Sistem Manajemen Properti untuk mengelola pemakaian ruang kuliah tersebut
dan mengelola serta mengembangkan seluruh aset ITS.
menengah.
2. Failitas Umum dan fasilitas sosial yang lengkap.
3. Perawatan lingkungan yang terencana dengan konsep lingkungan yang
4.
5.
6.
dengan baik.
Aturan pembuangan atau renovasi dan pengalihan fungsi rumah yang
dikelola dengan baik.
estate
yang baik, yang pada gilirannya nantinya akan dapat mempengaruhi harga jual produk
perumahan.
perbaikan pada tanah itu, termasuk bangunan-bangunan dari semua jenis dan semua
yang
tetap
atau
tak
terpisahkan
terletak
pada
bangunan-
bangunan
itu
(Abdurrachman, 1991).
2. Definisi real property menurut Kyle (2005, p.4), suatu tanah atau lahan yang secara
fisik ada, beserta semua benda yang secara alami melekat pada tahun itu, termasuk
juga semua benda yang secara sengaja diletakkan manusia di atas atau di bawahnya.
3. Real property dapat diartikan sebagai kumpulan atas berbagai macam hak dan
interest yang ada dikarenakan kepemilikan atas satuan real estate. Hak tersebut terdiri
dari hak untuk menggunakan real estate tersebut, menyewakannya, memberikan
kepada orang lain, atau tidak sama sekali (Hidayati & Harjanto, 2003). Kedua istilah,
real estate dan real property, berbeda dalam arti penerapannya, tergantung referensi,
mana yang akan digunakan, Australia atau Amerika. Sedangkan di Indonesia, lebih
mengacu ke Amerika, menggunakan istilah Real Estate untuk bentuk fisik dari tanah
beserta pengolahan dan pembangunannya dan Real Property menunjuk pada
kumpulan hak (bundle of rights) untuk menggunakan, menyewa, memindahkan, dan
sebagainya dari tanah beserta pengolahan dan pembangunannya Kemudian istilah
Real Property di Indonesia mengalami perubahan menjadi Properti (Hidayati &
Harjanto, 2003).
10
11
1) Apartments.
2) Condominiums.
3) Cooperatives.
4) Planned unit developments.
2. Commercial Properly (Properti Komersial)
Merupakan income-producing properties yaitu properti yang dapat menghasilkan
keuntungan. Properti komersial ini terbagi menjadi:
a. Office Property (properti perkantoran).
b. Retail Property (property retail)
3. Industrial Property (Properti Industri)
Properti industri meliputi tanah dan fasilitas yang digunakan untuk industri berat
dan ringan, untuk penyimpanan dan distribusi barang. Properti industri dibagi
menjadi:
a. Industri berat dan industri ringan.
b. Industrial park (kawasan industri).
4. Special Purpose Property (Properti dengan Kegunaan Khusus).
12
Tahun
1992,
No.
739/KPTS/1992,
No.
09/KPTS/tentang
Pedoman
13
2. Kapling rumah menengah dengan luas tanah antara 200 - 600 m2 dan/atau biaya
pembangunan per m2 di atas harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan
perumahan dinas pemerintah kelas C sampai kelas A yang berlaku.
3. Kapling rumah sederhana dengan luas antara 54 - 200 m2 dan biaya pembangunan
per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C yang
berlaku. Dalam membangun perumahan ada konsep lain yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Pembangunan tipe rumah menengah sebanyak 900 unit atau lebih misalnya, pada
setiap lokasi diwajibkan membangun 2 (dua) tipe rumah sederhana untuk setiap 1
(satu) tipe rumah menengah yang dapat dibangun di lokasi lain.
b. Pembangunan tipe rumah mewah lebih dari 100 unit atau lebih pada satu lokasi
diharuskan membangun 6 (enam) unit tipe rumah sederhana untuk setiap 1 (satu)
rumah mewah dan dianjurkan membangun 3 (tiga) tipe rumah menengah yang dapat
dibangun di lokasi lain.
c. Persyaratan Dasar Sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan
Kota (Departemen Pekerjaan Umum, 1987, p. 34), kawasan perumahan harus
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1) Aksesibilitas Yaitu
14
2.7.2.
15
menjualnya kepada konsumen atau pengguna akhir mencari keuntungan pribadi, serta
mengelola kawasan perumahan tersebut.
didasarkan pada
16
a. Untuk prasarana lingkungan, tanah dan bangunan telah selesai dibangun dan
dipelihara.
b. Untuk utilitas umum, tanah dan bangunan telah selesai dibangun dan dipelihara.
c. Untuk fasilitas sosial, tanah telah siap untuk dibangun.
Walaupun demikian, pada kenyataannya banyak pengembang yang belum melakukan
penyerahan
prasarana
lingkungan
perumahannya
kepada
Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat.
cabang dan profesi real estate yang memelihara atau meningkatkan nilai dari sebuah
investasi properti sambil membangkitkan atau menambah penghasilan bagi para
pemiliknya (2005, p.1). Istilah Manajemen Properti biasanya digunakan untuk high
rise building seperti gedung perkantoran, hotel dan pusat perbelanjaan. Sedangkan
untuk residential property dipakai istilah Estate Management, yang fungsinya tidak
hanya sebatas pengelolaan fisik lingkungan tetapi juga mengelola lingkungan secara
psikologis, seperti rasa aman, nyaman dan ketertiban (Properti Indonesia, 2001).
Berdasarkan pengelolaan psikologis inilah akan membentuk suatu opini atau persepsi
dari masyarakat atau warga pada perumahan tersebut terhadap lingkungan
perumahan tersebut. Pengelolaan psikologis misalnya lingkungan dan taman yang
terawat
akan
sedap dipandang
sehingga
memberikan
rasa
nyaman
bagi
penghuninya.
17
dengan
adanya
angka
18
kawasan tersebut belum memiliki sistem keamanan yang baik. Terdapat banyak cara
yang dilakukan oleh pengelola kawasan perumahan untuk memperkecil tingkat
kejahatan, misalnya: gerbang masuk dijaga oleh Satpam, diberi portal atau pintu besi
setinggi
meter,
diberi
aliran
listrik,
system
pengamanan
berlapis
dan
19
dan
nama
merek.
