Teori Elastisitas41862 Teori Elastisitas.41862 Teori Elastisitas.41862 Teori Elastisitas.41862 Teori Elastisitas.
Teori Elastisitas41862 Teori Elastisitas.41862 Teori Elastisitas.41862 Teori Elastisitas.41862 Teori Elastisitas.
Tegangan (Stress)
Stress atau tegangan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Ketika
sebuah gaya diberikan kepada sebuah benda, tegangan adalah perbandingan
antara besar gaya terhadap luas dimana gaya tersebut dikenakan. Jika gaya
yang dikenakan tegak lurus terhadap permukaan benda (luas yang akan
diperhitungkan), maka tegangan tersebut adalah tegangan normal. Jika gaya
yang dikenakan berarah tangensial terhadap elemen luas permukaan benda,
tegangan tersebut adalah tegangan geser. Jika gaya tersebut tidak tegak lurus
maupun paralel terhadap elemen luas permukaan benda tersebut, gaya
tersebut dapat diuraikan ke komponen yang paralel dan tegak lurus terhadap
elemen luas permukaan benda tersebut. Dengan demikian, segala bentuk
tegangan dapat diuraikan dalam komponen normal dan tangensial.
TEORI ELASTISITAS
zz
zy
zx
B
F
dz
xz
O
dx
yz
dy
xy
yx
G
yy
xx D
x
Gambar
1. Komponen tegangan.
Pada saat benda berada dalam keadaan setimbang statis, gaya-gaya akan
seimbang. Ini berarti bahwa tiga komponen tegangan xx , yx , zx yang
beraksi pada permukaan OABC harus sama dan berlawanan dengan tegangan
pada permukaan DEFG, dengan hubungan yang serupa pula untuk empat
permukaan yang lainnya. Sebagai tambahan, sejumlah tegangan geser, seperti
xy
Tensor stress = yx
zx
yy
zy
xz
yz
zz
Normal Stress
Regangan (Strain)
Ketika benda elastis mendapat tegangan, maka akan terjadi perubahan
bentuk dan dimensi. Perubahan ini, yang dikenal dengan strain atau regangan,
dapat diuraikan dalam beberapa tipe dasar. Perhatikan bidang segiempat PQRS
pada bidang xy (Gambar 2). Pada saat stress berlaku, P akan berpindah ke P;
PP memiliki komponen u dan v. Jika titik sudut lain Q, R dan S memiliki
perpindahan yang sama dengan P, bidang segiempat tersebut akan hanya
TEORI ELASTISITAS
akan berpindah secara keseluruhan dengan besar u dan v. Dalam hal ini tidak
ada perubahan bentuk maupun ukuran dan tidak ada regangan yang timbul.
Namun jika besar u dan v berbeda untuk titik sudut yang berbeda, bidang
segiempat tersebut akan mengalami perubahan bentuk dan atau ukuran, dan
regangan akan timbul.
(du/dy)dy
S
(dv/dy)dy
S
Q
dy
(dv/dx)dx
P
v
Gambar 2. Analisis
regangan 2 dimensi.
P
dx
Q (du/dx)dx
Asumsikan u = u(x,y), v = v(x,y), lalu koordinat dari PQRS dan PQRS
x
dinyatakan sebagai berikut:
P ( x, y ) : P '( x u, y v );
u
v
dx, y v dx );
x
x
u
v
S ( x, y dy ) : S '( x u dy , y dy v dy );
y
y
u
u
v
v
R ( x dx, y dy ) : R '( x dx u dx dy , y dy v dx dy ).
x
y
x
y
Q( x dx, y ) : Q '( x dx u
secara umum perubahan u dan v jauh lebih kecil daripada besar dx dan dy.
