Anda di halaman 1dari 23

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit menular masih merupakan salah satu masalah di bidang
kesehatan di Indonesia. Salah satu penyakit menular dengan angka
prevalensi yang masih tinggi adalah ISPA. Infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara
berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih tingginya
angka kesakitan dan angka kematian karena ISPA khususnya pnemonia,
terutama pada bayi dan balita (Permatasari, 2009).
World Health Organization (WHO) memperkirakan insidensi Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka
kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%
pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO 13 juta anak balita di
dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat
di negara berkembang dan ISPA merupakan salah satu penyebab utama
kematian dengan membunuh 4 juta anak balita setiap tahun (WHO, 2007).
Angka kematian bayi, balita dan anak merupakan salah satu
indikator kesehatan yang sangat mendasar. Berdasarkan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007, menunjukkan bahwa
proporsi kematian bayi akibat ISPA di Indonesia adalah sebesar 30,8%,
artinya dari 100 bayi meninggal, 30 diantaranya meninggal karena ISPA.
ISPA masih merupakan penyebab kematian terbanyak pada balita, yakni
sebesar 22,8 % atau sebesar 4,6 kematian per 1000 balita (Nurhadiyah,
2010).
Berdasarkan hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
pada tahun 2007, prevalensi ISPA sekitar 25,5% dengan prevalensi tertinggi
terjadi pada bayi dua tahun (>35%). Di Jawa Barat kejadian ISPA berada di
angka 24,73%, untuk daerah Jawa Tengah sebesar 29,08%. Angka kematian
(mortalitas) pada bayi 23,8%, dan balita 15,5%. ISPA cenderung terjadi
lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran
rumah tangga yang rendah. ISPA merupakan salah satu penyebab utama

kunjungan pasien di sarana kesehatan yaitu sebanyak 40% - 60% kunjungan


berobat di Puskesmas dan 15% - 30% kunjungan berobat di bagian rawat
jalan dan rawat inap rumah sakit (Depkes, 2009).
Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian ISPA pada
anak bayi dan balita yakni faktor status gizi (usia, statu gizi, berat badan
lahir, status imunisasi, pemberian ASI, dan pemberian MP-ASI), faktor
lingkungan dan sanitasi (penggunaan kayu bakar, penggunaan obat nyamuk
bakar, kebiasaan merokok, luas bangunan rumah dan kepadatan hunian
rumah, serta keadaan jendela dan ventilasi) (Depkes, 2002; Wiwoho, 2005),
dan faktor pengetahuan ibu tentang ISPA. Risiko akan berlipat ganda pada
anak usia dibawah dua tahun yang daya tahan tubuhnya masih belum
sempurna. ISPA pada anak dibawah dua tahun harus diwaspadai oleh orang
tua, karena dapat menyebabkan kematian (Yulia, 2010).
Data Puskesmas Desa Banjaranyar Pekuncen menunjukkan bahwa
ISPA merupakan penyakit yang menempati peringkat pertama dari enam
belas pola penyakit di wilayah kerja Puskesmas Pekuncen. Pada tahun 2013
bulan Januari hingga April tercatat sebanyak 837 balita menderita Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Berdasarkan analisis pelaporan kasus
dapat diketahui bahwa kejadian ISPA pada balita tahun 2013 bulan JanuariMaret, terbanyak terjadi pada bulan Februari sebesar 339. Tingginya
prevelalensi kejadian ISPA pada balita pada akibat dari beberapa faktor
risiko membuat penyusun tertarik untuk melakukan analisis kesehatan
komunitas dengan cara mengidentifikasi faktro risiko yang memperngaruhi
kejadian ISPA pada balita di Desa Banjaranyar Kecamatan Pekuncen,
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui faktor-faktor risiko penyebab terjadinya ISPA pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Pekuncen, khususnya di Desa
Banjaranyar, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas.

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui angka kejadian ISPA di Desa Banjaranyar Kecamatan
Pekuncen.
b. Mengetahui hubungan pencemaran udara dalam rumah, ventilasi
rumah, status gizi, kepadatan hunian rumah, imunisasi, vitamin A,
umur anak, pemberian MP-ASI, berat badan lahir, status gizi, dan
perilaku keluarga angka kejadian ISPA di Desa Banjaranyar
Kecamatan Pekuncen.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah ilmu dan wawasan pengetahuan di bidang kesehatan
dalam mencegah penyakit ISPA yang sering muncul di masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Sebagai sumber informasi untuk melakukan tindakan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam upaya menurunkan angka
kejadian penyakit ISPA di Desa Banjaranyar Kecamatan Pekuncen.
3. Manfaat bagi Masyarakat
Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penyakit ISPA
dan cara untuk mencegah penyakit tersebut.

II.
A.

ANALISIS SITUASI

Deskripsi Situasi dan Kondisi Puskesmas dan Wilayah Kerjanya


1.