Sensitifnya
seseorang
menunjukkan
kepada
20
yang dapat dinyatakan. Misalnya, orang buta akan memiliki pendengaran yang lebih
sensitif dari pada rata-rata orang yang dapat melihat, bahkan mampu mendengar
bunyi yang rata- rata orang tidak dapat mendengarnya. Cara pandang seseorang atas
sesuatu stimulus yang berbeda bisa menghasilkan perbedaan. Namun demikian
perbedaan persepsi bisa saja terjadi pada stimulus yang sama dari dua orang atau
lebih. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Kotler (1997) bahwa orang-orang
memandang situasi atau stimuli yang sama dengan cara yang berbeda. Kenyataannya
adalah bahwa manusia memandang suatu obyek atau stimuli melalui sensasi-sensasi
yang mengalir melalui lima indra. Namun demikian, setiap orang mengikuti, mengatur,
dan menginterpretasikan data sensoris ini menurut cara masing-masing. Dengan kata
lain, ada perbedaan persepsi antara satu orang dengan orang yang lain atas sesuatu
stimuli yang sama. No two people see the world in preciesly the same way Schiffman
& Kanuk, (2000). Kotler (1997) menjelaskan bahwa, People can emerge with different
perceptions of the same object because of three processes: selective attention,
selective distortion, and selective retention. Maksudnya, orang-orang dapat
memunculkan persepsi yang berbeda atas sesuatu obyek yang sama dikarenakan tiga
hal, yaitu selective attention (perhatian selektif), selective distortion (distorsi selektif),
dan selective retention (retensi selektif). Ketiga hal tersebut secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Selective attention (perhatian selektif)
Merupakan perilaku seseorang yang hanya mampu memperhatikan sesuatu yang
sangat selektif dari sejumlah stimuli yang diterima. Misalnya, tidak semua iklan yang
dilihat dapat diingat oleh seseorang, tetapi hanya iklan yang benar-benar menarik
perhatian yang akan diingat, sebagian besar stimuli akan tersaring keluar. Adapun
stimuli yang akan diingat atau diperhatikan oleh seseorang adalah:
(1) Stimuli yang berhubungan dengan kebutuhan saat ini.
(2) Stimuli yang telah diantisipasi sebelumnya.
(3) Stimuli yang memberikan
rangsangan dengan deviasi yang besar dalam kaitan dengan ukuran normal stimul,
misalnya adanya potongan harga yang lebih besar. Adanya perhatian selektif di dalam
diri manusia membuat para pemasar harus bekerja keras untuk dapat menarik
perhatian konsumen potensial, misalnya melalui pembuatan iklan yang sangat
21
menarik, menawarkan discount yang menarik, membuat produk dengan desain dan
kinerja yang bagus serta menawarkan harga yang wajar.
b. Selective distortion (distorsi selektif)
Distorsi selektif menjelaskan kecenderungan orang untuk mengolah informasi menjadi
suatu pengertian pribadi. Setiap orang memasukkan informasi positif dan negatif yang
diterima ke dalam pikiran. Seseorang akan cenderung mengambil informasi yang
positif suatu produk yang diinginkan dan mengabaikan informasi yang negatif. Dengan
demikian, seseorang akan mengintrepretasikan informasi positif dengan cara yang
akan mendukung dan bukan yang akan menentang persepsinya.
c. Selective retention (retensi/ingatan selektif)
Orang-orang akan melupakan kebanyakan dari hal yang dipelajari. Orang-orang akan
cenderung mempertahankan informasi yang mendukung pendirian dan kepercayaan
yang dimiliki. Oleh karena retensi selektif, seseorang hanya mengingat-ingat hal-hal
positif dari suatu produk yang mendukung pendirian dan kepercayaan yang dimiliki,
dan sebaliknya melupakan segala sesuatu pendirian dan kepercayaannya. hal-hal
yang baik dari produk lain yang tidak mendukung pendirian dan kepercayaannya.
22
Menurut Kotler (2003), Customer perceived value (CPV) is the difference between the
prospective customers evaluation of all the benefit and all the cost of an offering and
the perceived alternatives. Secara bebas pernyataan tersebut dapat diartikan, bahwa
customer perceived value adalah perbedaan antara evaluasi atas semua manfaat
yang konsumen harapkan dengan semua biaya yang dikeluarkan berikut alternatifalternatif yang diamati. Singkatnya, customer perceived value adalah perbandingan
antara semua manfaat yang dirasakan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan
konsumen. Suatu perumahan akan memiliki value, apabila manfaat rumah yang
dikonsumsi melebihi dari biaya-biaya yang dikeluarkan konsumen. Sebaliknya, suatu
perumahan tidak akan memiliki value, apabila manfaat rumah yang dikonsumsi lebih
kecil dari biaya-biaya yang dikeluarkan konsumen.
yang
paling
banyak
dikerjakan.
Diharapkan
dengan
adanya
pemeliharaan, baik secara fisik maupun non fisik atau pengelolaan secara psikologi
akan dapat meningkatkan nilai atau persepsi masyarakat atau perumahan tersebut.
Suatu perumahan yang mampu memberikan manfaat lebih besar dari sejumlah biaya
yang dikeluarkan akan memberikan value kepada konsumen atau warga masyarakat
yang menempati rumah tersebut. Value yang diberikan Pengembang perumahan
kepada warga akan menciptakan image tersendiri di benak warga masyarakat.
Banyak Pengembang perumahan perumahan menyadari akan hal terserbut, sehingga
23
BAB III
24
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi Penelitian
4.1.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian yang akan dicapai,
maka penalitian ini termasuk jenis penelitian hypothesis testing, yaitu jenis penelitian
yang menjelaskan suatu hubungan, atau menentukan perbedaan diantara dua
kelompok variable pada situasi tertentu (Efferin et al., 2004)
25
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
yaitu keseluruhan persepsi konsumen atau warga masyarakat atas sesuatu obyek
perumahan yang dibentuk melalui pengolahan informasi yang berasal dari berbagai
sumber dan waktu. Nilai perumahan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu
perumahan yang mamiliki estate management dan yang tidak memiliki estate
management. Dengan demikian variabel terikat( Y ) diukur dengan data kategori, yaitu
:
a. Kelompok satu ( 1 ) untuk nilai perumahan yang ada estate management .
26
1) Kinerja satpam.
2) Kontrol pada akses masuk perumahan.
3) Fasilitas bagi satpam dalam hal ini adalah pos-pos keamanan.
4) Kinerja pergantian satpam dalam perumahan.
b.
