BPKM Penginderaan
BPKM Penginderaan
PENDAHULUAN
Metode pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based learning) merupakan
pendekatan pembelajaran yang dipandang lebih efektif dan efisien. Metode ini
mengutamakan pembelajaran aktif (student-centered) dengan mengintegrasikan
seluruh bidang ilmu kedokteran secara horizontal maupun vertikal. Dengan demikian
seluruh pembelajaran merupakan rangkaian pembelajaran yang komprehensif dari
tingkat praklinik hingga ke tingkat klinik.
Modul Penginderaan adalah modul ke-17 dalam Kurfak 2005. Modul ini
diselenggarakan selama 6 minggu dengan beban 5 SKS pada semester VI, yaitu di
bagian atas spiral pendidikan tahap praklinik. Itu berarti pada modul ini harus
dicapai kemampuan yang lebih tinggi yaitu analisis dan sintesis, dan kemampuan
memadukan (integrate) berbagai pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan
baru yang diperoleh dalam modul ini. Melalui langkah pemecahan masalah secara
sistematis mahasiswa menggali ilmu berupa berbagai aspek fisiologis maupun
patologis dari sistem indera. Kemudian, melalui data klinik dan data penunjang
diagnostik lain, yang diberikan sebagai data sekunder, mahasiswa dilatih untuk
mengembangkan pola nalar (reasoning) dalam menegakkan diagnosis dan menyusun
rencana tata laksana pasien sampai ke tingkat terapi obat maupun non-obat.
Kemampuan bernalar dalam menghadapi masalah klinis ini sangat penting bagi
peserta didik. Dipadu dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan dipelajarinya
dalam modul Kedokteran Komunitas, kemampuan bernalar ini menjadi bekal dalam
menunaikan tugasnya sebagai dokter keluarga. Bahkan, kemampuan bernalar ini
merupakan bekal dasar dalam pendidikannya kelak menjadi dokter spesialis/dokter
spesialis konsultan di kemudian hari. Dengan kata lain dalam modul ini mahasiswa
juga berlatih untuk menyelesaikan masalah klinis melalui data sekunder. Kemampuan
belajar dari masalah dan menyelesaikan masalah secara kompresensif ini yang harus
diperlihatkan dalam kegiatan pleno. Oleh karena itu, fasilitator dituntut untuk
menjamin bahwa langkah PBL dilaksanakan tuntas dan dengan arah yang
benar.
Tubuh kita berinteraksi dengan lingkungan melalui berbagai organ penginderaan.
Sistem penginderaan terdiri atas berbagai organ/struktur yang meliputi komponen
reseptor, saraf sensorik, dan pusat sensorik di dalam otak atau medula spinalis.
Sistem ini berinteraksi dengan berbagai sistem lain seperti sistem saraf,
muskuloskeletal, pencernaan, dan pernapasan. Struktur makroskopik dan mikroskopik
organ penginderaan mencerminkan fungsi organ tersebut. Berbagai impuls dari luar
diterima oleh reseptor penginderaan dan diteruskan ke pusatnya masing-masing
sehingga kita menyadarinya. Jadi, berbagai organ penginderaan bertindak ibarat
pintu gerbang tubuh terhadap pengaruh lingkungan dan memungkinkan kita
menerima berbagai stimulus baik yang diperlukan maupun yang merugikan. Dengan
demikian jelas bahwa dalam modul ini mahasiswa harus mengambil kembali
catatan lamanya tentang semua yang telah dipelajari sebelumnya dalam modul lain
khususnya Neuroscience dan Syaraf-jiwa.
Dalam berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan luar, berbagai faktor baik faktor
fisik, kimia, maupun biologik dapat menimbulkan jejas pada organ penginderaan
sehingga fungsinya terganggu, dan ini dapat menurunkan kemampuan kita sebagai
individu untuk berinteraksi dengan lingkungan. Sebagian jejas ini dapat pulih, tetapi
sebagian lagi tidak. Akibatnya dapat timbul manifestasi klinik berupa gejala dan tanda
penyakit atau gangguan penginderaan. Pemahaman yang menyeluruh tentang organ
penginderaan akan memberikan dasar pemikiran bagi pendekatan klinik dalam
penanganan gangguan atau penyakit pada sistem penginderaan.
Tujuan Modul
6.
7.
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Prasyarat
Mahasiswa yang mengikuti modul Penginderaan adalah mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan dokter tahap I, sehingga telah mencapai berbagai
keterampilan dasar yang dilatihkan dalam modul Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi
(PDPT) dan modul EBP3KH. Selain itu, mahasiswa hendaknya telah menguasai
pengetahuan medik dasar menyangkut sistem saraf yang dilatihkan dalam modul
Neuroscience dan modul Saraf dan Jiwa. Dengan demikian mahasiswa seyogianya
telah memiliki keterampilan belajar sepanjang hayat, di samping keterampilan generik
dan sikap peduli terhadap lingkungan/masyarakat.
SASARAN PEMBELAJARAN
LINGKUP BAHASAN
Lingkup
Bahasan
Proses
penginderaa
n normal
Pokok Bahasan
1.
2.
II
Infeksi
1.
Mata
Subpokok bahasan
1.1.
1.2.
2.1.
Penglihatan
2.2.
Pendengaran
2.3.
Keseimbangan
2.4.
Penghiduan
2.5
Pengecapan
1.1.
1.2.
Lingkup
Bahasan
Pokok Bahasan
2.
III.
Gangguan
penglihatan
1.
Gangguan refraksi
Subpokok bahasan
1.3.
Perubahan struktur
1.4.
1.5.
Pemeriksaan penunjang
1.6.
Tata laksana
1.7.
Kesehatan masyarakat
2.1.
Etiologi
2.2.
Patogenesis
2.3.
Patofisiologi
2.4.
Perubahan struktur
2.5.
Diagnosis
2.6.
Tata laksana
2.7.
Kesehatan masyarakat
1.1.
Etiologi
1.2.
Underlying factors
1.3.
Patogenesis
Lingkup
Bahasan
IV
Pokok Bahasan
Penyakit
Dege
nera
tif
1.
2.
Neoplasma
1.
2.
VI
Penyakit Lain
1.
Subpokok bahasan
1.4.
Patofisiologi
Pembiasan cahaya .
1.5.
Diagnosis
1.6.
Tata laksana
1.7.
Kesehatan Masyarakat
1.1.
Katarak
1.2.
Degenerasi makula
1.3.
Retinopati
1.4.
Kesehatan masyarakat
(katarak)
1.5.
Rehabilitasi
2.1.
Presbiakusis
2.2.
Presbiastasis
Mata
1.1.
Retinoblastoma
THT
2.1.
Karsinoma nasofaring
2.2.
Neuroma akustik
1.1.
