Anda di halaman 1dari 31

BAB II DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA 2.1.

Keadaan Geografi Kabupaten Purbalingga


Kabupaten Purbalingga termasuk wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian barat daya, tepatnya pada posisi : 109 0111 1090351 Bujur Timur, dan 70101 70291 Lintang Selatan. Kabupaten Purbalingga memiliki ketinggian 35 meter sampai dengan 1.124 meter di atas permukaan air laut (DPAL), sedangkan keadaan iklimnya tidak terlalu berbeda dengan rata-rata keadaan iklim di Jawa Tengah. Rata-rata curah hujannya adalah 4,837 mm per bulan atau 3,569 mm per tahun. Batas-batas administratif Kabupaten Purbalingga adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Pemalang.

- Sebelah Timur : Kabupaten Banjarnegara. - Sebelah Selatan : Kabupaten Banjarnegara dan Banyumas. - Sebelah Barat : Kabupaten Banyumas.

Jarak dari Purbalingga ke beberapa kota sekitarnya sebagai berikut: - Semarang - Purwokerto - Cilacap - Banjarnegara - Wonosobo : 191 km. : 20 km. : 60 km. : 45 km. : 75 km.

Luas wilayah Kabupaten Purbalingga adalah 77.764,122 Ha atau sekitar 2,39 persen dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah (3.254 ribu Ha) yang terdiri dari 18 Kecamatan, 224 desa dan 15 kelurahan. Dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga , wilayah terluas adalah Kecamatan Rembang yaitu 9.159,36 Ha, urutan kedua

Kecamatan Karangreja dengan luas 7.888,07 Ha, sedangkan urutan ketiga Kecamatan Karangmoncol yaitu 6.027,78 Ha. Tiga Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Purbalingga (1.473,33 Ha), Kecamatan Padamara (1.726,24 Ha), dan Kecamatan Kalimanah (2.251,45 Ha). Wilayah Kabupaten Purbalingga mempunyai topografi yang beraneka ragam meliputi dataran tinggi/perbukitan dan dataran rendah. Adapun pembagian bentang alamnya adalah sebagai berikut : - Bagian utara, merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit-bukit dengan kemiringan lebih dari 40 persen, meliputi : Kecamatan Karangreja, Mrebet. - Bagian Selatan, merupakan daerah yang relatif rendah dengan nilai faktor kemiringan berada antara 0 % sampai dengan 25 %, meliputi : wilayah Kecamatan Kalimanah, Padamara, Purbalingga, Kemangkon, Bukateja, Kejobong, Pengadegan, Kaligondang, sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan Mrebet. 2.2. Keadaan Demografi Kabupaten Purbalingga Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Purbalingga, jumlah penduduk di Kabupaten Purbalingga tahun 2010 adalah 901.369 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk Purbalingga tercatat sebesar 1.159 orang per kilometer persegi, dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Purbalingga sebesar 5,654 orang per kilometer persegi dan yang terendah di Kecamatan Karangjambu yang hanya 516 orang per kilometer persegi. Data mengenai kepadatan dapat dilihat pada lampiran. Luas wilayah, jumlah desa, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut Kecamatan se Kabupaten Purbalingga tahun 2010. Karangjambu, Bobotsari, Karanganyar, Kertanegara, Rembang, sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan

Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur Kabupaten Purbalingga tahun 2010

2.3.

Data Derajat Kesehatan Kabupaten Purbalingga 1. Mortalitas Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan progam pembangunan kesehatan lainya. a. Angka Kematian Bayi (AKB) Berdasarkan laporan rutin, AKB Kabupaten Purbalingga tahun 2010 sebesar 11,2 per 1.000 kelahiran hidup dan dibanding dengan tahun 2009 AKB mengalami kenaikan dari 10,2 per 1.000 kelahiran hidup. AKB tertinggi terdapat di Puskesmas Padamara sebesar 29,46 per 1.000 kelahiran hidup, sedang terendah adalah Puskesmas Kutasari 2,77 per 1.000 KH. b. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Kematian ibu 15 kasus tahun 2009 2. Morbiditas a. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Kabupaten Purbalingga pada tahun 2010 antara lain adalah penyakit Malaria, TB Paru, Pernapasan Akut (ISPA). Penyakit Malaria Penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana perkembangan penyakit malaria ini dipatau melalui Annual Parasite Incidence (API). Di Kabupaten HIV/AIDS, dan Infeksi Saluran di Kabupaten Purbalingga tahun 2010 sebanyak ( 97,99 per 100.000 kelahiran hidup). Bila dibanding kematian ibu di Purbalingga mengalami penurunan

yang cukup tinggi.