27
Diukur dengan menggunakan skala interval, yaitu skala yang mempunyai jarak
(interval) yang sama pada semua tingkat (rank) dengan suatu atribut yang hendak
diukur ( Malhotra, 2004, p.275). Metode penyusunan skala menggunakan skala Likert
7 point, yang lazim disebit a seven point Likert Scale, yang diaplikasikan sebagai
berikut:
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
1 -- 2 -- 3 -- 4 -- 5 -- 6 -- 7
Rata-rata nilai (mean) < 4,0, menunjukkan responden kurang setuju dengan
pertanyaan yang diajukan, yang berarti lingkungan fisik perumahan warga kurang baik
atau kurang bernilai. Sebaliknya, mean > 4,0 menunjukkan responden setuju dengan
pertanyaan yang diajukan, yang berarti lingkungan fisik perumahan warga baik atau
bernilai.
4.4.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian dibedakan menjadi dua:
1. Data primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu
atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner
oleh responden (Sugiarto et al., 2001). Dalam penelitian ini, data primer adalah
nilai jawaban kuesioner dari responden terpilih dan tanya jawab langsung
dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari media massa atau data yang
sudah dipublikasikan, baik melalui jurnal-jurnal penelitian terdahulu maupun
data dari internet atau majalah bisnis
28
Keterangan:
r = Koefisien korelasi Pearson.
n = Jumlah responden.
X = Nilai pertanyaan (nilai butir).
Y = Nilai total jawaban (nilai factor).
Hasil perhitungan korelasi (r) selanjutnya dibandingkan dengan 0,361 (r kritis untuk
sebesar 5% dan n sebanyak 30). Apabila korelasi (r) > 0,361, maka butir pertanyaan
dinyatakan valid (sahih). Butir pertanyaan yang tidak valid dapat dilakukan revisi atau
dapat diabaikan.
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur (Kuesioner)
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
diandalkan dalam mendapatkan data penelitian, baik pada waktu sekarang maupun
29
yang akan datang. Uji reliabilitas menggunakan metode Cronbachs Alpha, yang
diaplikasikan dengan SPSS (v.11.5), di mana rumus manualnya ditunjukkan sebagai
berikut (Supranto, 2005):
Keterangan:
rxx
Xii
sebuah
variabel,
misalnya
persepsi
responsen
mengenai
30
Keterangan :
nij
= 1,2,3, ....................r.
= 1,2,3, ....................k.
= Row (baris)
= Colom (kolom)
= Parameter variabel I.
2. Total Nilai
Total nilai merupakan jumlah nilai jawaban responden untuk masing-masing
indikator
variabel
penelitian,
mulai
dari
responden
pertama
sampai
31
Keterangan:
Skewness = Nilai Skewness Statistic print out SPSS
Kurtosis = Nilai Kurtosis Statistic print out SPSS
N
Apabila nilai ZSkewnes dan nilai ZKurtosis berbeda diantara + 2,58 (a = 1%), maka
disimpulkan data penelitian berdistribusi normal,sedangkan deteksi outlier data
penelitian menggunakan skewness score (Z-score). Apabila nilai minimum dan
32
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menumnjukkan ada-tidaknya hubungan
yang kuat antara variable-vriabel dalam model penelitia. Data penelitian yang tidak
dikehendaki dalam anaisis diskriminan adalah tidak terjadi multiko. Uji mutikolineritas
dalam penelitian ini menggunakan korelasi matriks Antar variable bebas penelitian.
Apabila nilai korelasi matriks (Pearson Correlation) < 0,08), maka disimpulkan antar
variabel bebas tidak terjadi hubungan kuat atau tidak terjasi multikolinearitas (Gujarati,
2003). Apabila terjadi multikolinearitas, maka salah satu data (variabel bebas)
penelitian dibuang (tidak dipakai) kemudian dilakukan pengujian ulang.
3. Uji Matriks Konvarians (Menilai Variabel Yang Layak Untuk Dianalisis)
Matriks Konvarians dari semua variabel bebas yang dekehendaki pada analisis
diskriminan aadalah sama (equal).
Hipotesis statistic yang diajukan:
Ho: Group convarience matrices adalah relatif sama.
Hi: Group convarience matrices adalah berbeda secara nyata.
Uji matriks konvarians dalam penelitian ini menggunakan Boxs M. Apabila nilai
sig. (Boxs M) > 0,05, maka Ho tidak dapat ditolak (diterima).
Sama tidaknya group covariace matrices juga bisa dilihat dari table output SPSS Log
determinat.Bila Nilai Log determinant pada maing-masingkelompok tidak berbeda
banyak, maka
kelompok yang dianalisis. Apabila group covariace matrices berbeda secara nyata,
maka proses pengolahan data seharusnya tidak bisa dilakukan (Santoso, 2002a, p.
152-153).
33
1. Memformulasikan Masalah
a. Langlkah pertama dari memformulasikan masalah aadalkah menetapkan
variabel-variabel penelitian berikut sakala yang digunakan. Model analisis diskriminan
terdiri dari kombinasi linier dari bentuk berikut (Hair et al.,1998):
Zjk
(non matrik)
(5)
(matrik)
Dimana:
Zjk
= Konstanta
Wi
Xjk
b. Langkah kedua adalah membagi sampel penelitian menjadi dua bagian dengan
proposi tertentu,yaitu:
1)
Satu
bagian
mengestimasikan
dari
sampel
estimasi
(sampel
analisis),digunakan
untuk
2) Satu bagian yang lain disebut sampel holdout atau sampel validasi, digunakan
untuk memvalidasi fungsidiskriminan (misal 25%)
Proposi jumlah sampel penelitian untuk sampel estimasi dan holdout tidak ada suatu
ketetapan khusus, sehingga besarnya bebas ditentukan oleh peneliti atau penelitian
lain yangv diacu.
2. Megestimasi Koefisien Fungsi Diskriminan
Megestimasi koefisien fungsi diskriminan mempunyai dua metode, yaitu
metode langsung (direct method) dimana seluruh variabel predictor (bebas)
disertakan bersama-sama, dan metode bertahap (stepwhise method) diman variable
predictor dimasukkan satu demi satu (Malhotra, 2005). metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode stepwise karena penelitian ini banyak menggunkan
variabel bebas dan akan melakukan seleksi variabel-variabel bebas mana saja yang
mempunyai disciminant power tinggi Hair et al.,1998: Supranto, 2004).
