Anda di halaman 1dari 34

SUMBER RADIASI

BUATAN
Teknokimia Nuklir Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
BATAN

Radioekologi dan Toksikoekologi

Disusun Oleh :
Niken Siwi Pamungkas
Novita Eka Susanti
Nur Azizah Putrisetya
Riftanio Natapratama
Risha Diah Ramadhani
Tino Umbar
Widya Pangestika
Ristiana Dwi Hastuti

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah mata kuliah Radioekologi dan Toksikoekologi yang berjudul
Radiasi Buatan . Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,
tetapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Ibu Giyatmi selaku dosen mata kuliah
Radioekologi dan Toksikoekologi telah membantu dan membimbing kami dalam
mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
mahasiswa TKN 2011 yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini.Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 25 September 2014

28

Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1

Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2

Rumusan Masalah.......................................................................................................4

1.3

Tujuan..........................................................................................................................5

1.4

Manfaat........................................................................................................................5

BAB II ISI..................................................................................................................................6
2.1

Reaktor Nuklir.............................................................................................................6

A. Reaksi Fisi (reaksi pembelahan inti)...........................................................................6


B. Reaksi Fusi (reaksi penggabungan inti)....................................................................10
2.2

Akselerator................................................................................................................12

a.

Energi reaksi inti........................................................................................................12

b.

Energi neutron hasil reaksi inti..................................................................................13

2.3

Irradiator....................................................................................................................15

2.4

Pesawat Rontgen.......................................................................................................17

2.5

Radioisotop................................................................................................................23

BAB III PENUTUP..................................................................................................................31


3.1

Kesimpulan................................................................................................................31

3.2

Saran..........................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................32

28

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara garis besar radiasi dapat dikelompokkan menjadi 2 sumber radiasi, yaitu :
1. Radiasi Alam
2. Radiasi Buatan
Radiasi Alam merupakan radiasi yang sudah ada seak terbentuknya alam semesta
ini dan akan terus ada selama alam semesta ini ada dan lenyap bersamaan dengan
lenyapnya alam semesta ini.
Sedangkan radiasi buatan merupakan radiasi yang dibuat oleh manusia sejak
manusia mengenal dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Radiasi
buatan ini mulai ada sejak tahun 1895 ketika ahli fisika Jerman yang bernama
Wilhelm Conraad Rontgen berhasil menemukan pesawat sinar-X. Radiasi buatan
manusia ini mengalami perkembangan lebih pesat mulai tahun 1945 ketika manusia
berhasil membuat bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki (Jepang)
oleh Amerika Serikat.
Ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir pada saat ini semakin berkembang dengan
adanya sumber radiasi buatan. Sumber radiasi buatan pada saat ini banyak dijumpai
aplikasinya dalam berbagai macam bidang kegiatan. Pada dasarnya, sumber radiasi
buatan dapat dibagi menjadi :
1. Reaktor Nuklir
2. Akselerator
3. Irradiator
4. Pesawat Rontgen
5. Radioisotop
Pada makalah ini, akan dibahas satu per satu mengenai sumber radiasi buatan
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Reaktor Nuklir?
2. Apa itu Akselerator?
3. Apa itu Irradiator dan bagaiman aplikasinya?
4. Bagaimana cara menghasilkan radiasi sinar-X dengan Pesawat Rontgen?
28

5. Apa itu Radioisotop dan pemanfaatannya?

1.3 Tujuan
Dapat

menjelaskan

mengenai

macam-macam

sumber

radiasi

buatan

dan

pemanfaatannya di berbagai bidang.

1.4 Manfaat
Kita dapat mengetahui pemanfaatan sumber radiasi buatan di berbagai bidang untuk
kesejahteraan umat manusia.

28

BAB II
ISI
2.1 Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk
membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju
yang tetap. Berbeda dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi pada orde
pecahan detik dan tidak terkontrol.
Reaktor nuklir juga disebut dengan reaktor atom, yaitu tempat terjadinya reaksi
inti yang menghasilkan radiasi buatan berupa zat radioaktif. Reaksi inti berdasarkan
mekanisme reaksinya terdiri dari 2 macam, yaitu :
A. Reaksi Fisi (reaksi pembelahan inti)

Reaksi fisi adalah proses reaksi nuklir yang terjadi karena inti atom terbelah
menjadi partikel-partikel inti yang lebih ringan karena tertumbuk oleh partikel inti
lain. Reaksi fisi merupakan reaksi nuklir eksotermis yang akan menghasilkan
partikel inti yang lebih ringan (sering disebut produk fisi), beberapa partikel
neutron, gelombang elektromagnetik dalam bentuk radiasi sinar gamma, dan
sejumlah energi. Gambar disamping ini melukiskan proses reaksi fisi dari inti
atom uranium-235 yang tertumbuk oleh sebuah neutron dengan kecepatan rendah
(neutron kecepatan rendah sering disebut sebagai neutron termal). Reaksi fisi
uranium-235 menghasilkan produk fisi berupa barium-141 dan kripton-92, tiga
buah neutron cepat (masing-masing neutron memiliki energi kinetik ~2 MeV), dan
sejumlah energi.
Energi fisi menurut Merriam Webster, Fisi adalah proses di mana inti atom
berat terpecah. Dalam istilah sederhana, fisi terjadi ketika atom membelah. Itu
baik terjadi melalui peluruhan radioaktif atau karena telah dibombardir oleh
partikel subatomik lainnya yang dikenal sebagai neutrino. Dalam keadaan biasa
(tercapainya massa kritis) neutron yang dihasilkan dapat membagi atom lebih
lanjut, yang pada gilirannya membawa lebih banyak pembagian, menciptakan
reaksi berantai yang sangat cepat. Pembangkit listrik tenaga nuklir memanfaatkan
proses fisi untuk menciptakan energi.
28

Reaksi Fisi biasanya terjadi secara berantai yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
X + n > X1 + X2 + (2 - 3) n + E.
Contoh reaksi fisi :
n1 +