Purbalingga kasus klinis malaria tahun 2010 berjumlah 3.136, yang tersebar di 11 Puskesmas. Kasus klinis terbanyak terdapat di Pukesmas Rembang (1.856 kasus ) . Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap seluruh sediaan darah penderita klinis malaria tersebut di atas, yang positif Kasus tersebut tersebar di 11 Puskesmas. sebagai penderita (32 % ). Bila dibandingkan

malaria ( ditemukan plasmodium) sebanyak 1.002

dengan tahun 2009, kasus positif malaria di Kabupaten Purbalingga mengalami peningkatan dan persentase penderita malaria diobati telah dapat mencapai 100 %. Penyakit TB Paru Menurut hasil Survei Kesehatan Nasional 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum. Selain menyerang Paru, Tuberculosis dapat menyerang organ tubuh yang lain. Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam penanggulangan penyakit TBC. Di Kabupaten Purbalingga telah menunjukkan hasil yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Angka penemuan penderita TBC dengan BTA (+)/Case Detection Rate (CDR) di Kabupaten Purbalingga tahun 2010 mengalami peningkatan dari 46,57 % pada tahun 2009 menjadi 51,62% namun masih jauh di bawah target sebesar 70 %. Keberhasilan pelaksanaan program penanggulangan TBC dapat diukur dari pencapaian angka kesembuhan penderita. Pada tahun 2010 angka kesembuhan penderita TBC di Kabupaten Purbalingga sebesar 75,99 % yang berarti belum mencapai target > 85 %. Terdapat Satu Puskesmas yang angka mencapai > 85% kesembuhan 100% yaitu puskesmas Bukateja, yaitu Puskesmas Kemangkon, Bukateja,

kemudian terdapat 6 puskesmas yang mencapai angka kesembuhan Kaligondang,Kutasari, Bobotsari dan Karangtengah. Penyakit HIV AIDS

Selama tahun 2010 dilaporkan bahwa dari 5.725 sampel darah yang diperiksa yang reaktif terhadap HIV sebanyak 10 sampel. Keberadaan penderita HIV/AIDS bagaikan fenomena gunung es, dimana jumlah penderita yang ditemukan jauh lebih sedikit dari penderita yang sebenarnya ada. Untuk itu diperlukan upaya bersama dalam pemberantasan penyakit HIV/AIDS, yang tidak saja ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan tetapi juga diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor dan pengobatan penyakit menular seksual. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada tahun 2010 penemuan kasus pneumonia balita adalah 494 kasus atau 7 % dari jumlah perkiraan kasus dan persentase balita dengan Pneumonia ditangani adalah 100 %. Penyakit Kusta Meskipun tahun 2000, Indonesia telah mencapai eliminasi kusta pada namun sampai saat ini penyakit kusta masih

menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia. Penderita kusta di Kabupaten Purbalingga pada tahun sebanyak di 11 10 orang. Penderita Puskesmas Kusta tahun 2010 ditemukan yaitu Bukateja, Kejobong,

Purbalingga, Kalimanah, Mrebet, Serayularangan, Bobotasari, Karangjambu, Kertanegara dan Karangmoncol. b. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit penyakit yang diharapkan dapat Pada diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, meliputi penyakit tetanus neonaturum, campak, difteri, dan polio. tahun 2010 jumlah dan angka kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) adalah 78 kasus yaitu penyakit Campak. Campak merupakan penyakit menular yang

sering

menyebabkan

Kejadian

Luar

Biasa

(KLB).

Untuk

penyakit tetanus neonaturum, difteri, dan polio tidak ditemukan kasus untuk tahun 2010. c. Penyakit Potensi KLB/ Wabah Demam Berdarah Dengue Diare Filariasis 2.4. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang melaksanakan tugas dibidang kesehatan yang dipimpin oleh kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekda. Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga mempunyai tugas pokok membantu bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang kesehatan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh bupati. 2.5. Visi dan Misi Terwujudnya masyarakat purbalingga yang sehat mandiri dan berkeadilan 2.5.2. Misi Untuk dapat mewujudkan visi TERWUJUDNYA MASYARAKAT PURBALINGGA 1. 2. 3. 4. YANG SEHAT MANDIRI DAN BERKEADILAN disusun misi: Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan. Mewujudkan ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan yang profesional. Merumuskan kebijakan dan memantapkan manajemen untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan.

2.5.1. Visi

2.6.

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas Bupati dalam merumuskan, memimpin, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan tugas-tugas dibidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan, gizi, dan kesehatan keluarga, pelaksanaan kesekretariatan serta pembinaan UPTD.

2.6.1. Tugas Pokok

2.6.2. Fungsi Dalam 1. menyelenggarakan tugas pokoknya, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : Perumusan pelaksanaan kebijakan teknis dalam rangka mendukung kelancaran tugas-tugas di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan, gizi dan kesehatan keluarga dan pelaksanaan kesekretariatan serta pembinaan UPTD; 2. Penyusunan program kerja di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan, gizi dan kesehatan keluarga dan pelaksanaan kesekretariatan serta pembinaan UPTD; 3. Pelaksanaan program kerja di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan dan jaminan kesehatan, gizi dan kesehatan keluarga dan pelaksanaan kesekretariatan serta pembinaan UPTD; 4. Pembinaan pelaksanaan tugas-tugas di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan dan jaminan kesehatan, gizi dan kesehatan keluarga dan pelaksanaan kesekretariatan serta pembinaan UPTD;

5.

Koordinasi dan fasilitasi tugas-tugas di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan dan jaminan kesehatan, gizi dan kesehatan keluarga dan pelaksanaan kesekretariatan serta pembinaan UPTD;

6.

Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas-tugas di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan dan jaminan kesehatan, gizi dan kesehatan keluarga dan pelaksanaan kesekretariatan serta pembinaan UPTD;

7. 2.7.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Susunan Organisasi Terbaru (SOT) Lampiran 1

2.8.

Situasi Sumber Daya Kesehatan a. Puskesmas Di Kabupaten Purbalingga jumlah puskemas sebanyak 22 puskesmas, yang terdiri dari 11 puskesmas perawatan yaitu Puskesmas Kalimanah, Puskesmas Padamara, Puskesmas Serayu Larangan, Puskesmas Bobotsari, Puskesmas Karangreja, Puskesmas Karangjambu, Puskesmas Karangaanyar, Puskesmas Karangmoncol Puskesmas tersebut b. Rembang, 1 Puskesmas Kejobong, dan Puskesmas beserta jaringannya rata-rata Bukateja. Berdasarkan data tersebut dengan jumlah penduduk 901.369 berarti puskesmas melayani 40.971 jiwa. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dari jumlah RS yang ada dan tempat tidurnya serta rasio terhadap

2.8.1. Sarana kesehatan

jumlah penduduk. Untuk Kabupaten Purbalingga pada tahun 2010 Rumah Sakit Umum berjumlah 3 yang terdiri dari RSU pemerintah, RSU milik swasta yaitu RSU Nirmala dan RSU Harapan Ibu yang semuanya merupakan Selain itu di Sakit Jiwa. c. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai kesehatan upaya bersumber dilakukan daya dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Bentuk/sarana upaya 1. Posyandu Posyandu merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari dan untuk masyarakat. Pada tahun 2010 jumlah posyandu di Kabupaten Purbalingga tetap 1.189 Posyandu. 2. Poliklinik Kesehatan Desa ( PKD) PKD merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa (Polindes), yang pada tahun 2008 jumlah PKD di Purbalingga bertambah dari 160 unit tahun 2009 menjadi 168 dan tahun 2010 sebanyak 183 unit. Dengan dikembangkannya Polindes menjadi PKD maka fungsinya menjadi bertambah yaitu sebagai tempat untuk memberikan penyuluhan, konseling kesehatan masyarakat, melakukan pembinaan kader/ pemberdayaan masyarakat, forum komunikasi pembangunan masyarakat (UKBM) adalah posyandu, Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Rumah Sakit tipe C. Purbalingga terdapat dua Rumah Sakit Khusus

yaitu RSIA Ummu Hani dan RSIA Kasih Ibu serta 1 Rumah

kesehatan di desa, dan sebagai tempat memberikan pelayanan kesehatan dasar termasuk kefarmasian sederhana serta untuk deteksi dini dan penanggulangan pertama kasus gawat darurat Lebih jauh lagi PKD yang ada dijadikan sebagai gerbang untuk mewujudkan Desa Sehat Mandiri (DSM) dan untuk

membantu

operasional

kegiatan

ini

masing-masing

PKD

merekrut tenaga pendamping dengan kriteria berlatar belakang pendidikan kesehatan (Akper, Akbid, Akzi, AKL,dan lain-lain). 2.8.2. Tenaga Kesehatan 1) Jenis Tenaga Kesehatan Untuk mencukupi kebutuhan akan tenaga kesehatan telah dilakukan pemenuhan kebutuhan dengan menempatkan pegawai yang diangkat oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten baik sebagai PNS, Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Honor Daerah. Adapun jenis tenaga kesehatan yang ada tujuh yaitu : a. Tenaga Medis ( Dokter umum, Dokter Gigi , Dr/Drg Sepesialis) b. Tenaga Perawat & Bidan (termasuk lulusan DIII & S1) c. Tenaga Kefarmasian ( Apoteker dan Asisten Apoteker ) d. Tenaga Gizi ( Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI) e. Tenaga Teknis Medis ( Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi) f. Tenaga Sanitarian (Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan) g. Tenaga Kesehatan Masyarakat ( SKM,MKes , MPH dll.) 2) Persebaran Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja. Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. dikelompokkan menjadi

Tabel 2. Persebaran Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja Di Kabupaten Purbalingga Tahun 2010

2.8.3. Pembiayaan Kesehatan Anggaran untuk Pembiayaan Kesehatan di Kabupaten yaitu APBD dan Purbalingga tahun 2010 berasal dari berbagai sumber Dekonsentrasi.

Kabupaten dan Provinsi, APBN, DAK, Tugas Pembantuan

Tabel 3. Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten Purbalingga Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa anggaran kesehatan tidak hanya yang dikelola oleh Dinas Kesehatan akan tetapi juga bersumber dinas/instansi terkait dengan perincian dari bersumber dari APBD APBD Kabupaten

Kabupaten sebesar 74,18 %, APBD Provinsi 0,69 %, danAPBN 25,13%. Sedangkan persentase APBD Kesehatan terhadap adalah 12,37% mendekati target anggaran kesehatan sebesar 15%. 2.9. Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Pada berbagai upaya kesehatan obat merupakan salah satu unsur penting. Diantara berbagai alternatif yang ada, intervensi dengan obat merupakan intervensi yang paling besar digunakan dalam menyelenggarakan kelangsungan upaya kesehatan. Dalam rangka pembangunan yang didukung oleh

