Skripsi Mardiyah
Skripsi Mardiyah
id
digilib.uns.ac.id
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh
Mardiyah
NIM : S 840209111
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Mardiyah, S840209111. Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap
Bahasa dengan Keterampilan Menulis Ringkasan Siswa Kelas V Semester 2 SDN
Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Tesis. Surakarta: Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, September 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara:
(1) kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan, (2) sikap
bahasa dan keterampilan menulis ringkasan, dan (3) kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis
ringkasan.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sukarame, SD Negeri 2 Permata
Biru Kecamatan Sukarame, dan SD Negeri 1 Waydadi Kecamatan Sukarame Kota
Bandar Lampung, bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2010. Penelitian ini
menggunakan metode survai jenis deskriptif korelasional. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.
Sampel berjumlah 125 orang yang diambil dengan cara simple random sampling.
Instrumen untuk mengumpulkan data adalah tes keterampilan menulis ringkasan, tes
kemampuan membaca pemahaman, dan angket sikap bahasa. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik statistik regresi dan korelasi (sederhana, ganda).
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (i) ada hubungan positif antara
kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan (rx1y =0,68
pada taraf nyata =0,05 dengan N=125 pada rt= 0,174); (ii) ada hubungan positif
antara sikap bahasa dan keterampilan menulis rinkasan (rx2y = 0,69 pada taraf nyata
=0,05 dengan N=125 pada rt= 0,174); dan (iii) ada hubungan positif antara
kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan
keterampilan menulis ringkasan (Ry12 = 0,90 pada taraf nyata =0,05 dengan N=125
pada rt= 0,174),
Dan hasil analisis penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
membaca pemahaman dan sikap bahasa baik secara sendiri-sendiri maupun bersamasama memberikan sumbangan yang berarti terhadap keterampilan menulis ringkasan
siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua variabel bebas (kemampuan membaca pemahaman dan
sikap bahasa) dapat menjadi prediktor yang baik bagi variabel terikat/respon
(keterampilan menulis ringkasan).
xiv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Mardiyah, S840209111. The correlation between the fifth year students reading
comprehension skill and language outlook and their skill of resume writing at
elementary schools at Sukarame subdistrict of Bandar Lampung. Thesis, Surakarta:
Indonesia Education Department for master degree, Sebelas Maret University of
Surakarta, September 2010
The objectives of this research are to find out whether there is a or there is not
correlation between:
1. reading comprehension and the skill of resume writing,
2. language attitude and the skill of resume writing, and
3. the ability of reading comprehension, language attitude together, and the
skill of resume writing.
This research was conducted in the elementary public school 1 Sukarame,
elementary public school 2 Permata Biru Sukarame subdistrict , and the elementary
public school 1 Waydadi Sukarame subdistrict Bandar Lampung, from March to May
2010. The research uses survey method of the type of correllation descrptive. The
population in this research were the fifth year students of public elementary school
sukarame subdistrict bandar lampung. The samples were 125 students chosen using
simple random sampling. The instruments used to collect the data were (i) test for the
skill of resume test writing; (ii) reading comprehension ability test; and (iii) language
outlook quetionair. The data were analysed using regression statistic technique and
correlation (simple, double).
The result of analysis shows that (i) there is a positive correlation between
reading comprehension ability and the skill of resume writing (rx1y=0,68 with
significant level a=0.05; (ii) there is a positive correlation between language outlook
and the skill of resume writing (rx2y=0,69 with significant level a=0,05, N=125 on
rt=0,174); and (iii) there is a positive correlation between reading comprehention
ability and language attitude together and the skill of resume writing (ry12=0,90 with
significant level a=0,05, N=125 on rt=0,174)
From the results of the research above can be concluded that reading
comprehension ability and individual or collective language outlook had a significant
contribution to the skill of resume writing the elementary public school at Sukarame
Subdistrict Bandar Lampung. I
In other words, the two independent variables (reading comprehension ability and
language outlook) could be a good predictor for dependent variables (the skill of
resume writing).
xv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................
PENGESAHAN PEMBIMBING.....................................................................
ii
iii
PERNYATAAN ..............................................................................................
iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vi
DAFTAR ISI....................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL............................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
xii
ABSTRAK ......................................................................................................
xiv
ABSTRACT .....................................................................................................
xv
24
38
48
C. Kerangka Pikir................................................................................
49
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ringkasan..................................................................................
50
50
D. Hipotesis Penelitian . .
51
52
52
53
53
53
54
55
59
62
63
J. Hipotesis Statistik........................................................................ ..
67
68
68
73
C. Pengujian Hipotesis........................................................................
77
84
E. Keterbatasan Penelitian..................................................................
89
92
A. Simpulan ....................................................................................
92
B. Implikasi......................................................................................
97
C. Saran ..........................................................................................
101
103
LAMPIRAN ....................................................................................................
107
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah agar siswa memiliki
(1) keterampilan berbahasa Indonesia; (2) pengetahuan yang memadai mengenai
ringkasan; dan (3) sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Sedangkan untuk
mencapai tujuan pokok pengajaran bahasa Indonesia diarahkan pada empat aspek
keterampilan berbahasa dasar yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Pengajaran menulis diberikan dengan tujuan agar siswa mampu
menuangkan gagasanya dalam bahasa tulis yang lancar dan tertib. Berdasarkan
standar kompetensi pembelajaran ringkasan para siswa diharapkan: (1) mampu
menyampaikan pikiran, perasaan; (2) kemampuan memahami kaidah-kaidah
bahasa Indonesia; dan (3) merasa bangga dan setia menggunakan bahasa
Indonesia. Dengan hal tersebut, pengajaran bahasa khususnya menulis dapat
melahirkan atau membuat seorang siswa bertambah daya pikir, daya khayal dan
sampai pada tingkat kecerdasannya; Hal ini disadari bahwa kompetensi
kebahasaan tidak terlepas dari kemampuan membaca pemahaman karena dalam
membaca pemahaman seorang penulis dituntut untuk memahami ide pokok atau
gagasan penulis yang terdapat dalam bacaan. Kemampuan dan kemauan
seseorang akan berpengaruh terhadap keterampilan menulis ringkasan siswa.
Menulis terdapat beberapa macam dan beberapa tujuan, diantaranya
menulis untuk mengambil suatu intisari atau pokok pikiran, selanjutnya intisari itu
ditulis secara singkat dalam kata-katanya
sendiri yang sering disebut menulis
commit to user
1
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
dapat
menunjukan
derajat
pentingnya
variabel-variabel
itu
terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teoretis
aktivitas kognitif yang kompleks, sebab pada waktu yang bersamaan penulis harus
mengatur sejumlah variabel (dalam Nunan,1989: 57). Variabel dalam tingkat kalimat
terdiri dari pengaturan isi, susunan, struktur kalimat, kosa kata, tanda baca, dan ejaan,
sedangkan variabel di luar kalimat adalah penyusunan dan penggabungan kalimat
menjadi sebuah paragaraf.
Menulis, menurut Mc Crimmon (1976: 2), merupakan kegiatan menggali
pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis,
menentukan cara menuliskan sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah
dan jelas. Sejalan dengan pendapat di atas, St. Y. Slamet (2009: 96) berpendapat
bahwa menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja,
melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman
hidup seseorang dalam bahasa tulis.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. (4)
Informasional (tujuan penerangan). Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau
keterangan/penerangan kepada para pembaca. (5) Self expressive (tujuan pernyataan
diri). Tulisan ini bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada para pembaca. (6) Creative purpose (tujuan kreatif). Tujuan ini erat
hubunganya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif di sini
melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma
artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai
artistik, nilai-nilai kesenian. (7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan
masalah). Dalam tujuan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Seorang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasanya sendiri agar dapat
dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
c. Fungsi dan Kegunaan Menulis
Menulis sebagai kegiatan berbahasa yang produktif menghasilkan tulisan.
Asul Wiyanto (2006: 4) menyatakan bahwa tulisan adalah rekaman peristiwa,
pengalaman, pengetahuan, ilmu serta pemikiran manusia. Tulisan dapat menembus
ruang dan waktu, artinya tulisan dapat dibaca oleh orang yang berbeda di berbagai
tempat pada waktu sekarang dan yang akan datang. Dengan tulisan itu orang lain
yang tinggal ditempat lain yang jauh dapat menangkap dan memahami pengetahuan
dan pikiran tersebut dalam kurun waktu sekarang atau bahkan sampai kapanpun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Pendapat lain yang disampaikan oleh Henry Guntur Tarigan (1994: 22)
menyatakan pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
tidak langsung. Komunikasi yang terjadi searah antara penulis dan pembaca. Sebagai
alat komunikasi, tulisan harus mampu menyajikan pikiran penulis secara jelas hingga
mudah dipahami oleh pembaca. Lebih lanjut Sri Hastuti PH (1982: 1) mengatakan
bahwa menulis merupakan kegiatan yang kompleks dengan melibatkan cara berfikir
teratur serta berkemampuan mengungkapkan dalam bentuk tulisan. Dengan demikian
tulisan seseorang dapat menunjukkan keteraturan berpikir penulisnya.
Penjelasan pendapat yang senada mengenai menulis adalah sesuatu yang
lebih jauh dan dalam sekedar menguasai tata bahasa dan tanda baca. Menulis adalah
proses yang dapat mengembangkan dalam berpikir dinamis, kemampuan analitis dan
kemampuan membedakan berbagai hal secara kuat dan valit. Menulis akan
meningkatkan rasa percaya diri, dari rasa percaya dirilah yang akan memunculkan
berbagai
kreativitas
dan
rasa
bahagia,
http://www.indodigest.com/index.htm,1/10/2007)
Tulisan
Anonim
dapat
(dalam
membantu
menjelaskan pola pikir seseorang dan besar kegunaanya bagi kehidupan seseorang.
Menurut Sabarti Akadiah, dkk (1996: 1-2) menyatakan ada delapan kegunaan
menulis yaitu: (1) Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. (2)
Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan; (3) Penulis dapat
lebih banyak menyerap mencari serta menguasi informasi sehubungan dengan topik
yang ditulis; (4) Penulis dapat terlatih mengorganisasikan gagasan secara sistematis
serta mengungkapkanya secara tersurat; (5) Penulis akan dapat meninjau serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
menilai gagasanya sendiri secara lebih objektif; (6) Dengan menulis di atas kertas,
penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya
secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret; (7) Dengan menulis, penulis
terdorong terus untuk belajar secara aktif; (8) Dengan kegiatan menulis yang
terencanakan membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.
Selain kegunaan menulis seperti tersebut di atas, Rosemary T, Frunchling dan
N.B Oldman (1996: 7) menyatakan bahwa kita menulis untuk berkomunikasi. Agar
tulisan dapat dipahami maka seseorang harus mampu membuat pernyataan dalam
bentuk kalimat yang efektif. Hal ini untuk menghindari ketidakjelasan pesan yang
disampaikan. Oleh karena itu latihan menulis harus sesering mungkin dilakukan agar
dapat menulis dengan baik.
d. Faktor Kebahasaan dalam Ringkasan.
Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, kedudukan bahasa sangat
penting. Hal ini dapat dipahami sebab bahasa merupakan alat komunikasi, lebih-lebih
dalam komunikasi tulis. Seorang penulis sangat berhati-hati di dalam menggunakan
bahasa, dengan harapan gagasan yang disampaikan dapat dipahami
oleh para
pembaca. Unsur unsur yang harus diperhatikan oleh para penulis meliputi: (1) ejaan
dan tanda baca; (2) pilihan kata atau diksi; (3) kalimat efektif, dan (4) pengembangan
paragraf.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
1) Ejaan
Dalam kegiatan tulis menulis, penulis dituntut untuk menggunakan bahasa
yang baik dan benar. Hal tersebut perlu ditunjang oleh penerapan ejaan yang berlaku
dalam ringkasan, yaitu Ejaan Yang Disempurnakan.
Agar gagasan dan pesan yang disampaikan oleh penulis dapat diterima secara
jelas, ejaan dan tanda baca sangat besar peranannya. Penulis harus memperhatikan
penulisan huruf yang sudah dituangkan dalam Pedoman Umum Ejaan Yang
Disempurnakan.
Penulisan kata yang tertuang pada Pedomam Ejaan Yang Disempurnakan juga
perlu diperhatikan. Penulis harus menyadari bahwa penulisan kata dasar dan kata
berimbuhan.
Dalam perkembangannya, ringkasan banyak menyerap kata-kata dari bahasa
lain. Unsur serapan tersebut ada yang sudah disesuaikan dengan kaidah ringkasan,
baik penguasaan maupun penulisannya, tetapi ada pula yang belum sepenuhnya
disesuaikan. Itulah perlunya penulis, memperhatikan cara penulisan kata serapan
yang sudah dituangkan dalam Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan.
2) Pilihan Kata atau Diksi
Seseorang penulis harus teliti di dalam memilih kata sebab kata-kata harus
digunakan secara tepat dan sesuai dengan konteksnya. Ketepatan dan kesesuaian ini
perlu diperhatikan karena penulisan ilmiah menghendaki ketepatan dan keajekan baik
dalam makna maupun dalam bentuk. Hal ini diharapkan agar tidak terjadi kesalahan
di dalam penafsiran (Akhadiah dkk, !991: 82).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Untuk memilih kata yang tepat dalam menulis, bukan pekerjaan yang mudah.
Bahkan Hemingway (dalam Akhadiah, 1991: 82) mengatakan bahwa memilih kata
secara tepat dan sesuai merupakan bagian yang paling sulit dalam proses penulisan.
Dalam memilih kata harus memperhatikan persyaratan: (1) ketepatan, yang
menyangkut makna dan logika kata-kata; dan (2) kesesuaian, yang menyangkut
kesesuaian antara kata yang dipakai dengan situasi dan keadaan pembaca.
Dalam memilih kata, penulis juga harus memperhatikan: (1) kata yang
bermakna denotatif dan konotatif, (2) sinonim, homofon, homograf, (3) kata abstrak
dan konkret; (4) kata umum dan khusus; (5) kata populer dan kata jadian; dan (6) kata
asing dan kata serapan. Kesemuanya ini harus diperhatikan oleh penulis agar gagasan
yang disampaikan dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
3) Kalimat
Seorang penulis harus mampu menuangkan gagasan yang akan disampaikan
dalam kalimat yang efektif. Kalimat efektif harus memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar seperti apa yang ada pada
pikiran penulis (Akhadiah, 1991: 116).
Senada dengan pendapat Akhadiah, Razak (1983: 116) menjelaskan bahwa
kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna. Kalimat harus mampu membuat isi atau maksud yang
disampaikan penulis tergambar lengkap dalam pikiran pembaca. Dengan demikian
kalimat efektif harus memenuhi syarat: (a) secara tepat dapat mewakili gagasan atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
perasaan penulis; dan (b) sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pembaca seperti yang dipikirkan penulis.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. kesepadanan dan kesatuan, maksudnya paling tidak kalimat terdiri dari subjek ,
predikat dan melahirkan keterpaduan arti;
2. kesejajaran bentuk, maksudnya menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang sama
dapat dipakai dalam susunan serial;
3. penekanan, menggunakan bagian yang penting dan ditulis pada bagian depan
kalimat;
4. kehematan, maksudnya hemat dalam pemakaian kata dan frase; dan
5. kevariasian dalan struktur kalimat
(Akhadiah dkk.,1991:117).
Gorys Keraf (1983: 117) juga berpendapat bahwa kalimat efektif juga harus:
(a) memiliki kesatuan gagasan; (b) koherensi yang kompak; (c) penekanan; (d)
variasi; (e) pararelisme; dan (f) penalaran.
4) Paragraf
Paragraf merupakan himpunan dari beberapa kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide. Sebuah ide paragraf akan membangun
satuan pikiran sebagai kajian dari pesan yang disampaikan oleh penulis (Sakri, 1992:
4). Dengan demikian, paragraf yang baik harus memenuhi syarat: (1) kesatuan,
maksudnya semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama
menyatakan suatu hal; (2) koherensi, maksudnya kekompakan hubungan antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk paragraf; dan (3) perkembangan
paragraf, maksudnya penyusunan atau rincian daripada gagasan yang membina
paragraf (Keraf, 1985: 67).
Semi (1990: 55) berpendapat, paragraf mempunyai fungsi: (1) memudahkan
pengertian dan pemahaman dengan memisahkan satu topik dengan topik yang lain;
dan (2) memisahkan dan menegaskan pengertian secara wajar dan formal, untuk
memungkinkan pembaca berhenti lama dari penghentian diakhir kalimat. Dengan
demikian pembaca akan mempunyai kesempatan memusatkan pikiran terhadap topik
atau tema paragraf tersebut.