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS (v.11.5), maka akan
dihasilkan:
34
a. print out (output) SPSS Group Statistics, yang berisi mean dan SD (Standart
Deviation) masing-masing predictor (variabel bebas), dimana predictor dengan mean
paling besar dan biasanya di ikiuti SD (paling kecil)
menunjukkan predictor tersebut sebagai pembeda utama nilai perumahan, baik pada
kelompok satu (ada estate management) atau pada kelompok dua (tidak ada estate
management).
b. berdsarkan nilai sig. f pada print out SPSS Variables not in the analysis,
Prediktor-prediktor yang mempunyai Sig. F < 0,05 akan dikeluarkan dan masuk pada
Variables In The Analysis. Sebaliknya, predictor-prediktor yang mempunyai Sig. F >
0,05 akan dipertahankan dan tidak dianalisis. Dengan demikian, pada print out SPSS
Variables Entered/Removed
atau
(6)
35
36
Dimana :
ZCU
= Angka Z kritis
NA
= Banyaknya kelompok A
NB
= banyaknya kelompok B
ZA
= centroids Kelompok A
ZB
= centroids Kelompok B
Angka Z kritis digunakan sebagai cut off score (nilai halus ) untuk
menentukan apakah case (jawaban responden) Masuk pada kelompok satu
atau dua pada Predicted Group di output SPSS casewise Statistics, dimana
ketentuannya adalah sebagai berikut:
a) Apabila Discriminant Score > Z CU,maka case masuk kelompok satu
pada predicted Group Membership. Pada tabel tersebutr akan
diketahui Number Correctly Classified (n) atau jumlah kelompok
(misalnya kelompok 1) yang beralih ke posisi kelompok lain (yaitu
kelompok 2). Berdasarkan jumlah kelompok yang tetap pada posisi
semula (baik kelompok 1 dan2). Maka dapat di hitung Percent
Coreectly Classified dengan formulasi:
Number Correctly Classfied
Percent Correctly Classified =
x 100%(8)
Total Number of Observation
Keterangan:
Percent Correctly Classified
Number Correctly Classfied
37
CPRO
lp
Berdasarkan data di atas, yaitu 75% dan 25%, maka CPRO sebesar
62,5% dan kemudian dibandingkan dengan 75% (C MAX). Oleh karena 75%
(CMAX)
Dimana :
Presss Q = Nilai akurasi klasifikasi.
N
= Total sampel.
38
= Jumlah kelompok
Nilai n dapat diketahui dari output SPSS, baik ClassificationResult
maupun
kelompok
(nilai
perumahan
dengan
dan
tanpa
estate
management).
Mulai
Estate
Estate Manajemen
Manajemen
Keamanan
Keamanan 2.
2. Kebersihan
Kebersihan 3.
3. Jalan
Jalan
4.
Penerangan
5.
Fasilitas
4. Penerangan
5. Fasilitas
39
Ada Estate
Manajemen
Tidak Memiliki
Estate Manajemen
Nilai Perumahan
Perbedaan nilai
perusahaan
Kesimpulan saran
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Sampel Penelitian.
Di Balikpapan terdapat 14 perumahan (real estate) yang pengelolahan
lingkungan ditangani pihak pengembang atau memiliki estate management (EM) dari
31 perumahan yang tidak memiliki estate management Berdasarkan kriteria yang
ditetapkan (lihat Bab 5), dari 14 perumahan yang memiliki estate management diambil
40
Kode
MAN1
MAN2
MAN3
MAN4
Putusan
Valid
Valid
Valid
Valid
41
Tabel 5.2 menunjukan bahwa seluruh butir alat ukur variable keamanan
perumahan adalahan valid, karena memiliki korelasi (r) validitas > 0,361, sehingga
memenuhi kriteria validitas yang disyaratkan.
Tabel 5.3. Hasil Uji Validitas Variabel Keamanan.
Pernyataan
Reliability Coefficients
r-Alpha
0,7941
Putusan
Reliabel
Kode
SIH2
SIH2
SIH3
SIH4
Putusan
Valid
Valid
Valid
Valid
42
Pernyataan
r-Alpha
Reliability Coefficients
0,6405
Putusan
Reliabel
Korelasi
Validitas
Putusan
0,7784
Valid
0,7537
Valid
0,7020
Valid
0,7341
Valid
Tabel 5.6 menunjukan bahwa seluruh butir alat ukur variable jalan perumahan
valid, karena memiliki korelasi (r) validitas > 0,361, sehingga memenuhi kriteria
reliabilitas yang disyaratkan.
Tabel 5.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Jalan.
Pernyataan
Reliability Coefficients
r-Alpha
0,7162
Putusan
Reliabel
Kode
Putusan
43
TER1
TER2
TER3
TER4
Validitas
0,8075
Valid
0,8675
Valid
0,8455
Valid
0,7937
Valid
Tabel 5.8 menunjukan bahwa seluruh butir alat ukur variable penerangan
perumahan valid, karena memiliki korelasi (r) validitas > 0,361, sehingga memenuhi
kriteria validitas yang disyaratkan.
Tabel 5.9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Jalan.
Pernyataan
Reliability Coefficients
r-Alpha
0,8446
Putusan
Reliabel
Kode
FAS1
FAS2
FAS3
FAS4
Putusan
Valid
Valid
Valid
Valid
44
Putusan
Reliabel
Sub
Total
80
45
30
30
20
Total
160
80
160
Sumber : Lampiran 7.
