Skripsi Wiwin PDF
Skripsi Wiwin PDF
Skripsi
OLEH :
WIWIN LISTYOWATI
NIM : 106101003362
LEMBAR PERNYATAAN
Wiwin Listyowati
PT Unitex Tbk terletak di jalan raya Tajur No.1 Desa Sindang Rasa Kecamatan Ciawi,
Bogor Jawa Barat. PT Unitex Tbk merupakan salah satu Industri tekstil yang terdiri dari empat
bagian yaitu Spinning, Wieving, Dyeing dan Utility. PT Unitex Tbk memproduksi barang
terutama kain jadi untuk kalangan menengah ke atas. Barang hasil produksi yang dihasilkan
berupa benang tenun, kain mentah dan kain jadi.
Bagian spinning menyimpan risiko keselamatan kerja yang besar, hal ini disebabkan lebih
beragamnya proses kerja yang terjadi di bagian spinning. Salah satu proses kerja yang
mempunyai risiko keselamatan kerja terbesar di bagian spinning adalah proses winding, karena
pada proses spinning menggunakan bejana tekan atau heat setter yang bersuhu 150 celcius.
Risiko yang terbesar dalam tahap ini adalah peledakan yang dapat menyebabkan disaster. Di
departemen spinning sendiri, tahap proses kerjanya terdiri dari blowing,carding, pre drawing,
lap former, combing, drawing 1st, 2nd, 3rd, simplex frame, ring spinning dan winding.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada
proses spinning di bagian produksi PT. Unitex Tbk, Bogor Jawa Barat. Sedangkan tujuan
khususnya adalah untuk mengetahui tahapan pekerjaan proses spinning, risiko keselamatan, dan
faktor tingkat risiko yang terdiri dari konsekuensi, paparan, dan kemungkinan serta tingkat
risiko.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan observasi langsung dan
wawancara dengan supervisor departemen, operator mesin di bagian pemintalan/spinning, P2K3
departemen spnning dan petugas klinik perusahaan(dokter perusahaan) yang ada didalamnya
dengan menggunakan instrumen observasi (kamera digital) dan panduan wawancara. Setelah itu
dilakukan penilaian risiko dengan menggunakan metode analisis semi kuantitatif.
ABSTRACT
PT Unitex Tbk is located in Tajur Street No.1 Sindang Rasa, Ciawi, Bogor West Java. PT Unitex
Tbk is one of the textile companies that consist of four parts, such as spinning, wieving, dyieing
and utility. PT Unitex Tbk produced things especially yarn finished for the middle class. The
produced good is yarn, yarn dyeing and yarn finished.
The spinning department saved a big safety occupational risk, it was caused by more types
of working process have been done in spinning department. One of work process which has a
biggest safety occupational risk in spinning department is winding process, because of winding
process using a pressure vessel or heat setter with temperature more than 1500 Celsius. The
biggest risk in this process is blasting that can cause of disaster. Spinning department itself,
working process such as blowing, carding, pre drawing, lap former, combing, drawing 1st, 2nd,
3rd, simplex frame, ring spinning and winding.
General purpose of this study was to determine the level of safety risk in spinning
department of the production section PT Unitex Tbk Bogor West Java. While the aim particular
is to know the stages of the process of spinning, safety risk and factors comprising the level of
risk consist of consequences, exposure and level of risk.
This research is a qualitative research which doing direct observation and interview with
supervisor department, machine operator in spinning, P2K3 spinning department and company
doctor which inside by observation instrument(digital camera ) and interview guide and then it
was done risk assessment through semi quantitative analyze method.
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Drs.M.Farid Hamzens.M.si
Pembimbing Skripsi II
iv
Drs.M.Farid Hamzens.M.si
Anggota I
(Rulyenzi Rasyid.MKKK)
Anggota II
: Wiwin Listyowati
No. KTP
: 32.77.02.2008/03763/02013288
Tempat/Tgl. Lahir
Umur
: 23 Tahun
Agama
: Islam
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Status Kewarganegaraan
: WNI
Alamat
No.Telp
: 081386050638/081906078957
Email/blog
: wiwinlistio@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
No
Lembaga
2
3
Jurusan
SMAN 1 Lampung
MTS Darul Huda. Lampung
MI Darul Huda. Lampung
K3 (Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja) Kesehatan
Masyarakat
-
Tahun
2006 - Sekarang
Lulus tahun 2006
Lulus tahun 2003
Lulus tahun 2000
Lembaga
Survey Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Tangerang
tahun 2009
Training Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 ; 2004
Training Sistem Manajemen K3 OSHA 18001 ; 2007
Debat Refleksi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Seminar Kesehatan Pencegahan Dini terhadap
vi
Tahun
2009
2008
2008
2008
2008
Osteoporosis
Seminar Populer Move Your Body, Your Hearts Healthy
Training Jurnalistik Televisi Mempersiapkan Jurnalis
Handal dan Professional Menuju Era Informasi Global
Sarasehan Mahasiswa Lintas Agama dan Peringatan Hari
Perempuan Internasional Kerukunan Umat Beragama
Menuju NKRI dan Kekerasan Terhadap Perempuan,
Kesehatan Reproduksi, dan Trafficking Dalam Prespektif
Gender
Menjawab Tantangan Masa Depan Melalui Upaya
Peningkatan Derajat Kesehatan
Seminar Kesehatan Tahukah Anda Kolesterol dan
Resikonya?
5
6
8
9
2008
2008
2007
2007
2006
ORGANISASI
No
1
2
5
6
3
4
7
8
9
10
11
12
Lembaga
Tahun
vii
2000 2001
2002 2003
2003 2004
2003 2004
2004 2005
2004 2006
2004
2008
2008 2009
2008 2009
2009
2008 sekarang
LEMBAR PERSEMBAHAN
Di langit
Sore makin menua
Cahayanya terus melinsir
Menyisakan lembayung pucat di ujung hari
Senja meluruh dalam bisu
Dan pertempuran kehidupan
Baru saja akan di mulai
Bersama doa - doa yang berpendar
Dari mentari yang bersinar esok pagi
Dedicated to Ayah dan Ibu, kedua kakak dan ketiga adik ku,Mas Alif,
Guru-guru ku serta sahabat dekat dan semua yang telah mendukung
dalam menempuh studi
viii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Allah SWT yang menciptkan dunia dan seisinya dengan beraneka
ragam, dan menjadikan perbedaan sebagai rahmat-NYA, syukur tak pernah henti penulis
ucapkan atas ridho-NYA akhirnya laporan magang yang berjudul ANALISIS TINGKAT
RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PROSES PEMINTALAN (SPINNING) DI
BAGIAN PRODUKSI PT. UNITEX TBK TAHUN 2010 (STUDI KUALITATIF) telah
penulis selesaikan, shalawat beserta salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Rasulallah
SAW yang membawa umatnya dari jaman gelap gulita ke jaman terang benderang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan,
petunjuk dan motivasi dari banyak orang, dan tanpa bantuannya penulis belum tentu bisa
menyelesaikannya.
Dengan kerendahan hati penulis memberikan rasa hormat dan ucapan terimakasih
sebanyak - banyaknya kepada:
1. Kedua orang tua penulis tercinta, Ayah juara satu seluruh dunia Bapak Suyitno Sumarjo
dan Dewi Sri ku, Bunda Sriatin yang selalu memberikan motivasi dan inventarisasi baik
moril maupun materil dari lahir sampai sekarang, selalu mebimbing penulis untuk tetap
kuat dan tegar dimanapun dan kapanpun. Kakak-kakakku tersayang Marheni Widiasih
dan Darsono.MS, Tutut Marheni Famularsih S.Pd dan Wawan Setiawan.SIP. Adikadikku tercinta, pembangkit semangat dan perjuangan ku Laily Ramadhani, Syaira Afifah
Salsabilla, El-Zerrina Ayla Varda dan si Bontot Jagoan ku Arya Pramodya al-Ghifari
yang selalu membuat hari- hari ceria tetap semangat. Perjuangan Kakak untuk kalian
adik-adikku.
2. Orang tua kedua ku,Dosen pribadi ku, Ir. Suwadi Darmatyas Adipranoto dan Siti
Masykuriyah S.ag yang telah memberikan dorongan baik moril dan materil bagi penulis.
Serta keponakan ku yang lucu Elmerelllia balqis safira maharsiwi dan Irvan Haq
ix
Zwagery ananta kusuma yang selalu meramaikan suasana dan penghilang duka. Zaaffar
Shodieq dan Dini Akmalia. Thankz full untuk suportnya.
3. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak dr. Yuli P. Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM, yang selalu banyak memberikan masukan
dan saran, serta meluangkan waktunya dalam membimbing penulis dengan sabar.
6. Ibu Iting shofwati ST, MKKK selaku penanggung jawab peminatan K3 FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr.Arif Sumantri yang selalu member motivasi dan nasehat serta masukan bagi
penulis.
8. Bapak Ir. Sukoco. Selaku Manager HRD PT Unitex Tbk. Yang selalu meluangkan waktu
untuk membimbing penulis.
9. Ibu Dra.R.Dedeh Hasanah yang dengan sabar membantu dan membimbing bahkan
tempat curhat penulis dalam melaksanakan kegiatan magang di PT Unitex Tbk. Hatur
Nuhun Bu.
10. Bapak-Bapak kepala bagian yang rela meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dalam melaksanakan magang.
11. Temen sekamar ku Risma Duma Siregar yang selalu tersnyum setiap saaat. Thankz untuk
supportnya
sister,
semoga
rencana
10/10/2010
mu
tercapai.
13. Mas Alif yang selalu mensupport dan menemani penulis dalam susah dan senang,
terakhir selalu terurai doa yang tulus untuk Alm.Yardiyansyah Kusuma semoga Allah
memberikan tempat yang indah di Surga. Miss u always... ever and forever.
Terakhir dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga semua amal kebaikan
semua pihak dibalas oleh Allah SWT amin. dan semoga laporan magang ini dapat menambah
khazanah pengetahuan penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan masalah........................................................................... 6
1.3 Pertanyaan penelitian ........................................................................ 6
1.4 Tujuan penelitian ............................................................................. 7
1.4.1 Tujuan Umum ....................................................................... 7
1.4.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 7
1.5
Manfaat ......................................................................................... 8
2.2
2.3
2.4
Pemintalan(spinning) ................................................................... 31
xii
BAB V HASIL
5.1 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................... 53
5.2 Gambaran tahapan pekerjaan proses pemintalan (spinning) di bagian
produksi PT Unitex Tbk ................................................................... 62
5.3 Identifikasi risiko pada setiap tahapan proses kerja pemintalan (spinning)
di bagian produksi PT Unitex Tbk..................................................... 64
5.4 Analisis risiko pada setiap tahapan pekerjaan proses pemintalan
(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk ................................... 96
5.5 Evaluasi risiko pada setiap tahapan pekerjaan proses pemintalan
(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk ..................................129
xiii
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian ...................................................................144
6.2 Pembahasan Hasil Identifikasi Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan
Proses Pemintalan/ Spinning di Departemen Spinning Bagian Produksi PT Unitex
Tbk .................................................................................................144
6.3 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan Proses
Pemintalan/ Spinning di Departemen Spinning Bagian Produksi PT Unitex Tbk
.......................................................................................................145
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Halaman
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Halaman
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Nomor Diagram
Halaman
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia
tekstil dan pakaian di Eropa dan Amerika berubah sebagai hasil dari pengembangan
teknologi dan kondisi ekonomi, dengan restrukturisasi usaha, modernisasi serta
beradaptasi dengan perubahan teknologi. Ada kecenderungan bergerak pada produksi
massal produk sederhana menuju produk yang lebih luas. Berbagai produk yang
dihasilkan bernilai tambah yang tinggi. Teknis dan industri khususnya produk subsektor
adalah wilayah di mana produsen Eropa mampu memimpin pangsa pasar dunia.
Perkembangan ini juga berdampak pada kerja di sektor ini, dengan perubahan model
kerja (misalnya subkontrak), dan sebagai hasil dari teknik yang terlibat, dilakukan
penilaian tentang bahaya dan risiko yang mungkin terjadi pada pekerja yang terkena
paparan bahan baku untuk mencegah terjadinya kecelakaan.(OSHA Team.europa, 2007)
Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Badan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Eropa tentang Keselamatan dan kesehatan kerja di sektor tekstil, mencakup semua
bahaya dan risiko di seluruh bagian sektor tekstil, tetapi menyoroti beberapa isu kunci
yang terjadi pada pekerja dan bagaimana keselamatan dan kesehatan pekerja dapat
dikelola. Untuk itu dilakukan pendekatan untuk pencegahan yaitu dengan penilaian
risiko yang diikuti dengan langkah-langkah pencegahan berdasarkan prinsip-prinsip
umum pencegahan, diantaranya mengidentifikasi bahaya dan mereka yang beresiko,
mengevaluasi dan memprioritaskan risiko, mengambil tindakan, monitoring dan
meninjau. (OSHA Team.europa, 2007)
Di Asia, khususnya Asia Selatan pernah terjadi kecelakaan di industry tekstil dan
garmen. Kejadian kecelakaan di perusahaan textil atau garmen terjadi di Bangladesh
yaitu kebakaran pabrik pada tanggal 24 Februari 2006 yang menyebabkan 51 pekerja
tewas dan ratusan lainnya mengalami cedera serius. Kejadian tersebut diakibatkan oleh
buruknya standar keamanan yang menyebabkan sering terjadi kecelakaan di pabrikpabrik garmen (Deutsche, 2009).
Di Indonesia Kejadian kebakaran di pabrik garmen juga banyak terjadi, seperti
contoh kejadian kebakaran di gudang kapas pabrik garmen PT. Bintara Bandung pada
tanggal 2 September 2008. Kebakaran ini menyebabkan satu orang terluka, pemicu
kebakaran disebabkan oleh ledakan tabung gas yang terdapat pada gudang tersebut
(Ramdani,Tempo, 2009).
Di Jawa Barat, kejadian kecelakaan di pabrik tekstil juga beberapa kali terjadi,
pertama yaitu pada tanggal 11 februari 2009, Pabrik tekstil PT Politek di kawasan
Batujajar, Bandung, Jawa Barat hangus terbakar.( Santoso, Liputan6, 2009). Kedua,
terbakarnya gudang penyimpanan benang ekspor yang letaknya persis disebelah gedung
spinning milik sebuah pabrik tekstil di Sumedang, Jawa Barat pada 12 februari 2010,
hingga menimbulkan ledakan.( Anita, MetroTVNews, 2010). Terakhir pada 6 April
2010 kecelakaan kerja terjadi di Pabrik tekstil PT Ever Fhinetex di Cibinong, Bogor,
Jawa Barat hingga terjadi peledakan yang menyebabkan delapan karyawan terluka,
selain itu ledakan itu merusak bangunan di sekitar pabrik.( Santoso, Liputan6, 2010)
Upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja dapat direncanakan,dilakukan dan
dipantau dengan melakukan studi karakteristik tentang kecelakaan agar upaya
pencegahan dan penananggulanganya dapat dipilih melalui pendekatan yang paling
tepat. Analisa tentang kecelakaan dan resikonya dilakukan atas dasar pengenalan atau
identifikasi bahaya di lingkungan kerja dan pengukuran bahaya di tempat kerja. Secara
garis besar ada empat faktor utama yang mempengaruhi kecelakaan yaitu faktor
manusia, alat atau mesin, material dan lingkungan.(Sumamur, 1985)
Proses identifikasi bahaya merupakan salah satu bagian dari manajemen resiko.