Gagasan utama dalam paragraf, biasanya dituangkan dalam sebuah kalimat
topik. Kalimat topik perlu didukung oleh kalimat-kalimat penjelas. Menurut Keraf
1985: 70) kalimat topik dapat ditempatkan pada: (1) awal paragraf; (2) pada awal
paragraf kemudian ditegaskan pada akhir paragraf; (3) pada akhir paragraf ; dan (4)
pada seluruh kalimat dalam paragraf tersebut.
Berdasarkan letak kalimat utama, paragraf dibedakan menjadi paragraf: (1)
deduktif, kalimat utama pada awal, (2) induktif, kalimat utama dibagian akhir, (3)
campuran/deduktif/induktif, kalimat utama ada pada bagian awal dan akhir, dan (4)
naratif/deskriptif, yaitu paragraf yang tanpa kalimat utama.
Seperti diungkapkan oleh Gorys Keraf, Akhadiah (1991: 156) berpendapat
bahwa paragraf yang baik juga harus dapat dikembangkan. Artinya inti paragraf
dituangkan pada kalimat utama dari kalimat tersebut harus diperjelas oleh kalimatkalimat penjelas. Namun perlu diingat bahwa kalimat-kalimat penjelas tersebut harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
menyatakan
bahwa
membuat ringkasan adalah menulis dengan berusaha mengambil intisari suatu uraian
atau pokok pikiran, kemudian intisari itu ditulis dengan singkat dalam kata-katanya
sendiri. Sementara itu Gorys Keraf (1997: 261) mendefinisikan bahwa membuat
ringkasan berarti suatu keterampilan untuk mengadakan reproduksi dari hasil-hasil
karya yang sudah ada, meringkas merupakan suatu cara efektif untuk menyajikan
suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat.
Kegiatan menulis ringkasan dalam hal ini diperlukan kemampuan membaca
pemahaman yang cukup. Sebab untuk menulis ringkasan yang komprehensif, penulis
ringkasan harus pandai-pandai menangkap pokok pikiran yang ada dalam bacaan
yang diringkasnya. Selain itu, dituntut harus dapat mengenali kalimat utama yang
terdapat pada masing-masing paragraf. Pada setiap paragraf , penulis ringkasan harus
bisa menafsirkan antara ide pokok dan ide penjelas serta mana paragraf utama dan
mana paragraf pengembang, sehingga secara kompetensi diharapkan ringkasan yang
dibuatnya akan efektif mewakili teks bacaan yang diringkasnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis ringkasan adalah
usaha menulis dalam bentuk singkat intisari atau pokok pikiran atau uraian karangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
yang panjang dengan kata-katanya sendiri. Dalam ringkasan, keindahan gaya bahasa,
ilustrasi, serta penjelasan-penjelasan yang terperinci dihilangkan, sedangkan seni
karangannya dibiarkan tanpa hiasan. Walaupun bentuknya ringkas, namun tetap
mempertahankan isi, paragraf, dan pandangan pengarang aslinya.
Sedangkan Walter
University suatu sistem yang disebut The five Rs of note taking (pembuat catatan
lima R). Kelima R itu singkatan dari : Record (Rekam), Reduce(Ringkas/Resume),
Recite (Resitasi), Reflect (Renung), Review (Reviu) (dalam The Liang Gie. 1995:
198).
Berdasarkan dari Lima R, untuk Reduce/Ringkas/Resume maksunya adalah
pelajaran siswa meringkas fakta-fakta, gagasan, teorei-teori dan konsep-konsep.
Aktivitas membuat ringkasan ini akan memperjelas teori, hubungan antara teori,
memperkuat kesinambungan gagasan dan mempertajam ingatan. Meringkas juga
berguna sebagai persiapan setapak demi setapak dalam menghadapi tes atau ujian.
C. Tujuan Menulis Ringkasan
Kegiatan berlatih menulis ringkasan atau sebuah artikel atau sebuah karya
adalah suatu cara yang paling berguna untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
diperoleh jika tanpa mempelajari dengan cermat serta memahami apa yang dibaca
atau didengar.
Ringkasan sebagai suatu keterampilan untuk mengadakan reproduksi,
sebenarnya sudah diperkenalkan sejak seorang murid berada di sekolah dasar.
Sebagai suatu bentuk reproduksinya dan sebagai suatu cara untuk mengetahui apakah
seorang siswa benar-benar mengetahui dan memahami isi sebuah buku atau karangan,
maka sebuah ringkasan memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Adanya
kegiatan menulis ringkasan, sebenarnya seseorang mempelajari bagaimana penulis
yang baik dalam menyusun karangannya, bagaimana ia menyampaikan gagasangagasanya ke dalam bahasa yang baik, serta bagaimana ia dapat memecahkan suatu
masalah.
Menulis ringkasan bertujuan untuk memahami dan mengetahui isi sebuah
karangan, maka latihan-latihan untuk maksud tertentu akan membimbing dan
menuntun seseorang agar dapat membaca karangan dengan cermat dan bagaimana
harus menulisnya dengan tepat (Gorys Keraf, 1997: 262).
Berdasarkan dari pendapat tersebut maka untuk mendapatkan hasil atau
tujuan yang memuaskan dalam menulis ringkasan, seseorang siswa dituntut untuk
membaca buku atau karangan asli dengan cermat, mendengar atau menyimak
penjelasan guru dengan penuh konsentrasi serta bagaimana harus menulisnya kembali
dengan tepat suatu ringkasan karangan atau catatan materi pelajaran.
Seseorang tidak akan dapat menulis ringkasan dengan baik jika ia kurang
cermat dalam membaca dan juga jika ia tidak mampu membedakan antara gagasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Langkah kedua ini penulis kembali membaca karangan, bagian demi bagian,
alenia demi alenia sambil mencatat semua gagasan yang penting. Tujuan terpenting
dari pencatatan ini adalah agar tanpa ada ikatan teks asli, jika seorang penulis akan
kembali
memulai
menulis
untuk
menyusun
sebuah
ringkasan
dengan
mempergunakan pokok-pokok yang telah di catat itu. Pada langkah ini yang menjadi
sasaran pencatatan adalah judul-judul bab, judul anak bab, dan alenia. Semua gagasan
utama atau gagasan penting yang berada di dalamnya dicatat atau digarisbawahi.
3) Membuat Reproduksi
Dalam reproduksi seorang penulis ringkasan menyusun kembali suatu
karangan singkat berdasarkan gagasan utama sebagaimana yang dicatat dalam
langkah sebelumnya, ia harus menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan semua
gagasan ke dalam suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat sekaligus
menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
4) Melaksanakan Ketentuan Tambahan
a. Sebaiknya dalam menyusun ringkasan mempergunakan kalimat tunggal daripada
kalimat majemuk karena kalimat majemuk ada dua gagasan atau lebih yang
bersifat pararel.
b. Bila memungkinkan ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Begitu
juga rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan
sentral saja.
c. Alinea yang mengandung gagasan ilustrasi, contoh deskripsi dan sebagainya
dapat dihilangkan dan alinea yang dianggap penting dipertahankan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
d. Bila mungkin kata keterangan dan kata sifat dibuang, kecuali keterangan atau kata
sifat yang dipergunakan untuk menjelaskan gagasan umum.
e. Pertahankan gagasan asli serta ringkasan gagasan-gagasan itu dalam urutan
seperti naskah asli.
E. Penilaian Hasil Karangan
Tes kemampuan menulis karangan yang paling sering diberikan kepada siswa
adalah dengan menyediakan tema atau sejumlah tema yang harus dipilih salah satu
diantaranya. Penyediaan tema yang lebih dari sebuah kiranya lebih memberi
kesempatan siswa untuk memilih tema yang menarik untuk dikuasai masalahnya.
Bentuk-bentuk tugas menulis ringkasan dilihat dari adanya tujuan untuk
memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan. Penilaian terhadap hasil
ringkasan mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektifitas.
Bagaimanapun juga dan berapapun kadarnya, unsur subjektivitas penilai pasti
berpengaruh. Sebuah karangan yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya tidak
akan sama sekornya. Masalah yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita
mendapatkan atau memilih model teknik penilaian yang memungkinkan penilai untuk
memperkecil kadar subjektifitas.
Penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya bersifat holiatis,
impresif, dan selintas. Jadi penilaian yang bersifat menyeluruh berdasarkan kesan
yang diperoleh dari membaca karangan secara selintas. Penilaian yang demikian jika
dilakukan oleh orang yang ahli dan berpengalaman memang (sedikit banyak) dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
dipertanggungjawabkan. Akan tetapi, keahlian itu belum tentu dimiliki oleh para guru
di sekolah.
2. Kemampuan Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca Pemahaman
Kegiatan membaca, khususnya membaca pemahaman sangat penting bagi
setiap siswa dan
pemikiran sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan oleh siswa melalui aktivitas
membaca (Nurgiyantoro, 1987: 226). Kemampuan membaca seseorang akan
mempengaruhi keluasan pandangan mengenai berbagai masalah. Bahkan kemampuan
dan kemauan membaca seseorang juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan studi
mereka.
Ada beberapa fungsi tentang membaca. Eddie Williams (1990: 6) dalam
bukunya yang berjudul Reading in The Language Classroom menjelaskan A simple
(and provisional) difinition of reading is that it is a process where by one looks a
understands what has been written. The keyhere is understand.... Menurut Eddie
Williams, membaca merupakan suatu proses dimana seseorang melihat dan
memahami apa yan telah ditulis. Kata kuncinya adalah memahami. Jadi pembaca
harus memahami ide-ide yang ditulis.
Dalam kegiatan membaca pemahaman, pembaca dituntut untuk memahami
ide pokok atau gagasan penulis yang terdapat dalam bacaan. Kemampuan memahami
gagasan penulis dapat dbedakan menjadi tiga jenis yaitu: (1) kemampuan mengenai
maksud dan menangkap gagasan pokok yang disampaikan pengarang; (2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
dalam bacaan.
Berdasarkan pada sudut pandang psikolinguistik, Goodman dalam Dubin
(1988: 26) berpendapat bahwa membaca merupakan diskusi jarak jauh antara
pembaca dan pengarang yang didalamnya terdapat interaksi antara bahasa dan
pikiran. Dengan kata lain, penulis menyandikan pikiranya ke dalam bahasa,
sedangkan pembaca menguraikan sandi bahasa tersebut ke dalam pikiranya. Pendapat
yang lain disampaikan oleh Utari Nababan (1993: 164) yang menyatakan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
membaca adalah aktivitas yang rumit atau kompleks karena bergantung pada
keterampilan berbahasa pelajar dan pada tingkat penalaranya. Ini berarti membaca
merupakan suatu proses yang memerlukan partisipasi aktif pembaca.
Sebagai suatu
berkaitan. Tahapan-tahapan membaca pada hakikatnya terdiri atas lima tahapan yaitu:
(1)
mengidentifikasikan
pernyataan
isi
teks
dan
kalimat
topik,
(2)
mengidentifikasikan kata-kata dan frasa-frasa kunci, (3) mencari kosa kata baru, (4)
mengenali organisasi tulisan, dan (5) mengidentifikasikan teknik pengembangan
paragraf.
Berkaitan dengan tahapan membaca Goodman dalam Dubin (1988: 126)
menyatakan bahwa kegiatan membaca adalah suatu permainan tebak-tebakan
psikolinguistik (a psycholinguistic guessing game) yang terdiri atas tahap-tahap
tertentu. Artinya dalam proses penguraian sandi atau pemberian makna suatu teks
tertulis pembaca harus melalui tahap-tahap tertentu secara berurutan. Tahap pertama
yang harus dilakukan pembaca dalam proses pemberian makna suatu bacaan adalah
mengenai keserbaragaman
pemrosesan data linguistik yang dimilikinya untuk menentukan susunan atau urutan
penanda-nada linguistik tersebut. Tahap berikutnya, pembaca memilih di antara
semua informasi yang ada, data-data yang sekiranya cocok, koheren, dan bermakna.
Dari gambaran di atas, Brown (1994: 284) menyatakan bahwa membaca dapat
dikatakan sebagai permainan tebak-tebakan karena dalam memahami suatu tulisan
melalui proses pemecahan masalah, pembaca dapat membuat inferensi atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
kesimpulan atas makna-makna tertentu, menentukan apa yang harus diterima atau
ditolak dan seterusnya yang semuanya mengandung resiko.
Bertolak dari pendapat tersebut, untuk menghasilkan suatu tebakan yang tepat
pembaca perlu memanfaatkan informasi, pengetahuan, perasaan, pengalaman, dan
budaya yang dimilikinya sehingga dapat memaknai pesan-pesan yang terdapat dalam
suatu bacaan dengan tepat. Begitu juga seorang pembaca, perlu juga memiliki strategi
yang tepat untuk dapat menemukan pesan yang terkandung dalam bacaan.
Strategi yang dimaksud dapat berbentuk membuat out line dan ringkasan
dengan kata-kata sendiri, mencari kata kunci, mengidentifikasikan ide pokok,
membuat catatan-catatan khusus, menggarisbawahi hal-hal yang dianggap penting
atau pun membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan.
Berdasarkan uraian di atas, membaca merupakan aktivitas komunikatif yang
memiliki hubungan timbal balik antara pembaca dan isi teks, sehingga faktor
pendidikan, intelegensi, sikap, dan kemampuan berbahasa akan sangat menentukan
proses penyerapan bahan bacaan (Sartinah Hardjono, 1988: 49).
Selanjutnya dari beberapa pendapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
b. Jenis Membaca
Membaca pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Henry
Guntur Tarigan (1987: 13) mengklasifikasikan membaca sebagai berikut:
1) Membaca nyaring
2) Membaca dalam hati yang terbagi atas:
a. Membaca ekstensif yang terdiri atas (membaca survey, membaca sekilas, dan
membaca dangkal).
b.
Membaca intensif yang terdiri atas (1) membaca telaah isi, yang terdiri dari
membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca gagasan. (2)
membaca telaah bahasa terdiri atas membaca bahasa dan membaca sastra.
Lebih lanjut berkaitan dengan variabel bebas yang dikaji dalam penelitian ini,
pembahasan selanjutnya akan terfokus pada membaca pemahaman.
c. Hakikat Membaca Pemahaman
Kemampuan membaca seseorang akan mempengaruhi keluasan pandangan
mengenai berbagai masalah. Bahkan kemampuan dan kemauan membaca seseorang
juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan studi seseorang.
Kata pemahaman oleh Mackey (1969: 127) diartikan sebagai masalah
penafsiran (interpretation) dan harapan (expectancy), yaitu penafsiran tentang apa
yang diperoleh pembaca dari tulisan yang dibaca dan harapan pembaca untuk
menemukan serta menggunakan hal-hal yang ditemukan dalam bacaan yang
dibacanya. Clark dan V. Clark (1977: 43)
batasan
pemahaman
sebagai
suatu
proses
commit to user
pembentukan
interpretasi
atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
pembentukan pengertian. Senada dengan dua pendapat tersebut, Smith dalam Tarigan
(1987: 43) mengartikan pemahaman atau comprehension sebagai suatu penafsiran
atau penginterpretasian pengalaman, menghubungkan informasi baru dengan
informasi yang telah diketahui, dan menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaanpertanyaan kognitif yang terdapat dalam bacaan.
Bagian lain dari bukunya, Clark dan V. Clark (1977: 45) memandang
pemahaman dari dua proses yang berbeda. Kedua proses tersebut oleh Clark di sebut
construction proses dan utillization proses. Construction process adalah sebagai
proses pembentukan pengertian berdasarkan kalimat-kalimat yang diperoleh pembaca
dari bahan bacaan, sedangkan utillzation process diartikan sebagai proses bagaimana
pengertian yang telah dibentuk dipakai oleh pembaca sebagai aplikasi dari pengertian
yang diperoleh.
Berdasarkan pendapat di atas, dapatlah dikatakan bahwa inti kegiatan dari
membaca adalah suatu pemahaman. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat
Grellet (1986: 3) menyatakan bahwa mengerti suatu teks bacaan tidak hanya sekedar
mengerti apa yang ada, tetapi lebih dalam lagi yakni diperlukan pemahaman.
Menguraikan lebih lanjut tentang membaca pemahaman, Lado (1977: 223)
menyatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan kemampuan
memahami arti dalam suatu bacaan melalui tulisan atau bacaan. Dari pengertian ini
dapat dikatakan bahwa Lado menekankan adanya dua hal pokok dalam membaca
pemahaman, yaitu bahasa dan simbol grafis. Lado lebih lanjut menyatakan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
hanya orang yang telah menguasai bahasa dan simbol grafislah yang dapat melakukan
kegiatan membaca pemahaman.
