GASTROENTERITIS AKUT
Disusun Oleh:
Ibnu Ludi Nugroho
0910015050
PEMBIMBING:
dr. Evi Fitriany, M.Kes
dr. Solihin Wijaya
dr. Zulhijran Noor
keluargalah pola hidup seseorang terbentuk. Dengan pola hidup sehat dan bersih,
maka kita dapat terhindar dari penyakit gastroenteritis.
LAPORAN KASUS
3
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. J
Umur
: 8 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Status Keluarga
: Anak pertama
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
ANAMNESA
Anamnesa dilakukan pada tanggal 10 Januari 2015, pukul 11.00 wita secara
alloanamnesa dengan ibu & bapak pasien.
Keluhan Utama
BAB cair
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh ibu dan bapaknya ke Puskesmas Lempake, karena
mengeluh BAB cair sebanyak 7 kali perhari sejak 2 hari sebelum datang ke
puskesmas. Tiap kali mencret sebanyak 3/4 gelas aqua, berupa cairan berwarna
kuning kecoklatan, tanpa disertai lendir dan darah. Demam (-) muntah (1x). Keluhan
tidak disertai, batuk, pilek, ruam di kulit dan kejang. Pasien tidak tampak rewel dan
masih mau minum. BAK terakhir 1 jam sebelum berobat.
Sehari-hari menurut ibu pasien satu keluarga biasa meminum air yang berasal dari
PAM dan di masak sampai matang. Seluruh alat makan dicuci menggunakan air PAM
yang mengalir didapurnya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Ibu pasien mengaku bahwa pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Hanya batuk pilek ringan saja
Dalam keluarga tidak ada yang pernah sakit seperti ini baik ibu atau bapak
pasien.
Riwayat Kebiasaan
Riwayat Imunisasi
Menurut pengakuan ibu pasien riwayat imunisasi pasien lengkap
Genogram
Keterangan:
Laki-laki hidup
perempuan hidup
Pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
:Baik
Kesadaran
:Compos mentis
Berat Badan
: 25 kg
Tinggi Badan
: 110 cm
BMI
: 20.66 (normal)
Tanda Vital
Nadi
:83 kali/menit
Frekuensi Nafas
:18 kali/menit
:36,5oC
Suhu
Kepala dan Leher:
Kepala
Leher
Inspeksi
pergerakan simetris
Palpasi
Thoraks:
Perkusi:
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
flat
Palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor baik
Perkusi
Auskultasi
Atas
Bawah
Abdomen:
Genitalia
Ekstrimitas
DIAGNOSA KERJA
Gastroenteritis Akut
DIAGNOSA KOMPLIKASI : -
PENATALAKSANAAN
Non-farmakologis :
o Edukasi mengenai penyakitnya, gejala, faktor resiko, penularan, terapi, serta
komplikasi
o Pakai obat sesuai aturan
o Tingkatkan status kebersihan pribadi
Farmakologis:
Oralit 200cc setiap setelah BAB
Zinc 1x1 tablet
PROGNOSA
Prognosis ad vitam : Bonam
Prognosis ad functionam : Bonam
Prognosis ad sanationam : Dubia ad Bonam
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
No
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status perkawinan
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat lengkap
ANGGOTA KELUARGA
No
Anggota
Keluarga
Usia
Tn. S
45 thn
Ny. A
An. J
(pasien)
46 thn
Tukang
Ojek
IRT
8 thn
Pelajar
Pekerjaan
Serumah
Ya
Tdk Kdg
Hub.
Klrg
Stt.
