JUKNIS
JUKNIS
NO. 008/T/BNKT/1990
PRAKATA
Adanya buku-buku standar, baik mengenai Tata Cara Pelaksanaan, Spesifikasi, maupun Metoda Pengujian, yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,
pengoperasian dan pemeliharaan merupakan kebutuhan yang mendesak guna menuju
ke pengelolaan jalan yang lebih baik, efisien dan seragam.
Menyadari akan belum sempurnanya buku ini, maka pendapat dan saran dari
semua pihak akan kami hargai guna penyempurnaan di kemudian hari.
DJOKO ASMORO
DAFTAR ISI
Halaman
L
11.
DESKRIPSI
1.1. Maksud dan Tujuan ..........................................................................................
DRAINASE PERMUKAAN
2.1. Fungsi Drainase Permukaan .........................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
12
I. DESKRIPSI
1.1. Maksud dan Tujuan
1.1.1. Petunjuk ini dimaksudkan sebagai petunjuk dalam merencanakan sistem drainase jalan raya
agar memenuhi persyaratan keandalan teknis dan ekonomis.
1.1.2. Petunjuk ini bertujuan sebagi pembimbing secara prinsip teknis dalam mende
sain drainase jalan, sehingga dapat dicapai suatu keseragaman dalam cara mendesain.
1.2. Ruang Lingkup
1.2.1. Buku ini hanya mencakup ketentuan dasar tentang persyaratan teknis untuk
mendesain drainase jalan raya.
1.2.2. Sehubungan dengan butir 1.2.1 sub bab ini, petunjuk ini menyesuaikan beberapa
ketentuan perencanaan sistem drainase yang meliputi drainase permukaan.
1.2.3. Pemakaian Petunjuk.
Petunjuk ini dapat dipakai bersama-sama dengan Standar lain yang berlaku.
1.3. Definisi dan Istilah
1.3.1. Drainase Permukaan
Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air permukaan.
1.3.2. Drainase Bawah Permukaan
Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air dibawah permukaan
tanah.
1.3.3. Intensitas Hujan (I)
Intensitas hujan adalah besarnya curah hujan maksimum yang akan diperhitungkan
dalam desain drainase.
1.3.4. Waktu Konsentrasei (TO)
Waktukonsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh butiran air untuk bergerak dari titik
terjauh pada daerah pengaliran sampai ke titik pembuangan. Dalam perencanaan, waktu
konsentrasi minimum biasanya diambil 5 menit.
1.3.5. Debit (Q)
Adalah volume air yang mengalir melewati suatu penampang melintang saluran atau jalur
air per satuan waktu.
1.3.6. Koefisien Pengaliran (C)
Adalah suatu koefisien yang menunjukkan perbandingan antara besarnya jumlah air yang
mungkin dialirkan oleh suatu jenis permukaan terhadap jumlah air yang ada.
1.3.7. Desain.
Adalah perencanaan teknis.
1.3.8. Perencanaan
Adalah kegiatan yang meneakup survai, penyelidikan dan desain.
1.3.9. Japat
Jalan agregat padat tahan cuaca
II. DRAINASE PERMUKAAN
2.1. Fungsi Drainase Permukaan
Sistem drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya berfungsi sebagai
berikut:
2.1.1. Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan selanjutnya
dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang akhir.
2.1.2. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke daerah
perkerasan jalan.
2.1.3. Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.
2.2. Sistem Drainase Permukaan
Sistem drainase permukaan pada prinsipnya terdiri dari:
2.2.1. Kemiringan melintang pada perkerasan jalan dan bahu jalan. 2.2.2. Selokan samping.
2.2.3. Gorong-gorong.
2.2.4. Saluran penangkap (Catch-drain)
Gambar tentang sistem drainase permukaan terlihat pada lampiran 1 buku ini.
2.3. Prinsip-prinsip Umum Perencanaan Drainase
2.3.1. Daya Guna dan Hasil Guna (Efektif dan Efisien)
Perencanaan drainase haruslah sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase sebagai
penampung, pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan berhasil guna.