Berdasarkan hal tadi dapat diasumsikan bahwa bentuk ( u x ) ,( u y ) dan
lainnya akan sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Strain didefinisikan sebagai perubahan relatif (perubahan fraksional/kecil)
dalam dimensi atau bentuk dari suatu benda. Kuantitas
x dan
y
w
zz
xx
Regangan Normal
v u
x y
w v
yz zy
y z
u w
zx xz
z x
(1)
Regangan
Geser
xy yx
(2)
(3)
xx
Tensor strain = yx
zx
xy
yy
zy
xz
x
u
zz
y
/ y
v
/ z
w
Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan bahwa ketika regangannya kecil, regangan yang
diberikan akan proporsional dengan tegangan yang menimbulkannya atau
dengan kata lain, masing-masing regangan merupakan fungsi linier dar
keseluruhan tegangan dan sebaliknya. Untuk medium homogen isotropik,
pernyataan tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk :
ii 2 ii
i = x,y,z
ij ij
i,j = x,y,z, i j
(5)
(6)
Persamaan (5) menyatakan bahwa tegangan normal dapat menghasilkan
tegangan dalam arah selain arah dari tegangan tersebut, sedangkan
persamaan (6) menyatakan bahwa tegangan geser hanya menghasilkan
regangan geser (tidak ada regangan normal).
Besaran dan dikenal dengan konstanta Lame. Jika dituliskan ij ij / ,
jelas bahwa nilai ij berbanding terbalik dengan . Oleh karena itu yang
merupakan ukuran tahanan terhadap regangan geser sering merujuk kepada
besaran modulus kekerasan atau modulus geser. Ketika tegangan dinaikkan
hingga melebihi limit elastis, maka Hukum Hooke tak lagi berlaku dan regangan
yang diakibatkan oleh tegangan tersebut tidak sepenuhnya hilang ketika
tegangannya dihilangkan.
Konstanta Elastis
Walaupun konstanta Lame sesuai untuk digunakan dalam peristiwa fisika
yang melibatkan sifat elatisitas benda, beberapa konstanta elastis lain sering
digunakan, diantaranya Modulus Young yang dirumuskan dengan :
xx (3 2 )
xx
(7)
yy
xx
zz
xx
2( )
(8)
xy = yz = zx = 0
xx = yy = zz = -p
akan memiliki perbandingan antara tegangan terhadap dilatasi sebesar k :
TEORI ELASTISITAS
p 3 2
xx yy zz
(9)
u v w
x y z
(10)
Persamaan Gelombang
Gelombang yang berada pada keadaan tidak teredam dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut :
1 2
2
v t 2
2
(11)
dengan
i
j
k
x
y
z
(12)
Persamaan rambat gelombang P dan S dapat diturunkan dari Hukum Hooke
yang menyatakan hubungan stress (gaya persatuan luas) dan strain
(perubahan dimensi) sebagai:
ii 2ii
(13)
ij ij
; ij
(14)
dalam persamaan tersebut i,j = x,y,z sedangkan dan dikenal sebagai
konstanta lame. konstanta didefinisikan sebagai kemampuan menahan strain
geser, sehingga seringkali disebut sebagai modulus geser. adalah
perubahan volume sebagai akibat dari tekanan :
u v w
x y
z
TEORI ELASTISITAS
tekanan
strain searah
stress
strain tegak lurus
stress
m.a
volum
= . a
2 u xx xy xz
x
y
z
t 2
(15)
dimana xx = Stress normal arah x, xy = Stress geser arah x ke y dan xz = Stress geser arah x ke z.