Menurut Grellet (1986: 13) yang menyatakan bahwa kemampuan membaca
pemahaman merupakan kemampuan menyimpulkan informasi yang diperlukan dalam
bacaan. Sejalan hal tersebut, Goodman (1980: 15) mendukung pendapat Grellet
menyatakan
bahwa
membaca
pemahaman
merupakan
suatu
proses
merekonstruksikan pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca. Goodman lebih
lanjut menerangkan bahwa proses rekonstruksi pesan itu berlapis, interaktif, dan
didalamnya terjadi proses pembentukan dan pengujian hipotesis. Selanjutnya hasil
dari pengujian hipotesis tersebut akan dipakai oleh pembaca sebagai dasar menarik
kesimpulan mengenai pesan atau informasi yng disampaikan oleh penulis.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca
pemahaman terjadi apabila terdapat suatu ikatan yang aktif antara daya pikir dan
kemampuan yang diperoleh pembaca melalui pengalaman membaca mereka.
Membaca pemahaman dengan demikian merupakan proses pengolahan informasi
secara intensif, kritis, kreatif, dan apresiatif yang dilakukan dengan tujuan
memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh.
d. Teknik membaca pemahaman.
Agar membaca dapat memahami isi bacaan secara baik, Francis P. Robinson
(dalam Sudarso, 1989:60-64) menyodorkan sistem membaca dengan teknik SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review). Teknik SQ3R tersebut meliputi langkahlangkah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
1) Survey
Dalam tahap ini, pembaca melakukan penyelidikan terlebih dahulu untuk
mendapatkan gambaran sepintas mengenai isi bacaan, termasuk ide-ide penting yang
disampaikan dan cara mengorganisasikan bahan. Dengan tujuan agar pembaca
mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading), judul subbagian (sub-heading),
istilah dan kata kunci. Juga menyiapkan seperti pensil, kertas, dan stabilo untuk
menandai bagian-bagian tertentu.
2) Question
Ketika melakukan survey dapat juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
yang jelas, singkat, dan relevan dengan maksud agar dapat pemahaman isi.
3) Read
Pada kegiatan ini, konsentrasi ditujukan pada penguasaan ide pokok dan ideide penjelasan pada setiap paragraf, yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban
relevan dengan jawaban.
4) Recite
Setelah selesai membaca suatu bagian alinea, sebaiknya berhenti sejenak
sambil memperhatikan dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan teks/alinea tersebut.
5) Review
Review dilakukan setelah selesai membaca secara keseluruhan perlu diulangi
untuk menelusuri bagian-bagian yang penting yang perlu diingat dan dikaitkan
dengan pertanyaan-pertanyaan yang tersedia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Hasil membaca, yang menggunakan teknik SQ3R lebih efektif dengan hasil
pemahaman bacaan sangat memuaskan, karena dengan ini pembaca menjadi aktif dan
terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan
tersurat dalam teks.
e. Pendekatan Dalam Membaca Pemahaman
Proses membaca pemahaman pada hakikatnya tidak terlepas dari adanya
penerapan pendekatan yang digunakan. Secara umum adanya dua konsep pendekatan
dalam membaca pemahaman yakni pendekatan bottom-up dan pendekatan top-down.
Pendekatan bottom-up, membaca dipandang sebagai suatu proses menafsirkan
simbol-simbol tertulis yang memulai dari satuan-satuan yang lebih kecil (huruf) dan
kemudian mengarah kesatuan-satuan yang lebih besar (kata, klausa, dan kalimat).
Jadi pembaca menggunakan strategi menafsirkan bentuk-bentuk tertulis guna
memperoleh pemahaman makna suatu bacaan.
Pendekatan top-down sebaliknya lebih menekankan pada rekonstruksi makna
dari pada sekedar penafsiran sandi-sandi bentuk bahasa. Dalam pendekatan top-down,
interaksi antara pembaca dan teks merupakan inti kegiatan membaca. Proses interaksi
tersebut pembaca akan membawa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya tentang
subjek yang dibacanya. Pembaca akan memanfaatkan
pengetahuan kebahasaan,
motivasi, minat serta sikapnya terhadap isi teks untuk merekonstruksikan makna
suatu bacaan. Nunan (1989: 65-66) menyatakan bahwa dalam pendekatan top-down
pembaca tidak lagi menterjemahkan setiap simbol atau bahkan setiap kata tetapi akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
membentuk hipotesis-hipotesis tentang unsur yang terdapat dalam teks dan kemudian
menggunakan teks tersebut sebagai semacam sampel untuk menemukan betul
tidaknya hipotesis yang telah diajukan.
Nunan lebih lanjut menyatakan bahwa pendekatan top-down sangat
diperlukan dan merupakan koreksi atas pendekatan bottom-up, karena dalam
kenyataan sehari-hari proses membaca mengikuti urutan terbalik dari pendekatan
bottom-up yaitu menafsirkan makna terlebih dahulu kemudian mengidentifikasikan
kata dan huruf (1989: 33). Jadi dalam hal ini Nunan berpendapat bahwa dalam
membaca seseorang perlu memahami makna terlebih dahulu agar dapat
mengidentifikasi kata-kata dan perlu mengenal kata-kata untuk mengidentifikasi
huruf dan bukan sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa pendekatan bottom-up maupun top-down
masing-masing memiliki kelemahan. Kelemahan utama dari pendekatan bottom-up
bahwa inisiatif proses pemahaman makna dalam tataran yang lebih tinggi harus
menunggu proses penafsiran (decoding) simbol-simbol sandi bahasa seperti huruf dan
kata yang berada pada proses tataran yang rendah. Sedangkan kelemahan pendekatan
top-down adalah kurang memberikan peluang pada proses tataran yang lebih rendah
untuk mengarah proses tataran yang lebih tinggi seperti pemahaman makna global
melalui pengetahuan latar.
Beranjak dari dua kelemahan pendekatan di atas, Stanovich dalam Nunan
(1989: 67) mengajukan alternatif pendekatan yang berupa intergrasi dua pendekatan
sebelumnya. Pendekatan Stanovich dikenal sebagai model pendekatan interactive-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
compensatory.
Dalam
pendekatan
ini
pembaca
memproses
teks
dengan
memanfaatkan semua informasi yang tersedia secara simultan dari berbagai sumber
yang meliputi fonologis, leksikal, sintaksis, maupun pengetahuan tentang wacana.
Berdasarkan uraian di atas, meskipun dari beberapa pendapat memberikan
gambaran yang berbeda-beda tentang proses membaca pemahaman, jika dicermati
setidaknya terdapat empat ciri umum yang berkaitan dengan proses membaca
pemahaman. Pertama, membaca adalah berinteraksi dengan bahasa yang sudah
disandikan dalam bentuk tulisan. Kedua dari hasil interaksi dengan bahasa tertulis
harus berupa pemahaman. Ketiga, kemampuan membaca erat kaitanya dengan
kemampuan berbahasa lisan. Keempat, membaca merupakan proses yang aktif dan
berkelanjutan yang secara langsung dipengaruhi oleh interaksi-interaksi dalam
lingkunganya.
f. Tujuan Membaca Pemahaman
Membaca dalam konteks ilmiah merupakan kebutuhan yang tidak dapat
ditinggalkan, karena bisa mengembangkan potensi-potensi intelektual dan bakatbakat artistik kita, serta dapat mengaktualisasi diri dan memasuki proses sosialisasi
diri sebaik-baiknya. (Slamet, 2009: 85). Senada dengan pendapat di atas, Morrow
sebagaimana dikutip Utari Subiakto (1993: 164-165) menyatakan bahwa tujuan
membaca adalah mencari informasi yang: (1) kognitif dan intelektual yaitu yang
digunakan seseorang untuk menambah keilmuanya sendiri; (2) referensial dan
faktual, yaitu yang digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
dunia ini; (3) afektif dan emosional, yaitu yang digunakan seseorang untuk mencari
kenikmatan dalam membaca.
Dalam aktivitas berbahasa, membaca pemahaman selalu melibatkan beberapa
psikologis
(mental)
seperti
kegiatan
penilaian,
penalaran,
pertimbangan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
subjektif maupun objektif. Tes bentuk subjektif dapat dibuat dalam bentuk
pertanyaan yang dijawab melalui jawaban panjang dan lengkap atau sekedar jawaban
pendek. Sedangkan tes objektif dapat disusun dalam bentuk
tes melengkapi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
isi bacaan; (4) tingkat pemahaman kreatif, yaitu pemahaman terhadap bacaan yang
dilakukan dengan kegiatan membaca melalui berfikir secara interpretatif dan kritis
untuk memperoleh pandangan-pandangan baru, gagasan-gagasan baru, gagasan yang
segar dan pemikiran-pemikiran orisinal.
Sedangkan Anderson (1980: 106) membedakan tingkatan membaca
pemahaman atas tiga tingkatan yaitu (1) membaca barisan, (2) membaca antarbarisan,
dan (3) membaca di luar barisan. Untuk tiga tingkatan tersebut, Anderson (1990:
106), menyatakan terdapat tujuh keterampilan yang terkandung di dalam tingkat
pemahaman yaitu (1) pengetahuan makna kata, (2) pengetahuan tentang fakta, (3)
pengetahuan menentukan tema pokok, (4) kemampuan mengikuti hal yang mengatur
sebuah wacana, (5) kemampuan memahami hubungan timbal balik, (6) kemampuan
menyimpulkan, dan (7) kemampuan melihat tujuan pengarang.
Sehubungan dengan kompetensi yang dituntut dalam membaca pemahaman,
menurut Henry Guntur Tarigan (1987: 37) mengatakan bahwa sesuai dengan tujuan
pengajaran membaca pemahaman, maka indikator kemampuan membaca pemahaman
siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam (1) menetapkan ide pokok; (2)
memilih butir-butir penting; (3) mengikuti petunjuk-petunjuk; (4) menentukan
organisasi bahan bacaan; (5) menentukan citra visual dan citra lainya dalam bacaan;
(6) menarik kesimpulan-kesimpulan; (7) menduga dan meramalkan dampak dan
kesimpulan; (8) merangkum bacaan; (9) membedakan fakta dari pendapat; (10)
memperoleh dari aneka sarana khusus seperti ensiklopedi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Pendapat yang agak berbeda diutarakan oleh Alan Davies dan Widdowson
(1974: 167-175) menyatakan bahwa indikator-indikator untuk mengukur kemampuan
membaca pemahaman terdiri atas: (1) acuan langsung yang dirinci dalam kemampuan
memahami makna kata, istilah, ungkapan, kemampuan menangkap informasi dalam
kalimat, dan kemampuan menjelaskan istilah; (2) penyimpulan yang dirinci dalam
kemampuan menemukan sifat hubungan suatu ide dan kemampuan menangkap isi
bacaan yang tersurat maupun tersirat; (3) dugaan yang dirinci dalam kemampuan
menduga pesan yang terkandung dalam bacaan dan kemampuan menghubungkan teks
dengan situasi.
3. Sikap Bahasa
a. Pengertian Sikap
Sebelum menjelaskan pengertian sikap bahasa, terlebih dahulu perlu
dijelaskan pengertian sikap secara umum. Pergertian tentang sikap sudah banyak
dikenal dibidang psikologi. Istilah sikap terjemahan dari bahasa inggris attitude,
artinya tindakan atau tingkah laku. Banaji, menyatakan bahwa sikap adalah
kecenderungan untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek-objek sosial seperti
masyarakat, daerah, dan kebijakan. Juga sikap adalah perpaduan antara persepsi dan
perimbangan yang seringkali menghasilkan orientasi emosi terhadap suatu fenomena
(What is an attitude. Anonim (http://www.gwu.edu/-tip/roger.html).
Poerwadarminta (1985: 944) memberikan batasan sikap sebagai perbuatan
yang didasarkan pada pendirian, pendapat, atau keyakinan. Kemudian Fishbein dan
Ajzen
(dalam
Basuki
Suhardi,
1966:
22)
commit to user
mendefinisikan
sikap
sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
kecenderungan untuk menanggapi secara taat asas tata cara yang disukai atau tidak
disukai dalam kaitanya dengan suatu objek tertentu.
Ada empat alasan, mengapa kita memiliki sikap. Keempat alasan tersebut
yaitu : (1) sikap membantu kita memahami dunia sekeliling; (2) sikap dapat
melindungi rasa harga diri kita karena sikap dapat membantu menghindari diri dari
kenyataan yang tidak menyenangkan terhadap diri kita; (3) sikap dapat membantu
dalam menyesuaikan diri dengan dunia di sekitar kita; (4) sikap memberikan
kemungkinan kepada kita untuk menyatakan nilai asasi (Triandis dalam Basuki,
1996:32).
Pengertian tentang sikap ada bermacam-macam pendapat, Rokeach (dalam
Basuki, 1996:28) memberikan definisi sikap adalah ...
a relatively enduring
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
dengan kesiagaan itu). Menurut Allport sikap tidak dapat diamati secara langsung
tetapi harus disimpulkan melalui instropeksi dari subjek.
Dari sudut pandang psikologi sosial, sikap pada hakikatnya mempunyai ciriciri (1) bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan otak tersebut dalam hubunganya dengan objeknya; (2) dapat berubahubah, karena dapat dipelajari; (3) tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mengandung
relasi tertentu terhadap suatu objek; (4) objek sikap dapat merupakan suatu hal
tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut; (5) mempunyai
segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. (Gerungan, 1996: 152).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
organisasi pendapat atau keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang
disertai perasaan suka atau tidak suka. Sikap pada hakikatnya memberikan dasar
kepada seseorang untuk merespon sesuatu, mendukung atau tidak mendukung, suka
ataupun tidak suka.
b. Komponen- komponen Sikap
Komponen-komponen dalam sikap saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Komponen sikap terdiri dari: afeksi (perasaan), kognisi (pengertian), dan behavior
(perilaku). Setiap komponen sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang.
Gardner (dalam Sandra, 1996: 5) menyatakan bahwa sikap mempunyai komponen
kognitif, afektif, dan konatif (mencakup kepercayaan, reaksi, emosi, dan
kecenderungan psikologi untuk bertindak atau menilai tingkah laku dengan cara
tertentu).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Ryan dan Parke (1991) kaitanya dengan sikap, berpendapat ....atiituge can be
viewed as evaluations of various objects that are store in memory. According to the
tri-component model, an attitude includes affect (a feeling), cognition (a thought),
and behavior (an action). (....sikap dapat dipandang sebagai evaluasi terhadap
beragam objek yang tersimpan dalam memori. Menurut model trikomponen, sikap
mencakup afektif (perasaan), kongnisi (pikiran), dan perilaku (tindakan). (Attitude
Defined:file///A/Attitude.htlm).
Krech dan Crutchfild (1969) mengemukakan bahwa sikap terdiri dari tiga
komponen, yaitu; (1) pengertian dan pemahaman (cognition); (2) perasaan (feeling);
dan (3) kecenderungan bertindak (action tendencies). Ketiga komponen tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Komponen kongnisi
berhubungan erat dengan pertimbangan rasional dan tanggapan-tanggapan logis
terhadap sasaran (setuju atau tidak setuju). Komponen afeksi berhubungan erat
dengan perasaan emosional (senang tidak senang) terhadap sasaran. Komponen
action berhubungan erat dengan bagaimana kecenderungannya bertindak terhadap
sasaran. Ketiga komponen tersebut akan membentuk sikap seseorang. Dengan
demikian sikap seseorang terhadap suatu objek akan berbeda dengan sikap orang lain
terhadap objek tersebut.
c. Pembentukan Sikap
Seperti dikatakan oleh Bimo Walgito (1997:55) bahwa sikap tidak terbawa
sejak lahir, tetapi terbentuk dalam perkembangan individu. Pembentukan sikap akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam pada diri individu yang bersangkutan.
Selain kedua faktor tersebut, faktor pengalaman juga ikut menentukan.
Dalam menanggapi dunia luar, setiap individu bersikap selektif. Maksudnya
tidak semua yang dari luar diterima begitu saja, tetapi selalu diseleksi terlebih dahulu.
Dalam menerima atau menolak faktor dari luar tersebut, persepsi individu yang
bersangkutan sangat berperan.
Persepsi
sedangkan faktor dari luar, yaitu keadaan di luar individu yang merupakan
rangsangan untuk membentuk atau mengubah sikap. Karena unsur menerima dan
menolak itu ada pada setiap aspek, maka reaksi seseorang di dalam suatu situasi
merupakan hal yang sangat penting di dalam pembentukan sikap.
