Struktur Baja 2 Material
Struktur Baja 2 Material
Kekuatan tinggi
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan
dengan kekuatan tegangan lelehnya (fy) atau oleh tegangan tarik batas (fu).
Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap
mempunyai perbandingan kekuatan per volume lebih tinggi dibandingkan
dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini
memungkinkan perencana sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban
mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih besar, sehingga memberikan
kelebihan ruangan dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya
profil-profil yang dipakai.
Kemudahan pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di workshop, sehingga
satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah erection structure
Keseragaman
Sifat-sifat dari baja, baik sebagai bahan bangunan maupun dalan bentuk struktur
terkendali dengan baik, sehingga para perencana dapat mengharapkan elemenelemen dari konstruksi baja bisa bersifat sesuai dengan yang diduga dalam
perencanaan
Duktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar dibawah pengaruh
tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat duktilitas. Sifat ini
membuat baja mampu mencegah terjadinya keruntuhan bangunan secara tibatiba.
Dapat di las
Dalam keadaan panas (leleh) dapat digabungkan satu dengan yang lain
Mudah berkarat
Diperlukan pemeliharaan berkala. Pemakaian wheathering Steel (baja yang lebih
tahan karat : chromium 0,3 % 1,25%, mananase 0,6%-1,5%, copper 0,25%0,4%) akan lebih mengurangi biaya pemeliharaan.
Kelelahan / fatique
Beban bolak-balik menyebabkan kelelahan pada baja sehingga kekuatannya akan
menurun.
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo
Jenis-Jenis Baja
+ 98 %
max 1,7 % (tegangan naik, regangan kurang)
max 1,65 % (kekuatan)
max 0,6 % (mengurangi gas)
max 0,6 % (ketahanan terhadap karat)
(kurang keuletan)
Baja yang biasa digunakan untuk keperluan struktur adalah dari jenis :
1. Baja Karbon (fy = 210 250 MPa)
Baja karbon rendah
Baja karbon sedang
: sekitar 0,15 %
: 0.15 % - 0,29 % (umum untuk struktur bangunan
misalnya BJ 37)
Baja karbon medium
: 0,3 % - 0,5 %
Baja karbon tinggi
: 0,6 % - 1,7 %
Baja karbon memiliki titik peralihan leleh yang tegas, peningkatan kadar karbon
akan meningkatkan kuat leleh tapi mengurangi daktilitas dan menyulitkan
proses pengelasan
2.
3.
Tegangan dan regangan yang terjadi pada suatu penampang profil dapat
disebabkan oleh beberapa tipe pembebanan seperti tarik, tekan, lentur,
geser maupun torsi
Pada umumnya satuan yang dipakai untuk mendefinisikan tegangan yaitu
MegaPascals (MPa)
1 MPa = 1 MN/m2 = 1 N/mm2
Simbol yang dipakai untuk mendefinisikan tegangan yaitu s atau f
10
Regangan :
Contoh :
Sebuah batang baja dengan panjang mula-mula 100 mm diberikan
pembebanan tarik hingga terjadi penambahan panjang sebesar 0,15 mm.
Berapa nilai regangan yang dialami batang baja tersebut ?
Solusi :
e= / L ;
= 0,15 mm
L = 100 mm
e= 0,15 / 100 = 0,0015 = 1,5 x 10-3
11
12
13
14
Pada bentang garis OA, struktur baja akan berperilaku sebagai material
elastis, dimana deformasi yang terjadi akan berbanding lurus dengan
penambahan beban yang bekerja. Juga, ketika beban tersebut dihilangkan
maka elemen akan kembali ke keadaan seperti semula tanpa mengalami
perubahan bentuk / deformasi
Ketika tegangan yang terjadi mencapai titik A (tegangan leleh), maka
deformasi yang besar akan terjadi walaupun hanya bekerja penambahan
beban yang relatif kecil. Zona dimana kurva tegangan-regangan adalah
datar (AB) dikenal dengan zona plastis dimana struktur akan berperilaku
sebagai material plastis
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Metode ASD menggunakan tegangan ijin yang lebih kecil daripada kuat
leleh baja
Metode LRFD menggunakan kuat lelebh baja sampai dengan kuat batas
Seperti jenis baja lainnya, baja aloi juga memiliki daerah plastis. Namun
dalam daerah plastis tersebut hubungan tegangan-ragangannya
menunjukkan penguatan. Karena baja tersebut tidak memiliki daerah
plastis yang betul-betul datar maka baja aloi (fy > 450 MPa) tidak boleh
digunakan dalam perencanaan plastis
25
26
27
28
29
30
Keruntuhan Getas
31
32
33
Sobekan Lamelar
Sobekan lamelar adalah jenis keruntuhan getas yang terjadi pada bidang
gilas akibat gaya tarik yang bekerja tegak lurus ketebalan elemen pelat
profil
Karena regangan yang diakibatkan oleh beban layan biasanya <ey maka
beban layan biasanya tidak perlu diperhatikan sebagai penyebab sobekan
lamelar
Dalam sambungan las yang terkekang, regangan akibat susut logam las
dalam arah tegak lurus ketebalan sering terjadi secara lokal dan lebih
besar daripada ey
Hal ini yang sering menyebabkan terjadinya sobekan lamelar
Sebagai akibat proses gilas baja panas, profil baja memiliki sifat yang
berbeda-beda dalam arah gilas, transfersal, dan ketebalan
Pada daerah elastis, sifat-sifat baja dalam arah gilas dan arah transfersal
hampir sama ( tahanan dalam arah transfersal sedikit lebih kecil daripada
tahanan dalam arah gilas)
34
Namun, daktilitas dalam arah ketebalan jauh lebih kecil daripada dalam
arah gilas
Bila proses pembebanan adalah sedemikian sehingga diperlukan
redistribusi, maka daktilitas yang terbatas tidak dapat mengakomodasi
redistribusi yang diperlukan, bahkan yang terjadi dapat berupa sobekan
lamelar.
35
36
Dalam hal keruntuhan lelah, tegangan yang terjadi pada saat layan
merupakan pertimbangan utama, sedangkan mutu baja tidak memegang
peranan penting
Pengaruh beban mati juga tidak cukup sensitif
Namun geometri penampang dan kehalusan penyelesaian detailing
memberikan pengaruh yang dominan
37