U235 56Ba144 +

92

Kr89 + 30n1 + tenaga (E)

36

Reaksi fisi berantai


Reaksi fisi berantai sangat penting dalam mewujudkan pemanfaatan energi
hasil reaksi fisi dalam sebuah reaktor nuklir. Jika kontinuitas reaksi fisi dalam
reaktor nuklir terhenti maka dapat berhentinya produksi energi, sehingga produksi
energi menjadi diskontinu, suatu kondisi yang tidak diinginkan.
Dalam reaksi yang sebenarnya tidak hanya ada satu uranium saja. Terdapat
banyak sekali uranium pada suatu bahan. Jika netron cepat tidak dikendalikan,
netron hasil pembelahan fisi sebelumnya akan menumbuk uranium berikutnya
sehingga menghasilkanreaksi fisi serupa. Dalam reaksi ini dihasilkan netron yang
semakin banyak sehingga reaksiakan terus berantai. Reaksi demikian dinamakan
reaksi berantai. Energi yang dihasilkan sangat besar .
Reaksi Fisi Berantai ada 2 macam, yaitu:
1. Reaksi fisi terkendali
Reaksi fisi terkendali adalah reaksi fisi yang jumlah neutron hasil reaksi fisi
terkendalikan sehingga tetap sama dengan 1, seperti keadaan neutron semula.
Hal ini dapat dicapai dengan menyerap kelebihan neutron. Reaksi fisi ini
merupakan reaksi yang pada umumnya terjadi di dalam reaktor nuklir.

28

Gambar 1. Reaksi Fisi Terkendali

2. Reaksi Fisi Berantai Tak terkendali, sebagai dasar untuk membuat bom atom.
Reaksi fisi tak terkendali yaitu reaksi fisi yang jumlah neutron hasil
pembelahan tidak dikendalikan, sehingga neutron hasil pembelahan mungkin
akan menembak sasaran lain sehingga akan dihasilkan lebih banyak lagi
radionuklida baru.

Gambar 2. Reaksi Fisi Tak Terkendali

Pada awalnya sebuah neutron menumbuk inti uranium-235 (U-235) dan


menimbulkan reaksi yang menghasilkan produk fisi (Ba-141 dan Kr-92) serta 3
buah neutron. Dua dari tiga neutron hasil reaksi fisi itu kemudian menumbuk inti
U-235 lainnya dan menimbulkan reaksi fisi berikutnya (reaksi fisi generasi
kedua). Neutron hasil fisi dari reaksi fisi kedua ini diharapkan akan menimbulkan
reaksi fisi berikutnya (reaksi fisi generasi ketiga), dan selanjutnya kan terjadi
reaksi fisi dari generasi ke generasi secara kontinu.
Persoalan dalam mewujudkan reaksi fisi berantai timbul karena untuk
mewujudkan reaksi fisi U-235 diperlukan neutron lambat, sedangkan neutron
yang dihasilkan dari reaksi fisi U-235 adalah neutron cepat yang sangat sulit untuk
memicu reaksi fisi generasi ke generasi. Dalam reaktor nuklir, persoalan
ketersediaan neutron lambat dengan energi kinetik rendah diwujudkan dengan
menyediakan medium yang bertugas memperlambat (memoderasi) kecepatan
neutron, yaitu berupa air.
Dengan adanya air sebagai moderator neutron, maka neutron cepat yang
dihasilkan dari reaksi fisi U-235 diperlambat kecepatannya sehingga dapat
28

digunakan untuk melangsungkan reaksi fisi berantai dari generasi ke generasi.


Bila suatu saat air sebagai bahan moderator menghilang dari dalam reaktor nuklir
(oleh karena suatu sebab, misalnya kecelakaan) maka dengan sendirinya reaksi
fisi berantai terhenti dan produksi energi juga berhenti dengan sendirinya.
Satu buah neutron lambat (disebut juga neutron termal) dalam reaktor nuklir
akan menimbulkan reaksi fisi U-235 yang menghasilkan energi panas ~200 MeV
(~8,9 x 10-18 kWh). Ini berarti bahwa sebuah neutron lambat setara dengan ~8,9
x 10-18 kWh. Apabila dari generasi ke generasi jumlah neutron termal dapat
dikendalikan sesuai dengan kebutuhan energi, maka realisasi pengendalian reaksi
fisi dapat terwujud. Proses pengendalian reaksi fisi berantai ini terjadi dalam
sebuah reaktor nuklir. Keberlangsungan reaksi fisi berantai dalam reaktor nuklir
sangat labil, sedikit saja kecelakaan yang menguapkan moderator (berupa air),
maka reaksi fisi berantai terhenti, demikian pula dengan pembangkitan energi.
Reaksi fisi berantai dapat pula dilangsungkan dalam waktu sangat cepat
dengan pelipatan jumlah reaksi yang sangat tinggi, dengan cara ini pembangkitan
energi meningkat sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Hasilnya adalah
sebuah ledakan nuklir yang dahsyat. Mewujudkan suatu ledakan nuklir dengan
uranium-235 tidaklah mudah, harus dilakukan upaya ketersediaan dan
peningkatan jumlah neutron dengan energi kinetik yang cocok dalam jumlah besar
dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Perbandingan antara Fisi dan Fusi:

Definisi

Fisi

Fusi

Dalam istilah awam,

Dalam istilah awam,

fisi adalah ketika atom

fusi terjadi ketika dua

terbagi menjadi dua

atom ringan menyatu

bagian, baik melalui

bersama-sama

peluruhan alami atau

membuat sesuatu yang

serangkaian

dalam

lebih berat sekali.

laboratorium,

sambil

melepaskan energi.

28

untuk

perbedaan utama

Fisi

memecah

atom

inti

menjadi

Fusi

bergabung

inti

atom bersama-sama.

potongan kecil.
Unsur

Proses

Unsur-unsur

awal

Unsur yang terbentuk

memiliki nomor atom

memiliki neutron lebih

lebih

banyak

atau

dibandingkan dengan

lebih

dibandingkan

produk fisi.

dengan bahan awalnya.

