Anda di halaman 1dari 41

STRUKTUR

BETON - 2
Oleh:
Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE 2011

ANALISIS DAN
DESAIN KOLOM

INFORMASI UMUM

Istilah-Istilah:
Tegangan: intensitas gaya per satuan luas
yang dinyatakan dalam satuan kg/cm2, Mpa
atau N/mm2
fc (kuat tekan beton yang disyaratkan):
tegangan beton yang ditetapkan/digunakan
pada perencanaan, dengan aplikasi pengujian
di lapangan berupa hasil benda uji berbentuk
silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
fy (kuat tarik leleh): tegangan tarik leleh
minimum yang disyaratkan pada tulangan.

Istilah-Istilah (lanjutan):
Kuat nominal: kemampuan elemen atau
penampang struktur dalam menerima beban
yang dihitung berdasarkan ketentuan dan
asumsi dari tata cara pada SNI 03-2847-2002.
Jika berupa momen, maka kuat nominal
dimaksud adalah momen nominal (Mn).
Jika berupa gaya tekan, maka kuat nominal
dimaksud adalah kuat tekan nominal (Pn).
Jika berupa gaya geser, maka kuat nominal
dimaksud adalah kuat geser nominal (Vn).

Istilah-Istilah (lanjutan):
Beban terfaktor: Beban kerja yang telah
dikalikan dengan faktor beban yang ditentukan
dalam pasal 11.2 SNI 03-2847-2002.
Kuat Perlu: kekuatan suatu komponen struktur/
penampang yang diperlukan untuk menahan
beban terfaktor dalam suatu kombinasi beban.

Kuat rencana: kuat nominal x faktor reduksi


kekuatan komponen struktur () menurut pasal
11.3 SNI 03-2847-2002, nilai < 1. Artinya
kekuatan elemen struktur beton bertulang yang
digunakan pada perencanaan lebih kecil dari
kemampuan elemen itu yang sesungguhnya
(kuat nominalnya)
Kuat rencana Kuat perlu
Mn Mu;

Vn Vu;

Pn Pu

Mu, Vu dan Pu merupakan kekuatan momen,


gaya geser dan gaya tekan yangdiperlukan
untuk menerima beban terfaktor

Definisi:
Kolom adalah suatu elemen struktur yang
menahan beban vertikal.
Berfungsi untuk menyalurkan beban lantai dan
atap yang berada di atasnya dengan atau
tanpa momen dan meneruskannya ke pondasi
Melihat fungsinya, kolom sangat
penting bagi bangunan, jika kolom runtuh,
maka keseluruhaan bangunan runtuh!

Katagori elemen struktur sebagai


kolom:
Dikatakan elemen kolom apabila memenuhi:
L/b 3
Dikatakan elemen padestal apabila:
L/b 3
dengan:
L = panjang kolom,
b = lebar penampang
kolom

JENIS-JENIS KOLOM

Jenis kolom berdasarkan bentuk dan


komposisi material:
1. Kolom empat persegi dengan tulangan
longitudinal dan tulangan pengikat lateral/
sengkang. Bentuk penampang kolom bisa
berupa bujur sangkar atau berupa empat
persegi panjang. Kolom dengan bentuk empat
persegi ini merupakan bentuk yang paling
banyak digunakan, mengingat pembuatannya
yang lebih mudah, perencanaannya yang
relatif lebih sederhana serta penggunaan
tulangan longitudinal yang lebih efektif (jika
ada beban momen lentur) dari type lainnya

2. Kolom bulat dengan tulangan longitudinal dan


tulangan pengikat spiral atau tulangan
pengikat lateral. Kolom ini mempunyai bentuk
yag lebih bagus dibanding bentuk yang
pertama di atas, namun pembuatannya lebih
sulit dan penggunaan tulangan longitudinalnya
kurang efektif (jika ada beban momen lentur)
dibandingkan dari type yang pertama di atas

3. Kolom komposit: Pada jenis kolom ini,


digunakan profil baja sebagai pemikul lentur
pada kolom. Selain itu tulangan longitudial dan
tulangan pengikat jugaditambahkan bila perlu.
Bentuk ini biasanya digunakan, apabila jika
hanya menggunakankolom bertulang biasa
diperoleh ukuran yang sangat besar karena
bebannyayang cukup besar, dan disisi lain
diharapkan ukuran kolom tidak terlalubesar.

