Anda di halaman 1dari 6

Komunikasi Asertif dan Teori Love Languages dalam Hubungan Muhammad

Rayhan dan Mega Sedela

Abstrak
Perkembangan pesat dan luasnya pergaulan di era digitalisasi ini membuat pilihan semakin beragam
dalam setiap keputusan apapun yang akan dipilih, termasuk keputusan untuk menentukan pasangan.
Pada suatu situasi yang menyenangkan dan menegangkan sekitar 2 tahun yang lalu, Rayhan dan Mega
dipertemukan, kemudian memilih dan memutuskan untuk saling menemani dalam hidup sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan untuk menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kerjasama luar biasa
antara Rayhan dan Mega untuk menjalani hubungan terpanjang dalam hidup mereka. Sesosok laki-laki
biasa saja dan seorang perempuan luar biasa yang sepakat dan memutuskan ingin berkomitmen dengan
rencana yang terus dimatangkan, sambil berproses dan berprogress setiap hari. Penelitian ini
menggunakan teori Love Language untuk memahami bagaimana cara membuat pasangan merasa
dicintai, walaupun penelitian ini lebih banyak menggunakan praktek ketimbang teori, karena teori
hanya sebagai referensi, namun proses menjalani hubungan, sejatinya kerap dipenuhi oleh dinamika
berbeda setiaphari. Adapun pendekatan dan metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
melalui physical touch, act of services, quality time. Hasil dalam penelitian iniadalah komunikasi yang
terbuka dan perilaku asertif dapat menunjang terciptnya hubungan yang terus membara seperti saat
hari pertama, dan akan terus diupayakan sekuat jiwa dan tenaga untuk senantiasa sepanjang masa.
Katakunci:Rayhan, Mega

Pendahuluan
Dalam laju hidup penuh liku yang bergerak secara dinamis, seorang
perempuan tangguh dengan rekam jejak menjadi juara di berbagai kompetisi karate,
memutuskan untuk mengikuti sebuah acara yang diadakan di Bintaro, dengan tujuan
ikut merayakan pesta ulang tahun salah satu artis ibukota yang memiliki paras wajah
mirip dengannya.
Perempuan bernama Mega Chris Sedela (yang biasa dipanggil: Ega) inipun
mengikuti rangkaian acara dengan suka cita dan perasaan seru. Di sisi lain, ada
sesosok laki-laki yang terus menaruh perhatian kepadanya. Laki-laki yang juga
mengikuti acara yang dibuat itu bernama Muhammad Rayhan.
Momen itu menjadi awal pertemuan Mega dan Rayhan. Rayhan yang
terhibur, langsung menanyakan siapakah sosok wanita itu, melalui temannya, Setelah
itu, Rayhan mencoba memfollow akun Instagram Mega namun belum ada respon
yang positif dari Mega. Selama proses pendekatan, Rayhan terus berupaya mengatur
situasi supaya bisa mengajak Ega jalan bersama.
Pada suatu malam, akhirnya Rayhan menemukan peluang saat mengetahui
Mega sedang melaksanakan program magang di suatu perusahaan yang lumayan
dekat dengan rumahnya. Setelah merekomendasikan salah satu tempat kuliner yang
enak di sekitarnya, akhirnya Rayhan berhasil mengajak Mega untuk sekadar makan
berdua untuk pertama kalinya.
Setelah itu, pertemuan Rayhan dan Mega berlanjut. Selanjutnya, beberapa kali
Rayhan menawarkan diri untuk menjemput Mega sepulang dari magangnya, lalu
kemudian pergi ke beberapa Mall di ibukota hanya untuk sekadar makan malam. Tak
jarang juga ketika waktu makan siang, Rayhan mengirim makanan kepada Mega.
Setelah beberapa lama melakukan proses pendekatan, pada tanggal 16
Agustus 2019, Rayhan memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya
kepada Mega. Setelah perbincangan yang serius terkait masa depan, Mega meminta
waktu beberapa lama untuk mengambil keputusan, karena menurutnya terlalu
terburu-buru apabila langsung memberikan jawaban saat itu juga. Setelah sekitar 2
minggu menunggu, akhirnya Mega memberikan jawaban yang positif tepatnya pada
tanggal 31 Agustus 2019 pukul 11 Siang.
Hal ini bisa terjadi juga atas dasar Mega yang asertif dalam mengutarakan
pertanyaan yang biasanya hanya sebatas dalam kepala dan tidak terucap, sehingga
banyak terjadi kesalahpahaman dalam hubungan. Kemampuan berkomunikasi adalah
salah satu keterampilan interpersonal yang harus dimiliki oleh seseorang.
Melaluikomunikasiasertif, seseorangakanmemilikisifatpositif yang dapat mengurangi
tingkat konflik yang mungkin terjadi dalam hubungan karena akan menjadi lebih
terbuka terhadap konflik dan kritik (Garner, 2012).

