Disusun Oleh:
Foresta Dipo Nugroho
0910015025
Colin Bid
0910015027
0910015050
Ferdika Suhendra
0910015060
0910015061
Pembimbing:
dr. Evi Fitriany, M. Kes
dr. Solihin Wijaya
dr. Zulhijran Noor
Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Puskesmas Lempake Samarinda
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dan setiap individu,
masyarakat. pemerintah dan swasta. Apa pun peran yang dimainkan
pemerintah. tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri
menjaga kesehatan mereka. Selain ini, adapun salah satu tujuan Indonesia
Sehat 2015 yakni mencegah terjadinya dan menyebarnya penyakit menular
sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat (Depkes RI.2014).
Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular di
berbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate
(IR) DBD meningkat dengan pesat diseluruh belahan dunia. Diperkirakan 50
juta orang terinfeksi DBD setiap tahunnya dan 2.5 miliar (1/5 penduduk
dunia) orang tinggal di daerah endemik DBD.
Pada tahun 2007, dalam angka Case Fatality Rate (CFR) untuk kasus
DBD di Indonesia menempati urutan ke empat di ASEAN dengan CFR 1.01
setelah Bhutan, India, dan Myanmnar berurutan dan tertinggi. Sampai bulan
September 2008, didapatkan CFR untuk kasus DBD menurun menjadi 0.73,
namun naik menjadi peringkat ke dua di ASEAN setelah Bhutan. Puncak
terjadinya DBD di Indonesia adalah pada bulan Oktober-Februari. Sehingga
perhitungan CFR hanya sampai bulan September di tahun 2008 belum tepat
untuk menggambarkan CFR pada tahun 2008 (WHO, 2009).
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2014, tercatat
1.511 kasus DBD di Samarinda dan 14 diantaranya mengakibatkan penderita
meninggal dunia. Di lingkup wilayah kerja puskesmas Lempake dimana
terdapat dua kelurahan yakni Kelurahan Lempake sendiri terjadi 58 kasus,
dimana 2 orang penderita meninggal dunia dan di Kelurahan Tanah Merah
terjadi 13 kasus selama periode Januari - November 2014.
Pada bulan Augustus 2014 terjadi peningkatan kasus demam berdarah
pada daerah kelurahan lempake terutama pada RT 19 & 20. Dimana pada
didapatkan kasus kematian pada warga RT. 19 yang diakibatkan komplikasi
yakni Dengue Shock Syndrome (DSS) dan pada RT. 20 didapatkan jumlah
kasus terbanyak pada bulan tersebut yakni 9 kasus. Oleh karena itu, pihak
Puskesmas
Lempake
berinisiatif
untuk
melakukan
intervensi
untuk
Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan status jentik antara
kelompok masyarakat yang dilakukan kegiatan promotif mengenai demam
berdarah dengue dengan kelompok masyarakat yang tdak dilakukan
kegiatan promotif mengenai demam berdarah dengue.
1.3.2
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui :
1. Karakteristik responden berdasarkan
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Pekerjaan
d. Pendidikan Terakhir
2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan kelompok masyarakat yang
dilakukan kegiatan promotif penyakit Demam Berdarah Dengue dan
yang tidak dilakukan kegiatan promotif penyakit Demam Berdarah
Dengue di Kelurahan Lempake.
3. Mengetahui gambaran status jentik pada kelompok masyarakat yang
dilakukan kegiatan promotif penyakit Demam Berdarah Dengue dan
yang tidak dilakukan kegiatan promotif penyakit Demam Berdarah
Dengue di Kelurahan Lempake.
4. Mengetahui perbedaan pengetahuan kelompok masyarakat yang
dilakukan kegiatan promotif penyakit Demam Berdarah Dengue dan
yang tidak dilakukan kegiatan promotif penyakit Demam Berdarah
Dengue di Kelurahan Lempake.
5. Mengetahui perbedaan status jentik antara kelompok masyarakat yang
dilakukan kegiatan promotif penyakit Demam Berdarah Dengue dan
yang tidak dilakukan kegiatan promotif penyakit Demam Berdarah
Dengue di Kelurahan Lempake.