Slameto (1986: 191) berpendapat, bahwa pembentukan sikap seseorang dapat
dilaksanakan dengan cara: (1) melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan
mendalam; (2) melalui tiruan atau imitasi baik disengaja maupun tidak disengaja; (3)
melalui sugesti, maksudnya sikap terbentuk karena pengaruh yang datang dari
seseorang; (4) melalui identifikasi, maksudnya individu meniru orang lain atau orang
tertentu yang didasari keterikatan emosional.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap, antara lain adalah: pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan, dan
faktor emosional. Sikap dapat terbentuk melalui pengalaman yan berulang, imitasi
atau tiruan, sugesti, dan identifikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
d. Sikap Bahasa
Sikap bahasa pada dasarnya berhubungan dengan sikap pada umumnya, yaitu
merupakan keadaan dalam individu yang berhubungan dengan proses motif, emosi,
persepsi, dan kognisi yang mendasari seseorang dalam bertingkah laku, khususnya
dalam objek bahasa.
Menurut Anderson dalam Basuki (1996: 35), sikap bahasa adalah tata
kepercayaan yang berhubungan dengan bahasa yang secara relatif berlangsung lama,
mengenai objek suatu bahasa yang memberikan kecenderungan kepada seseorang
untuk bertindak dengan cara tertentu yang disukainya. Anderson membedakan sikap
menjadi dua jenis, yaitu sikap bahasa dan sikap bukan bahasa, seperti sikap politik,
sikap sosial, dsb. Namun kedua jenis sikap tersebut sama-sama dapat terdiri atas
kepercayaan-kepercayaan,diantaranya kepercayaan tentang bahasa.
Menurut Amran Halim (1978 : 138), sikap bahasa adalah tata keyakinan atau
kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek
bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan
cara tertentu yang disenanginya.
Pap (dalam Basuki Suhardi, 1996: 35) beranggapan bahwa di dalam arti
sempit sikap bahasa mengacu kepada (a) penilain orang terhadap suatu bahasa,
bahasa tersebut indah atau tidak indah, kaya atau miskin, efisien atau tidak efisien; (b)
penilaian penutur suatu bahasa tertentu sebagai suatu kelompok etnis dengan watak
kepribadian khusus. Dalam arti luas sikap bahasa oleh Pap merupakan pemilihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
yang sebenarnya atas suatu bahasa dan pembelajaran atau perencanaan bahasa yang
sebenarnya.
Menurut pendapat Cooper dan Fishman sebagaimana dikutip oleh Basuki
Suhardi (1996: 34) menyatakan pengertian sikap bahasa berdasarkan referennya.
Referen sikap bahasa menurutnya meliputi perilaku bahasa, dan hal lain yang
berkaitan dengan bahasa atau perilaku bahasa yang menjadi penanda atau lambang.
Knops (1987: 24) sebagaimana dikutip oleh Basuki Suhardi (1996: 37)
mendefinisikan sikap bahasa sebagai suatu sikap yang objeknya dibentuk oleh
bahasa. Meskipun Knops memberikan batasan dalam bahasa yang berbeda dengan
Cooper dan Fishman, namun dia sependapat dengan Cooper dan Fishman yang
menyatakan bahwa sikap bahasa haruslah dianggap luas. Pengertian tersebut
selanjutnya meliputi juga sikap penutur bahasa terhadap pemakaian bahasa terhadap
pemakaian bahasa atau terhadap bahasa sebagai lambang kelompok.
Sejalan dengan pendapat tersebut I Gusti Ngurah Oka (1974: 158)
menjelasakan, bahwa unsur kejiwaan yang termasuk ke dalam sikap mental bahasa
yaitu: (1) rasa setia bahasa; (2) rasa bangga terhadap bahasa; dan (3) rasa hormat
bahasa; dan (4) rasa prihatin akan norma bahasa.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa unsur yang
ada dalam sikap bahasa adalah; (1) adanya kesetiaan bahasa; (2) adanya kebanggaan
bahasa; dan (3) adanya kesadaran dan rasa prihatin akan norma bahasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
yang
bersikap
positif,
ditandai
dengan
adanya
kemauan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Apabila
motivasi, sikap, dan minat telah tumbuh pada diri siswa, mereka akan mengerahkan
usahanya secara optimal di dalam belajar bahasa.
Menurut suwito, keberhasilan belajar bahasa sebagai salah satu usaha
pembinaan dan pengembangan bahasa sangat tergatung kepada motivasi siswa yang
sedang menguasai bahasa tersebut (1985:92).
Sikap positif terhadap ringkasan harus diwujudkan secara nyata dalam prilaku
bahasa. Hal ini berhubungan erat dengan sikap memiliki terhadap bahasa tersebut.
Pateda berpendapat bahwa perasaan memiliki bahasa menimbulkan tanggung jawab
dan kegiatan pribadi. Bukti keikutsertaan itu terlihat pada pemakaian bahasa yang
tertib. Dengan demikian, jika seseorang selalu berhati-hati dalam berbicara dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
menulis, penggunaan bahasanya terpelihara, tidak ada kesalahan dalam segi kaidah
bahasa, maka menandakan bahwa dia telah berpartisipasi dalam pembinaan bahasa.
g. Metode Pengukuran Sikap
Pengukuran dalam bahasa inggris istilah measurement merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dalam arti memberi angka terhadap sesuatu
yang disebut objek pengukuran atau objek ukur.
Menurut Edwards dalam Marat (1984: 185) menyatakan bahwa ada tiga
metode untuk menentukan atau mengukur sikap, masing-masing adalah metode skala
sikap, wawancara, dan observasi. Metode skala sikap merupakan metode yang dapat
memberikan hasil yang terpercaya dan dapat dilakukan dengan cepat baik untuk
individu dalam jumlah kecil maupun besar. Skala sikap dapat membuktikan
pencapaian suatu ketepatan derajat efek yang diasosiasikan dengan objek psikologi.
Dalam hal ini skala sikap dikombinasikan dan dikonstruksikan sehingga
menghasilkan item yang terpilih.
Metode lain yang dapat digunakan untuk mengetahui sikap bahasa seseorang
adalah dengan mengadakan observasi langsung tentang perilaku berbahasa seseorang.
Fasold (1984: 150) berpendapat bahwa metode untuk menentukan sikap bahasa dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung (direct method)
mensyaratkan subjek harus menjawab pertanyaan tentang pendapat subjek mengenai
suatu ragam bahasa. Metode tak langsung (indirect Method) dirancang agar subjek
tidak tahu bahwa sikap bahasanya sedang diselidiki oleh peneliti. Selanjutnya metode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
yang digunakan dalam penelitian sikap bahasa adalah angket, wawancara, dan
observasi.
Adanya kecermatan hasil pengukuran sikap dalam penelitian ini didasarkan
pada lima prinsip pengukuran yang dikemukakan oleh Oppenheim (1976) yang
meliputi (1) keseragaman atau homogeneity yaitu satu skala mengukur satu hal pada
suatu waktu tertentu secermat mungkin; (2) linieritas dan interval yang sama dalam
arti bahwa skala harus mengikuti model garis lurus (3) keterandalan yang
mencerminkan ketaatasan; (4) kesahihan yang mewajibkan kita mengukur apa yang
memang kita ukur; (5) keterulangan kembali.
Lebih lanjut Kemampuan untuk mengukur sikap bahasa terhadap mata
pelajaran ringkasan seseorang ialah untuk mempermudah dalam memberikan evaluasi
item-item angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Herman J. Waluyo (1994: 279)
menyatakan bahwa mengingat sikap berhubungan dengan ranah afektif maka metode
kuisioner tepat digunakan untuk mengetahui sikap bahasa seseorang.
Berdasarkan uraian di atas teknik pengukuran skala yng digunakan dalam
penelitian ini adalah skala Likert. Pemilihan teknik skala Likert didasarkan pada
alasan pelaksanaanya lebih sederhana daripada teknik pengukuran lainya dan banyak
dipakai dalam penelitian sikap.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Raheni Suhita (2000) dengan judul Hubungan
antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa dengan Keterampilan
Menulis Argumentasi Siswa SMU Negeri Kota Surakarta. Hasil Penelitian ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
seorang penulis ringkasan harus pandai menangkap pokok pikiran yang ada dalam
bacaan yang diringkasnya.
Dengan demikian maka dapat diduga bahwa siswa yang memiliki kemampuan
membaca pemahaman tinggi kemampuan keterampilan menulisnya juga baik.
2. Hubungan Antara Sikap Bahasa Dan Keterampilan Menulis Ringkasan.
Keberhasilan menulis seseorang sangat ditentukan oleh kemampuan terhadap
penguasaan kebahasaan seseorang. Kemampuan penguasaan kebahasaan seseorang
ditentukan oleh faktor interen dan faktor eksteren. Seseorang yang sikap bahasanya
positif akan lebih baik dibandingkan sikap bahasanya negatif. Seperti diungkapkan
oleh Pateda (1987:26) bahwa penguasaan aspek kebahasaan pada hakikatnya hanya
mungkin dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai sikap positif terhadap bahasa.
Dengan demikian sikap positif terhadap bahasa erat kaitannya dengan penguasaan
bahasa. Penguasaan bahasa erat kaitanya dengan keterampilan menulis ringkasan.
Berdasarkan hal tersebut jelas ada hubungan yang positif antara sikap bahasa dengan
keterampilan menulis ringkasan.
3. Hubungan antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa
secara Bersama-sama dengan Keterampilan Menulis Ringkasan.
Kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa satu sama lain berkaitan
dalam rangka mendukung kemampuan menulis ringkasan. Mengacu pada pemikiran
tersebut maka dapat diduga bahwa seseorang yang memiliki kemampuan membaca
pemahaman dengan baik dan sekaligus memiliki sikap bahasa yang sekaligus
memiliki sikap bahasa yang positif, maka akan berkecenderungan mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
menghasilkan ringkasan yang baik. Artinya bahwa makin baik kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa yang positif, makin baik pula keterampilan menulis
ringkasan atau dengan kata lain ada hubungan kemampuan membaca pemahaman dan
sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dengan
keterampilan menulis ringkasan siswa kelas V semester 2 SD Negeri Kecamatan
Sukarame Kota Bandar Lampung.
2. Ada hubungan positif antara sikap bahasa dengan keterampilan menulis
ringkasan siswa kelas V semester 2 SD Negeri Kecamatan Sukarame Kota
Bandar Lampung.
3. Ada hubungan positif secara bersama-sama antara kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa dengan keterampilan menulis ringkasan siswa
kelas V semester 2 SD Negeri Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V semester 2 SD Negeri Kecamatan
Sukarame Kota Bandar Lampung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini pelaksanaan dilapangan selama 3 bulan dari bulan Maret
sampai bulan Mei 2010. Jadwal kegiatan selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
Feb.
Mar.
Apr.
1.
Observasi Lapangan
xxxx
2.
Penyusunan instrumen
xxxx
Pengurusan perijinan
xxxx
xxxx
xxxx
Perbaikan instrumen
xxxx
Pengumpulan data
xxxx
Analisis data
xxxx
Penyusunan laporan
commit to user
52
Mei
xxxx
Nov.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
B. Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan, metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian survai. Dalam konteks ini, peneliti datang ke
tempat penelitian untuk melihat, mengamati, sekaligus menganalisis kasus yang
terjadi di tempat penelitian, khususnya mengenai hubungan antara variabelvariabel yang terkait seperti variabel kemampuan membaca pemahaman dan sikap
bahasa sebagai variabel bebas, dengan keterampilan menulis ringkasan sebagai
variabel terikat.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdiri dari dua variabel bebas yaitu (1) kemampuan
membaca pemahaman (X1) dan (2) sikap bahasa (X2) dan satu variabel terikat,
yaitu keterampilan menulis ringkasan (Y).
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame
Kota Bandar Lampung. Untuk populasinya dikhususkan pada siswa kelas V.
Semester 2 tahun akademik 2009/2010, sebanyak 500 siswa.
Upaya untuk menetapkan sumber data dari populasi agar cukup mewakili
sifat dan karakter populasi dinamakan penarikan sampel penelitian. Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1997: 102).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple
random sampling yakni penentuan anggota sampel secara acak sederhana. Jadi,
setiap anggota populasi memiliki peluang/kesempatan yang sama untuk dijadiakn
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
sampel penelitian. Besar sampel ditentukan 125 orang atau 25% dari jumlah
populasi. Hal ini dianggap sampel sudah representatif.
Secara oprasional langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan
sampel penelitian sebagai berikut:
a. Semua anggota populasi yang berjumlah 500 siswa tetap diminta mengerjakan
instrumen penelitian yang terdiri dari tiga macam, yaitu X1, X2, dan Y.
b. Setelah selesai, data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi (1) kemampuan
membaca pemahaman, (2) sikap bahasa, dan (3) keterampilan menulis ringkasan.
Adapun instrumen dari masing-masing variabel di atas dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Tes Keterampilan Menulis Ringkasan
Data tentang keterampilan menulis ringkasan diperoleh melalui tes
keterampilan menulis ringkasan yaitu meringkas isi buku yang dipilih sendiri
dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Dalam menulis terdapat beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan. Ketentuan tersebut harus mencakup (1)
keterampilan menangkap kesan umum pada tulisan orang lain untuk diringkas; (2)
keterampilan menangkap gagasan utama pada tulisan yang akan diringkas; (3)
ragam bahasa yang digunakan; (4) keterampilan dalam menyusun kalimat dengan
struktur yang benar; (5) penerapan kaidah ejaan yang disempurnakan dengan
benar.
Penilaian hasil karangan (meringkas) siswa menggunakan skala nilai yang
bergerak dari satu sampai dengan seratus dan memberikan pembobotan seperti
pendapat yang diungkapkan Nurgiyantoro (1988: 281) yang telah peneliti
kemukakan di bab II. Untuk menghindari kesubjektifan penilain ringkasan
tersebut, hasil ringkasa siswa dinilai oleh tiga orang, dalam hal ini oleh peneliti
dan dua guru ringkasan tempat di mana penelitian ini dilaksanakan yang dalam
hal ini guru bahasa Indonesia SD Negeri Sukarame. Nilai akhir hasil karangan
(ringkasan) siswa marupakan nilai rata-rata dari ketiga penilai tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Indikator-indikator
yang
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
membaca pemahaman dalam penelitian ini mengacu pada keempat kategori yang
dibuat oleh Allan Davies dan H. G. Widdowson dalam taksonominya. Keempat
kategori yang dimaksud, yaitu: (1) acuan langsung (direct reference), kategari ini
diklasifikasikan
lagi
menjadi
(a)
kemampuan
memahami
arti
kata,
disimpulkan
definisi
konseptual
mengenai
kemampuan
membaca
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
dan soal tes kemampuan membaca pemahaman dapat dibaca pada Lampiran 2B,
halaman 124-149.
c. Angket Sikap Bahasa
Data tentang sikap bahasa diperoleh melalui angket sikap bahasa.
Instrumen ini berisi beberapa butir pernyataan tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan sikap bahasa siswa. Pada setiap butir angket disediakan lima alternatif
tanggapan (respon) yang dapat dipilih siswa dengan cara memberi tanda silang.
Perlu kita ingat bahwa tanggapan siswa mengenai butir-butir pernyataan
didasarkan atas keadaan psikologi mereka sebenarnya, maka tidak ada tanggapan
yang dianggap benar atau salah. Penilaian atas masing-masing item pernyataan
mengarah pada pensekalaan Likert yaitu bergerak antara 1 sampai dengan 5.
Tanggapan diberi skor satu, bila siswa memberi tanda silang pada pilihan sangat
tidak setuju; tanggapan diberi skor dua, bila siswa memberi tanda silang pada
pilihan tidak setuju; tanggapan diberi skor tiga, bila siswa memberi tanda silang
pada pilihan kurang setuju/ ragu; tanggapan diberi skor empat, bila siswa
memberi tanda silang pilihan setuju; dan tanggapan diberi skor lima, bila siswa
memberi tanda silang pada pilihan sangat setuju, untuk pernyataan yang bersifat
positif, sedangkan yang negatif memperoleh skor sebaliknya.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur objek sikap bahasa
mengacu pada pendapat Garvin, Suwito, dan Pateda sebagaimana terurai pada bab
II, yaitu meliputi (1) kesetiaan bahasa; (2) kebanggaan bahasa, dan (3) kesadaran
adanya norma bahasa yang harus ditaati. Mengenai komponen sikap Krech dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Crutchfield, begitu juga Triadis, mereka sependapat bahwa sikap terdiri dari
komponen kognitif, afektif, dan konatif.