2.3.2. Ekonomis dan Aman.
Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor
ekonomis dan faktor keamanan.
2.3.3. Pemeliharnan.
Perencanaan drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai
ekonomis dari pemeliharaan sistem drainase tersebut.
No.
1.
beraspal, beton
2.
Japat
4%
6%
3.
Kerikil
3%
6%
4.
Tanah
4%
6%
Tabel 2
Kecepatan aliran air yang diizinkan berdasarkan jenis material
Jenis bahan
Pasir halus
Lempung kepasiran
Lanau aluvial
Kerikil halus
Lempung kokoh
Lempung padat
Kerikil kasar
Batu-batu besar
Pasangan batu
Beton
Beton hertulang
Kecepatan aliran air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah satunya
adalah kemiringan saluran. Pada Tabel 3 dapat dilihat hubungan antara kemiringan
selokan samping dan tipe material yang digunakan.
Tabel 3
Hubungan kemiringan selokan samping (i) dan jenis material
Jenis Material
Tanah Asli
Pasir halus
Napal kepasiran
Lanau aluvial
Kerikil halus
Lampung padat/kokoh
Kerikil kasar
Batu-batu besar
10
10
Pasangan:
Pasangan batu
Beton
Beton bertulang
1 (%)
L (M)
6%
16 M
7%
10 M
8%
8M
9%
7M
10 %
6M
I
C.I.A
3,6
dimana:
Q = Debit (m3/met)
C = Koefisien pengaliran, seperti pada Tabel 4 dibawah ini.
I = Intensitas hujan (mm/jam) dihitung selama waktu konsentrasi
(Tc) untuk periode banjir rencana.
A = Luas daerah pengaliran (km2).
Koefisien Pengaliran (C):
Kocfisien pengaliran adalah kocfisicn yang besarnya tergantung pada kondisi
permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah, lamanya hujan di daerah
pengaliran.
Tabel 4 : Koefisien Pengaliran (c)
Kondisi Permukaan Tanah
1.Jalan beton dan jalan aspal
2.Jalan kerikil & jalan tanah
3.Bahu jalan:
- Tanah berbutir halus
- Tanah berbutir kasar
- Batuan masif keras
- Batuan masif lunak
4.Daerah Perkotaan
5.Daerah pinggir kota
6.Daerah Industri
7.Permukiman padat
8.Permukiman tidak padat
9.Taman & kebun
10..Persawahan
11.Perbukitan
12.Pegunungan
Koefisien
Pengaliran (c)
0,70 - 0,95
0,40 - 0,70
0,40 - 0,65
0,10 - 0,20
0,70 - 0,85
0,60 - 0,75
0,70 - 0,95
0,60 - 0,70
0,60 - 0,90
0,60 - 0,80
0,40 - 0,60
0,20 - 0,40
0,45 - 0,60
0,70 - 0,80
0,75 - 0.90
L = Batasdaerah pengaliran
yang diperhitungkan
2.5.5. b. Rumus untuk menghitung dimensi
Rumus umum yang dipakai untuk menghitung dimensi adalah sebagai berikut:
F=
Q
V
Dimana :
F = Luas penampang basah (m2)
Q = Debit (m3/dt)
V = Kecepatan aliran (m/dt)
Kecepatan aliran (V) dapat dihitung dengan menggunakan Rumus Manning:
V=
i
(R) 2/3
n
(I) 1/2
Dimana :
V = Kecepatan aliran
n = Koefisien kekasaran dinding menurut Manning
R=
F
= jari jari hidraulis (m)
P
Tabel 6
R
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
1.1
1.2
1.3
1 .4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.1
2.2
2.3
2 .4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3.0
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.0
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
00
0.000
0.215
0.342
0.448
0.534
0.630
0.711
0.788
0.862
0.932
1.000
1.065
1.129
1.191
1.251
1.310
1.368
1.424
1.480
1.534
1.587
1.639
1.691
1.742
1.792
1.842
1.891
1.939
1.987
2.034
2.080
2.126
2.172
2.217
2.261
2.305
2.349
2.392
2.435
2.478
2.520
2.562
2.603
2.644
2.685
2.726
2.766
2.806
2.846
2.885
01
0.046
0.229
0.353
0.458
0.552
0.638
0.719
0.788
0.869
0.932
1.007
1.065
1.136
1.197
1.257
1.316
1.374
1.430
1.485
1.539
1.593
1.645
1.697
1.747
1.797
1.847
1.896
1.944
1.992
2.038
0.285
2.131
2.176
2.221
2.265
2.310
2.353
2.397
2.439
2.482
2.524
2.566
2.607
2.648
2.689
2.730
2.770
2.810
2.850
2.889
02
0.074
0.243
0.364
0.468
0.561
0.637
0.727
0.796
0.876
0.939
0.013
1.072
1.142
1.203
1.263
1.322
1.379
1.436
1.491
1.545
1.598
1.650
1.702
1.752
1.802
1.852
1.900
1.949
1.996
2.043
2.089
2.135
2.180
2.226
2.270
2.314
2.358
2.401
2.444
2.486
2.528
2.570
2.611
2.653
2.693
2.734
2.774
2.814
2.854
2.893
07
0.170
0.307
0.418
0.515
0.604
0.687
0.763
0.840
0.911
0.980
1.046
1.110
1.173
1.233
1.293
1.351
1.308
1.463
1.518
1.571
1.624
1.676
1.727
1.777
1.827
1.876
1.925
1.972
2.020
2.066
2.112
2.158
2.203
2.248
2.292
2.336
2.379
2.422
2.465
2.507
2.549
2.591
2.632
2.673
2.714
2.754
2.794
2.834
2.873
2.912
08
0.186
0.319
0.428
0.525
0.613
0.695
0.773
0.847
0.918
0.987
1.053
1.119
1.179
1.123
1.299
1.357
1.413
1.469
1.523
1.577
1.629
1.681
1.732
1.782
1.832
1.881
1.929
1.977
0.024
2.071
2.117
2.163
2.208
2.252
2.296
2.340
2.384
2.427
2.469
2.511
2.553
2.595
2.636
2.677
2.718
2.758
2.798
.2.838
2.877
2.916
09
0.201
0.331
0.438
0.534
0.622
0.705
0.781
0.855
0.925
0.993
1.059
1.123
1.185
1.245
1.305
1.362
1.419
1.474
1.529
1.582
1.634
1.686
1.737
1.787
1.837
1.886
1.934
1.982
0.029
2.075
2.122
2.167
2.212
2.257
2.301
2.345
2.388
2.431
2.474
2.516
2.558
2.599
2.640
2.681
2.722
2.762
2.802
2.842
2.881
2.920
Tabel 7
1/2
0.0001
0.0002
0.0003
0.0004
0.0005
---------0
0.01000
0.01414
0.01732
0.02000
0.02236
----- 1
0.01049
0.01449
0.01761
0.02025
0.02258
Harga-Harga I
---- 2
---- 3
0.01095
0.01140
0.01483
0.01517
0.01789
0.01817
0.02049
0.02074
0.02280
0.02302
0.0006
0.0007
0.0008
0.0009
0.0010
0.02449
0.02646
0.02828
0.03000
0.03162
0.02470
0.02665
0.02846
0.03017
0.03178
0.02490
0.02683
0.02864
0.03033
0.03194
0.02510
0.02702
0.02881
0.03050
0.03209
0.02530
0.02720
0.02898
0.03066
0.03225
0.02550
0.02739
0.02915
0.03082
0.03240
0.02569
0.02757
0.02933
0.03098
0.03256
0.02588
0.02775
0.02950
0.03114
0.03271
0.02608
0.02793
0.02966
0.03230
0.03286
0.02627
0.02811
0.02983
0.03146
0.03302
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
0.03162
0.04472
0.05477