Jenis kolom berdasarkan


kelangsingannya, dapat dibagi atas:
1. Kolom
Pendek,
pada
perencanaannya
masalah tekuk tidak perlu menjadi perhatian
karena pengaruhnya cukup kecil.
2. Kolom Langsing, pada perencanaannya
masalah tekuk perlu diperhitungkan.

KOLOM PENDEK
VS KOLOM
LANGSING

Bilamana dikatagorikan kolom pendek,


atau kolom langsing?
SNI 03-2847-2002, menentapkan bahwa masalah
tekuk pada kolom dapat diabaikan atau
direncanakan sebagai kolom pendek, jika:

k = faktor panjang efektif komponen struktur tekan (akan dibahas lebih


lanjut pada perkuliahan yang berkenaan dengan topik Kolom
Langsing).
u = panjang bentang komponen struktur lentur (balok/pelat) yang
diukur dari pusat ke pusat titik kumpul.
r = jari-jari girasi penampang kolom.

M1 = momen ujung terfaktor yang lebih kecil pada kolom.


M2 = momen ujung terfaktor yang lebih besar pada kolom.
M1 = bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkungan
M2
tunggal.
M1 = bernilai negatif bila kolom melentur dengan kelengkungan ganda
M2

M1
M2

M1
M2

ANALISIS DAN
DESAIN KOLOM
PENDEK

Kolom dengan Beban Kosentris


A. BERSENGKANG IKAT

A2

A1

Ast = A1 + A2
b Ag = b.h
PO terletak satu sumbu
dengan resultan dari
Cc, Cs1 dan Cs2.

PO

Plastic centroid

Cs2 = A2.fy
Cs1 = A1.fy
Cc = 0.85 fc (Ag - Ast)

Kolom dengan Beban Kosentris (lanjutan)


V = 0 P0 = Cc + Cs1 + Cs2
P0 = 0.85 fc (Ag - Ast) + Ast . fy
atau
P0 = Ag { 0.85 fc (1 - g) + g . fy }
Disini :

g =

Ast
Ag

Kolom dengan Beban Kosentris (lanjutan)


B. BERSENGKANG SPIRAL

P
Tul. Utama leleh

Kolom berspiral

Kolom bersengkang ikat

(tekan)

fy.Asp
P0 = ( 0.85 fc + 8.2
ds.s
Disini : fy
ds
Asp
s
Acc

) Acc + fy.Ast

= tegangan leleh baja tulangan


= diameter spiral
= luas penampang tul. spiral
= jarak antara spiral
= luas beton dalam spiral

Kolom dengan Beban Kosentris (lanjutan)


f1

Concrete core

fs
p

f2
f2

fs
p

f1

f2

Dc
f2

Spiral

f1

spiral

f2
f2

f1
fsp

f2

fsp

Kolom dengan Beban Kosentris (lanjutan)


Kondisi pembebanan kosentris merupakan keadaan
khusus, pada kenyataannya beban tanpa eksentrisitas
tidak pernah ditemui.
Kuat tekan rencana maksimun, Pn(max) adalah:
Sengkang Spiral

Pn(max) = 0.85 (0.85 fc (Ag - Ast) + fy Ast)


Sengkang ikat

Pn(max) = 0.80 (0.85 fc (Ag - Ast) + fy Ast)

SNI 03-2847-2002
ps.12.3.(1)/(2)

Kolom Kondisi Regangan Setimbang


cb
=
d

e
d
N.A
b

e = eb
Plastic centroid

As

As

s < y/Es

Pn = Pb

cu = 0.003

h
Distribusi tegangan aktual
T = As fy

600
d
fy + 600

V = 0
P b = Cc + C s - T

cb

cb =

0.003
fy/Es + 0.003

Cc
Cs
a = 1cb

Pn = Pb

disini :
Cc = 0.85 fc a b = 0.85 fc 1 cb b
Cs = As fs
T = As fy

M = 0
Pb eb = Cc(d-a/2-d) + Cs(d-d-d) + Td
Dengan rumus di atas dapat dicari nilai:
Pb dan eb