Tabel 5.13. Tabulasi Silang Antara Luas Tanah dengan Luas Bangunan
Count
Estate
Manage
ment
Ada
Luas
estate Tanah
Mgm
(m2)
<100
<= 150
151 - <= 200
201 - <= 250
251 - <= 300
> 300
Total
Luas <= 150
Tanah 151 - <= 200
(m2)
201 - <= 250
Total
Sumber : Lampiran 8.1
Tidak
Ada
estate
mgm
12
0
0
0
0
12
6
1
0
7
1
<=
<=
300
40
0
0
0
9
6
14
20
0
1
0
0
23
27
2
0
54
9
5
61
>
4
0
0
0
0
3
10
5
18
Total
12
15
37
11
5
80
8
64
3
12
8
80
46
Ada
Luas
estate Tanah
Mgm
(m2)
<= 150
151 - <= 200
201 - <= 250
251 - <= 300
> 300
Total
G
ra
ti
s
0
6
6
0
0
1
2
Tidak
Ada
estate
mgm
1<=
10
00
00
12
2
12
0
0
26
10000
1 - <=
20000
0
20000
1 - <=
30000
0
>
300
000
0
7
7
7
2
23
0
0
3
1
3
7
0
0
9
3
0
12
T
ot
al
12
15
37
11
5
80
8
64
8
64
8
80
8
80
Antara
Luas
Bangunan
dengan
Iuran
Pemeliharaan
47
Ada
estate
300
Mgm
400
G
ra
ti
s
Luas
<= 100
Bangunan
201 - <=
(m2)
0
2
1
0
0
1
2
301 - <=
> 400
Total
Tidak Ada
Ada
200
estate
mgm
250
Luas
Tanah
1<=
100
000
10000
1 - <=
20000
0
20000
1 - <=
30000
0
>
300
000
12
7
7
0
26
0
13
0
10
23
0
1
2
4
7
0
0
8
4
12
<= 150
151 - <=
8
64
201 - <=
8
80
(m2)
8
8
0
Total
Sumber : Lampiran 8.3
Tabel
5.15
menunjukan
bahwa
perumahan
yang
ada
estate
jalan,
penerangan,
fasilitas,
T
o
t
a
l
1
2
2
3
2
7
1
8
8
0
8
6
4
dan
keseluruhan
nilai
perumahan)
48
Luas
Bangunan
200
(m2)
300
<= 100
101 - <=
201 - <=
301 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
7
12
20
41
4
31
4
23
3
15
38
122
Total
19
61
35
27
18
160
400
> 400
Total
Sumber : Lampiran 8.4
Luas
Bangunan
200
(m2)
300
<= 100
101 - <=
201 - <=
301 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
6
13
13
48
3
32
2
25
1
17
25
135
Total
19
61
35
27
18
160
400
> 400
Total
Sumber : Lampiran 8.4
49
Tabel 5.18 menunjukan bahwa meskipun jalan perumahan dari berbagai luas
bangunan ada yang kurang baik, tetapi pada umumnya jalan perumahan baik.
Tabel 5.18. Tabulasi Silang Antara Luas Bangunan dengan
Jalan Perumahan
Count
Luas
Bangunan
200
(m2)
300
<= 100
101 - <=
201 - <=
301 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
9
10
10
51
7
28
3
24
1
17
30
30
Total
19
61
35
27
18
160
400
> 400
Total
Sumber : Lampiran 8.5
Luas
Bangunan
200
(m2)
300
<= 100
101 - <=
201 - <=
301 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
8
11
16
45
6
29
1
26
3
15
34
126
Total
19
61
35
27
18
160
400
> 400
Total
Sumber : Lampiran 8.5
50
Count
Luas
Bangunan
200
(m2)
300
<= 100
101 - <=
201 - <=
301 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
9
10
13
48
5
30
2
25
3
15
32
128
Total
19
61
35
27
18
160
400
> 400
Total
Sumber : Lampiran 8.6
<=100
101 - <=
200
201 - <=
300
301 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
9
10
15
46
6
29
4
23
4
14
38
122
Total
19
61
35
27
18
160
400
>400
Total
Sumber : Lampiran 8.6
5.3.3. Tabulasi Silang Antara Luas Tanah Perumahan dengan VariabelVariabel Penelitian
1. Tabulasi Silang Antara Luas Tanah dengan Keamanan Perumahan
51
Tabel 5.22 Tabulasi Silang Antara Luas Tanah dengan Keamanan Perumahan
Count
<=150
151 - <=
200
201 - <=
250
251 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
8
12
22
57
6
39
2
9
0
5
38
122
Total
20
79
45
11
5
160
300
> 300
Total
Sumber : Lampiran 8.7.
<=150
151 - <=
200
201 - <=
250
251 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
7
13
14
65
4
41
0
11
0
5
38
135
Total
20
79
45
11
5
160
300
> 300
Total
Sumber : Lampiran 8.7.
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Total
52
Baik
2
Luas Tanah (m )
<=150
151 - <=
200
201 - <=
250
251 - <=
8
15
6
1
0
30
12
64
39
10
5
130
20
79
45
11
5
160
300
> 300
Total
Sumber : Lampiran 8.8.
Tabel 5.24 menunjukkan bahwa meskipun Jalan perumahan dari berbagai luas
tanah ada yang kurang baik, tetapi pada umumnya Jalan perumahan baik.
4. Tabulasi Silang Antara Luas Tanah dengan Penerangan Perumahan
Tabel 5.25 menunjukkan bahwa meskipun penerangan perumahan dari
berbagai luas tanah ada yang kurang baik, tetapi pada umumnya penerangan
perumahan baik.
Tabel 5.25 Tabulasi Silang Antara Luas Tanah dengan Penerangan Perumahan
Count
<=150
151 - <=
200
201 - <=
250
251 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
8
12
20
59
3
42
3
8
0
5
34
126
Total
20
79
45
11
5
160
300
> 300
Total
Sumber : Lampiran 8.8.
<=150
151 - <=
200
201 - <=
250
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
9
11
13
66
7
38
3
8
0
5
Total
20
79
45
11
5
53
251 - <=
32
128
160
300
> 300
Total
Sumber : Lampiran 8.8.
<=150
151 - <=
200
201 - <=
250
251 - <=
Keamanan Perumahan
Kurang
Baik
Baik
9
11
20
59
6
39
3
8
0
5
38
122
Total
20
79
45
11
5
160
300
> 300
Total
Sumber : Lampiran 8.9.
Iuran Pemeliharaan
Lingkungan (Rp)
Gratis
1 - <= 1000000
100001 - <=
Keamanan
Perumahan
Kurang
Baik
Baik
2
10
32
74
3
20
Total
20
106
23
54
200000
0
1
38
200001 - <=
300000
7
11
122
7
12
160
> 300000
Total
Sumber : Lampiran 8.10.
Iuran Pemeliharaan
Lingkungan (Rp)
Gratis
1 - <= 1000000
100001 - <=
200000
200001 - <=
300000
Keamanan
Perumahan
Kurang
Baik
Baik
1
11
23
83
0
23
0
7
1
11
25
135
Total
20
106
23
7
12
160
> 300000
Total
Sumber : Lampiran 8.10.
Keamanan
Perumahan
Kurang
Baik
Baik
Total
55
Iuran Pemeliharaan
Lingkungan (Rp)
Gratis
1 - <= 1000000
100001 - <=
2
24
4
0
0
30
200000
200001 - <=
300000
10
82
19
7
12
130
12
106
23
7
12
160
> 300000
Total
Sumber : Lampiran 8.10.