Keadaan Geografi Kecamatan Pekuncen


Kecamatan Pekuncen merupakan salah satu wilayah bagian
kabupaten Banyumas yang berbatasan langsung dengan wilayah
kabupaten lain yaitu Kabupaten Brebes. Kecamatan Pekuncen memiliki

luas wilayah kurang lebih 92.70 Km2 dan terdiri dari 16 desa yaitu: Desa
Pekuncen, Desa Kranggan, Desa Karangkemiri, Desa Banjaranyar, Desa
Cikawung, Desa Krajan, Desa Glempang, Desa Pasiraman Lor, Desa
Pasiraman Kidul, Desa Karangklesem, Desa Candinegara, Desa
Cikembulan, Desa Cibangkong, Desa Semedo dan Desa Petahunan. Desa
Krajan merupakan desa dengan wilayah terluas di Kecamatan Pekuncen,
yaitu sekitar 24,61 Km2. Sedangkan Desa Pasiraman Kidul merupakan
desa yang mempunyai wilayah paling sempit yaitu sekitar 0,79 Km2.
Luas penggunaan lahan di Kecamatan Pekuncen dapat dirinci
sebagai berikut:
a. Tanah sawah

: 1.858,29

Ha

b. Tanah pekarangan

: 919,74

Ha

c. Tanah hutan

: 38.434,7

Ha

d. Tanah Perkebunan

: 1.743,7

Ha

e. Lain-lain

: 224,8

Ha

Secara geografis, Kecamatan Pekuncen memiliki batas wilayah


sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten
Brebes
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cilongok Kabupaten
Banyumas
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ajibarang Kabupaten
Banyumas
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gumelar Kabupaten
Banyumas

Pekuncen

Krajan

Glempang

Pekuncen
Kranggan
Karang Kemiri

Gumelar

Tumiyang

Pasiraman Lor

Pekuncen

Cilongok

Pasiraman Kidul
Semedo
Banjar Anyar
Petahunan
Karang Klesem
Cirawung
Cikembulan
Cibangkong

Jalan1
Jalan KA
Jalan KA Lama
Jalan Lokal
Jalan Propinsi
Bataskec
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Sungai.shp
Sungai
Pekuncen.shp
Banjar Anyar
Candi Nggara
Cibangkong
Cikembulan
Cirawung
Glempang
Karang Kemiri
Karang Klesem
Krajan
Kranggan
Pasiraman Kidul
Pasiraman Lor
Pekuncen
Petahunan
Semedo
Tumiyang
Bataskec

Candi Nggara

Ajibarang
W

E
S

Gambar 2.1. Peta Kecamatan Pekuncen

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Pekuncen


2.

Keadaan Demografi Kecamatan Pekuncen


a. Pertumbuhan penduduk
Berdasarkan data statistik Kecamatan

Pekuncen, hasil

Registrasi Penduduk pada tahun 2012 jumlah penduduk Kecamatan


Pekuncen adalah 65.339 jiwa, yang terdiri dari 32.540 jiwa laki-laki
(49,76%) dan 32.859 jiwa perempuan (50,24%). Terdiri dari 17.212
rumah tangga/KK dengan rata-rata jiwa/rumah tangga adalah 3
orang.
Jumlah penduduk Kecamatan Pekuncen tahun 2012 yang
tertinggi/terbanyak adalah di desa Pekuncen yaitu sebanyak 6.647
jiwa dan paling sedikit adalah Desa Pasiraman Kidul sebanyak 1.605
jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011 ,
terjadi kenaikan sebesar1,09 %pada tahun 2012.
b. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk Kecamatan Pekuncen Tahun 2012
sebesar 705 jiwa/km2, dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu di
desa Cikembulan sebesar 2.459 jiwa/km2, sedangkan tingkat
kepadatan terendah yaitu di desa Krajan sebesar 186 jiwa/km2.
c. Jumlah penduduk menurut golongan umur
Berdasarkan data statistik kecamatan, dapat diketahui bahwa
proporsi penduduk menurut umur di Kecamatan Pekuncen adalah
kelompok umur terbesar pada umur 15-44 tahun yaitu sebanyak
27.659 jiwa, sedangkan kelompok umur terkecil yaitu pada
kelompok umur >65 tahun sebanyak 5.051 jiwa.
d. Keadaan Sosial Ekonomi

1) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Pekuncen
pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Pekuncen
No.

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempua

Jenis Pendidikan

Jumlah

1.

Tidak/ Belum pernah sekolah

1.463

n
1.349

2.

Tidak/ Belum tamat

6.846

6.318

13.164

SD

15.526

14.917

30.422

4.

