BUATAN
Teknokimia Nuklir Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
BATAN
Disusun Oleh :
Niken Siwi Pamungkas
Novita Eka Susanti
Nur Azizah Putrisetya
Riftanio Natapratama
Risha Diah Ramadhani
Tino Umbar
Widya Pangestika
Ristiana Dwi Hastuti
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah mata kuliah Radioekologi dan Toksikoekologi yang berjudul
Radiasi Buatan . Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,
tetapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Ibu Giyatmi selaku dosen mata kuliah
Radioekologi dan Toksikoekologi telah membantu dan membimbing kami dalam
mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
mahasiswa TKN 2011 yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini.Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 25 September 2014
28
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1
Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3
Tujuan..........................................................................................................................5
1.4
Manfaat........................................................................................................................5
BAB II ISI..................................................................................................................................6
2.1
Reaktor Nuklir.............................................................................................................6
Akselerator................................................................................................................12
a.
b.
2.3
Irradiator....................................................................................................................15
2.4
Pesawat Rontgen.......................................................................................................17
2.5
Radioisotop................................................................................................................23
Kesimpulan................................................................................................................31
3.2
Saran..........................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................32
28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara garis besar radiasi dapat dikelompokkan menjadi 2 sumber radiasi, yaitu :
1. Radiasi Alam
2. Radiasi Buatan
Radiasi Alam merupakan radiasi yang sudah ada seak terbentuknya alam semesta
ini dan akan terus ada selama alam semesta ini ada dan lenyap bersamaan dengan
lenyapnya alam semesta ini.
Sedangkan radiasi buatan merupakan radiasi yang dibuat oleh manusia sejak
manusia mengenal dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Radiasi
buatan ini mulai ada sejak tahun 1895 ketika ahli fisika Jerman yang bernama
Wilhelm Conraad Rontgen berhasil menemukan pesawat sinar-X. Radiasi buatan
manusia ini mengalami perkembangan lebih pesat mulai tahun 1945 ketika manusia
berhasil membuat bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki (Jepang)
oleh Amerika Serikat.
Ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir pada saat ini semakin berkembang dengan
adanya sumber radiasi buatan. Sumber radiasi buatan pada saat ini banyak dijumpai
aplikasinya dalam berbagai macam bidang kegiatan. Pada dasarnya, sumber radiasi
buatan dapat dibagi menjadi :
1. Reaktor Nuklir
2. Akselerator
3. Irradiator
4. Pesawat Rontgen
5. Radioisotop
Pada makalah ini, akan dibahas satu per satu mengenai sumber radiasi buatan
tersebut.
1.3 Tujuan
Dapat
menjelaskan
mengenai
macam-macam
sumber
radiasi
buatan
dan
1.4 Manfaat
Kita dapat mengetahui pemanfaatan sumber radiasi buatan di berbagai bidang untuk
kesejahteraan umat manusia.
28
BAB II
ISI
2.1 Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk
membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju
yang tetap. Berbeda dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi pada orde
pecahan detik dan tidak terkontrol.
Reaktor nuklir juga disebut dengan reaktor atom, yaitu tempat terjadinya reaksi
inti yang menghasilkan radiasi buatan berupa zat radioaktif. Reaksi inti berdasarkan
mekanisme reaksinya terdiri dari 2 macam, yaitu :
A. Reaksi Fisi (reaksi pembelahan inti)
Reaksi fisi adalah proses reaksi nuklir yang terjadi karena inti atom terbelah
menjadi partikel-partikel inti yang lebih ringan karena tertumbuk oleh partikel inti
lain. Reaksi fisi merupakan reaksi nuklir eksotermis yang akan menghasilkan
partikel inti yang lebih ringan (sering disebut produk fisi), beberapa partikel
neutron, gelombang elektromagnetik dalam bentuk radiasi sinar gamma, dan
sejumlah energi. Gambar disamping ini melukiskan proses reaksi fisi dari inti
atom uranium-235 yang tertumbuk oleh sebuah neutron dengan kecepatan rendah
(neutron kecepatan rendah sering disebut sebagai neutron termal). Reaksi fisi
uranium-235 menghasilkan produk fisi berupa barium-141 dan kripton-92, tiga
buah neutron cepat (masing-masing neutron memiliki energi kinetik ~2 MeV), dan
sejumlah energi.