1.4.1
Bagi Peneliti
1. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama
belajar di Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Puskesmas
Lempake.
2. Sebagai sarana memperluas pengetahuan peneliti Hubungan tindakan
promotif dan preventif yang telah dilakukan Puskesmas Lempake
dengan perilaku masyarakat kecamatan lempake terhadap pencegahan
demam berdarah.
1.4.2
Bagi Puskesmas
Sebagai sarana informatif bagi pihak Puskesmas agar dapat
menciptakan lingkungan dan masyarakat yang bebas dari demam berdarah
dengan cara kegiatan promotif dan preventif. Penelitian ini juga dapat
digunakan sebagai evaluasi kegiatan promotif yang telah dilakukan.
1.4.3
Masyarakat
Penelitian ini diharap dapat bermanfaat bagi masyarakat agar dapat
memberi informasi bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kesehatannya secara mandiri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi kasus DBD
2.1.1 Diagnosa Klinis
Diagnosa DBD ditegakkan berdasarkan criteria diagnosis menurut
World Health Organization (WHO), terdiri dari criteria klinis dan laboratoris
(Depkes RI, 2005).
Kriteria Klinis (1) demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas,
berlangsung terus 2-7 hari, (2) Terdapat manifestasi perdarahan ditandai
sekurang-kurangnya uji tourniquet positif. Perdarahan spontan berbentuk
perdarahan bawah kulit (peteki, purpura, ekimosis), mimisan (epistaksis),
perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna (hematemesis dan melena), (3)
Disertai atau tanpa pembesaran hati, (4) Syok ditandai nadi cepat dan lemah
serta penurunan tekanan nadi < 20 mmHg atau nadi tidak teraba, kaki dan
tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
Kriteria
Laboratosis
(1)
Trombositopenia
(<100.000/l),
(2)
torniquet
positif),
trombositopenia,
hemokonsentrasi,
atau
hasil
di
tempat-tempat
umum
Nyamuk
mni
dapat
hidup
dan
Kegiatan
fogging
hanya
dilakukan
jika
ditemukan
tentang
penyakit
demam
berdarah
dan
drum,
memusnahkan
dan
lain-lain),
barang-barang
bekas
mengubur,
(kaleng,
menyingkirkan
ban,
dan
atau
lain-lain),
adalah
golongan
insect
growth
regulator.
(3)
Biologi.
kesehatan
Lokasi :Menghimpun seluruh wilayah terjangkit dan wilayah sekitarnya
dan merupuan satu kesatuan epideimologis.
Sasaran :Tempat penampungan air (TPA) di rumah dan tempat-tempat
umum
Cara
: Seluruh Masyarkat.
menyadari
atau
b. Tingkat pengetahuan
Terdapat 6 tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif :
Tahu (know)
Tahu dapat didefinisikan sebagai mengingat materi yang
telah ada, inimerupakan tingkat pengetahuan paling rendah.
-
Memahami (comprehension)
Kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan
secara benar suatu objek yang diketahui.
Aplikasi (aplication)
Kemampuan untuk
menggunakan
materi
yang
telah
materi
ke
dalam
Analisis (analysis)
Kemampuan
untuk
menjabarkan
Sintesis (synthesis)
Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian ke dalam
bentuk keseluruhan yang baru.
Evaluasi (evaluation)
Kemampuan melakukan penilaian terhadap materi atau
objek (Notoatmodjo, 2007).
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Host
Lingkungan
Agen
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi
Karakteristik
Responden
Jenis Kelamin
Usia
Pekerjaan
pendidikan
Perilaku Terhadap
Pencegahan DBD
Pengetahuan
Sikap
Status Jentik
Tindakan
Hipotesis 1a
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik
numerik dan kategorik tidak berpasangan dengan desain kuantitatif.
4.2
4.3
4.3.1
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh unit keluarga di RT 20
dan RT 37 Kelurahan Lempake.
