Bab I II CHA ISPA
Bab I II CHA ISPA
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit menular masih merupakan salah satu masalah di bidang
kesehatan di Indonesia. Salah satu penyakit menular dengan angka
prevalensi yang masih tinggi adalah ISPA. Infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara
berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih tingginya
angka kesakitan dan angka kematian karena ISPA khususnya pnemonia,
terutama pada bayi dan balita (Permatasari, 2009).
World Health Organization (WHO) memperkirakan insidensi Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka
kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%
pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO 13 juta anak balita di
dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat
di negara berkembang dan ISPA merupakan salah satu penyebab utama
kematian dengan membunuh 4 juta anak balita setiap tahun (WHO, 2007).
Angka kematian bayi, balita dan anak merupakan salah satu
indikator kesehatan yang sangat mendasar. Berdasarkan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007, menunjukkan bahwa
proporsi kematian bayi akibat ISPA di Indonesia adalah sebesar 30,8%,
artinya dari 100 bayi meninggal, 30 diantaranya meninggal karena ISPA.
ISPA masih merupakan penyebab kematian terbanyak pada balita, yakni
sebesar 22,8 % atau sebesar 4,6 kematian per 1000 balita (Nurhadiyah,
2010).
Berdasarkan hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
pada tahun 2007, prevalensi ISPA sekitar 25,5% dengan prevalensi tertinggi
terjadi pada bayi dua tahun (>35%). Di Jawa Barat kejadian ISPA berada di
angka 24,73%, untuk daerah Jawa Tengah sebesar 29,08%. Angka kematian
(mortalitas) pada bayi 23,8%, dan balita 15,5%. ISPA cenderung terjadi
lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran
rumah tangga yang rendah. ISPA merupakan salah satu penyebab utama
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui angka kejadian ISPA di Desa Banjaranyar Kecamatan
Pekuncen.
b. Mengetahui hubungan pencemaran udara dalam rumah, ventilasi
rumah, status gizi, kepadatan hunian rumah, imunisasi, vitamin A,
umur anak, pemberian MP-ASI, berat badan lahir, status gizi, dan
perilaku keluarga angka kejadian ISPA di Desa Banjaranyar
Kecamatan Pekuncen.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah ilmu dan wawasan pengetahuan di bidang kesehatan
dalam mencegah penyakit ISPA yang sering muncul di masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Sebagai sumber informasi untuk melakukan tindakan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam upaya menurunkan angka
kejadian penyakit ISPA di Desa Banjaranyar Kecamatan Pekuncen.
3. Manfaat bagi Masyarakat
Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penyakit ISPA
dan cara untuk mencegah penyakit tersebut.
II.
A.
ANALISIS SITUASI
luas wilayah kurang lebih 92.70 Km2 dan terdiri dari 16 desa yaitu: Desa
Pekuncen, Desa Kranggan, Desa Karangkemiri, Desa Banjaranyar, Desa
Cikawung, Desa Krajan, Desa Glempang, Desa Pasiraman Lor, Desa
Pasiraman Kidul, Desa Karangklesem, Desa Candinegara, Desa
Cikembulan, Desa Cibangkong, Desa Semedo dan Desa Petahunan. Desa
Krajan merupakan desa dengan wilayah terluas di Kecamatan Pekuncen,
yaitu sekitar 24,61 Km2. Sedangkan Desa Pasiraman Kidul merupakan
desa yang mempunyai wilayah paling sempit yaitu sekitar 0,79 Km2.