Energi fisi menurut Merriam Webster, Fisi adalah proses di mana inti atom
berat terpecah. Dalam istilah sederhana, fisi terjadi ketika atom membelah. Itu
baik terjadi melalui peluruhan radioaktif atau karena telah dibombardir oleh
partikel subatomik lainnya yang dikenal sebagai neutrino. Dalam keadaan biasa
(tercapainya massa kritis) neutron yang dihasilkan dapat membagi atom lebih
lanjut, yang pada gilirannya membawa lebih banyak pembagian, menciptakan
reaksi berantai yang sangat cepat. Pembangkit listrik tenaga nuklir memanfaatkan
proses fisi untuk menciptakan energi.
28
Reaksi Fisi biasanya terjadi secara berantai yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
X + n > X1 + X2 + (2 - 3) n + E.
Contoh reaksi fisi :
n1 +
U235 56Ba144 +
92
36
28
2. Reaksi Fisi Berantai Tak terkendali, sebagai dasar untuk membuat bom atom.
Reaksi fisi tak terkendali yaitu reaksi fisi yang jumlah neutron hasil
pembelahan tidak dikendalikan, sehingga neutron hasil pembelahan mungkin
akan menembak sasaran lain sehingga akan dihasilkan lebih banyak lagi
radionuklida baru.
Definisi
Fisi
Fusi
bersama-sama
serangkaian
dalam
laboratorium,
sambil
melepaskan energi.
28
untuk
perbedaan utama
Fisi
memecah
atom
inti
menjadi
Fusi
bergabung
inti
atom bersama-sama.
potongan kecil.
Unsur
Proses
Unsur-unsur
awal
lebih
banyak
atau
dibandingkan dengan
lebih
dibandingkan
produk fisi.
menggabungkan
bersama-sama
ringan.
melepaskan
tinggi
proton
sejumlah
besar energi.
Misalnya
Uranium
dapat
menghasilkan
membentuk helium.
P >>>
4
2He
E >>>
E >>>
n1
T >>>
T >>>
Keterangan :
P >>>
T >>>
E >>>
D2 (1H2) =
T3 (1H3) =
Tritium atau Hidrogen Tiga didapat dari unsur yang ada pada kulit
bumi (kerak bumi)
28
2.2 Akselerator
Akselerator adalah alat pemercepat partikel bermuatan yang pada awalnya
merupakan alat untuk menghasilkan neutron. Akselerator untuk menghasilkan neutron
pada dasarnya ada 2 macam, yaitu :
a. Akselerator linier, yaitu pemercepat partikel yang dilengkapi dengan sumber
tegangan tinggi yang berupa generator Cockcroft-Walton, atau dapat juga
menggunakan sumber tegangan tinggi yang berasal dari generator Van de Graff.
Dalam hal ini partikel bermuatan dipercepat geraknya secara linier, sehingga alat
ini sering disebut dengan linac, singkatan linier accelerator.
b. Akselerator siklis, yaitu akselerator yang dilengkapi dengan alat pemercepat
partikel yang gerakannya melingkar mengikuti sepasang alur Dee yang ada dalam
medan magnet tertentu. Contoh jenis akselerator siklis adalah cyclotron.
Akselerator terdiri dari 3 komponen utama, yaitu :
1) Sumber berkas (beam source)
Merupakan alat penghasil ion atau elektron yang akan ditembakkan ke atom
sasaran. Sumber gas pada umumnya dalam bentuk fase gas.