Penilaiaan resiko merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap
tingkat resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Proses idenfikasi bahaya bisa
dimulai berdasarkan kelompok, seperti: kegiatan, lokasi, aturan-aturan, dan fungsi atau
proses produksi. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan guna mengidentifikasi bahaya
di lingkungan kerja, misalnya melalui inspeksi, informasi mengenai data kecelakaan
kerja, penyakit dan absensi, laporan dari tim K3, P2K3, supervisor dan keluhan pekerja,
pengetahuan tentang industri, lembar data keselamatan bahan dan lain-lain.(Depnaker,
1991)
PT Unitex Tbk merupakan perusahaan besar pengekspor tektil yang telah
disertifikasi oleh ISO 9001:2000, sehingga di akui di pasar internasional dan
memberikan jaminan bahwa produk yang di keluarkan telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. PT Unitex Tbk dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Produksi yang
terdiri dari spinning, wieving dan dyeing serta bagian non produksi yaitu utility. (Annual
report PT Unitex Tbk.2008)
Disamping itu, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir laporan P2K3 mencatat
kejadian kecelakaan di departemen spinning yang diketahui dari tahun 2007 jumlah
kejadian kecelakaan mulai dari departemen spinning berjumlah 2 kasus, wieving 2 kasus
dan dyeing 4 kasus. Tahun berikutnya, yaitu tahun 2008 jumlah kejadian kecelakaan
mulai dari departemen spinning berjumlah 1 kasus, wieving 4 kasus dan dyeing 2 kasus.
Terakhir tahun 2009, jumlah kejadian kecelakaan yang tercatat mulai dari departemen
spinning berjumlah 2 kasus, wieving 4 kasus dan dyeing tidak terdapat kasus kecelakaan
atau 0 (Nol) kasus. Secara rinci terdapat dalam table sebagai berikut:
Table 1.1 Data kejadian kecelakaan PT Unitex Tbk tahun 2007 s/d 2009
kerja
untuk
mengetahui
tingkat
risiko
keselamatan
kerja
pada
proses
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penelitian Calvin dan Joseph (2006) dinyatakan bahwa sistem kerja
1.3
PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana gambaran struktur organisasi dan tahapan proses kerja di
departemen spinning bagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010?
2. Bagaimana gambaran identifikasi risiko keselamatan kerja (meliputi kejadian
kecelakaan yang pernah terjadi dan yang berpotensi untuk terjadi kecelakaan),
penyebab dan upaya pengendalian yang terdapat pada setiap tahapan
pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk
tahun 2010?
3. Bagaimana gambaran konsekuensi (consequence), paparan (exposure),
kemungkinan (likelihood) keselamatan kerja yang terdapat pada setiap
tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex
Tbk tahun 2010?
4. Bagaimana gambaran evaluasi risiko keselamatan kerja pada setiap tahapan
pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk
tahun 2010?
5. Bagaimana gambaran tingkat risiko keselamatan kerja pada setiap tahapan
pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk
tahun 2010?
1.4
TUJUAN PENELITIAN
1.4.1 TUJUAN UMUM
Diketahuinya
tingkat
risiko
keselamatan
kerja
pada
proses
MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 BAGI PENELITI
Memberikan manfaat bagi peneliti untuk memperdalam pengetahuan
tentang analisis risiko. Terutama mengenai analisis risiko keselamatan kerja pada
tahapan pekerjaan proses spinning di bagian produksi perusahaan tekstil.
1.6
di bagian produksi PT Unitex Tbk Bogor Jawa Barat tahun 2010. Penelitian ini di
lakukan di PT Unitex Tbk Jl Raya Tajur No.1, Bogor Jawa Barat khususnya di
departemen spinning, bagian produksi pada bulan Agustus - September 2010 karena di
department spinning, data kecelakaan menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2008
terjadi 1 kasus kemudian tahun 2009 terjadi 2 kasus kecelakaan di bagian spinning, hal
itu tidak menutup kemungkinan bahwa bagian spinning juga mengandung risiko
keselamatan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sasaran pekerja
departemen spnning PT Unitex Tbk.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis semi kuantitatif untuk
mengetahui tingkat konsekuensi, paparan, dan kemungkinan risiko keselamatan pada
10
pemintalan/spinning,
P2K3
departemen
spinning
dan
petugas
klinik
perusahaan(dokter perusahaan).
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa semester VIII peminatan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
ANALISIS RISIKO
2.1.1 PENGERTIAN RISIKO
Risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau keuntungan. Juga,
suatu takaran dari potensi kerugian yang mempertimbangkan besarnya kerugian
dan kemungkinan terjadinya.(Bird.1996)
Menurut Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 2004, risiko
adalah kemungkinan atau peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan
suatu dampak dari suatu sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan
terjadinya suatu kasus atau konsekuensi yang dapat ditimbulkannya. Menurut
Kolluru (1996) ada 5 macam tipe risiko, yaitu :
1. Risiko Keselamatan
Risiko keselamatan memiliki probabilitas rendah, tingkat paparan dan
konsekuensi tinggi, bersifat akut, dan jika terjadi kontak akan langsung
terlihat efeknya. Penyebab risiko keselamatan lebih dapat diketahui serta
lebih berfokus pada keselamatan manusia dan pencegahan kecelakaan di
tempat kerja.
2. Risiko Kesehatan
11
12
2.2
MANAJEMEN RISIKO
Menurut Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 1999, manajemen
risiko adalah pemeliharaan, proses, dan struktur yang mengacu langsung pada
pengetahuan efektif terhadap kesempatan potensial dan efek yang merugikan.
13
IDENTIFY RISKS
ANALYSE RISKS
EVALUATE RISKS
ESTABLISH CONTEXT
RISKS ASSESMENT
TREAT RISKS
14
Establish context
The strategic context
Develop criteria
Identify Risk
How can happen?
Analyse risk
Determine exizting controls
Determine
likelihood
Determine
consequences
Estimate level of
Evaluate risks
Compare against criteria
Accept
risks
15
Yes
No
Treat risks
Identify treatment options
16
2.3
17
Standard / New Zealand Standard 4360 : 2004, identifikasi risiko adalah langkah
dalam proses manajemen risiko untuk mengidentifikasi apa penyebab atau
kemungkinan terjadinya kegagalan dan bagaimana skenario dari kegagalan
tersebut terjadi.
Identifikasi risiko dimulai dengan melakukan identifikasi semua sumber
bahaya pada area konsekuensi atau dampak. Dalam melakukan sebuah
identifikasi dibutuhkan metode yang logis dan terstruktur untuk memastikan
bahwa tidak ada area lain yang terlewatkan. Struktur tersebut dijadikan sebagai
dasar untuk menanyakan pertanyaan dengan cara yang imajinatif tentang apa
yang mungkin terjadi dan bagaimana hal itu dapat terjadi (Cross, 1998).
Berdasarkan menurut PERMENAKER No: PER.05/ MEN/ 1996 standar
tentang identifikasi resiko, antara lain:
18
kesalahan pada faktor manusia (Budiono, 2003). Fault Tree Analysis dapat
digunakan untuk memprediksi dan mencegah terjadinya kecelakaan atau alat
investigasi setelah terjadinya kecelakaan (Geotsch, 1996).
19
20
Membuat rincian kerja yang terlalu umum, sehingga langkah dasar tidak
tertulis.
21
2.3.2
resiko
adalah
mengidentifikasi
bahaya
yang
dapat
22
23
Deskripsi
Catastropic
Rating
100
kerusakan besar, dan menetap terhadap lingkungan.
24
Disaster
Very
Serious
Serious
25
15
dan efeknya merugikan terhadap lingkungan.
Important
Noticeable
25
Tabel 2.2
Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori
Deskripsi
Rating
Continously
10
Frequently
Occasionally
sekali sebulan.
Infrequent
sekali setahun.
Rare
kapan terjadinya.
Very Rare
0,5
terjadinya.
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
c. Kemungkinan (Likelihood)
Kemungkinan
adalah
nilai
yang
menggambarkan
26
Table 2.3
Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori
Deskripsi
Rating
Almost
Certain
Likely
Unusual
Remotely
Kejadian
10
yang
sangat
kecil
1
Possible
0,5
bertahun tahun.
Practically
Impossible
mungkin terjadi
0,1
27
Tabel 2.4
Tingkat Risiko Metode Analisis Semi Kuantitatif
Tingkat
Kategori
Tindakan
Very High
Risiko
> 350
Priority 1
Perlu pengendalian sesegera mungkin.
350
70
Substansial
180
20 70
Priority 3
< 20
Acceptable
Intensitas
yang
menimbulkan
risiko
28
Tabel 2.5
Perbandingan Metode Analisis Risiko
(Menurut Cross, 1998)
No
Metode
Kelebihan
Kekurangan
Analisis
1.
Kualitatif
Lebih Mudah
Hasil
analisis
Lebih Cepat
akurat
jika
dengan
Kurang
dibanding
hasil
analisis
Kuantitatif
Data
harus
Analisis lainnya
Representatif
3.
Semi
Kuantitatif
Lebih Akurat
Kurang Akurat
dibanding
dibanding Analisis
Analisis
Kuantitatif
Kualitatif
Lebih Mudah
& Lebih
Cepat
menentukan tingkat
dibanding
risiko
Analisis
29
Kuantitatif
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
30
31
2.4
PEMINTALAN(SPINNING)
2.4.1 Pengertian Pemintalan
Industri Spinning (pemintalan) termasuk sebagai industri intermediate
dari industri tekstil. Industri spinning adalah memproses bahan baku berupa
kapas, rayon fiber, acrylic dan polyester staple fiber menjadi benang.
Industri spinning menghasilkan out put berupa benang yang berbeda-beda
jenisnya berdasarkan bahan bakunya. Output berupa benang dikonsumsi oleh
industri weaving untuk ditenun menjadi kain (facbric) dan ada juga yang
dikonsumsi oleh industri knitting untuk dirajut menjadi kain rajut.
32
33
Disamping
prosesnya,
material
dan
cairan
yang
digunakan
bersifat combustible seperti dyes, coating, glues, dan films. Serat tekstil sebagai
bahan baku sangat mudah terbakar dan juga sangat mudah rusak karena air.
Terlebih lagi proses produksi tekstil menghasilkan sisa kain atau bahan yang
terakumulasi selama proses yang bersifat combustible atau mudah terbakar. Stok
bahan baku dan bahan jadi seharusnya disimpan dengan sebaik-baiknya terpisah
dari aktifitas atau operasi yang bisa membuat stok tersebut terbakar.
Secara umum, kondisi instalasi kabel (wiring) harus diperhatikan karena
pada umumnya pabrik tekstil menggunakan beban tenaga listrik yang tinggi yang
tentunya kabel akan dialiri arus listrik yang tinggi. Bila keadaan kabel kurang
baik karena sudah tua atau kabel yang dipakai tidak layak, risiko kebakaran akan
sangat tinggi karena akan timbul akumulasi panas pada kabel yang ditimbulkan
oleh arus listrik tadi yang akan memicu kebakaran jika didekatnya terdapat bahan
yang mudah terbakar.
2.4.2.1 Hazard pada proses spinning
Tahapan produksi yang sangat berisiko adalah proses pemintalan
(spinning), khususnya untuk bahan kapas (cotton). Serat kapas sangat
mudah dan cepat terbakar. Debu yang berasal dari proses pemintalan bisa
menjadi bahan risiko kebakaran yang sangat tinggi bila terkonsentrasi
pada tingkat tertentu. Kebakaran dapat diawali oleh kesalahan sistem
kelistrikan, kerusakan mekanik mesin, atau percik api yang timbul karena
adanya benda asing dalam fibre conveying system. Risiko kerusakan pada
sistem kelistrikan secara umum yaitu berupa kerusakan pada motor,
34
masalah pada kabel, lampu, dan kotak saklar. Potensi kebakaran bisa
ditimbulkan juga pada proses pemintalan dimana benang-benang tersebut
diputar pada kecepatan yang lumayan tinggi yang bisa menyebabkan
sumbu pemutarnya panas.( lippo insurance. 2009)
2.4.2.2 Proses Pemintalan
Pada permulaannya, spinning muncul dengan memintal serat
menggunakan tangan. Sekarang kayu yang dipanggil spindle digunakan
untuk mencampurkan pintalan dan memegang serat yang dipintal. Pada
kebiasaannya lingkaran atau berat menstabilkan spindle. Spindle ialah
span dan memusingkan serat sehingga serat menjadi seutas benang
(yarn). Spindle boleh mengantung dan membantu. Kemudian spinning
wheel berkembang dimana yarn dihasilkan secara cepat dan berterusan.
Spinning wheel berkemungkinan menggunakan kaki, tangan dan kuasa
elektrik. Spinning wheel menggunakan tangan dipanggil charkha tersebar
luas di India dan digunakan oleh Gandhi dan pengikut-pengikutnya.
2.4.2.3 Perkembangan Industri Tekstil
Bidang tekstil sering dikatakan sebagai sunset industry, terutama
di masa-masa terjadinya kenaikan cost, seperti cost tenaga dan biaya
tenaga kerja. Faktanya, cost tenaga industri tekstil sekarang ini hanyalah
sebahagian kecil dari jumlah cost produksi. Begitu juga dengan cost
tenaga kerjanya tidak lebih 10% dari jumlah cost produksi. Maksudnya
bukan disebabkan komponen-komponen tersebut
Kenaikan harga minyak dan kenaikan upah buruh untuk industri tekstil
35
pertama
berjaya
dengan
sebuah
kilang
yang
36
37
Bales ke lap
Kapas mentah yang dihantar ke kilang biasanya dalam bentuk
Carding
Kapas yang telah dibersihkan akan dihantar ke mesin carding melalui
aliran angin, ini dinamakan chute feeding yiaitu penyambungan terus
saluran dari proses blowing ke carding. Di carding proses membuat spun
yarn (sliver) apabila serat-serat pendek atau staple yarn di buka dan
dibersihkan serta diselarikan kepada benang berterusan yang tidak
berpintal disebut sliver. Prinsip carding ialah memisah, membuka dan
38
Drawing
Prinsip drawing ialah penggabungan beberapa serat sliver yang
menyerupai ukuran dan berat per unit asal. Percampuran berlaku semasa
jumlah sliver yarn digandakan dan dimasukkan serentak pada mesin
seterusnya.
c.
Sliver ke Roving
Proses roving (simplex) ialah proses mengurangkan saiz berat per
unit panjang sliver. Selepas drafting utas-utas roving akan menjadi lemah
dan lembut. Oleh itu, sedikit twist diperlukan untuk menahan tekanan
pada proses seterusnya. Mesin yang biasa digunakan ialah Simplex
Frame, Speed Frame dan Roving Frame.
d.
twist serat-serat yang telah didraf pada roller hadapan serta melilit yarn
pada bobbin menghasilkan cop yang bersesuaian untuk penyimpanan,
penghantaran dan proses penyimpanan.
e.