Luas penggunaan lahan di Kecamatan Pekuncen dapat dirinci
sebagai berikut:
a. Tanah sawah
: 1.858,29
Ha
b. Tanah pekarangan
: 919,74
Ha
c. Tanah hutan
: 38.434,7
Ha
d. Tanah Perkebunan
: 1.743,7
Ha
e. Lain-lain
: 224,8
Ha
Pekuncen
Krajan
Glempang
Pekuncen
Kranggan
Karang Kemiri
Gumelar
Tumiyang
Pasiraman Lor
Pekuncen
Cilongok
Pasiraman Kidul
Semedo
Banjar Anyar
Petahunan
Karang Klesem
Cirawung
Cikembulan
Cibangkong
Jalan1
Jalan KA
Jalan KA Lama
Jalan Lokal
Jalan Propinsi
Bataskec
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Sungai.shp
Sungai
Pekuncen.shp
Banjar Anyar
Candi Nggara
Cibangkong
Cikembulan
Cirawung
Glempang
Karang Kemiri
Karang Klesem
Krajan
Kranggan
Pasiraman Kidul
Pasiraman Lor
Pekuncen
Petahunan
Semedo
Tumiyang
Bataskec
Candi Nggara
Ajibarang
W
E
S
Pekuncen, hasil
1) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Pekuncen
pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Pekuncen
No.
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempua
Jenis Pendidikan
Jumlah
1.
1.463
n
1.349
2.
6.846
6.318
13.164
SD
15.526
14.917
30.422
4.
SLTP
3.683
3.538
7.221
SLTA
2.741
2.636
5.377
SD
2.812
6
Perguruan Tinggi
482
321
803
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pekuncen, 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan penduduk sebagian besar adalah tamat SD sebesar 30.422
orang atau 50,89% dari jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas.
Sedangkan jumlah tingkat pendidikan terkecil yaitu Perguruan tinggi
sebanyak 803 orang atau 1,34 % dari jumlah penduduk berusia 10
tahun keatas.
Angka melek huruf di Kecamatan Pekuncen juga sudah cukup
tinggi, hal ini dapat dilihat dari penduduk usia 10 tahun ke atas yang
melek huruf di kecamatan Pekuncen yaitu sebesar 84,2 %.
2) Jenis Pekerjaan
Berdasarkan data statistik Kecamatan Pekuncen, dapat
diketahui
bahwa
sebagian
besar
penduduk
memiliki
mata
B.
kesehatan
seperti
angka
kesakitan/morbiditasnya,
angka
Penyakit Diare
Kejadian atau kasus penyakit diare di wilayah Puskesmas
Pekuncen, berdasarkan data dari programer P2 Diare Puskesmas
Pekuncen adalah sebanyak 1.041 kasus atau sebesar 16,09 per 1000
penduduk. Berdasarkan analisis pelaporan kasus dapat diketahui
bahwa kejadian diare tahun 2012, terbanyak terjadi pada bulan
Januari dan Juli.
b.
Penyakit Malaria
Kasus penyakit Malaria Klinis tahun 2012 sebanyak 0 kasus
atau sebesar 0,00 per 1.000 penduduk. Kasus Malaria di Puskesmas
Pekuncen biasanya merupakan kasus import dari luar jawa. Meski
demikian ini perlu diwaspadai oleh petugas kesehatan dan
masyarakat terutama untuk Desa Tumiyang, Cikembulan, Semedo,
Petahunan dan Cibangkong..
C. TB Paru
Jumlah kasus TB Paru Positif pada tahun 2012 sebanyak 37
kasus atau CDR (Case Detection Rate) BTA positif sebesar 21,77 per
100.000 penduduk. Pada tahun 2012 jumlah pasien TB Paru yang
diobati sebanyak 15 kasus dan yang sembuh sebanyak 5 atau 33,33
% sembuh, dengan pengobatan lengkap sebanyak 18 atau sebesar
120%.
D. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah kasus DBD di Kecamatan Pekuncen tahun 2012
sebanyak 8 kasus atau sebesar 12,23 per 100.000 penduduk. Dari
semua kasus DBD yang ada tersebut, semuanya (100%) mendapat
penanganan dan tidak terdapat kematian akibat DBD.
e.
HIV
g.
2.
a.
Berdasarkan
Puskesmas
sebanyak 8 bayi,
Profil
Kesehatan
Puskesmas
10
kota
yang
bertanggungjawab
menyelenggarakan
11
12
dengan
dilakukannya
pendataan
rumah
sehat.