Mengacu pada uraian-uraian di atas, dapat ditentukan kisi-kisi angket
sikap bahasa dapat dibaca pada Lampiran 3A, halaman 150 dan angket sikap
bahasa dapat dibaca pada Lampiran 3B, halaman 151-156
G. Ujicoba Instrumen Penelitian
Validitas Instrumen
Untuk tes keterampilan menulis ringkasan, uji validitasnya tidak
dilakukan secara empiris atau menggunakan statistik, tetapi hanya mengandalkan
validitas konseptual atau validitas konstruk yaitu uji validitas secara teoritis
dengan melihat indikator-indikator yang menjadi ukuran/penilaian dalam
keterampilan menulis ringkasan, ini dilakukan dengan teknik statistik yaitu
dengan menggunakan reliabilitas ratings sebagai berikut:
r1r =
s s2 - s s2
ss2 + (k - 1)sr2
Keterangan:
r1r
ss2
sr2
= varians residu, varians interaksi subjek (s) dan raters (t), yaitu Mkrs
= banyaknya raters
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
rpbi =
(m + - m x )
dx
pi
qi
Keterangan:
m+
mx
pi
qi
= 1 - pi
dx
rxi xt =
n X i X t - ( X i )( X t )
{ X
2
i
- ( X i )
}{ X
2
t
- ( X t )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Keterangan:
rxi xt
= koefisien korelasi antara skor butir pernyataan dan skor total yang
dicari
Xi
Xt
Reliabilitas Instrumen
Untuk
mengetahui
tingkat
reliabilitas
tes
kemampuan
membaca
SDt2
k -1
Keterangan:
k
SDt2
SDi2
= 1-p
commit to user
(Djaali, Pudji Mulyono, dan Ramly, 2000:145)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
ralpha
2
2
k SDt - SDi
=
SDt2
k -1
Keterangan:
k
SDt2
SDi2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Hasil analisis uji coba validitas butir angket sikap bahasa yang dihitung
dengan rumus yang sama (product moment), dari 40 butir yang diujicobakan, ada
2 butir yang invalid yaitu butir nomor 12, dan 16 sehingga untuk angket sikap
bahasa ini ada 38 butir yang dinyatakn valid. Dikatakan invalid karena koefisien
validitas untuk kedua butir tersebut hasilnya lebih kecil dari r-kritis, yakni 0,361
(pada n=30 taraf nyata 0,05) atau rh<rt. (lihat lampiran 6A, halaman 169-174).
2. Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen
Hasil analisis reliabilitas ratings yang digunakan untuk menguji tes
keterampilan menulis ringkasan ringkasan dihasilkan nilai koefisien reliabilitas
rata-rata rating dari k raters (ketiga penilai) sebesar 0,97 (baca Lampiran 4,
halaman 157-159).
Hasil uji reliabilitas tes kemampuan membaca pemahaman yang dihitung
dengan rumus KR-20 dihasilkan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,90 (baca
Lampiran 5B, halaman 166-168). Hal ini berarti instrumen tes kemampuan
membaca pemahaman dinyatakan reliabel.
Sedangkan hasil uji reliabilitas angket sikap bahasa yang dihitung dengan
rumus Alpha-Cronbach dihasilkan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,92 (baca
Lampiran 6B, halaman 175-177). Hal ini berarti instrumen angket sikap bahasa
dinyatakan reliabel.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Teknik analisis yang digunakan untuk maksud tersebut adalah teknik statistik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
regresi (sederhana dan ganda) dan korelasi (sederhana dan ganda). Prinsip dan
prosedur penggunaan teknik tersebut didasarkan pada pendapat Sudjana.
Untuk menguji hipotesis (1) pertama, yang berbunyi ada hubungan positif
antara kemampuan membaca pemahaman dengan keterampilan menulis
ringkasan, dan hipotesis (2) kedua yang berbunyi ada hubungan positif antara
sikap bahasa dengan keterampilan menulis ringkasan; untuk uji hipotesis pertama
dan kedua yang digunakan teknik analisis regresi dan korelasi sederhana atau
istilah lainya korelasi Product Moment; selanjutnya untuk menguji hipotesis (3)
ketiga yang berbunyi ada hubungan positif antara kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis
ringkasan, yang digunakan teknik analisis regresi dan korelasi ganda. Sehingga
teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah analisis
korelasi product moment dan analisis regresi dengan model sebagai berikut:
1.
2.
3.
b dengan menggunakan
rumus:
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
a =
rxy =
Keterangan:
rxy
: jumlah responden
: jumlah skor tes kemampuan membaca pemahaman atau sikap
bahasa
: jumlah skor keterampilan menulis Ringkasan
( Sudjana Edisi ke 6 1996: 369)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
normalitas di
lakukan dengan teknik Lilliefors; dan uji linieritas dan keberartian regresi dengan
teknik
Anava,
Dk
JK
KT
Total
Koefisien (a)
JK (a)
JK(a)
Regresi (b/a)
JK(b/a)
S2 =JK(b/a)
Sisa
n-2
JK(S)
S2 =
Tona cocok
k-2
JK (TC)
S2TC =
Galat
n-k
JK(G)
F
-
S2G =
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
J.
Hipotesis statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.Hipotesis pertama
H0 :
= 0
H1 :
> 0
2.Hipotesis kedua
H0 :
= 0
H1 :
3.Hipotesis ketiga
H0 :
H1 :
12
12
= 0
> 0 (koefisien korelasi antara X1X2 dan Y)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Sebagaimana telah dikkemukakan pada Bab I, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kemampuan membaca
pemahaman dan data sikap bahasa dengan keterampilan menulis ringkasan baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Untuk mencapai tujuan itu, dalam Bab
IV ini dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana dirumuskan di Bab II. Namun
sebelum sampai pada pokok persoalan tersebut terlebih dahulu akan diketengahkan
deskripsi data masing-masing variabel. Data yang dimaksud adalah data keterampilan
menulis ringkasan (Y), data kemampuan membaca pemahaman (X1), dan data sikap
bahasa (X2).
1. Data Keterampilan Menulis Ringkasan (Y)
Data tentang keterampilan menulis ringkasan merupakan nilai yang diperoleh
melalui tes keterampilan menulis ringkasan. Data ini memeiliki nilai teringgi 85 dan
nilai terendah 60. Nilai rata ratanya (Mean) adalah 72, varians 31,992, dengan
simpangan baku 5,65. Selain itu diketahui modus 74 dan median 73. Harga-harga
statistik tersebut perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program Excel dan
hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 190. Distribusi
68
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
frekuensi data keterampilan menulis ringkasan dapat dilihat pada tabel 2, dan
histogram frekuensi nilainya dapat dilihat pada gambar 3 berikut:
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Ringkasan (Y)
Interval
fabsolut
frelatif (%)
60 64
12
9,60
65 69
23
18,40
70 74
46
36,80
75 79
30
24,00
80 84
12
9,60
85 89
1,60
Jumlah
125
100,00
50
46
45
40
35
30
30
23
25
East
20
15
12
12
10
2
5
0
64,5
69,5
74,5
79,5
84,5
89,5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
Interval
fabsolut
frelatif
23 24
13
10,40
25 26
47
37,60
27 38
40
32,00
39 30
22
17,60
31 -32
2,40
Jumlah
125
100,00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
47
50
40
40
30
20
22
East
13
10
0
24,5
26,5
28,5
30,5
32,5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Interval
fobsolut
Frelatif (%)
89 98
12
9,60
99 108
31
24,80
109 119
50
40,00
120 129
27
21,60
130 139
3,20
140 149
0,80
Jumlah
125
100,00
60
50
50
40
31
30
20
27
East
12
10
0
98,5 108,5 119,5 129,5 139,5 149,5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
C. Pengujian Hipotesis
1. Hubungan antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Keterampilan
Menulis Ringkasan.
Analisis regresi linear sederhana antara kemampuan membaca pemahaman
dan keterampilan menulis ringkasan menghasilkan arah koefisien regresi sebesar 1,54
dan konstanta sebesar 31,34 (baca lampiran 10A, halaman 191). Dengan demikian,
bentuk hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan
menulis ringkasan dapat digambarkan dengan garis regresi, yaitu
= 31,34 +
Dk
JK
KT
Fo
Total
125
660201
Koefisien (a)
656233.992
Regresi (b/a)
1001.34496
1001.34496
41.53048691 3.84
Sisa
123
2965.66304
24.11108163
Tuna Cocok
109.38437
15.62633857
Galat
116
2856.27867
24.62309198
commit to user
0.6346
-
Ft
2.01
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
Keterangan:
Dk = derajat kebebasan
JK = Jumlah Kuadarat
KT = Kuadrat Tengah
F0 = Nilai F hasil penelitian (obsevasi)
Ft = Nilai F dari tabel
Bagian atas untuk menguji keberartian regresi
Bagian bawah untuk menguji linearitas regresi
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh hasil pengujian signifikansi regresi
Fo sebesar 41,53 yang lebih besar dari Ft = 3,84 ( baca Lampiran 11A, halaman 193).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi kemampuan membaca
pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan adalah signifikan (berarti).
Hasil pengujian linearitas diperoleh F0 sebesar 0.63 yang lebih kecil dari Ft
sebesar 2,01 (baca Lampiran 11A halama 193). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis
ringkasan bersifat linear.
Analisis korelasi sederhana antara kemampuan membaca pemahaman dan
keterampilan menulis ringkasan diperoleh koefisien korelasi (rx1y) = 0,68 (baca
Lampiran 12A halaman 204). Lebih lanjut, untuk mengetahui signifikansi koefisien
korelasi tersebut, maka dilakukan uji t. Dari hasil pengujian ditunjukkan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
determinan
kemampuan
membaca
pemahaman
dengan
keterampilan menulis ringkasan sebesar 46,24 (diperoleh dari harga koefisien korelasi
sederhana dikuadratkan lalu dikalikan 100). Hal itu berarti sekitar 23,04% variansi
keterampilan menulis ringkasan dapat dijelaskan oleh kemampuan membaca
pemahaman. Atau dengan kata lain, variabel kemampuan membaca pemahaman
memberi kontribusi (sumbangan) terhadap keterampilan menulis ringkasan sebesar
23,04% (baca Lampiran 18A, halaman 216).
2.
menulis ringkasan menghasilkan koefisien regresi sebesar 0,28 dan konstanta 3,88
(baca Lampiran 10B, halaman 192). Dengan demikian, bentuk hubungan antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan dapat digambarkan dengan garis
regresi, yaitu = 3,88 + 0,28X2 .
Untuk mengetahui derajat keberartian persamaan regresi sederhana antara
sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan maka dilakukan uji F sebagaimana
tampak pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Anava untuk Regresi Linear = 3.88 + 0.28 X2
Sumber Variasi
Dk
JK
KT
Fo
Total
125
660201
Koefisien (a)
656233.992
Regresi (b/a)
1867.34912
1867.34912
109.39
3.84
Sisa
123
2099.65888
17.0703974
Tuna Cocok
44
595.150543
13.5261487
0.710
1.50
Galat
79
1504.508337 19.04440933
Keterangan:
Dk = derajat kebebasan
JK = Jumlah Kuadarat
KT = Kuadrat Tengah
F0 = Nilai F hasil penelitian (obsevasi)
Ft = Nilai F dari tabel
Bagian atas untuk menguji keberartian regresi
commit to user
Ft
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
bahwa hubungan antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan bersifat
linear.
Analisis korelasi sederhana antara sikap bahasa dan keterampilan menulis
ringkasan diperoleh koefisien korelasi (rx2y) = 0,69 (baca Lampiran 12B halaman
205). Lebih lanjut, untuk mengetahui signifikansi koefisien korelasi tersebut, maka
dilakukan uji t. Dari hasil pengujian ditunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara
sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan sebesar 14,48 yang lebih besar dari
pada ttabel sebesar 1,645 (baca Lampiran 13B, halaman 208). Oleh karena itu,
berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan.
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yang berbunyi tidak ada hubungan antara sikap
bahasa dan keterampilan menulis ringkasan ditolak. Sebaliknya, hipotesis altenatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
(Ha) yang berbunyi ada hubungan positif antara sikap bahasa dan keterampilan
menulis ringkasan diterima.
Koefisien determinan sikap bahasa dengan keterampilan menulis ringkasan
sebesar 47,61 (diperoleh dari harga koefisien korelasi sederhana dikuadratkan lalu
dikalikan 100). Hal itu berarti sekitar 47,61% variansi keterampilan menulis
ringkasan dapat dijelaskan oleh sikap bahasa. Atau dengan kata lain, variabel sikap
bahasa memberi kontribusi (sumbangan) terhadap keterampilan menulis ringkasan
sebesar 46,24% (baca Lampiran 18B, halaman 217).
3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
maupun pemberian bobot nilai yang berbeda untuk setiap indicator yang dinilai dalam
keterampilan menulis ringkasan tersebut.
Kedua, bahwa rata-rata nilai sikap bahasa lebih tinggi daripada nilai rata-rata
kemampuan membaca pemahaman. Kenyataan ini juga dapat diduga karena
persoalan bentuk alat ukur yang berbeda. Angket yang digunakan untuk mengukur
kondisi sikap bahasa lebih besar kemungkinannya memberi peluang pada responden
untuk memilih alternatif tanggapan yang berkecenderungan di tengah-tengah (dalam
hal ini skor 3 atau Ragu-ragu/kurang setuju) bahkan bisa jadi banyak yang
menjatuhkan pilihan di atas pilihan itu (dalam hal ini skor 4 atau setuju; dan skor 5
atau sangat setuju). Mengapa kemungkinan hal ini dapat terjadi? Sebab pada
umumnya pengisi angket tidak jujur mengakui keberadaan yang ada di dalam dirinya
sehingga mereka terpaksa mengisi pilihan yang baik-baik saja agar terkesan dirinya di
mata orang lain (dalam hal ini penilai) tetap kelihatan baik.
Ketiga, mengacu pada pembahasan pertama dan kedua, yang cukup menarik
untuk diperhatikan ialah bahwa nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman
paling rendah daripada variabel lain. Hal ini dapat diduga, pertama bentuk tes yang
bersifat objektif hanya member dua kemungkinan pilihan (benar dan salah) sehingga
membut siswa tidak mungkin memberikan jawaban di luar itu sebagai mana pada
angket bahasa bahkan tes esei mengarang. Kedua, kemungkinan siswa belum pernah
membaca bacaan yang disajikan pada setiap teks bacaan sehingga mereka dapat
dikatakan kurang memiliki latar pengetahuan isi yang terkandung dalam bacaan, dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
hal ini yang diduga cukup berperan dalam pemahaman bacaaan. Ketiga waktu
pelaksanaan tes yang kurang tepat yaitu pada jam 5-6 sehingga konsentrasi siswa
kurang. Kondisi ini diduga cukup berperan dalam pemahaman bacaan siswa
mengingat keadaan siswa harus pulang agak terakhir karena harus selesai
mengerjakan tes.
Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa siswa SD Negeri di
Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung memiliki karakteristik yang bersifat
hiterogen dalam ketiga variabel tersebut. Ini terlihat dari rentangan nilai yang cukup
lebar 23 hingga 31 (untuk tes kemampuan membaca pemahaman) dan 89 hingga 148
(untuk angket sikap bahasa) dan 60 hingga 85 (untuk tes keterampilan menulis
ringkasan); serta angka simpangan baku yang cukup rendah, yaitu 1,87 untuk tes
kemampuan membaca pemahaman; 13,80 untuk angket sikap bahasa; dan 5,65 untuk
tes keterampilan menulis ringkasan.
Hasil analisis korelasional antarvariabel menunjukkan bahwa baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama kemampuan membaca pemahaman dan sikap
bahasa memiliki hubungan positif yang linier dengan keterampilan menulis
ringkasan. Hubungan positif ini mengisyaratkan bahwa kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa berjalan seiring dengan keterampilan menulis
ringkasan. Artinya, meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan sikap
bahasa senantiasa diikuti dengan meningkatnya keterampilan menulis ringkasan;
demikian pula, menurunnya kedua aspek tersebut (kemampuan membaca pemahaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
dan sikap bahasa) juga akan diikuti menurunnya keterampilan menulis ringkasan.
Sifat hubungan yang demikian melahirkan pemikiran bahwa keterampilan menulis
ringkasan dapat ditelusuri, dijelaskan, atau bahkan diramalkan melalui kemampuan
membaca pemahaman dan sikap bahasa. Inilah makna regresi, yang berasal dari kata
bahasa inggris to regress yang berarti bergerak mundur (untuk menelusuri kembali
apa-apa yang telah terjadi).
Hal yang dipersoalkan adalah seberapa kuat hubungan antara kemampuan
membaca pemahaman dan sikap bahasa selaku variabel bebas (predictor) dengan
keterampilan menulis ringkasan selaku variabel terikat (respon). Cukup kuatkah
hubungan antara variabel bebas (prediktor) dengan variabel terikat (respon) sehingga
variabel bebas dapat digunakan sebagai landasan berpijak yang kuat untuk
menjelaskan dan meramalkan terjadinya respon?. Pertanyaan ini dapat dijawab
dengan melihat besarnya sumbangan variabel bebas (prediktor) terhadap variabel
terikat (respon) dan besarnya koefisien arah pada persamaan garis regresi.