SLTP

3.683

3.538

7.221

SLTA

2.741

2.636

5.377

SD

2.812

6
Perguruan Tinggi
482
321
803
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pekuncen, 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan penduduk sebagian besar adalah tamat SD sebesar 30.422
orang atau 50,89% dari jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas.
Sedangkan jumlah tingkat pendidikan terkecil yaitu Perguruan tinggi
sebanyak 803 orang atau 1,34 % dari jumlah penduduk berusia 10
tahun keatas.
Angka melek huruf di Kecamatan Pekuncen juga sudah cukup
tinggi, hal ini dapat dilihat dari penduduk usia 10 tahun ke atas yang
melek huruf di kecamatan Pekuncen yaitu sebesar 84,2 %.
2) Jenis Pekerjaan
Berdasarkan data statistik Kecamatan Pekuncen, dapat
diketahui

bahwa

sebagian

besar

penduduk

memiliki

mata

pencaharian pada sektor informal yaitu sebesar 50,33 % dari jumlah


penduduk, sedangkan yang memiliki mata pencaharian pada sektor
formal sebesar 1,89 % dari total penduduk. Secara spesifik, mata
pencaharian sebagian besar penduduk Kecamatan Pekuncen adalah
sebagai buruh tani yaitu sebanyak 11.890 orang atau sebesar 18,50%
dari jumlah penduduk. Sedangkan jumlah terkecil adalah penduduk
yang bekerja pada BUMN/BUMD yaitu sebanyak 18 orang atau
sebesar 0,03 % dari total penduduk.

B.

Capaian Program dan Derajat Kesehatan Masyarakat


Gambaran situasi derajat kesehatan suatu daerah dapat diketahui dari
indikator

kesehatan

seperti

angka

kesakitan/morbiditasnya,

angka

kematian/mortalitas penduduk, dan status gizi masyarakat.


1.

Angka Kesakitan (Morbiditas)


a.

Penyakit Diare
Kejadian atau kasus penyakit diare di wilayah Puskesmas
Pekuncen, berdasarkan data dari programer P2 Diare Puskesmas
Pekuncen adalah sebanyak 1.041 kasus atau sebesar 16,09 per 1000
penduduk. Berdasarkan analisis pelaporan kasus dapat diketahui
bahwa kejadian diare tahun 2012, terbanyak terjadi pada bulan
Januari dan Juli.

b.

Penyakit Malaria
Kasus penyakit Malaria Klinis tahun 2012 sebanyak 0 kasus
atau sebesar 0,00 per 1.000 penduduk. Kasus Malaria di Puskesmas
Pekuncen biasanya merupakan kasus import dari luar jawa. Meski
demikian ini perlu diwaspadai oleh petugas kesehatan dan
masyarakat terutama untuk Desa Tumiyang, Cikembulan, Semedo,
Petahunan dan Cibangkong..

C. TB Paru
Jumlah kasus TB Paru Positif pada tahun 2012 sebanyak 37
kasus atau CDR (Case Detection Rate) BTA positif sebesar 21,77 per
100.000 penduduk. Pada tahun 2012 jumlah pasien TB Paru yang
diobati sebanyak 15 kasus dan yang sembuh sebanyak 5 atau 33,33
% sembuh, dengan pengobatan lengkap sebanyak 18 atau sebesar
120%.
D. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah kasus DBD di Kecamatan Pekuncen tahun 2012
sebanyak 8 kasus atau sebesar 12,23 per 100.000 penduduk. Dari
semua kasus DBD yang ada tersebut, semuanya (100%) mendapat
penanganan dan tidak terdapat kematian akibat DBD.
e.

HIV

Jumlah kasus HIV-AIDS di kecamatan Pekuncen pata tahun


2012 adalah 0 kasus.Kasus HIV-AIDS merupakan fenomena gunung
es sehingga kemungkinan adanya kasus HIV-AIDS yang tidak
terdeteksi atau tidak terdata.
f.

Acute Flaccid Paralysis (AFP)


Jumlah penemuan kasus AFP di kecamatan Pekuncen pada
tahun 2012 sebanyak 0 kasus. Standar penemuan kasus polio adalah
2 per 100.000 penduduk usia kurang dari 15 tahun.

g.

Pneumonia pada Balita


Jumlah kasus pneumonia pada balita ditemukan/ditangani di
kecamatan Pekuncen adalah sebanyak 27 kasus dari jumlah
perkiraan penemuan kasus pneumonia balita sebanyak 518 atau
hanya sebesar 5,2 %.

2.

Angka Kematian (Mortalitas)


Derajat kesehatan suatu masyarakat dapat dilihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat.Disamping itu angka kematian juga
dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
Berikut ini akan diuraikan perkembangan tingkat kematian pada
periode tahun 2012 yaitu sebagai berikut:

a.
Berdasarkan

Angka Kematian Bayi


lampiran Profil Kesehatan

Puskesmas

Pekuncen dapat diketahui bahwa, pada tahun 2012 terdapat 1.125


kelahiran hidup dimana jumlah lahir mati

sebanyak 8 bayi,

jumlah bayi mati sebanyak 10 bayi. Angka kematian bayi (AKB)


di kecamatan Pekuncen pada tahun 2012 adalah sebesar 8,9 per
1000 kelahiran hidup.
b. Angka Kematian Ibu
Berdasarkan hasil laporan dari petugas KIA Puskesmas
Pekuncen diketahui bahwa jumlah kematian ibu hamil di

kecamatan Pekuncen sebanyak 0 orang, jumlah kematian ibu


bersalin sebanyak 0 orang, dan jumlah kematian ibu nifas
sebanyak 0 orang. Sehingga Angka Kematian Ibu (AKI) di
Kecamatan Pekuncen sebesar 0 per 100.000 kelahiran hidup.
E. Angka kematian balita
Berdasarkan lampiran