2) Sistem pemercepat partikel (acceleration system)
Suatu alat berupa sumber tegangan tinggi yang mempercepat gerakan ion atau
elektron. Alat tersebut sering disebut dengan generator tegangan tinggi, bias
memakai generator Cockcroft-Walton, generator Van de Graff (untuk akselerator
linier) atau generator Dee siklotron (untuk akselerator siklis).
3) Sistem pengendali berkas
Seperangkat alat yang mengendalikan arah, ukuran berkas (beam size), divergensi
atau konvergensi berkas. System ini terdiri dari perangkat penghasil medan
magnet, system slits dan kolimator, system hampa serta system monitoring (beam
monitoring system).
Energi reaksi inti yang terjadi pada akselerator melalui 2 peristiwa, yaitu :
28
Pada akselerator terjadi reaksi inti akhibat adanya sasaran (target) yang ditembak
oleh partikel bermuatan yang dipercepat, yaitu secara singkat yang ditulis sebagai
A(x,n)B atau :
A+xB+n+Q
Dengan catatan bahwa :
A : sasaran yang diam (target) yang mempunyai massa MA
X : partikel yang dipercepat dengan massa Mx dan energi kinetiknya Ex
B : partikel radioaktif hasil reaksi dengan massa MB dan energi kinetiknya EB
n
28
sesuai dengan pilihan reaksi yang digunakan. Energinya dapat divariasi dengan
mengubah energi partikel penembak.
Reaksi-reaksi inti yang dapat digunakan pada akselerator produksi neuron
adalah seperti contoh di bawah ini :
H3 (p , n) He3
Li7 (p , n) Be7
H2 (d , n) He3
H3 (d , n) He4
Be9 ( , n) C12
Q = - 0,743 MeV
Q = - 1,644 MeV
Q = + 3,268 MeV
Q = + 17,588 MeV
Q=+
5,704 MeV
XA
n1
XmA+1
Z-2
YA-3
He4
Pada persamaan reaksi tersebut di atas timbul inti antara atau inti majemuk
yang bersifat sebagai transisi, yaitu
XA
n1
XmA+1
Z-1
YA
H1
Pada reaksi tersebut di atas terbentuk proton dan inti baru yang mempunyai
nomor massa tetap, sementara nomor atomnya berkurang satu.
28
c. Reaksi (n , 2n)
Z
XA
n1
XmA+1
YA-1
n1
n1
Dalam reaksi tersebut di atas, inti atom akan menangkap satu neutron tetapi
setelah menjadi inti baru akan melepaskan dua neutron baru. Dalam hal ini
muatan atau nomor atomnya tidak berubah, akan tetapi nomor massanya
berkurang satu.
d. Reaksi (n , )
Z
XA
n1
XmA+1
YA-1
Pada reaksi tersebut di atas, ada kemungkinan terjadinya inti baru yang
disertai oleh satu atau lebih radiasi Gamma yang tak bermassa dan tak
bermuatan. Akibatnya, inti baru nomor massanya akan bertambah satu, sedang
nomor atomnya tetap sama dengan keadaan semula.
e. Reaksi pembelahan atau reaksi fisi ( n , f)
Z
XA
n1
XmA+1
XA1
Z1
Z2
XA2
+ (2-3) 0n1
Pada reaksi pembelahan, inti majemuk akan meluruh membentuk dua atau
lebih inti baru yang tidak stabil. Untuk menjadi stabil, inti-inti baru tersebut
akan meluruh dengan memancarkan radiasi. Dalam hal ini inti-inti baru
tersebut bersifat radioaktif.
Inti-inti baru yang terbentuk dari reaksi tersebut, pada akhirnya akan menjadi
unsur baru yang radioaktif dan disertai pancaran radiasi. Semua contoh reaksi tersebut
dapat digunakan pada teknik analisis aktivasi neutron yang menghasilkan unsur-unsur
radioaktif.