Nikah
Ayah
Menikah Ya
Ibu
Menikah Ya
Belum
Ya
Menikah
Anak
Ekonomi Keluarga
Keterangan
1
2
3
Luas tanah
Luas Bangunan
Pembagian ruangan
4
5
8 x 6 meter
8 x 6 meter
Rumah
berupa
rumah
kontrakan, terdiri dari 1 lantai,
1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang
tamu, 1 WC
550 watt
Rp. 250.000/bln
Kesehatan
Rp. 0
Listrik
Rp. 100.000/bln
Sewa kontrakan
Rp. 600.000/bln
Lain-lain
Rp. 200.000
b. Penghasilan keluarga/bulan
Rp. 3.000.000
No
Perilaku Kesehatan
1
2
Pelayanan promotif/preventif
Puskesmas
Pemeliharaan kesehatan anggota Berobat ke puskesmas dan RS
keluarga lain
Pelayanan pengobatan
Puskesmas dan RS
4
No
Jamkesda
Anak
No
Aktivitas Keluarga
Aktivitas fisik
a. Ayah
b. Ibu
c. Pasien
2
Aktivitas mental
No
Lingkungan
Sosial
Fisik/Biologik
Perumahan dan fasilitas
Luas tanah
Luas bangunan
Jenis dinding
Jenis lantai
Sumber penerangan utama
Sarana MCK
ke
tempat
pembuangan
sampah di daerah tersebut
3
Lingkungan kerja
a. Ayah
b. Ibu
Di dalam rumah
c. Pasien
Pernyataan
Hampir
Selalu (2)
Kadang
Kadang
(1)
Hampir
tidak
pernah (0)
Adaptasi
10
11
Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor 5= Fungsi keluarga sakit
Kesimpulan : Nilai skor keluarga ini adalah 10, artinya keluarga ini menunjukan
fungsi keluarga sehat
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) KELUARGA
No
Indikator Pertanyaan
A. Perilaku Sehat
1
Tidak merokok
Ada
yang
memiliki
kebiasaan merokok
2
Persalinan
Dimana ibu melakukan
persalinan
3
Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di
imunisasi lengkap
4
Balita di timbang
Apakah balita ibu sering
ditimbang? Dimana?
5
Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota
keluarga
memiliki
kebiasaan sarapan pagi?
6
7
Keterangan
Jawaban
Ya
Tidak
Penimbangan
di
posyandu
12
13
tanah?
C. Indikator tambahan
1
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
bulan hanya mendapat ASI
saja sejak lahir sampai 6
bulan
Konsumsi buah
dan
sayur
Apakah dalam 1 minggu
terakhir anggota keluarga
mengkonsumsi buah dan
sayur?
Jumlah
disemen
Hanya untuk bayi
keluarga
yang
mempunyai bayi usia
0-6 bulan, bila rumah
tangga
tidak
ada
bayinya jawaban tetap
Ya tetapi dicatat
dilembar catatan
(Pasien
belum
memiliki anak)
Semua
anggota
keluarga
mengkonsumsi buah
dan sayur
15
Klasifikasi
1. Bila didapatkan persentase 50% atau kurang dari masing-masing tatanan, maka
PHBS dari masing-masing tatanan diklasifikasikan kurang.
2. Bila didapatkan persentase lebih dari 50%, maka PHBS dari masing-masing
tatanan diklasifikasikan baik.
Kesimpulan
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 15 pertanyaan yang berarti
> 50% sehingga termasuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga
baik.
14
15
Status lingkungan
Rumah tempat tinggal kurang sehat karena tidak ada sarana pembuangan air
limbah yang memadai.
Ukuran luas rumah cukup memadai untuk menampung anggota keluarga dan
ventilasi cukup.
Diagnosa keluarga
Sebuah keluarga Tn. S terdiri dari 3 orang anggota dengan 1 anggota keluarga
menderita Gastroenteritis. Keluarga ini mempunyai kesadaran PHBS yang cukup
baik dan fungsi keluarga sehat sudah baik. Tetapi kurang dalam masalah
higienitas, terutama mencuci tangan sebelum makan dan membiarkan anaknya
makan makanan yang kurang bergizi.
Identifikasi Masalah Keluarga dan Perencanaan Pembinaan Keluarga
No Masalah
yang Rencana
dihadapi
Pembinaan
1. Pengetahuan
Edukasi
kesehatan kurang
Sasaran
pembinaan
Keluarga
2.
Kurangnya fasilitas
rumah tangga
Edukasi
Keluarga
3.
Kebiasan keluarga
Edukasi
Keluarga
Contoh pembinaan
Edukasi pentingnya
menjaga kebersihan
rumah dan menjaga
kebersihan pribadi tiaptiap anggota keluarga
serta mencegah
munculnya penyakit
menular dalam keluarga.
Membuat jamban yang
sehat. sehingga
menghindari penularan
penyakit yang ditularkan
melalui kotoran.
Serta membuat sarana
pembuangan air limbah
agar air sisa pencucian
tidak langsung terserap
ke dalam tanah.
Edukasi
untuk
16
memperbaiki
hygiene
keluarga
khususnya
pasien dengan rajin
mencuci tangan yang
bersih sebelum makan
dan setelah buang air
besar.