Komunikasi Asertif
Mempertahankan sikap positif dalam berkomunikasi adalah hal penting yang
harus diperhatikan bagi siapa saja yang menginginkan terjadinya komunikasi dua
arah yang baik, tanpa ada satu pihak yang salah menginterpretasikan pesan yang kita
maksud. Keterampilan berkomunikasi asertif sangatlah diperlukan dalam hal ini
karena komunikasi asertif berguna untuk meningkatkan efektifitas individu (Irsyadi,
2009). Komunikasi asertif merupakan salah satu tingkah laku yang ditunjukkan oleh
individu melalui tindakan, bahasa tubuh dan ekspresi wajah untuk memperlihatkan
gambaran emosi, pikiran, dan perasaan secara ekternal. Kemampuan komunikasi
asertif merupakan kemampuan komunikasi yang berdiri pada titik tengah antara
komunikasipasif dan agresif. Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk
mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang
lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.
Menjadi asertif menuntut individu untuk jujur terhadap diri sendiri dalam
mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proposional, tanpa ada
maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lainnya
(Irsyadi, 2009). Individu yang memiliki kemampuan dalam berkomunikasi asertif
memandang bahwa pendapat dan ide orang lain sama pentingnya dengan pendapat
dan idenya sendiri.
Orang yang melakukan komunikasi secara asertif selalu mengajak lawan
bicara untuk menemukan kemenangan bersama atau mencariwin-win solution.
Menurut Garner (2012), manfaat berperilaku asertif dalam komunikasi adalah
menghilangkan rasa takut dan kecemasan, memberikan pengawasan pribadi dalam
bertindak dan melihat secara personal bagaimana orang lain bersikap terhadap orang
lain, dan meningkatkan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap orang lain. Sikap
asertif adalah pilihan perilaku komunikasi yang efektif dalam jangka pendek dan
jangka panjang sehingga dapat menjadi dasar keberhasilan dan keberlangsungan
hubungan. Perilaku asertif tidak dibawa sejak lahir, melainkan merupakan perilaku
hasil belajar dan bersifat situasional, yaitu perilaku ini berkembang sejak kecil dan
bergantung pada lingkungan social dimana individu belajar tingkah laku (Garner,
2012).
Menurut Doris Hulbert dalam (Garner), ada 6 teknik dalam komunikasi asertif:
1. Mendengar: seorang assertive harus mendengarkan apa yang dibicarakan
agar mengerti dan memahami akar permasalahan yang terjadi
2. Menyatakan harapan dengan jelas: seorang assertive harus
mengatakanapa yang diinginkan dengan lugas, jujur dan jelas agar dapat dipahami
pihak lain.
3. Memperhatikan: seorang assertive selalu berusaha memberi perhatian dan
fokus pada hal-hal yang terjadi dan masalah yang ada.
4. Kompromi dan negosiasi: seorang assertive berusaha untuk melakuan
kompromi dan negosiasi dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan
5. Bersikapgigih (persistent) dan sabar: seorang assertive tetap bersikap
memegang pendirian dan sabar dalam situasi dan kondisi apapun.
6. Memberikan kritik yang efektif dan membangun: seorang assertive
selalu memberikan masukan dan tanggapan atau kritikan positif yang membangun
untuk memecahkan masalah atau konflik.
Menurut Irsyadi (2009),dengan berkomunikasi asertif setiap individu makin
mudah membina hubungan yang komunikatif dan kondusif. Sebab, seorang asertif
memiliki taktik dan strategi pengelolaan konflik win-win solution dan melihat
masalah dari dua arah secara bijaksana sehingga akan meningkatkan keharmonisan
hubungan.

Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami objeknya, bukan untuk membuat
generalisasi melainkan membuat ekstrapolasi atas makna dibalik objek tersebut
(David & Sutton, 2004). Secara singkat, penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi dan motivasi (Moleong, 2017).
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus
adalah suatu metode yang menyelidiki system terikat unik yang spesifik (Baxter &
Babbie, 2004). Pada penelitian studi kasus, dilakukan pemeriksaan mendalam
terhadap suatu situasi atau peristiwa menggunakan metode yang sistematis untuk
mengamati, mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan melaporkan hasil.
Penelitian dengan pendekatan deskriptif tidak bertujuan untuk mencari hubungan
ataupun menguji hipotesis. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan
deskripsi aspek, karakter suatu pesan atau teks (Eriyanto, 2011).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data primer berupa ingatan kolektif
dan pengalaman rasa yang dialami oleh peneliti selama 2 tahun terakhir, saat
menjalani hubungan dengan pasangannya yaitu Mega, yang menjadi salah satu
anugerah terbaik dari-Nya.
Penelitian kualitatif pada kesimpulannya adalah penelitan yang bertujuan
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dalam
bentuk perilaku, persepsi, motivasi, atau tindakan secara holistic yangdideskripsikan
melalui kata-kata dan bahasa (Moleong, 2017).