Winding
Proses winding ialah untuk memeriksa yarn dan membuang
BAB III
KERANGKA BERFIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
3.1
KERANGKA BERFIKIR
Kerangka konsep ini berdasarkan kepada teori tahapan manajemen risiko yang
ditetapkan Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 1999. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko pada proses pemintalan di departemen
spinning bagian produksi PT Unitex Tbk. Kerangka berpikir tersebut di gambarkan pada
table 3.1. Peneliti ini dimulai dengan melakukan wawancara dengan informan
bersangkutan untuk menentukan batasan ruang lingkup dan tahapan proses kerja yang
ada di departemen spinning. Kemudian di lanjutkan dengan identifikasi risiko pada
setiap tahapan proses spinning. Setelah itu baru dilakukan analisis risiko dengan menilai
konsekuensi, paparan dan kemungkinan berdasarkan standar yang ditetapkan Australian
Standard / New Zealand Standard 4360 : 1999. Selanjutnya mengevaluasi hasil analisis
tersebut dengan membandingkan estimasi nilai risiko dengan kriteria yang terdapat
dalam standar. Dari tahap tersebut di dapat kategori tingkat risiko dari setiap tahapan
pekerjaan di departemen spinning dan dilakukan kajian mendalam mengenai tingkat
risiko kecelakaan kerja secara kualitatif.
39
40
Gambar 3.1
Kerangka Berfikir
Identifikasi Risiko
Job Safety Analysis
(Risiko, Penyebab, dan Upaya Pengendalian) pada tahapan
proses pemintalan di dept spinning
Analisis Risiko
Konsekuensi(Concequency)
Paparan (Exposure)
Kemungkinan (Likelihood)
Evaluasi Risiko
Nilai Risiko = Konsekuensi x Paparan x Kemungkinan
Tingkat Risiko
41
Alat ukur
Hasil ukur
2. Identifikasi Risiko
Merupakan kegiatan dengan melakukan identifikasi terhadap setiap tahapan
pekerjaan dengan mencari risiko baik yang berpotensi untuk terjadinya
kecelakaan dan yang pernah terjadi kecelakaan, penyebab, dan upaya
pengendalian yang telah dilakukan pada proses pemintalan(spinning) di bagian
produksi.(AS / NZS 4360 : 1999).
Cara Ukur
Alat ukur
Hasil Ukur
42
3. Analisis Risiko
Merupakan suatu proses ilmiah untuk menentukan tingkat konsekuensi, paparan,
dan kemungkinan dari risiko-risiko keselamatan kerja secara sistematik dengan
menggunakan informasi seberapa sering suatu kejadian dapat terjadi dan
besarnya tingkat kerugian yang dihasilkan, bertujuan untuk memisahkan risiko
yang dapat diterima dan risiko yang memerlukan penanganan yang terdapat di
setiap tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi. Pada
penelitian ini analisis risiko yang dilakukan menggunakan metode semi
kuantitatif berdasarkan AS / NZS 4360 : 1999.
a. Konsekuensi (Consequence)
Konsekuensi adalah nilai yang menggambarkan suatu keparahan dari efek
suatu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian, injury, atau keadaan yang
merugikan yang ditimbulkan oleh risiko pada setiap tahapan pekerjaan proses
pemintalan(spinning) di bagian produksi.
Cara Ukur
Alat ukur
Hasil Ukur
Tabel 3.1
Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori
Deskripsi
Rating
Catastropic Kerusakan yang sangat parah, terhentinya
aktifitas, kerusakan besar, dan menetap
100
terhadap lingkungan.
Disaster
Kematian, kerusakan setempat, dan
50
menetap terhadap lingkungan.
Very Serious Cacat atau penyakit yang menetap dan
25
kerusakan sementara terhadap lingkungan.
43
Serious
15
5
1
b. Paparan (Exposure)
Paparan menggambarkan tingkat frekuensi yang merupakan pengukuran
kemungkinan kejadian dari suatu peristiwa yang digunakan sebagai jumlah
kejadian yang terjadi suatu waktu karena adanya interaksi antara risiko yang
terdapat di tempat kerja dengan pekerja proses pemintalan(spinning) di
bagian produksi.
Cara Ukur
Alat ukur
Hasil Ukur
Tabel 3.2
Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori
Deskripsi
Continously
Terjadi secara terus menerus setiap hari.
Frequently
Terjadi sekali setiap hari.
Occasionally Terjadi sekali seminggu sampai dengan sekali
sebulan.
Infrequent
Terjadi sekali sebulan sampai dengan sekali
setahun.
Rare
Pernah terjadi tetapi jarang, diketahui kapan
terjadinya.
Very Rare
Sangat jarang, tidak diketahui kapan terjadinya.
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
Rating
10
6
3
2
1
0,5
44
Kemungkinan (Likelihood)
Kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang spesifik atau outcome yang
diukur dengan rasio dari suatu kejadian dan jumlah total kemungkinan
terjadinya
suatu
kejadian
pada
setiap
tahapan
pekerjaan
proses
Alat ukur
Hasil Ukur
Tabel 3.3
Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori
Deskripsi
Almost Certain Akibat yang paling mungkin timbul apabila
kejadian tersebut terjadi.
Likely
Kemungkinan terjadi 50 50.
Unusual
Mungkin saja terjadi tetapi jarang.
Remotely
Kejadian yang sangat kecil kemungkinannya
Possible
untuk terjadi.
Conceivable
Mungkin saja terjadi, tetapi tidak pernah terjadi
meskipun dengan paparan yang bertahun tahun.
Practically
Tidak mungkin terjadi atau sangat tidak mungkin
Impossible
terjadi
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
Rating
10
6
3
1
0,5
0,1
4. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko yaitu membandingkan nilai risiko yang di temukan selama proses
analisis dengan kriteria risiko yang telah di tentukan untuk menilai dan
menentukan prioritas pengendalian risiko berdasarkan kriteria yang ditetapkan
mengenai batasan risiko mana yang bisa diterima, risiko mana yang harus
dikurangi atau dikendalikan dengan cara yang lain (AS / NZS 4360 : 1999).
45
a. Nilai Risiko
Nilai risiko adalah hasil perkalian nilai variabel konsekuensi, paparan, dan
likelihood dari risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat pada setiap
tahapan pekerjaan proses proses pemintalan(spinning) di bagian produksi
dengan menggunakan rumus berdasarkan AS / NZS 4360 : 1999.
Cara Ukur
Alat ukur
Hasil Ukur
: Nilai Risiko
b. Tingkat Risiko
Kategori tingkat risiko ditentukan berdasarkan hasil perhitungan nilai risiko
pada tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi.
Cara Ukur
Alat ukur
Hasil Ukur
Tabel 3.4
Tingkat Risiko Metode Analisis Semi Kuantitatif
Tingkat Risiko
Kategori
Tindakan
> 350
Very High
Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa
dikurangi hingga mencapai batas yang
dibolehkan atau diterima.
180 350
Priority 1
Perlu pengendalian sesegera mungkin.
70 180
Substansial Mengharuskan adanya perbaikan secara
teknis.
20 70
Priority 3
Perlu diawasi dan diperhatikan secara
berkesinambungan.
< 20
Acceptable Intensitas yang menimbulkan risiko
dikurangi seminimal mungkin.
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pengamatan diawali
dimana risiko tersebut dapat di terima atau membuat perlakuan khusus untuk
meminimalisasikan risiko tersebut.
4.2
4.3
INFORMAN
Pemilihan informan untuk penelitian kualitatif ini dilakukan secara purpossive
46
47
Kriteria informan dalam penelitian ini adalah pekerja yang terlibat dalam
pekerjaan pemintalan di departemen spinning diantaranya: supervisor departemen,
operator mesin di bagian pemintalan/spinning, P2K3 departemen spnning dan petugas
klinik perusahaan(dokter perusahaan).
4.4
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Table identifikasi JSA untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya yang ada pada
proses pemintalan(spinning) PT Unitex Tbk
b. Pedoman wawancara dan lembar observasi
c. Table metode analisis risiko AS/NZS 4369:1999 untuk mengetahui tingkat
konsekuensi, paparan, dan kemungkinan proses pemintalan.
4.5
48
Table 4.1
Tabel Pengumpulan Data Primer
No.
Kerangka Berpikir
Data
Metode
Instrumen
Hasil
Wawancara
Pedoman
wawancara/
recorder
Transkrip
Observasi
Lembar
observasi/ kamera
digital
Form check
list/ foto
46
49
Pedoman
wawancara/
recorder
Transkrip
Wawancara
&
Observasi
Pedoman
wawancara/
recorder
&
Lembar
observasi/ kamera
digital
Transkrip
&
Form check
list/ foto
Wawancara
&
Observasi
Pedoman
wawancara/
recorder
&
Lembar
observasi/ kamera
digital
Wawancara
&
Pedoman
wawancara/
Identifikasi risiko
Pengendalian yg telah
dilakukan
Analisis risiko
3
Konsekuensi
Paparan
Transkrip
&
Form check
list/ foto
Transkrip
&
50
Kemungkinan
Evaluasi risiko
Kejadian kecelakaan
Rincian kejadian
Pengendalian/penanganan yang
dilakukan perusahaan
list/ foto
Transkrip
&
Form check
list/ foto
Wawancara
&
Observasi
Pedoman
wawancara/
recorder
&
Lembar
observasi/ kamera
digital
Transkrip
&
Form check
list/ foto
Wawancara
&
Observasi
&
Lembar
observasi/ kamera
digital
Pedoman
wawancara/
recorder
&
Lembar
observasi/ kamera
digital
51
4.6
PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dalam penelitian diawali dengan mencari tingkat risiko
keselamatan kerja, dengan metode analisis risiko AS/NZS Australian Standard / New
Zealand Standard 4360 : 1999. Pertama menentukan ruang lingkup dengan melihat
struktur organisasi dan tahapan proses kerja pemintalan/ spinning di bagian produksi PT
Unitex Tbk. Selanjutnya dilakukan identifikasi risiko dengan menggunakan Job Safety
Analysis (JSA) untuk mengatahui risiko kecelakaan kerja, penyebab, upaya
pengendalian yang telah dilakukan. Kemudian dilakukan proses analisis risiko dengan
menggunakan metode analisis semi kuantitatif berdasarkan Australian Standart / New
Zealand Standart 4360 tahun 1999, untuk menentukan konsekuensi (consequences),
paparan (exposure), dan kemungkinan (likelihood), yang kemudian dari estimasi ketiga
nilai tersebut ditentukan nilai risiko menggunakan rumus :
Nilai Risiko = Consequences x Exposure x Likelihood
52
4.7
ratingan konsekuensi, paparan dan kemungkinan untuk memisahkan risiko yang dapat di
terima atau yang memerlukan pengendalian lanjutan. Langkah selanjutnya yaitu
menghitung nilai risiko yang diperoleh dari hasil rating konsekuensi, paparan dan
kemungkinan berdasarkan analisis semi kuantitatif, sehingga diperoleh nilai risiko untuk
pembanding dalam tahap penilaian tingkat risiko dalam bentuk skor. Selanjutnya skor
yang di peroleh di bandungkan dengan standar yang ada untuk melihat apakah nilai
tersebut masih bisa di terima atau tidak dan apakah perlu penanganan lain untuk
mengurangi risiko tersebut sampai pada batas yang bisa di terima pekerja.
BAB V
HASIL
5.1
53
54
55
Marketing Depart
Spinning
Control Coord
Beureu
Weaving
Dyeing Finishing
Presiden Director
Factory Director
Yarn Dyeing
Technical Production
Guarantee of Quality
Utilty
Administrarion
Director
GA & Personal
Accounting
56
Tabel 5.1
Jumlah Sumber Daya Manusia Di PT Unitex Tbk.
Departemen
Male
Female
Total
BKP
12
14
Spinning
171
26
197
Weaving
346
125
471
Dyeing
80
85
Yarn dyeing
33
33
Technical Production
28
30
Guarantee of Quality
28
24
52
Utility
54
56
56
15
71
Accounting
Marketing
15
Total
821
210
1031
57
58
59
dilakukan dalam seksi ini dan tidak terkait secara langsung dengan seksi-seksi lain.
Pada bagian celup benang ini terdapat dua seksi yaitu seksi celup benang sendiri dan
seksi soft winder.
5.1.5.9 Bagian Garansi Mutu
Departemen garansi mutu adalah bagian yang berfungsi untuk melakukan
pengontrolan mengenai kualitas hasil produksi, baik kualitas produksi kain grey (kain
mentah), kualitas kain finish (kain jadi) maupun kualitas produksi benang. Bagian
garansi mutu ini merupakan penggabungan proses quality control dari bagian produksi
sebelumnya
yaitu
bagian
spinning
(quality
benang),
seksi
shiage
(bagian
5.1.6
(P2K3) yang terdiri dari pemimpin dan pengurus akan dibantu oleh petugas K3 yang
merupakan karyawan pada perusahaan tersebut setelah di tunjuk oleh pemimpin perusahaan
setelah diberi pengetahuan dan pelatihan sehingga memiliki keahlian dibidang K3. Hal ini
dalam rangka mengarahkan dan mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang sehat,
aman, produktif dan sejahtera. Adapun pelaksanaan penanggung jawab dari keselamatan dan
kesehatan kerja di lingkungan perusahaan adalah panitia pembina keselamatan kerja atau
P2K3.
Struktur organisasi P2K3 PT Unitex Tbk terdiri dari direktur pabrik sebagai ketua
yang dibantu oleh penasehat, pengawas dan anggota komite. Pengawas memegang seluruh
pekerjaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam pabrik dan bertanggung jawab
60
terhadap direktur pabrik dan panitia K3 lainya. Pengawas juga dapat menerima laporan
mengenai kegiatan K3 di bagian masing-masing. Penasehat dapat memberikan nasehat
mengenai isi kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja dibantu oleh kepala seksi dan
departemen.
Peran serta dan juga partisipasi organisasi P2K3 sangat diharapkan dalam
menciptakan dan melaksanakan usaha peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja ditempat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan serta penyakit akibat kerja,
sehingga tercipta tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tercapainya sasaran
tersebut akan sejalan dengan tujuan pembangunan untuk memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya.
Tujuan pelaksanaan K3 adalah agar tenaga kerja yang berada ditempat kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat, agar sumber-sumber produksi dapat digunakan
secara efisien dan proses produksi berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Agar terdapat
keseragaman dalam pelaksanaan maka P2K3 mempunyai tugas sebagai berikut:
Mengetahui dan melaksanakan ketentuan pemakaian alat perlengkapan dan pelindung kerja
di setiap bagian.
Menciptakan suatu sistem untuk menetapkan karyawan yang bertangung jawab terhadap
keselamatan kerja.
61
Memberikan bimbingan spesifik dan terarah kepada karyawan yang bekerja di bagian
pengangkutan dan gudang untuk mencegah kecelakaan sewaktu menjalankan kendaraan dan
pekerjaan bongkar muat.
Melanjutkan dan meningkatkan kegiatan dan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Program K3 perusahaan yang secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Agenda tahunan
2. Rapat K3
3. Pengelolaan lingkungan kerja
4. Perawatan alat
5. KYT (Kiken Yochi Training)
6. Patrol bagian dan patrol malam
7. Evaluasi
8. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
9. Reward dan punishment
10. Ergomoni
11. Penangulangan kebakaran
12. SOP (Standar Operasional Prosedur)
13. Pelayanan kesehatan
14. Klinik perusahaan
15. Program bantuan pengobatan
16. Perawatan kesehatan
17. Jaminan sosial tenaga kerja(Jamsostek)
18. Pertolongan pertama pada kecelakaan(P3K) dan Gizi kerja
62
5.2
polyester menjadi benang dan siap untuk di lanjutkan ke tahap pertenunan di departemen wieving
4.5.1 Seksi Blowing dan Carding
Tugas seksi ini merupakan proses dalam pembuatan benang, dimana bahan baku
kapas atau polyester dimasukkan dalam mesin Blowing untuk diuraikan gumpalangumpalan seratnya, dibersihkan kotoran-kotorannya, dan diaduk sehingga terjadi
pencampuran yang merata antara beberapa jenis kapas. Dari proses ini dihasilkan
Lap yang selanjutnya diproses dalam mesin Carding dan menghasilkan "Sliver".
4.5.2 Seksi Combing, Drawing dan Finishing
Tugas seksi ini adalah melanjutkan seksi sebelumnya yaitu melalui proses Pre
Drawing yang berfungsi meluruskan dan mensejajarkan serat, memperbaiki kerataan
serat dan membuat sliver dengan berat persatuan panjang tertentu. Tugas seksi ini juga
membuat campuran antara polyester dengan kapas melalui proses Drawing.
4.5.3 Seksi Ring Spinning dan Finishing
Tugas dari seksi ini adalah menyiapkan benang dari hasil pemintalan dalam
bentuk "Cones" dengan mesin Mach Conner dan benang siap di kirim ke bagian
pertenunan untuk di proses menjadi kain mentah.
Secara umum proses produksi di pabrik di mulai dari proses pemintalan pada
bagian spinning. Pada bagian pemintalan ini terdapat 3 (tiga) buah mesin blowing.
Mesin blowing 1 dan 2 dipersiapkan untuk membuat benang campuran polyester /kapas
sedangkan mesin 3 khusus membuat benang kapas 100%.
63
Secara garis besar proses produksi di bagian pemintalan adalah sebagai berikut:
Diagram 5. 5 (Alur Proses produksi bagian pemintalan/spinning)
Pemintalan 1
Pemintalan 2
Polyester
Kapas
Kapas
Blowing
Blowing
Blowing
Carding
Carding
Carding
Pre Drawing
Pre Drawing
Lap Former
Lap Former
Combing
Combing
Drawing
Drawing
st
nd
1 ,2 ,3
st
nd
1 ,2 ,3
rd
rd
Simplex frame
Simplex frame
Ring spinning
Ring spinning
Winding
Winding
Benang Tenun
Benang tenun
64
gumpalan serat,
mencampur serat dan membersihkan serat. Setelah dari mesin blowing kemudian bahan
kapas/campuranya
dikerjakan
dalam
mesin
carding
yang
berfungsi
untuk
membersihkan kembali serat, memisahkan serat pendek dan panjang serta membentuk
sliver.
Setelah dari mesin carding, kemudian serat masuk ke mesin pre-darwing, mesin
lap former dan mesin combing yang berfungsi untuk mensejajarkan serat ke arah sliver
, menyisir serat dan memisahkan serat pendek dan kotoran serat.
Setelah dari mesin combing kemudian serat yang berbentuk sliver masuk ke
dalam mesin drawing yang pertama,kedua, ketiga yang berfungsi untuk meluruskan
dan mensejajarkan serat kea arah sumbu sliver. Dari mesin drawing kemudian sliver
masuk ke dalam mesin simplex frame yang berfungsi meregangkan sliver menjadi
bentuk roving dengan sedikit twist dan menggulung benang dalam bobbin tegak.
Selesai dari mesin simplex frame kemudian serat yang sudah berbentuk benang
roving di proses dalam mesin spinning dan mesin winding, yang berfungsi memberikan
peregangan lebih lanjut, menggulung pada bobbin miring dan menggulung benang
pada bentuk cones.
5.3
65
blowing,carding, pre drawing, lap former, combing, drawing 1st, 2nd, 3rd, simplex frame,
ring spinning, winding. Penggolongan jenis risikonya berdasarkan jenis bahaya
keselamatan kerja yaitu mechanical hazard, physical hazard dan electric hazard. Proses
kerja pemintalan atau spinning di dukung dengan penggunaan mesin blowing, mesin
carding, mesin Lap Former, mesin Mach Conner dan Dust Mechine.
4.6.1 Tahap Blowing
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pekerja di bagian ini, tahap
proses kerja blowing terdiri dari mencampur serat baik dari polyester atau campuran
kapas dan kapas murni. Kemudian membuka gumpalan serat dan membersihkan serat.
a. Proses blowing pada tahap membuka gumpalan serat padat, terdapat potensi
bahaya yang akan menimbulkan risiko keselamatan kerja yaitu tertimpa
gumpalan serat padat, yang mengakibatkan kaki luka/lebam karena tertimpa
atau kejatuhan gumpalan serat padat yang berukuran cukup besar, dengan
gumpalan serat berbentuk kotak/persegi yang memiliki berat kurang lebih 50
kg/ gumpalan serat.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah Bekerja
sesuai dengan SOP,menggunakan safety shoes dan bekeja hati-hati
b. Proses blowing pada tahap membersihkan serat di mesin blowing dan
mengurai serat padat di mesin Blowing , terdapat potensi bahaya yang akan
menimbulkan risiko keselamatan kerja yaitu jari tangan terjepit mesin
Blowing, yang mengakibatkan jari tangan terluka/ memar karena terjepit
mesin Blowing. Pada tahap ini tidak terdapat potensi risiko jari terputus,
karena gerak mesin searah atau parallel (ritasi ganda).
66
dan
memindahkan serat
67
Gambar 5.1
Mesin Blowing
68
Table 5.2
Hasil identifikasi risiko pada tahap blowing di departemen spinning PT Unitex Tbk tahun 2010
No
1
Pekerjaan
Rincian Pekerjaan
Skenario
Proses blowing
(pencampuran
padat
serat padat
Bekerja hati-hati
Membersihkan
Bekerja hati-hati
serat)
membersihkan
serat
di
mesin blowing
Risiko
dan
memar
lebih mengembang
Mencampur
serat
pada
mesin Blowing
Bekerja hati-hati
sudah
jari memar
di
urai
agar
homogeny
Serat kapas yang telah di
gulung/sliver dipindahkan
ke mesin carding
Menyalakan
dan
mematikan mesin
Menyalakan
dan
Tersengat
listrik/ -
kesetrum
dalam
keadaan
tangan
basah
Sumber:
Hasil
Observasi
dan
Wawancara
dengan
Supervisor
dan
Pekerja
Dept
Spinning
PT.
Unitex
Tbk,
2010
69
4.6.2
Carding
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sub-departemen dan
pekerja di bagian ini, dapat diketahui bahwa tahap proses kerja Carding adalah
membersihkan serat, memisahkan serat pendek dan membentuk sliver.
a. Proses Carding pada tahap merangkap sliver dan meletakkan dalam mesin
untuk di gabung dengan sliver yang lain, terdapat potensi bahaya yang akan
menimbulkan risiko keselamatan kerja yaitu jari terluka atau remuk terjepit
double silinder yang berputar berlawanan arah pada mesin Carding.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah bekerja
sesuai dengan SOP dan bekeja hati-hati
b. Proses Carding pada tahap memisahkan serat pendek dan panjang serta
membersihkan serat di mesin Carding , terdapat potensi bahaya yang akan
menimbulkan risiko keselamatan kerja yaitu jari tangan tergores putaran sisir
mesin Carding.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah bekerja
sesuai dengan SOP dan bekeja hati-hati
c. Proses Carding pada tahap memindahkan sliver ke mesin pre drawing dengan
roli, terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan risiko keselamatan kerja
yaitu jari kaki luka /lebam tertimpa sliver dan jari kaki luka/remuk terlindas
roli.
Upaya
pengendalian
yang
telah
dilakukan
oleh
perusahaan
adalah
70
d. Proses Carding pada saat menyalakan dan mematikan mesin pada saat
produksi sedang berjalan, terdapat potensi bahaya yang menimbulkan risiko
tersengat listrik/ kesetrum karena kondisi tangan dalam keadaan basah.
Pengendalian yang telah dilakukan adalah menyiapkan lap kering di washtaffel
dan bekerja sesuai dengan SOP.
Gambar 5.2
Mesin Carding
71
Table 5.3
Hasil identifikasi risiko pada tahap carding di departemen spinning PT Unitex Tbk tahun 2010
No
2
Pekerjaan
Proses carding
Rincian Pekerjaan
Merangkap sliver
Memisahkan
dan
membersihkan serat
Skenario
Risiko
lain
dan
panjang
membersihkan
di
sliver
ke -
Bekerja hati-hati
sliver
Menyediakan
serta
serat
Bekerja hati-hati
mesin Carding
Mengirim
sliver
ke
Memindahkan
Menyalakan
dan
mematikan mesin
Menyalakan
dan
keadaan
lap
washtaffel
tangan
basah
Sumber:
Hasil
Observasi
dan
Wawancara
dengan
Supervisor
dan
Pekerja
Dept
Spinning
PT.
Unitex
Tbk,
2010
kering
di
72
4.6.3
Pre Drawing
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sub-departemen dan
pekerja di bagian ini, dapat diketahu bahwa tahap proses kerja Pre Drawing adalah
mensejajarkan serat kea rah sliver dan merangkap sliver.
a. Proses Pre Drawing pada tahap mensejajarkan serat pada mesin Pre Drawing,
terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan risiko keselamatan kerja yaitu
luka gores di jari atau remuk terjepit silinder mesin Pre Drawing. Upaya
pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah bekerja sesuai dengan
SOP dan bekeja hati-hati
b. Proses Pre Drawing pada tahap peletakkan sliver satu dan yang lain pada mesin
Pre Drawing, terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan risiko keselamatan
kerja yaitu luka jari atau remuk terjepit mesin Pre Drawing . Upaya pengendalian
yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah bekerja sesuai dengan SOP dan
bekeja hati-hati
c. Proses Pre Drawing pada tahap memindahkan sliver ke mesin lap former dengan
roli, terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan risiko keselamatan kerja
yaitu jari kaki remuk terlindas roli. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh
perusahaan adalah menggunakan safety shoes dan mengatur jarak aman.
d. Proses Pre Drawing pada saat menyalakan dan mematikan mesin pada saat
produksi sedang berjalan, terdapat potensi bahaya yang menimbulkan risiko
tersengat listrik/ kesetrum karena kondisi tangan dalam keadaan basah.
Pengendalian yang telah dilakukan adalah menyiapkan lap kering di washtaffel
dan bekerja sesuai dengan SOP.
73
Gambar 5.3
mesin pre drawing
74
Table 5.4
Hasil identifikasi risiko pada tahap pre drawing di departemen spinning PT Unitex Tbk tahun 2010
No
3
Pekerjaan
Proses
drawing
Rincian Pekerjaan
Skenario
Risiko
pre Mensejajarkan serat Ketika mensejajarkan serat luka gores di jari pada
mesin
Drawing
Merangkap sliver
Bekerja hati-hati
Drawing
sliver
ke Jari
kaki
remuk -
roli
Menyalakan
listrik/ -
mematikan mesin
75
4.6.4
Lap Former
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sub-departemen dan
pekerja di bagian ini, dapat diketahu bahwa tahap proses kerja Lap Former adalah
mempersiapkan bahan untuk di proses pada mesin Combing.
a. Proses lap former pada tahap penyisiran sliver yang kurang tepat/kurang
hati-hati pada mesin Lap Former, terdapat potensi bahaya yang akan
menimbulkan risiko keselamatan kerja yaitu luka jari atau remuk terjepit
mesin lap former. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan
adalah bekerja sesuai dengan SOP dan bekeja hati-hati
b. Proses lap former pada tahap membuang serat pendek yang menempel pada
sliver, terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan risiko keselamatan
kerja yaitu luka gores tergesek gigi-gigi mesin lap former. Upaya
pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah Bekerja sesuai
dengan SOP dan bekeja hati-hati
c. Proses lap former pada tahap memindahkan sliver ke mesin Combing dengan
roli, terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan risiko keselamatan kerja
yaitu jari kaki remuk terlindas roli. Upaya pengendalian yang telah dilakukan
oleh perusahaan adalah menggunakan safety shoes dan mengatur jarak aman.
d. Proses lap former pada saat menyalakan dan mematikan mesin pada saat
produksi sedang berjalan, terdapat potensi bahaya yang menimbulkan risiko
tersengat listrik/ kesetrum karena kondisi tangan dalam keadaan basah.
Pengendalian yang telah dilakukan adalah menyiapkan lap kering di
washtaffel dan bekerja sesuai dengan SOP.
76
Gambar 5.4
Mesin Lap former
77
Table 5.5
Hasil identifikasi risiko pada tahap Lap former di departemen spinning PT Unitex Tbk tahun 2010
No
4
Pekerjaan
Prose lap former
Rincian Pekerjaan
Peneyisiran
Skenario
sliver Penyisiran
dari kotoran
Risiko
kurang Luka
jari
mesin
Terjepit -
Former
Membuang
serat Membuang
pendek
pendek
serat Luka
gores -
mesin combing
ke
mesin
menggunakan roli
Menyalakan
dan Menyalakan
mematikan mesin
dan Tersengat
listrik/ -
drawing
dalam
78
4.6.5
Combing
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sub-departemen dan
pekerja di bagian ini, dapat diketahu bahwa tahap proses kerja Combing adalah
penyisiran serat, memisahkan serat pendek dan kotoran, meluruskan serat untuk di proses
pada mesin Combing.
a. Proses Combing pada tahap meluruskan serat searah sliver pada mesin Combing
karena kurang hati-hati/ meleset, terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan
risiko keselamatan kerja yaitu luka
79
Gambar 5.5
Mesin Combing
80
Table 5.6
Hasil identifikasi risiko pada tahap Combing di departemen spinning PT Unitex Tbk tahun 2010
No
5
Pekerjaan
Proses Combing
Rincian Pekerjaan
Skenario
Risiko
serat luka
jari
kurang
hati-hati/
meleset
Mengirim sliver ke Memindahkan
mesin Drawing 1st, sliver
2nd, 3rd
ke
Jari
kaki
remuk -
Menyalakan
dan Menyalakan
mematikan mesin
mematikan
dan Tersengat
listrik/ -
mesin kesetrum
tangan
basah
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Supervisor dan Pekerja Dept Spinning PT. Unitex Tbk, 2010
81
4.6.6
pekerja di bagian ini, dapat diketahu bahwa tahap proses kerja Drawing 1st, 2nd, 3rd
adalah meluruskan, mensejejajarkan serat dalam sliver ke arah sumbu, memperbaiki
kerataan: berat/panjang, campuran dengan perangkapan dan menyesuaikan berat sliver
untuk di proses pada mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd.
a. Proses Drawing 1st, 2nd, 3rd pada tahap meluruskan, mensejajarkan serat
dalam sumbu sliver kea rah sumbu pada mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd serta
peletakkan serat dalam sliver kurang hati-hati pada mesin Drawing 1st, 2nd,
3rd, terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan risiko keselamatan kerja
yaitu luka jari tangan atau remuk terjepit mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd. Upaya
pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah Bekerja sesuai
dengan SOP dan bekeja hati-hati.
b. Proses Drawing 1st, 2nd, 3rd pada tahap memperbaiki kerataan: berat/panjang,
campuran dengan perangkapan dan menyesuaikan berat sliver Drawing,
karena
pada mesin
menimbulkan risiko keselamatan kerja yaitu tangan tergores dan luka jari atau
remuk terjepit mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd. Upaya pengendalian yang telah
dilakukan oleh perusahaan adalah bekerja sesuai dengan SOP, bekerja hatihati dan menggunakan hand gloves.
c. Proses Combing pada tahap memindahkan sliver ke mesin Simplex frame
menggunakan roli, terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan risiko
82
keselamatan kerja yaitu jari kaki remuk terlindas roli. Upaya pengendalian
yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan safety shoes dan
mengatur jarak aman.
d. Proses Combing
Gambar 5.6
Mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd
83
Table 5.7
Hasil identifikasi risiko pada tahap drawing 1st, 2nd, 3rd di departemen spinning PT Unitex Tbk tahun 2010
No
6
Pekerjaan
Rincian Pekerjaan
st
Proses drawing 1 ,
nd
rd
2 ,3
Skenario
Meluruskan,
Risiko
serat
remuk
Bekerja hati-hati
Drawing
sumbu
mensejejajarkan
pada
mesin
terjepit
mesin -
Drawing
Memperbaiki kerataan,
Memperbaiki
kerataan:
berat
panjang,
Bekerja hati-hati
dengan
mesin Drawing
dan
campuran
perangkapan
berat
sliver
peletakkan
Drawing,
perangkapan
karena
dan
Menyalakan
dan
mematikan mesin
Tersengat
listrik/ -
kesetrum
sliver
Sumber:
Hasil
Observasi
dan
Wawancara
ke
Menyediakan
lap
kering
washtaffel
basah
Mengirim
roli
dengan
Supervisor
dan
Pekerja
Dept
Spinning
PT.
Unitex
Tbk,
2010
di
84
85
86
Gambar 5.7
Mesin simplex frame
87
Table 5.8
Hasil identifikasi risiko pada tahap Simplex frame di departemen spinning PT Unitex Tbk tahun 2010
No
7
Pekerjaan
Rincian Pekerjaan
Skenario
Proses simplex
frame
pada
kurang
atau remuk
Bekerja hati-hati
mesin
Simplex
Frame
tepat/hati-hati
Risiko
di
mesin
Simplex Frame
Memasang Shinomaki
Kaki
Simplex Frame
luka/lebam
atau
badan -
tertimpa -
Bekerja hati-hati
shinomki penuh
Memberikan
Jari
tangan
tergores -
antihan/twist
antihan/ twist
benang/serat
Kaki
tegak
kejatuhan
Menggulung
benang
kurang
hati-hati
sehingga
Bekerja hati-hati
Tertimpa/
Jari
tangan
atau
lecet
penggulungan
Memperbaiki
Bobbin
dan
arah
gulungan
tergores terkenan
Jari
kaki
remuk -
terlindas roli
Menyalakan
Tersengat
listrik/ -
kesetrum
mematikan mesin
dan
88
4.6.8
Ring Spinning
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sub-departemen dan
pekerja di bagian ini, dapat diketahui bahwa tahap proses kerja Ring Spinning adalah
peregangan lanjut, antihan lebih lanjut dan menggulung pada bobbin miring untuk di
proses di mesin Ring Spinning.
a. Proses Ring Spinning pada tahap peregangan dan antihan lanjut pada mesin
Ring Spinning, terdapat potensi bahaya yang akan menimbulkan risiko
keselamatan kerja yaitu luka
89
keselamatan kerja yaitu jari kaki remuk terlindas roli. Upaya pengendalian
yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan safety shoes dan
mengatur jarak aman.
e. Proses Ring Spinning
90
Table 5.9
Hasil identifikasi risiko pada tahap ring spinning di departemen spinning PT Unitex Tbk tahun 2010
No
8
Pekerjaan
Proses
spinning
Rincian Pekerjaan
ring Peregangan
antihan
lanjut
Skenario
dan Cara
antihan
pada peregangan
Risiko
untuk Terjepit
mesin
di
Ring remuk
mesin
Spinning
Menggulung
mesin
Tertimpa/ Bobbin/
Spinning
Menggulung
Bobbin Tangan
melakukan
penggulungan
kurang hati-hati
karena
91
ke
mesin
Bobbin Jari
kaki
remuk -
menggunakan roli
Menyalakan
mematikan mesin
dan Menyalakan
dan Tersengat
listrik/ -
tangan basah
Sumber:
Hasil
Observasi
dan
Wawancara
dengan
Supervisor
dan
Pekerja
Dept
Spinning
PT.
Unitex
Tbk,
2010
92
4.6.9 Winding
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sub-departemen dan
pekerja di bagian ini, dapat diketahu bahwa tahap proses kerja Winding adalah
menggulung benang pada Cones untuk di proses di mesin Winding.
a. Proses Winding
93
untuk di tenun dengan menggunakan roli, terdapat potensi bahaya yang akan
menimbulkan risiko keselamatan kerja yaitu jari kaki remuk terlindas roli.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah
menggunakan safety shoes dan mengatur jarak aman.
Gambar 5.9
Mesin Winding
94
Table 5.10
Hasil identifikasi risiko pada tahap winding di departemen spinning PT Unitex Tbk tahun 2010
No
9
Pekerjaan
Proses winding
Rincian Pekerjaan
Skenario
Risiko
kejatuhan Kaki kejatuhan Cones/ pada Cones di mesin Cones saat melakukan memar
atau
luka Winding
penggulungan karena lebam
Menggulung benang Tertimpa/
kurang hati-hati
Memindahkan cones Cones dipindahkan ke Wajah
ke mesin heat setter
mesin
heat
atau
badan -
Menggunakan masker
Bekerja hati-hati
heat
Bekerja hati-hati
benang
bertambah
Melakukan
penguapan
heat setter
mesin
penguapan
dalam
waktu tertentu
Menyalakan
mematikan mesin
dan Menyalakan
mematikan
dan Tersengat
listrik/ -
mesin kesetrum
95
Winding(heat
setter)
washtaffel
ke
wieving
untuk di tenun
Mengirim cones ke Memindahkan Cones Jari
departemen wieving
kaki
remuk -
untuk di tenundengan
menggunakan roli
Sumber:
Hasil
Observasi
dan
Wawancara
dengan
Supervisor
dan
Pekerja
Dept
Spinning
PT.
Unitex
Tbk,
2010
96
5.4
ANALISIS
RISIKO
PADA
SETIAP
TAHAPAN
PEKERJAAN
PROSES
97
98
sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri
nilai 3 dengan kategori unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui
tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan
kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 90 dengan kategori
Substansial.
d. Menyalakan dan mematikan mesin ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Pada saat menyalakan dan mematikan mesin ketika beroperasi, risiko yang
berpotensi terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran listrik/ kesetrum karena
tangan basah oleh keringan/air
kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh
penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Untuk tingkat pemaparan
terjadi sekali dalam sehari dengan nilai paparan 6 dan termasuk dalam kategori
Frequently, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah
terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri
nilai 0.5 dengan kategori Conceivable. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat
diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi,
paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 15 dengan
kategori Acceptable.
99
Tabel 5.11
Hasil analisis risiko pada tahap blowing di departemen spinning PT Unitex Tbk
Tahun 2010
Uraian
Pekerjaan
Risiko
Konsekuensi
(C)
Paparan
(E)
Kemungkinan
(L)
Nilai
Risiko
Membuka
gumpalan serat
padat
Jari kaki
terluka /
lebam
tertimpa
gumpalan
serat
1
(Noticeable)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
18
membersihkan
serat di mesin
blowing
Jari tangan
terjepit/ jari
memar
1
(Noticeable)
10
(continuously)
3
(Unusual)
30
Memindahkan
Kaki luka/
terlindas roli
telah
90
5
(Important)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
digulung/sliver
ke mesin carding
dengan
menggunakan
roli
Menyalakan dan
Tersengat
mematikan
listrik/
mesin
kesetrum
0.5
(Conceivable)
15
6
(Frequently)
5
(important)
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Supervisor dan Operator Dept spinning PT.
Unitex Tbk, 2010
100
Pada saat merangkap sliver di mesin Carding, risiko yang berpotensi terjadi pada
tahap ini adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin Carding
yang
untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja
tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3
dengan kategori unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat
risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan
kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 90 dengan kategori
Substansial.
b. Memisahkan dan membersihkan serat
1. Jari tangan tergores
Pada saat memisahkan dan membersihkan serat di mesin Carding, risiko yang
berpotensi terjadi pada tahap ini adalah jari tangan tergores karena gesekan
silinder mesin Carding
Noticeable, karena pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit
ringan dan kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat.
Untuk tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari dengan nilai
paparan 10 dan termasuk dalam kategori continuously, sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
101
peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori
unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang
diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan,
sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 30 dengan kategori Priority 3.
c. Mengirim sliver ke mesin pre drawing
1. Kaki terlindas roli
Pada saat mengirim sliver ke mesin pre drawing dengan menggunakan roli, risiko
yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah kaki luka/remuk terlindas roli yang
memiliki nilai konsekuensi 5 dengan kategori important, karena pada risiko
tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu
merugikan. Untuk tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari dengan nilai
paparan 6 dan termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori
unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang
diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan,
sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 90 dengan kategori Substansial.
d. Menyalakan dan mematikan mesin ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Pada saat menyalakan dan mematikan mesin Carding ketika beroperasi, risiko
yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran listrik/ kesetrum
karena tangan basah oleh keringat/air yang memiliki nilai konsekuensi 5 dengan
kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh
102
penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Untuk tingkat pemaparan
terjadi sekali dalam sehari dengan nilai paparan 6 dan termasuk dalam kategori
Frequently, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah
terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri
nilai 0.5 dengan kategori Conceivable. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat
diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi,
paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 15 dengan
kategori Acceptable.
Tabel 5.12
Hasil analisis risiko pada tahap Carding di departemen spinning PT Unitex Tbk
Tahun 2010
Uraian
Pekerjaan
Risiko
Konsekuensi
(C)
Merangkap sliver
5
(important)
remuk
Paparan
(E)
6
(Frequently)
Kemungkinan
(L)
3
(Unusual)
Nilai
Risiko
90
10
(continuously)
3
(Unusual)
30
6
(Frequently)
3
(Unusual)
terjepit
mesin
Carding
Memisahkan dan
membersihkan
Jari tangan
tergores
1
(Noticeable)
serat
Mengirim sliver
kaki
ke mesin pre
luka/remuk
drawing
terlindas roli
90
5
(important)
103
Menyalakan dan -
Tersengat
mematikan mesin
listrik/
5
(important)
kesetrum
0.5
(Conceivable)
15
6
(Frequently)
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Supervisor dan Operator Dept spinning PT.
Unitex Tbk, 2010
104
b. Merangkap sliver
1. Jari tangan terjepit mesin pre drawing
Pada saat merangkap sliver di mesin pre drawing, risiko yang berpotensi terjadi
pada tahap ini adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin pre drawing
yang memiliki nilai konsekuensi 5 (important), karena pada risiko tersebut
membutuhkan penanganan medis. Untuk tingkat pemaparan terjadi secara terus menerus setiap hari dengan nilai paparan 10 dan termasuk dalam kategori
continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, kejadian tersebut sangat
kecil kemungkinan untuk terjadinya, sehingga di beri nilai 1 dengan kategori
Remotely possible. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko
yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan,
sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 50 dengan kategori Priority 3.
c. Mengirim sliver ke mesin Lap former
1. Kaki terlindas roli
Pada saat mengirim sliver ke mesin Lap former dengan menggunakan roli, risiko
yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah kaki luka/remuk terlindas roli yang
memiliki nilai konsekuensi 5 dengan kategori important, karena pada risiko
tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu
merugikan. Untuk tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari dengan nilai
paparan 6 dan termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori
unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang
105
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri
nilai 0.5 dengan kategori Conceivable. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat
diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi,
paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 15 dengan
kategori Acceptable
Tabel 5.13 Hasil analisis risiko pada tahap pre drawing di departemen spinning
PT Unitex Tbk Tahun 2010
Uraian
Pekerjaan
Mensejajarkan
Risiko
luka gores di
silinder mesin
Pre Drawing
Konsekuensi
(C)
1
(Noticeable)
Paparan
(E)
10
(continuously
)
Kemungkinan
(L)
3
(Unusual)
Nilai
Risiko
30
106
Merangkap
sliver
remuk
5
(important)
10
(continuously
)
1
(Remotely
possible)
50
5
(important)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
90
0.5
(Conceivable)
15
Terjepit mesin
Pre Drawing
Mengirim sliver
ke mesin lap
terlindas roli
former
Menyalakan dan
mematikan
Tersengat
mesin
listrik/ kesetrum
6
(Frequently)
5
(important)
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Supervisor dan Operator Dept
spinning PT. Unitex Tbk, 2010
5.4.4 Hasil Analisis Risiko Pada Tahap lap former
a. Peneyisiran sliver dari kotoran di mesin lap Former
1. Jari tangan terjepit mesin Lap former
Pada saat peneyisiran sliver dari kotoran di mesin lap former, risiko yang
berpotensi terjadi pada tahap ini adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin
Lap former yang memiliki nilai konsekuensi 5 (important), karena pada risiko
tersebut membutuhkan penanganan medis. Untuk tingkat pemaparan terjadi
secara terus - menerus setiap hari dengan nilai paparan 10 dan termasuk dalam
kategori continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, kejadian
tersebut sangat kecil kemungkinan untuk terjadinya, sehingga di beri nilai 1
dengan kategori Remotely possible. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui
107
tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan
kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 50 dengan kategori Priority
3.
b. Membuang serat pendek
1. Jari tangan tergores
Pada saat mensejajarkan serat pada mesin Lap former, risiko yang berpotensi
terjadi pada tahap ini adalah jari tangan tergores karena luka gores tergesek gigigigi mesin lap former yang memiliki nilai konsekuensi 1 dengan kategori
Noticeable, karena pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit
ringan dan kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat.
Untuk tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari dengan nilai
paparan 10 dan termasuk dalam kategori continuously, sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori
unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang
diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan,
sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 30 dengan kategori Priority 3.
c. Mengirim sliver ke mesin Combing
1. Kaki terlindas roli
Pada saat mengirim sliver ke mesin Combing dengan menggunakan roli, risiko
yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah kaki luka/remuk terlindas roli yang
memiliki nilai konsekuensi 5 dengan kategori important, karena pada risiko
tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu
108
merugikan. Untuk tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari dengan nilai
paparan 6 dan termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori
unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang
diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan,
sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 90 dengan kategori Substansial.
d. Menyalakan dan mematikan mesin lap former ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Pada saat menyalakan dan mematikan mesin Lap former ketika beroperasi, risiko
yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran listrik/ kesetrum
karena tangan basah oleh keringat/air yang memiliki nilai konsekuensi 5 dengan
kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh
penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Untuk tingkat pemaparan
terjadi sekali dalam sehari dengan nilai paparan 6 dan termasuk dalam kategori
Frequently, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah
terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri
nilai 0.5 dengan kategori Conceivable. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat
diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi,
paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 15 dengan
kategori Acceptable.
