1907-4964
JURNAL
TEKNO INSENTIF
Volume 7, Nomor 2, Oktober 2013
Jurnal Tekno-Insentif adalah wadah informasi bidang ilmu Teknik berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun
tulisan ilmiah yang terkait. Terbit pertama kali tahun 2006 dengan frekuensi terbit dua kali setahun.
Penanggung Jawab
Koordinator Kopertis Wilayah IV
Redaktur
Entin Hartini, S. Sos., M. Si
Redaktur Pelaksana:
Atin Afiatin, S. Sos., M. Si.
Ade Ruhiyat, S. Ip.
Ir. Nefli Yusuf, M.Eng.
Dra. Maimunah
Aminatun, S.Sos, M.Si.
Suroso, SH.
Penyunting Ahli:
Prof. Dr. Ir. Eddy Yusuf Supardi, M.Sc.
. Prof. Dr. Ir. Rochim Suratman
Prof. Dr. Ir. Robertus Wahyudi Triweko, M.Eng.
Alamat Redaksi
Kopertis Wilayah IV
Jl. Penghulu Hasan Mustafa No. 38
Telepon: (022) 7275630
e-mail: Kepegawaian_kopwil4@yahoo.co.id
ISSN. 1907-4964
Jurnal
TEKNO-INSENTIF
Volume 7, Nomor 2, Oktober 2013
DAFTAR ISI
1
21
Oleh: Dewi Parliana, Arief Nirwan M., Sri Nurhasana, Habibi, Teknik Arsitektur, ITENAS
Bandung
30
36
45
Abstrak - Kelapa Sawit merupakan tanaman budidaya yang menghasilkan minyak nabati yaitu Crude Plam
Oil (CPO), sangat banyak dijumpai di Indonesia terutama di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Selain menghasilkan Crude Palm Oil (CPO), dalam proses pengolahan kelapa sawit selain menghasilkan CPO
juga menghasilkan limabah yang sangat banyak. Untuk 1 ton kelapa sawit akan mampu menghasilkan limbah
berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebanyak 23% atau 230 kg, limbah cangkang (Shell) sebanyak 6,5%
atau 65 kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4 % atau 40 kg, serabut (Fiber) 13% atau 130 kg serta limbah
cair sebanyak 50%. Dari ke empat limbah padat tersebut limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat
dihasilkan di perkebunan Jair, Kabupaten Boven Digoel milik PT. Korindo Boven Digoel, merupakan limbah
padat yang jumlahnya cukup besar yaitu sekitar 126.317,54 ton/tahun yang tercatat pada tahun 2012, namun
pemanfaatannya masih terbatas, sementara ini hanya dibakar dan sebagian dihamparkan pada lahan kosong
sebagai mulsa/pupuk, di kawasan sekitar pabrik. Dari penelitian pemanfaatan limbah, diketahui tandan kosong
kelapa sawit (TKKS) memiliki potensi besar untuk dijadikan bahan bakar nabati (BBN). TKKS bisa diolah
menjadi bioetanol dan bahan bakar pembangkit listrik tenaga biomasa (PLT Biomassa). Hasil uji laboratorium
terhadap limbah TKKS di Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua memiliki jumlah kalor sebesar
4.492,7436 kalori/g (4.492,7436 Kkal/kg) atau 18.719,4656 joule/g serta mengandung pati 11,550 % bb dan
mengandung selullosa 41,392 % bb, sangat cocok untuk dijadikan menjadi dua jenis bahan bakar tersebut.
Bahkan TKKS yang dihasilkan di Distrik Jair Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua diperhitungkan akan
dapat membangkitkan listrik sebesat 7,33 MW.
Kata Kunci: Limbah, TKKS, Cangkang (Shell), CPO, PLT Biomassa
PALM OIL WASTE BENEFIT FOR RENEWBLE ENERGY FUEL
Case Study: Production Palm Oil Waste Palm Oil Regency of Boven Digoel Province of Papua
Abstracs- Palm oil is a cultivated plant that produces edible oils, namely Crude Plam Oil (CPO), is very often
found in Indonesia, especially in Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and Papua. Besides producing Crude Palm Oil
(CPO), in addition to the processing of oil palm produce CPO also produces limabah very much. For 1 ton of
palm oil will be able to produce waste in the form of oil palm empty fruit bunches (TKKS) as much as 23% or
230 kg, waste shell (Shell) as much as 6.5% or 65 kg, wet decanter solids (sludge oil) 4% or 40 kg , fibers
(Fiber) 13% or 130 kg and liquid waste as much as 50%. The solid waste empty fruit bunches of oil palm waste
(TKKS) can be produced on the estate Jair, Regency Digoel PT. Korindo - Digoel, a solid waste that is quite
large at around 126,317.54 tonnes / year was recorded in 2012, but its use is still limited, while this is only
partially burned and overlaid on vacant land as mulch / fertilizer, in the area around the plant. By research
utilization of waste, known that palm empty fruit bunches (TKKS) has great potential to be used as biofuel
(BBN). TKKS can be processed into bioethanol and fuel power plant biomass (Biomass PLT). Results of
laboratory tests on waste TKKS in Jair, Digoel District, Papua Province has a number of heat 4492.7436
calories / g (4492.7436 Kcal / kg) or 18719.4656 joules/g and containing starch and contain 11,550% bb
selullosa 41.392% bb, very suitable to be used in two types of fuel. Even TKKS generated in Jair District Digoel
Papua province will be able to generate electricity accounted for 7.33 MW.
Pendahuluan
2.
4)
5)
6)
7)
250.0
Quadrillion BTU
Gas Alam
Nuklir
Liquid Fuel
Batubara
Energi Terbarukan
200.0
150.0
100.0
50.0
0.0
1980
1990
2000
2010
2020
2030
Tahun
(Sumber: DOE)
14
Perkebunan
Besar
Negara
Perkebuna
n Besar
Swasta
Total
Swasta
1999
1.041.046
576.999
2.283.757
3.901.802
2000
1.166.758
588.125
2.403.194
4.158.077
2001
1.561.031
609.943
2.542.457
4.713.431
2002
1.808.424
631.566
2.627.368
5.067.358
2003
1.654.394
662.803
2.766.360
5.283.557
2004
1.904.943
674.865
2.821.705
5.401.513
2005
1.917.038
676.408
2.914.773
5.508.219
2006
2.120.338
696.699
3.141.800
5.958.839
Kalimantan
222.132
Timur
15 Sulawesi Tengah
44.215
16 Sulawesi selatan
13.925
17 Sulawesi Barat
84.248
18 Papua
41.640
Nasional
5.518.219
Sumber: Ditjen Perkebunan, 2006
95.000
22.000
18.000
60.000
36.000
18.000
2.300.000
4.100
14.000
8.300
4.200
529.000
Provinsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
Kalimantan Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
13
261.101
964.257
324.332
1.340.036
2.067
466.709
532.365
100.681
83.583
163.589
466.900
269.043
Produksi
Kelapa
Sawit (ton)
112.000
414.000
139.000
559.000
888
200.000
228.000
430.000
35.000
71.000
201.000
116.000
Produks
i TKKS
(ton)
26.000
95.000
32.000
129.000
205
46.000
53.000
99.000
8.050
16.000
46.000
27.000
150.211
64.500
15.000
Luas Area
(Ha)
beberapa aspek teknis, ekonomis, sosial dan lingkungan yang meliputi perihal berikut:
Jumlah, waktu pengadaan dan lokasi keberadaan
limbah maupun fluktuasinya sepanjang tahun
atau musim.
Pemanfaatan di lapangan, jumlah biomasa,
kebutuhan tenaga kerja, peralatan, kondisi jalan,
bahaya, resiko kerusakan atau pelapukan.
Transportasi, volume limbah, jarak sampai
ditujuan, kondisi jalan.
Struktur fisik dan komposisi kimia maupun
kandungan energi (nilai kalor bakar) bahan
limbah.
Berbagai alternatif pemanfaatan limbah,
teknologi yang tersedia, biaya dan nilai produk
yang dihasilkan.
Tingkat pencemaran lingkungan dan teknologi
penanganan untuk kelestarian lingkungan hidup.