Ini adalah proses di

Ini adalah proses di

mana tidak stabil, inti

mana dua inti ringan

berat dibagi menjadi

menggabungkan

dua inti yang lebih

bersama-sama

ringan.

melepaskan

tinggi

proton

sejumlah

besar energi.
Misalnya

Uranium

dapat

Hidrogen dan hidrogen

melakukan fisi untuk

dapat melebur untuk

menghasilkan

membentuk helium.

strontium dan krypton.

B. Reaksi Fusi (reaksi penggabungan inti)

Reaksi fusi adalah reaksi penggabungan secara paksa atom-atom kecil


sehingga menjadi atom-atom yang lebih besar maka diperlukan modal awal
berupa panas yang tinggi yang digunakan untuk memicu terjadinya reaksi fusi
tersebut. Reaksi fusi akan menghasilkan energi (panas) yang sangat tinggi, jauh
lebih tinggi daripada panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi. Mengingat energi
yang dihasilkan reaksi fusi sangat tinggi (panas), maka salah satu energi
alternative untuk masa mendatang adalah energi dari reaksi fusi.

Contoh reaksi fisi adalah sebagai berikut :


28

P >>>
4
2He

E >>>

Reaksi fusi tersebut di atas sering ditulis dengan :


P >>>
D2
+ T3
He4
+
n1
+

E >>>

n1

T >>>

T >>>
Keterangan :
P >>>

Tekanan yang sangat tinggi sehingga wadah untuk terjadinya reaksi


fusi (reaktor nuklir fusi) harus kuat, dapat menahan tekanan yang
tinggi tersebut.

T >>>

Suhu untuk memicu reaksi fusi sangat tinggi. Ordenya bias


mencapai lebih besar dari 10.000 derajat Celcius. Suhu setinggi ini
bias dibangkitkan dengan bantuan teknologi laser.

E >>>

Energi (panas) yang dihasilkan reaksi fusi sangat tinggi. Ordenya


dapat mendekati jutaan derajat Celcius. Secara teoritis reaksi fusi
dapat menghasilkan panas seperti yang terjadi pada matahari.

D2 (1H2) =

Deuterium atau Hidrogen Dua untuk bahan reaksi tersebut


diperoleh dari destilasi air laut untuk diambil deuteriumnya

T3 (1H3) =

Tritium atau Hidrogen Tiga didapat dari unsur yang ada pada kulit
bumi (kerak bumi)

Gambar 3. Reaksi Fusi

28

2.2 Akselerator
Akselerator adalah alat pemercepat partikel bermuatan yang pada awalnya
merupakan alat untuk menghasilkan neutron. Akselerator untuk menghasilkan neutron
pada dasarnya ada 2 macam, yaitu :
a. Akselerator linier, yaitu pemercepat partikel yang dilengkapi dengan sumber
tegangan tinggi yang berupa generator Cockcroft-Walton, atau dapat juga
menggunakan sumber tegangan tinggi yang berasal dari generator Van de Graff.
Dalam hal ini partikel bermuatan dipercepat geraknya secara linier, sehingga alat
ini sering disebut dengan linac, singkatan linier accelerator.
b. Akselerator siklis, yaitu akselerator yang dilengkapi dengan alat pemercepat
partikel yang gerakannya melingkar mengikuti sepasang alur Dee yang ada dalam
medan magnet tertentu. Contoh jenis akselerator siklis adalah cyclotron.
Akselerator terdiri dari 3 komponen utama, yaitu :
1) Sumber berkas (beam source)
Merupakan alat penghasil ion atau elektron yang akan ditembakkan ke atom
sasaran. Sumber gas pada umumnya dalam bentuk fase gas.
2) Sistem pemercepat partikel (acceleration system)
Suatu alat berupa sumber tegangan tinggi yang mempercepat gerakan ion atau
elektron. Alat tersebut sering disebut dengan generator tegangan tinggi, bias
memakai generator Cockcroft-Walton, generator Van de Graff (untuk akselerator
linier) atau generator Dee siklotron (untuk akselerator siklis).
3) Sistem pengendali berkas
Seperangkat alat yang mengendalikan arah, ukuran berkas (beam size), divergensi
atau konvergensi berkas. System ini terdiri dari perangkat penghasil medan
magnet, system slits dan kolimator, system hampa serta system monitoring (beam
monitoring system).
Energi reaksi inti yang terjadi pada akselerator melalui 2 peristiwa, yaitu :

28

a. Energi reaksi inti

Pada akselerator terjadi reaksi inti akhibat adanya sasaran (target) yang ditembak
oleh partikel bermuatan yang dipercepat, yaitu secara singkat yang ditulis sebagai
A(x,n)B atau :
A+xB+n+Q
Dengan catatan bahwa :
A : sasaran yang diam (target) yang mempunyai massa MA
X : partikel yang dipercepat dengan massa Mx dan energi kinetiknya Ex
B : partikel radioaktif hasil reaksi dengan massa MB dan energi kinetiknya EB
n

: neutron hasil reaksi inti dengan massa Mn dan energinya En

Q : energi hasil reaksi inti


Berdasarkan hukum kekekalan tenaga (energi) maka persamaan reaksi inti
tersebut di atas dapat dituliskan dalam bentuk kesetaraan massa dan energi
Einstein : E = m c2 , yaitu :
MA c2 + Mx c2 + EA + Ex = MB c2 + Mn c2 + EB + En
Perbedaan energi antara (MA c2 + Mx c2) dan (MB c2 + Mn c2) adalah energi reaksi
inti yang terjadi pada akselerator yang dinyatakan dalam Q. Dengan demikian
maka :
Q = (MB c2 + Mn c2) - (MA c2 + Mx c2), atau
Q = (EB + En) (EA + Ex)
Karena sasaran diam (target diam) maka EA = 0 dan persamaan Q menjadi :
Q = (EB + En) Ex
Harga Q dinyatakan dalam MeV , sedangkan massa dinyatakan smi (satuan massa
inti) sedangkan c adalah kecepatan cahaya yang besarnya 300000 km/detik. Hasil
perkalian 1 smi x c2 setara dengan energi sebesar 931,4 MeV.
b. Energi neutron hasil reaksi inti