Rencana Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Terhadap status kesehatan individu dan keluarga
No
1
Masalah
Kesehatan
Pasien
(Gastroenteritis
)
Pengobatan
Tindakan Medis
Farmakologis:
Non-farmakologis :
mengenai
BAB
Zinc 1 x 1
gejala,
faktor
Tingkatkan
status
Anggota
keluarga lain
Lingkungan
sekitar
17
Terapi farmakologis
Memperbaiki
hygiene pribadi
KIE Pentingnya
menjaga hygiene
pribadi
dan
lingkungan
-KIE/Penyuluhan
tentang
Gastroenteritis,
faktor determinan,
penyebab,
pengobatan
dan
pencegahan serta
komplikasi
-Penyuluhan
rumah
dan
lingkungan sehat
18
Mandala of Health
GAYA HIDUP
SKORING KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DALAM
KELUARGA
Tidur bersama dalam 1 ruangan dan sering berkumpul satu keluarga diruang keluarga
Pasien sering makan nasi yang dicampur dengan teh, sehingga makanannya kurang bergizi
Masalah
Upaya
PERILAKU KESEHATAN
Penyelesaian
LINGK. PSIKO-SOSIO-EKONOMI
Higiene
pribadi
kurang
Memiliki kartu jaminan kesehatan
Faktor perilaku kesehatan keluarga
Pasien tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Pengetahuan tentang kesehatan dan gizi serta
Berobat
langsung
di sarana
pengobatan
seperti
Puskesmas
atautentang
RS
Pendapatan keluarga cukup
Higiene
pribadi
masing-masing
kurang
Edukasi
dan motivasi
FAMILY
PASIEN
pentingnya mencuci tangan yang
LINGK. FISIK
Komunitas:
Beberapa temannya di kelas ada yang mengalami keluhan serupa.
Pasien sering jajan pentol dan lidi di depan sekolah yang di dekatnya terdapat selokan dan tempat sampa
19
20
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien An. J 8 tahun dengan keluhan BAB cair sebanyak 7 kali perhari sejak 2 hari sebelum
datang ke puskesmas. Tiap kali mencret sebanyak 3/4 gelas aqua, berupa cairan berwarna kuning kecoklatan, tanpa disertai lendir
dan darah. Demam (-) muntah (1x). Keluhan tidak disertai, batuk, pilek, ruam di kulit dan kejang. Pasien tidak tampak rewel dan
masih mau minum. BAK terakhir 1 jam sebelum berobat. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan tingkat pendidikan dan
pendapatan yang rendah terkait dengan perilaku keehatan yang kurang. Penyebab Gastroenteritis antara lain infesi, malabsorbsi,
keracunan atau alergi makanan dan psikologis penderita (DINKES, 2014).
Diagnosis Gastroenteritis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada An. J,
diagnosis Gastroenteritis ditegakkan berdasarkan keluhan BAB cair hingga 7x/hari. Pemeriksaan fisik tidak didapatkan
komplikasi berupa dehidrasi. Pemeriksaan penunjang berupa leukosit tidak dilakukan karena tidak adanya tanda-tanda infeksi
sistemik berupa demam dan feses lengkap juga tidak dilakukan dikarenakan keterbatasan laboratorium Puskesmas Lempake
(DINKES, 2014).
Gastroenteritis dapat diobati dengan pemberian oralit sebagai pengganti cairan dan zinc untuk memperbaiki mukosa usus
dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pada kebanyakan pasien disebabkan karena rotavirus, yang merupakan self limited dan bisa
sembuh dengan oralit dan zinc saja. Apabila terdapat lendir dan darah juga bisa diberikan antibiotik. Antibiotik yang diberikan
harus sangat hati-hati, dikarenakan jika tidak tepat pemberian dapat membunuh flora normal pada usus yang dibutuhkan, belum
lagi menimbulkan resistensi terhadap antibiotik jika pengobatan tidak tuntas (DINKES, 2014).
21
Selain pengobatan farmakologis juga diperlukan perubahan dan perbaikan higien pribadi. oleh sebab itu pasien sangat
dianjurkan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB, serta untuk menghindari kebiasaan jajan sembarangan.
Edukasi dan motivasi ini sangat penting untuk mencegah penularan serta kekambuhan penyakit ini (DINKES, 2014).
Pengobatan Gastroenteritis apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi
yang dapat ditimbulkan adalah syok hipovolemik dan bisa mengakibatkan kematian. Pengobatan yang sesuai dan pengendalian
faktor predisposisi akan memberikan hasil pengobatan yang memuaskan (DINKES, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
1. DINKES. (2014). Panduan Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer. Samarinda: DINAS KESEHATAN KOTA
SAMARINDA.
2. Elliott, E. J. (2007). Acute Gastroenteritis in children. BMJ , 35-40.
3. Howidi, et. al. (2012). Burden of acute gastroenteritis among children younger than 5 years of age. BMC Pediatrics , 74.
4. Indonesia, M. K. (2011). Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
22
DOKUMENTASI
23
24
25
Dapur
26
Tempat cuci
27
Tempat mandi
28