Glaukoma
Penyakit
degeneratif mata
Pengertian; klasifikasi;
patogenesis; pemeriksaan; tata
laksana
Pengertian; klasifikasi;
patogenesis; pemeriksaan; tata
laksana
Faktor risiko & etiopatogenesis;
diagnosis; tata laksana
Faktor risiko & etiopatogenesis;
skrining; diagnosis; tata laksana
Faktor risiko & etiopatogenesis;
diagnosis; tata laksana
Dinamika cairan bola mata &
pemeriksaan tonometri
Lingkup
Bahasan
Pokok Bahasan
2.
VII
Kegawatdaruratan
1.
2.
Subpokok bahasan
Gangguan vestibuler
Mata
Telinga
1.2
Neuritis optik
2.1.
Kelainan degeneratif
2.2.
Gangguan vaskuler
2.3.
Infeksi
1.1.
Etiologi;
patogenesis/patofisilologi;diagno
sis; tata laksana obat dan nonobat
Patogenesis/patofisilologi; faktor
risiko; diagnosis; tata laksana
Patogenesis; diagnosis; tata
laksana obat dan non-obat.
Etiologi; diagnosis; tata laksana
obat dan non-obat
Gejala dan tanda; tata laksana
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
2.1.
2.2.
Benda asing
2.3
Sudden deafness
6. Rinitis kronis
7. Sinusitis
8. Tonsilofaringitis
9. Kanker nasofaring
10. Disfagia
6.
7.
8.
9.
Konjungtivitis
Keratitis/ulkus kornea
Pterigium
Peradangan intraokular (uveitis/endoftalmitis)
10
5. Ablasio retina
11
RUJUKAN
Anatomi
1. Agur, A.M.R. & A.F. Dalley. Grants Atlas of Anatomy. 11th ed. Lippincott Williams
and Wilkins, Baltimore. 2005.
2. Drake, R.L., W. Vogl & A.W.M. Mitchell. Grays Anatomy for Students. Elsevier
Churchill Livingstone, Philadelphia. 2005.
3. Marieb, EN & J. Mallat. Human Anatomy. 3rd ed. Benjamin Cummings, San
Fransisco. 2001
4. Snell, R.S. Clinical neuroanatomy for medical students. 5th ed. Lippincott
Williams and Wilkins, Baltimore. 2001.
Histologi
1. Gartner, LP and Hiatt, J.L. (2001). Special Sense in: Color Textbook of
Histology,
W.B. Saunders Company, USA, pp.509-534
2. Fawcett, D.W. (1994). The eye in: A Textbook of Histology (Bloom and Fawcett),
12th Ed, Chapman and Hall, New York, USA, pp 872-916; The ear: pp. 919-941
3. Wonodirekso S (2003), Praktikum Bola Mata dalam Penuntun Praktikum
Histologi, Edisi Pertama, Dian Rakyat, Jakarta, Indonesia, Hal 161-166;
Praktikum Telinga Hal 167-172
Fisiologi
1. Ganong WF. Review of Medical Physiology. Lange Medical publication, CA 22 th
ed, 2005
2. Guyton AC, Hall E. Text book of Physiology, WB Saunders Co 9th ed
3. Rhoades R, Pfanzers R. Human Physiology. Saunders College Publishing,
Fortworth 3rd ed.
4. Human Physiology from cells to system, Sherwood l West Publishing Co St Paul
4th ed.
5. Silverthorn DU. Human physiology: an integrated approach. 3rd ed. San
Francisco. Pearson Education, Inc. 2004.
6. Kandel, ER et al, Principles of Neural Science. 4th ed. New York. McGraw Hill,
2000.
Biokimia
1. Devlin TM. Textbook of Biochemistry with Clinical Correlations. Wiley-Liss.New
York. 2002: 1002-16
2. Halliwell B, Gutteridge JMC. Free Radicals in Biology & Medicine. 3 rd ed. Oxford
University Press. 1999: 516-24
3. Voet D & Voet JG. Biochemistry. John Willey & Sons Inc. 2004: 620-1
4. Murray R, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harpers Illustrated
Biochemistry. 26th ed. McGraw Hill Education (Asia). 2003; 17
Mikrobiologi
1. Brooks G.F., Butel J.S., and Morse S.A. (eds)., Jawetz, Melnick, and Adelbergs :
Medical Microbiology, 24th ed, international edition. Appleton and Lange,
California, 2007
2. Tortora GJ., Funke BR., and Case CL: Microbiology an Introduction. 9 th ed.
Pearson. Benjamin Cummings. San Francisco., 2007
3. Chin, RL (edited): Diamond MS., Teri, A. R. Emergency Management of
Infectious Diseases. Cambridge UP. New York. 2008. p: 33 51
Farmakologi
1. Dukes, MNG. Meylers side effects of drugs. Amsterdam-Oxford. Excerpta
Medica, 1975
Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Penginderaan, PSPD UNIB
Dibawah pembinaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
12
2. Katzung BG. Basic & Clinical Pharmacology, 11th ed. Mc-Graw-Hill Lange.
3.
Patologi Anatomi
1. Underwood JCE (editor). General and Systematic Pathology. 3rd ed.
Edinburgh. Churchill- Livingstone; 2000: 325-60
2. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Robbins Basic Pathology. 7th ed.
International edition. Saunders; 2003: 453-508
3. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basic of
Disease, 7th ed, Elsevier Saunders, Philadelphia. 2005. pp: 787-788 & 14211447.
Patologi Klinik
1. Sacher RA, Mc Pherson RA. Wildmans Clinical Interpretation of Laboratory
Tests. 10th ed. Singapore : PG Publishing, 1991 : 322-7
2. Wirawan R, Silman E. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana. Ed 3.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 1992
Ilmu Penyakit Mata
1. Berson, F.G. Basic Ophtalmology for medical students and primary care
residents. 1993
2. Vaughan DG, General Ophthalmology, 15th ed. Appleton & Lange. Connecticut,
1999.