Neutron yang dihasilkan dari akselerator dapat bertenaga tunggal (neutron


monomagnetik) ataupun neutron bertenaga majemuk (neutron polyenergitik),

28

sesuai dengan pilihan reaksi yang digunakan. Energinya dapat divariasi dengan
mengubah energi partikel penembak.
Reaksi-reaksi inti yang dapat digunakan pada akselerator produksi neuron
adalah seperti contoh di bawah ini :
H3 (p , n) He3
Li7 (p , n) Be7
H2 (d , n) He3
H3 (d , n) He4
Be9 ( , n) C12

Q = - 0,743 MeV
Q = - 1,644 MeV
Q = + 3,268 MeV
Q = + 17,588 MeV
Q=+

5,704 MeV

Selanjutnya neutron yang dihasilkan oleh akselerator ini diarahkan kepada


sasaran baru (target baru) berupa atom yang akan dijadikan atom radioaktif. Inti
atom yang radioaktif atau dalam keadaan tidak stabil akan memancarkan radiasi
Alpha, Beta dan Gamma, atau mungkin partikel bermuatan.
Interaksi neutron dengan suatu materi yang stabil kemudian menghasilkan
materi yang tidak stabil atau zat radioaktif, dinamakan proses aktivasi. Teknik
analisis yang menggunakan sumber neutron cepat yang berasal dari akselerator
dalam proses aktivasi sering juga dinamakan Teknik Analisis Aktivasi Neutron.
Beberapa contoh reaksi inti, antara neutron yang dihasilkan dari suatu
akselerator dengan bahan target.
a. Reaksi (n , )
Z

XA

n1

XmA+1

Z-2

YA-3

He4

Pada persamaan reaksi tersebut di atas timbul inti antara atau inti majemuk
yang bersifat sebagai transisi, yaitu

XmA+1 yang akan meluruh dengan

memancarkan radiasi Alpha yang berupa atom Helium 2He4.


Akibat peluruhan atom tersebut maka terjadi atom baru yang nomor atomnya
berkurang dua dan nomor massanya berkurang tiga dari atom semula.
b. Reaksi ( n , p)
Z

XA

n1

XmA+1

Z-1

YA

H1

Pada reaksi tersebut di atas terbentuk proton dan inti baru yang mempunyai
nomor massa tetap, sementara nomor atomnya berkurang satu.
28

c. Reaksi (n , 2n)
Z

XA

n1

XmA+1

YA-1

n1

n1

Dalam reaksi tersebut di atas, inti atom akan menangkap satu neutron tetapi
setelah menjadi inti baru akan melepaskan dua neutron baru. Dalam hal ini
muatan atau nomor atomnya tidak berubah, akan tetapi nomor massanya
berkurang satu.
d. Reaksi (n , )
Z

XA

n1

XmA+1

YA-1

Pada reaksi tersebut di atas, ada kemungkinan terjadinya inti baru yang
disertai oleh satu atau lebih radiasi Gamma yang tak bermassa dan tak
bermuatan. Akibatnya, inti baru nomor massanya akan bertambah satu, sedang
nomor atomnya tetap sama dengan keadaan semula.
e. Reaksi pembelahan atau reaksi fisi ( n , f)
Z

XA

n1

XmA+1

XA1

Z1

Z2

XA2

+ (2-3) 0n1

Pada reaksi pembelahan, inti majemuk akan meluruh membentuk dua atau
lebih inti baru yang tidak stabil. Untuk menjadi stabil, inti-inti baru tersebut
akan meluruh dengan memancarkan radiasi. Dalam hal ini inti-inti baru
tersebut bersifat radioaktif.
Inti-inti baru yang terbentuk dari reaksi tersebut, pada akhirnya akan menjadi
unsur baru yang radioaktif dan disertai pancaran radiasi. Semua contoh reaksi tersebut
dapat digunakan pada teknik analisis aktivasi neutron yang menghasilkan unsur-unsur
radioaktif.
Akselerator juga dapat digunakan sebagai mesin implantasi ion. Mesin
implantasi ion berfungsi mencangkokkan ion ke dalam suatu bahan dengan cara
menembakkan ion ke dalam bahan dengan menggunakan mesin pemercepat partikel
atau akselerator.

28

2.3 Irradiator
Irradiator adalah suatu alat yang digunakan untuk meradiasi suatu bentuk bahan
dengan sumber radiasi yang ada pada irradiator yang pada umumnya berupa sumber
radiasi Gamma dengan aktivitas tinggi. Sumberradiasi Gamma yang digunakan pada
umumnya memiliki aktivitas yang cukup besar dan memiliki umur paro yang panjang
agar aktivitasnya relative tetap, karena dengan berjalannya waktu maka aktivitasnya
akan menurun secara eksponensial. Kalau umurnya panjang maka penurunan
aktivitasnya akan lambat, sesuai dengan persamaan de Alembert berikut ini :
A = Ao e-t
Dengan notasi :
A
= aktivitas saat ini
Ao = aktivitas semula