Limbah Cair
Hampir seluruh air buangan Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) mengandung bahan organik yang dapat
menyebabkn degradasi kualitas air dan pencemarn.
Oleh karenanya dalam pengelolaan limbah perlu
diketahui karakteristik limbah tersebut, sebagai
contoh yaitu:
Dari data Balance sheet ekstraksi minyak
kelapa sawit (Dirjen Pertanian, 2006) diketahui bahwa
dari 1 ton produksi CPO dihasilkan 2,50 ton air
limbah sebagaimana disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi jumlah air limbah dari 1 ton CPO
No.
URAIAN
KAPASITAS
1 Air
2.35 ton
2 NOS (Non Oil Solid)
0,13 ton
3 Minyak
0,02 ton
Jumlah
2,50 ton
Sumber: (Dirjen pertanian, 2006)
Efisiensi
pabrik
kelapa
sawit
dapat
ditingkatkan dengan pemakaian Decanter yang hanya
menghasilkan limbah cair sekitar 0,3-0,4 ton untuk
setiap 1 ton TBS yang diolah, sehingga limbah cair
yang dihasilkan dapat ditekan hanya 24 ton/jam atau
1,667 m3 per 1 ton CPO yang dihasilkan. Limbah cair
yang akan dihasilkan dari seluruh proses produksi
minyak kelapa sawit dan diperkirakan maksimal
mencapai 60% dari seluruh tandan buah segar yang
diolah.
Tabel 6. Kualitas limbah cair (inlet) Pabrik Kelapa
Sawit
LIMBAH CAIR
No.
PARAMETER
SAT.
LINGKUNGAN
KISARAN
1 BOD
2 COD
RATARATA
mg/l 8.200 - 35.000 21.280
mg/l
15.103 34.720
65 100
1.330 - 50.700 31.170
12 126
41
190 - 14.720 3.075
3 TSS
mg/l
4 Nitrogen Total mg/l
5 Minyak dan
mg/I
L
k
6 PH
3,3 - 4,6
Sumber: Dirjen Pertanian, 2006
4.0
BAKU
MUTU
MENLH
250
500
300
20
30
69
Parameter
Analisis
Satuan
Hasil Analisis
AL-1
AL-2
AL-3
BOD
mg/L
52050
62950
1080
COD*
mg/L
76693
88343
1650
TSS
mg/L
21070
26770
176
Minyak
& mg/L
129
54
10,67
Lemak*
5
pH*
3,92
4,15
7,49
6
NTK
mg/L
279,75
682,65
282,5
Catatan: Tanda * terakreditasi
(Laboratorium Kualitas Air Institut Teknologi Bandung, 2012)
1
2
3
4
Limbah Padat
Kandungan hara spesifik terhadap Iimbah
padat pabrik keIapa sawit secara keseIuruhan dapat
diIihat pada TabeI 8.
Kandungan hara daIam abu hasiI pembakaran
tandan kosong dan serat serta cangkang dapat diIihat
pada TabeI 9. Sedangkan hasil uji laboratorium
terhadap contoh limbah padat dari PT. KorindoGroup, Jair, Kabupaten Boven Digoel, 2012 pada
Tabel 10.
Tabel 8. Kandungan hara Iimbah Kelapa Sawit
Kandungan atas dasar % berat
Limbah Kelapa
kering
No.
Sawit
N
P
K
Mg
Ca
1
2
3
4
5
6
Batang pohon
PeIepah
Daun
Tandan Kosong
Serat buah
Cangkang
0,488
2,38
0,373
0,350
0,320
0,330
0,047
0,157
0,066
0,028
0,080
0,010
0,699
1,116
0,873
2,285
0,470
0,090
0,117
0,287
0,161
0,175
0,020
0,020
0,194
0,568
0,295
0,149
0,110
0,020
Ca
5,4
7,1
- Bioetanol
Untuk pembuatan bioetanol limbah yang
digunakan dari hasil proses pengolahan kelapa sawit
yaitu tandan kosong kelapa Sawit (TKKS)
berdasarkan literatur dan hasil analisis laboratorium
yang sudah ada, tandan kosong kelapa sawit ini
banyak mengandung Selulosa sebesar 41,30% s/d
46,50%, Hemicellulose 25,3% s/d 33,8% dan
mengandung lignin sebanyak 27,60% s/d 32,50%
serta mengadung glukosa.
Sedangkan untuk sampel TKKS dari PT.
Korindo-Group Hasil analisis uji laboratorium
dihasilkan Selulosa sebesar 41,392% s/d 47,430%,
Pati 11,550%, Glukosa 0,022 % s/d 0,024%.
Kandungan Selulosa, Pati, dan Glukosa lebih besar
dari literatur, dengan hasil tersebut maka sampel
TKKS sangat layak untuk dijadikan bioetanol.
Adapun proses pembuatan pada dasarnya
merupakan proses fermentasi yang merubah glukosa
atau pati yang enzim amilase kemudian selanjutnya
Tabel 10. Hasil Uji Kandungan Hara Terhadap
adalah proses hidrolisis pada unit mesin hidrolisa
Limbah Padat hasil Pabrik Kelapa Sawit
sesudah itu ada proses inokulum (pengedapan) selama
PT. Korindo
beberapa jam sebelum enzim amilase difermentasi
pada unit fermentasi selama beberapa hari kemudian
Kandungan atas dasar % berat kering
dilakukan destilasi yaitu pemisahan kadar air dari
`Limbah
No
Kelapa Sawit
Selullos kadar etanol pada unit destlasi dan untuk
N
P
K
Mg Ca Pati
meningkatkan persen (%) kadar etanol menjadi lebih
a
tinggi dilakukan proses dehidrasi pada unit destilasi.
1 TKKS
1,307 0,095 0,311 0,104 0,213 11,550 41,392
Berdasar data literatur dan hasil uji
Serat
laboratorium yang telah dilakukan terhadap contoh
2
1,314 0,062 0,521 0,092 0,173 1,078 47,430
Bonggol
yang diambil dari Pabrik sawit Korindo Jair,
3 Buah
1,301 0,271 0,311 0,354 0,742 12,347 12,357
disimpulkan
dapat diproduksi bioetanol sebagai
Berondolan
Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium Tek. Pangan- Unpas pengganti bahan bakar minyak serta sebagai bahan
Bandung 2012)
bakar pembangkit Listrik Tenaga Bioetanol.
Cangkang
mengandung
kalori
sebesar
5.656,7127 kkal/kg
Serabut mengandung kalori sebesar 4.875,7857
kkal/kg
Tandan kosong kelapa sawit mengandung
kalori sebesar 4.492,7436 kkal/kg
Biodiesel
10
Gambar 11. Diagram Alur Desain Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan Bahan Bakar TKKS
Pada proses transesterifikasi I dan II prinsip
kerjanya sama yaitu mencampurkan kalium hidroksida
(KOH) dan metanol (CH3OH) dengan hasil reaksi yang
dilakukan pada esterifikasi. Proses transesterifikasi
melibatkan reaksi antara trigliserida dengan methanol
membentuk metil ester. Adapun perbandingan rasio
molar trigliserida dengan methanol adalah 1 : 6 dan
jumlah katalis yang digunakan adalah 1% dari
trigliserida (Warta PPKS, 2008). Kadar KOH yang
digunakan untuk reaksi ini adalah 99% (% b) yang
biasa dijual di pasar-pasar bahan kimia. Semakin tinggi
kemurnian dari bahan yang digunakan akan
meningkatkan hasil yang dicapai dengan kualitas yang
tinggi pula.
Keadaan ini berhubungan erat dengan kadar air
pada reaksi transesterifikasi. Adanya air dalam reaksi
akan mengganggu jalannya reaksi transesterifikasi.
Lama reaksi transesterifikasi adalah 1 jam, suhu 630C
dengan yield 98% (Warta PPKS, 2008). Hasil reaksi
transesterifikasi I dimasukkan terlebih dahulu ke
sentrifuse
sebelum
diumpankan
ke
reaktor
transesterifikasi II. Di sini terjadi lagi pemisahan antara
lapisan atas berupa metil ester, sisa FFA, sisa
trigliserida, dan sisa metanol dengan lapisan bawah
yaitu gliserol, air, dan katalis asam maupun basa.