2.9.1. Deskripsi

kesehatan di daerah diperlukan keseimbangan dan kesinambungan untuk program-program kesehatan,

ketenagaan, pembiayaan, dan sarana prasarana yang memadai. Dalam upaya meningkatkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sangat diperlukan optimalisasi pemanfaatan dana, efektifitas penggunaan, serta pengendalian persediaan dan pendistribusian dari instalasi farmasi kabupaten/kota ke unit pelayanan kesehatan. Untuk melakukan pengadaan obat dan perbekelan kesehatan di instalasi farmasi kabupaten/ kota harus mengacu kepada pedoman pengadaan dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 2.9.2. Tujuan Tujuan pedoman perencanaan dan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan antara lain adalah - Tersusunnya rencana kebutuhan dan jadwal pengadaan secara tepat waktu untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. - Tercapainya penggunaan alokasi dana obat dan perbekalan kesehatan untuk Unit Pelayanan Kesehatan Dasar di kabupaten/kota secara berdaya guna dan berhasil guna. - Terlaksananya pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan untuk Unit Pelayanan Kesehatan Dasar di kabupaten/kota yang mendekati kebutuhan nyata. Terjaminnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan Dasar. 2.9.3. Sasaran - Terlaksananya perencanaan dan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasar - Digunakan pedoman perencanaan dan pengadaan oleh tim perencaan obat terpadu di setiap kabupaten/kota. 2.10. Ruang Lingkup Pengelolaan Obat Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan, karena obat dapat menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan kualitas kesehatan. Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Dengan demikian penyediaan obat merupakan

kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta. Semua obat yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat, dan mutu agar memberikan manfaat bagi kesehatan. Tujuan utama pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di kabupaten adalah tersedianya obat dengan mutu baik, tersebar secara merata dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi masyarakat yang membutuhkan di unit pelayanan kesehatan. Gudang obat sebagai sarana penyimpanan obat publik yang menjamin kualitas obat merupakan suatu sistem pengelolaan dan pendistribusian obat dan sisstem pengawasan obat di puskesmas dan jaringannya. Gudang obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga berbeda dengan Kabupaten lain, karena tidak dalam bentuk UPTD tetapi terintegrasi dalam tugas pokok dan fungsi seksi kefarmasian (DKK). Kegiatan yang dilakukan oleh gudang obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi. 1. Perencanaan Perencanaan obat dan perbekalan kesehatan merupakan awal yang amat menentukan dalam pengadaan obat. Tujuan perencanaan obat dan perbekalan kesehatan yaitu untuk menetapkan jenis serta jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk obat program kesehatan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan koordinasi dan keterpaduan dalam hal perencanaan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan sehingga pembentukan tim perencanaan obat terpadu merupakan suatu kebutuhan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana melalui koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar instansi yang terkait dengan perencanaan obat di setiap kabupaten.

Manfaat perencanaan obat terpadu adalah: a. Menghindari tumpang tindih penggunaan anggaran. b. Keterpaduan dalam evaluasi, penggunaan dan perencanaan. c. Persamaan persepsi antara pemakai obat dan penyedia anggaran. d. Estimasi kebutuhan obat lebih tepat. e. Koordinasi antara penyedia anggaran dan pemakai obat. f. Pemanfaatan dana pengadaan obat dapat lebih optimal. Proses perencanaan obat dan perbekalan kesehatan melalui beberapa tahap: 1. Tahap koordinasi lintas program 2. Tahap perencanaan kebutuhan obat a. Tahap kompilasi pemakaian obat b. Tahap perhitungan kebutuhan obat c. Tahap proyeksi kebutuhan obat d. Tahap penyesuaian rencana pengadaan obat e. Tahap pemilihan obat Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga sistem parancanaannya berdasarkan usulan dari Puskesmas ( Bottom up planning ) dengan menggunakan LPLPO Tahunan yang akan dievaluasi dan direkap untuk mendapatkan jumlah yang akan darencanakan dengan dikalikan 18 bulan kebutuhan obat ke depan. Disamping itu ditambahkan obat-obat lintas program, antara lain obat KIA, Kesga, Gizi, Reagansia, P2. 2. Pengadaan Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan merupakan proses untuk peyediaan obat yang dibutuhkan di Kabupaten Purbalingga. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten sesuai dengan ketentuan ketentuan dalam Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Instansi Pemerintah dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pengadaan obat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang atau jasa Instansi Pemerintah melalui : 1. 2. 3. Lelang Pemelihan langsung Penunjukan langsung a. Pengadaan skala kecil b. Telah dilakukan pelelangan ulang c. Pengadaan bersifat mendesak d. Penyediaan barang / jasa tunggal 4. 1. 2. 3. Swakelola Tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan. Mutu obat terjamin Obat dapat diperoleh pada saat diperlukan Pengadaan obat dan perbekes di Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dilakukan dengan tender terbuka (lelang umum) dengan jenis obat hanya obat generik saja. Selain pengadaan sendiri DKK Purbalingga juga mendapat obat dari Pengadaan Provinsi berupa obat program baik P2, KIA/KesGa dan Gizi. 3. Penerimaan 4. Penyimpanan Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan penyimpanan obat yaitu untuk memelihara mutu Tujuan pengadaan obat adalah :