0.06325
0.0707 1
0.03317
0.04583
0.05568
0.06402
0.07141
0.03464
0.04690
0.05657
0.06557
0.07211
0.03606
0.04796
0.05745
0.06481
0.07280
0.03742
0.04899
0.05831
0.06633
0.07348
0.03873
0.05000
0.05916
0.06708
0.07416
0.04000
0.05099
0.06000
0.06782
0.07483
0.04123
0.05196
0.06083
0.06856
0.07550
0.04243
0.05292
0.06164
0.06928
0.07616
0.04359
0.05385
0.06245
0.07000
0.07681
0.006
0.007
0.008
0.009
0.010
0.07746
0.08367
0.8944
0.09487
0.10000
0.07810
0.08426
0.09000
0.09539
0.10050
0.7874
0.08485
0.09055
0.09592
0.10100
0.07937
0.08544
0.09110
0.09644
0.10149
0.08000
0.08602
0.09165
0.09644
0.10198
0.08062
0.08660
0.09220
0.09747
0.10247
0.080124
0.08718
0.09274
0.09798
0.10296
0.08185
0.08775
0.09327
0.09849
0.10344
0.08246
0.08888
0.09381
0.09899
0.10392
0.08307
0.09434
0.09950
0.10440
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.1000
0.1414
0.1732
0.2000
0.2236
0.1049
0.1449
0.1761
0.2025
0.2258
0.1095
0.1483
0.1789
0.2049
0.2280
0.1149
0.1517
0.1817
0.2074
0.2302
0.1183
0.1549
0.1844
0.2098
0.2324
0.1225
0.1581
0.1871
0.2121
0.2345
0.1265
0.1612
0.1897
0.2145
0.2366
0.1304
0.1643
0.1924
0.2168
0.2387
0.1342
0.1673
0.1949
0.2191
0.2408
0.1378
0.1703
0.1975
0.2214
0.2429
0.06
0.07
0.08
0.09
0.10
0.2449
0.2616
0.2828
0.3000
0.3162
0.2470
0.2665
0.2846
0.3017
0.3178
0.2490
0.2683
0.2864
0.3033
0.3194
0.2510
0.2702
0.2881
0.3050
0.3209
0.2530
0.2720
0.2898
0.3066
0.3225
0.2550
0.2739
0.2915
0.3082
0.3240
0.2569
0.2757
0.2933
0.3098
0.3256
0.2588
0.2775
0.2950
0.3114
0.3271
0.2608
0.2793
0.2966
0.3130
0.3286
0.2627
0.2811
0.2983
0.3146
0.3302
----- 6
0.01265
0.01612
0.01897
0.02145
0.02366
---- 7
0.01304
0.01643
0.01924
0.02168
0.02387
------8
0.01342
0.01673
0.01949
0.02191
0.02408
-----9
0.01378
0.01703
0.01975
0.02214
0.02429
10
1.6. Gorong-Gorong
2.6.1. Fungsi
Fungsi gorong-gorong adalah mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi lainnya. Untuk itu
desainnya harus juga mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktur supaya gorong-gorong
dapat berfungsi mengalirkan air dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu lintas dan
timbunan tanah.
2.6.2. Tipe/Jenis Konstruksi.
Mengingat fungsinya maka gorong-gorong disarankan dibuat dengan tipe konstruksi yang
permanen (pipa/kotak beton, pasangan batu, armco) dan desain umur rencana 10 tahun.
2.6.3. Komposisi Gorong-gorong
Bagian utama gorong-gorong terdiri atas:
a. Pipa : kanal air utama.
b. Tembok kepala:
Tembok yang menopang ujung dan lereng jalan.
Tembok penahan yang dipasang bersudut dengan tembok kepala, untuk menahan
bahu dan kemiringan jalan.
c. Apron (dasar):
Lantai dasar dibuat pada tempat masuk untuk mencegah terjadinya erosi dan dapat
berfungsi sebagai dinding penyekat lumpur.