Kolom Kondisi hancur Tekan


e

d
N.A Plastic centroid
Pn
x
As

As

s < y

d
c

Pn

V = 0
Pn = C c + Cs - T

d
s > y

cu = 0.003

Pn

T = As fs

Syarat: e < eb

Compression
control
Balanced
Tension
control
Mn

disini:
Cc = 0.85 fc a b = 0.85 fc 1 c b
Cs = As fy
T = As fs

M = 0
Pn e = Cc(d-a/2-d) + Cs(d-d-d) + Td

Cc
a = 1c

Cs

Kolom Kondisi hancur Tarik


e

d
Plastic centroid

Pn
x
As

V = 0
Pn = C c + Cs - T

d
s > y

s
Pn

T = As fY

Pn

N.A

As

Syarat: e > eb

Cc Cs
a

cu = 0.003

Compression
control
Balanced
Tension
control
Mn

disini:
Cc = 0.85 fc a b = 0.85 fc 1 c b
Cs = As fs
T = As fy

M = 0
Pn e = Cc(d-a/2-d) + Cs(d-d-d) + Td

Diagram Interaksi Kolom


Pn
Axial
compression

P0

Pn (max)

Region I
Maximum axial compression permitted by SNI
Pn (max) = 0.80 P0 (tied)
Pn (max) = 0.85 P0 (spirally reinforced)
Region II
Compression controls
Balanced strain condition

Pb
Region III
Tension controls
M0

Mb

Mn, Bending moment

Batasan Luas Tulangan Kolom


Persentase luas tulangan memanjang kolom harus :

1% < < 8%

disini :
= As / Ag
As = Luas total penulangan

memanjang
Ag = Luas bruto penampang
kolom
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa rangkak dan susut yang
terjadi pada kolom cenderung mentransfer beban aksial yang
mula-mula bekerja pada beton kepada tulangan baja.
Agar tulangan baja tidak leleh terlalu dini akibat beban kerja maka
perlu disyaratkan tulangan minimum.
Adanya tulangan minimum pada kolom sekaligus mengurangi
rangkak dan susut serta menjamin kolom mampu menahan beban
lentur yang tak terduga.

Detail Penulangan Kolom


4 Bar

Alternate position of
hooks
in successive sets of ties
(for all bar
arrangements)

6 Bar

db

Dc2
Ac = 4
h2
Ag = 4

Dc
h
as = area of
spiral

8 Bar

s
s =

12 Bar

s min = 0.45

f
Ag
-1 c
fy
Ac

as ( Dc - db )
( Dc2 / 4) s

ANALISIS DAN
DESAIN KOLOM
LANGSING

Efek Tekuk Pada Kolom


Kolom Langsing Jika :
k ln
r
k ln
r

M1b
34 - 12 M
2b

dengan pengaku
(braced)

22

tanpa pengaku
sway/unbraced)

disini:
k = faktor panjang efektif (faktor tekuk)
ln = panjang bersih kolom
M1b, M2b = momen batas (Mu) pada ujung
kolom yang tidak menyebabkan
goyangan ke samping.
M1b < M2b

SNI ps.
12.12.(2)
dan
12.13.(2)

Efek Tekuk Pada Kolom (lanjutan)


Tipikal Efek Tekuk Kolom Langsing
M1

c1

M2

c2

Lengkung
tunggal

M1

c1

c2

M2

Lengkung
ganda

Efek Tekuk Pada Kolom

(lanjutan)

Panjang Bersih Kolom, Ln

Panjang Efektif

ln

le = k . ln

Efek Tekuk Pada Kolom

(lanjutan)

Panjang efektif untuk masing-masing tumpuan:


P

k Lu = 0.7 Lu
k Lu = Lu

P
(a)
End rotation
unrestrained

Lu

k Lu = Lu

P
(b)
End rotation
fully restrained

Lu

P
(c)
One end restrained,
other unrestrained

Lu

k Lu < Lu

P
(d)
Partially restrained
at each end

Efek Tekuk Pada Kolom

(lanjutan)

Panjang efektif untuk masing-masing tumpuan:


P

Lu

Lu

Lu
k L u > 2 Lu

k Lu = Lu

(a)
End rotation
fully restrained

k L u = 2 Lu

(b)
One end rotation fully restrained,
other unrestrained

Partial
restraint

(c)
One end rotation partially
restrained,
other end unrestrained

Efek Tekuk Pada Kolom


Panjang efektif kolom portal:
P

P
k Lu
2

Lu

k L u > 2 Lu

Lu

0.7 Lu < k Lu < Lu


(b) Unbraced frame, hinge base

(a) Braced frame, hinge base


P

Lu

(lanjutan)

0.5 Lu < k Lu < 0.7 Lu

(c) Braced frame, fixed base

Lu
Lu < k L u < 2 Lu
(d) Unbraced frame, fixed base

Efek Tekuk Pada Kolom (lanjutan)


Faktor Jepitan Ujung Kolom Portal,

EI / ln kolom
EI / ln balok

Faktor kekakuan kolom


Faktor kekakuan balok

k1
b1

k1
b2

b1

k2
B

b2
A
k2

B = 1.0

Faktor panjang efektif (faktor tekuk),k,


adalah fungsi dari kekakuan relatif A
dan B, untuk masing-masing ujung
dari kolom yang di tinjau. Dengan
diketahui pada kedua ujung kolom,
maka k dapat diperoleh melalui
nomogram.

Efek Tekuk Pada Kolom

(lanjutan)

Nomogram faktor tekuk kolom portal, k:


A

50.0
10.0
5.0
4.0
3.0

k
1.0

0.9

2.0

50.0
10.0
5.0
4.0
3.0

0.7

1.0
0.8
0.7
0.6
0.5

0.4

0.4

0.3

0.3

0.2

100.0
50.0
30.0
20.0

2.0
0.8

1.0
0.8
0.7
0.6
0.5

0.6

20.0
10.0
5.0
4.0

10.0
8.0
7.0
6.0
5.0

3.0

10.0
8.0
7.0
6.0
5.0

4.0

2.0

4.0

3.0

3.0

2.0

2.0
1.5

0.2
1.0

0.1

100.0
50.0
30.0
20.0

1.0

0.1

0.5

(a) Komponen struktur tak bergoyang

1.0

(b) Komponen struktur bergoyang

Pembesaran Momen Rangka Portal Tak Bergoyang


PU
M1b

M2b
PU
M2b > M1b

Mc = b
SNI ps. 12.12.(3)
Cm
M2b

=
faktor
pembesaran
momen
=
1.0
Disini: b
PU
10,75 Pc SNI ps.. 12.12.(3)
Cm = 1.0 (momen+ beban transversal)
`
M
= 0.6 + 0.4 1b 0.4 (hanya ada momen tumpuan, dg M1b/M2b
M2b
bernilai positif bila kolom melentur dengan
2 EI
Pc =
(k Lu)2
EI =

0.2 Ec Ig + Es Is
1 + d

kelengkungan tunggal

SNI ps.. 12.12.(3)

Ec = Modulus elastisitas beton, MPa


Es = Modulus elastisitas baja, MPa
Ig = momen inersia penampang bruto, dg mengabaikan tulangan, mm4

Is = momen inersia tulangan, mm4


d = rasio beban mati aksial terfaktor maksimum terhadap beban aksial
terfaktor maksimum

Pembesaran Momen Rangka Portal Bergoyang


PU
M1b

M1 = M1ns + S M1b
M2 = M2ns + S M2b

SNI ps. 12.13.(3)

s = faktor pembesar momen portal bergoyang, untk menggambarkan


peyimpangan lateral akibat beban lateral dan gravitasi

M2b
PU
M2b > M1b

1
PU
10,75 Pc

1.0

M1b = nilai momen ujung yang lebih kecil pada kolom akibat beban lateral yang
menimbulkan goyangan kesamping
M1ns = nilai momen ujung yang lebih kecil pada kolom akibat beban vertikal
yang
tidak menimbulkan goyangan kesamping
M2b = nilai momen ujung yang lebih besar pada kolom akibat beban lateral
yang menimbulkan goyangan kesamping
M2ns = nilai momen ujung yang lebih besar pada kolom akibat beban vertikal
yang tidak menimbulkan goyangan kesamping

Anda mungkin juga menyukai