Akselerator juga dapat digunakan sebagai mesin implantasi ion. Mesin
implantasi ion berfungsi mencangkokkan ion ke dalam suatu bahan dengan cara
menembakkan ion ke dalam bahan dengan menggunakan mesin pemercepat partikel
atau akselerator.
28
2.3 Irradiator
Irradiator adalah suatu alat yang digunakan untuk meradiasi suatu bentuk bahan
dengan sumber radiasi yang ada pada irradiator yang pada umumnya berupa sumber
radiasi Gamma dengan aktivitas tinggi. Sumberradiasi Gamma yang digunakan pada
umumnya memiliki aktivitas yang cukup besar dan memiliki umur paro yang panjang
agar aktivitasnya relative tetap, karena dengan berjalannya waktu maka aktivitasnya
akan menurun secara eksponensial. Kalau umurnya panjang maka penurunan
aktivitasnya akan lambat, sesuai dengan persamaan de Alembert berikut ini :
A = Ao e-t
Dengan notasi :
A
= aktivitas saat ini
Ao = aktivitas semula
= konstanta peluruhan
t
(bahan yang akan diradiasi) yang dibuat menjadi radioaktif. Radiasi Gamma yang
diserap oleh bahan memungkinkan terjadinya reaksi inti melalui proses reaksi ( , p),
( , n), atau reaksi ( , ). Proses reaksi tersebut dinamakan juga dengan nuclear
photoeffect.
Irradiator pada saat ini lebih banyak digunakan untuk keperluan aplikasi teknologi
nuklir dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan industry. Pemanfaatan radiasi
Gamma ini berdasarkan beberapa sifatnya yang terjadi pada saat berinteraksi dengan
materi (bahan), baik melalui proses kimia, proses fisika, proses biokimia maupun
melalui proses biologi. Proses yang terjadi tergantung pada bahan yang diradiasi,
dapat terjadi sendiri-sendiri, atau terjadi melalui proses gabungan.
Bentuk irradiator yang banyak digunakan pada umumnya ada dua macam, yaitu :
a. Irradiator tak menetap permanen atau Gammacell
Irradiator berbentuk silinder yang dilengkapi alat control. Irradiator ini dapat
bergerak untuk dipindahkan ke tempat yang diinginkan. Pada irradiator jenis ini
sumber radiasi ada di dalam tabung silinder yang dilapisi bahan pelindung radiasi.
28
Sampel yang akan diradiasi diletakkan di atas sumber radiasi, yaitu pada sample
chamber.
Gambar 4. Gammacell
28
2. Radiasi sinar-X yang dihasilkan akibat tumbukan berkas electron cepat dengan
electron orbital anoda. Elektron orbital yang ditumbuk berkas elektron tersebut
akan terdepak keluar orbit dan tempatnya akan diisi oleh elektron dari kulit
luar. Perpindahan orbit electron ini disebut efek auger yang mengeluarkan
sinar-X.
Salah satu keistimewaan sinar-X adalah daya penetrasinya yang sangat kuat
hamper sekuat radiasi gamma. Bahan logam yang terkena sinar-X akan
mengabsorbsinya dan akan memberikan fenomena tentang atom bahan tersebut.
Dengan demikian radiais sinar-X dapat digunakan untuk mengetahui lebih lanjut
tentang sifat atom dari bahan yang mengabsorpsi sinar-X.
Apabila ditinjau dari segi bentuk fisik dan penginstalasiannya maka pesawat sinarX dapat diklasifikasi dalam 3 (tiga) jenis, meliputi:
1) Pesawat Sinar-X Dapat Dijinjing/Portabel (Portable);
2) Pesawat Sinar-X Mudah Dipindahkan (Mobile); dan
3) Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap (Stationery).