obat-obatan, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan persediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan. Kegiatan penyimpanan obat meliputi pengaturan tata ruang, penyusunan stok obat, pencatatan stok obat, pengamatan mutu obat. 5. Distribusi (penyaluran) Distribusi yaitu suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari gudang obat secara merata dan teratur guna memenuhi kebutuhan unit pelayanan kesehatan. Tujuan dari distribusi yaitu terlaksananya pengiriman obat secara merata dan teratur sehingga dapat memperoleh pada saat dibutuhkan, terjaminya kecukupan dan terpeliharanya penggunaan obat di unit pelayanan kesehatan. Kegiatan distribusi di instalasi farmasi kabupaten yaitu kegiatan distribusi rutin yang mencangkup distribusi untuk kebutuhan pelayanan umum di unit pelayanan kesehatan, kegiatan distribusi khusus yang mencakup distribusi obat program. Distribusi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dilakukan tiap 3 bulan pada bulan Maret, Juni, September, Desember tetapi tidak menutup kemungkinan jika permintaan yang sifatnya mendadak/cito dengan cara bon/permintaan tambahan khusus. 6. Pencatatan Administrasi di gudang obat adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/kota merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan maupun yang digunakan di unit-unit pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit. 7. Pelaporan Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi Kabupaten merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat obatan

secara tertib baik obat obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan maupun yang digunakan di Puskesmas dan Unit Kesehatan lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran/penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat. Kegiatan pencatatan dan pelaporan meliputi : a. Pencatatan dan Pengelolaan Data untuk mendukung Perancanaan Pengadaan Obat melalui kegiatan perhitungan tingkat kecukupan obat per UPK b. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa rencana distribusi akan dapat didukung sepenuhnya oleh sisa stok obat di IFK. c. Perhitungan dilakukan langsung pada Kartu Rencan Distribusi Obat. Tingkat kecukupan dihitung dari sisa stok obat di IFK dibagi dengan pemakaian rata-rata obat di UPK. 8. Monitoring a. Monitoring adalah proses pengamatan secara terencana dari unit yang lebih tinggi ( Instalasi Farmasi Propinsi/Kabupaten/Kota ) terhadap pelaksanaan pengelolaan obat oleh petugas pada unit yang lebih rendah ( Puskesmas/ Puskesmas Pembantu/ UPT lainnya). Pengamatan diarahkan untuk menjaga agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan sesuai dengan pedoman yang disepakati bersama. b. Tujuan : Monitoring ditujukan untuk menjaga agar pekerjaan pengelolaan obat yang dilakukan sesuai dengan pedoman yang berlaku. c. Ruang lingkup : 1. Pengelolaan obat meliputi seleksi, pengadaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan, monitoring dan evaluasi.

2. Sarana prasarana meliputi sarana infrastruktur, sistem pengelolaa, sarana penunjang ( Software, Hardware ) 3. Sumber Daya Manusia ( Jumlah dan Kualitas ) d. Monitoring Pengelolaan dan Penggunaan Obat 1. 2. Kegiatan monitoring meliputi proses penyusunan rencana, persiapan pelaksanaan, pelaksanaan, manfaat hasil supervisi. Kriteria petugas monitoring - Memiliki pengetahuan mutakhir - Memiliki kemampuan dalam mengetahui semua ketentuan dan instruksi, standar dan indikator evaluasinya. - Memiliki kemampuan dalam memastikan bahwa sistem informasi berjalan dengan teratur, ada pencatatan dari semua parameter evaluasinya. 3. Langkah- langkah monitoring - Persiapan monitoring - Menyusun daftar isian - Mengumpulkan data dan informasi - Menganalisa data dan informasi - Menetukan tujuan dan sasaran utama monitoring - Menyusun monitoring 4. Pelaksanaan monitoring - Menemui kepala dan pejabat institusi yang dituju untuk menyampaikan tujuan monitoring - Mengumpulkan data dan informasi - Membahas dan menganalisis hasil temuan - Mengadakan tindakan intervensi tertentu apabila ditemukan masalah yang perlu ditanggulangi - Melaporkan kepada pimpinan institusi rencana kerja monitoring kepada sasaran yang dimonitor, mekanisme analisa, dan

5.

Hasil monitoring - Menyusun laporan resmi hasil monitoring - Menyampaikan laporan monitoring

9. Evaluasi Dilakukan dengan membandingkan suatu kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang diamati. Hasil evaluasi dari hasil monitoring dapat langsung dibahas dengan yang bersangkutan sehingga dapat mengetahui kondisinya. Dapatkan kesepakatan dan kemudian coba dibahas langkah-langkah apa yang akan dapat dipergunakan untuk membantu yang bersangkutan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kegunaan evaluasi Menetapkan kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam program yang sedang berjalan. - Meramalkan kegunaan dari pengembangan usaha-usaha dan memperbaikinya. - Mengukur kegunaan program-program yang inovatif. - Meningkatkan efektivitas program, manajemen dan administrasi. - Kesesuaian tuntutan tanggung jawab. 2.11. Puskesmas Kemangkon A. Visi PUSKESMAS HANDAL DAN PROFESIONAL MENUJU MASYARAKAT KEMANGKON SEHAT DAN MANDIRI B. Susunan Organisasi Terbaru (SOT) Puskesmas Padamara C. Alur Pelayanan UPTD Puskesmas Kemangkon Lampiran 2 D. Alur Pelayanan Obat di Puskesmas Kemangkon Lampiran 3