4.3.2
Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari seluruh unit
keluarga di RT 20 dan RT 37 Kelurahan Lempake. Setiap unit keluarga
akan diwakili oleh kepala keluarga atau pasangannya.
Rumus besar sampel yang digunakan adalah:
( Z 2 PQ Z P1Q1 P2 Q 2 ) 2
N1 N 2
( P1 P2 ) 2
= Proporsi Total = ( P1 P2 ) / 2
= 1- P
N1 N 2
N1 N 2
(Z
2 PQ Z
P1Q1 P2 Q 2 ) 2
( P1 P2 ) 2
(1,64 2 0,281 0,719 1,28 0,5 0,5 0,062 0,938 ) 2
(0,438) 2
(1,0425009299 0,710551047) 2
0,191844
16,0192199586
17
Pusposive
Sampling.
Cara
pengambilan sampel yaitu, dengan menyebarkan kuisioner kepada unitunit keluarga yang ditemui hingga mencukupi sampel minimal.
4.4
Kriteria Sampel
4.4.1
Kriteria Inklusi
1. Semua unit keluarga yang diwakili oleh kepala keluarga atau
pasangannya yang berdomisili di RT 20 dan RT 37 Kelurahan
Lempake yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu keluarga.
2. Kepala keluarga atau pasangannya yang menetap di lokasi tempat
penelitian selama periode tahun 2014.
3. Semua kepala keluarga atau pasangannya pada RT 20 dan RT 37
Kelurahan Lempake yang bersedia mengisi kuesioner.
4.4.2
Kriteria Ekslusi
1. Kepala keluarga atau pasangannya di RT 20 dan RT 37 Kelurahan
Lempake yang tidak bersedia mengisi kuisioner
2. Kepala keluarga atau pasangannya di RT 19 dan RT 37 Kelurahan
Lempake yang mengisi kuisioner dengan tidak lengkap.
4.5
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
4.6
Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer yang
diperoleh melalui metode angket.
4.7
Definisi Operasional
Variabel Penelitian beserta Definisi Operasional, Hasil Ukur atau Kategori dan
Skalanya
Variabel
Definisi Operasional
Umur
Waktu
lama
hidup Dalam
Responden saat mengisi tahun
kuesioner
Jenis kelamin
Pekerjaan
Kegiatan
mencari
nafkah yang dilakukan
kepala keluarga atau
pasangannya sehari-hari
-PNS
-Swasta
-Petani
-Pedagang
Nominal
Pendidikan
Pendidikan
Terakhir
kepala keluarga atau
pasangannya
yang
dituliskan
dalam
kuesioner
Tidak
Sekolah
SD
SMP
SMA
Sarjana
Ordinal
Baik
Sedang
Kurang
Nominal
Ya
tidak
Dikotom
4.8
Hasil
Ukur/kategori
No
ukuran Ordinal
Laki-laki
Perempuan
Pengetahuan
Bebas Jentik
Skala
Nominal
Aspek Pengukuran
Pengetahuan responden diukur melalui 10 pertanyaan. Dengan
penilaian sebagai berikut :
Pertanyaan nomor 1,3,5,6
demam berdarah dengue, yaitu 40-75 % dari nilai tertinggi, yaitu 4075.
c. Kurang, jika responden hanya mengetahui sebagian kecil tentang
demam berdarah dengue, yaitu < 40 % dari nilai tertinggi yaitu <40.
d. Tidak berpengetahuan, jika responden tidak memiliki jawaban benar.