Kemudian proses dilanjutkan ke tahap pencucian
biodiesel. Temperatur air pencucian yang digunakan
sekitar 60C dan jumlah air yang digunakan 30% dari
metil ester yang akan dicuci.
Tujuan pencucian itu sendiri adalah agar
senyawa yang tidak diperlukan (sisa gliserol, sisa
metanol, dan lain-lain) larut dalam air. Kemudian hasil
11
Serabut kering sebanyak 2 kg
Cangkang kering sebanyak 2 kg
1985)
Dimana:
Wf : massa bahan bakar (kg/jam)
hb : efesiensi boiler (%)
HHV: high heating value (kJ/kg)
mb : boiler blodown (kg/jam)
ms : laju airan steam (kg/jam)
h2 : entalpi superheated steam pada keluaran
boiler (kJ/kg)
h1 : entalpi air umpan boiler (kJ/kg)
hs : entalpi air saturated pada tekanan boiler
(kJ/kg)
Dari hasil analisa limbah kelapa sawit berupa
tandan buah kosong, serat dan cangkang
harus
mempunyai kandungan air sebesar 6,6%, yang nilai
bakar (high heating value), HHV = 13.170 kJ/kg.
Data-data pendukung:
hb : 80%
HHV: Nilai Kalor Limbah Diatas
mb : 10% dari laju alir steam
ms : laju airan steam (kg/jam)
h2 : 2.851,75 kJ/kg (P = 25 bar, T = 350oC)
h1 : 419,1 kJ/kg (P = 1 atm, T = 30oC)
hs : 1839,7 kJ/kg (P = 18 bar, T = 270oC)
Sementara diketahui limbah tandan kosong
kelapa sawit (TKKS) yang dihasilkan oleh Pabrik
Kelapa Sawit PT. Korindo-Group yaitu sebanyak:
TKKS basah
Serabut basah
Cangkang basah
: 360.907,26 ton/tahun
: 211.826,87 ton/tahun
: 86.303,91 ton/tahun
[ms(h2-h1)+mb(hs-h1)]
7.310 kg/jam =
Dengan percobaan pengeringan secara manual
atau dengan sinar matahari selama 12 jam dan dari
literatur dari Departemen Pertanian, maka dari jumlah
sampel yaitu:
TKKS basah sebanyak 10 kg
Serabut basah sebanyak 4 kg
Cangkang basah sebanyak 4 kg
Setelah dikeringkan selama waktu diatas (12 jam) maka
dihasilkan sebanyak:
TKKS kering sebanyak 3,5 kg
[ms(2.851,75
[ms(2.432,65
kJ/kg)+0,1ms(1.420,60 kJ/kg)]
7.310 kg/jam =
[ms(2.432,65
kJ/kg)+ms(142,06 kJ/kg)]
7.310 kg/jam =
[ms(2.574,71 kJ/kg]
12
7.310 kg/jam = ms 0,1719
2.500 kg/jam =
[ms(2.432,65
Serabut (Fiber)
2.500 kg/jam =
[ms(h2-h1)+mb(hs-h1)]
6.310 kg/jam =
[ms(2.851,75
[ms(2.432,65
kJ/kg)+0,1ms(1.420,60 kJ/kg)]
6.310 kg/jam =
[ms(2.432,65
kJ/kg)+ms(142,06 kJ/kg)]
6.310 kg/jam =
[ms(2.574,71 kJ/kg]
kJ/kg)+ms(142,06 kJ/kg)]
2.500 kg/jam =
Cangkang (Shell)
[ms(2.574,71 kJ/kg]
[ms(2.432,65
[ms(h2-h1)+mb(hs-h1)]
2.500 kg/jam =
[ms(2.851,75
Layout pembangkit
secara sederhana
digambarkan pada diagram alir pembangkit listrik
tenaga biomassa (Gambar 6.1) berikut. Proses diawali
dengan penyediaan bahan baku limbah biomassa tandan
kosong kelapa sawit (TKKS), serabut dan cangkang.
Khusus TKKS selanjutnya ukurannya dikecilkan
dengan chopper. Limbah biomassa tersebut kemudian
dibakar dengan udara bersih lebih 20% di dalam boiler
sehingga pembakaran diharapkan sempurna dan
menghasilkan panas yang optimal.
Berdasarkan estimasi dan spesifikasi di atas.
Jenis boiler yang digunakan adalah Fluidzed Bed
Combuser (FBC), dimana keuntungan menggunkan
boiler ini adalah lebih merata proses pembakarannya,
karena akibat dari proses fluidisasi itu sendiri. Panas
tersebut kemudian dipindahkan ke air sehingga menjadi
steam dengan bantuan pemanasan awal di economizer
dan pemanasan lanjut di boiler itu sendiri.
Air yang telah berubah menjadi steam yang
berakibat pada perubahan volume dan dapat digunakan
13
untuk menggerakkan turbin sehingga menghasilkan
listrik. Steam yang telah digunakan kemudian
didinginkan di pendingin untuk dirubah fasanya
kembali menjadi air yang selanjutnya disirkulasikan
kembali sebagai air umpan boiler dan ditampung di
tangki penyimpan. Abu hasil pembakaran akan
dipisahkan dengan bantuan cyclone separator.
Kesimpulan
Dengan tersedianya bahan baku untuk energi
alternatif; tandan kosong kelapa sawit (TKKS),
cangkang dan serabut, diharapkan dapat
mengurangi kekurangan pasokan listrik yang
manfaatnya untuk peningkatan pembangunan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Boven
Digoel, Provinsi Papua - Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang sampai kini
kekurangan pasokan energi.
Limbah yang dipilih sebagai bahan bakar
pembangkit listrik yaitu limbah dengan kapasitas
paling banyak dihasilkan dan pemanfaatan oleh
pihak perusahaan tidak banyak dibandingkan
limbah lain bahkan dibuang buang untuk mulsa.
Dan berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
Berdasarkan manfaat maka limbah TKKS lebih
cocok untuk sumber bahan bakar listrik
Rekomendasi
Pustaka
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
14
Penulis
1)
2)
15
Abstrak - Manajemen kanal data dibutuhkan untuk melakukan pengaturan dan perencanaan terhadap sumberdaya yang tersedia pada suatu jaringan komputer maupun jaringan komunikasi data. Dengan maksud agar
keseimbangan proses dapat senantiasa dipertahankan sehingga tidak mengganggu jalannya layanan yang
dibutuhkan dan sedang berjalan. Namun di satu sisi apabila proses manajemen tidak dilakukan dengan tepat
memungkinkan performansi layanan jaringan yang tersedia dapat mengalami penurunan. Dalam penelitian ini
telah dilakukan model manajemen kanal data dengan pola pembagian bandwidth untuk dua area cluster yang
ditetapkan. Metode yang digunakan kuantitatif dengan dukungan tools secara pengamatan langsung dan
perhitungan empirik. Hasilnya menunjukkan, teknik manajemen kanal data yang digunakan memberikan
pengaruh signifikan terhadap parameter performansi layanan, sehingga pola kebijakan pembagian kanal data
harus diperhitungkan dengan seksama agar tidak sampai mengorbankan performansi layanan jaringan yang
selama ini telah baik berlangsung.
Kata kunci: manajemen kanal data, layanan jaringan, performansi, live TV-streaming, kanal-data
Abstract - Data channel management is required to make arrangements and planning to resources available
on a computer network and data communication networks. With the intention that the balance can always be
maintained so as not disrupt the service required and ongoing. However, on the one hand if the process
management is not carried out properly enables performance network services that are available can be
decreased. In these research have been done the channel data management model with bandwidth distribution
patterns for the two areas defined clusters. The method used quantitative tools to support the direct observation
and empirical calculations. The result shows, the data channel management technique used has significant
impact on the performance parameters of service, so that the pattern of the data channel sharing policy should
be carefully considered so as not to sacrifice the performance of network services that have been well underway.