109
Tabel 5.14
Hasil analisis risiko pada tahap lap former di departemen spinning PT Unitex Tbk
Tahun 2010
Uraian
Pekerjaan
Penyisiran
Risiko
Luka jari atau
sliver dari
remuk Terjepit
mesin Lap
kotoran
Konsekuensi
(C)
5
(important)
Paparan
Kemungkinan
(E)
(L)
10
(continuously)
1
(Remotely
possible )
1
(Noticeable)
10
(continuously)
Nilai
Risiko
50
Former
Membuang
Luka gores
serat pendek
tergesek gigi-
3
(Unusual)
30
sliver ke mesin
terlindas roli
90
5
(important)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
combing
Menyalakan
dan mematikan
mesin
Tersengat
listrik/
5
(important)
6
(Frequently)
0.5
(Conceivable)
15
kesetrum
Pada saat meluruskan serat di mesin Combing, risiko yang berpotensi terjadi pada
tahap ini adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin Combing
yang
110
tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar
kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori unusual. Dari ketiga hal
tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan
nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat
risiko 90 dengan kategori Substansial.
b. Mengirim sliver ke mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd
1. Kaki terlindas roli
Pada saat mengirim sliver ke mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd dengan menggunakan
roli, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah kaki luka/remuk
terlindas roli yang memiliki nilai konsekuensi 5 dengan kategori important,
karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan
efeknya tidak terlalu merugikan. Untuk tingkat pemaparan terjadi sekali dalam
sehari dengan nilai paparan 6 dan termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan
untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja
tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3
dengan kategori unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat
risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan
kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 90 dengan kategori
Substansial.
c. Menyalakan dan mematikan mesin Combing ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Pada saat menyalakan dan mematikan mesin Combing ketika beroperasi, risiko
yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran listrik/ kesetrum
111
karena tangan basah oleh keringat/air yang memiliki nilai konsekuensi 5 dengan
kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh
penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Untuk tingkat pemaparan
terjadi sekali dalam sehari dengan nilai paparan 6 dan termasuk dalam kategori
Frequently, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah
terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri
nilai 0.5 dengan kategori Conceivable. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat
diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi,
paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 15 dengan
kategori Acceptable.
Tabel 5.15
Hasil analisis risiko pada tahap combing di departemen spinning PT Unitex Tbk
Tahun 2010
Uraian
Pekerjaan
meluruskan serat
Risiko
luka jari atau
di mesin Combing
remuk terjepit
Konsekuensi
(C)
Paparan
(E)
Kemungkinan
(L)
5
(important)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
5
(important)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
5
(important)
6
(Frequently)
0.5
(Conceivable)
Nilai
Risiko
90
mesin Combing
Mengirim sliver
90
Tersengat listrik/
kesetrum
15
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Supervisor dan Operator Dept spinning PT.
Unitex Tbk, 2010
112
5.4.6 Hasil Analisis Risiko Pada Tahap Drawing 1st, 2nd, 3rd
a. meluruskan, mensejejajarkan serat dalam sliver ke arah sumbu pada
mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd
st
nd
rd
Pada saat meluruskan, mensejejajarkan serat dalam sliver ke arah sumbu pada
mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah
luka jari atau remuk akibat terjepit mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd yang memiliki
nilai konsekuensi 5 (important), karena pada risiko tersebut membutuhkan
penanganan medis. Untuk tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari dengan
nilai paparan 6 dan termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori
unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang
diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan,
sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 90 dengan kategori Substansial.
b. Memperbaiki kerataan, berat dan panjang, campuran dengan perangkapan
1. Jari tangan tergores
Pada saat memperbaiki kerataan, berat dan panjang, campuran dengan
perangkapan pada mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd, risiko yang berpotensi terjadi pada
tahap ini adalah jari tangan tergores karena tergesek gigi-gigi mesin Drawing 1st,
2nd, 3rd yang memiliki nilai konsekuensi 1 dengan kategori Noticeable, karena
pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit ringan dan kerugian
setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat. Untuk tingkat
113
pemaparan terjadi sekali dalam sehari dengan nilai paparan 6 dan termasuk dalam
kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut
mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang
ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori unusual. Dari ketiga hal tersebut,
maka dapat diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai
konsekuensi, paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 18
dengan kategori Acceptable.
c. Menyalakan dan mematikan mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Pada saat menyalakan dan mematikan mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd ketika
beroperasi, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran
listrik/ kesetrum karena tangan basah oleh keringat/air
konsekuensi 5 dengan kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka
yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Untuk tingkat
pemaparan terjadi sekali dalam sehari dengan nilai paparan 6 dan termasuk dalam
kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut tidak
pernah terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun namun mungkin saja terjadi jika
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri
nilai 0.5 dengan kategori Conceivable. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat
diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi,
paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 15 dengan
kategori Acceptable.
114
Risiko
luka jari atau
mensejejajarkan
remuk terjepit
arah
pada
Drawing
sumbu Drawing
mesin
Konsekuensi
(C)
5
(important)
Paparan
(E)
Kemungkinan
(L)
Nilai
Risiko
6
(Frequently)
3
(Unusual)
90
115
Memperbaiki
kerataan,
dan
Jari
tangan
berat tergores
panjang, serat/benang
campuran dengan
1
(Noticeable)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
18
5
(important)
6
(Frequently)
0.5
(Conceivable)
15
5
(important)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
90
perangkapan
Menyalakan dan
Tersengat
mematikan mesin
listrik/
kesetrum
Mengirim
sliver Jari
kaki
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Supervisor dan Operator Dept spinning PT.
Unitex Tbk, 2010
5.4.7 Hasil Analisis Risiko Pada Tahap simplex frame
a. Peregangan lanjut di mesin simplex frame
1. Jari tangan terjepit mesin Simplex frame
Pada saat peregangan lanjut di mesin simplex frame, risiko yang berpotensi terjadi
pada tahap ini adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin Lap former yang
memiliki nilai konsekuensi 5 (important), karena pada risiko tersebut
membutuhkan penanganan medis. Untuk tingkat pemaparan terjadi secara terus menerus setiap hari dengan nilai paparan 10 dan termasuk dalam kategori
continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, kejadian tersebut sangat
kecil kemungkinan untuk terjadinya, sehingga di beri nilai 1 dengan kategori
Remotely possible. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko
116
117
118
Noticeable, karena pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit
ringan dan kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat.
Untuk tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari dengan nilai
paparan 10 dan termasuk dalam kategori continuously. Sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori
unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang
diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan,
sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 30 dengan kategori Priority 3.
f. Mengirim Bobbin ke mesin Ring spinning
1. Kaki terlindas roli
Pada saat mengirim Bobbin ke mesin Ring spinning dengan menggunakan roli,
risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah kaki luka/remuk terlindas roli
yang memiliki nilai konsekuensi 5 dengan kategori important, karena pada risiko
tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu
merugikan. Untuk tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari dengan nilai
paparan 6 dan termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori
unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang
diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan,
sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 90 dengan kategori Substansial.
119
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri
nilai 0.5 dengan kategori Conceivable. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat
diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi,
paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko dengan kategori
Acceptable.
Tabel 5.17
Hasil analisis risiko pada tahap Simplex frame departemen spinning PT Unitex
Tbk Tahun 2010
Uraian
Pekerjaan
Peregangan
Risiko
tergores
dan
Simplex remuk
Frame
terjepit
mesin
Simplex Frame
Konsekuensi
(C)
Paparan
(E)
Kemungkinan
(L)
5
(important)
10
(continuously)
1
(Remotely
possible)
Nilai
Risik
o
50
120
Memasang
Shinomaki
luka/lebam
5
(important)
10
(continuously)
1
Remotely
posible
50
1
(noticeable)
10
(Continously)
3
(Unusual)
30
5
(important)
10
(continuously)
1
Remotely
posible
50
1
(Noticeable)
10
(continuously)
3
(Unusual)
5
(important)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
tertimpa
shinomki penuh
Memberikan
Jari
antihan/twist
tergores
tangan
benang/serat
Menggulung
benang
Kaki Tertimpa/
pada kejatuhan
Bobbin tegak
Bobbin/ memar
atau luka lebam
Memperbaiki
Jari tangan
lecet terkenan
mesin gulung
30
simplex frame
Mengirim
Bobbin ke mesin
terlindas roli
Ring Spinning
Menyalakan dan
Tersengat
mematikan
listrik/
mesin
kesetrum
5
(important)
6
(Frequently)
0.5
(Conceivable)
90
15
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Supervisor dan Operator Dept
spinning PT. Unitex Tbk, 2010
121
Pada saat peregangan lanjut di mesin Ring Spinning, risiko yang berpotensi terjadi
pada tahap ini adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin Ring Spinning
yang memiliki nilai konsekuensi 1 dengan kategori Noticeable, karena pada risiko
tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit ringan dan kerugian setempat
yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat. Untuk tingkat pemaparan
terjadi sekali dalam sehari dengan nilai paparan 6 dan termasuk dalam kategori
Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja
terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga
di beri nilai 3 dengan kategori unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat
diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi,
paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 18 dengan
kategori Acceptable.
b. Menggulung benang pada Bobbin miring
1. Kaki tertimpa Bobbin
Pada saat menggulung benang pada Bobbin miring pada mesin Ring Spinning,
risiko yang berpotensi tejadi pada tahap ini adalah kaki memar atau lebam
tertimpa Bobbin yang memiliki nilai nilai konsekuensi 5 dengan kategori
important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis
dan efeknya tidak terlalu merugikan. Untuk tingkat pemaparan terjadi sekali
dalam sehari dengan nilai paparan 6 dan termasuk dalam kategori Frequently,
122
123
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga di beri
nilai 0.5 dengan kategori Conceivable. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat
diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi,
124
Risiko
dan Terjepit
Ring tergores
Spinning
luka
Paparan
(E)
Kemungkinan
(L)
Nilai
Risiko
1
(Noticeable)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
18
5
(Important)
6
(Frequently)
0.5
(Conceivable)
15
mesin
Konsekuensi
(C)
dan
jari atau
remuk
Menggulung
benang
Bobbin
Kaki Tertimpa/
pada kejatuhan
miring Bobbin/ memar
90
Tergores
dan Bobbin
6
(Frequently)
3
(Unusual)
5
(Important)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
90
10
(Continously)
0.5
(Conceivable)
25
saat
menjaga
melakukan
kerataanya
penggulungan
karena
5
(Important)
kurang
hati-hati
Mengirim Bobbin Jari kaki remuk
ke mesin Winding
Menyalakan
terlindas roli
dan Tersengat
mematikan mesin
listrik/ kesetrum
5
(Important)
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Supervisor dan Operator Dept spinning PT. Unitex
Tbk, 2010
125
126
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
peraturan dan standar jarak aman roli, sehingga di beri nilai 3 dengan kategori
unusual. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang
diperoleh dengan mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan,
sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 90 dengan kategori Substansial.
c. Proses penguapan dengan heat setter
1. Pada saat proses penguapan dengan heat setter, risiko yang berpotensi terjadi
pada tahap ini adalah peledakan akibat tekanan uap atau kesalahan penutupan
bejana penguapan, hal ini memiliki konsekuensi 50 (Disaster), karena pada risiko
tersebut dapat menimbulkan kematian, kerusakan setempat dan menetap terhadap
lingkungan. Untuk tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari dengan nilai
paparan 6 dan termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut merupakan kejadian yang kemungknan terjadinya
sangat kecil, sehingga di beri nilai 1 dengan kategori remotely pssible. Dari
ketiga hal tersebut, maka dapat diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan
mengalikan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh
nilai tingkat risiko 300 dengan kategori very high.
d. Menyalakan dan mematikan mesin Winding ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Pada saat menyalakan dan mematikan mesin Ring Spinning ketika beroperasi,
risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran listrik/ kesetrum
karena tangan basah oleh keringat/air yang memiliki nilai konsekuensi 5 dengan
kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh
127
penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Untuk tingkat pemaparan
terjadi secara terus - menerus setiap hari dengan nilai paparan 10 dan termasuk
dalam kategori continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal
tersebut tidak pernah terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun namun mungkin
saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada,
sehingga di beri nilai 0.5 dengan kategori Conceivable. Dari ketiga hal tersebut,
maka dapat diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai
konsekuensi, paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 25
dengan kategori Priority 3.
e. Membongkar Cones dari mesin penguapan(Heat setter)
1. Pada saat membongkar Cones dari mesin penguapan(Heat setter), risiko yang
berpotensi tejadi pada tahap ini adalah kaki memar atau lebam karena tertimpa
Cones benang seberat 4 kg atau lebih
penguapan, peristiwa ini
Noticeable, karena pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit
ringan dan kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat.
Untuk tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari dengan nilai paparan 6 dan
termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya,
hal tersebut merupakan kejadian yang kemungknan terjadinya sangat kecil,
sehingga di beri nilai 1 dengan kategori remotely pssible. Dari ketiga hal tersebut,
maka dapat diketahui tingkat risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai
konsekuensi, paparan dan kemungkinan, sehingga diperoleh nilai tingkat risiko 6
dengan kategori Acceptable.
128
Risiko
Konsekuensi
(C)
Paparan
(E)
Kemungkinan
(L)
Nilai
Risiko
1
(Noticeable)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
18
6
(Frequently)
3
(Unusual)
90
6
(Frequently)
1
(Remotely
possible)
300
Kaki kejatuhan
atau
luka
lebam
Memindahkan
cones
ke
Wajah
heat setter
uap panas
Melakukan proses
Peledakan
penguapan dengan
heat setter
atau
5
(Important)
50
(Disaster)
129
Menyalakan
5
(Important)
dan Tersengat
mematikan mesin
listrik/
10
(Continously)
0.5
(Conceivable)
25
1
(noticeable)
6
(Frequently)
1
(Remotely
possible)
5
(Important)
6
(Frequently)
3
(Unusual)
90
kesetrum
Membongkar
Kaki kejatuhan
atau
luka
lebam
Mengirim cones ke Jari kaki remuk
departemen
terlindas roli
wieving
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Supervisor dan Operator Dept
spinning PT. Unitex Tbk, 2010
5.5
Carding, Pre Drawing, Lap Former, Combing, Drawing 1st, 2nd, 3rd , Simplex Frame, Ring
Spinning
dan Winding. Tahapan selanjutnya adalah melakukan evaluasi risiko dari setiap
tahapan proses kerja di departemen spinning. Pada tahap ini, evaluasi risiko di tentukan oleh
hasil estimasi ketiga komponen yaitu nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan. Maka tingkat
risiko yang dihasilkan dari tiap risiko keselamatan memiliki nilai tingkat risiko yang berbedabeda satu sama lain, namun dengan kategori tingkat yang hampir sama dengan yang lainya.
Evaluasi risiko dalam penelitian ini merujuk pada analisis semi kuantitatif AS/NZS 4360:1999.