4.9
4.9.1
Pengolahan Data
Pada
Penelitian
ini
Pengolahan
data
dilakukan
dengan
Analisis Data
Analisis data yang terkumpul menggunakan analisis bivariat yang
bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan pengetahuan dan
status jentik antara kelompok masyarakat yang dilakukan dan tidak
Alur Penelitian
Meminta izin penelitian kepada
Puskesmas Lempake dan ketua RT
yang yang bersangkutan
4.11
Jadwal Kegiatan
KODE
Desember
Januari
1 2 3 4 1 2 3 4
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden berdasarkan umur, Status Keluarga,
Pekerjaan, Pendidikan terakhir disajikan dalam tabel-tabel di bawah ini :
5.1.1
Umur
21-30
31-40
41-50
51-60
61-70
71-80
81-90
Total
Frekuensi
7
18
8
5
1
0
1
40
Persentase %
17,5
45
20
12,5
2,5
0
2,5
100
Frekuensi
Persentase
10
30
40
25
75
100
Pekerjaan
Petani
IRT
Wiraswasta
Guru
Total
Frekuensi
8
22
9
1
40
Pensentase (%)
20
55
22,5
2,5
100
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
D3
S1
Total
Frekuensi
4
9
10
12
1
4
40
Persentase (%)
10
22,5
25
30
10
10
100
Skor
Pengetahuan
4
40
44
46
50
52
54
56
58
60
RT 20
0
0
1
0
0
2
2
0
1
0
RT 37
1
1
0
1
1
0
2
1
0
1
Total
1
1
1
1
1
2
4
1
1
1
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
62
64
66
68
70
72
74
76
82
84
86
90
Total
0
0
0
3
2
1
0
1
2
2
1
2
20
1
1
2
0
3
0
2
3
0
0
0
0
20
1
1
2
3
5
1
2
4
2
2
1
2
40
Skor
Pengetahuan
RT 20
0-10
11-20
21-30
31-40
41-50
51-60
61-70
71-80
81-90
91-100
Total
RT 20
Frekuensi
0
0
0
0
1
5
5
2
7
0
20
RT 30
Persentase Frekuensi
(%)
0
1
0
0
0
0
0
1
0,5
2
25
4
25
7
10
8
35
0
0
0
100
20
Persentase
(%)
5
0
0
5
10
20
35
40
0
0
100
RT 20
Frekuensi Persentase
(%)
0
0
12
60
8
40
20
100
Kurang
Sedang
Baik
Total
RT 37
Frekuensi Persentase
(%)
1
5
16
80
3
15
20
100
Total
Frekuensi
1
28
11
40
Rata-rata
RT 20
RT 37
70,20
60,40
Tabel 5.9 Tabel analisis Uji Beda skor pengetahuan dengan Analisis Independent
T-test
Levenes test for
equality
if
variances
95 % confidence interval
F
Skor
Equal
pengetahuan
Variances
Assumed
Equal
0,025
Sig.
0,875
df
Sig.
Mean
Std.errror
(2-
difference
difference
of the Difference
lower
Upper
1,988
38
tailed)
0,054
9,800
4,930
-0,180
19,780
1,988
36,753
0,054
9,800
4,930
-0,191
19,791
variances
assumed
5.3
Jentik
Frekuensi
RT 20
RT 30
Total
8
11
19
Total
20
20
40
df
Exact Sig.
(2-Sided)
(1-Sided)
1
1
(2-sided)
0,342
0,527
0,906
0,341
0,527
0,264
0,880
0,348
40
BAB 6
PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain kuantitatif
menggunakan metode analitik numerik dan kategorik tidak berpasangan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan status jentik
antara kelompok masyarakat yang mendapatkan dan yang tidak mendapatkan
kegiatan promotif mengenai demam berdarah dengue. Ada pun manfaat dari
penelitian ini sebagai sarana informasi dan evaluasi bagi Puskesmas dan
masyarakat mengenai kegiatan promotif dan preventif penyakit demam berdarah
dengue.
Dari hasil penelitian didapatkan perbedaan tingkat pengetahuan antara RT
yang telah dilakukan intervensi dan yang tidak diberikan tindakan promotif.
Dimana nilai rata-rata yang didapat dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa RT.
20 (mean=70.2) memiliki hasil lebih baik dibandingkan RT. 37 (mean=60.4). Jika
digolongkan berdasar tingkat pengetahuan mengenai Demam Berdarah Dengue
maka 60 % warga memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 40% warga memiliki
tingkat pengetahuan baik pada RT. 20. Sedangkan pada RT 37 didapatkan 5%
warga dengan tingkat pengetahuan yang buruk, 80% warga memiliki tingkat
pengetahuan sedang dan 15% warga memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap
DBD.