3. Binkesmas DepKes., Pedoman Usaha Kesehatan Masyarakat- Penanggulangan
Kebutaan (UKM-PK)
Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok
1. Soepardi EA, Iskandar N (ed). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok-Kepala Leher; edisi 6; thn 2007
2. WHO. Chronic suppurative otitis media burden of illness and management
options. Child and Adolescent Health and Development Prevention of Blindness
and Deafness. WHO Geneva, Switzerland 2004
3. Adams, G.L., L.R.Boies & P.H. Higler. Boies Fundamentals Of Otolaryngology.
1989. W.B. Saunders Company, Philadelphia
Radiologi
1. Som PM, Curtain HD. Head and Neck Imaging, Philadelphia, Mosby. 2004.
2. Departemen Radiologi FKUI/RSCM. Buku Ajar Radiologi. 2006
Neurologi
1. J. Misbach, F. Sitorus. Dewati. Neuro-oftalmologi. Pemeriksaan Klinis dan
Interpretasi. Balai Penerbit FKUI, 1999
2. Dejong. The Neurologic Examination. 6th ed. Lippinccott William Wilkins, 2005
3. A Victors Principles of Neurology, 8th ed. McGraw Hill, 2004
4. Lindsay. Neurology and Neurosurgical Illustrated. Churchil Livingstone, 2007
Ilmu Rehabilitasi Medik
1. Schein JD, Miller MH. Diagnosis and Rehabilitation of Auditory Disorders. In:
Kottke, Lehmann. Krusenss Handbook of Physical Medicine and
Rehabilitation. 4th ed. Philadelphia, WB Saunders; 1990. p 935-66
2. Owens RE. Metz DE, Haan A. Comunication disorders A Life Span Perspective.
Boston: Allyn and Bacon; 200 p 455-97
Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Penginderaan, PSPD UNIB
Dibawah pembinaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
13
3. Allinders JEJ. Sensory Loss: Deafness and Blindness. In: Hopkins HL, Smith HD.
Williard and Spackmans Occupational Therapy. Philadelphia: JB Lippincott
Company; 1993. p. 706-15
Kedokteran Komunitas
1.
Colenbrander A. Visual impairment. In: Demeter SL, and
Anderson GBJ Editors. Disability Evaluation. Chicago: Mosby; 2003. P. 495-511
2.
Jeyaratnam J, Koh D. Text Book of Occupational Medicine
Practice. 2nd Ed, Singapore, World Scientific; 2003.
3.
Palmer KT, Cox RAF, Brown I. Fitness for Work, The Medical
Aspects. 4th Ed. Faculty of Occupational Medicine of the Royal College of
Physicians, Oxford, Oxford University Press. 2007.
4.
Sataloff RT. Otolaryngolgical impairment. In: Demeter SL, and
Anderson GBJ Editors. Disability Evaluation. Chicago: Mosby; 2003. P. 512-530
5.
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Persero). Kumpulan Peraturan
Perundangan Program Jamsostek. Jakarta, 2007
Kedokteran Forensik dan Medikolegal
1. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. 1997.
2. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Cetakan kedua. Bagian
Kedokteran Forensik FKUI. 1994
14
METODE PENGAJARAN
A. METODE PENGAJARAN
Metode pengajaran yang digunakan pada Modul Penginderaan ialah Pengajaran aktif
(student-centered), menggunakan pendekatan metoda Pembelajaran Berdasarkan
Masalah. Dalam metoda ini mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil dengan jumlah
anggota kelompok maksimal 10-11 orang.
Metoda pengajaran meliputi:
1. Orientasi
a. Kuliah
Kuliah materi Modul Penginderaan Kelas Reguler
Pengantar modul & masalah klinik
sistem indera
Anatomi penginderaan
Tinjauan histofisologi bola mata, alat
pendengaran dan keseimbangan
Fisiologi penginderaan 1
Fisiologi penginderaan 2
Aspek biokimia mata
Gangguan N. II dan keseimbangan
Masalah kesehatan mata I & II
Radiologi pencitraan mata dan telinga
Aspek patologi alat indera
Masalah kesehatan alat pendengaran
dan keseimbangan
Mikrobiologi penginderaan
Rehabilitasi penginderaan
Penginderaan dalam perspektif
Kedokteran Komunitas
Penginderaan
dan aspek medikolegalnya
Farmakologi yang berhubungan dengan
Alat indera
(K-01) 1 jam
(K-02) 2 jam
(K-03) 2 jam
(K-04)
(K-05)
(K-06) 2 jam
(K-07) 2 jam
(K-08)
(K-09)
(K-10) 2 jam
2 jam
2 jam
3 jam
2 jam
(K-11) 2 jam
(K-12) 2 jam
(K-13) 2 jam
(K-14) 2 jam
(K-15) 2 jam
(K-16) 2 jam
- Pemicu 1
- pemicu
2
- pemicu
3
ilmu klinik
3 kali diskusi kelompok, selama 7 jam
- pemicu
4
2. Latihan
a. Keterampilan klinik dasar penginderaan (dalam modul KKD)
b. Kerja laboratorium: akan dilakukan praktikum terpadu antara 9
departemen:
Histologi,
Faal,
Fisika,
Patologi
Anatomi.
Mikrobiologi, Parasitologi, Patologi Klinik, Farmasi, I.Peny. Mata,
dengan topik 1) penglihatan, 2) penghidu & pengecap, 3)
pendengaran
c. Diskusi topik khusus Faal: mendiskusikan dasar faal berbagai
mendiskusikan dasar faal berbagai pemeriksaan fungsi alat
indera untuk memahami intrepertasi hasil pemeriksaan fungsi
alat dan indera.
3. Umpan Balik
o Formatif, dilaksanakan 2 kali.
o Observasi: penilaian diri dan teman dalam diskusi kelompok,
dilakukan oleh mahasiswa dan fasilitator
o Laporan Kegiatan Laboratorium Terpadu
o Penilaian diskusi kelompok oleh fasilitator
4. Teleconference
(Menyesuaikan dengan FKUI)
B. SUMBER PEMBELAJARAN
Sumber pembelajaran berupa:
Buku Teks
Narasumber
Sumber lain seperti jurnal ilmiah, internet, dll.
Hand-outs
Pedoman diskusi khusus dan praktikum
C. MEDIA INSTRUKSIONAL
Media instruksional yang digunakan:
Tayangan slides
16
SUMBER DAYA
1.