E. Keadaan Geografi Batas-batas kerja puskesmas kemangkon : Sebelah Utara bersebelahan dengan wilayah Kecamatan Purbalingga Sebelah Timur bersebelahan dengan wilayah Kecamatan Bukateja Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Banjarnegara Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kalimanah dan Kabupaten Banyumas. Wilayah kerja Puskesmas Kemangkon meliputi 19 desa yang ada di Kecamatan Kemangkon yaitu desa Kedungbenda, Bokol, Plumutan, Majatengah, Kedung legok, Kemangkon, Panican, Bakulan, Karangkemiri, Pegandekan, Senon, Sumilir, Kalialang, Karangtengah, Gambarsari, Muntang, Toyareka, Jetis, Majasem. Dengan luas wilayah 45,13 km2. F. Keadaan Penduduk Berdasarkan data statistik Kecamatan Kemangkon, Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Kemangkon tahun 2010 adalah 54.730 jiwa. G. Situasi derajat Kesehatan a. Angka kematian Angka kematian bayi ( AKB ) Puskesmas Kemangkon tahun 2010 berdasarkan hasil laporan rutin adalah sebesar 7,59 per 1.000 kelahiran hidup, melampaui target nasional sebesar < 40 per 1.000 kelahiran. Angka kematian balita ( AKABA ) Puskesmas Kemangkon tahun 2010 berdasarkan hasil laporan rutin adalah sebesar 1,08 per kelahiran hidup, melampaui target nasional sebesar < 58 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu ( AKI ) Puskesmas Kemangkon tahun 2010 berdasarkan hasil laporan rutin adalah sebesar 111,85 per kelahiran hidup, melampaui target nasional sebesar < 109 per 1.000 kelahiran hidup.

b. Angka kesakitan Contoh data angka kesakitan di Puskesmas Kemangkon pada kasus TBC, ditemukan penderita TB paru BTA nasional sebesar (+) pada tahun 2010 sebesar 61%, belum mencapai target nasional sebesar 70%. Sedangkan angka kesembuhan (Cure Rate/CR) penderita TB paru tahun 2010 sebesar 97% melebihi target nasional sebesar > 80%. H. Situasi Upaya Kesehatan a. Pelayanan kesehatan dasar Pelayanan kesehatan dasar meliputi : I. Pelayanan kesehatan ibu Pelayanan kesehatan anak prasekolah dan usia lanjut Pelayanan Keluarga Berencana Pelayanan Imunisasi Pelayanan Kesehatan Gigi Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Pelayanan Kesehatan Kerja Upaya Penyuluhan Kesehatan

b. Pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang Akses ketersediaan darah untuk ibu hamil dan neonatus dirujuk Ibu hamil resiko tinggi/komplikasi ditangani Neonatal resiko tinggi

Akses dan mutu pelayanan kesehatan 2010 a. Cakupan rawat jalan Cakupan rawat jalan kunjungan baru dan kunjungan lama di sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Kemangkon tahun 2010 adalah 25,45% meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar 16,32%, cakupan rawat jalan ini sudah mencapai target Indonesia Sehat 2010 (15%).

b. Pelayanan kesehatan jiwa Cakupan pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas kemangkon tahun 2010 sebesar 0,03 meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar 0%. c. Sarana kesehatan dengan kemampuan laboratorium kesehatan Puskesmas Kemangkon telah memiliki sarana Pelayanan Kesehatan dengan kemampuan laboratorium kesehatan sederhana. d. Ketersediaan obat essensial dan generik sesuai kebutuhan Dari data yang berasal dari puskesmas reta-rata ketersediaan obat essensial yang dibutuhkan sebanyak 98 item, sedangkan rata-rata obat essensial yang tersedia sebanyak 98 item, sehingga persentase rata-rat obat yang tersedia adalah sebesar 100%. Ini berarti secara umum kebutuhan obat essensial telah tersedia seluruhnya dan telah mencapai target 2010 sebesar 100%. e. Ketersediaan obat narkotika dan psikotropika Untuk ketersediaan obat generik, rata-rata item obat generik yang dibutuhkan sebanyak 122 item, sedangkan yang tersedia rata-rata sebanyak 124 item (109,84%). Ini berarti secara umum kebutuhan obat generik dari segi jenis obat telah dapat terpenuhi sesuai harapan target 2010 kebutuhan dan ketersediaan obat generik dapat terpenuhi 100%. f. Penulisan resep generik Penulisan resep obat generik di Puskesmas Kemangkon tahun 2010, terlihat sebanyak 47.861 resep yang ditulis ada 46.904 lembar resep yang merupakan resep obat generik (98%), hal ini menunjukkan obat generik. J. Situasi Sumber Daya Kesehatan a. Sarana kesehatan pemakaian obat generik dalam memberikan pengobatan kepada pasien masih belum 100% menggunakan obat-