Pesawat sinar-X diagnostik dapat dijadikan dalam 7 (tujuh) kelompok, meliputi:
1. Pesawat sinar-X portabel (Portable Radiographic Equipment)
28
4. Pesawat
Sinar-X
Terpasang
Tetap/Besar
(Major/Fixed
Radiographic
Equipment)
28
Equipment)
28
Harus nampak dengan jelas setiap tanda wadah tabung untuk menunjukkan
letak fokus.
2. Diafragma
Wadah tabung pesawat sinar-X stationery harus dilengkapi dengan
Setiap diafragma harus diberi tanda yang tidak mudah hapus dengan luas
lapangan yang menunjukkan jarak fokus ke film.
3. Filter
Tabung pesawat sinar-X dengan kemampuan rata-rata di atas 100 kV harus
mengggunakan total filter setara 2,5 mm Al dengan 1,5 mm Al filter
dental.
Mammografi harus mempunyai filter permanen ekivalen 0,5 mm Al atau
28
Filter bawaan harus diberi tanda di tabungnya. Filter tambahan juga harus
diberi tanda yang jelas, misalnya pada diafragma.
4. Konus Khusus
Konus dental radiografi atau mammografi harus dibuat sedemikian
sehingga jarak fokus dengan kulit paling tidak 20 cm untuk pesawat yang
beroperasi di atas 60 kV dan sekurang-kurangnya 10 cm untuk pesawat
hingga 60 kV.
Konus dental radiografi harus membatasi luas lapangan pada jarak kurang
lebih dari 20 %.
Sedangkan untuk Chepalometri harus dilengkapi dengan diafragma atau
kolimasi.
Tempat kedudukan fokus dalam arah sumbu berkas sinar-x harus mudah
terlihat.
b) Spesifikasi Fluoroskopi
1. Tabung dan Filter Fluoroskopi
Wadah tabung harus sesuai dengan tingkat kebocoran radiasi yang telah
dijelaskan padapesawat radiografi.
Berkas guna harus menggunakan total filter tidak kurang dari 2,0 mm Al
untuk fluorokopi umum dan tidak kurang dari 2,5 mm Al untuk
pemeriksaan kardiovaskuler.
Untuk peralatan hingga ribuan volt maka timah hitam ekivalensinya 0,01
mm per kV.
28
Bucky slot harus disediakan dengan timah hitam setebal 0,5 mm pada
bagian samping DSR.
2.5 Radioisotop
Unsur yang secara alami bersifat radioaktif banyak terdapat di alam.
Semua
isotop
bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan
promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif
atau
jenis
radio
isotop
digunakan
sebagai
perunut
untuk
juga
digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, I-131
juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit
yang terdapat di dalam organ tubuh. Untuk tujuan diagnosis, pemeriksaan
secara kedokteran nuklir dapat dilakukan
dihasilkan
informasi
diagnosis
diperoleh
informasi tentang
yang
dengan mudah,
akurat.
murah,
Dari diagnosis
ini
serta
dapat
28
Bidang Hidrologi
Penentuan Gerakan Sedimen di Pelabuhan dan Daerah Pantai
Teknik perunut radioisotop dapat digunakan untuk memperkirakan laju
pendangkalan alur pelabuhan. Dengan mengetahui darimana asal dan gerakan
sedimen, kecepatan terjadinya
Radioisotop
perunut yang digunakan berupa pasir tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai
pasir yang terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop yang sering
digunakan adalah Iridium-192, Aurum-198, dan Scandium-46.
Setelah radioisotop diinjeksikan ke dasar laut, kemudian radiasi yang
dipancarkan dilacak dengan detector dan responnya akan dicatat dengan mesin
pencatat radiasi (recorder). Pemantauan terhadap radioisotop yang dilepas ke
dasar laut dilakukan beberapa kali dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil
pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan sedimen, tebal
lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan sedimen. Data yang diperoleh
ini dapat pula digunakan untuk menentukan pembangunan pelabuhan baru
yang sesuai dan tidak memerlukan biaya pengerukan yang tinggi.