130
Jari tangan
terjepit/ jari
memar
30
Priority 3
Mengatur
jarak
dengan mesin
Safety Talk
aman
131
Memindahkan serat
Kaki luka/
terlindas roli
90
Substansial
digulung/sliver ke
mesin carding
menggunakan roli
dengan
Menjaga
menggunakan roli
lingkungan kerja
15
Acceptable
Warning
Housekeeping
sign
Menyalakan dan
Tersengat
mematikan mesin
listrik/
bahaya listrik
kesetrum
Safety Talk
adanya
sebelum memulai pekerjaan, mengatur jarak aman dengan mesin yan sedang dalam posisi
on, menjaga roli agar selalu dalam jalur lintasan roli pada saat menggunakan roli,
menjaga housekeeping lingkungan kerja, warning sign untuk menunjukkan adanya
132
bahaya listrik dan menjaga proses kerja dalam keadaan aman. Hasil evaluasi risiko
keselamatan kerja pada tahap Carding secara rinci dapat dilihat pada table 5.2
Table 5.21
Hasil Evaluasi Risiko Tahap Carding Pada Proses Spinning di Bagian Produksi PT. Unitex Tbk
Tahun 2010
Uraian
Risiko
Nilai
Tingkat Risiko
Rekomendasi
Pekerjaan
Risiko
90
Substansial
Mengatur
jarak
aman
Merangkap sliver luka jari atau
dengan mesin
remuk
Safety Talk
terjepit mesin
Carding
Memisahkan dan
Jari tangan
membersihkan
tergores
Acceptable
Mengatur
jarak
aman
dengan mesin
Safety Talk
Menggunakan gloves
90
Substansial
serat
Mengirim sliver
ke mesin pre
/lebam
drawing
tertimpa
dengan kemampuan
sliver
Menggunakan roli
Komunikasi antar pekerja
Menyalakan dan
Tersengat
15
Priority 3
Warning
sign
adanya
bahaya listrik
Safety Talk
mesin Pre Drawing dan luka jari atau remuk terjepit mesin Pre Drawing
133
memiliki tingkat risiko priority 3 yang memerlukan pengawasan dan perhatian secara
berkesinambungan.
Sedangkan untuk jari kaki remuk terlindas roli
Risiko
Nilai
Risiko
30
Tingkat
Risiko
Priority 3
n serat pada
tergesek silinder
mesin Pre
Safety Talk
Merangkap
sliver
Menggunakan gloves
Mengatur
jarak
aman
dengan mesin
Drawing
Mengirim
sliver ke
mesin lap
50
Priority 3
Rekomendasi
Mengatur
jarak
dengan mesin
aman
Drawing
Safety Talk
terlindas roli
Substansial
90
134
former
Menggunakan roli
Komunikasi antar pekerja
Menyalakan
Tersengat listrik/
dan
kesetrum
15
Acceptable
Warning
sign
adanya
bahaya listrik
Safety Talk
mematikan
mesin
135
Table 5.23
Hasil Evaluasi Risiko Tahap lap former
Pada Proses Spinning di Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010
Uraian
Pekerjaan
Peneyisiran
Risiko
Luka jari atau
sliver dari
remuk Terjepit
kotoran
mesin Lap
Nilai
Risiko
50
Tingkat Risiko
Priority 3
Luka gores
serat pendek
tergesek gigi-gigi
30
Priority 3
sliver ke
terlindas roli
Mengatur
jarak
dengan mesin
aman
Safety Talk
Former
Membuang
Rekomendasi
90
Substansial
mesin
dengan kemampuan
combing
Menggunakan roli
Komunikasi antar pekerja
Menyalakan
Tersengat listrik/
dan
kesetrum
15
Acceptable
Warning
sign
adanya
bahaya listrik
mematikan
Safety Talk
mesin
136
Tindakan yang perlu dilakukan adalah warning sign untuk menunjukkan adanya
bahaya listrik, mengatur jarak aman dengan mesin yang sedang dalam posisi on,
melakukan safety talk sebelum memulai pekerjaan, menjaga roli agar selalu dalam jalur
lintasan roli pada saat menggunakan roli, memastikan sliver dalam posisi seimbang dan
sesuai dengan kemampuan, komunikasi antar pekerja dan menjaga proses kerja dalam
keadaan aman. Hasil evaluasi risiko keselamatan kerja pada tahap lap former secara rinci
dapat dilihat pada table 5.24
Table 5.24
Hasil Evaluasi Risiko Tahap Combing
Pada Proses Spinning di Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010
Uraian
Risiko
Nilai
Tingkat Risiko
Rekomendasi
Pekerjaan
Risiko
meluruskan serat Luka jari atau
90
Substansial
Mengatur
jarak
aman
dengan mesin
di mesin
remuk terjepit
Combing
Safety Talk
mesin
Combing
Jari kaki
ke mesin
remuk
terlindas roli
dengan kemampuan
90
Substansial
3rd
Menggunakan roli
Komunikasi antar pekerja
Menyalakan dan
Tersengat
15
Acceptable
Warning
sign
bahaya listrik
Safety Talk
adanya
137
5.5.6 Hasil Evaluasi Risiko Pada Tahap drawing 1st, 2nd, 3rd
Berdasarkan hasil analisis risiko pada tahap Drawing 1st, 2nd, 3rd
Jari tangan
tergores serat/benang dan risiko tersengat listrik atau kesetrum memiliki tingkat risiko
Acceptable yang berarti intensitas yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal
mungkin.
Sedangkan untuk risiko jari kaki terlindas lori dan luka jari atau remuk terjepit
mesin Drawing memiliki tingkat risiko substansial yang berarti mengharuskan adanya
perbaikan secara teknis.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah warning sign untuk menunjukkan adanya
bahaya listrik, mengatur jarak aman dengan mesin yang sedang dalam posisi on,
melakukan safety talk sebelum memulai pekerjaan, menjaga roli agar selalu dalam jalur
lintasan roli pada saat menggunakan roli, memastikan sliver dalam posisi seimbang dan
sesuai dengan kemampuan, komunikasi antar pekerja dan menjaga proses kerja dalam
keadaan aman.
Hasil evaluasi risiko keselamatan kerja pada tahap Winding secara rinci dapat
dilihat pada table 5.25
Table 5.25
Hasil Evaluasi Risiko Tahap Drawing 1st, 2nd, 3rd
Pada Proses Spinning di Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010
Uraian Pekerjaan
Risiko
Nilai
Tingkat Risiko
Rekomendasi
Risiko
Meluruskan,
luka
jari
Mengatur
jarak
aman
dengan mesin
mensejejajarkan
atau remuk
serat dalam sliver terjepit
ke arah sumbu pada mesin
mesin Drawing
Drawing
90
Substansial
Safety Talk
Komunikasi antar pekerja
138
Memperbaiki
Jari tangan
Mengatur
jarak
dengan mesin
18
Acceptable
dengan
aman
Safety Talk
Menggunakan gloves
perangkapan
Menyalakan dan
Tersengat
mematikan mesin
listrik/
Warning
15
Acceptable
mesin
Frame
roli
bahaya listrik
kaki
Simplex terlindas
adanya
Safety Talk
kesetrum
Mengirim sliver ke Jari
sign
90
Substansial
139
Tindakan yang perlu dilakukan adalah warning sign untuk menunjukkan adanya
bahaya listrik, mengatur jarak aman dengan mesin yang sedang dalam posisi on,
melakukan safety talk sebelum memulai pekerjaan, menjaga roli agar selalu dalam jalur
lintasan roli pada saat menggunakan roli, memastikan sliver dalam posisi seimbang dan
sesuai dengan kemampuan, komunikasi antar pekerja dan menggunakan APD (gloves)
untuk melindungi tangan dari goresan serta menjaga proses kerja dalam keadaan aman.
Hasil evaluasi risiko keselamatan kerja pada tahap Winding secara rinci dapat
dilihat pada table 5.26
Table 5.26
Hasil Evaluasi Risiko Tahap simplex frame
Pada Proses Spinning di Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010
Uraian
Pekerjaan
Peregangan
Risiko
tergores
dan
Nilai
Risiko
50
Tingkat Risiko
Substansial
Rekomendasi
Mengatur
jarak
dengan mesin
aman
Simplex remuk
Frame
Safety Talk
terjepit mesin
Simplex Frame
Menggunakan gloves
Memasang
Kaki
Shinomaki
badan
atau
50
Substansial
Mengatur
jarak
dengan mesin
aman
Safety Talk
luka/lebam
tertimpa
shinomki
penuh
Memberikan
Jari
antihan/twist
tergores
tangan
benang/serat
30
Priority 3
Mengatur
jarak
dengan mesin
Safety Talk
Menggunakan gloves
aman
140
Menggulung
benang
Kaki Tertimpa/
50
Substansial
pada kejatuhan
Bobbin tegak
Bobbin/
memar
Mengatur
jarak
dengan mesin
aman
Safety Talk
atau
luka lebam
Memperbaiki
Jari tangan
30
Priority 3
lecet terkenan
mesin gulung
Menggunakan gloves
simplex frame
90
Substansial
Mengirim
Jari kaki
Bobbin ke mesin
remuk
Ring Spinning
terlindas roli
Menjaga
lingkungan kerja
Menyalakan dan
Tersengat
15
Acceptable
Warning
sign
adanya
bahaya listrik
kesetrum
Safety Talk
141
Nilai
Risiko
18
Tingkat
Risiko
Acceptable
Menggulung
Kaki
Rekomendasi
Mengatur
jarak
dengan mesin
aman
Safety Talk
Menggunakan gloves
Tertimpa/
benang
Bobbin
15
Acceptable
Mengatur
jarak
dengan mesin
aman
Safety Talk
Spinning
Menggulung
Bobbin
posisi
Tergores tergesek
pada Bobbin
saat
90
Substansial
Mengatur
jarak
dengan mesin
miring melakukan
Safety Talk
aman
142
dan
menjaga penggulungan
kerataanya
karena
kurang
hati-hati
Mengirim
Bobbin
90
Substansial
ke terlindas roli
mesin Winding
Menjaga
lingkungan kerja
Menyalakan dan Tersengat
mematikan
listrik/
25
Priority 3
kesetrum
Warning
sign
adanya
bahaya listrik
Safety Talk
mesin
memiliki tingkat risiko substansial yang berarti mengharuskan adanya perbaikan secara
teknis. Kemudian untuk risiko peledakan pada proses penguapan memiliki tingkat risiko
very high yang berarti iktifitas dihentikan sampai risiko bisa dikurangi hingga mencapai
baas yang dibolehkan atau diterima.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah Memastikan Cones dalam posisi seimbang
saat menggulung benang pada Cones, melakukan safety talk sebelum memulai pekerjaan,
Mengatur jarak aman dengan mesin yan sedang dalam posisi on, Menggunakan
143
pelindung wajah( face shield) untuk menghindari risiko pada wajah, maintenance secara
teratur peralatan dan mesin, Bekerja sesuai S.O.P untuk menjaga proses kerja dalam
keadaan aman. Hasil evaluasi risiko keselamatan kerja pada tahap Winding secara rinci
dapat dilihat pada table 5.28
Table 5.28
Hasil Evaluasi Risiko Tahap Winding
Pada Proses Spinning di Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010
Uraian Pekerjaan
Risiko
Nilai
Tingkat
Rekomendasi
Risiko
Risiko
Menggulung
Kaki kejatuhan
Memastikan Cones dalam
18
Acceptable
posisi seimbang
benang pada Cones Cones/ memar
di mesin Winding
Memindahkan
Wajah
atau
terkena
setter
Melakukan
Safety Talk
90
Substansial
150
Substansial
uap panas
proses Peledakan
penguapan dengan
Safety Talk
heat setter
Menyalakan
dan Tersengat
mematikan mesin
25
Priority 3
listrik/ kesetrum
Membongkar
Kaki kejatuhan
Acceptable
memar
terlindas roli
90
Substansial
BAB VI
PEMBAHASAN
6.2 Pembahasan Hasil Identifikasi Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan Proses
Pemintalan/ Spinning di Departemen Spinning Bagian Produksi PT Unitex Tbk
Hasil identifikasi risiko keselamatan di lakukan dengan menggunakan data primer berupa
wawancara dan observasi kepada supervisor departemen, operator mesin di bagian
pemintalan/spinning, P2K3 departemen spinning dan petugas klinik perusahaan(dokter
perusahaan). Di dapatkan hasil bahwa tahapan proses kerja yang ada di departemen spinning
adalah blowing, carding, pre drawing, lap former, combing, drawing 1st, 2nd, 3rd, simplex frame,
ring spinning, winding.
Dari risiko keselamatan yang telah di identifikasi, risiko keselamatan yang terdapat pada
departemen spinning PT Unitex Tbk ini berdasarkan kelompok bahaya keselamatan (safety
hazard) yang dibedakan menjadi:
144
145
1. Bahaya mekanik(mechanical hazard) yaitu, jari tangan terjepit mesin, jari tangan tergores
benang, jari tangan terjepit atau jari memar terjepit silinder mesin, kaki terlindas roli,
terjepit mesin ring spinning atau tergores dan luka jari atau remuk, jari tangan tergores
atau lecet terkenan mesin gulung simplex frame, jari kaki luka atau lebam tertimpa sliver,
jari kaki luka atau remuk terlindas roli, luka gores tergesek gigi-gigi mesin lap former,
kaki atau badan luka atau lebam tertimpa shinomaki penuh, kaki tertimpa atau kejatuhan
bobbin, kaki kejatuhan cones menjadi memar atau luka lebam, wajah atau badan terkena
uap panas, peledakan, kaki kejatuhan cones atau memar atau luka lebam dan lain-lain.
Bahaya - bahaya ini diakibatkan oleh benda-benda atau mesin serta proses yang bergerak.
2. Bahaya elektrik(electrical hazard) yaitu: terkena aliran listrik (kesetrum). Bahaya ini
berasal dari arus listrik yang digunakan pada mesin pemintal.
6.3 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan Proses Pemintalan/
Spinning di Departemen Spinning Bagian Produksi PT Unitex Tbk
6.3.1 Tahap blowing
a. Membuka gumpalan serat padat
1. Tertimpa gumpalan serat padat
Pada tahap awal membuka gumpalan serat, pekerja berisiko jari kakinya terluka
atau lebam akibat tertimpa gumpalan serat padat yang memiliki berat kurang lebih
50 kg dari satu gulung berat serat tersebut. Namun, serat tersebut memiliki
permukaan yang rata dan sedikit licin, sehingga jika gulungan tersebut menimpa
pekerja maka hanya dapat meyebabkan luka lebam tanpa perdarahan. Oleh karena
itu tahap ini termasuk dalam konsekuensi dengan kategori Noticeable, karena
146
pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit ringan dan kerugian
setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat. Tingkat pemaparan
pada kegiatan ini termasuk dalam kategori Frequently karena hanya dilakukan
sekali dalam sehari, karena dalam satu hari waktu produksi, penguraian dilakukan
sekali sehari sesuai dengan target harian produksi. Sedangkan untuk kemungkinan
terjadinya risiko ini, termasuk dalam kategori unusuall yaitu mungkin terjadi tapi
jarang, hal tersebut karena pekerja yang sudah cukup terlatih untuk melakukan
kegiatan penguraian dan mampu mengatur kapasitas berat gumpalan serat yang
akan diurai , dan jika hal tersebut masih terjadi umumnya disebabkan karena
kelalaian pekerja atau tidak konsentrasi. Dari ketiga analisis tersebut, maka
tingkat risikonya termasuk dalam kategori Acceptable yaitu intensitas yang
menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin agar risiko tidak timbul atau
terjadi lagi.