Tabel 5.30 menunjukkan bahwa meskipun jalan perumahan dari berbagai iuran
pemeliharaan lingkungan ada yang kurang baik, tetapi pada umumnya jalan
perumahan baik.
4. Tabulasi Silang Antara Iuran Pemeliharaan Lingkungan dengan Jalan
Perumahan
Tabel 5.31 Tabulasi Silang Antara Iuran Pemeliharaan Lingkungan dengan
Penerangan Perumahan
Count
Iuran Pemeliharaan
Lingkungan (Rp)
Gratis
1 - <= 1000000
100001 - <=
200000
200001 - <=
300000
Keamanan
Perumahan
Kurang
Baik
Baik
0
12
30
76
4
19
0
7
0
12
34
126
Total
12
106
23
7
12
160
> 300000
Total
Sumber : Lampiran 8.11.
Keamanan
Perumahan
Kurang
Baik
Total
56
Baik
Iuran Pemeliharaan
Lingkungan (Rp)
Gratis
1 - <= 1000000
100001 - <=
1
28
3
0
0
32
200000
200001 - <=
300000
11
78
20
7
12
128
12
106
23
7
12
160
> 300000
Total
Sumber : Lampiran 8.12.
Iuran Pemeliharaan
Lingkungan (Rp)
Gratis
1 - <= 1000000
100001 - <=
200000
200001 - <=
300000
Keamanan
Perumahan
Kurang
Baik
Baik
1
11
32
74
4
19
0
7
1
11
38
122
Total
12
106
23
7
12
160
> 300000
Total
Sumber : Lampiran 8.12.
57
lebih baik, untuk kelompok satu (ada estate management) atau kelompok dua
(tidak ada estate management), lihat Tabel 5.34.
Tabel 5.34. Nilai Total Masing-Masing Indikator Variabel Penelitian
No.
Keamanan 1
Keamanan 2
Keamanan 3
Keamanan 4
Kebersihan 1
Kebersihan 2
Kebersihan 3
Kebersihan 4
Jalan 1
Jalan 2
Jalan 3
Jalan 4
Penerangan 1
Penerangan 2
Penerangan 3
Penerangan 4
Fasilitas 1
Fasilitas 2
Fasilitas 3
Fasilitas 4
Keseluruhan
Pernyataan
Satpam dapat menjaga keamanan
perumahan dengan baik, yang
didedikasikan dengan tidak adanya
pencurian di komplek perumahan
Satpam selalu memeriksa setiap
tamu/orang lain yang masuk ke komplek
perumahan
Pos satpam dan sarana yang dibutuhkan
oleh satpam tersedia dengan baik
Pergantian jadwal kerja satpam sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan
Keseluruhan Keamanan
Petugas pengangkut sampah mengambil
sampah warga sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan
Jalan-jalan di komplek perumahan tiap
hari dibersihkan
Selokan got di komplek perumahan
diersihkan, baik pada musim hujan atau
kemarau
Kebersihan fasilitas umum dan fasilitas
sosial dijalankan dengan tanggung jawab
Keseluruhan Kebersihan
Jalan-jalan di komplek perumahan dirawat
dengan baik, dan bila ada kerusakan
cepat diperbaiki380
Papan nama jalan di dalam kompkek
perumahan berada pada posisi yang
mudah dibaca
Di komplek perumahan terdapat papan
peetunjuk arah dan rambu-rambu lalu
lintas yang memadahi
Lebar jalan di komplek perumahan
memadahi untuk dua kendaraan yang
bersimpangan (masuk dan keluar)
Keseluruhan Jalan
Penerangan pada lokasi fasilitas umum
memadahi
Penerangan pada lokasi fasilitas sosial
memadahi
Penerangan pada jalan utama komplek
perumahan memadahi
Penerangan pada jalan bukan utama
komplek perumahan memadahi
Keseluruhan Penerangan
Di komplek perumahan ada program
penghijauan kiri-kanan jalan yang
dikerjakan/dirawat baik
Di komplek perumahan ada program
pertanaman yang dikerjakan/dirawat
dengan baik
Pemeliharaan fasilitas umum dilakukan
secara berkala dan penuh tanggung
jawab
Pemeliharaan fasilitas social dilakukan
secara berkala dan penuh tanggung
jawab
Keseluruhan Fasilitas
Secara keseluruhan, pengelolahan
lingkungan yang ada di komplek
perumahan bagus
Ada EM
Tanpa EM
(ada EM-Tanpa
EM)*
Sig.
(2-tailed)
377
376
0,001
393
347
46
0,040
399
343
56
0,048
395
362
33
0,028
1564
1428
136
0,029
386
384
0,002
394
376
18
0,015
376
362
14
0,012
387
343
44
0,038
1543
1465
78
0,017
379
377
0,002
403
380
23
0,019
394
359
35
0,030
402
390
12
0,010
1578
1506
72
0,015
379
365
14
0,012
389
366
23
0,019
395
362
33
0,028
387
352
35
0,030
1550
1445
105
0,022
378
365
13
0,011
375
343
32
0,028
382
346
36
0,031
380
353
27
0,023
1515
1407
108
0,024
357
325
32
0,030
Keterangan : * Apabila nilai (Ada EM-Tanpa EM) Positif, maka nilai perumahan
58
yang ada estate management lebih bagus dari pada perumahan yang
tidak ada estate management.
Sig. (2-tailed) < 0,05, perbedaan tersebut signifikan.
Tabel 5.34 menunjukkan bahwa nilai total masing-masing indikator variabel
( Keamanan 1 s.d Fasilitas 4), variabel penelitian ( keamanan, kebersihan, jalan,
penerangan, fasilitas ), dan nilai keseluruhan perumahan untuk perumahan yang ada
estate management lebih besar dari perumahan yang tidak ada estate management .
Realitas tersebut menunjukkan bahwa nilai perumahan yang ada estate management
untuk setiap indikator yang diteliti adalah lebih baik dari pada nilai perumahan yang
tidak ada estate management. Hal ini dapat dimungkinkan karena perumahan yang
ada estate management,
Data
penelitian
yang
meliputi
keamanan,
kebersihan,
jalan,
peneranagan, dan fasilitas ditunjukkan pada Lampiran 5 (Data Entry SPSS) dan
Lampiran 6 (Data Zscore untuk uji Outlier). Selanjutnya, data penilitian tersebut diolah
dengan SPSS untuk diuji asumsi klasik, Hasil uji asumsi klasik, yang meliputi uji
normalitas, Outlier data, uji multikolinieritas, dan matriks konvarians ditunjukkan pada
Lampiran 10, untuk keperluan analisis disajikan kembali secara runtut dibawah ini.