Dengan mengunakan Hukum Hooke :
ii 2ii dan ij ij dimana ij
2u
t 2
( 2 xx )
( xy )
( xz )
x
y
z
2u
t 2
(16)
( ) 2
( xx )
( xy )
( xz )
x
x
y
z
(17)
Jika dilakukan operasi divergensi arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z :
( ) 2
( xx )
( xy )
( xz )
(u )
2
x x
x x
y x
z x
t x
(18)
TEORI ELASTISITAS
( ) 2
( yy )
( yx )
( yz )
( v)
2
t 2
( ) 2
( zz )
( zx )
( zy )
(w )
z
t z
(19)
(20)
Kita kembangkan lebih jauh, lakukan operasi pada 3 arah displacement u, v,
w:
.D = x.u + y.v +z.w
(21)
.D =
(u )
( v)
(w)
x
y
z
(22)
Kita jumlahkan persamaan (18), persamaan (19), dan persamaan (20) :
2
.D 2 2 2
t 2
2
.D ( 2) 2
t 2
(23)
(24)
Persamaan (24) adalah persamaan untuk gelombang P karena beroperasi
pada arah sejajar (searah) dengan komponen gaya. Jika persamaan (18)
dibandingkan dengan persamaan gelombang umum (11), maka akan diperoleh
perumusan kecepatan gelombang P, yaitu:
Vp
(19)
dengan adalah konstanta Lame dan adalah densitas.
Selanjutnya sehubungan dengan gerak puntir seperti dikemukakan dalam
lampiran B, diperoleh persamaan:
2x
2 x
2
t
(20)
Vs
(21)
dengan adalah modulus geser dan adalah massa jenis. Berdasarkan
persamaan ini, gelombang S tidak dapat merambat pada medium cair maupun
udara karena cairan dan udara mempunyai modulus geser bernilai nol.
11
12
13
21
22
23
31
32
33
C1111
C1211
C1311
C2111
C2211
C2311
C3111
C3211
C3311
C1112
C1212
C1312
C2112
C2212
C2312
C3112
C3212
C3313
C1113
C1213
C1313
C2113
C2213
C2313
C3113
C3213
C3315
C1121
C1221
C1321
C2121
C2221
C2321
C3121
C3221
C3321
C1122
C1222
C1322
C2122
C2222
C2322
C3122
C3222
C3322
C1123
C1223
C1323
C2123
C2223
C2323
C3123
C3223
C3323
C1131
C1231
C1331
C2131
C2231
C2331
C3131
C3231
C3331
C1132
C1232
C1332
C2132
C2232
C2332
C3132
C3232
C3332
C1133
C1233
C1333
C2133
C2233
C2333
C3133
C3233
C3333
atau :
11 = C1111.11C1112.12 2C1113.13 C1122.22 2C1123.23 C1133.33
12 = (C1211 + C2111)11C1212 + C2112)12 2(C1213 +C211313 (C1222 +C212222 2(C1223 +C2123)23C1233 + C2133)33
13 = (C1311 + C3111)11C1312 + C3112)12 2(C1313 +C311313 (C1322 +C312222 2(C1323 +C3123)23C1333 + C3133)33
22 = C2211.11C2212.12 2C2213.13 C2222.22 2C2223.23C2233.33
23 = (C2311 + C3211)11C2312 + C3212)12 2(C2313 +C321313 (C2322 +C322222 2(C2323 +C3223)23C2333 + C3233)33
33 = C3311.11C3312.12 2C3313.13 C3322.22 2C3323.23C3333.33
11
12
13
22
23
33
11
12
13
22
23
33
C1111
(C1211 + C2111)
(C1311 + C3111)
C2211
(C2311 + C3211)
C3311
C1111
2C1211
2C1311
C2211
2C2311
C3311
TEORI ELASTISITAS
2C1112
2C1113
2C1113
4C1213
4C1313
2C2213
4C2313
2C3315
C1122
2C1123
C1133
(C1222 +C2122
2(C1223 +C2123)
2(C1323 +C3123)
2C2223
2(C2323 +C3223)
2C3323
C1233 + C2133)
2C1123
4C1223
4C1323
2C2223
4C2323
2C3323
C1133
(C1322 +C3122
C2222
(C2322 +C3222
C3322
C1122
2C1222
2C1322
C2222
2C2322
C3322
C1333 + C3133)
C2233
C2333 + C3233)
C3333
11
12
13
22
23
33
11
12
13
22
23
33
C1233
C1333
C2233
C2333
C3333
10
TEORI ELASTISITAS
11