Profil

Kesehatan

Puskesmas

Pekuncen maka dapat diketahui bahwa jumlah kematian Balita


sebanyak 11 balita.
F. Angka Kecelakaan
Kejadian kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Pekuncen
pada tahun 2012 sebanyak 85 kejadian, dengan korban mati
sebanyak 1 orang, luka berat sebanyak 36 orang, dan luka ringan
sebanyak 48 orang. Dengan demikian rasio kejadian kecelakaan
per 100.000 penduduk adalah sebesar 129,97%.
3. Status Gizi Masyarakat
Tujuan umum upaya perbaikan gizi puskesmas adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap keluarga
di wilayah Puskesmas untuk mencapai Keluarga Sadar Gizi agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sedangkan
tujuan khususnya adalah:
a. Meningkatkan cakupan dan kualitas pemberdayaan Keluarga menuju
Keluarga Sadar Gizi.
b. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi (Pelayanan gizi
masyarakat dan pelayanan gizi perorangan)..
Berdasarkan pemantauan status gizi Balita pada tahun 2012dengan
jumlah balita yang ditimbang 4.222 ditemukan
a. Balita dengan Gizi Lebih sebanyak 61 anak (1,44%)
b. Balita dengan Gizi Baik sebanyak 4.151 anak (98,32%)
c. Balita dengan Gizi Kurang sebanyak 16 anak (0,38%)
d. Balita dengan Gizi Buruk sebanyak 0 anak (0 %)
Jumlah balita Gizi Kurang sebanyak 16 anak dan dari jumlah
tersebut semuanya mendapat perawatan.SPM untuk balita gizi buruk
mendapatkan perawatan adalah sebesar 100%.Sehingga cakupan gizi

10

kurang mendapat perawatan di Kecamatan Pekuncen dibanding dengan


SPM sudah memenuhi target.
Disamping itu berdasarkan laporan petugas gizi puskesmas,
Kecamatan Pekuncen termasuk kecamatan yang bebas rawan gizi.
4. Upaya Kesehatan
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/

kota

yang

bertanggungjawab

menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas sebagai pusat


pembangunan kesehatan memegang peranan yang penting karena fungsi
dari puskesmas adalah mengembangkan dan membina kesehatan
masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan
terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang
menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
Kegiatan pokok Puskesmas biasa dikenal dengan istilah basic six
atau enam program pokok puskesmas yang meliputi: Pencegahan dan
Pembrantasan Penyakit Menular, KIA-KB, Gizi Masyarakat, Kesehatan
Lingkungan, Promosi Kesehatan (Promkes), dan Pelayanan Kesehatan
Dasar. Tiap program tersebut dilaksanakan melalui suatu rangkaian yang
sistematis, meliputi perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2),
pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3).
a.

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


1. Pencegahan dan Pemberantasan TB Paru
Berdasarkan data dari programer TB Paru Puskesmas
dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 kasus TB Paru sebanyak
10 kasus, diobati 10 kasus dan yang sembuh sebanyak 10 kasus
atau 100%. Sedangkan pada tahun 2012 terdapat 15 kasus baru
BTA positif, dari perkiraan kasus baru sebanyak 69 kasus.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk kesembuhan
penderita TBC BTA positif adalah > 85%.Sehingga jika
dibandingkan dengan SPM maka kesembuhan penderita TBC
BTA positif sudah memenuhi target.
2. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD
Pada tahun 2012 berdasarkan data petugas P2 DBD
Puskesmas Pekuncen diketahui bahwa kasus penyakit DBD