= konstanta peluruhan
t

= selang waktu dari awal mula sampai saat ini


Radiasi Gamma yang keluar dari irradiator dapat diarahkan ke suatu sasaran

(bahan yang akan diradiasi) yang dibuat menjadi radioaktif. Radiasi Gamma yang
diserap oleh bahan memungkinkan terjadinya reaksi inti melalui proses reaksi ( , p),
( , n), atau reaksi ( , ). Proses reaksi tersebut dinamakan juga dengan nuclear
photoeffect.
Irradiator pada saat ini lebih banyak digunakan untuk keperluan aplikasi teknologi
nuklir dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan industry. Pemanfaatan radiasi
Gamma ini berdasarkan beberapa sifatnya yang terjadi pada saat berinteraksi dengan
materi (bahan), baik melalui proses kimia, proses fisika, proses biokimia maupun
melalui proses biologi. Proses yang terjadi tergantung pada bahan yang diradiasi,
dapat terjadi sendiri-sendiri, atau terjadi melalui proses gabungan.
Bentuk irradiator yang banyak digunakan pada umumnya ada dua macam, yaitu :
a. Irradiator tak menetap permanen atau Gammacell
Irradiator berbentuk silinder yang dilengkapi alat control. Irradiator ini dapat
bergerak untuk dipindahkan ke tempat yang diinginkan. Pada irradiator jenis ini
sumber radiasi ada di dalam tabung silinder yang dilapisi bahan pelindung radiasi.

28

Sampel yang akan diradiasi diletakkan di atas sumber radiasi, yaitu pada sample
chamber.

Gambar 4. Gammacell

b. Irradiator menetap permanen atau Cave type


Irradiator yang diletakkan di dalam suatu ruangan yang dirancang khusus untuk
keperluan meradiasi bahan. Ruangan ini dilapisi beton penahan radiasi dan pintu
khusus yang dirancang sesuai perhitungan keselamatan radiasi.

2.4 Pesawat Rontgen


Pesawat sinar-X terdiri dari sistem dan subsistem sinar-X atau komponen. Sistem
sinar-X adalah seperangkat komponen untuk menghasilkan radiasi dengan cara
terkendali. Sedangkan subsistem berarti setiap kombinasi dari dua atau lebih
komponen sistem sinar-X. Pesawat sinar-X diagnostik yang lengkap terdiri dari
sekurang-kurangnya generator tegangan tinggi, panel kontrol, tabung sinar-X,
kolimator, dan tiang penyanggah tabung.
Sebenarnya jenis sinar-X dapat dibedakan berdasarkan proses yang menyebabkan
terjadinya sinar-X itu, yaitu :
1. Radiasi sinar-X yang dihasilkan akibat perlambatan berkas elektron cepat
mengenai anoda yang disebut penegreman laju elektron atau efek
bremsstrahlung yang menghasilkan sinar-X yang mempunyai spectrum yang
kontinyu.

28

2. Radiasi sinar-X yang dihasilkan akibat tumbukan berkas electron cepat dengan
electron orbital anoda. Elektron orbital yang ditumbuk berkas elektron tersebut
akan terdepak keluar orbit dan tempatnya akan diisi oleh elektron dari kulit
luar. Perpindahan orbit electron ini disebut efek auger yang mengeluarkan
sinar-X.
Salah satu keistimewaan sinar-X adalah daya penetrasinya yang sangat kuat
hamper sekuat radiasi gamma. Bahan logam yang terkena sinar-X akan
mengabsorbsinya dan akan memberikan fenomena tentang atom bahan tersebut.
Dengan demikian radiais sinar-X dapat digunakan untuk mengetahui lebih lanjut
tentang sifat atom dari bahan yang mengabsorpsi sinar-X.
Apabila ditinjau dari segi bentuk fisik dan penginstalasiannya maka pesawat sinarX dapat diklasifikasi dalam 3 (tiga) jenis, meliputi:
1) Pesawat Sinar-X Dapat Dijinjing/Portabel (Portable);
2) Pesawat Sinar-X Mudah Dipindahkan (Mobile); dan
3) Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap (Stationery).
Pesawat sinar-X diagnostik dapat dijadikan dalam 7 (tujuh) kelompok, meliputi:
1. Pesawat sinar-X portabel (Portable Radiographic Equipment)

Gambar 5. Pesawat sinar-X portabel (Portable Radiographic Equipment)

2. Pesawat Sinar-X Mobile (Mobile Radiographic Equipment)

28

Gambar 6. Pesawat Sinar-X Mobile (Mobile Radiographic Equipment)

3. Pesawat Sinar-X Mamografi (Mammographic Equipment)

Gambar 7. Pesawat Sinar-X Mamografi (Mammographic Equipment)

4. Pesawat

Sinar-X

Terpasang

Tetap/Besar

(Major/Fixed

Radiographic

Equipment)

Gambar 8. Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap/Besar (Major/Fixed Radiographic

5. Pesawat Sinar-X Fluoroskopi (Fluoroscopic Equipment)

28

Equipment)

Gambar 9. Pesawat Sinar-X Fluoroskopi (Fluoroscopic Equipment)

6. Pesawat Sinar-X Gigi (Dental Radiographic Equipment)

Gambar 10. Pesawat Sinar-X Gigi (Dental Radiographic Equipment)

7. Pesawat Sinar-X CT- Scan (Computed Tomographic Equipment)

Gambar 11. Pesawat Sinar-X CT- Scan (Computed Tomographic Equipment)

28

Pesawat sinar-X diagnostik untuk radiografi maupun fluoroskopi harus dipasang


secara lengkap dengan memenuhi spesifikasi dan parameter keselamatan, antara lain
meliputi:
a) Spesifikasi Radiografi
1. Wadah Tabung
Setiap wadah tabung pesawat sinar-X diagnostik harus dibuat sedemikian
rupa sehingga kebocoran radiasi yang keluar dari berbagai arah tabung,
dengan luas tidak lebih besar 100 cm, paparan di udara 1 mGy dalam 1
jam pada jarak 1 m dari sumber radiasi sinar-X pada saat dioperasikan tiap
tingkat yang dispesifikasi oleh pabrik.

Harus nampak dengan jelas setiap tanda wadah tabung untuk menunjukkan
letak fokus.

2. Diafragma
Wadah tabung pesawat sinar-X stationery harus dilengkapi dengan

kolimator yang ada lampunya.


