OLEH:
(171050101019)
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu
makalah ini.
banyak kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran serta
kritik dari para pembaca sangat diharapkan agar ke depannya menjadi pertimbangan
dan dapat menutupi segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini. Semoga
makalah dapat memberikan manfaat begi penulis secara khusus dan pembaca secara
umumnya. Semoga segala usaha yang kita laksanakan memperoleh rahmat dari Allah
Swt. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................... i
C. Tujuan ......................................................................................... 2
D. Manfaat ...................................................................................... 3
iii
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 14
A. Simpulan ..................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................ 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai jati diri masyarakat dari daerah tersebut. Indonesia memiliki sekitar 700
2012), diantaranya bahasa daerah Sunda, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Sasak,
tidak terlepas dari peran dan tanggung jawab pemerintah daerah, dengan tetap
wujud apresiasi Pemda atas pelestarian budaya daerah. Selain itu, Perda tersebut
dapat menjadi landasan hukum dan pedoman bagi pemerintah untuk melakukan
upaya pembinaan dan pengembangan bahasa daerah. Hal ini didasari adanya
kelestarian bahasa daerah yang mulai terkikis oleh pengaruh globalisasi, serta
1
kecenderungan penurunan penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-
hari, baik di lingkungan pergaulan dan keluarga yang semakin jarang dijumpai
muatan lokal pada tingkat sekolah dasar, diadakan penelitian dan seminar dari
waktu ke waktu, dan dibuka program studi atau jurusan sastra daerah di
perguruan tinggi..
B. Rumusan Masalah
dan SLS2 ?
2
C. Tujuan Penulisan
SLS2
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Ilmiah
E. Sistematika Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
merupakan bahasa yang juga digunakan oleh penduduk Sulawesi Selatan, yaitu
Maros, Kota Makassar, Pangkep, Gowa, Jeneponto, dan Bantaeng. Status bahasa
ini adalah bahasa Mayor dengan taksiran penutur asli sebanyak 1.500.000.
176 juta dan bahasa Inggris sebanyak 514 juta (perkiraan World Almanac 2005).
hidup bahasa menjadi tiga. Pertama, moribund, yaitu bahasan yang tidak lagi
dipelajari oleh anak-anak sebagai bahasa ibu. Kedua, endangered, yaitu bahasa
yang meskipun sekarang masih dipelajari atau diperoleh oleh anak-anak, tetapi
sudah tidak digunakan pada abad yang akan datang. Ketiga, safe, yaitu bahasa
yang secara resmi didukung oleh pemerintah dan memiliki penutur yang sangat
bahasa daerah ke bahasa Indonesia dalam penentuan bahasa pertama bagi anak-
(suku). Kedua, medan tugas yang relatif. tidak tetap. Ketiga, orang tua berlainan
4
lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) yang menjadi pemicu utama. Di
bahasa daerah. Itulah sebabnya para orang tua terkondisi mempersiapkan anak-
Menurut Stewart (dalam Fishman, ed. 1968: 536), daya hidup suatu
jumlah penutur sehingga pada akhirnya kehilangan atau kehabisan jumlah penutur
asli sama sekali, bahasa itu sudah jelas bernasib punah. Dalam kaitan ini, Grimes
(2000) mengemukakan enam gejala yang menandai kepunahan bahasa pada masa
depan, yaitu (1) penurunan secara drastis jumlah penutur aktif, (2) semakin
ibu oleh penutur usia muda, (4) usaha merawat identitas etnik tanpa menggunakan
bahasa ibu, (5) penutur generasi terakhir sudah tidak cakap lagi menggunakan
keterancaman bahasa Kreol dan bahasa sandi. Maka dapat di simpulkan bahwa
5
sasaran yang diproyeksikan SLS2 adalah peneguhan eksistensi bahasa makassar
maka perencanaan itu, antara lain dapat diarahkan kepada golongan penutur asli
atau yang bukan penutur asli, kepada yang masih bersekolah, kepada kaum guru
komunikasi media massa (majalah, surat kabar, televisi, film, dan sebagainya),
juga kepada kelompok-kelompok sosial lain yang ada di dalam masyarakat. Maka
menjadi SLS2, khususnya bahasa Makassar, langkah yang paling kongkret adalah
serta menyusun kamus dan buku tentang tata bahasa Makassar yang lengkap.
bahasa Makassar dalam kehidupan sehari-hari, serta penyusunan buku tata bahasa
dan kamus yang dapat merangkum selurh aspek-aspek yang terdapat di dalam
6
merupakan bahasa Makassar yang mengalami pemunduran akibat kurangnya
penyusunan buku dan kamus yang berhubungan dengan bahasa Makassar (SL2).
dengan peran nyata pemerintah. Dalam hal bahasa dan sastra, pemerintah
masyarakat dalam usaha pemertahanan bahasa daerah. Salah satu upaya nyata
KBBI daring. Kosakata bahasa daerah tersebut akan semakin memperkaya bahasa
Indonesia.
kebahasaan dan kesastraan juga terus diselenggarakan oleh Badan Bahasa melalui
7
kontinyu memetakan bahasa daerah yang ada di Indonesia. Sejauh ini ada kurang
kalangan generasi muda sebagai ujung tombak masa depan bangsa. Sikap positif
daerah yang diiringi kesadaran untuk melestarikan dan memelihara bahasa daerah
1. Peraturan daerah
2. Kebijakan
4. Kegiatan-kegiatan
1. Peraturan Daerah
menengah.
8
2. Kebijakan
3. Sarana/Prasarana
PEMDA.
4. Kegiatan-kegiatan
a. Akademik
4) Dll..
9
b. Non-formal
1) Lomba pidato, baca puisi, prosa, MC, dsb. dalam bahasa daerah
film laga.
c. Informal
terhadap bahasa dan kebudayaan daerah dapat dilakukan melalui ceritera rakyat
yang dikemas sedemikian rupa sehingga bisa lebih menarik, seperti dikemas
dalam bentuk buku ceritera bergambar, komik, CD. Banyak ceritera rakyat
10
Sulwesi Selatan yang dapat membangun semangat berprestasi bagi generasi
paparkan pada poin sebelumnya yang terdiri dari enam cara yaitu (1)
SLS2 dan hasil aktualnya. Langgkah ini dilakukan dengan tujuan untuk
menjadi SLS2.
11
signifikan antara SLS1 dengan SLS2 setelah dilakukan penerapan model
Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara SLS1 dengan SLS2, maka
upaya melestarikan bahasa Makassar, namun jika tidak terdapat perbedaan yang
modifikasi tindakan jika terjadi kesenjangan antara hasil aktual dan SLS2.
SLS2
daerah yang diajarkan perlu kajian mendalam dan memiliki referensi yang jelas.
Apalagi bahasa Makassar memiliki banyak ragam dan dialek. Tenaga pengajar
12
untuk muatan lokal bahasa daerah tersebut juga harus paham betul akan seluk
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
a. Peraturan daerah
b. Kebijakan
d. Kegiatan-kegiatan
B. Saran
tidak hanya diarahkan pada pelestarian bahasa-bahasa daerah, tetapi lebih jauh
dari itu, yaitu membuat bahasa daerah lebih diperkembangkan. Dengan kata lain,
14
DAFTAR PUSTAKA
Grimes, B. F. Ed. 1988. Ethnologue: languages of the world. Dallas, Texas: Summer Institute
of Linguistics, Inc.
Krauss, M. 1992. “The world’s languages in crisis”. Dalam Language, Volume 68, Number 1
15