Mendeteksi Zat Pencemar Dalam Air
Zat pencemar ditandai dengan radioisotop kemudian melepaskannya di
tempat
pencemar itu dapat dilakukan secara terus menerus. Hal ini dapat dipakai
untuk menentukan lokasi pembuangan yang cocok, tidak mencemari daerah
yang penting dan dapat digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk
28
cepat
dan
dalam
keadaan
E. Bidang Pertanian
Penyakit tumbuhan yang disebabkan jamur merupakan masalah pertanian
yang utama. Upaya mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara
kimiawi.
Penelusuran
dengan
radioisotop,
misalnya
dengan
sulfur-35,
dari
materi
yang
dipengaruhi.
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga
dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara
radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi
konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
-
Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara
konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam
proses
perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil
perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduks hama
tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi
dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa
pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu
kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika
disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan
bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan
radiasi
dengan
dosis
tertentu
sehingga
tersebut
tidak akan
di simpan
diberi
bertunas, dengan
intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang
dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang
berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam,
2) Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng
logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa
intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui.
Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih
tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan
mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat
dipertahankan.
28
3) Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu,
barang-barang seni dan lain-lain.
tekstil karena mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik
mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan
dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sumber radiasi buatan dapat dibagi menjadi reaktor nuklir, akselerator, irradiator,
pesawat rontgen, dan radioisotop.
2. Pada reaktor nuklir, reaksi inti dapat terjadi dengan dua macam yaitu reaksi fisi
dan reaksi fusi.
3. Energi reaksi inti yang terjadi pada akselerator melalui 2 peristiwa, yaitu energi
reaksi inti dan energi neutron hasil reaksi inti.
4. Bentuk irradiator yang banyak digunakan pada umumnya ada dua macam, yaitu
Irradiator tak menetap permanen atau Gammacell dan Irradiator menetap
permanen atau Cave type.
5. Jenis sinar-X dapat dibedakan berdasarkan proses yang menyebabkan terjadinya
sinar-X itu, yaitu :
a. Radiasi sinar-X yang dihasilkan akibat perlambatan berkas elektron cepat
mengenai anoda yang disebut penegreman laju elektron atau efek
bremsstrahlung yang menghasilkan sinar-X yang mempunyai spectrum yang
kontinyu.
b. Radiasi sinar-X yang dihasilkan akibat tumbukan berkas electron cepat dengan
electron orbital anoda. Elektron orbital yang ditumbuk berkas elektron tersebut
akan terdepak keluar orbit dan tempatnya akan diisi oleh elektron dari kulit
luar. Perpindahan orbit electron ini disebut efek auger yang mengeluarkan
sinar-X.
6. Penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu, sebagai
perunut (tracer) dan sumber radiasi.
28
3.2 Saran
1. Sumber radiasi buatan merupakan sumber radiasi hasil buatan manusia karena
perkembangan teknologi. Perlu ditingkatkan kembali ilmu pengetahuan dan
teknologi nuklir sehingga semakin berkembang guna kesejahteraan masyarakat.
28
DAFTAR PUSTAKA
Wardhana, Wisnu Arya. 2007. Teknologi Nuklir : Proteksi Radiasi dan Aplikasinya.
Yogyakarta : ANDI.
Siregar, Prof. Dr. Rustam E. 2004. Aplikasi Damai Teknik Nuklir. FMIPA Unpad :
Bandung.
Arma, Abdul Jalil Amri .2004 .Zat Radio Aktif Dan Penggunaan Radio Isotop Bagi
Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat - Universitas Sumatera Utara
Akhadi, Mukhlis. 2004. Pemanfaatan Radioisotop Dalam Teknik Nuklir Kedokteran.
BadanTenaga Nuklir nasional
Anonim1.
2007.
Nuklir
Di
Bidang
Kesehatan
Dan
Kedokteran.
(Online).
28