Bentuk gorong-gorong umumnya tergantung pada tempat yang ada dan tingginya timbunan.
2.6.4 Penempatan Gorong-gorong
Dalam perencanaan jalan, penempatan dan penentuan jumlah gorong-gorong harus
diperhatikan terhadap fungsi dan medan setempat. Agar dapat berfungsi dengan baik,
maka gorong-gorong ditempatkan pada :
a. Lokasi jalan yang memotong aliran air.
b. Daerah cekung, tempat air dapat menggenang.
c. Tempat kemiringan jalan yang tajam tempat air dapat merusak lereng dan badan
jalan.
d. Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan jalan minimum 60 cm.
Disamping itu juga harus memperhatikan faktor-faktor lain sebagai bahan
pertimbangan, yaitu:
- aliran air alamiah
- tempat air masuk
- sudut yang tajam pada hagian pengeluaran (out let)
Dengan memperhatikan faktor tersebut maka penempatan gorong-gorong disarankan
untuk daerah datar. Disarankan dengan jarak maksimum 300 m.
2.6.5. Penentuan Dimensi Gorong-gorong
a. Untuk menentukan dimensi gorong-gorong dapat dipakai.rumus :
11
a=
Q
V
= Luas penampang m2
= Debit (m3/dt)
Dimana :
Q=
V=
1
C.I.A.
3,6
1
. R 2/3
n
(Rumus Rational)
11/2
(Rumus Manning)
12
Tabel 8
Tinggi Saluran Samping jalan taapa pasangan (T)
(Dengan lebar dasar saluran (D) 50 cm)
L=100 m
T (%)
Tinggi(cm)
(Kemiringan Saluran) (Luas Cm 2 )
L=200 m
Tinggi(cm)
(Luas Cm2)
L=300 m
Tinggi(cm)
(Luas Cm2)
L=400m
Tinggi(cm)
(Luas Cm2)
0-1
50
(5000)
60
(6600)
70
(8400)
80
(10400)
1-2
50
(5000)
50
(6600)
60
(6600)
70
(8400)
2-5
50
(5000)
50
(5000)
50
(5000)
50
(6600)
5-10
50
(5000)
50
(5000)
50
(5000)
50
(5000)
L = PANJANG SALURAN
13
Tabel 9
Tinggi saluran samping jalan dengan pasangan tegak (T)
(Dengan lebar dasar saluran (D) 70 cm)
I (%)
L=100 m
Tinggi(cm)
L=200 m
Tinggi(cm)
L=300 m
Tinggi(cm)
L=400m
Tinggi(cm)
(Kemiringan Saluran)
(Luas Cm2)
(Luas Cm2)
(Luas Cm2)
(Luas Cm2)
90
(6800)
80
(5600)
70
(4900)
70
(4900)
100
(7000)
90
(6300)
70
(5600)
70
(4900)
0-1
1-2
2-5
5-10
70
(4900)
70
(4900)
70
(4900)
70
(4900)
80
(5600)
70
(4900)
70
(4900)
70
(4900)
L = PANJANG SALURAN
14
Pada Daerah
Pegunungan
(r=1)
1,13
20
1,73
1,29
1,13
1,13
30
1,36
1,76
1,17
1,13
40
2,91
2,19
1,45
1,13
50
3,34
2,58
1,72
1,13
100
5,79
4,34
2,89
1,45
200
9,73
7,30
3,65
2,43
300
13,19
9,89
6,60
3,30
400
16,37
12,28
8,18
4,09
500
19,35
14,52
9,67
4,84
15
Pada Daerah
Rata
(r=0,25)
1,13
16
17
18
19
20
21
Lampiran 7
Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil
(Dengan kemiringan 1 : 1'/')
22
23
Lampiran 9
Diagram penentuan debit ; untuk saluran trapesium kecil
(Dengan kemiringan 1 : 3)
24