Keyword: data channel management, network services,performance, live TV-streaming, data-channel
1. Pendahuluan
Fungsi manajemen pada suatu jaringan
komputer adalah mengatur dan merencanakan
setiap sumber daya yang tersedia untuk dapat
dimanfaatkan dan digunakan oleh para pengguna.
Tujuannya
agar
terpenuhinya
optimalisasi
penggunaan sumber-daya yang tersedia, sehingga
kapabilitas yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Beberapa sumber-daya (resources) yang
umumnya tersedia dalam local area network
seperti: layanan jaringan, kanal data, data/file,
media penyimpanan, dan pemroses komputasi.
Manajemen dalam jaringan komputer
umumnya difokuskan pada penggunaan kanal data,
dengan alasan sumber-daya yang dibutuhkan oleh
para pengguna berada pada sisi kanal data. Terlebih
dalam jaringan komputer yang menitikbertakan
pada layanan seperti layanan data, layanan
informasi, dan layanan komunikasi membutuhkan
16
2. Dasar Teori
2.1 Manajemen Kanal Data
Kanal data merupakan saluran yang
digunakan dalam jaringan komunikasi data sebagai
media pengiriman data dalam bentuk sinyal
informasi [8]. Umumnya kanal data ditujukan pada
bentuk komunikasi digital berbasiskan sistem
komputer. Berbagai tipe data yang umum dikenal
dalam sistem komputer yakni: text, audio, image,
dan video. TV-streaming merupakan derivatif
layanan dari tipe data video yang bersifat off-line
pada layanan yang berjalan secara real-time [6][9].
Tujuan dilakukannya suatu manajemen
kanal data adalah optimalisasi penggunaan sumberdaya yang tersedia pada jaringan, sehingga terjadi
keseimbangan saat setiap pengguna dari masingmasing terminal melakukan akses ke sumber-daya
yang tersedia [5][9]. Dengan demikian beban pada
kanal data dan server dapat dihindari berlebih
sehingga gangguan dapat dihindari semaksimal
mungkin.
Pada sejumlah host-computer dalam
jaringan privat, apabila akses kepada sumber-daya
tidak melalui mekanisme manajemen kanal data,
maka setiap sumber-daya akan dibagikan secara
merata kepada sejumlah client yang eksis dan aktif.
Berdasar
[2][9]
manajemen
kanal
data
direpresentasikan dalam parameter bandwidth atau
throughput dalam satuan dasar bit per second (bps).
2.2 Performansi Layanan
Layanan yang digunakan pada penelitian ini
adalah kategori tipe data video, dimana diakses
secara on-line pada jaringan yang berjalan secara
real-time. Oleh sebab berjalan secara real-time,
maka teknik pengukuran yang digunakan dalam
mengambil nilai performansi seperti delay
dilakukan dengan cara pengamatan menggunakan
stop-watch. Seperti ditunjukkan pada [6][7], untuk
pengamatan delay dilakukan dengan metode
17
18
19
150
delay
100
sebelum
sesudah
50
0
client-1 client-2 client-3 client-4 client-5 client-6
client
0.25
0.2
0.15
sebelum
0.1
sesudah
0.05
0
client-1 client-2 client-3 client-4 client-5 client-6
client
jitter (ms)
0.04
0.03
sebelum
0.02
sesudah
0.01
0
client-1 client-2 client-3 client-4 client-5 client-6
client
5. Kesimpulan
Berdasar implementasi dan hasil pengujian yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
a. Performansi layanan jaringan yang diperoleh
dalam keadaan yang masih dapat ditoleransi,
b. Kualitas layanan suatu jaringan diperoleh berdasar
performansi layanan tersebut yang bergantung
pada pilihan pola pembagian sumber-daya yang
tersedia,
c. Secara sederhana manajemen kanal data dapat
dilakukan berdasar pendekatan proporsional
20
d.
e.
Daftar Pustaka
[1] Bouillet, E., Mitra, D., Ramakrishnan, K.G.
"The structure and management of service
level agreements in networks".IEEE
Journal
on
Selected
Areas
in
Communications, Volume: 20, Issue: 4.
p.691-699.
[2] Hwang, W.S., Tseng, P.C. "A QoS-aware
residential gateway with bandwidth
management". IEEE Transactions on
Consumer Electronics, Volume: 51, Issue:
3. p.840-848.
[3] Li, Y., Kouvatsos, D., Xing, W.
"Performance modelling and bandwidth
management of WiMAX systems". 1st
International Conference on Wireless
Communication, Vehicular Technology,
Information Theory and Aerospace &
Electronic Systems Technology, 2009.
Wireless VITAE 2009. p.485-491.
[4] Park, H., van der Schaar, M. "Bargaining
Strategies for Networked Multimedia
Resource Management". IEEE Transactions
on Signal Processing. Volume: 55, Issue: 7.
2007. p.3496-3511.
[5] Shan, T., Yang, O.W.W. "Bandwidth
Management for Supporting Differentiated
Service Aware Traffic Engineering". IEEE
Transactions on Parallel and Distributed
Riwayat Penulis
S.N.M.P. Simamora, S.T., M.T. adalah peneliti utama
di Pusat Studi Teknologi Nirkabel & Bergerak
(PUSDITEK), Politeknik TELKOM, dapat dihubungi
pada telp.08881950700, dan saat ini sedang menempuh
program Doktor di STEI-ITB. Jl. Ganesha No. 10,
Bandung 40132, Indonesia
Bidang kajian yang digeluti selama ini adalah
MANET, pengukuran performansi kanal data dan
jaringan,
pengukuran
QoS,
dan
wireless
communication
network;
email:
sihar_st@students.ee.itb.ac.id
A. S. Fauzi, AMd. adalah alumni program studi
Teknik Komputer dan anggota peneliti di Pusat Studi
Teknologi Nirkabel & Bergerak (PUSDITEK),
Politeknik TELKOM. Jl. Telekomunikasi No.1,
Bandung, 40257, Indonesia. Bidang kajian yang
digeluti adalah konfigurasi dan instalasi jaringan
komputer untuk interkoneksi, terapan manajemen kanal
jaringan, dan teknik instalasi LAN berbasis platform
Linux; email: pusditekpolitel@gmail.com
21
Abstrak - Pada lokasi kawasan strategis pusat perbelanjaan Bandung Super Mall, hadir dua hotel berstandar
internasional yaitu Trans dan Ibis serta wahana rekreasi indoor/outdoor terbesar Trans Studio yang sedang dalam
tahap pembangunan. Sebuah master plan perencanaan pengembangan kawasan dari fungsi tunggal menjadi
kawasan multi fungsi lengkap dengan fasilitas modern pendukung sistem aktivitas sosialnya, berhasil dirancang
oleh perusahaan konsultan dari Singapura (DP. Arsitek) tanpa menggangu integritas kawasan. Melalui laporan
penelitian bermetode deskriptif analitik ini, diharapkan mampu mengkaji lebih rinci perencanaan pengembangan
kawasan yang memberi pengalaman baru bagi pengunjung baik luar atau dalam kota tersebut. Berdasarkan
pengamatan yang diperoleh, kunci keberhasilan perencanaan perancangan kawasan terfokus pada optimalisasi
pemanfaatan ruang untuk fungsi baru dan potensi tampilan fisik hasil dari transformasi bentuk dan tatanan massa
yang matang. Bertransformasinya satu bentuk massa geometri berpola tatanan linear menjadi gabungan tiga
bentuk massa geometri berpola tatanan cluster, menciptakan ruang antara (inercourt untuk skala kawasan)
sebagai pusat orientasi seluruh massa. Adanya pusat oerientasi tersebut, diharapkan dapat mendukung
perpaduan berbagai sistem aktivitas sosial dan pendukungnya yang tetap berada dalam satu integritas kawasan,
sehingga mampu meningkatkan daya tarik kawasan Bandung Super Mall.
Kata kunci: Kawasan Multi Fungsi, Transformasi Bentuk dan Tatanan Massa.