Sedangkan untuk pesawat sinar-X mobile, lampu kolimatornya lebih baik

yang berbentuk konus jika mungkin.


Diafragma yang membatasi luas lapangan atau konus harus dilengkapi
dengan persyaratan tingkat kebocoran radiasi yang menjelaskan wadah
tabung.

Setiap diafragma harus diberi tanda yang tidak mudah hapus dengan luas
lapangan yang menunjukkan jarak fokus ke film.

3. Filter
Tabung pesawat sinar-X dengan kemampuan rata-rata di atas 100 kV harus
mengggunakan total filter setara 2,5 mm Al dengan 1,5 mm Al filter

permanen atau bawaan.


Wadah tabung harus mempunyai total filter yang ekivalen dengan 2, 0 mm
Al (dengan 1,5 mm filter permanen) untuk pesawat sinar-X yang
pengoperasiannya di atas 100 kV kecuali untuk pesawat mammografi atau

dental.
Mammografi harus mempunyai filter permanen ekivalen 0,5 mm Al atau

0,03 molybdenum (Mo) dalam berkas guna.


Total filter permanen dalam radiografi Dental konvensional dengan
tegangan tabung sekitar 70 kV harus ekivalen 1,5 mm Al.

28

Sedangkan untuk pesawat gigi extra-oral (Panoramic dan Chepalometri)


tegangan tabung lebih besar 70 kV (sekitar 90 kV), total filter harus
ekivalen 2,5 mm Al.

Filter bawaan harus diberi tanda di tabungnya. Filter tambahan juga harus
diberi tanda yang jelas, misalnya pada diafragma.

4. Konus Khusus
Konus dental radiografi atau mammografi harus dibuat sedemikian
sehingga jarak fokus dengan kulit paling tidak 20 cm untuk pesawat yang
beroperasi di atas 60 kV dan sekurang-kurangnya 10 cm untuk pesawat

hingga 60 kV.
Konus dental radiografi harus membatasi luas lapangan pada jarak kurang

dari 7,5 cm pada bagian ujung konus.


Untuk Tomografi Panoramic, ukuran berkas pada holder kaset tidak boleh

melebihi ukuran 10 mm x 150 mm.


Luas berkas total tersebut hendaknya tidak melebihi dari luas celah
penerimaan pemegang (holder) kaset, artinya kelebihan luas tidak boleh

lebih dari 20 %.
Sedangkan untuk Chepalometri harus dilengkapi dengan diafragma atau
kolimasi.

Tempat kedudukan fokus dalam arah sumbu berkas sinar-x harus mudah
terlihat.

b) Spesifikasi Fluoroskopi
1. Tabung dan Filter Fluoroskopi
Wadah tabung harus sesuai dengan tingkat kebocoran radiasi yang telah
dijelaskan padapesawat radiografi.

Berkas guna harus menggunakan total filter tidak kurang dari 2,0 mm Al
untuk fluorokopi umum dan tidak kurang dari 2,5 mm Al untuk
pemeriksaan kardiovaskuler.

2. Kaca Timah Hitam Penahan Radiasi


Kaca timah hitam yang ada pada screen fluoroskopi harus setara dengan
2,0 mm Pb untuk operasi hingga 100 kV.

Untuk peralatan hingga ribuan volt maka timah hitam ekivalensinya 0,01
mm per kV.

28

3. Penutup Karet Timah Hitam


Meja & penyangga pesawat sinar-X harus disediakan dengan perlengkapan

proteksi radiasi Dokter Spesialis Radiologi (DSR) dan petugas lainnya.


Tabir timah hitam ini tebalnya tidak kurang dari 0,5 mm dan ukurannya
sesuai untuk melindungi DSR yang digantungkan :
(a) dari bawah screen hingga dapat menutupi kursi fluoroskopi dan
(b) dari ujung screen, terdekat ke DSR sehingga dapat menutupi bagian
bawah hingga atas meja.

Bucky slot harus disediakan dengan timah hitam setebal 0,5 mm pada
bagian samping DSR.

2.5 Radioisotop
Unsur yang secara alami bersifat radioaktif banyak terdapat di alam.
Semua

isotop

yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang

bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan
promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif

atau

radioisotop, yaitu isotop yang memancarkan radiasi (Siregar,2004). Sedangkan


isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat
juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga terdapat
radioisotop buatan.
Pemanfaatan radioisotop semakin luas dalam berbagai bidang. Secara garis besar,
penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu, sebagai
perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut
didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang
sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia,
yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai
sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat
radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk hidup. Radiasi dapat
digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek biologi.
Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop
tersebut ke dalam suatu sistem (baik sistem fisika, kimia, maupun biologi). Karena
radioisotop tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan sisten tersebut
maka radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai
suatu senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau.
28

Penggunaannya dalam berbagai bidang antara lain:


A. Bidang Kedokteran
Berbagai

jenis

radio

isotop

digunakan

sebagai

perunut

untuk

mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit misalnya : teknesium (Tc-99),


talium-201 (Ti-201), iodin 131(I-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133)
dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap
terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan
paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat
pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara
bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung. I-131 akan diserap oleh
kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, I
-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati
dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24
disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan
peredaran darahmisalnya apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar
gamma yang dipancarkan isotop Natrium tsb.
Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk
penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah
merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa,

juga

digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, I-131
juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit
yang terdapat di dalam organ tubuh. Untuk tujuan diagnosis, pemeriksaan
secara kedokteran nuklir dapat dilakukan
dihasilkan

informasi

diagnosis

diperoleh

informasi tentang

yang

dengan mudah,

akurat.

murah,

Dari diagnosis

ini

serta
dapat

fungsi organ tubuh yang diperiksa serta

gambaran anatominya. Tes diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan


untuk mengetahui:
1. Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
2. Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh.
3. Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh.