Wilayah Kerja Puskesmas Kemangkon pada tahun 2010 mencakup 19 Desa. Jika dihitung berdasarkan konsep wilayah kerja dimana sebuah Puskesmas rata-rata per 30.000 penduduk, maka jumlah Puskesmas di wilayah Kecamatan Kemangkon masih kurang, akan tetapi Puskesmas Pembantu Bokol, Kalialang, dan Gambarsari sehingga diharapkan sudah dapat menjangkau seluruh penduduk sasaran di wilayah kerja Puskesmas. Jumlah upaya kesehatan bersumber Daya Kesehatan (UKBM) di Puskesmas Kemangkon tahun 2010 sebanyak 122 UKBM dengan rincian ; Desa siaga sebanyak 19, Poskesdes/ PKD sebanyak 15, dan Posyandu sebanyak 88 buah. b. Tenaga kesehatan Rasio tenaga dokter umum per 100.000 penduduk di Puskesmas Kemangkon tahun 2010 sebesar 3,6 masih jauh di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga farmasi per 100.000 penduduk tahun 2010 sebesar 1,8 masih jauh dibawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 10 per 100.000 penduduk. K. Anggaran kesehatan Anggaran kesehatan di Puskesmas Kemangkon tahun 2010 bersumber dari APBN dan APBD Kabupaten Purbalingga. Anggaran tersebut 37,90% berasal dari APBD Kabupaten Purbalingga. Hal ini sesuai target Indonesia Sehat 2010 yaitu sebesar 15% dari seluruh anggaran pembiayaan daerah. L. Pembiayaan Jaminan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kemangkon di bagi menjadi Jamkesmas (untuk masyarakat miskin) dan JPKM (untuk masyarakat pasca miskin dan mampu). Dari 54.730 penduduk kecamatan Kemangkon 24.013 dicakup oleh Jamkesmas dan 7.760 dicakup oleh JPKM, sedangkan untuk cakupan penduduk non miskin yang menjadi peserta Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar (diluar Jamkesmas dan JPKM) tidak ada data pasti, sebab tidak ada catatan dan pelaporan. 2.12. Puskesmas Padamara A. Visi dan Misi Visi PUSKESMAS PILIHAN Misi Menjadi puskesmas yang profesional dengan pelayanan unggul yang berorientasi kepada kepuasan konsumen dengan menerapkan manajemen Mutu ISO 9001: 2008 dengan personil yang kompeten penuh kesadaran dan motivasi untuk mencapai pelayanan bermutu menyeluruh dan terintegrasi sesuai dengan standar nasional. B. Susunan Organisasi Terbaru (SOT) Puskesmas Padamara Lampiran 4 C. Keadaan Geografi Puskesmas Padamara terletak di wilayah Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, pada posisi : 101 35 - 109 35 bujur timur dan 7 10 - 7 11 lintang selatan. Kecamatan Padamara memiliki ketinggian 35 meter sampai dengan 500 meter di atas permukaan air laut (DPAL), sedangkan keadaan iklimnya tidak terlalu berbeda dengan rata-rata keadaan iklim di Jawa Tengah. Rata-rata curah hujannya adalah 119 mm 520 mm per bulan atau 2.492 mm 3.916 mm per tahun. Batas-batas administratif Kecamatan Padamara adalah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Timur : Kecamatan Kutasari : Kecamatan Purbalingga PADAMARA BERTEKAD MENJADI UTAMA PELAYANAN KESEHATAN

MASYARAKATPADAMARA DAN SEKITARNYA

Sebelah Selatan : Kecamatan Kalimanah

Sebelah Barat Purbalingga Semarang Purwokerto Banjarnegara Cilacap Wonosobo

: Kecamatan Banyumas : 7 km : 200 km : 20 km : 55 km : 60 km : 80 km

Jarak dari Padamara ke beberapa kota sekitarnya :

Luas Kecamatan Padamara adalah 1.726 Ha, dengan jumlah rumah tangga 11.672 KK, jumlah penduduk sekitar 38.647 jiwa, serta kepadatan penduduk sekitar 2.238/km2. Wilayah kerja Puskesmas Padamara terdiri dari 14 desa, yaitu : Karangpule, Kalitinggar, Sokawera, Padamara, Karangjambe, Bojanegara, Karangsentul, Gemuruh, Dawuhan, Prigi, Purbayasa, Karanggambas, Mipiran, dan Kalitinggar kidul. Adapun rincian luas per desa adalah sebagai berikut : Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan Padamara menurut Desa tahun 2010. No. 1 2 3 4 5 6. 7 8 9 10 11 Karangpule Kalitinggar Sokawera Padamara Karangjambe Bojanegara Karangsentul Gemuruh Dawuhan Prigi Purbayasa Desa Luas Wilayah (Ha) 0,97 0,95 1,49 1,42 1,53 1,16 0,58 1,83 1,64 1,40 0,95 Prosentase (%) 5,50 5,50 8,63 8,17 8,81 6,72 3,36 10,60 9,50 8,05 5,50