Abstract - At the location of a strategic area of Bandung Super Mall shopping center, will present
two internationalstandard hotels are Trans and Ibis and the largest recreational indoor /outdoor Studio
Trans under construction. A master plan area development planning from a single function to multi function
area complete with modern facilities supporting system of social activities, designed by a consulting
firm from Singapore (DP. Architect) without disturbing the integrity of the region. Through a research
reportwith this analytic descriptive method, is expected to review the more detailed planning of the development
of the area that provide new experiences for visitors either outside or within the city. Based on observations
obtained, the key to successful urban design planning focused on optimizing the utilization of space for
new functions and
potential
physical
appearance results from
the transformation
of
form
and structure of mature mass. Transformation from one form of mass linear geometric patterned into a
joint arrangement of three geometric forms patterned order of the cluster mass, creating a space between
(inercourt to scale region) as the central orientation of the entire mass. The existence of such orientation
center, expected to support the combination of various social activities and supporting systems which remain
in the integrity of the region so as to increase the attractiveness of the area of Bandung Super Mall.
1. Pendahuluan
Salah satu mall terbesar yang ada di kota
Bandung ialah Bandung Super Mall. Mall ini
didirikan pada tahun 2001, dengan lokasi yang
strategis yaitu di Jl. Gatot Subroto No. 289 (Gambar
1.). Mall ini terdiri dari 5 lantai dengan penyewa -
22
penyewa yang sudah ternama, baik dari skala
nasional
maupun
internasional.
Beberapa
penyewanya antara lain Metro Department Store,
Gramedia, BSM XXI, KFC, Kota Fantasi, Giant
Hypermarket, dan masih banyak lagi.
23
2. Metodologi
Untuk mempelajari perubahan kawasan
dipakai pendekatan studi a) tipologi morfologi, yaitu
metoda yang mengamati fisik kota yang mengalami
24
MALL
HOTEL
TRANS STUDIO
BANK
25
3. Hasil Pembahasan
Dari analisis data survey yang diperoleh,
dapat di sampaikan bahwa konsep Bandung Super
Mall lama memilih mengoptimalisasikan satu massa
yang dapat menampung banyak kebutuhan ruang
untuk memenuhi segala aktivitas perbelanjaan.
Konsep ini muncul dari keinginan untuk lebih
mengutamakan wujud kemandirian bentuk, sehingga
dalam usaha memperkuat sebuah karya tunggal yang
akan ditonjolkan dikawasan tersebut.
Karya tunggal ini, diterjemahkan dalam
bentuk massa linear dan berpola linear sebagai
respon terhadap kondisi dan bentuk site. Tidak ada
ruang antara (inercourt skala kawasan) dan sulitnya
membuat fokus orientasi massa merupakan sebuah
tantangan dari sebuah karya tunggal. Massa
bangunan dikemas dalam bentuk box (primer)
berbidang masif, tabung dan piramid (sekunder)
berselimut material Transparant. Konsep ini diambil
untuk memunculkan integritas sebuah kawasan
komersil.
Sedangkan konsep Bandung Super Mall baru
memilih penggabungan bentuk massa geometri yang
menciptakan pola cluster untuk mendapatkan ruang
antara dalam blok (inercourt untuk skala kawasan)
sebagai pusat orientasi. Fungsi komersial pendukung
26
yang diwujudkan dalam multimassa sebagai langkah
optimalisasi pemanfataan ruang dalam kawasan.
Dua hotel yaitu Hotel Trans dan Hotel Ibis serta satu
wahana rekreasi indoor dan outdoor Trans Studio
adalah fungsi-fungsi baru yang ingin di tambahkan
di kawasan tersebut. Keinginan
tersebut
menimbulkan
tantangan
pada
konsep
pengembangannya yang harus mewadahi multi
fungsi tersebut dalam multi massa dan berbagai
sistem aktivitas sosialnya, tanpa menggangu
integritas
kawasan
Bandung
Super
Mall.
Menanggapi tantangan tersebut, perancang mencoba
menjawabnya dengan melakukan Transformasi
bentuk dan tatatan secara terintegrasi.
3.2. Transformasi bentuk
Mengenai perubahan bentuk dasar dan
pengolahan dari masing-masing massa dapat
disimpulkan antara lain:
A
Gambar 6. Massa A Mall
27
stainless dengan pola pemasangannya dibuat lebih
artistik. Hal tersebut di lakukan untuk memberikan
kesan dekat dengan alam terbuka yang mendukung
wahana studio Trans sebagai area komersil
berselimut rekreasi.
Transformasi pada massa baru (B):
Bentuk awal dari
satu balok (podium)
diletakan memanjang horisontal dan dua balok
(tower Ibis dan
Trans) yang berdiri vertikal
diatasnya. Balok (podium) mengalami subtraktif
yang pertama di bagian tengah yang mengarah ke
selatan. Subtraktif tersebut di fungsikan sebagai
setback massa terhadap sempadan jalan yang
menghasilkan vocal point untuk orientasi menuju
entrance atau drop off pengunjung dari kendaran
menuju dua tower. Subtraktif ke dua di ujung barat
sudut yang berhadapan dengan plaza sebagai
perpanjangan dari subtraktif massa (A). Subtraktif
dibagian tersebut dilakukan untuk memperkuat
fungsi plaza
B
Gambar 9. Isometri massa C
28
penggabungan massa (C) dan (A)
dengan
memanfaatkan
sisitem
dilatasi
sehingga
memunculkan kesan bahwa massa (C) tersebut
merupakan perpanjangan dari massa (A) dan
menumbuhkan ruang Transisi penghubung antar
ruang dalam massa (A) dan
massa (C).
Selanjutnya untuk mewadahi besarnya
kebutuhan ruang sebuah wahana rekreasi indoor,
maka arsitek mengaditif massa (C)
dengan
menambah atau menarik setengah sisi panjangnya
(sisa penggabungan dengan massa (A) ke arah
selatan sejauh sisi panjang massa (A) sehingga
massa (C) menjadi berbentuk huruf L. Dengan
Transformasi bentuk massa seperti itu menimbulkan
satu pusat orentasi antara massa (A) dan (C),
sekaligus menjadi pusat orientasi utama multi massa
di dalam kawasan.
4. Kesimpulan
Dengan adanya penambahan massa bangunan
pada kawasan Bandung Super Mall, terdapat
beberapa pengalihan fungsi pada kawasan tersebut,
seperti halnya pengalihan fungsi ruang terbuka area
parkir, hampir setengahnya dialih fungsikan menjadi
massa bangunan Trans Studio Bandung dan hotel.
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh, kunci
keberhasilan perencanaan perancangan kawasan
terfokus pada optimalisasi pemanfaatan ruang untuk
fungsi baru dan potensi tampilan fisik hasil dari
transformasi bentuk dan tatanan massa yang matang.
Bertransforamsinya satu bentuk massa geometri
berpola tatanan linear menjadi gabungan tiga bentuk
massa geometri berpola tatanan cluster, menciptakan
ruang antara (inercourt untuk skala kawasan)
sebagai pusat orientasi seluruh massa. Adanya pusat
orientasi tersebut, diharapkan dapat mendukung
perpaduan berbagai sistem aktivitas sosial dan
pendukungnya yang tetap berada dalam satu
integritas kawasan sehingga mampu meningkatkan
daya tarik kawasan Bandung Super Mall.
5. Daftar Pustaka
1) Shirvani, Hamid;1985; Urban Design Proces;
Van Nostrand Reinhold, New York.
2) Salvan, George; 1986; Architecture theory of
design; Quezon City; GMC Tress
3) Ching, DK; 1990; Pengantar Perancangan
Ruang; terjemahan Edwart Hutabarat;
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
4) Zahnd, Markus;1999; Perancangan kota secara
terpadu: Teori perancangan kota dan
penerapannya; Yogyakarta; Kanisius
29
5) Warpani, Suwardjoko; 1984; Analisis Kota dan
Daerah; ITB; Bandung
6) Hack, Gary; 1988; Perencanaan Fisik dan
Perencanaan Kota; Erlangga; Jakarta
7) Moughtin, Cliff; 1992; Urban Design Street and
Square,
Third
Edition;Architectural
Press; Burl;ington city
8) Dinas Tata Kota; 2007; Pedoman Pelaksanaan
Pemanfaatan Ruang WP Karees; Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan. Dinas Tata
Kota Bandung; Bandung, Indonesia
9) PT.