Pada bagian pengujian hipotesis telah dipaparkan bahwa koefisien korelasi
antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan (r
y1)
sebesar 0,678 (dibulatkan 0,68); koefisien korelasi antara sikap bahasa dan
keterampilan menulis ringkasan (r
y2)
korelasi antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersamasama dengan keterampilan menulis ringkasan (Ry.12) sebasar 0,906 (dibulatkan 0,90).
Dari koefisien korelasi ini dapat diperoleh besar sumbangan masing-masing variabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
y.1
determinasi sebesar 46,24. Hal itu berarti 46,24 persen variasi kecenderungan
keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota
Bandar Lampung dapat dijelaskan oleh kemampuan membaca pemahamannya,
melalui regresi = 31,34 + 1,54 X1. Dengan kata lain, kemampuan membaca
pemahaman memberikan kontribusi sebesar 46,24 persen kepada keterampilan
menulis ringkasan.
Dari r
y.2
0,4761. Hal itu berarti 47,61 persen variasi kecenderungan keterampilan menulis
ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dapat
dijelaskan oleh sikap bahasa melalui regresi = 3,88 + 0,28 X2. Dengan kata lain,
sikap bahasa memberikan kontribusi sebesar 47,61 persen kepada menulis ringkasan.
Berdasarkan Ry
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
kemampuan
membaca
pemahaman
bersifat
kognitif.
Mengingat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
dalam hasil penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini perlu diungkapkan
beberapa keterbatasan penelitian.
Pertama, besarnya jumlah sampel penelitian adalah 125 siswa, yang hanya
sebagian kecil atau hanya sekitar 25% dari populasi terjangkau. Jumlah sampel yang
demikian dapat memberikan pengaruh pada hasil yang diharapkan, karena dapat
dikatakan kurang komperhensif. Namun demikian, penelitan ini tetap dilakukan
karena keterbatasan waktu dan dana yang dimiliki oleh peneliti.
Kedua, hasil penelitian ini hanya mengungkapkan keterampilan menulis
ringkasan siswa yang berkaitan dengan variabel kemampuan membaca pemahaman
dan sikap bahasa dengan populasi terbatas pada siswa kelas V SD Negeri di
Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dengan ukuran sampel yang relatif
kecil, yakni 125 responden. Oleh karena itu, generalisasi kesimpulan penelitian hanya
dapat digunakan terhadap populasi yang memiliki kriteria dan karaktristik yang sama
dengan populasi penelitian ini. Untuk menghadapi hasil yang komperhensif, ukuran
sampel dan wilayah populasi perlu besar. Dengan demikian diharapkan akan
diperoleh informasi yang lebih banyak mengenai keterampilan menulis ringkasan
siswa.
Ketiga, sebagai penelitian survai yang sebagian datanya dikumpulkan dengan
menggunakan angket atau kuesioner model skala Likert, seperti instrumen penelitian
yang mengukur sikap bahasa siswa, instrumen semacam ini kurang mampu
menjangkau aspek-aspek kualitatif dari indikator-indikator yang diukur, selain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
mengandung pula kelemahan. Ini dapat dimaklumi, karena data yang diperoleh dari
responden dengan cara sel-report sebagaimana pengisian angket (kuesioner) ini,
memiliki keterbatasan, antara lain: kemauan untuk mengungkapkan semua keadaan
pribadi yang sesungguhnya. Dalam hal ini menyebabkan adanya kecenderungan
responden untuk memilih alternatif jawaban/tanggapan yang baik-baik saja atas
butir-butir pernyataan yang disediakan. Kondisi inilah yang membuat data sikap
bahasa belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya, karena itu perlu
ditafsirkan secara hati-hati. Untuk mengatasi hal itu, sebenarnya sudah diupayakan
oleh peneliti dengan jalan menghimbau pada responden agar memberikan jawaban
yang sejujurnya tehadap setiap butir pernyataan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah secara sendirisendiri dan atau secara bersama-sama antara kemampuan membaca pemahaman dan
sikap bahasa memiliki hubungan positif yang berarti dengan keterampilan menulis
ringkasan siswa SD Negeri Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Untuk
menjawab pertanyaan ini, diadakan penelitian di SD Negeri-SD Negeri di Kecamatan
Sukarame Kota Bandar Lampung pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Mei.
Penelitian ini dilakukan terhadap 125 siswa SD Negeri yang sedang duduk di kelas V
semester 2. Data penilaian yang berupa nilai akhir untuk variabel kemampuan
membaca pemahaman, skor angket sikap bahasa, dan nilai tes keterampilan menulis
ringkasan, dianalisis dengan menggunakan teknik statistik regresi dan korelasi.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis telah dikemukakan di
muka, dapat ditarik beberapa kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut.
Pertama, hasil analisis regresi dan korelasi sederhana menunjukan bahwa
hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara kemampuan membaca
pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri Kecamatan
Sukarame Kota Bandar Lampung teruji kebenaranya. Keduanya berjalan seiring,
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
Kedua, dari hasil analisis regresi dan korelasi sederhana juga menunjukkan
bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara sikap bahasa dan
keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota
Bandar Lampung. teruji kebenaranya. Kedua variabel ini berjalan seiring (hubungan
positif), artinya makin baik sikap bahasa yang dimiliki siswa, maka makin baik pula
keterampilan menulis ringkasan mereka. Kekuatan (kadar) hubungan diantara kedua
variabel ini ditunjukkan oleh koefisien korelasinya (ry2) sebesar 0,688 dibulatkan
0,69. Dari nilai ry2 ini dapat ditentukan koefisien determinasinya sebesar 0,47,61
dibulatkan 0,47,61 (didapat dari nilai ry2 dikuadratkan). Hal itu berarti 47,61 persen
variasi yang terjadi dalam kecenderungan keterampilan menulis ringkasan siswa SD
Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dapat dijelaskan oleh sikap
bahasa mereka melalui regresi =3,88+0,28 X2. Dengan kata lain, sikap bahasa yang
dimiliki oleh siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung
memberikan sumbangan (kontribusi) sebesar 47,61 persen kepada keterampilan
menulis mereka. Sementara itu, berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat
dikemukakan bahwa peningkatan satu unit nilai sikap bahasa tersebut akan diikuti
oleh peningkatan nilai keterampilan menulis ringkasan mereka sebesar 0,28 unit pada
konntanta 3,88. Demikian pula sebaliknya, penurunan satu unit nilai sikap bahas
siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung akan diikuti oleh
penurunan nilai keterampilan menulis ringkasan mereka sebesar 0,28 unit pada
konstanta 3,88.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
Ketiga, hasil analisis regresi dan korelasi ganda menunjukan bahwa hipotesis
yang menyatakan ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman
dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan siswa
SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Telah teruji
kebenaranya. Kedua variabel bebas (prediktor) yaitu kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa tersebut berjalan seiring dengan variabel terikat
(respon) nya yaitu keterampilan menulis ringkasan. Berjalan seiring di sini berarti
memiliki hubungan positif yang ditunjukkan dengan makin baik kemampuan
membaca pemahaman dan sikap bahasa siswa, maka makin baik pula keterampilan
menulis ringkasan yang dimiliki mereka. Kekuatan (kadar) hubungan itu ditunjukkan
oleh
koefisien
korelasinya
atau
nilai
Ry.12
nya
sebesar
0,906116043
dibulatkan 0,906. Dari koefisien korelasi ini dapat dicari koefisien determinasinya
sebesar 0,81 dibulatkan 81 (diperoleh dari nilai Ry12 dikuadratkan). Hal ini berarti 81
persen variasi yang terjadi dalam kecenderungan keterampilan menulis ringkasan
siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dapat dijelaskan
oleh kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa yang dimiliki mereka
melalui persamaan regresi = 10,91 + 0,17X1+ 0,50X2. Dengan kata lain,
kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa siswa SD Negeri di Kecamatan
Sukarame Kota Bandar Lampung memberikan sumbangan (konstribusi) sebesar
81 persen kepada keterampilan menulis ringkasan mereka. Dan berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
persamaan regresi tersebut dapat dikemukakan bahwa peningkatan satu unit nilai
kemampuan membaca pemahaman siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota
Bandar Lampung akan diikuti oleh peningkatan keterampilan menulis ringkasan
mereka sebesar 0,17 unit dengan catatan variabel sikap bahasa yang dimiliki mereka
dalam keadaan konstan. Demikia juga peningkatan stau unit nilai sikap bahasa siswa
SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung akan diikuti oleh
peningkatan nilai keterampilan menulis ringkasan mereka sebesar 0,50 unit dengan
catatan apabila variabel kemampuan membaca pemahaman mereka dalam keadaan
konstan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga hipotesis
penelitian yang diajukan diterima, yaitu kemampuan membaca pemahaman dan sikap
bahasa secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki hubungan positif
dengan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame
Kota Bandar Lampung. Akan tetapi, jika dilihat besar nilai sumbangan variabel bebas
(prediktor) kepada variabel terikat (respon), tampak bahwa kemampuan membaca
pemahaman siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung
memberikan sumbangan atau kontribusi yang sama dengan sikap bahasa yang mereka
miliki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
B. Implikasi
Implikasi penelitian ini bahwa untuk meningkatkan keterampilan menulis
ringkasan siswa dan upaya mengefektifkan pengajaran bahasa Indonesia, khususnya
pengajaran menulis ringkasan. Terlaksananya pengajaran menulis ringkasan yang
efektif dapat menjadikan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar
Lampung mahir dalam menulis ringkasan. Hal itu penting karena sebagai pondasi
bagi para siswa SD tersebut yang pada giliranya akan disiapkan untuk melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi sehingga pengetahuan mengenai keterampilan menulis
ringkasan perlu diperdalam dan memperluas pengetahuan untuk dikuasainya.
Kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini keterampilan menulis siswa
SD masih memprihatinkan. Mereka banyak mengalami kesulitan bila diminta untuk
meringkas wacana yang sudah dibacanya secara cermat dan teratur. Kondisi yang
demikian merupakan tantangan bagi guru bahasa Indonesia bagaimana memilih
metode dan strategi pengajaran yang benar-benar mampu mengarahkan siswa SD
tersebut agar dapat meringkas dengan baik. Tentunya hal ini tidak terlepas dari
variabel kemampuan membaca pemahaman
bersangkutan, yang jelas-jelas dalam penelitian ini terbukti memiliki peranan cukup
penting dalam meningkatkan kualitas keterampilan menulis ringkasan siswa.
Adapun
implikasi-implikasi
hasil
penelitian
commit to user
ini
secara
rinci
dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
pemahaman yang merupakan rentangan nilai 23 hingga 31; selanjutnya 13,80 untuk
sikap bahasa yang mempunyai rentangan nilai 89 hingga 148; dan 5,65 untuk
keterampilan menulis ringkasan yang mempunyai rentangan nilai 60 hingga 85. Hal
ini menunjukkan bahwa kualitas siswa pada ketiga variabel tersebut cukup beragam;
ada yang tinggi dan ada yang rendah. Kenyataan ini mengisyaratkan guru bahasa
Indonesia untuk lebih cermat memilih teknik dan pendekatan pengajaran yang
digunakan sehingga perbedaan antara siswa yang pandai dan yang kurang dapat
diminimalkan. Salah satu teknik yang barangkali dapat dilakukan adalah pemberian
tugas kelompok. Pemberian tugas kelompok dengan memperhatikan perimbangan
jumlah siswa yang pandai dan kurang pandai, kiranya perlu dilakukan agar siswa
termotivasi untuk saling belajar dengan teman sebaya.
Ketiga, kuatnya hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan
sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan yang
tercermin dari besarnya koefisien korelasi (0,90) dan besarnya angka sumbangan atau
kontribusi (81%) menunjukkan bahwa secara bersama-sama kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa dapat menjadi prediktor yang baik bagi keterampilan
menulis ringkasan. Dengan temuan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa
pengembangan keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan
Sukarame Kota Bandar Lampung dapat dilaksanakan melalui pengembangan dan
peningkatan kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa mereka. Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
menulis
ringkasan
sebesar
0,69.
Kenyataan
tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suriamiharja, H. Akhlam, dan Nuny Nurjanah. 1996. Petunjuk Praktis Menulis.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Amran Halim. 1978. Ujian Bahasa. Jakarta: Balai Pustaka.
Asul Wiyanto. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT. Grafindo
Anderson, Jonathan, Berry H. Durston and Milicent E. Poole. 1980. Efficient
Reading A Practical ueide.Sidney: Mc. Graw-Hill.
Atar Semi, 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Basuki Suhardi. 1996. Sikap Bahasa. Jakarta Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Bimo Walgito, 1977. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Burhan Nurgiyantoro. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press.
Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles: An Interactive Approach to
Language Paedagogy. Englewood Cliff. New Yersey: Prentice Hall Regent.
Clark, Herbert and Eve V. Clark. 1977. Psychology and Language ar Introduction to
Psycholinguistics. London: Harcourt Brace Javanovicl Pub.
Davies Alan and H.G. Widowson. 1974. Reading and Writing Technigues in
Applied Linguistic. Volume thee.ed.J.P.B. Allen and S Pit. Corder. London:
Oxford University.
Dubin, Fraido. 1988. What EFL Teacher Shoul Know about Reading dalam A
Forum Anthology: Selected Articles From the English Teaching Forum 19791983. Wasington DC: English Languge Programs Divison.
Depdikbud. 1985.
Membaca dan
Jakarta:Universitas Terbuka.
Pengajarannya,
Modul
Akta
UT.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
Lampiran 1A
Kisi-kisi Tes Keterampilan Menulis Ringkasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
Skor maksimum
1. Terampil menangkap
kesan
pada
Skor siswa
35
...........
25
...........
20
............
15
.............
.............
100
............
tulisan
orang lain.
2. Terampil menangkap
gagasan utama pada
tulisan orang lain.
3. Terampil
menggunakan pilihan
kata yang tepat.
4. Terampil
kalimat
menyusun
dengan
Jumlah Nilai
Lampiran 1B
TES KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
Petunjuk Mengerjakan
1. Ringkaslah empat buah wacana berikut!
2. Tulislah pada kertas yang telah disediakan!
3. Waktu mengerjakan 90 menit!
4. Tulislah nama dan nomor absen pada halaman ringkasan yang dibuat!
Sambungan Lampiran 1B
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
Sambungan Lampiran 1B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
Ia juga pernah lupa mata pelajaran pada saat akan ulangan sehingga ia bertanya
kepada temannya. Akan tetapi, temannya malah tertawa. Untunglah Chika
memberitahu Ani bahwa akan ada ulangan PPKN.
Ani berusaha untuk menjadi anak yang tidak pelupa, namun ia tidak tahu
caranya. Ia kemudian bertanya kepada ibunya.
Ibu, bagaimana caranya supaya Ani tidak lupa?
Ibu menjawab dengan tersenyum, Kamu harus bikin catatan. Ani!
Besoknya, Ani membuat catatan di selembar kertas. Ia mencatat jadwal
ulangan, semua benda yang dipinjam, dan tugas-tugas hari itu. Akan tetapi, Ani
kemudian lupa di mana meletakkan kertas yang ditulisnya. Akibatnya, ia jadi lupa
semua hal yang harus diingat. Dengan sedih dan bingung, Ani mencari kertas itu. Ani
tetap mencari tanpa menangis.
Ani bertanya lagi kepada Ibu.
Bu, tahu tidak, di mana Ani menyimpan kertas
Kertas apa, Ani? tanya Ibu.
Kertas catatan yang Ibu bilang supaya Ani tidak lupa, kata Ani.
Sambungan Lampiran 1B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
Sambungan Lampiran 1B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
Sambungan Lampiran 1B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
"Oh, bagi hamba, itu mudah, Tuan! Waktu hujan turun, hamba lepas semua
pakaian, lalu hamba lipat bersama bungkusan itu. Kemudian, hamba duduki sehingga
tidak terkena air hujan. Jika hujan reda, pakaian hamba pakai kembali. Demikian
hamba lakukan berulang-ulang hingga sampailah hamba di sini," jelas Abu Nawas.
ASAL - USUL LAMPUNG
Orang Lampung atau biasa juga disebut ulun lampung maksudnya adalah
orang yang asal usul keturunannya dari zaman Tulang Bawang dan Sekala Bekhak
(Prof. Hilman Hadi Kesuma ,SH) Orang Lampung berbahasa dan beradat budaya
Lampung. Bahasanya dibedakan dalam 2 (dua) dialek bahasa yaitu dialek Api (A)
dan Nyow (O).
Selanjutnya dalam sebuah kitab yang berjudul "Sejarah Majapahit" yang
diketemukan pada tahun 1818, diceritakan bahwa Dewa Sanembahan dan
widodarisinuhun mempunyai 3 (tiga) keturunan yaitu: Si Jawa Ratu
Majapahit, si pasundan Ratu Pajajaran. Si Lampung Ratu Belalau berkedudukan di
Sekala Bekhak/Sekala Beghak, di kaki Gunung Pesagi. Kabupaten Lampung Barat,
dan Anak keturunannya tersebar di daerah Lampung sekarang, termasuk daerah
Ranau, Komering, sampai Kayu Agung sejak Abad 15.
Sambungan Lampiran 1B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
Mengenai nama Lampung, ada yang berpendapat berasal dari kata "Lambung"
atau "atas" ada pula yang mengatakan "Anjak Lambung" (dari atas), maksudnya
penduduk Lampung berasal dari daerah pegunungan yaitu dataran tinggi Belalau, di
kaki Gunung Pesagi, namun menurut Prof. Mohammad Yamin (pujangga, sejarahan,
angkatan pujangga baru berdasarkan berita Cina, nama Lampung itu berasal dari kata
"To-lang po hwang" lalu diucapkan "Tulang Bawang" tu atau to artinya "orang po
hwang = Lampung). Demikian pula "To-Raja" berarti "orang raja", Tondano = orang
dano, tomori = orang mori, dll.
Ulun Lappung (orang lampung) dalam arti masyarakat adat dapat dibedakan
dalam 2 (dua) golongan masyarakat, yaitu :
1. Ulun Pepadun, terdiri dari ulun Abung, Tulang Bawang ,Wai Kanan, Sungkai dan
Pubiyan.
2. Ulun Peminggir (pesisir) terdiri dari Ulun Melinting, Teluk Semangka, Belalau
/Krui, Ranau, Komering/Kayu Agung, Cikoneng/ Banten
Namun kalau ditinjau dari dialek bahasa, maka yang berdialek "Nyow" adalah ulun
Abung dan Tulang Bawang, selain keduanya berdialek "Api" : (pembagian dialek
"Api" dan"Nyo" menurut pendapat sarjana bahasa Belanda, Dr. J W Van Royen).
Sambungan Lampiran 1B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
Namun demikian, penduduk Lampung ada juga yang bermukim diluar Lampung,
yaitu di Cekoneng, Banten (Anyer Selatan / yang berlogat Melinting Kalianda (dialek
Api).
(Dikutip dari Wawasan Bahasa dan Aksara Lampung Kelas 5, Buana Cipta, 2008)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
"Baik! Kalau Abdul Hamid tidak beradik, Salman saja yang saya tanya.
Misalkan engkau diberi Ibu manggis lima buah. Dua buah manggis dimakan
oleh adikmu. Berapa buah tinggal padamu?"
"Siapa yang makan, Bu?" tanya Salman dalam logat Sunda.
"Siapa saja, si Titik, misalnya."
"Tidak bisa. Titik kalo makan manggis, mah muntah."
"Nah, si Ujang yang makan!"
"Tidak bisa juga!"
"Mengapa tidak bisa juga?"
"Masak dia mau dikasih dua? Paling sedikit dia minta tiga. Kalo tidak dikasih,
dia berguling-guling nangis. Ibu belum kenal, sih!"
"Ah, kalau begini, kita tidak jadi belajar menghitung," kata Bu Guru dengan
setengah ketawa dan setengah kesal.
Si Dul duduk diam-diam saja. Dia menyesal tak mempunyai adik. Kalau ada,
tentu dia dapat tiga buah manggis dan adiknya diberi dua buah. Kalau dia tidak mau
menerima, ditambah dengan tempeleng sebuah. Tak mau juga, ditambah sebuah lagi.
Sambungan Lampiran 1B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
Akhirnya adiknya akan menangis dan "ngamuk" tak mau makan manggis.
Nah, dia jadi dapat lima.
Pulang sekolah si Dul ditanya oleh ibunya.
"Gimane, Dull Enak sekolahnya? tanya ibunya.
"Wah, lain lagi sekolahnya, Nyak! Kagak kayak ngaji. Name aye udeh ditukar
Bu Guru jadi Abdul Hamid. Kagak boleh Dul-Dul aje".
"Ape lagi?
"Anak-anak disuruh makan manggis, makan duku, makan mangge. Tapi, aye
kagak dopet"
"Kenape kagak dapet?
"Karena kagak punya adek, sih! Manggis mesti dibagi ama adek! Itulah Nyak
kagak mau..."Mulut si Dul ditutup oleh ibunya, supaya jangan terus bicara. Kamudian
katanya, "Ai, gimane sih, makan manggis, makan duku di dalem sekolah? Masak
makan-makan dalem sekolah, belajar dong?"
"Pura-pura aje, Nyak! Tapi, manggisnye kagak ade, duku juga kagak ade."
"O, gitu, jadi belajar ngitung," kata ibunya tertawa."Gurunye siape, Dul?"
Sambungan Lampiran 1B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
"Wah, gurunye cakep, Nyak, Namenye aye udah lupe, Baaaek, die! Belakang
aye ditepok-tepok, karena aye mau nyebut name. Dia kagak suka marah, bukan kayak
Engkong, salah dikit digebuk." "Mau terus sekolah, Dul?"
"Ya, tentu aje, Nyak! Pagi sekolah, sore ngaji. Nanti di sono mau diajar barisbaris, Nyakl"
"Wah, hebat dong, bisa jadi tentara," kata ibunya tertawa. Demikian si Dul
bersekolah, makin hari makin terasa enaknya. Dan dia pun makin rajin belajar.
Apalagi dia sudah mulai belajar berbaris dan melompat-lompat, yang sangat
disukainya itu.
(Dikutip dari Si Dul Anak Betawi, Balai Pustaka, 1992)
Lampiran 2A
Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
No.
Nomor Item
Jumlah
Butir
1,2,3,7,12,13
4,11,14,21
15,16,19,39
23,27,36
istilah/ ungkapan
b. Kemampuan menangkap informasi
dalam kalimat
c. Kemampuan menjelaskan istilah
2
Menyimpulkan (Inference)
a. Kemampuan menemukan sifat
hubungan suatu ide
b. Kemampuan menangkap isi bacaan
6,20,22,31,34,40
Dugaan (Supposition)
a. Kemampuan menduga pesan yang
8,32,33
10,17,26
9,28,30
18,29
Penilaian (Evaluation)
organisasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123
5,24,25,35
mengungkapkan informasi
Jumlah Soal
Lampiran 2B
TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124
Selamat Mengerjakan !
Sambungan Lampiran 2B
Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125
Petunjuk Khusus I
Kerjakan soal nomor 1 sampai nomor 9 berdasarkan bacaan 1 di bawah ini!
Bacaan 1
KOTA KELAHIRAN LIDYA DAN ZAHRA
Hari ini hari Minggu, Lidya dan Zahra tidak bersekolah. Pada hari ini,
ayahnya berjanji akan mengajak mereka bersepeda motor pergi ke Pantai Pasir Putih,
dari kota Bandar Lampung ke pasir putih lama perjalananya satu jam.
Lidya dan Zahra sebelum kita berangkat, coba kalian amati gambar peta
daerah wisata Lampung, yang ada di bukumu IPS kelas 4 Bi. Ayah yakin peta itu
akan membantu kalian jika ingin berkeliling untuk berwisata bersama temantemanmu. "kata Pak Budi sambil mempersiapkan barang bawaannya.
Tanpa banyak bicara, Lidya dan Zahra segera menuruti perintah ayahnya.
Mereka mengamati dengan seksama peta itu. Dalam peta tertulis nama kota serta
nama-nama tempat wisata Lampung. Daerah Lampung selain terkenal hasil kebun
(lada, cengkeh, kopi, karet, kelapa sawit, kelapa), juga terkenal dengan wisata
lautnya. Di saat, mereka sedang asik mengamati peta tiba-tiba Pak Budi, ayahnya
menyela, "Jadi berangkat tidak nih ?"
Lidya dan Zahra menjawab serentak, "Jadi Yah". Keduanya bergegas naik
sepeda motor sambil membawa tas masing-masing, sampai mereka lupa memakai
helm.
"Lho, kok tidak pakai helm?",
Sambungan Lampiran 2B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126
"Lupa Yah, sekarang kan sudah pakai.", jawab keduanya. Lain Zahra bertanya
pada Ayahnya. "Mengapa kita harus pakai heml Yah?
Pak Budi akhirnya tidak jadi menghidupkan sepeda molornya, karena ingin
menjawab pertanyaan anaknya. "Zahra, jawaban ayah ada di koran itu, nanti saja
kamu baca saat kita istirahat!"
Zahra manggut-manggut pertanda setuju usul ayahnya.
Sesampai di tempat mereka istirahat. Ayah duduk sambil memperhatikan
pengemis di tepi jalan, Lidya mempersiapkan minuman untuk Zahra dan Ayahnya,
sedangkan Zahra membaca koran yang judulnya "Helm Penyelamat Jiwa Anda",
yang di awal berita tersebut tertulis "Semua pengendara sepeda motor wajib memakai
heml. Hal ini sesuai SK Kapolri, tanggal 6 Desember 1984, kapolri mewajibkan
setiap pemohon SIM C menggunakan helm. Bahkan sejak UU Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan 1992 (UU No. 14 tahun 1992) Pasal 23 ayat 2 disebutkan" Kewajiban
pengguna sabuk keselamatan dan helm bagi pengemudi dan penumpang kendaraan
bermotor roda dua akan diatur oleh pejabat yang berwenang". Semua pengendara
sepeda motor harus memakai helm."
"Yah, memakai helm itu wajib ya, yah ?, Zahra bertanya pada ayahnya,
dengan berlagak sudah tahu segalanya.
Sambungan Lampiran 2B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127
Pak Budi menjawab dengan lembut sambil makan kacang godok yang
dibawanya dari rumah. "Ya."
Setelah beberapa saat lamanya mereka sibuk dengan pikirannya sendiri,
mereka melanjutkan perjalanan menuju ke luar kota.
Lidya dan Zahra mohon pada ayahnya untuk istirahat lagi di pinggir kota,
bawah pohon, sambil minta diceritakan tentang asal-usul pulau Tangkil. Pak Budi
sayang pada buah hatinya.
Disarikan dari Ringkasan kelas 5
1. Kapan Lidya dan Zahra diajak ke pantai oleh ayahnya ?
A. pada hari libur
B. pada hari minggu
C. pada saal ia tidak pcrgi sekolah
D. pada saal ayahnya di rumah
2. Liburan sekolah, pantai mana yang sering dikunjungi?
A. Pulau pasir
B. Pasir putih
C. Pulau mutun
D. Pulau tangkil
3. Kopi, lada, karet di tanam di mana?
A. Sawah
Sambungan Lampiran 2B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128
B. Ladang
C. Pekarangan
D. Perkebunan
4. Siapa yang menanyakan tentang ketentuan memakai heml ?
A. Ayah
B. Ibu
C. Zahra
D. Lidya
5. Siapa yang harus memakai helm menurut wacana di atas ?
A. pengemudi sepeda motor
B. pengendara sepeda motor
C. pembonceng sepeda motor
D. pemilik sepeda motor
6. Zahra sering bertanya, sehingga Zahra akan....
A. banyak tidak tahu informasi
B. banyak pertanyaan
C. banyak kesulitan
D. banyak mengetahui sesuatu
7. Pada kalimat terakhir tertulis "buah hati", yang berarti ....
A. kekasih
Sambungan Lampiran 2B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129
B. teman setia
C. anak
D. keluarga
8. Berdasarkan bacaan di atas bagaimana watak Pak Budi ?
A. sabar dan penyayang
B. sabar dan penurut
C. sabar dan pemarah
D. sabar dan berani
9. Menurut bacaan di atas, apa tujuan pengendara sepeda motor memakai helm ?
A. mematahui peraturan
B. berdasarkan UU No. 4 tahun 1992
C. untuk melindungi diri
D. agar gagah
10. Bagaimana kalau tidak memakai helm dan mengalami kecdakaan ?
A. dapat berakibat fatal
B. di tangkap polisi
C. didenda karena melanggar UU
Sambungan Lampiran 2B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130
D. tidak apa-apa
11. Berdasarkan bacaan di atas, Lidya dan Zahra dilahirkan di kota ...
A. Bandar Lampung
B. Teluk Betung
C. Metro
D. Kedondong
Petunjuk khusus II
Kerjakan soal nomor 12 20 berdasarkan bacaan kedua di bawah ini !
BAMBU BANYAK MANFAATNYA
Bambu sudah dipakai sejak beratus-ratus lampau untuk atap dan dinding
rumah. Sekarang bambu dilirik untuk tujuan bisnis.
Para pengusaha yang mencoba mengolah bambu untuk tujuan bisnis, antara
lain sebuah perusahaan pengolah di Lampung. Perusahaan agroindustri itu
mengoleksi antara lain bambu betung, bambu ater, bambu gombong, dan bambu duri.
Sementara itu, di Sukabumi sebuah perusahaan menanami 40 hektar tanahnya
Sambungan Lampiran 2B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131
dengan aneka ragam bambu. Penanaman ini dilakukan karena masa depan bisnis
bambu dipandang sangat bagus.
Salah satu hasil olahan bambu adalah plybamboo. Plybamboo dipakai untuk
melapisi beragam benda. Ada plybamboo untuk melapisi lantai, hiasan dinding, pintu,
atau bahkan hiasan meja. Ini merupakan olahan bambu dengan nilai tambah tinggi.
Bentuk olahan lain, seperti dilakukan di Indonesia, telah menjadikannya sebagai
bahan baku mabel, sumput dan tirai.
Satu lagi manfaat yang jarang diketahui orang, tetapi sangat menguntungkan
ialah krisital bambu. Bambu memiliki kristal berwarna abu-abu muda. Masyarakat
sekitar Palembang menyebutnya biga. Kristal ini oleh seorang pengusaha di
Palembang di ekspor ke Singapura untuk obat. Kristal diambil dengan cara membakar
bambu. Prof. Dr. Hembing Wijayakusuma mengungkapkan, kristal bambu sudah
dipakai di Cina untuk obat sejak ribuan tahun lalu. Kristal bambu bisa untuk
mengobati epilepsy, anak yang step, asma dan sakit ginjal.
Sumber : Trubus no. 364 edisi Maret 2000 , dalam
Buku Ringkasan SD Kelas 5
Sambungan Lampiran 2B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
132
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133
Sambungan Lampiran 2B
B. usaha
C. pabrik
D. penjualan
16. Kata yang termasuk bidang perdagangan dalam bacaan di atas adalah ....
A. agroindustri
B. plybamboo
C. ekspor
D. hektar
17. Berdasarkan bacaan, alasan dari penanaman bambu seluas 40 hektar karena
A. bambu mulai langka
B. bisnis bambu makin bagus
C. tidak banyak bambu
D. harganya mahal
18. Kalimat utama paragraf ketiga terletak di ...
A. awal paragraf
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134
Sambungan Lampiran 2B
B. tengah paragraf
C. akhir paragraf
D. menyebar dalam paragraf
19. Kata "ekspor" mempunyai arti...
A. membeli dari luar negeri
B. menjual ke luar negeri
C. mengirim ke luar negeri
D. mendatangkan dari luar negeri
20. Berdasarkan bacaan di atas, sakit ginjal dapat di obati dengan....
A. air putih
B. obat dari apotik
C. kristal bambu
D. operasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
135
Sambungan Lampiran 2B
Petunjuk khusus III
Kerjakan soal nomor 21-29 berdasarkan bacaan ketiga di bawah ini !
Bacaan III
TERSESAT DI STASlUN
Pada liburan yang lain, Tono pergi ke Jakarta bersama ayah dan ibunya.
Mereka pergi ke Jakarta menengok kakak ayahnya yang sudah lama tinggal di sana.
Mereka berangkat dari Semarang naik bus patas AC.
Setelah seminggu tinggal di Jakarta, mereka pulang ke Semarang. Mereka
akan pulang naik kereta api. Tono amat senang karena belum pernah naik kereta api.
Mereka naik kereta api di stasiun Gambir. Tono terheran-heran melihat
keramaian di stasiun. Di sana, banyak orang. Setelah itu, keretanya pun banyak dan
bagus-bagus. Saat sedang menunggu kedatangan kereta kedua orang tua Tono ingin
ke kamar kecil. Tono diminta menunggu di ruang tunggu.