12 13 14

Karanggambas Mipiran Kalitinggar kidul JUMLAH

1,21 1,34 0,80 17,27

7,01 7,76 4,87 100,00

Dari tabel di atas dapat diketahui dua desa terluas dari 14 desa adalah Desa Gemuruh yaitu 1,83 Ha. Urutan kedua adalah Desa Dawuhan, dengan luas 1,64 Ha. Dua desa dengan luas terkecil adalah Kelurahan Karangsentul, luasnya 0,58 Ha dan Desa Kalitinggar kidul dengan luas 0,80 Ha. D. Derajat Kesehatan kecamatan Padamara Tahun 2010 Pembahasan hasil dan analisa indikator Pencapaian Kinerja Pembangunan Kesehatan di jajaran Puskesmas Padamara tahun 2010 adalah sebagai berikut: Angka kematian o Angka kematian bayi pada tahun 2010 mencapai 6,8% o Angka kematian balita pada tahun 2010, jumlah balita mati 1 balita o Angka kematian ibu maternal pada tahun 2010, ibu hamil nihil, ibu bersalin mati nihil, ibu nifas mati nihil kasus. Angka kesakitan Contoh kasus pada tahun 2010 adalah angka kesembuhan penderita TB paru BTA positif ada 21 kasus. Adapun angka kesakitan pada beberapa kasus di tahun 2010 adalah nihil atau 100% tertangani. E. Sumber Daya Kesehatan Kecamatan Padamara Tahun 2010 Sarana kesehatan 1. Data Dasar Puskesmas Jumlah tenaga medis 2 orang, dokter gigi 1 orang, bidan dan perawat 29 orang, tenaga farmasi 1 orang, teknisi medis 3 orang, tenaga sanitasi 2 orang, dan kesmas 1 orang.

Puskesmas Padamara memiliki 1 ruang poli umum, 1 ruang poli KIA/gizi, 1 ruang poli imunisasi, 1 ruang poli gigi, 1 ruang laboratorium, 1 ruang radiologi, 1 ruang instalasi gawat darurat, 2 ruang rawat inap kelas 1, 2 ruang (putra dan putri) rawat inap kelas 2, 2 ruang (putra dan putri) rawat inap kelas 3, bangsal anak, bangsal rawat gabung, ruang bersalin (VK). 2. Indikator Pelayanan Puskesmas Jumlah tempat tidur 19 buah, jumlah pasien total 893 pasien, jumlah kematian seluruhnya 1 (satu) pasien, jumlah kematian 48 jam 1 (satu) pasien, jumlah hari perawatan 2.666 hari, BOR 38,4 %, LOS 3 %, TOI 4,8 %, GDR 1,1 %, NDR 1,1 %. 3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan / Pengelola Puskesmas rawat inap 1 buah milik Pemerintah Kabupaten, Puskesmas pembantu 3 buah milik Pemerintah Kabupaten, 53 posyandu milik desa, PKD 12 buah, Balai pengobatan/ klinik swasta 1 buah, apotek swasta 2 buah, praktek dokter swasta perorangan 6 buah, bidan praktek swasta 17 buah. 4. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta Balai pengobatan / klinik swasta 1 buah, praktek dokter swasta perorangan 6 orang, bidan praktek swasta 17 orang. 5. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat Tahun 2010 desa siaga 14 desa, PKD 12 desa, Posyandu 53 buah. Tenaga kesehatan 1. Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Tahun 2010 tenaga medis 3 orang, perawat dan bidan 29 orang, gizi 0 orang, teknisi medis 3 orang, tenaga sanitasi 2 orang, kesehatan masyarakat 1 orang. 2. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas

Tahun 2010 tenaga medis 3 orang, perawat dan bidan 29 orang, gizi 0 orang, teknisi medis 3 orang, tenaga sanitasi 2 orang, kesehatan masyarakat 1 orang, jumlah 31 orang. Pembiayaan kesehatan 1. Persentase anggaran kesehatan untuk puskesmas dalam APBD kabupaten. 2. Alokasi anggaran kesehatan pemerintah perkapita pertahun (ribuan rupiah) F. Sertifikat ISO 9001 tahun 2008 pada Pelayanan Apotek dan Pengelolaan Gudang Obat Sebagai upaya peningkatan mutu dalam pelayanan terbaik bagi masyarakat Kecamatan Padamara dan sekitarnya, maka Puskesmas Padamara melakukan sertifikasi ISO 9001 pada tahun 2008. Beberapa aspek yang dinilai dalam proses tersebut adalah Pelayanan Apotek dan Pelayanan Pengelolaan Gudang Obat. Pelayanan Apotek Tujuan: Sebagai pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatan di pelayanan apotek yang meliputi persiapan kerja, penerimaan resep, gudang obat, penyimpanan diruang apotek, penerimaan resep dari pasien, validasi resep, peracikan resep, pengemasan obat, penyerahan obat, rekap data obat, pengendalian catatan mutu (Arsip) dan pengendalian dokumen dalam rangka meningkatkan pelayanan di Pelayanan Apotek puskesmas Padamara Purbalingga, sehingga dapat menjamin: o o o Pelayanan obat yang cepat, tepat, aman dan memuaskan Meminimalisir kesalahan dari penyalahgunaan obat karena informasi pemakaian yang tidak akurat Pengelolaan obat yang tertib, rapi dan aman

Anda mungkin juga menyukai