Lebih tingginya tingkat pengetahuan keluarga mengenai DBD pada RT
yang telah dilakukan intervensi ini sesuai dengan penelitian Hidayah (2009).
Peneliti berpendapat bahwa lebih tingginya tingkat pengetahuan pada RT 20
disebabkan kerena pihak puskesmas Lempake yang telah melakukan sosialisasi
informasi tentang tentang DBD dan pencegahannya yang berupa penyuluhan baik
melalui kader maupun melalui tenaga kesehatan serta pemasangan media
spanduk. Upaya puskesmas tersebut membuat keluarga mendapatkan informasi
mengenai DBD dan Pencegahnnya dan secara langsung akan meningkatkan
tingkat pengetahuan keluarga mengenai DBD.
Tingkat pengetahuan yang tinggi tentang DBD dan pencegahannya akan
sangat mempengaruhi tugas kesehatan yang dmiliki oleh keluarga, yaitu keluarga
mampu mengenali masalah kesehatan yang ada didalam keluarga. Dengan tingkat
pengetahuan
yang
tinggi
diharapkan
keluarga
mampu
mengenali
dan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosidi (2006), yang pada penelitiannya
menemukan bahwa kegiatan promosi dan prevensi puskesmas yang memiliki
hubungan dengan keberadaan jentik adalah kegiatan (1) penyuluhan tentang
demam berdarah, (2) pemantauan jentik secara berkala, (3) pemberantasan sarang
nyamuk dan (3) sarana pendukung pemberantasan sarang nyamuk. Adapun
kegiatan-kegiatan serupa yang telah dilakukan di RT 20 yaitu (1) penyuluhan
mengenai demam berdarah, (2) pemasangan spanduk 4M, (3) pengaktifan
dasawisma, (4) pembentukan desa siaga, dan (5) pengaktifan kartu bebas jentik.
Perbedaan tersebut kemudian di analisis menggunakan uji statistik chi
square dan didapatkan nilai signifikansi ialah p = 0,342 (p > 0,05) yang berarti
bahwa tidak ada perbedaan keberadaan jentik yang signifikan diantara pada RT 20
yang mendapatkan kegiatan promosi kesehatan dan RT 37 yang belum
mendapatkan promosi kesehatan. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya faktorfaktor selain dari promosi kesehatan yang dapat mempengaruhi keberadaan jentik
nyamuk, di antaranya adalah perilaku masyarakat terhadap demam berdarah,
kondisi tempat penampungan air, keberadaan tempat berkembang biak (breeding
place) dan tempat hinggap (resting place) bagi nyamuk. (Setyobudi,2011)
Perilaku merupakan semua aktivitas manusia yang dapat diamati secara
langsung ataupun tidak langsung oleh orang lain yang terdiri dari tiga domain
yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Warsito (2005) mengenai hubungan perilaku masyarakat tentang demam berdarah
dengue dengan keberadaan jentik, menemukan bahwa domain pengetahuan tidak
memiliki hubungan terhadap keberadaan jentik, sedangkan domain sikap dan
tindakan memiliki hubungan yang bermakna terhadap keberadan jentik nyamuk.
Kondisi tempat penampungan air juga mempengaruhi keberadaan jentik.
Penelitian yang dilakukan oleh Suprijianto (2004) mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kerberadaan jentik menemukan bahwa tempat penampungan
air yang dominan menjadi tempat berkembang nyamuk adalah bak mandi yang
berbahan semen. Pada penelitian tersebut juga ditemukan adanya hubungan antara
jumlah, volume, pencahayaan, bahan, tutup, letak, kondisi air, pemakaian abate
dan pemeliharaan ikan pada penampungan air terhadap keberadaan jentik
nyamuk.
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dalam hal pengetahuan
antara kelompok masyarakat yang mendapatkan dan yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
Hadinegoro. 2005. Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI,
2005.
Hidayah, AN. 2009. Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Keluarga Tengang
DBD Di Rt. 09 Kelurahan Kramatpela Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta