Anda di halaman 1dari 3

Prosedur Perizinan :

PROSEDUR PERMOHONAN IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN

Sebelum mengajukan permohonan IPP, Pemohon harus terlebih dahulu mengetahui


bahwa:
1. Alokasi saluran frekuensi / kanal yang diinginkan masih tersedia sesuai peta
alokasi frekuensi / kanal yang ditetapkan Pemerintah;
2. Tersedianya sumber daya manusia yang profesional dan sumber daya lainnya
sehingga Lembaga Penyiaran tersebut mampu menyelenggarakan siaran secara
berkesinambungan.
Selanjutnya Pemohon harus memperhatikan terhadap hal-hal yang harus dipatuhi di
setiap tahapan.
A. Pengambilan Panduan
1. Di tahap awal ini, Pemohon menghubungi KPI, kemudian KPI memberikan :
a. Panduan Prosedur Administratif Permohonan IPP bagi Pemohon Lembaga
Penyiaran Jasa Penyiaran Radio atau Jasa Penyiaran Televisi, yang di
dalamnya juga berisi antara lain:
1) Formulir RP-1/RS-1/RB-1/RK-1 tentang format Surat Permohonan yang
diajukan Pemohon untuk memperoleh IPP bagi Lembaga Penyiaran Jasa
Penyiaran Radio atau Jasa Penyiaran Televisi;
2) Formulir RP-2/RS-2/RB-2/RK-2 tentang format Data dan Informasi
Lembaga Penyiaran Pemohon;
3) Formulir RP-3/RS-3/RB-3/RK-3 tentang format Pernyataan Kesanggupan
mematuhi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran
(P3-SPS);
b. Buku Pedoman Perilaku Penyiaran
Standar Program Siaran (P3-SPS)
2. Pemohon harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
a. Panduan Permohonan IPP dapat diambil di:
1) KPID yang telah terbentuk di setiap provinsi
2) KPI Pusat di Jakarta
b. Semua formulir dalam buku panduan tersebut adalah contoh format. Berkas
asli untuk Surat Permohonan dan lainnya yang diajukan ke KPI
dibuat/diketik oleh Pemohon dengan identitas Lembaga Penyiaran Pemohon.
c. KPI akan membantu setiap Pemohon yang berkonsultasi atau mengklarifikasi
segala hal yang terkait dengan dan tata cara pengajuan permohonan IPP.

B. Penyerahan Kelengkapan Berkas Pemohon


1. Setelah lengkap berkas permohonan, kemudian diserahkan kepada KPI
setempat.
2. Surat Permohonan berikut lampiran-lampirannya dibundel rapi dan diserahkan
dalam rangkap 2 (dua), satu asli dan satu fotokopi.
3. Pada waktu berkas permohonan Pemohon diterima KPI, KPI mengeluarkan
tanda terima sementara atas penerimaan berkas dari Pemohon.
4. Apabila surat permohonan telah masuk dan diberi tanda terima, Pemohon
berhak setiap waktu menanyakan kepada KPI tentang kelangsungan proses
permohonan.

Perizinan
Perizinan adalah simpul utama dari pengaturan mengenai penyiaran. Dalam rangkaian
daur proses pengaturan penyiaran, perizinan menjadi tahapan keputusan dari negara
(melalui KPI) untuk memberikan penilaian (evaluasi) apakah sebuah lembaga
penyiaran layak untuk diberikan atau layak meneruskan hak sewa atas frekuensi.
Dengan kata lain, perizinan juga menjadi instrumen pengendalian tanggungjawab
secara kontinyu dan berkala agar setiap lembaga penyiaran tidak melenceng dari misi
pelayanan informasi kepada publik.
Dalam sistem perizinan diatur berbagai aspek persyaratan, yakni mulai persyaratan
perangkat teknis (rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan teknis perangkat
penyiaran, termasuk jaringan penyiaran), substansi/format siaran (content),
permodalan (ownership), serta proses dan tahapan pemberian, perpanjangan atau
pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran.
Sementara itu dari sisi proses dan tahapan, pemberian dan perpanjangan izin
penyelenggaraan penyiaran akan diberikan oleh negara setelah memperoleh:

Masukan dan hasil evaluasi dengar pendapat antara pemohon dan KPI;

Rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran dari KPI;

Hasil kesepakatan dalam forum rapat bersama yang diadakan khusus untuk
perizinan antara KPI dan Pemerintah; dan

Izin alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi radio oleh Pemerintah atas
usul KPI.

Pemberian izin dilakukan secara bertahap, yakni, izin sementara dan izin tetap.
Sebelum memperoleh izin tetap penyelenggaraan penyiaran, lembaga penyiaran radio
wajib melalui masa uji coba siaran paling lama 6 (enam) bulan sedangkan untuk
lembaga penyiaran televisi wajib melalui masa uji coba siaran paling lama 1 (satu)
tahun. Perlu dicatat, bahwa izin penyiaran yang sudah diberikan dilarang

dipindahtangankan (diberikan, dijual, atau dialihkan) kepada pihak lain (badan hukum
lain atau perseorangan lain).
Jangka waktu penggunaan izin penyelenggaraan penyiaran dibatasi dalam batas waktu
tertentu, yakni untuk izin penyelenggaraan penyiaran radio adalah 5 (lima) tahun dan
untuk penyelenggaraan penyiaran televisi adalah 10 (sepuluh) tahun. Izin ini bisa
diperpanjang melalui pengajuan kembali untuk kemudian dilakukan evaluasi dan
verifikasi ulang terhadap berbagai persyaratan pemberian izin. Izin penyelenggaraan
penyiaran yang sudah diberikan dan masih berlaku dimungkinkan untuk dicabut
kembali oleh negara jika sewaktu-waktu lembaga penyiaran tersebut:

Tidak lulus masa uji coba siaran yang telah ditetapkan (ini berlaku bagi
lembaga penyiaran yang belum memiliki izin tetap, yakni untuk lembaga
penyiaran radio wajib melalui masa uji coba siaran paling lama 6 bulan dan
untuk lembaga penyiaran televisi wajib melalui masa uji coba siaran paling
lama 1 tahun);

Melanggar penggunaan spektrum frekuensi radio dan/atau wilayah jangkauan


siaran yang ditetapkan;

Tidak melakukan kegiatan siaran lebih dari 3 (tiga) bulan tanpa pemberitahuan
kepada KPI;

Dipindahtangankan kepada pihak lain;

Melanggar ketentuan rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan teknis


perangkat penyiaran; atau

melanggar ketentuan mengenai standar program siaran setelah adanya putusan


pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap.

Anda mungkin juga menyukai