13
14
(Pustu),
PKD,
Balai
Pengobatan/Klinik
Swasta.
lingkungannya
15
lahir hidup sebanyak 1.076 orang dengan jumlah bayi dengan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 16 orang atau sebesar 1,50%.
Dari sejumlah 16 bayi dengan BBLR tersebut, semuanya atau 100%
telah mendapat penanganan..
2) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4), Persalinan Ditolong
Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Ibu Nifas
16
17
MKJP jenis suntik sebanyak 5,855 orang, jenis PIL sebanyak 1.554
orang, dan kondom sebanyak 192 orang. Dari data tersebut dapat
diketaui bahwa kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah
jenis suntik yaitu sebesar 55,9%, sedangkan yang paling sedikit
digunakan adalah kontrasepsi jenis kondom yaitu sebesar 1,82%.
6) Pelayanan KB Baru
Jumlah seluruh peserta KB baru baik untuk yang MKJP
ataupun yang Non MKJP adalah sebanyak 2.562 orang. Jumlah
untuk Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) IUD sebanyak
173 orang 6,8%, MOP/MOW sebanyak 29 sebesar 1,1%, KB
implant sebanyak 391 orang atau sebesar 15,37%.
Sedangkan untuk jumlah peserta KB baru Non MKJP suntik
sebanyak 389 orang atau sebesar 15,2%, PIL sebanyak 1.141 orang
sebesar
44,5%,
dan
kondom
sebanyak
388
orang
atau
sebesar115,1%.
7) Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Pada tahun 2011, berdasarkan data petugas koordinator
imunisasi Puskesmas Pekuncen diketahui bahwa seluruh desa di
wilayah Puskesmas Pekuncen sudah UCI 100%.Hal ini bisa
dikatakan sangat baik dan sistem yang ada telah berjalan dengan
baik pula.
8) Cakupan imunisasi bayi
Berdasarkan data petugas koordinator imunisasi Puskesmas
Pekuncen diketahui bahwa jumlah bayi di Kecamatan Pekuncen
pada tahun 2011 sebanyak 600 bayi. Sedangkan cakupan
imunisasinya untuk tiap jenis imunisasi adalah sebagai berikut: bayi
mendapat imunisasi BCG sebanyak 1.057 atau sebesar 176%, bayi
mendapat imunisasi DPT1+HB1 sebanyak 1.041 atau sebesar
173,5%, bayi mendapat imunisasi DPT3+HB3 sebanyak 1.063 atau
18
melalui
19
20
21
N/D juga belum mencapai target SPM yaitu 80% karena usia diatas
f.
2. Kefarmasian
Gambaran stok obat, pemakaian rata-rata obat per bulan, dan
tingkat kecukupan obat di puskesmas pekuncen berdasarkan data dari
petugas obat dapat diketahui bahwa secara umum tingkat kecukupan
obat di puskesmas pekuncen sudah cukup terpenuhi.
5. Deskripsi Situasi dan Kondisi Desa Banjaranyar
1. Keadaan geografi
Desa banjaranyar adalah desa yang memiliki luas 306.511 hektar yang
terbagi atas 7 RW dan 25 RT. Sebelah utara desa Banjaranyar berbatasan
dengan Karangkemiri, sebelah selatan berbatasan dengan desa cikawung,
22
dan sebeah barat berbatasan dengan desa semedo sedangkan sebeah timur
berbatasan dengan desa pasiraman.
2. Keadaan demografi
a.
Jumlah Penduduk
Hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2011 jumlah penduduk
Desa Bnjaranyar adalah 5005 jiwa terdiri dari 2510 jiwa laki-laki dan
2495 jiwa perempuan tergabung dalam 1512 rumah tangga/KK.
b.
No.
Jenis Pendidikan
Jumlah
1.
SD
1051
2.
SLTP
1374
3.
SLTA
764
4.
D1
26
5.
D2
6.
D3
7.
S1
31
8.
S2
9.
Tidak lulus SD
1741
23