MATRIKS KEGIATAN
Minggu I
Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
17 02-2014
18 02-2014
19 02-2014
20 02-2014
21 02-2014
07.00-08.00
Senam
08.00-09.00
K. Pengantar Modul
K. Anatomi
BM
K. Fisiologi 1
09.00-10.00
Pr. Fisiologi
K. Biokimia
10.00-11.00
BM
Pr . Anatomi
11.00-12.00
12.00-13.00
K. Fisiologi 2
BM
ISTIRAHAT
13.00-14.00
DK1P1
Pr. Anatomi
14.00-15.00
15.00-16.00
BM
BM
Departemen
UNIB
Anatomi FK UI
DK2P1
Fisiologi FK UI
K. Pengantar KKD
PLENO P1
Fisiologi FK UI
Biokimia FK UI
Minggu II
Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Penginderaan, PSPD UNIB
Dibawah pembinaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
17
Waktu
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
Departemen
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
24-02-2014
25-02-2014
26-02-2014
27-02-2014
28-02-2014
Senam
K . Histologi
K. Mikrobiologi
K. Patologi
Anatomi
Pr. Patologi
K. Parasit
K. Mata
Pr. Histologi
Pr. Mikrobiologi
DK1 P2
KKD
BM
Histologi FK UI
Mikrobiologi FK UI
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
03-03-2014
04-03-2014
05-03-2014
06-03-2014
07-03-2014
Anatomi
ISHOMA
DK2 P2
PA FK UI
Pr. Parasit
KKD
Pleno P2
Parasitologi FK UI
Mata FK UI
Minggu III
Waktu
18
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
Departemen
Senam
Formatif 1
K.Patologi Klinik
Sumatif 1
Penginderaan dalam
medikolegal
BM
K. Pencitraan
BM
Penginderaan
K. THT
ISHOMA
DK1P3
KKD
DK2P3
KKD
Pleno P3
BM
Forensik Med FK UI
Patologi Klinik FK
UI
UNIB
Radiologi
FK UI
THT FK UI
Minggu IV
Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
10-03-2014
11-03-2014
12-03-2014
13-03-2014
14-03-2014
BM
Senam
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
Pr. Fisika 1
K.Syaraf
Pr. Fisika 2
K. Farmasi
Pr. Farmasi
Penginderaan dalam
Ilmu Kedokteran
K. Rehabilitasi Medik
Komunitas
ISHOMA
19
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
Departemen
DK1P4
KKD
DK2P4
KKD
Fisika FK UI
Farmasi FK UI
IKK FK UI
Pleno P4
BM
Syaraf FK UI
Rehabilitasi Medik FK
UI
Minggu V
Waktu
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
Departemen
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
17-03-2014
18-03-2014
19-03-2014
20-03-2013
21-03-2014
Ujian Praktikum
Formatif 2
Histologi
Ujian Praktikum
Ujian Praktikum
Mata
Ujian Praktikum
Fisiologi
Unib
LIBUR
PA
Ujian Praktikum
PK
Unib
Senam
Ujian Pr. Parasit
Ujian Praktikum
Mikro
ISTIRAHAT
Ujian Praktikum
Farmasi
Unib
Sumatif 2
KKD
BM
Unib
20
Minggu VI
Waktu
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
Departemen
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
24-03-2014
25-03-2014
26-03-2014
27-03-2014
28-03-2014
Remedial Ujian
Remedial Ujian
Mikro-Farmasi
Sumatif 1
Remedial Pr.
Sumatif 2
Remedial Ujian Pr.
Histologi-PA
ISHOMA
Mata
Ujian Praktikum
Anatomi
Remedial Pr.
Farmasi
UNIB
UNIB
Remedial Pr. PK
UNIB
KKD
UNIB
21
K-02
Topik
Pengajar
Kelas Reguler
Pengantar masalah
Klinik Sistem Indera
dan
Pengantar modul
Anatomi penginderaan
Materi kuliah
Tinjauan umum masalah klinik pada sistem penglihatan, pendengaran, dan
keseimbangan
Tata laksana modul: prasyarat sd. Evaluasi
K-03
Tinjauan histofisiologi
bola mata, alat
pendengaran dan
keseimbangan
Histologi Mata
1. Histofisiologi kelopak mata
2. Histofisiologi kelenjar lakrimal
3. Histofisiologi bola mata
Histologi Pendengaran dan keseimbangan
1. Histofisiologi telinga luar
2. Histofisiologi telinga tengah
3. Histofisiologi telinga dalam
22
No
Kuliah
K-04
K-05
Topik
Pengajar
Kelas Reguler
Fisiologi penginderaan
1
Fisiologi penginderaan
2
Materi kuliah
Pengantar Faal Indera 1
1. Prinsip Faal Indera
2. Penglihatan
a. Sifat-sifat cahaya yang dapat dilihat
b. Proses transmisi cahaya melalui media optic
c. Proses tranduksi cahaya menjadi potensial aksi di retina
d. Penglihatan warna
e. Pusat-pusat penglihatan
f. Gangguan refraksi mata dan pemeriksaannya
Pengantar Faal Indera 2
1. Pendengaran dan keseimbangan
a. Sifat-sifat bunyi yang dapat didengar
b. Proses transmisi mekanik bunyi dari tellinga luar ke telinga tengah
c. Proses transduksi bunyi menjadi potensial aksi di telinga dalam
d. Peran pusat-pusat pendengaran di Susunan Saraf Pusaat
e. Gangguan pendengaran dan pemeriksaan dengan garpu tala
f. Proses transduksi rangsang menjadi potensial aksi di telinga dalam
2.
Keseimbangan
a. Rangsang-rangsang untuk keseimbangan
b. Pemeriksaan keseimbangan menggunakan kursi Barany
3. Penghiduan
4. Pengecapan
5. Sensorik Umum dan Nyeri
K-06
K-07
23
No
Kuliah
Topik
Pengajar
Kelas Reguler
Materi kuliah
-
K-08
K-09
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14
Masalah kesehatan
mata I & II
Migren basilar
Neuropati
Mielopati
Mikrobilogi
penginderaan
Rehabilitasi
penginderaan
Penginderaan dalam
perspektif Kedokteran
1.
2.
3.
4.
Rehabilitasi penginderaan
a.
Kebutaan dan gangguan penglihatan
b.
Gangguan pendengaran
c.
Peranan penglihatan dan pendengaran dalam aktivitas seharihari, kegiatan produktif, dan rekreasi
d.
Rehabilitasi penginderaan
24
No
Kuliah
Topik
Pengajar
Kelas Reguler
Komunitas
Materi kuliah
1.
2.
K-16
Penginderaan dan
aspek medikolegalnya
Farmakologi yang
berhubungan dengan
alat indera
25
26
1.
:
Dr. Ahmad Aulia Jusuf, PhD
Drg. Antonia Tanzil, MS
Dra. Ariyani Kiranasari
Dr. Muchtaruddin Mansyur SpOk. PhD
Dr. Gitalisa A, SpM
Dr. Widayat Alviandi, SpTHT-KL
4.
5.
6.
Pemberi kuliah FK UI
Pengantar modul
Pengantar masalah Klinik
Alat Indera
Anatomi penginderaan
Tinjauan histofisiologi
bola mata, alat
pendengaran dan
keseimbangan
Fisiologi penginderaan 1-2
Aspek biokimia mata
Masalah kesehatan mata
Aspek medikolegal
kesehatan kerja
Jam
1
2
1
2
4
1
2
1
1
1
1
Kartika, Sp.PA
Novriantika Lestari
Affif, Sp.THT
Hernita Taurustya
1
2
2
2
27
penginderaan
Narasumber Pleno
DEPARTEMEN
PLENO PEMICU 1
Biokimia
PLENO PEMICU 2
Moderator : dr. Novriantika Lestari
Mata
PLENO PEMICU 3
Moderator : dr. Hernita Taurustya
THT
PLENO PEMICU 4
Moderator : dr. Maria Eka PY
Rehabilitasi Medik
28
SARANA
No
1.
Jenis
Buku Rancangan Pengajaran
2.
10
Buah
3.
46
4.
Buah
Set
5.
25
6.
25
7.
8.
Jumlah
2
(BRP)
Tinta printer
Spidol (hitam)
USB
CD
2. Bahan (reagen, dsb)
3
2
25
3
1
1
1
1
2
50
1
20
Lihat usulan
PJ.Prakt
Unit
Buah
Buah
Unit
Unit
buah
buah
unit
unit
buah
buah
buah
Buah
Buah
Buah
Buah
II. PRASARANA
29
3. ANGGARAN MODUL
No
I.
II.
III.
IV.
Jenis Pengeluaran
Harga/Unit
Harga Total
Buku Pedoman
1
org
buah
Rp40.000,00
Rp80.000,00
10
dosen
buah
Rp40.000,00
Rp400.000,00
46
mhsw
buah
Rp40.000,00
Rp1.840.000,00
Referensi Wajib
1
Rujukan
buku
kelp
200
hal
Rp200
Rp80.000,00
Handout Kuliah
25
kuliah
46
mhsw
25
hal
Rp200
Rp5.750.000,00
kali
46
mhsw
10
hal
Rp200
Rp184.000,00
kali
46
mhsw
10
hal
Rp200
Rp184.000,00
kali
mhsw
lbr
Rp200
Rp18.400,00
kali
mhsw
lbr
Rp200
Rp18.400,00
46
46
Rp500.000,00
Rp500.000,00
1
org
mgg
Rp.
100.000,00
rapat
10
org
Rp15.000,00
Rp150.000,00
rapat
10
org
Rp15.000,00
Rp600.000,00
rapat
10
org
Rp15.000,00
Rp150.000,00
3
V.
Jumlah
Komunikasi/ Voucher
Rp600.000,00
Rapat
1
Rp500.000,00
30
VI.
Honorarium
31
Kuliah
30
jam
Fasilitator DK
kelp
jam
Narasumber Pleno
kali
org
kali
org
Rp. 100.000,00
Rp3.000.000,00
pemicu
Rp50.000,00
Rp4.500,00
jam
Rp. 100.000,00
Rp2.000,00
jam
Rp50.000,00
Rp750.000,00
Moderator Pleno
(1 org.,... sesi, 2 grup @ 3 jam)
Pembimbing Praktikum
Orang
jam
Praktikum
Rp. 100.000,00
Rp2.700.000,00
6.
Assisten Praktikum
Orang
Jam
Praktikum
Rp50.000,00
Rp1.350.000,00
7.
Laboran
kelp
jam
9 Praktikum
Rp25.000,00
Rp2.250.000,00
kali
org
Rp50.000,00
Rp200.000,00
kali
org
Rp50.000,00
Rp200.000,00
Ujian Tulis
8
9.
VII.
VIII.
mgg
Rp. 150.000,00
Rp900.000,00
mgg
Rp. 150.000,00
Rp900.000,00
Sekretariat Program
mgg
100000
Rp600.000,00
mgg
Rp50.000,00
Rp300.000,00
Rp1.000,00
Rp100.000,00
org
LAIN-LAIN
1
Dokumentasi
TOTAL ANGGARAN
100
lembar
Rp24.511.300,00
32
EVALUASI
Evaluasi dilakukan dalam bentuk ujian tulis, observasi, catatan mahasiswa serta pengisian angket
oleh mahasiswa dan fasilitator. Ujian terdiri dari ujian formatif dan sumatif, masing-masing
dilakukan dua kali, berupa ujian tulis soal pilihan jamak (SPJ/MCQ), ditambah dengan ujian
praktikum. Observasi dilakukan dengan bantuan borang untuk menilai aktivitas, argumentasi,
interaksi, sopan santun dalam berkomunikasi dan berdiskusi, serta sikap profesional.
Instrumen EHP
a. MCQ
1. Jumlah Soal: 70 untuk ujian sumatif dan 40-50 untuk ujian formatif, ditambah 1 x 50
soal ujian praktikum
2. Jenis soal formatif:short answer essay
Jenis soal sumatif: 50% di antaranya berupa soal cerita (ilustrasi kasus, vignette)
dengan pilihan jawaban tunggal. Satu kasus dapat digunakan untuk soal dari
beberapa bidang sekaligus, baik dari ilmu dasar maupun ilmu klinik dan kedokteran
komunitas, dan EBP3KH
b. Observasi Harian
1. Observasi diskusi kelompok oleh fasilitator
2. Catatan mahasiswa yang terdiri dari buku catatan dan LTM (lembar tugas
mahasiswa) dinilai oleh fasilitator setelah pleno setiap pemicu.
a. Buku catatan dinilai kelengkapannya sehingga menggambarkan berlangsungnya
PBL dengan bantuan borang penilaian, mulai dari proses dalam DK sampai ke
catatan di pleno (lihat lampiran). Oleh sebab itu buku catatan diperiksa dan
diberi nilai 5 kali, yaitu setiap selesai pleno (untuk itu mahasiswa diminta
menyerahkan buku catatannya setiap selesai pleno kepada fasilitatornya).
b. LTM dinilai kelengkapannya, terutama daftar pustaka yang digunakan. Mahasiswa
harus menggunakan sedikitnya 1 acuan yang disarankan dalam BRP
Evaluasi Hasil Pembelajaran Individu
1. Evaluasi Hasil Pendidikan
Ditentukan berdasarkan hasil belajar (pengetahuan) dan proses pendidikan mahasiswa
o Kriteria awal untuk mengikuti ujian (Prerequisite)
Setiap mahasiswa wajib mengikuti sedikitnya 100% kegiatan diskusi kelompok, 100%
kegiatan praktikum, 100% kegiatan pleno, serta menguasai seluruh keterampilan klinik
dasar
o Evaluasi sumatif dengan pembobotan sbb:
60% knowledge-based assessment
o Ujian MCQ
50% (25% + 25%)
o Ujian praktikum
10%
(dengan nilai minimal 55 untuk masing-masing ujian)
40% penilaian proses
o Observasi diskusi kelompok
20%
o Observasi praktikum
10%
o Buku cacatan dan LTM
10%
Ujian sumatif dilakukan 2x, sesuai dengan topik kuliah yang sudah diberikan
Tidak diadakan umpan balik untuk ujian sumatif
Ujian formatif : dilakukan 2 kali sebelum ujian sumatif, jumlah soal menyesuaikan
dengan jumlah topik kuliah, 1 topik : 6 soal dalam bentuk short answer essay.
Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Penginderaan, PSPD UNIB
Dibawah pembinaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
33
Kalau mahasiswa menghendaki, dapat diadakan umpan balik setelah ujian formatif
dalam bentuk diskusi dengan narasumber klinik dan praklinik
34
35
LAMPIRAN 2
PROBLEM BASED LEARNING :
PANDUAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (BDM)
A. FALSAFAH DASAR
Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa senantiasa wajib menggunakan ilmu pengetahuan
dalam menjelaskan terjadinya suatu masalah serta penanggulangannya. Oleh karena itu
dalam pembelajaran mahasiswa, perolehan ilmu pengetahuan perlu dilatihkan bersama
dengan ketrampilan berpikir analitik yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan
menanggulangi masalah sesuai dengan metode ilmiah disiplin ilmu tertentu.
Seorang dokter akan senantiasa menanggulangi masalah kedokteran pasien/masyarakat,
karena itu penerapan langkah penanggulangan masalah secara ilmiah perlu menjadi satu
kemahiran, di samping pembinaan sikap kepedulian terhadap lingkungan sejak awal.
Secara khusus metode belajar berdasarkan masalah (BDM/PBL) bertujuan memantapkan
pembelajaran dengan cara menghubungkan apa yang telah diketahui mahasiswa dengan
pengetahuan baru, yang dapat menunjukkan kesinambungan pengetahuan yang
dipelajarinya. Cara pembelajaran ini sebenarnya akan selalu dapat digunakan bahkan
setelah seseorang lulus dari pendidikan dokter, karena seorang dokter senantiasa akan
menghadapi masalah, dan melakukan langkah penanggulangan masalah dengan
menerapkan ilmu pengetahuan dasar kedokteran. Pemantapan pembelajaran terjadi
kalau mahasiswa dapat mengadakan elaborasi pengetahuan yang telah dikuasainya.
B. LANGKAH BDM
1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu.
Istilah yang tidak jelas
diklarifikasi.
2. Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan faktor penyebabnya.
3. Penyusunan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap faktor penyebab yang
memerlukan penjelasan, yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis yang sesuai.
4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab tiap pertanyaan.
5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan
pengetahuan yang sudah dimiliki.
6. Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan identifikasi
sumber pembelajaran yang sesuai.
7. Belajar mandiri. Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan.
8. Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah dipelajari
(pengetahuan lama dan baru).
9. Langkah BDM dapat diulang seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan.
10. Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari.
11. Merangkum hal-hal yang telah dipelajari.
12. Bila mungkin, menguji pemahaman pengetahuan yang didapat dengan
menerapkannya pada masalah lain.
C. PANDUAN UNTUK MAHASISWA
Berdasarkan Langkah BDM dalam butir B, Diskusi dapat dibagi menjadi Diskusi Kelompok1 (DK-1) untuk penerapan langkah 1 s/d 7, serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan
langkah 9 s/d 12.
36
1. Untuk setiap diskusi kelompok, pilihlah Ketua dan Sekretaris secara bergilir.
2. Bacalah dengan seksama setiap uraian pemicu. Masing-masing mahasiswa
membaca sendiri.
37
LAMPIRAN 3
URAIAN TUGAS TIM PENGELOLA MODUL
Pengelola modul terdiri atas
Ketua Modul
Sekretaris Modul Kelas Reguler
Tenaga sekretariat 3 orang (sesuai penetapan Manajer SDM)
SEBELUM PELAKSANAAN MODUL
1.
Menilai kembali matriks kegiatan, untuk disesuaikan dengan
a. hari libur resmi
b. ketersediaan fasilitas ruang kuliah, laboratorium, skills lab dsb
c. ketersediaan waktu narasumber pemberi kuliah
d. kesanggupan fasilitator
2.
Menerima dari Koordinator Tahun
a. daftar nama dan kelompok mahasiswa (sumber: pengelola Program Pendidikan
Kelas Reguler & Kelas Khusus Internasional)
b. form evaluasi diskusi kelompok oleh tutor (sumber: MEU)
c. daftar nama fasilitator (sumber: Manajer SDM )
3.
Menyelenggarakan rapat persiapan
a. dengan narasumber tentang:
i.
Kuliah: Kesiapan waktu dan materi, termasuk kesinambungan
antara materi satu kuliah dengan lainnya (bila ada
kesinambungan)
ii.
Pleno dan Umpan balik: Kesiapan waktu 3-4 narasumber setiap
pleno, serta tindak lanjut pada saat Umpan balik pasca pleno
iii.
Kesiapan materi ajar dalam bentuk OUTLINE KULIAH/HANDOUT
untuk upload ke virtual class dan diserahkan ke staf Labkom
(Sdr. Syafei) atau ke website KURFAK 2005 di
http://kurfak2005.fk.ui.ac.id/index.htm (melalui Sekretariat MEU)
iv.
Kisi-kisi materi ujian serta jadwal kerja pembuatan naskah ujian
v.
Pembagian BPSP
b. dengan fasilitator tentang:
i. Penjelasan tujuan modul
ii. Hal penting yang terkait dengan materi diskusi kelompok
misalnya: pemicu dan pointers/keywords/daftar
pertanyaan/jawaban/concept map
iii. Evaluasi yang harus dilaksanakan oleh fasilitator dan cara
melakukannya
iv. Kepastian kesediaan waktu dan mekanisme penggantian fasilitator
dalam pelaksanaan modul
v. Penjelasan pembagian kelompok dan ruangan diskusi
vi. Hal yang harus dilakukan oleh fasilitator pada hari H (langsung ke
tempat diskusi/harus ke sekretariat dulu mengambil facilitator kit,
mengisi daftar hadir/daftar hadir diedarkan (sidak)
vii. Kesediaan fasilitator menjadi pengawas ujian tulis
viii. Penjelasan keuangan yang akan diperoleh fasilitator
ix. Pembagian BPSP
4.
Membagikan Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM) yang telah disiapkan oleh
UPK/MEU kepada mahasiswa/wakil mahasiswa
5.
Menggandakan referensi wajib sebanyak kelompok mahasiswa dan membagikannya
kepada mahasiswa/wakil mahasiswa
38
1.
3.
4.
5.
Catatan:
pengelola modul bekerjasama dengan Ketua Program Kelas Reguler/Kelas Khusus
Internasional menyiapkan ruang ujian, jika diperlukan berkoordinasi dengan Manajer
Umum dan Fasilitas
6.
39
1.
2.
3.
4.
Nilai modul disampaikan dalam bentuk tercetak (print out) dan rekaman elektronik nya.
40
LAMPIRAN 4
EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN KURFAK 2005
TATA LAKSANA UJIAN MODUL
Penilain modul dinilai dari 2 aspek :
1. Kognitif dan praktek dengan bobot 60%
2. Proses sikap dan attitude dengan bobot 40%
Tindak Lanjut di modul
Jika tidak lulus modul, dilakukan remedial pada akhir semester. Nilai modul sesudah
remedial maksimal C, dan nilai ini merupakan angka yang dibawa ke rapat yudisium.