11

sebanyak 8 kasus, dan jumlah tersebut semuanya telah mendapat


pelayanan/ ditangani (100%).
Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal
yaitu: Peningkatan kegiatan surveilance penyakit dan vektor;
Diagnosis dini dan pengobatan dini; serta Peningkatan upaya
pemberantasan vektor penular DBD/PSN. Selain PSN dengan
3M, salah satu wujud kegiatan PSN yang juga dilakukan di
kecamatan Pekuncen adalah dengan kegiatan Pemeriksaan
Jentik Berkala (PJB) yang dilakukan oleh kader kesehatan..
3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA dan Pneumonia
Pada tahun 2012 berdasarkan data petugas P2 ISPA
Puskesmas Pekuncen, dapat diketahui bahwa kasus pneumonia
balita sebanyak 27 kasus, yang ditangani sebanyak 27 kasus
(100%). Perkiraan kasus pneumonia balita adalah sebanyak 518
kasus, sehingga pneumonia balita yang ditemukan/ ditangani
belum memenuhi target. Sedangkan jika dibandingkan dengan
SPM untuk balita dengan pneumonia yang ditangani sebesar
100% maka Puskesmas Pekuncen sudah memenuhi standar
SPM.
4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kusta
Berdasarkan data petugas P2 Kusta Puskesmas Pekuncen,
pada tahun 2012 terdapat 2 penderita Kusta tipe MB (Kusta
Basah) dan tidak ada penderita Kusta tipe PB (Kusta Kering).
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta dilakukan
dengan melakukan penemuan dini kasus kusta dan pengawasan
terhadap penderita, keluarga penderita dan orang-orang yang
melakukan kontak dengan penderita.
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV-AIDS dan Infeksi
Menular Seksual (IMS)
Berdasarakan data Puskesmas, jumlah kasus penyakit
HIV-AIDS dan IMS pada tahun 2012 sebanyak 0 kasus.Angka
ini bisa merupakan keadaan sebenarnya dan bisa juga bukan.Hal
ini karena kasus penyakit HIV-AIDS dan IMS merupakan

12

fenomena gunung es, sehingga bisa saja di kecamatan Pekuncen


ada penderita HIV-AIDS dan IMS tapi tidak terdata karena
penderita sulit terdeteksi.
b.

Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar


1) Pendataan Rumah Sehat
Salah satu usaha guna pembinaan kesehatan lingkungan
adalah

dengan

dilakukannya

pendataan

rumah

sehat.

Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan dapat


diketahui bahwa dari jumlah rumah sebanyak 17.551 rumah
dengan jumlah rumah yang diperiksa sebanyak 640 rumah atau
3,6%. Didapatkan bahwa sebanyak 430 rumah atau sebesar 67,2
% termasuk dalam rumah sehat.

13

2) Akses Rumah Tangga Terhadap Air Bersih


Akses rumah tangga terhadap air bersih dapat dilihat dalam
tabel 64 lampiran profil kesehatan puskesmas pekuncen. Dari
20.710 kepala keluarga (KK) yang ada dengan jumlah KK yang
diperiksa sebanyak 754 KK atau sebesar 3,6 %, didapatkan bahwa
sebanyak 58 KK atau 7,7 % mengunakan ledeng sebagai sumber
air bersihnya, sebanyak 0 KK atau 0 % menggunakan SPT sebagai
sumber air bersihnya, sebanyak 263 KK atau 34,9% menggunakan
SGL sebagai sumber air bersihnya, sebanyak 396 KK atau 52,5 %
menggunakan Mata air sebagai sumber air bersihnya dan sebanyak
37 KK atau 4,9 % menggunakan sumber air lainya sebagai sumber
air.
3) Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
a) Persediaan Air Bersih
Dari jumlah kepala keluarga sebanyak 20.710 KK dengan
jumlah KK yang diperiksa sebanyak 754 KK didapatkan bahwa
sebanyak 847 KK atau 112,3 % memiliki persediaan air bersih
dan 754 KK atau 100 % persediaan air bersihnya sehat.
b) Kepemilikan Jamban
Dari jumlah kepala keluarga sebanyak 20.710 KK dengan
jumlah KK yang diperiksa sebanyak 754 KK didapatkan bahwa
sebanyak 535 KK atau 71,0 % memiliki jamban dan dari
jumlah tersebut, jumlah jamban yang sehat sebanyak 405 atau
75,7 %.
c) Kepemilikan Tempat Sampah
Dari jumlah kepala keluarga sebanyak 20.710 KK dengan
jumlah KK yang diperiksa sebanyak 754 KK didapatkan bahwa
sebanyak 609 KK atau 80,8% memiliki tempat sampah dan

14

jumlah tempat sampah yang sehat sebanyak 112 atau sebesar


18,4%.
4) Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Berdasarkan data petugas sanitarian Puskesmas Pekuncen, dapat
diketahui bahwa terdapat 4 restauran dan Jumlah yang diperiksa ada
3 dg hasil pemeriksaan terdapat 2 restauran atau 66,67 %
sehat.Sedangkan dari jumlah pasar yang ada yaitu sebanyak 1 pasar
dan setelah dilakukan pemeriksaan diketahui bahwa pasar tersebut
tidak memenuhi syarat sehat.
Hasil pendataan pada TUPM lainya didapatkan hasil bahwa jumlah
TUPM lainnya (selain hotel, pasar dan restauran) yaitu sebanyak
1.725, dari jumlah tersebut yang diperiksa sebanyak 11 TUPM dan
yang berkategori sehat sebanyak 11 TUPM atau 100%. Sedangkan
jumlah keseluruhan TUPM yang ada di wilyah Kecamatan
Pekuncen adalah sebanyak 1.730 TUPM dan yang diperiksa
sebanyak 15 TUPM dan yang termasuk dalam kategori sehat
sebanyak 13 TUPM atau sebesar 86,67%.
5) Pembinaan Kesehatan Lingkungan bagi Institusi
Jumlah sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Pekuncen
adalah sebanyak 23 buah, yang terdiri dari Puskesmas, Puskesmas
Pembantu

(Pustu),

PKD,

Balai

Pengobatan/Klinik

Swasta.