Hasil dan Diskusi


Penelitian ini didasari pada segala tawa bahagia, senyum malu-malu,
gumpalan amarah, getirnya kecewa, air mata dalam dinamika hubungan Rayhan dan
Mega selama 2 tahun terakhir. Seperti yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 bulan
setelah Rayhan dan Mega saling mengutarakan tipe dan tujuan yang diharapkan dari
hubungan yang mereka jalani pada 31 Agustus 2019. Terjadi sebuah gejolak luar
biasa ketika kami saling membuat kesalahan besar yang hampir membuat kami saling
meninggalkan. Sampai akhirnya, dengan iman yang kuat, doa tanpa henti dan
semangat yang diberikan, membuat Rayhan dan Mega bias bertahan menjalin
hubungan ini hingga sekarang.
Belum selesai sampai di situ, di awal tahun 2020 hubungan kami kembali
dilanda badai, bahkan sebelum pandemic menyerang, terjadi sebuah konflik serius
yang menguji ketahanan dan keyakinan hubungan Jerry kami. Sempat cukup goyah,
Rayhan dan Mega kini telah mulai membangun rasa percaya satu sama lain.
Pembelajaran tentang hubungan berlangsung setiap hari, seiring munculnya hal-hal
baru yang bisa membuat pengenalan akan pasangan menjadi semakin dalam lagi.
Hal ini ditunjang dengan komunikasi asertif, dan kemudian menjadi nilai yang
tertanam, berakar, bertumbuh, serta menjadi pijakan kuat bagi hubungan Rayhan dan
Mega. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan pentingnya pemahaman akan
teori Five Love Languages yang dijelaskan dalam Chapman (2010). Chapman
mengonsepkan kebutuhan cinta ke dalam sebuah teori yang disebut Lima Bahasa
Cinta atau Five Love Languages.Teori ini terdiri dari lima kategori bahasa cinta yang
menjadi kebutuhan individu. Beberapa kategori Five Love Languages tersebut berupa
kebutuhan bahasa cinta dalam bentuk kata-kata pujian (Words of Affirmation),
kebutuhan bahasa cinta berupa waktu bersama (Quality Time), kebutuhan bahasa
cinta dalam bentuk hadiah (Receiving Gifts), kebutuhan bahasa cinta dalam bentuk
dilayani (Acts of Service) serta kebutuhan bahasa cinta dengan bentuk sentuhan fisik
(Physical Touch). Kelima kategori tersebut tidak selalu ditemukan pada satu individu
melainkan ada salah satu yang menjadi kebutuhan dominan. Chapman (2010)
mengatakan teori Five Love Languages miliknya bersifat universal. Artinya, setiap
individu di seluruh dunia memiliki tetapi dengan kadar yang berbeda. Inilah yang
menjadi salah satu pedoman bagi Rayhan dan Mega dalam merajut tali kasih di antara
mereka.
Seperti yang digambarkan pada penjelasan di atas,pentingnya komunikasi
asertif dan pemahaman akan Love Language pasangan, serta aksi nyata dalam
menunjukkan rasa tulus pada pasangan memiliki peran penting dalam menjaga
hubungan selama 2 tahun yang diharapkan akan terus berlanjut hingga akhir masa.
Keterbatasan penelitian ini dikarenakan usia hubungan yang masih butuh banyak
adaptasi akan hal-hal baru yang belum terlihat dan masih terus diuji ketahanannya,
walaupun peneliti yakin dengan masa depan dan kebahagiaan hubungan yang sehat
dan bahagia ini.
Kesimpulan dan Saran
Komunikasi asertif menjadi salah satu factor kunci bagi hubungan yang sehat
dan bahagia, selain faktor lain seperti pemahaman akan Love Languages
pasangan,tujuan yang jelas, suportif, dan keinginan yang tinggi untuk sama-sama
saling belajar dan memahami tentang satu sama lain. Hal inilah yang dilakukan dan
terus diasah oleh Rayhan dan Mega dalam menjalani hari-hari bersama dalam 2 tahun
terakhir ini. Rayhan dan Mega juga kerap menunjukkan apresiasi atas perkembangan
atau pencapaian satu sama lain, sekecil apapun itu, sehingga energi yang saling
ditukar pun menjadi positif dan kondusif.
Penelitian ini menggambarkan bagaimana sebuah hubungan harus terus
dipupuk dan diupayakan,dengan rasa saling, dan kemauan yang besar untuk terus
belajar memahami pasangan. Peneliti berharap kajian tentang komunikasi asertif ini
dapat terus dikembangkan dan dipraktekkan dalam berbagai hubungan lainnya.
Seiring dengan perkembangan isu dan teknologi serta medium komunikasi,
diharapkan juga dapat memudahkan dan meningkatan kesadaran akan pentingny
aketerbukaan komunikasi dan kepercayaan dalam menjalin suatu hubungan.
\
Ucapan Terima Kasih
Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada Mega Sedela yang sudah
optimal dalam memberikan kenyamanan, ketenangan, kemudahan, dan kepercayaan
diri pada Jerry dalam menjalani hari-hari. Terimakasih juga atas pengertian akan
kekurangan, begitu terbuka dalam menjalani hubungan, begitu positif dalam
memandang sesuatu dan begitu toleran akan perbedaan kebiasaan, nilai dan karakter.
Semoga kita bias terus saling, saling menyayangi, saling mengerti, saling menjaga,
dan saling membahagiakan. Semoga kita diberi kesehatan dan kekuatan dalam
memenuhi mimpi, harapan dan rencana kita hingga hari tua, sampai bersama-sama
menutup mata. I Love You, Mega.

Daftar Pustaka
Baxter, L. A., & Babbie, E. (2004). The Basics of Communication Research.
Belmont: Holly J. Allen.
Chapman, G. (2010). The Five Love Languages: The Secret to Love That Lasts.
Chicago: Northfield Publishing.
David, M., & Sutton, C. D. (2004). Social Research: The Basics. London: SAGE.
Eriyanto. (2011). Analisis isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian
IlmuKomunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial lainya. Indonesia: Prenada Media Group.
Garner, Eric. (2012).Assertiveness: Reclaim your assertive birthright.
Denmark:Ventus Publishing Aps.

Irsyadi, Abdur Rahman. (2009). Meningkatkan Komunikasi Asertif: GEMA


Jamsostek Media Internal Vol.2 Edisi 6 2009:

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (36th ed.). Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya Offset.

Anda mungkin juga menyukai