1. Uji Normalitas Data Penelitian.
Tabel 5.35. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian
Skweness
Variabel
Statistic
(6/N)
Kurtosis
ZSkweness
Statistic
(24/N)
Zkurtosis
Keamanan
160
-0,211
0,194
-1,090
-0,346
0,387
-0,893
Kebersihan
160
-0,322
0,194
-1,663
-0,312
0.387
-0,806
Jalan
160
-0,438
0,194
-2,262
-0,288
0,387
-0,744
59
Penerangan 160
0,399
0,194
2,060
0,110
0,387
0,284
Fasilitas
0,425
0,194
2,195
0,014
0,387
0,036
160
Tabel 5.35 menunjukkan bahwa semua data penelitian yang terdiri dari
keamanan, kebersihan, jalan, penerangan, dan fasilitas berdistribusi normal, karena
nilai Zskewness dan Zkurtoris berada pada 2,58, sehingga memenuhi asumsi normalitas
yang disyaratkan dan layak untuk diolah lebih lanjut.
Maximum
2,33545
2,25039
2,56071
2,00911
2,32634
Tabel 5.36 menunjukkan bahwa semua data penelitian yang terdiri dari
keamanan, kebersihan, jalan, penerangan, dan fasilitas bebas outlier, karena nilai
Minimum dan Maximum berada pada 2,58, sehingga memenuhi asumsi bebas
outlier yang disyaratkan dan layak untuk diolah lebih lanjut.
3. Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian
Tabel 5.37. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian
Correlations
Keamanan
Kemanan
Pearson
Correlation
1
160
Kebersihan
Jalan
Penerangan
.614**
.000
160
.567**
.
000
16
0
.575**
.000
160
.610**
.
000
16
.589**
.000
160
Sig- (2-Tailed)
N
Kebersihan
Pearson
Correlation
.614**
.000
160
1
160
Fasilitas
.491**
.
000
16
0
.518**
.
000
1
60
Sig- (2-Tailed)
N
Jalan
Pearson
Correlation
0
.567**
.000
160
610**
.000
160
S
N
.575**
.000
160
.589**
.000
160
.491**
.000
160
.518**
.000
160
Sig- (2-Tailed)
N
Fasilitas
Pearson
Correlation
576**
1
.000
160
.530**
.000
160
1
160
.598**
.000
160
ig- (2-Tailed)
Penerangan
Pearson
Correlation
60
Sig- (2-Tailed)
1
60
576**
.
000
16
0
.530**
.
000
16
0
.598**
.000
160
1
160
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Tabel 5.37 menunjukkan bahwa semua variabel penelitian yang terdiri dari
keamanan, kebersihan, jalan, penerangan, dan fasilitas bebas multikolinieritas, karena
nilai korelasi < 0,80, sehingga memenuhi asumsi bebas multikolinieritas yang
disyaratkan dan layak untuk diolah lebih lanjut.
4. Uji Matriks Kovarians Variabel Bebas Penelitian
Tabel 5.38. Hasil Uji Matriks Kovarians Variabel Bebas Penelitian
Test Results
Boxs M
F
Approx
df1
df2
Sig.
21.715
1.382
15
56062.421
.146
61
tidaknya group covariance matrices juga bisa dilihat dari Output Log Determinant
sebagai mana ditunjukkan pada tabel 5.39.
Tabel 5.39. Log Determinant
Log Determinants
E_MGM
Rank
5
5
5
Log
Determinant
-4.390
-3.435
-3.728
Tabel 5.39 menunjukkan Log Determinant untuk satu kelompok satu (perumahan
yang ada estate management ) (-4,390) dan kelompok dua (perumahan yang tidak
ada estate management ) (-3,435) tidak berbeda banyak, hanya 0,955, sehingga
group covariance matrices akan relatif sama untuk kedua kelompok perumahan
tersebut.
diskriminan.
Pembagian
dta
dilakukan
secara
acak/random
dengan
62
management adalah faktor jalan. Jadi, jalan merupakan nilai pembeda utama
perumahan, baik yang ada estate management maupun tidak ada estate
management.
Std
E_MGM
Ada estate mgm
KEAMANAN
Me
an
Devia
tion
Unwe
ight
Weight
ed
4.85
42
.81990
60
60.000
.76173
60
60.000
.82128
60
60.000
.87596
60
60.000
.91330
60
60.000
.91645
60
60.000
.88429
60
60.000
.87466
60
60.000
.98859
60
60.000
.96451
60
60.000
KEBERSIHAN
JALAN
PENERANGAN
FASILITAS
Valid N (listwise)
4.81
67
4.94
17
4.79
17
4.72
50
KEAMANAN
4.36
25
KEBERSIHAN
JALAN
PENERANGAN
FASILITAS
4.44
58
4.65
42
63
4.39
58
4.30
42
TOTAL
KEAMANAN
4.60
83
KEBERSIHAN
4.63
13
JALAN
PENERANGAN
FASILITAS
4.79
79
4.59
38
.90036
120
120.000
.84264
120
120.000
.85706
120
120.000
.95104
120
120.000
.95887
120
120.000
4.51
46
Sumber : Lampiran 12.1.
Keterangan : Perumahan yang ada estate management sebanyak 60 sampel.
Perumahan yang tidak ada estate management sebanyak 60 sampel.
a,b,c,d
Min. D Squared
Ste
p
Entered
Stati
Betwee
Stat
df
Exact F
df2
Sig
64
stic
Groups
istic
1
Ada
estate
1
KEAMAN
.320
Mgm and
9.5
1
118
AN
Tidak ada
91
estate
mgm
At each step, the variable that maximizes the Mahalanobis distance between the two closest
groups is entered
a. Maximum number of steps is 10.
b. Maximum significance of F to enter is. 05.
c. Minimum signification of F to remove is. 10.
d. F level, tolerance, or VIN insufficient for further compulation.
5.6. Pembahasan
65
.
002
Suatu perumahan, baik yang ada estate management maupun yang tidak ada
estate management, keberadaannya tidak terlepas dari faktor lingkungan, yang
meliputi faktor keamanan, kebersihan, jalan, penerangan, dan fasilitas. Untuk
mendukung keberhasilan pemeliharaan lingkungan tersebut, terkecuali pengolala
perumahan yang bersangkutan sedang melakukan promosi.