Sedangkan jumlah sarana pendidikan yang ada adalah sebanyak 91


buah, tempat ibadah sebanyak 384 buah, perkantoran sebanyak 30
buah, instalasi pengelolaan air minum sebanyak 4 buah dan sarana
lain sebanyak 8 buah. Sehingga jumlah keseluruhan dari institusi
yang ada di wilayah Kecamatan Pekuncen adalah sebanyak 540
buah dengan jumlah intitusi dibina kesehatan
adalah sebanyak 96 buah atau 17,8% dibina.
c.

Perbaikan Gizi Masyarakat

lingkungannya

15

1) Cakupan Bayi dan Balita Mendapat Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan laporan dari petugas gizi puskesmas Pekuncen
tahun 2011, dapat diketahui bahwa jumlah bayi umur 6-11 bulan
sebanyak 600 orang dan seluruhnya telah mendapat vit A 1x atau
100%. Balita umur 12 59 bulan sebanyak 4.854 orang dan 3.767
balita atau (77,60%) telah mendapat vit A 2x.
2) Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe
Berdasarkan laporan petugas gizi Puskesmas Pekuncen
diketahui bahwa jumlah ibu hamil di wilayah Puskesmas Pekuncen
pada tahun 2011 adalah sebanyak 1.057 orang. Dari jumlah tersebut
yang sudah mendapat tablet Fe1 sebanyak 932 orang atau sebesar
88,17%, dan yang sudah mendapat tablet Fe3 sebanyak 945 orang
atau sebesar 89,40%. Sedangkan jumlah ibu nifas adalah sebanyak
989 orang dengan 868 orang atau 87,76% diantaranya telah
mendapat vit A.
d.

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) KB


1) Cakupan Kunjungan Neonatus, Bayi Dan Bayi BBLR yang
Ditangani
Berdasarkan data koordinator KIA Puskesmas Pekuncen
diketahui bahwa cakupan kunjungan neonatus KN1 adalah
sebanyak 1.076 orang atau 100%, adapun cakupan kunjungan KN
Lengkap adalah sebanyak 1.076

atau sebesar 100%. Jumlah bayi

lahir hidup sebanyak 1.076 orang dengan jumlah bayi dengan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 16 orang atau sebesar 1,50%.
Dari sejumlah 16 bayi dengan BBLR tersebut, semuanya atau 100%
telah mendapat penanganan..
2) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4), Persalinan Ditolong
Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Ibu Nifas

16

Jumlah ibu hamil di wilayah Puskesmas Pekuncen pada tahun


2011 tercatat sebanyak 1.057 orang. Dari jumlah tersebut yang
melakukan pemeriksaan kesehatan ke petugas kesehatan untuk
kunjungan pertama (K1) sebanyak

100%, sedangkan yang

melakukan kunjungan ke empat (K4) sebanyak 987 orang atau


93,4%. Jumlah ibu bersalin sebanyak 997 orang, dan ibu bersalin
yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 967 atau sebesar
97%.Sedangkan jumlah ibu nifas sebanyak 1.024 orang dan yang
mendapat palayanan nifas sebanyak 1.024 orang atau 100%.
3) Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan
Kesehatan Siswa SD/SMP/SMU
Pada tahun 2011, di Kecamatan Pekuncen terdapat balita (Pra
sekolah) sebanyak 4.861 orang, dan yang dideteksi sebanyak 3.506
orang atau sebesar 72,13%. Sedangkan jumlah anak usia SD
sebanyak 7.286 orang dengan jumlah diperiksa sebanyak 1.312
orang atau sebesar 16,68%.
4) Jumlah PUS, Peserta KB, Peserta KB Baru, Dan KB Aktif
Berdasarkan data koordinator KB Puskesmas Pekuncen,
diketahui bahwa jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah
Puskesmas Pekuncen sebanyak 14.012 orang. Dari jumlah PUS
yang ada tersebut jumlah peserta KB baru sebanyak 2.562 orang
atau 18,3%. Sedangkan jumlah peserta KB aktif sebanyak 10.470
orang atau 74,7%.
5) Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
Jumlah seluruh peserta KB aktif di kecamatan Pekuncen pada
tahun 2011 sebanyak 10.470 orang. Dari jumlah tersebut yang
menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis
IUD sebanyak 1.018 orang, MOP/MOW sebanyak 456 orang dan
implant sebanyak 1.395 orang. Sedangkan yang mengunakan Non