28

Technicium-99m (99m Tc) merupakan salah satu jenis radioisotop yang


paling banyak digunakan untuk diagnosis. Radioisotop yang ditemukan oleh
Perrier dan Serge pada 1961 ini dipilih karena mempunyai waktu paro sangat
pendek, yaitu enam jam, sehingga dosis radiasi yang diterima pasien sangat
rendah.
B. Bidang Industri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja
digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain
dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.
C.

Bidang Hidrologi
Penentuan Gerakan Sedimen di Pelabuhan dan Daerah Pantai
Teknik perunut radioisotop dapat digunakan untuk memperkirakan laju
pendangkalan alur pelabuhan. Dengan mengetahui darimana asal dan gerakan
sedimen, kecepatan terjadinya

pendangkalan dapat ditekan.

Radioisotop

perunut yang digunakan berupa pasir tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai
pasir yang terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop yang sering
digunakan adalah Iridium-192, Aurum-198, dan Scandium-46.
Setelah radioisotop diinjeksikan ke dasar laut, kemudian radiasi yang
dipancarkan dilacak dengan detector dan responnya akan dicatat dengan mesin
pencatat radiasi (recorder). Pemantauan terhadap radioisotop yang dilepas ke
dasar laut dilakukan beberapa kali dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil
pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan sedimen, tebal
lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan sedimen. Data yang diperoleh
ini dapat pula digunakan untuk menentukan pembangunan pelabuhan baru
yang sesuai dan tidak memerlukan biaya pengerukan yang tinggi.
Mendeteksi Zat Pencemar Dalam Air
Zat pencemar ditandai dengan radioisotop kemudian melepaskannya di
tempat

yang diperkirakan asal pencemaran, maka pengamatan gerakan zat

pencemar itu dapat dilakukan secara terus menerus. Hal ini dapat dipakai
untuk menentukan lokasi pembuangan yang cocok, tidak mencemari daerah
yang penting dan dapat digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk
28

kawasan wisata, daerah hunian, dan lain-lain.


Teknik perunut radioisotop ini berguna untuk mengetahui asal pencemaran
pada suatu daerah, apakah berasal dari buangan industri atau buangan rumah
tangga. Teknik perunut radioisotop untuk pencemarn lingkungan ini biasanya
menggunakan radioisotop buatan yang dibuat di reaktor nuklir.
Menentukan Kebocoran Dam atau Bendungan
Teknik perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk menentukan
kebocoran/rembesan dan (bendungan). Radioisotop yang digunakan sebagai
perunut harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: tidak berbahaya
bagi manusia atau mahkluk hidup lain di sekelilingnya, aktivitasnya rendah,
waktu paronya pendek, larut dalam air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh
bendungan/dam dan oleh tumbuhan. Radioisotop dilepaskan pada tempat
tertentu di reservoir (air dam) yang diperkirakan sebagai tempat terjadinya
rembesan/bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran pada
bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas, radioisotop akan
masuk mengikuti arah bocoran. Dengan mengikuti/mencacah air yang keluar
dari mata air, sumur- sumur pengamat yang terdapat di daerah downstream,
maka akan dapat diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari rembesan
dam tersebut.
Mengetahui Gerakan Air Tanah
Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Data gerakan
air tanah di suatu daerah sangat berguna untuk pembangunan bendungan,
pembangunan instalasi pengolahan limbah dan lain-lain. Untuk mengetahui
gerakan air tanah digunakan metode sumur banyak (multiwell technique).
Perunut radioisotop diinjeksikan ke dalam sumur yang berada di tengah dan
pada lubang bor yang lain di sekelilingnya, selanjutnya dilakukan pemantauan
dengan detektor radioaktif. Arah gerakan air tanah dapat ditentukan dengan
mengetahui adanya radioaktif pada sumur-sumur bor tersebut. Disamping untuk
mengetahui arah gerakan air tanah, teknik perunut radioisotop ini juga dapat
digunakan untuk mengetahui kecepatan air tanah, permeabilitas dan besaran air
tanah lainnya.
28

Mengetahui Karakterisktik Aliran Cairan di Sumur Minyak


Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan antar sumursumur minyak untuk mengetahui karakterisktik aliran cairan di sekitar sumur
minyak tersebut. Evaluasi yang akurat tentang karakteristik reservoir minyak
pada proyek

Enchanced Oil Recovery, dengan metoda penekanan air

menggunakan perunut radioisotop yang injeksikan ke dalam lubang sumur,


kemudian dipantau di setiap sumur-sumur minyak yang ada. Hasil lain yang
diperoleh berupa data gerakan cairan minyak dan waktu transit antara
sumur injeksi dengan sumur produksi.
Pengukuran Debit Air Sungai
Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air sungai
terbukti lebih sederhana dibandingkan metoda dengan alat ukur arus (Current
Meter). Keunggulan metode perunut radioisotop adalah pengukurannya yang
lebih

cepat

dan

dalam

keadaan

sungai banjir pengukuran tetap dapat

dilaksanakan. Dasar metoda perunut radioisotop adalah pengenceran perunut.


Perunut radioisotop dalam jumlah yang tidak membahayakan dilepaskan di
bagian hulu sungai, kemudian dipantau konsentrasinya di bagian hilir. Perubahan
konsentrasi yang diakibatkan oleh aliran (debit) sungai dapat diketahui dari
perubahan intensitas pancaran radioisotop yang diukur langsung di dalam
aliran air sungai itu.
Melakukan Studi Geothermal
Pemanfaatan sumber panas bumi untuk keperluan tenaga listrik di negara
kita sudah mulai dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik Geothermal
Kamojang. Pemanfaatan teknologi nuklir khususnya teknik perunut radioisotop
telah membantu menentukan suhu sumber panas dan jumlah cadangan panas
dengan jalan menentukan komposisi isotop alam yang dikandung oleh sumber
panas tersebut (Anonim1, 2007)
Menyelidiki Kebocoran Pipa Air Bawah Tanah
Pemeriksaan kebocoran pipa di bawah tanah dengan perunut radioisotop
dapat dilakukan langsung dari permukaan tanah di atas pipa, tanpe perlu
28

dilakukan penggalian. Metode pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan


menginjeksikan perunut radioisotop ke dalam aliran.
Pergerakan radioisotop di dalam pipa dapat diikuti dari atas tanah
menggunakan pemantau radiasi. Tempat yang memberikan hasil cacahan radiasi
yang tinggi mengindikasikan telah terjadi kebocoran di tempat tersebut.
D. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

E. Bidang Pertanian
Penyakit tumbuhan yang disebabkan jamur merupakan masalah pertanian
yang utama. Upaya mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara
kimiawi.