Total
Bangun
Persada;
<http:www.DParsitek.co.id>;
diakses
tanggal 24 februari 2011
10) Edward T. White; 1985; Analisis Tapak
Pembuatan Diagram Informasi Bagi
Perancangan
Arsitektur,
Intermedia,
Bandung,
11) Joseph De Chiara dan Lee E; 1994:
Koppelman,
Standar Perencanaan
Tapak, Erlangga; Jakarta.
12) Kim W. Todd; 1995; Tapak, Ruang Dan
6. Riwayat Penulis
Dr. Ir. Dewi Parliana, MSP. adalah dosen Kopertis
Wilayah IV yang dipekerjakan pada Jurusan Teknik
Arsitektur Itenas Bandung sejak tahun 1990 no. HP
0818432196
30
Abstrak - Badan koordinasi pemerintah dan pembangunan wilayah iii provinsi jawa barat adalah sebuah
badan yang berfungsi sebagai badan penyelenggara dan penetapan kebijakan koordinasi di semua bidang di
wilayah iii. Guna menunjang fungsi tersebut maka bkppw.iii provinsi jawa barat perlu ditunjang oleh sumber
daya manusia yang memiliki disiplin yang baik dan berkualitas. Bkppw.iii provinsi jawa barat secara berkala
melakukan pemilihan karyawan terbaik sebagai upaya untuk memberikan motivasi dan juga penghargaan atas
dedikasi yang diberikan oleh para karyawan dilingkungan bkppw.iii provinsi jawa barat dan sebagai reward dari
dedikasinya tersebut karyawan mendapatkan tambahan penghasilan. Dalam analisa dan perancangan perangkat
lunak ini, penulis menggunakan metode spiral yang terbagi menjadi empat quadrant, dimana setiap quadrant
merepresentasikan sebuah manajemen proses dengan tahapan-tahapan identify, design, construct dan
evaluate[1]. Penulis menggambarkannya menggunakan flow chart, diagram konteks, data flow diagram (dfd)
dan erd (entity relationship diagram). Setelah melakukan analisa, perancangan dan implementasi, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa aplikasi ini dapat membantu bagian subag kepegawaian dan umum agar dapat
menginput data secara cepat dan benar tidak fuzzy (kabur) dan dengan waktu yang relatif cepat.
Kata Kunci: SPK, Penilaian,Metode AHP di Lingkungan BKPPW.III Provinsi Jawa Barat.
Abstract - government coordination and development region iii west java province is an entity that serves as
an organizer and policy-setting body coordination in all fields in region iii. To support these functions then
bkppw.iii west java province to be supported by human resources that have good discipline and quality.
Bkppw.iii west java province periodically poll the best employees in an effort to motivate and reward the
dedication given by the employees within the bkppw.iii west java province and as a reward of his dedication to
the employees earn extra income. Based on the problems mentioned above, it was made application decision
support system (dss) employee selection method using analitycal hierarcy process (ahp) in environmental
bkppw.iii. This application will be used by the division of human resources and general.
In the analysis and design software, a spiral method which is divided into four quadrant, where each quadrant
represents a management process with stages identify, design, construct and evaluate [1]. The author describes
using a flow chart, the context diagram, data flow diagrams (dfd) and erd (entity relationship diagram).
After doing the analysis, design and implementation, the authors can conclude that this application can help the
human resources and public subag order to enter data quickly and completely fuzzy (vague) and with a relatively
rapid.
Keyword: SPK, Assessment, Environmental BKPPW.III AHP method in West Java Province.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Badan
Koordinasi
Pemerintah
dan
Pembangunan Wilayah III Propinsi Jawa Barat
adalah sebuah badan yang berfungsi sebagai Badan
penyelenggra dan penetapan kebijakan koordinasi
bidang kesekertariatan, pemerintah pembangunan
daerah, perekonomian dan kesejahteraan sosial di
wilayah III. Guna menunjang fungsi tersebut maka
31
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
Terjadi penilaian yang tidak tepat yang disebabkan
oleh proses penilaian yang fuzzy (kabur) yang
menyebabkan kesalahan pada pemilihan karyawan
terbaik.
3.
Metode Penelitian
Metode perancangan yang digunakan adalah
dengan menggunakan metode Spiral. Menurut Janer
(2010) Metode spiral berbasiskan pada kebutuhan
terhadap aplikasi secara keberlanjutan untuk
menyaring kebutuhan-kebutuhan tersebut dan
estimasi proyek secara keseluruhan.
Metode spiral terbagi menjadi empat
quadrant, dimana setiap quadrant merepresentasikan
sebuah manajemen proses dengan tahapan-tahapan
identify, design, construct dan evaluate[1].
Sistem akan melalui tahapan-tahapan proses yang
akan berulang sebagai berikut :
a. Mendefinisikan tujuan dan kebutuhan bisnis,
mengembangkan desain konseptual, rancangan
konsep, rencana pengujian, dan analisis terhadap
resiko dengan melibatkan pemakai.
b. Mendefinisikan
kebutuhan
sistem,
mengembangkan desain logikal, mengkompilasi
(software-build) rancangan awal, mengevaluasi
hasil dengan melibatkan pemakai.
c. Mendifinisakan
kebutuhan
subsistem,
menghasilkan desain fisikal, mengkompilasi
rancangan berikutnya, mengevaluasi hasil
dengan melibatkan pemakai.
Landasan teori
A. Pengertian Aplikasi
Aplikasi berasal dari kata application yang
artinya penerapan; lamaran; penggunaan.
Secara istilah aplikasi adalah: program siap
pakai yang direka untuk melaksanakan suatu
fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain
dan dapat digunakan oleh sasaran yang
dituju.
B. Sistem Penunjang Keputusan (Decision
Support Systems)
Pada dasarnya DSS dirancang untuk
mendukung seluruh tahap pengambilan
32
Metode Penelitian
Analisis Sistem Berjalan
Analisa Sistem Berjalan dimaksudkan untuk
menguraikan sebuah system informasi yang utuh
kedalam komponen komponen system informasi
dengan tujuan untuk mengidentifikasi mengevalusi
permasalahan yang terjadi. Setelah diuraikan,
diidentifikasi dan dievaluasi maka akan didapatkan
usulan perbaikan pada system tersebut.
Dalam membangun aplikasi sistem penunjang
keputusan pemilihan karyawan terbaik dengan
33
Master Data
Penilaian
Perenkingan
Laporan
Deskripsi
Proses Pengaturan Hak
akses user terhadap sistem
yang meliputi penambahan
user baru.
Pada proses ini Kabag
Umum memasukan kriteria
dan sub kriteria penilaian
pemilihan
karyawan
terbaik.
Administrator Memasukan
nilai
setiap
karyawan
berdasarkan ajuan atau
rekomendasi dari kabagkabang
lain
dan
rekapitulasi
absensi
karyawan
Kabag memsakuna bobot
nilai setiap komponen dan
melakukan perengkingan
Administrator Melakukan
pencetakan laporan
Perancangan Data
Tabel tb_karyawan
No
Field
1
nip
Tipe Data
Int
Ukuran
15
varchar
Text
varchar
varchar
100
15
25
Tabel tb_kriteria
No
Field
1
id_kriteria
2
nama_kriteria
Tipe Data
Int
varchar
Ukuran
15
100
Tabel tb_subkriteria
No
Field
1
id_kriteria
2
nama_kriteria
Tipe Data
Int
varchar
Ukuran
15
100
Tabel tb_bobot
No
Field
1
id_bobot
2
id_subkriteria
3
bobot
Tipe Data
Int
varchar
Int
Ukuran
15
100
11
2
3
4
5
nama
alamat
golongan
bagian
34
Tabel tb_user
No
Field
1
id_user
2
username
3
password
4
name
5
login_count
6
user_level
Tipe Data
Int
varchar
varchar
varchar
Int
varchar
Ukuran
15
100
150
50
11
75
Perancangan Menu
Desain struktur menu merupakan jalur pemakaian
sistem yang mudah dipahami dan mudah digunakan.