17

MKJP jenis suntik sebanyak 5,855 orang, jenis PIL sebanyak 1.554
orang, dan kondom sebanyak 192 orang. Dari data tersebut dapat
diketaui bahwa kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah
jenis suntik yaitu sebesar 55,9%, sedangkan yang paling sedikit
digunakan adalah kontrasepsi jenis kondom yaitu sebesar 1,82%.
6) Pelayanan KB Baru
Jumlah seluruh peserta KB baru baik untuk yang MKJP
ataupun yang Non MKJP adalah sebanyak 2.562 orang. Jumlah
untuk Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) IUD sebanyak
173 orang 6,8%, MOP/MOW sebanyak 29 sebesar 1,1%, KB
implant sebanyak 391 orang atau sebesar 15,37%.
Sedangkan untuk jumlah peserta KB baru Non MKJP suntik
sebanyak 389 orang atau sebesar 15,2%, PIL sebanyak 1.141 orang
sebesar

44,5%,

dan

kondom

sebanyak

388

orang

atau

sebesar115,1%.
7) Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Pada tahun 2011, berdasarkan data petugas koordinator
imunisasi Puskesmas Pekuncen diketahui bahwa seluruh desa di
wilayah Puskesmas Pekuncen sudah UCI 100%.Hal ini bisa
dikatakan sangat baik dan sistem yang ada telah berjalan dengan
baik pula.
8) Cakupan imunisasi bayi
Berdasarkan data petugas koordinator imunisasi Puskesmas
Pekuncen diketahui bahwa jumlah bayi di Kecamatan Pekuncen
pada tahun 2011 sebanyak 600 bayi. Sedangkan cakupan
imunisasinya untuk tiap jenis imunisasi adalah sebagai berikut: bayi
mendapat imunisasi BCG sebanyak 1.057 atau sebesar 176%, bayi
mendapat imunisasi DPT1+HB1 sebanyak 1.041 atau sebesar
173,5%, bayi mendapat imunisasi DPT3+HB3 sebanyak 1.063 atau

18

177.2%, bayi mendapat imunisasi polio 3 sebanyak 1.045 atau


sebesar 174,167%, bayi mendapat imunisasi campak sebanyak
1.037 atau 172,8% . Sedangkan angka Drop Out (DO) sebesar
0,4%.
9) WUS dengan imunisasai TT
Data jumlah wanita usia subur (WUS) di wilayah Puskesmas
Pekuncen pada tahun 2011 sebanyak 1.057 orang, dari jumlah
tersebut yang telah mendapatkan imunisasi TT1 sebanyak 0 orang
atau sebesar 0%, imunisasi TT2 sebanyak 0 orang atau sebesar 0%,
imunisasi TT3 sebanyak 97 orang atau sebesar 9,2%, Sedangkan
yang telah mendapat imunisasi TT4 sebanyak 366 orang atau
sebesar 34,6%, dan TT5 sebanyak 207 orang atau sebesar 19,6%.
10) Akses Ketersediaan Darah untuk Bumil dan Neonatus yang Dirujuk
Pada tahun 2011, jumlah ibu hamil yang memerlukan darah
sebanyak 0 orang.Sedangkan jumlah ibu hamil dan neonatus yang
memerlukan 0 orang.
11) Bumil dan Neonatal Risti
Data petugas KIA Puskesmas Pekuncen menunjukan bahwa jumlah
ibu hamil sebanyak 1.057 orang, dan dari jumlah tersebut ibu hamil
dengan resiko tinggi/komplikasi sebanyak 211 orang dengan jumlah
bumil risti ditangani sebanyak 287orang. Jumlah neonatal sebanyak
1.076, dengan jumlah perkiraan neonatal risti/komplikasi sebanyak
161 orang dan ditangani sebanyak 42 orang atau sebesar
26%.Rendahnya neonatal risti yang ditangani diakibatkan jumlah
e.

neonatal risti yang bisa ditangani di PKD tidak terlaporkan.


Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Kesehatan Nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa Promosi kesehatan
merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan

melalui

peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi


setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-

19

tingginya melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia


yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup
bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Guna mewujudkan visi tersebut, program-program yang
dilakukan oleh Puskesmas Pekuncen khususnya dalam bidang Promosi
Kesehatan adalah melalui kegiatan-kegiatan berikut::
1) Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan bisa dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung.Penyuluhan tidak langsung bisa berupa
pembagian leafleat, poster, pemutaran film maupun melalui mediamedia lainnya. Berdasarkan tabel 54 lampiran Profil Kesehatan
Puskesmas Pekuncen tahun 2011, diketahui bahwa jumlah kegiatan
penyuluhan kesehatan kelompok (secara langsung) yang dilakukan
sebanyak 4.818 dan yang jumlah kegiatan penyuluhan massa adalah
18. Adapun materi atau topik penyuluhan adalah mengenai
masalah-masalah kesehatan seperti PHBS, KIA, Kesehatan
Lingkungan, Gizi, NAPZA dan Penyakit Menular.
2) Stratifikasi PHBS Tatanan Rumah Tangga
Berdasarkan hasil pendataan dengan menggunakan kuesioner
PHBS tatanan rumah tangga, dengan jumlah sampel sebanyak
17.068 KK, dan pada tahun ini semua desa yang di data, dengan
cakupan pendataan sebesar 5.670 atau 33,2% dari seluruh jumlah
yang dipantau. Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk rumah
tangga sehat (Starata Utama dan Paripurna) sebesar 65%. Sehingga
berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pencapaian PHBS

