Palembang,
September 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
BAB 1 PEMBAHASAN
a. Persamaan Differensial..........................................................................1
b. Solusi Persamaan Differensial................................................................3
c. Masalah Differensial............................................................................................4
Soal-soal..................................................................................................................6
Penyelesaian ............................................................................................................7
ii
BAB 1
PEMBAHASAN
1. Persamaan diferensial
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu atau
beberapa fungsi yang tidak diketahui. Jika fungsi yang tidak diketahui mengandung
satu variabel bebas maka turunan fungsi itu dinamakan turunan biasa dan
persamaan diferensialnya disebut persamaan diferensial biasa. Jika fungsi yang tak
diketahui mengandung dua atau lebih variabel bebas maka turunannya akan
berupa turunan parsial dan persamaan diferensialnya dinamakan persamaan
persamaan diferensial parsial.
Orde atatu tingkat dari suatu persamaan diferensial adalah turunan yang
tertinggi dalam persamaan diferensial itu . derajat atau pangkat dari suatu
persamaan diferensial adalah derajat tertinggi dari turunan yang tertinggi dalam
persamaan diferensial tersebut.
Dari beberapa tipe persamaan diferensial orde satu yang mudah di
selesaikan ada dua yang perlu mendapat perhatian : persamaan diferensial peubah
terpisah yaitu persamaan yang dapat ditulis dalam bentuk
y =
P(x)
atau
Q( y)
p(x) dx = Q(y) dy
Dan persamaan diferensial linier, adalah persamaan yang dapat di tulis dalam
bentuk
: y + a(x)y = b(x)
Keduanya sering muncul dalam penerapan, dan banyak tipe persamaan diferensial yang lain
yang dapat direduksi menjadi salah satu dari kedua tipe itu. Dengan menggunakan pemetaan
yang sederhana. Jika ruas kanan pada persamaan diferensial linier di atas sama dengan nol
(b(x)=0), maka disebut persamaan diferensial homogen, dan jika tidak maka disebut persamaan
diferensial tak homogen.
Contoh :
1. y + xy = 3 adalah persamaan diferensial biasa orde 1, linier, tak homoge.
2. y + 5y+6y = 0 adalah persamaan diferensial biasa ordo 2, linier, homogen.
3.
u u
+ =2, adala persamaan diferensial parsial orde 1, linier, tak homoge.
s t
Persamaan diferensial (PD) dalam prakteknya dapat dibentuk dari suatu pertimbangan
masalah fisis. Secara matematis, persaman-persamaan diferensial dapat muncul melalui langkalangkah berikut :
1. Tentukan banyaknya konstanta sembarang
2. Turunkan persamaan sebanyak konstanta sembarang
3. Apabila konstanta sembarangnya sudah lenyap maka,
itu
pesamaan
diferensialnya.
dan
2 x
=AsinxBcosx=( Asinx + Bcosx ) =y
x2
Atau
2 x
x2
+ y = 0 y + y = 0
Dari contoh di atas dapat pula diketahui bahwa suatu persamaan dengan dua konstanta
sembarang akan membentuk persamaan diferensial orde dua.
Contoh 2 :
Bentuklah sebuah persamaan diferensial dari fungsi y = x +
A
x
konstanta sembarang, karena turunan dari persamaan tersebut tidak identik dengan persamaan
awalnya, maka langkah selanjutnya adalah mencari berapa nilai A.
Daripersamaan awal : y = x +
A
x
A
x
kita dapatkan :
= y x A = x(y x)
1-
A
2
x
x ( y x)
x2
= 1-
y x
x
x y+ x
x
2 x y
x
xy = 2x y xy +y = 2x
2. Solusi Persamaan Differensial
Kajian terhadap persamaan differensial memiliki dua tujuan utama, yaitu :
1. Menemukan persamaan differensial yang dapat menjelaskan keadaan atau
fenomena nyata tertentu.
2. Menemukan solusi yang sesuai dengan persamaan differensial tersebut.
Solusi dari persamaan defferensial adalah bentuk fungsi yang jika disubstitusikan ke fungsi yang
tidak diketahui dalam persamaan tersebut akan memberikan suatu kesamaan.
Perhatikan bentuk y = F(x,y), atau dapat pula ditulis dlam bentuk lain, yaitu :
y =
dy
dx
dy
dx
dy
dx
= cosx dy = cosx dx
xy + y = 0 xy = - y x
dy
dx
=-y
dy
dx
= - y, kedua ruas dikalikan dengan
dx
xy
dy
dx
dx
dy
dx
.
=-y.
=dx
xy
xy
y
x
sehingga diperoleh :
dy
dy
=
dx
dx
ln y + C1 = - ln x + C2
ln y = - ln x + C
Dengan menggunakan sifat ln maka didapat :
ln y + ln x = C
ln(y,x) = C
e ln(y,x) = ec ec = A
(y,x) = A y =
A
x
Untuk menyelesaikan MNA tersebut maka dari syarat awal y(1) = 1, diperoleh :
y=
A
, dengan y(1) = 1, maka : 1 =
x
A
1
A=1
1
x
soal-soal
1. Bentuklah persamaan diferensial untuk y = Ax2 + Bx
2. Tentukan persamaan differensial, jika diketahui solusi y = Ae x+B.
3. Apakah masalah nilai awal
dy
dx
tunggal?
4. Carilah suatu solusi dari persamaan differensial
5. Apakah masalah nilai awal ,
tunggal?
dy
dx
3 y2/ 3
dy
dx
Penyelesaian :
1. Bentuklah persamaan diferensial untuk y = Ax2 + Bx.
Kita dapatkan :
( 12 y ' ' )
(1)
y = 2Ax + B
(2)
y = 2A
(3)
1
y' '
2
y = Ax2 + Bx
ke persamaan (2) :
x + B = xy + B
y = xy + B B = y xy
Kemudian dengan mensubtitusikan nilai A dan B ke persamaan (1)
maka didapat :
y = A x2 + B x =
=
y =
( 12 y ' ' )
x2 + ( y + xy)x
( 12 x y ' ' )
+ xy x2y =
1 2
x y' '
2
+xy
1 2
x y' '
2
( 12 x y ' ' )
2
+ xy
- xy y =0
maka
dy
dx
yang tunggal?
Jawab:
f(x, y) = x2 xy3 dan
f
y
dalam segiempat yang memuat titik (1, 6). Berarti hipotesis dari
dy
dx
= 2x melalui titik
(1,4)?
Jawab :
Diketahui
dy
dx
c
Untuk x = 1, nilai y = 4, maka nilai c yang memenuhi adalah
y = x2 + c
4 = 12 + c
C=3
Jadi solusi dari
dy
dx
= 2x adalah y = x2 + 3
dy
dx
3 y2/ 3
y(2) = 0 mempunyai
3 y2/ 3
sehingga
f
=
y
2 y1 /3 , akan tetapi
f
y
tidak
f
y
DAFTAR PUSTAKA
Edward, C.H. & penney, David E,; 1993; Elementary differensial Equations
with Boundary Value Problems; 3rd sedition; prentice-hall international.
Finizio, Ladas, Widiarti Santoso; 1998 ; Persamaan differensial Biasa dengan
Penerapan Modern ; Jakarta : Erlangga
Herdiana, Heris, Sukasno dan Kusman Engkus,; 2002; Persamaan
Differensial; Bamdung: Pustaka Setia.