Penelusuran

dengan

radioisotop,

misalnya

dengan

sulfur-35,

dimungkinkan untuk mengukur pertumbuhan kimiawi dalam spora-spora tunggal


dan mengikuti zat kimia sekujur tanaman.
Orang bisa mempelajari siklus kehidupan mikroorganisme dan memahami
bagaimana suhu dan kelembaban mempengaruhi siklus itu. Orang juga bias
menemukan perubahan kimiawi dalam sel tanaman yang membuat tanaman itu
mudah diserang jamur. Penelusur radioisotop dapat menentukan serangga
predator yang senang memangsa serangga hama pemakan tanaman. Hama dibuat
radioaktif, dan jejaknya ditemukan dengan detektor di dalam serangga predator
(Siregar,2004).
Penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi pada prinsipnya menggunakan
unsur radioisotope untuk mempengaruhi materi atau unsur lain. Dengan pengertian
bahwa radiasi yang dipancarkan oleh unsur radioisotop tersebut dapat meubah
susunan, struktur maupun komposisi dari suatu materi sehngga dapat merubah
sifat

dari

materi

yang

dipengaruhi.

berbagai bidang, antara lain :


Bidang Kedokteran
28

Pemanfaatan unsur radioisotop dalam

1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga
dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara
radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi
konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
-

Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.


Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.

Gambar 12. Sterilisasi radiasi

Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara
konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam

proses

pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.


2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya,
baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker
atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel
kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat
pada sel-sel kanker tersebut (Arma, 2004).
Bidang Pertanian
1) Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di
laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak.
Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah
itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi
28

perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil
perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduks hama
tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi
dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa
pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu
kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika
disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan
bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan
radiasi

dengan

dosis

tertentu

sehingga

tersebut
tidak akan

di simpan

diberi

bertunas, dengan

dernikian dapat disimpan lebih lama.


Bidang Industri
1) Pemeriksaan tanpa merusak
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam
atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini
berdasarkan

sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka

intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang
dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang
berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam,
2) Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng
logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa
intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui.
Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih
tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan
mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat
dipertahankan.
28

3) Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu,
barang-barang seni dan lain-lain.

Radiasi juga dapat menningkatkan mutu

tekstil karena mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik
mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan
dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.

28

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sumber radiasi buatan dapat dibagi menjadi reaktor nuklir, akselerator, irradiator,
pesawat rontgen, dan radioisotop.
2. Pada reaktor nuklir, reaksi inti dapat terjadi dengan dua macam yaitu reaksi fisi
dan reaksi fusi.
3. Energi reaksi inti yang terjadi pada akselerator melalui 2 peristiwa, yaitu energi
reaksi inti dan energi neutron hasil reaksi inti.
4. Bentuk irradiator yang banyak digunakan pada umumnya ada dua macam, yaitu
Irradiator tak menetap permanen atau Gammacell dan Irradiator menetap
permanen atau Cave type.
5. Jenis sinar-X dapat dibedakan berdasarkan proses yang menyebabkan terjadinya
sinar-X itu, yaitu :
a. Radiasi sinar-X yang dihasilkan akibat perlambatan berkas elektron cepat
mengenai anoda yang disebut penegreman laju elektron atau efek
bremsstrahlung yang menghasilkan sinar-X yang mempunyai spectrum yang
kontinyu.
b. Radiasi sinar-X yang dihasilkan akibat tumbukan berkas electron cepat dengan
electron orbital anoda. Elektron orbital yang ditumbuk berkas elektron tersebut
akan terdepak keluar orbit dan tempatnya akan diisi oleh elektron dari kulit
luar. Perpindahan orbit electron ini disebut efek auger yang mengeluarkan
sinar-X.
6. Penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu, sebagai
perunut (tracer) dan sumber radiasi.

28

3.2 Saran

1. Sumber radiasi buatan merupakan sumber radiasi hasil buatan manusia karena
perkembangan teknologi. Perlu ditingkatkan kembali ilmu pengetahuan dan
teknologi nuklir sehingga semakin berkembang guna kesejahteraan masyarakat.

28

DAFTAR PUSTAKA
Wardhana, Wisnu Arya. 2007. Teknologi Nuklir : Proteksi Radiasi dan Aplikasinya.
Yogyakarta : ANDI.
Siregar, Prof. Dr. Rustam E. 2004. Aplikasi Damai Teknik Nuklir. FMIPA Unpad :
Bandung.
Arma, Abdul Jalil Amri .2004 .Zat Radio Aktif Dan Penggunaan Radio Isotop Bagi
Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat - Universitas Sumatera Utara
Akhadi, Mukhlis. 2004. Pemanfaatan Radioisotop Dalam Teknik Nuklir Kedokteran.
BadanTenaga Nuklir nasional
Anonim1.

2007.

Nuklir

Di

Bidang

Kesehatan

Dan

Kedokteran.

(Online).

(www.infonuklir.com). (diakses tanggal 14 November 2007)


http://id.wikipedia.org/wiki/Reaktor_nuklir
http://oze3.wordpress.com/2011/03/15/energi-nuklir-pengertian-dan-pemanfaatannya/
http://karbene.blogspot.com/2011_05_01_archive.html

28

Anda mungkin juga menyukai