Tidak ada perbaikan angka pada rapat yudisium dan tidak ada remedial pasca yudisium.
TINDAK LANJUT YUDISIUM semester genap
1. Lulus
2. Mengulang modul
3. DO
PREDIKAT KELULUSAN
IP/IPK
YUDISIUM TINGKAT
2.00 2.75
2.76
3.50
3.51 4.00
IP/IPK
2.50
3.00
3.01
3.50
3.51
4.00
YUDISIUM SARJANA
KEDOKTERAN
Memuaskan
Memuaskan
sangat memuaskan
sangat memuaskan
Penghargaan
cum laude
YUDISIUM PROFESI
Memuaskan
sangat memuaskan
cum laude
Keterangan:
1. Lulus modul : nilai akhir 55 (C) untuk setiap modul dengan nilai steiap
komponen tidak kurang dari 55
2. Mengulang modul : Bila nilai modul kurang dari C
a. Modul yang tidak lulus harus diulang terlebih dahulu pada kesempatan
pertama sesuai jadwal KURFAK 2005
b. Mahasiswa dapat melanjutkan ke modul semester selanjutnya
c. Rencana waktu pengulangan modul pada satu tahun akademik diatur oleh
Ketua Sub Program
3. DO- putus studi (sesuai dengan peraturan akademik UI SK no 478/SK/R/UI/2004)
a. Apabila pada evaluasi 2 (dua) semester pertama tidak memperoleh IP
minimal 2,0 (dua koma nol) dari sekurang-kurangnya 24 SKS terbaik
b. Apabila pada evaluasi 4 semester pertama tidak memperoleh IP minimal
2,0 (dua koma nol) dari sekurang-kurangnya 48 SKS terbaik
c. Apabila pada evaluasi 8 semester pertama tidak memperoleh IP minimal
2,0 (dua koma nol) dari sekurang-kurangnya 96 SKS terbaik
d. Apabila pada evaluasi akhir masa studi tidak memeproleh indeks prestasi
minimal dari beban studi yang dipersyaratkan dengan nilai terendah C
41
NILAI DISKUSI
Penilaian proses diskusi dilaksanakan oleh fasilitator, yang melakukan observasi
terhadap mahasiswa atas keseluruhan proses diskusi sepanjang pelaksanaan modul.
Nilai diskusi ditetapkan setelah pelaksanaan diskusi yang terakhir berdasarkan borang
penilaian diskusi yang ditetapkan oleh MEU (terlampir).
NILAI PRAKTIKUM
Penilaian proses praktikum dilaksanakan oleh supervisor praktikum, berdasarkan
pengamatan supervisor atas mahasiswa dalam kegiatan praktikum. Metoda yang
digunakan untuk menetapkan nilai praktikum merupakan tanggung jawab
penyelenggara praktikum, atas kesepakatan dengan tim inti modul. Nilai praktikum
kemudian diserahkan kepada ketua modul.
42
43
NILAI PENGETAHUAN
Nilai pengetahuan dapat terdiri atas satu/lebih ujian berikut ini:
UJIAN TULIS MCQ (MULTIPLE CHOICE QUESTION)
UJIAN TULIS ESSAY atau MODIFIED ESSAY
UJIAN PRAKTIKUM (KETERAMPILAN; PENGUATAN PENGETAHUAN)
TATA CARA PENETAPAN NILAI PADA UJIAN MCQ
Lembar jawaban mahasiswa dipindai di MEU dengan panduan kunci jawaban dari
modul
Proses pemindaian akan menghasilkan
Nilai mentah (raw score)
Indeks diskriminasi (discrimination index) dan faktor kesukaran (difficulty factor)
masing-masing soal ujian yang akan diserahkan MEU kepada Ketua Modul
Apabila ada permintaan penghitungan nilai dengan meng-omit (membuang) soal
dengan karakteristik tertentu, ketua modul harus mengajukan permohonan
tertulis ke MEU
Keputusan tentang nilai mahasiswa ditetapkan oleh ketua modul beserta timnya, berdasarkan standard setting masing-masing naskah ujian.
LAIN-LAIN
Evaluasi formatif dilaksanakan 2 kali per modul pada minggu ke-2 dan ke-4 meliputi
assessment lingkup yang sama dengan evaluasi sumatif (butir 1a dan 1b)
Progress test akan dilaksanakan 2 kali per tahun, bersifat formatif di semester 3 dan 4.
Pada akhir semester 6 akan ada ujian komprehensif yang bersifat sumatif sebelum dapat
melanjutkan ke semester 7.
Progress test dilaksanakan oleh Penanggung Jawab
pengelola pendidikan dokter KURFAK 2005.
44
NO
1
2
3
4
5
Nilai
A
B
C
D
E
Bobot
4.0
3.0
2.0
1.0
0
Kisaran Nilai
80-100
70-79
55-69
40-54
<40
45
HASIL DISKUSI 1
: ..........................
Modul
: ..........................
Semester
: ..........................
Waktu
Anggota kelompok:
1. .............................................
2. .............................................
3. .............................................
4. .............................................
5. .............................................
: ..........................
: ..........................
: ..........................
6. .............................................
7. .............................................
8. .............................................
9. .............................................
10. ...........................................
[Form ini diparaf oleh fasilitator setelah memeriksa kesesuaian isinya dengan tugas diskusi,
setelah diparaf dikembalikan kepada tiap kelompok]
46
: ..........................
: ..........................
: ..........................
Anggota kelompok:
1. .............................................
2. .............................................
3. .............................................
4. .............................................
5. .............................................
Modul
Semester
Waktu
: ..........................
: ..........................
: ..........................
6. .............................................
7. .............................................
8. .............................................
9. .............................................
10. ...........................................
47
[ Borang ini diparaf fasilitator setelah memeriksa kesesuaian isinya dengan tugas diskusi.
Setelah diparaf dikembalikan kepada kelompok. Seluruh anggota menyetujui isi borang
ini].
No
Nama
Modul
Tahun akademik
: ______________
: ______ ______
Peran Serta
Perilaku
Komunikasi
Disiplin/
Kehadiran
Dominan
Aktivitas
Argumentasi
Sharing
Kelompok
Nama Fasilitator
Trigger
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan:
Sharing
0-5
Kurang
Nilai
6-7
Kadang2
8-10
Selalu
Argumentasi
Kurang
Cukup
Baik
Aktivitas
Komunikasi
Kurang
Kurang
Cukup
Cukup
Baik
Baik
1.