Perancangan struktur menu dari SPK pemilihan
karyawan terbaik dibagi menjadi dua:
1.
Menu User
2.
Menu Administrator
Pengujian Sistem
Pada pengujian sistem meliputi pengujian
terhadap form yang terdapat pada halaman
Administrator dan halaman Kepala Bagian Umum
dan Kepegawaian. Berikut adalah implentasi
antarmuka yang dibuat dan dibedakan antara
antarmuka untuk Administrator dan antarmuka untuk
Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian.
35
a.
b.
c.
d.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan
perancangan tentang Sistem Penunjang Keputusan
pemilihan karyawan terbaik dengan menggunakan
metode AHP di BKPP, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1)
Sistem Penunjang Keputusan untuk pemilihan
karyawan terbaik bisa di jadikan dasar
pengambilan
keputusan
dalam
proses
Penilaian
Kinerja
karyawan
dengan
menggunakan
metode
AHP
(Analytic
Hierarchy Process).
2)
Keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan dukungan dari perhitungan yang
dilakukan dengan AHP (Analytic Hierarchy
Process). Sebagai mana model sistem
penunjang keputusan.
Saran
Berdasarkan Kesimpulan yang telah diuraikan
diatas, maka ada beberapa saran yang ingin
disampaikan antara lain :
1)
Sistem pengelolaan data pegawai yang telah
ada sebaiknya perlu di tata, diupdate, sesuai
dengan perkembangan teknologi computer
dewasa ini, sehingga dapat meningkatkan
system kerja Badan koordinasi Pemerintahan
dan pembangunan Wilayah III Provinsi jawa
Barat.
2)
3)
Daftar Pustaka
[1] Carter et. Al. (1992)
Decision Support System (DSS)
[2]
Simarmata Janner,
2010, Rekayasa Perangkat
Lunak, Andi, Yogyakarta.
[3]
Guritno Suryo,
Sudaryono, Raharja Untung, 2011. Theory and
Application of IT Research, Andi, Yogyakarta.
[4] Peraturan Gubernur No. 8 Tahun 2012 tentang
Perubahan ketiga atas peraturan Gubernur Jawa
Barat nomor 119 tahun 2009 tentang pengukuran
kinerja dalam pemberian tambahan penghasilan
bagi pegawai negeri dan calon pegawai negeri
sipil dilingkungan Provinsi Jawa Barat.
BIODATA PENULIS
Penulis lahir di Padang, 29 Januari 1973. Penulis
bekerja sebagai Dosen Tetap di STMIK IKMI
Cirebon dengan kepangkatan akademik Asisten Ahli,
mengajar dibidang Algoritma dan Sistem Informasi.
Pendidikan yang telah di tempuh adalah Sarjana
Komputer jurusan Teknik Informatika Lulus tahun
1999, dan Magister Komputer jurusan Teknik
Informatika Lulus tahun 2010.
36
Abstrak - Penilaian kinerja merupakan sesuatu yang penting untuk menilai semua pegawai dan digunakan
untuk manajemen fakultas untuk pengambilan kebijakan. Di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Tangerang penilaian kinerja digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai dengan menggunakan 4 kriteria dan
13 sub kriteria dan proses yang dilakukan masih manual. Metode yang digunakan dalam peneliaian ini adalah
Analytical Hierarchy Proses (AHP), untuk menyelesaikan masalah yang kompleks menjadi lebih mudah untuk
proses pengambilan keputusan dengan cepat dengan diawali dengan pembuatan hirarki, memberikan nilai
komparatif di setiap kriteria dan subkriteria. Kriteria yang digunakan adalah komitmen dengan sub kriteria Jujur,
loyal, tanggungjawab dan disiplin, Kriteria manajemen dengan sub kriteria kepemimpinan, perencanaan,
pengorganisasian dan pengarahan, kriteria kerjasama dengan subkriteria komunikasi, beradaptasi dan berbagi
informasi dan hasil kerja sub kriteria kualitas dan kuantitas. Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan
metode AHP dapat juga digunakan untuk semua proses penilaian yang mana ditentukan kriteria dan subkriteria
yang sesuai dengan kesepakatan manajemen.
Pendahuluan
37
38
39
5. Studi Kasus
Gambar 4. Diagram Alir AHP
a. Kerangka Sistem Pendukung Keputusan
Penilaian Kinerja.
40
OUTPUT
Mulai
Input Data
Pegawai
Kriteria dan
Sub Kriteria
Nilai
Perbandingan
Hitung
Prioritas Lokal
Hitung
Konsistensi
Rasio
Nilai Tes
Pegawai
CR <= 0.1
Hitung
Prioritas
Global
Hasil Konversi
Nilai
Keterangan
Kelulusan
Lulus
Selesai
41
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan.
Kerjasama terdiri dari komunikasi, beradaptasi
berbagi informasi dan hasil kerja yang dinilai
kualitas, kuantitas.
Tabel 2. Nilai perbandingan berpasangan kriteria
42
2.4
C
B
BS
C
C
B
B
B
C
B
Keterangan:
1.1 Kualitas
1.2 Kuantitas
2.1 Jujur
2.2 Loyal
2.3 Tanggung Jawab
2.4 Disiplin
2.2
2.3
2.4
1.2
2.1
Manajemen
1.3
Kerjasama
1.1
Nama
No
1.
A
BS B
B
2.
B
B
BS BS
3.
C
C
BS B
4.
D
B
C
C
5.
E
BS B
B
6.
F
BS B
B
7.
G
BS B
C
8.
H
B
C
C
9.
I
C
B
B
10. J
BS B
B
Keterangan:
1.1 Komunikasi
1.2 Beradaptasi
1.3 Bekerjasama
2.1 Kepemimpinan
2.2 Perencanaan
2.3 Pengorganisasian
2.4 Pengarahan
B
B
BS
B
B
B
B
BS
B
B
B
B
C
B
B
BS
B
B
B
B
C
BS
K
C
C
BS
C
C
B
B
C
C
K
B
C
C
C
B
C
B
43
Daftar Pustaka
44
Profil Penulis
Rohmat Taufiq, ST., M.Kom, adalah Dosen
Teknik Informatika, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Email: rohmat.taufiq@yahoo.com
45
Abstrak - Agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar diperlukan fasilitas yang memadai, salah
satunya menyediakan koperasi siswa agar segala kebutuhan siswa dapat terpenuhi. Semakin bertambahnya
jumlah siswa maka jumlah barang yang disediakan oleh Koperasi Siswa akan bertambah.Tetapi sistem
persediaan barang yang berjalan saat ini masih dilakukan secara manual yaitu dengan menghitung barang yang
ada untuk mencatat data persediaan barang. Dengan membuat Aplikasi Persediaan Barang yang berbasis data,
diharapkan dapat membantu pendokumentasian transaksi yang terjadi, diantaranya transaksi penjualan dan
pembelian barang, pencatatan barang masuk dan barang keluar, semua transaksi akan tersimpan dalam sistem
sehingga memudahkan petugas koperasi dalam pembuatan laporan persediaan barang.
Kata Kunci: Persediaan, Koperasi, Database, Visual Basic.
Abstract - In order for teaching and learning activities running smoothly required adequate facilities, one of
which provides a cooperative students so that all students' needs are met. The increasing number of students, the
number of goods supplied by the Cooperative Students will increase. But the inventory system running is still
done manually, by counting bartgang existing inventory to record data. By making apliaksi Stock-based data, is
expected to help the documentation of transactions, including the sale and purchase of goods, recording of
goods in and goods out, all transactions will be stored in the system so that officers are not troubled cooperative
in making the inventory report.
Keywords: Inventory, Cooperative, Database, Visual Basic.
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Aplikasi persediaan barang merupakan
sistem yang dibutuhkan pada koperasi siswa dengan
tujuan untuk memudahkan petugas atau pihak yang
terkait dalam proses
transaksi serta untuk
mengetahui jumlah stok barang yang ada tanpa
harus menghitung satu persatu.
Kesulitan dalam pengumpulan data menimbulkan
keterlambatan dalam pembuatan laporan sehingga
tujuan dari subsistem sekolah menjadi terhambat.