20

tatanan rumah tangga di wilayah Puskesmas Pekuncen sudah


memenuhi SPM yaitu 4.855 atau 85,6%
3) Posyandu
Program promosi kesehatan juga melakukan upaya-upaya
guna mengembangkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan.Salah satu bentuknya adalah pembinaan Posyandu.Guna
meningkatkan kualitas Posyandu, salah satunya adalah dengan
dilakukan stratifikasi Posyandu.Jumlah posyandu di wilayah
puskesmas Pekuncen sebanyak 134 Posyandu.
Hasil stratifikasi posyandu tahun 2011, didapatkan hasil sebagai
berikut:
a. Posyandu dengan strata Pratama sebanyak 7 posyandu atau
sebesar 5,22%.
b. Posyandu dengan strata Madya sebanyak 55 posyandu atau
sebesar 41,04%.
c. Posyandu dengan strata Purnama sebanyak 49 posyandu atau
sebesar 36,57%.
d. Posyandu dengan strata Mandiri sebanyak 23 posyandu atau
sebesar 17,16%.
Standar Pelayanan Minimal 2011 untuk prosentase posyandu dengan
strata purnama adalah sebesar 40% dan strata mandiri sebesar >2%.
Sehingga pencapaian strata Posyandu purnama belum mencapai
target dan

posyandu mandiri di Kecamatan Pekuncen sudah

mencapai target. Sedangkan tingkat partsipasi masyarakat di


posyandu (D/S) adalah sebesar 74,04%, tingkat keberhasilan
program posyandu (N/D) sebesar 70,01%. D/S belum mencapai
target SPM yaitu 80% disebabkan kesadaran masyarakat yang
kurang dan menganggap di posyandu hanya ditimbang saja. Untuk

21

N/D juga belum mencapai target SPM yaitu 80% karena usia diatas
f.

1-5 tahun kebanyakan mengalami kesulitan dalam hal makan.


Pelayanan Kesehatan Dasar
Salah satu upaya kesehatan wajib yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional,regional dan global serta yg mempunyai daya ungkit
tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyrakat.Upaya ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia.
Salah satu upaya kesehatan wajib adalah upaya kesehatan dasar,
upaya-upaya kesehatan dasar yang dilakukan oleh Puskesmas Pekuncen
diantaranya adalah:
1) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2) Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Pra Sekolah
3) Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
4) Pelayanan Kesehatan Usia Subur
5) Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
6) Pelayanan Imunisasi
7) Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat
8) Pelayanan Pengobatan / Perawatan

2. Kefarmasian
Gambaran stok obat, pemakaian rata-rata obat per bulan, dan
tingkat kecukupan obat di puskesmas pekuncen berdasarkan data dari
petugas obat dapat diketahui bahwa secara umum tingkat kecukupan
obat di puskesmas pekuncen sudah cukup terpenuhi.
5. Deskripsi Situasi dan Kondisi Desa Banjaranyar
1. Keadaan geografi
Desa banjaranyar adalah desa yang memiliki luas 306.511 hektar yang
terbagi atas 7 RW dan 25 RT. Sebelah utara desa Banjaranyar berbatasan
dengan Karangkemiri, sebelah selatan berbatasan dengan desa cikawung,

22

dan sebeah barat berbatasan dengan desa semedo sedangkan sebeah timur
berbatasan dengan desa pasiraman.
2. Keadaan demografi
a.

Jumlah Penduduk
Hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2011 jumlah penduduk
Desa Bnjaranyar adalah 5005 jiwa terdiri dari 2510 jiwa laki-laki dan
2495 jiwa perempuan tergabung dalam 1512 rumah tangga/KK.

b.

Keadaan Sosial Ekonomi


1) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Banjaranyar dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Banjaranyar

No.

Jenis Pendidikan

Jumlah

1.

SD

1051

2.

SLTP

1374

3.

SLTA

764

4.

D1

26

5.

D2

6.

D3

7.

S1

31

8.

S2

9.

Tidak lulus SD

1741

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat


pendidikan penduduk sebagian besar adalah tamat SD sebesar 1741
orang.
2) Jenis Pekerjaan

23

Berdasarkan data statistik Desa Banjaranyar, dapat diketahui


bahwa sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian yaitu
buruh petani sebesar 890 orang dari jumlah penduduk yang
memiliki pekerjaan, diikuti oleh buruh 479 orang, swasta 225,
orang, PNS 53 orang, pensiunan 44 orang, POLRI 5 orang dan TNI
1 orang.

Anda mungkin juga menyukai