Dominasi
Disiplin/Kehadira
n
-5
Ya
Terlambat
> 15
Nilai
-3
Kadang2
Terlambat
< 15
0
Tidak
Tepat
Waktu
Bengkulu_______________200
(________________________)
48
No
Nama
Modul
Tahun akademik
Peran Serta
: ______________
: ______ ______
Perilaku
Komunikasi
Disiplin/
Kehadiran
Dominan
Aktivitas
Argumentasi
Sharing
Kelompok
Nama Fasilitator
Tanggal
Jumlah
(Max= 40)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan:
Sharing
0-5
Kurang
Nilai
6-7
Kadang2
8-10
Selalu
Argumentasi
Kurang
Cukup
Baik
Aktivitas
Komunikasi
Kurang
Kurang
Cukup
Cukup
Baik
Baik
2.
Dominasi
Disiplin/Kehadira
n
-5
Ya
Terlambat
> 15
Nilai
-3
Kadang2
Terlambat
< 15
0
Tidak
Tepat
Waktu
Bengkulu_______________200
(________________________)
nama jelas fasilitator I
49
50
Angka( skor )
1
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
B
10
Pelaksanaan
Fasilitator menunjukkan antusiasme
Fasilitator hadir tepat waktu
Fasilitator berada di kelas selama proses diskusi
Fasilitator proaktif memantau proses diskusi
Fasilitator mengajukan pertanyaan yang memicu mahasiswa untuk
berpikir kritis
Fasilitator memberi kesempatan pada tiap mahasiswa untuk
mengekspresikan pendapatnya
Fasilitator berperan aktif mengingatkan kelompok apabila diskusi
menyimpang dari topik
Fasilitator berperan aktif mendorong mahasiswa mengevaluasi dan
meringkas hasil diskusi
Fasilitator mengevaluasi proses diskusi dan memberi umpan balik
yang berkaitan dengan proses diskusi tersebut
Evaluasi
Fasilitator selalu memeriksa dan mengembalikan buku catatan/log
book tepat waktu
Keterangan :
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang sesuai
1 = sangat tidak sesuai
2 = kurang sesuai
3 = cukup sesuai
4 = sangat sesuai
51
Keterangan :
1. Fasilitator menunjukkan kegembiraan, semangat dan bersikap akrab
2. Fasilitator hadir tepat waktu
1. Terlambat pada 100 % pertemuan
2. Terlambat pada 50 % pertemuan
3. Terlambat pada < 50 % pertemuan
4. Selalu tepat waktu
3. Fasilitator berada di kelas selama proses diskusi
1. Hanya di awal dan akhir
2. Keluar masuk ruangan 3 kali
3. Keluar masuk ruangan < 3 kali
4. Tetap di tempat
4. Fasilitator pro aktif memantau proses diskusi: memastikan diskusi berjalan sesuai
dengan rencana, dan tiap anggota diskusi menjalankan perannya dengan baik
5. Fasilitator mengajukan pertanyaan yang memicu mahasiswa untuk berpikir kritis:
menstimulasi tanpa mengarahkan
6. Fasilitator memberi kesempatan pada setiap mahasiswa untuk mengekspresikan
pendapatnya: memotivasi mahasiswa yang kurang aktif berpartisipasi dalam diskusi
dan meredam mahasiswa yang terlalu mendominasi dengan cara yang bijaksana
7. Fasilitator berperan aktif mengingatkan melihat kembali tujuan yang ingin dicapai
melalui pemicu apabila diskusi menyimpang dari topik.
8. Fasilitator berperan aktif mendorong mahasiswa mengevaluasi dan meringkas hasil
diskusi
9. Fasilitator mengevaluasi proses diskusi dan memberi umpan balik yang berkaitan
dengan proses diskusi tersebut.
10. Fasilitator selalu memeriksa dan mengembalikan buku catatan / logbook dengan
tepat waktu
52
NAMA MAHASISWA
PEDOMAN PENILAIAN
Ang
ka
1
2
Kelengkapan Laporan
(lihat pedoman
penilaian)
Isi laporan :
a. Sistematis
b. Analisis hasil
c. Acuan sahih
Penampilan laporan
a. Rapi
b. indah
Fakt
or
X
15
X
X
X
25
25
25
Nilai
5
5
Nilai Akhir
Rentang Angka : 60
100
Tanda Tangan Pembimbing,
53
Kelompok:
Beri tanda [ x ] pada garis di samping nama, sesuai dengan nilai yang Anda berikan untuk diri sendiri dan untuk teman Anda,
menyangkut kehadiran dan aktivitas dalam kegiatan kelompok ketika menyelesaikan tugas.
0 Tidak pernah datang
10 Tidak hadir 2 x, kalau hadir tidak berpartisipasi aktif, dan menyelesaikan tugas sekedarnya
25 Tidak hadir 2 x, kalau hadir mau berpartisipasi, tetapi menyelesaikan tugas sekedarnya, ATAU
Tidak hadir 1 x, kalau hadir tidak berpartisipasi, dan menyelesaikan tugas sekedarnya
40 Tidak hadir 1 x, kalau hadir berpartisipasi aktif, dan menyelesaikan tugas sekedarnya
60 Selalu hadir, tetapi kurang berpartisipasi, dan menyelesaikan tugas sekedarnya
80 Selalu hadir, berpartisipasi aktif, tetapi kadang menyelesaikan tugas sekedarnya
100 Selalu hadir, selalu berpartisipasi aktif, kooperatif, dan selalu menyelesaikan tugas dengan baik dan persiapan mantap
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
*
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Catatan: Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang
Pemberi nilai
54
Group
Mark [ x ] in the appropriate place on the line beside each name to mark yourself and your peer concerning discipline,
participation in group discussion and performance in doing task/homework
0 No attendance at all
10 2 x absence, no active participation, doing homework/task inadequately
25 2 x absence, active participation but doing homework/task inadequately, OR
1 x absence, no active participation and doing homework/task inadequately
40 1 x absence, active participation but doing homework/task inadequately
60 No absence, active participation but doing homework/task inadequately
80 No absence, active participation but sometimes doing homework/task inadequately
100 No absence, active participation and always doing homework/task adequately (perfectly)
GROUP MEMBERS
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
*
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Note: No same marks for more than 3 people
Evaluator
55
Pengelola
MODUL PENGINDERAAN
Ketua:
Wakil Ketua:
Sekretaris:
Kelas Reguler
annemodul@yahoo.com
Departemen Parasitologi
Tel: 3145047
Sekretariat Kelas Khusus Internasional:
Sdri. Pipit
Gedung IASTH Jl. Salemba 6 Lt. 5 dan 7
Tel: 3902408
3903004
31909005
Tel: 3908643
56
PENYUSUN
MODUL PENGINDERAAN
EDITOR
Zunilda Dj. Sadikin
57
KETUA MODUL
: dr. MARISADONNA
ASTERIA
SEKRETARIAT MODUL
: SUPRIANTO
0736-349733
58