Berdasarkan hasil analisis secara deskriptif dapat diketahui bahwa :
1. Terdapat ketergantungan (asosiasi) yang signifikan antara luas tanah dengan
luas bangunan pada perumahan yang ada estate management dan yang tidak
ada estate management. Maksudnya, orang cenderung membangun rumah
melebihi luas tanah yang ada dengan cara membangun rumah bertingkat, yang
dirasa sangat sesuai untuk keluarga besar atau menyimpan perabot rumah
2.
yang
segnifikan
antara
luas
bangunan
dengan
iuran
pemeliharaan pada perumahan yang ada estate management, tetapi tidak pada
perumahan yang tidak ada estate management. Hasil analisis terdapat
membuktikan bahwa iuran pemeliharaan lingkungan, di samping ditetapkan
berdasarkan luas tanah juga didasarkan pada luas bangunan (meskipun
pernyataan tersebut tidak dapat digeneralisasi). Dengan suatu asumsi, bahwa
bangunan yang luas (misalnya rumah dengan lantai dua) pengamanan yang
dilakukan oleh satpam cenderung lebih ekstra hati-hati (biaya satpam relatif
bertambah), rumah yang luas cenderung jumlah penduduknya banyak, di mana
jumlah penduduk yang banyak cenderung produksi sampah rumah tangga juga
banyak, hal ini akan berpengaruh terhadap biaya kebersihan pengangkutan
3.
sampah.
Terdapat ketergantungan yang signigfikan antara luas bangunan, luas tanah, dan
iuran pemeliharaan lingkungan dengan faktor-faktor lingkungan, yang meliputi
keamanan, kebersihan, jalan, penerangan, dan fasilitas secara parsial (sendirisendiri). Hal ini menunjukkan bahwa demografi perumahan sangat berkaitan
dengan faktor-faktor lingkungan dapat diaplikasikan untuk menunjang nilai suatu
4.
perumahan
Perumahan yang ada estate management mempunyai keamanan, kebersihan,
jalan, penerangan, dan fasilitas lebih baik dari pada perumahan yang tidak ada
estate management. Hal ini dapat dipahami, karena pihak pengelola perumahan
66
mempunyai beban moral untuk bekerja lebih baik dalam mewujudkan faktorfaktor lingkungan yang indah, aman, nyaman agar penghuni perumahan puas
dan mendapatkan nilai yang diharapkan.
Berdasarkan hasil analisis diskriminan dapat dikatakan bahwa nilai perumahan
yang ada estate management dan nilai perumahan yang tidak ada estate
management terbukti berbeda secara signifikan. Oleh karena hanya ada dua
kelompok yang dianalisis, maka hanya diperoleh satu fungsi diskriminan, yaitu :
Zscore = -5,300 + 1,150 KEAMANAN
Fungsi diskriminan tersebut valid atau sahih (75% [C MAX] > 62,5%[CPRO]) dan
mempunyai tingkat akurasi prediksi yang baik/tinggi (63,35), sehingga layak untuk
diinterpretasikan lebih lanjut atau dapat digunakan untuk menganalisis kasus nilai
perumahan yang ada estate management dan tidak ada estate management pada
sampel penelitian yang lain. Di antara lima variabel bebas yang dianalisis, yaitu
keamanan, kebersihan, jalan, penerangan, dan fasilitas, ternyata hanya variabel
keamanan yang bener-bener mampu membedakan nilai perumahan yang ada estate
management dan nilai perumahan yang tidak ada estate management. Bahkan
keamanan merupakan variabel kebersihan, jalan, penerangan, dan fasilitas. Hasil
penelitian tersebut dapat dipahami, karena sebagian besar responden mengaku
bahwa yang diutamakan di dalam kompleks perumahan adalah keamanan. Keamanan
bagi sejumlah besar penghuni perumahan merupakan hal yang sangat utama karena
menyangkut
keselamatan
orang
dan
harta
benda,
yang
dapat
menunjang
67
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil analisis secara deskriptif dapat diketahui bahwa :
a. Total nilai keamanan dari perumahan yang ada estate management lebih
besar dari pada yang tidak ada estate management, yaitu 1,564 dibanding
1,428. Menunjukan keamanan perumahan yang ada estate management
lebih baik daripada yang tidak ada estate management
b. Total nilai kebersihan dari perumahan yang ada estate management lebih
besar dari pada yang tidak ada estate management, yaitu 1,563 dibanding
1,465. Menunjukan kebersihan perumahan yang ada estate management
lebih baik daripada yang tidak ada estate management
c. Total nilai jalan dari perumahan yang ada estate management lebih besar
dari pada yang tidak ada estate management, yaitu 1,578 dibanding 1,506.
Menunjukan jalan perumahan yang ada estate management lebih baik
daripada yang tidak ada estate management
68
d. Total nilai penerangan dari perumahan yang ada estate management lebih
besar dari pada yang tidak ada estate management, yaitu 1,550 dibanding
1,445. Menunjukan penerangan perumahan yang ada estate management
lebih baik daripada yang tidak ada estate management
e. Total nilai fasilitas umum dari perumahan yang ada estate management
lebih besar dari pada yang tidak ada estate management, yaitu 1,515
dibanding 1,407. Menunjukan fasilitas umum perumahan yang ada estate
management lebih baik daripada yang tidak ada estate management
f. Keseluruhan nilai dari perumahan yang ada estate management lebih besar
dari pada yang tidak ada estate management, yaitu 357 dibanding 325.
Menunjukan secara keseluruhan nilai perumahan yang ada estate
management lebih baik daripada yang tidak ada estate management
2. Berdasarkan hasil analisis diskriminan dapat dikatakan bahwa :
a. Nilai perumahan yang ada estate management dan nilai perumahan yang
tidak ada estate management terbukti berbeda secara signifikan (sig,<
0,05).
b. Oleh karena hanya ada dua kelompok yang dianalisis, maka hanya
diperoleh satu fungsi diskriminan, yaitu : Z score = -5,300 + 1,150
KEAMANAN. Fungsi diskriminan tersebut valid (sahih) dan mempunyai
tingkat
akurasi
prediksi
yang
baik/tinggi,
sehingga
layak
untuk
Bila
dibandingkan
dengan
variable
kebersihan,
jalan,
69
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini terkait dengan perumahan yang
memiliki estate management dan tidak ada estate management, yaitu :
setiap
pengelola
perumahan
hendaknya
tetap
70