Tiba-tiba, terdengar bunyi klakson panjang pertanda kereta mau datang. Tono
segera berlari ke arah bunyi tersebut. la berada di dekat perhentian kereta tersebut.
Ketika sebagian penumpang turun, ia langsung menyusup naik kereta. la duduk di
kursi kereta untuk beberapa waktu. Seorang kondektur mendekatinya. Kondektur itu
menanyakan karcisnya, tetapi Tono tidak memiliki karcis. Akhirnya, kondektur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
136
menyuruh Tono turun. Tono menyadari kalau tidak bersama orang tuanya. la pun
segera mencari mereka.
Kedua orang tua Tono terkejut ketika keluar dari kamar kecil. Mereka tidak
melihat anaknya. Mereka bertanya kepada petugas didekatnya, tetapi petugas itu tidak
tahu kemana Tono pergi. Mereka mencari Tono. Mereka semakin panik ketika ada
kereta yang diberangkatkan.
Tono pun mencari kedua orang tuanya, tetapi tidak menemukannya. la
semakin panik dan takut kehilangan mereka. Akhirnya, ia menangis keras sambil
berteriak-teriak memanggil ayah dan ibunya. Seorang petugas mendekati Tono.
Dengan tersedu-sedu, Tono mengatakan bahwa ia telah berpisah dengan kedua orang
tuanya. Petugas itu mengajak Tono ke pos penjagaan. Melalui pengeras suara,
petugas tersebut mengumumkan bahwa telah ditemukan seorang anak laki-laki
berusia 10 tahun bernama Tono.
Kedua orang tua Tono mendengar pengumuman itu. Mereka bergegas ke pos
penjagaan. Akhirnya, mereka menemukan Tono. Mereka pun mengingatkan kepada
anaknya agar menuruti nasihat dan tidak mengulangi perbuatannya.
Disarikan dari Ringkasan Kelas 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137
Sambungan Lampiran 2B
21. Tono pergi ke Jakarta bersama
A. ayah dan ibunya
B. kakak dan adiknya
C. ayah dan bibinya
D. kakek dan neneknya
22. Mereka berangkat ke Jakarta naik
A. pesawat
B. kapal
C. kereta api
D. bus patas AC
23. Tono tersesat di stasiun. Stasiun adalah tempat pemberangkatan ....
A. bus
B. kereta api
C. pesawat
D. kapal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138
Sambungan Lampiran 2B
24. Mengapa kedua orang tua Tono terkejut ketika keluar dari kamar kecil ?
A. mereka tidak melihat anaknya
B. kereta yang akan ditumpangi sudah berangkat
C. Tono sudah naik kereta
D. Mendengar pengumuman petugas
25. Tono tinggal di Jakarta selama ...
A. sehari
B. seminggu
C. sebulan
D. dua minggu
26. Mengapa Tono menangis tersedu-sedu ketika ditanya petugas stasiun ?
A. karena takut ditinggalkan kedua orang tuanya.
B. karena tidak membeli tiket
C. karena tidak ingin pulang ke Semarang
D. karena tidak suka naik kereta api
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139
Sambungan Lampiran 2B
27. Apakah yang dilakukan petugas ketika menemukan Tono yang terpisah dari
kedua orang tuanya ?
A. berusaha menghibur dengan memberi uang untuk menghentikan tangisnya
B. membawanya ke kantor polisi
C. membelikan tiket untuk Tono
D. membawanya ke pos penjagaan dan mcngunuimkannya lewat pengeras suara
28. Penyertaan berikut yang sesuai dengan cerita yang kalian dengarkan adalah
A. Tono disuruh orang Uianya menunggu di loket penjualan tiket.
B. Kedua orang tua Tono melaporkan kepada petugas atas hilangnya Tono
C. Setelah beberapa hari berada di Jakarta, Tono dan kedua orang tuanya ingin
pulang ke Surabaya.
D. Setelah beberapa lama tidak menemukan kedua orang tuanya, Tono
menangis sambil berteriak-teriak memanggil kedua orang tuanya.
29. Pertanyaan berikut yang sesuai dengan pokok-pokok cerita tersebut adalah ....
A. kapan Tono dan kedua orang tuanya pergi ke Jakarta ?
B. siapakah yang mengantar Tono dan kedua orang tuanya ke stasiun ?
C. mengapa Tono tersesat dan terpisah dari kedua orang tuanya di stasiun ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140
Sambungan Lampiran 2B
D. bagaimanakah cara sopir menolong Tono ?
Petunjuk Khusus IV
Kerjakan nomor 30-34 berdasarkan bacaan IV di bawah ini !
Bacaan IV
MENEBUS KESALAHAN
Anung sedang mengambil kelereng dari dalam laci meja ketika Ifan muncul.
la mengulurkan sebuah sendok makan kepadanya. "Nih, sendoknya. Kupilihkan yang
paling bagus!" kata Ifan cengar-cengir, seperti ada yang dirahasiakannya.
Anung menoleh. Sebuah kelereng telah ada dalam genggamannya. "Cuma
untuk lomba kelereng, kok. Yang mana saja boleh, Kak!" katanya tersenyum. la
senang karena kakaknya begitu baik. Kakaknya mau mengambilkan sebuah sendok
untuknya tanpa diminta. Diterimanya sendok itu. Kedua anak itu lalu keluar rumah.
Di lapangan desa, telah banyak anak berkumpul. Anung dan Ifan bergabung
dengan mereka. Suasananya riuh rendah seperti di pasar. Semua membicarakan
lomba membawa kelereng yang sebentar lagi akan dimulai.
Dalam rangka mempcringati HUT Kemerdekaan, Karang Taruna Desa
Karangsari mengadakan berbagai lomba. Ada lomba baca puisi, lomba membawa
kelereng dan banyak lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141
Sambungan Lampiran 2B
"Ayo, ayo semua minggir ke tepi lapangan!" itu suara Kak Dion. Kentongan
di tangannya dipukulnya bertalu-talu. Anak-anak tertawa lucu melihatnya, sembari
bergegas bergerak menepi.
"Perlombaan akan segera dimulai dari anak laki-laki dulu!" kata Kak Yoyon
yang berdiri di sebelah Kak Dion. Kelompok pertama terdiri atas Anung, Irawan,
Rori dan Haikal.
Keempat anak itu segera muncul dan siap berlaga. Setiap anak menaruh
kelereng di sendok. Lalu, ujung sendok diselipkan di antara dua bibir.
Kak Dion menabuh kentongan yang dibawanya. Anung, Irawan, Rori dan
Haikal serentak melangkah. Bersamaan dengan itu, terdengar sorak sorai anak-anak
di seputar tepi lapangan. Suasanannya benar-benar semarak.
Anung berada paling depan. Konsentrasinya patut diuji. Langkahnya tenang,
perlahan, tapi lebar-lebar. Kelereng di sendoknya pun tampak anteng, tak banyak
bergerak. Di tepi lapangan, Ifan berteriak, "Lari Nung, Lari Nung!"
Semula, ia tak terpengaruh, namun akhirnya ia mempercepat langkahnya
setengah berlari. Kelerengnya tidak banyak bergerak. Akhirnya, ia sampai duluan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142
Sambungan Lampiran 2B
la menjadi pemenang setelah diadu dengan kedua pemenang kelompok
lainnya, Agus dan Firdaus. Anung membagi hadiah yang diterima dengan kakaknya,
Ifan. "Sendok, itu kuberi lem!" Ifan tertawa terbahak.
Darah Anung tersirap. la betul-betul tidak menduga. la segera melangkah ke kamar.
Wajahnya tertunduk. Rasanya ada yang hendak jatuh dari matanya. la menangis
dalam kamar tanpa suara.
Di teras, Agus dan Firdaus telah menunggunya. Keduanya mengajak Anung
bermain sepak bola. Anung memberi keduanya empat buah buku, masing-masing dua
buah. Dari balik kaca jendela, Ifan memperhatikan mereka, Buku tulis itu adalah
hadiah dari lomba kelereng tempo hari.
"Mengapa buku-buku itu kamu berikan kepada mereka? Itu kan hakmu !"
bisik Ifan. "Itu jika Kakak tidak memberi lem di sendokku. Karcna Kakak memberi
lem, kemenanganku batal, tidak sah!"
"Iya, Kakak yang salah!" keluh Ifan menyesali perbuatannya.
"Sudahlah, kak, yang penting jangan diulangi!" ujar Anung tersenyum.
Ifan merangkul bahu adiknya, "Kakak menghargai kemampuanmu. Jika
bertanding, kita harus sportif."
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
143
Sambungan Lampiran 2B
Anung kembali tersenyum. Kemudian, ia segera menghampiri Agus dan
Firdaus dengan hati lega.
Disarikan dari Ringkasan Kelas 5
30. Latar cerita "Menebus Kesalahan" adalah ....
A. dilapangan kecamatan ketika liburan
B. di lapangan sekolah ketika jam istirahat
C. di lapangan desa ketika perlombaan memperingati HUT Kemerdekaan Rl
D. di lapang;in desa ketika perlombaan memperingati hari olahraga nasional
31. Tokoh-tokoh dalam cerita "Menebus Kesalahan" adalah ....
A. Anung, Ifan, Kak Dion, Irawan, Roni dan Kak Yoyon
B. Nunung, Ifan, Kak Dion, Irawan, Rori dan Kak Yoyon
C. Anung, Ifan, Kak Dion, Irawan, Rori, Haikal, Agus, Firdaus, dan Kak Yoyon
D. Anung, Ifan, Kak Dion, Irawan, Rori, Haikal, Firdaus, dan Kak Yoyon
32. Tokoh Anung mempunyai watak ....
A. jujur, rendah hati, pemaaf
B. jujur, tinggi hati, mudah tersinggung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
144
Sambungan Lampiran 2B
C. hatinya keras, berkemauan kuat, mudah tersinggung
D. tidak jujur, mudah tersinggung, tinggi hati
33. Tokoh Ifan mempunyai sifat....
A. serakah dan mudah marah
B. serakah, pemalu, tapi pemaaf
C. rendah hati, tapi licik
D. suka cari akal untuk mcncapai maksud walaupun tidak jujur
34. Tokoh yang sikapnya lucu adalah ....
A. Kak Dion
B. Kak Yoyon
C. Firdaus
D. Agus
35. Pemimpin perlombaan adalah
A. Kak Dion
B. Kak Yoyon
C. Firdaus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
145
Sambungan Lampiran 2B
D. Agus
36. Tokoh siapa yang menyesali perbuatannya
A. Ifan
B. Anung
C. Agus
D. Firdaus
Petunjuk Khusus V
Kerjakan soal nomor 37 - 40 berdasarkan bacaan IV di bawah ini !
Bacaan V
TRANSPORTAS1 LAUT
Kapal adalah kendaraan air untuk mengarungi samudra. Perahu pada
umumnya lebih kecil dan digunakan di perairan pantai atau perairan pedalaman.
Ada banyak jenis kapal, semua dari kapal penumpang hingga kapal
pengangkut barang dari dan kepelabuhan di seluruh dunia. Kapal Feri termasuk kapal
penumpang dan barang. Feri berjalan dari satu pulau ke pulau lain dengan jarak
tempuh yang tidak terlalu jauh. Contohnya dari Jawa ke Sumatra melalui Selat Sunda,
dari Jawa ke Bali melalui Selat Bali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
146
Sambungan Lampiran 2B
Barang yang diangkut bermacam-macam, termasuk kendaraan bermotor. Feri
yang besar bahkan mampu mengangkut berbagai jcnis mobil dan kereta api. Kapal
tanker mengangkut minyak lewat lautan luas. Mesin dan anjungannya berada
diburitan sehingga ruang penyimpanannya lebih luas.
Kapal samudra bentuknya lebih besar dari kapal tanker. Kapal ini mengangkut
penumpang dengan jadwal dan rule tertentu. Kebanyakan, bentuknya menyerupai
hotel terapung. Kapal ini membawa penumpang dalam perjalanan yang jauh dan
lama. Kapal barang mampu mengangkut jutaan ton barang setiap tahun melintasi
samudra. Kapal peti kemas termasuk jenis kapal barang yang mampu memuat banyak
peti kemas.
Kapal perang adalah kapal yang digunakan khusus untuk berperang. Kapal ini
mengangkut pasukan beserta perlengkapan perangnya. Kapal perang juga biasa
disebul kapal induk.
Disarikan dari Ringkasan Kelas 5
37. Yang disebut kapal induk dalam wacana di atas adalah....
A. kapal penumpang
B. kapal barang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
147
Sambungan Lampiran 2B
C. kapal perang
D. kapal peti kemas
38. Kapal yang mengangkut penumpang dan barang dalam bacaan di atas disebut....
A. kapal feri
B. kapal tanker
C. kapal induk
D. kapal peti kemas
39. Perbedaan antara kapal dan perahu adalah sebagai berikut, kecuali....
A. kapal bentuknya besar, perahu kecil
B. kapal mengarungi samudra, perahu digunakan di perairan
C. kapal mengangkut penumpang dengan jadwal dan rute
D. kapal dan perahu berbahan bakar solar
40. Kalimat utama dalam alenia ke dua bacaan di atas adalah ....
A. ada banyak jenis kapal
B. kapal feri termasuk kapal penumpang dan barang
C. feri berjalan dari satu pulau ke pulau lain
D. barang yang diangkut bermacam-macam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
148
LEMBAR JAWABAN
TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
Nama :
Nomor :.
No.
Pilihan Jawaban
No.
Pilihan Jawaban
21
22
23
24
25
26
I)
27
28
29
10
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
149
11
31
12
32
13
33
14
34
15
35
16
36
17
37
18
38
19
39
20
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
150
Lampiran 3A
Kisi-kisi Angket Sikap Bahasa
No
Indikator Sikap
Bahasa
Jumlah
Komponen
Kognisi
Afeksi
Konasi
Pernyataan
Kesetiaan Bahasa
15
Kebanggaan Bahasa
10
Kesadaran
15
40
terhadap
Norma Bahasa
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
151
Lampiran 3B
ANGKET SIKAP BAHASA
Petunjuk Umum
1.
Angket (Soal) ini bertujuan ingin mengetahui seberapa tinggi/ posilif sikap
anda terhadap ringkasan.
2.
Tulislah yang dahulu identitas Anda pada kolom yang telah disediakan pada
koloni yang telah disediakan pada lembar jawab !
3.
4.
Tulislah jawaban Anda pada lembar jawab yang telah disediakan dengan cara
menyilang salah satu alternative jawaban, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Raguragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) yang anda anggap
paling tepat.
5.
Perlu diketahui bahwa kuesioner ini tidak akan mempengaruhi prestasi Anda.
6.
7.
Apabila Anda merasa kurang yakin atas jawaban Anda dan ingin menggantinya,
berilah tanda garis sejajar pada jawaban yang telah Anda silang, kemudian
silanglah jawaban yang Anda yakini betul.
Contoh
SS
8.
TS
STS
Apabila Anda telah selesai menjawab, serahkan jawaban lebar jawab dan soal
kepada guru.
9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
152
Sambungan Lampiran 3B
Lembar Angket / Kuesioner dan Lembar Jawaban
Nama
: ..
Nomor
: ..
Petunjuk Khusus
Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling tepat dan berilah tanda silah (x)
PERNYATAAN
1. Ringkasan telah berkembang dengan pesat
Pilihan
SS S
R TS STS
R TS STS
R TS STS
R TS STS
R TS STS
commit to user
R TS STS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
153
R TS STS
ringkasan.
R TS STS
9. Dalam situasi
resmi akan
lebih
terhormat bila SS S
R TS STS
10. Suatu
kenyataan
yang
menggembirakan
bahwa SS S
R TS STS
R TS STS
R TS STS
R TS STS
commit to user
R TS STS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
154
R TS STS
R TS STS
R TS STS
R TS STS
R TS STS
R TS STS
R TS STS
materi pelajaran.
R TS STS
23. Sebaiknya
guru
menggunakan
ringkasan
commit to user
dalam SS S
R TS STS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
155
menerangkan pelajaran.
24. Film berbahasa asing lebih mudah dipahami daripada SS S
R TS STS
ringkasan.
R TS STS
R TS STS
R TS STS
R TS STS
daerah.
R TS SIS
R TS SIS
31. Murid yang baik saat berbicara dengan bapak atau ibu SS S
R IS STS
commit to user
R TS STS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
156
33. Semua
kegiatan
di
sekolah
harus menggunakan SS S
R TS STS
R TS STS
setiap hari.
R TS SIS
SS S
R TS STS
R TS STS
mudah dipahami.
38. Setiap bertemu orang yang belum aku kenal aku senang SS S
R TS STS
menggunakan ringkasan.
R TS STS
wilayah Indonesia.
commit to user
R TS STS