Seiring dengan perkembangan sekolah maka
kegiatan yang terjadi semakin banyak yang berarti
persediaan barang pada koperasi siswa semakin
banyak. Dengan bertambahnya jumlah barang,
muncul permasalahan lain yaitu kesulitan
mendapatkan informasi persediaan barang yang
cepat, tepat dan akurat. Penyebabnya adalah
pengolahan data transaksi yang membutuhkan
beberapa tahapan dan sering terjadi kesalahan
pencatatan dalam faktur, form serta laporan yang
dibuat. Selain itu pengolahan data transaksi menjadi
informasi persediaan barang sering ditunda oleh
petugas.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka
diperlukan sebuah sistem persediaan barang yang
1.1
1.2
Perumusan Masalah
Bagaimana merancang dan membuat
implementasi Aplikasi persediaan barang
pada koperasi siswa di SMK Informatika AlIrsyad Al-Islamiyyah Kota Cirebon?
1.3
Identifikasi Masalah
1) Kesalahan dan keterlambatan informasi
untuk mengetahui jumlah stok barang akan
mengakibatkan
terlambatnya
kegiatan
operasional koperasi.
2) Pengolahan data pembelian, penjualan, dan
persediaan barang yang ada memungkinkan
petugas menundanunda tugas yang
diberikan. Akibatnya informasi persediaan
barang tidak dapat disajikan pada saat
dibutuhkan.
3) Dalam pembuatan laporan bulanan transaksi
barang memerlukan waktu yang cukup lama.
1.4
Tujuan Penelitian
1) Untuk
mempercepat pengolahan data
transaksi
pada
koperasi,
diantaranya
pengolahan
transaksi
penjualan
dan
46
2. Landasan Teori
2.1
Pengertian Koperasi
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Standar Akuntansi Keuangan No. 27, menyatakan
bahwa: Koperasi adalah badan usaha yang
mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan
sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar
prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi
untuk mengingkatkan taraf hidup anggotanya pada
khususnya dan masyarakat daerah kerja pada
Pengertian Database
Database adalah sekumpulan table yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Tabel terdiri atas Field dan Record. Field adalah
Variable yang mewakili suatu kumpulan
record/data dan record adalah sekumpulan data
yang mengandung arti (Sanjaya : 2008)
2.4
Visual Basic
Visual Basic adalah salah satu bahasa
pemrograman komputer. Bahasa pemrograman
adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh
computer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
Bahasa Pemrograman Visual Basic, yang
dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991,
merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu
pemrograman BASIC yang dikembangkan di era
1950-an (Kusrini, dkk., 2007)
3. Metode Penelitian
Dalam penyusuanan penelitian ini penulis
menggunakan metode pendekatan deskriptif
(descriptive research) yaitu metode yang
mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena
yang ada dengan cara menggambarkan alur sistem,
dan
menginterpretasikan
hasil
penelitian
berdasarkan kondisi yang sebenarnya pada masa
sekarang.
3.1 Metode Pengembangan Sistem
Selain metode pendekatan deskriptif,
didalam melakukan pengembangan sistem penulis
juga menggunakan metodologi waterfall, yaitu
metode yang menyarankan sebuah pendekatan yang
sistematis dan sekuensial melalui tahapan-tahapan
yang ada pada SDLC (System Development Life
Cycle) untuk membangun sebuah perangkat lunak.
SDLC adalah proses pengembangan dimana
keseluruhan
proses
pengembangan
sistem
dilakukan melalui proses multi-langkah dari
investigasi persyaratan awal melalui analisis,
desain, implementasi dan pemeliharaan.
Tahap-tahap pengembangan perangkat lunak
dengan menggunakan metode waterfall, yaitu:
1) Analisis adalah tahap menganalisis hal-hal yang
diperlukan
dalam
pelaksanaan
proyek
pembuatan atau pengembangan software.
Dalam hal ini analisis yang dilakukan dengan
menganalisis
dokumen-dokumen
yang
digunakan dalam pelayanan transaksi pembelian
47
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
48
PETUGAS KOPERASI
Validasi
Persediaan
Barang
Permintaan
Barang
Mulai
KEPALA SEKOLAH
Barang
Permintaan
Barang
Barang
Tersedia
ya
tidak
Permintaan
Barang Tidak
Terpenuhi
Permintaan
Barang Terpenuhi
Simpan data
penjualan
Trans.
Penjualan
Update
Persediaan
Barang
Faktur
Penjualan
Cetak
Faktur
Penjualan
Faktur
Penjualan
Pembuatan
laporan
Penjualan
Laporan
Penjualan
Laporan
Penjualan
49
Daftar
Pemesanan
Barang
PEMASOK
PETUGAS KOPERASI
KEPALA SEKOLAH
Daftar
Pemesanan
Barang
Pembuatan
PO
Validasi
pesanan
yg
terpenuhi
Sesuai
Tidak
PO
PO
Faktur
Pembelian
Faktur
Pembelian
Faktur
Pembelian
tidak valid
Faktur
Pembelian
tidak valid
Ya
Faktur
Pembelian
Valid
Trans.
Pembelian
Simpan &
Update Data
pembelian
barang
Barang
Pembuatan
laporan
persediann
barang
Laporan
Persediaan
barang
Laporan
persediaan
barang
Cetak laporan
pembelian barang
Laporan
Pembelian
Laporan
Pembelian
Perancangan Database
Untuk
merancang
database
secara
konseptual tentunya diperlukan alat bantu, baik
50
PO
Pemasok
Faktur pembelian
Tanda terima retur
barang
Daftar
pemesanan barang
Laporan persediaan
barang
Faktur penjualan
Tanda terima retur barang
Aplikasi
Persediaan
Barang
Laporan penjualan
Konsumen
Laporan pembelian
Permintaan Barang
Kepala
Sekolah
Gambar 3. Diagram Konteks
kd_brng*
*
faktur_beli
**
faktur_jual
**
tg
l
qt
y
Konsume
n
membe
li
harga_ju
al
satua
n
1
kd_brng*
*
kd_brng*
*
nm_br
ng
kd_brn
g*
tgl
harga_b
eli
Barang
menju
al
no_tel
p
sto
k
kd_pmsk**
qty
tgl
nm_pms
k
qty
meret
ur
kd_pmsk
*
kd_retur*
*
Pemasok
alama
t
51
PENJUALAN
Faktur_penjualan*
Kode_barang**
Quantity
Tgl_jual
USER
Kode_User*
Username
Password
Nama_lengkap
PEMBELIAN
Faktur_pembelian*
Kode_barang**
Kode_pemasok**
Quantity
Tgl_beli
RETUR
Kode_retur*
Kode_barang**
Quantity
Tgl_retur
Keterangan :
* : Primary Key
** : Foreign Key
Gambar 5. Relasi Antar Tabel
4.5
Implementasi
Menu Log In
PEMESANAN
Kode_pemesanan*
Kode_pemasok**
Quantity
Tgl_pesan
52
53
54
5. Kesimpulan
Sistem yang berjalan saat ini masih memiliki
sejumlah
permasalahan,
sehingga
dapat
mengakibatkan kerugian bagi koperasi siswa dan
belum ada aplikasi khusus yang digunakan untuk
mendukung sistem informasi persediaan barang.
Dengan aplikasi yang dibangun ini data akan
tersimpan dalam database sehingga data yang
tersimpan lebih aman, dan akan memudahkan jika
memerlukan data yang telah lampau/terdahulu.
Untuk pengembangan selanjutnya, sistem informasi
persediaan barang di koperasi siswa ini diharapkan
terintegrasi dengan sistem informasi akuntansi
keuangan atau modul keuangan pada sistem
informasi persediaan barang di koperasi siswa.
Daftar Pustaka
Ikatan
Riwayat Penulis:
Dra. Nining R, dan Nana Suarna, M. Kom
adalah dosen tetap pada STMIK IKMI Cirebon. No.
No. HP.: Nining R 08121458660, HP.: Nana
Suarna - 081912940556
Suci Heliany, A. Md adalah pegawai SMK AlIrsyad Al-Islamiyah Cirebon