Dari pembahasan diatas, faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko
adalah handling material kapas dan penyimpanannya yang mungkin kurang tepat,
apalagi bentuk material yang licin dan cukup berat.
Menurut Mangkunegara (2002), bahwa indikator penyebab keselamatan
kerja adalah Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi: Penyusunan dan
penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan
keamanannya, ruang kerja yang terlalu padat dan sesak dan pembuangan kotoran
dan limbah yang tidak pada tempatnya. Meskipun hanya dilakukan sekali dalam
sehari, namun hal tersebut akan menimbulkan dampak serius jika perkerja telah
melakukan pekerjaan tersebut bertahun-tahun
147
148
dalam tahap ini penerapan prosedur kerja dan stansar kerja yang tergolong dalam
pengendalian administratif dinilai mampu menanggulangi risiko dalam tahap ini.
digolongkan dalam kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka
yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan, namun harus
tetap diperhatikan karena jika keterpaparanya terus meningkat dari waktu ke
waktu, hal itu bisa menjadi masalah serius atau bahkan bisa meningkat ke
kategori yang lebih serius.
Tingkat pemaparan pada proses ini terjadi sekali dalam sehari sehingga
termasuk dalam kategori Frequently,hal tersebut terjadi karena sliver yang
dihasilkan perharinya di sesuaikan dengan kapasitas produksi dalam satu hari.
Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika
pekerja tidak mengikuti standar kerja yang aman atau komunikasi dengan pekerja
lain kurang optimal, sehingga kegiatan pemindahan sliver hanya dilakukan sendiri
yang kemudian berdampak pada ketidakmampuan dalam melakukan pekerjaan
secara baik dan benar. Dalam hal ini, risiko tersebut termasuk dalam kategori
unusual. Dari ketiga analisis tersebut, maka tingkat risikonya yang mungkin
terjadi dalam proses ini tergolong dalam kategori Substansial yaitu mengharuskan
149
adanya perbaikan secara teknis untuk mengurangi potensi terjadinya risiko yang
bisa menyebabkan kerugian baik bagi perusahaan dan pekerja pada khususnya.
Selain itu, peningkatan komunikasi antar pekerja sehingga tercipta
hubungan kerja yang baik memungkinkan untuk menciptakan suasana kerja yang
produktif sehingga diharapkan dapat
dimana pekerjaan dapat dilakukan secara bersama-sama dengan pekerja lain atau
bekerja dalam tim, terutama pekerjaan memindahkan sliver yang relatif cukup
berat. Menurut Agustina(2009) hubungan tenaga kerja dalam sikap dan
interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas kerja di setiap jenis pekerjaan.
d. Menyalakan dan mematikan mesin ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Proses ke empat dalam tahap blowing ini adalah pada saat menyalakan dan
mematikan mesin ketika beroperasi, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini
adalah tekena aliran listrik/ kesetrum karena tangan basah oleh keringan/air yang
masuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang
butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan, hal itu terjadi
karena aliran listrik yang digunakan untuk mesin ini cukup besar. Tingkat
pemaparan pada proses ini terjadi sekali dalam sehari dan termasuk dalam
kategori Frequently , dimana mesin akan dinyalakan pada saat pekerjaan dimulai,
yaitu pukul 08.00 pagi dan dimatikan pada shift terakhir sesuai dengan jadwal
shift setiap operator mesin.
150
saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada,
sehingga termasuk dalam kategori Conceivable. Maka tingkat risikonya
tergolong dalam kategori Acceptable intensitas yang menimbulkan risiko tersebut
dikurangi seminimal mungkin, apalagi jika pekerja aware dan care terhadap
kondisi lingkungan dan fisiknya sendiri, sehinga hal tersebut dapat dihindari.
Dari pembahasan di atas, risiko yang mungkin dan berpotensi terjadi pada
keempat tahap dalam proses blowing yang pertama adalah jari kaki terluka atau
lebam karena kelalaian pekerja dan tidak konsentrasi. Menurut menurut Lucas &
Wilson (1989) tidak konsentrasi dan lalai dalam bekerja merupakan gejala dari
stress kerja yang tergolong dalam gejala intelektual diantaranya susah konsentrasi,
sulit membuat keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat menurun,
melamun, produktivitas atau prestasi kerja menurun, dan mutu kerja rendah. Oleh
karena itu, tidak adanya konsentrasi kerja dapat memicu terjadinya risiko yang
berakibat pada kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja yang berdampak pada
produktifitas kerja itu sendiri.
Risiko yang berpotensi terjadi pada tahap blowing yaitu jari tangan terjepit
atau jari memar akibat terjepit antara roller , hal itu bisa terjadi jika pekerja tidak
mengikuti standar kerja (SOP) yang ada karena merasa sudah biasa melakukan
sehingga dapat meningkatkan potensi terjadinya risiko dalam proses tersebut.
Tidak mengikuti SOP ini umumnya juga terjadi pada saat memindahkan sliver.
Menurut Miner(1994) hal tersebut tergolong dalam unsafe behavior dimana hal
tersebut merupakan tipe prilaku yang mengarah pada kecelakaan. Demikian pula
dengan hasil wawancara dengan pekerja pada tahap blowing umumnya pekerja
151
152
memisahkan dan
membersihkan serat di mesin Carding, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap
ini adalah jari tangan tergores karena gesekan silinder mesin Carding, karena
biasanya saat menarik serat pendek yang tersangkut, mesin Carding tidak
dimatikan, jika pekerja tidak konsentrasi atau hati-hati jari tangan bisa tergesek
putaran silinder ,sehingga konsekuensi dalam proses ini termasuk dalam kategori
Noticeable, karena pada risiko dari proses tersebut hanya terjadi luka ringan,
memar atau penyakit ringan dan kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek
yang juga setempat karena silindernya berukuran kecil dengan diameter kurang
lebih 5 sampai 10 cm. Tingkat pemaparan pada proses ini terjadi secara terus menerus setiap hari, karena selama sliver belum habis pekerjaan pemisahan ini
dilakukan terus menerus sampai sliver habis, dengan demikian paparan termasuk
dalam kategori continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal
tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar
153
kerja yang ada, sehingga termasuk dalam kategori unusual. Dari analisa tersebut
maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Priority 3 yaitu perlunya
pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar risiko tersebut dapat
dikendalikan dan di cegah sedemikian mungkin agar tidak terjadi.
Dalam proses kerja ini, risiko yang berpotensi terjadi disebabkan karena kondisi
pekerja yag berkerja pada mesin yang berpitar sentral dan tidak dapat dimatikan ketika
ada proses perbaikan serat, namun juga tidak memakai alat pelindung saat bekerja.
Menurut Miner(1994) hal ini termasuk dalam
154
dengan pekerja lain serta memantuhi standar kerja, sehingga termasuk dalam
kategori
pemaparan
terjadi sekali dalam sehari yaitu pada saat mesin dinyalakan ketika pekerjaan akan
dimulai dan mematikan mesin ketika pekerjaan berakhir sesuai dengan shift
masing-masing pekerja, sehingga hal tersebut termasuk dalam kategori
Frequently. Untuk
155
peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga termasuk dalam kategori
Conceivable. Dengan demikin, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori
Acceptable yaitu intensitas yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal
mungkin agar risiko tersebut tidak akan pernah terjadi pada pekerja.
Dari urutan pembahasan di atas, potensi risiko pertama yang muncul pada
saat merangkap sliver di proses carding adalah luka jari atau remuk akibat terjepit
mesin carding karena saat menggunakan tangan tanpa pelindung. Hal ini tentunya
dapat menimbulkan masalah terhadap keselamatan pekerja itu sendiri yang
berakibat pada kegagalan proses kerja.
Di tambah dengan hasil wawancara dengan pekerja pada proses ini,
masalah yang dapat menimbulkan ririko adalah pekerja merasa tidak perlu
menggunakan alat keselamatan karena hanya memperlambat proses kerja mereka,
tapi pekerja mau memakai ketika pekerjaanya sudah berjalan normal. Sedangkan
menurut manual dalam accident prevention for shop teacher (1993) sebaiknya
ketika melakukan pekerjaan seperti pembersihan mesin carding atau pekerjaan
apapun yang bersentuhan dengan baja atau logam, pekerja harus menggunakan
sarung tangan panjang sampai siku yang terbuat dari kulit untuk melindungi
tangan dari lembaran-lembaran logam atau baja yang tajam dan
runcing.
Pengendalian ini di rasa cukup efektif untuk mencegah munculnya potensi risiko
terjepit atau luka pada saat mengerjakan proses carding.
Tahap selanjutnya, potensi risiko yang bisa terjadi lebih di akibatkan
karena pekerja tidak konsentrasi dan kurangnya komunikasi antar pekerja, dimana
komunikasi yang jelas dengan melibatkan pemberian dan penerimaan informasi
156
157
sangat kecil dengan efek yang juga setempat. Tingkat pemaparan pada proses ini
terjadi secara terus - menerus setiap hari sepanjang proses pre drawing ini
berlangsung, oleh karena itu
kemungkinan pada proses ini,risikonya mungkin saja terjadi jika pekerja tidak
mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada dan kurang hati-hati dalam
bekerja, sehingga termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka
tingkat risikonya termasuk dalam kategori Priority 3 yaitu perlu diawasi dan
diperhatikan secara berkesinambungan agar potensi risiko tersebut bisa
dikendalikan.
Pada proses ini, potensi yang berisiko muncul lebih disebabkan karena
cara pengendalian yang belum sesuai yaitu cara pengendalian dengan memakai lat
keselamatan berupa gloves seperti yang di bahas dalam tahap Carding.
b. Merangkap sliver
1. Jari tangan terjepit mesin pre drawing
Proses kedua dari tahap pre drawing ini adalah merangkap sliver di mesin pre
drawing, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah luka jari atau remuk
akibat terjepit mesin pre drawing dimana empat sampai delapan sliver digabung
dalam satu proses dan satu mesin, sehingga pekerja harus bergantian merangkap
sliver agar tidak putus, konsekuensi dari proses ini adalah important, karena pada
risiko tersebut membutuhkan penanganan medis. Pemaparan pada proses ini
terjadi secara terus - menerus setiap hari sehingga tingkat paparan termasuk
dalam kategori continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, kejadian
tersebut sangat kecil kemungkinan untuk terjadinya, karena pekerja sudah terlatih
158
atau
remuk
terlindas
peristiwa tersebut mungkin terjadi jika pekerja tidak menjalin komunikasi yang
baik antar pekerja untuk mengoperasikan roli
159
risiko tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan
standar kerja yang ada, komunikasi dengan pekerja lain kurang baik sehingga
kemungkinannya termasuk dalam kategori unusual.dengan demikian, maka
tingkat risiko dari proses ini termasuk dalam kategori Substansial yaitu perlu
pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar risiko tersebut tidak
terjadi.
Pada tahap ini, risiko yang muncul penyebabnya sama dengan kasus
sebelumnya yaitu kurangnya komunikasi dalam melakukan suatu pekerjaan,
seperti yang dibahas pada potensi risiko yang terjadi pada tahap Carding.
d. Menyalakan dan mematikan mesin pre drawing ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Proses selanjutnya pada tahap pre drawing adalah saat menyalakan dan
mematikan mesin pre drawing ketika produksi berlangsung, risiko yang
berpotensi terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran listrik dengan voltase cukup
tinggi atau kesetrum karena tangan basah oleh keringat/air , konsekuensi proses
ini termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut butuh
penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat
pemaparan
risiko ini terjadi sekali dalam sehari yaitu pada saat menyalakan mesin ketika
memulai pekerjaan dan mematikan mesin ketika pekerjaan selesai, sehingga
paparanya termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah terjadi meskipun terpapar bertahun tahun namun mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan
standar kerja yang ada, sehingga termasuk kategori Conceivable. Dengan
160
yang potensi
terjadinya luka pada jari tangan/tergores karena gesekan. Dimana ketika bekerja,
pekerja kurang memperhatikan jarak aman. Tidak di aturnya jarak aman saat
bekerja bisa muncul karena pekerja tidak mengikuti cara kerja yang di tetapkan
atau peralatan yang kurang sesuai dengan si pekerjanya, hal ini tergolong dalam
unsafe act.
Dari hasil wawancara di ketahui bahwa menurut pekerja, mereka telah
bekerja pada jarak aman dan jarak nyaman. Pekerja berpendapat bahwa jika
jaraknya nyaman, pasti bisa aman. Menurut Oshman(1995) unsafe act adalah
suatu tindakan seseorang yang menyimpang dari aturan yang sudah di tetapkan
dan dapat mengakibatkan bahaya bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun
peralatan yang ada di sekitarnya.
Dari pendapat tersebut, menunjukkan bahwa pekerja yang kurang
memperhatikan jarak aman dapat di golongkan ke dalam tindakan unsafe act yang
berpotensi terhadap terjadinya risiko kecelakaan kerja yang berdampak pada
kerugian baik pekerja maupun perusahaan.
161
162
- menerus setiap hari selama proses produksi ini berlangsung dan sesuai dengan
target
karena
163
intensitas
yang
menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin agar risiko tersebut tidak akan
terjadi di proses ini dan pekerja dapat bekerja dalam kondisi yang aman.
Dari urutan pembahasan pada tahap lap former, potensi risiko yang paling
dominan adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin lap former dan jari
tangan tergores tergesek gigi-gigi mesin,
164
pekerjaan tersebut.
pekerjaanya, semakin besar potensi timbulnya risiko pada proses kerja tersebut
karna pekerja dapat menyimpang dari prosedur kerja yang ada dan bekerja dengan
caranya sendiri. Perilaku ini termasuk dalam unsafe behavior dimana masalah ini
dapat di kendalikan dengan menghilangkan bahaya di tempat kerja dengan
merekayasa faktor bahaya atau mengenalkan kontrol fisik. Cara ini di lakukan
untuk mengurangi potensi terjadinya unsafe behavior, namun tidak selalu berhasil
karena pekerja mempunyai kapasitas untuk berprilaku unsafe dan mengatasi
kontrol yang ada.
Masalah yang kedua adalah risiko yang berpotensi ketika pekerja
melakukan pekerjaan dengan menggunakan roli, yang di sebabkan kurangnya
komunikasi antar pekerja dalam pengoperasian roli yang memiliki berat kurang
lebih 250 kg. Cohen dalam Bird(2003) mengatakan bahwa faktor-faktor penting
dalam keselamatan yang berhasil yaitu bukti komitmen manajemen yang kuat
terhadap keselamatan dan kontak-kontak yang sering terjadi antar pekerja,
penyelia dan anggota-anggota manajemen terhadap masalah keselamatan. Jadi,
komunikasi aktif antar pekerja dalam suatu proses kerja dapat membantu
menanggulangi masalah keselamatan yang ada dalam proses kerja ini sehingga
potensi timbulnya risiko juga dapat di hindari dalam suatu proses kerja.
165
pengoperasian roli atau kelebihan berat sehingga roli tidak stabil dan melindas
kaki pekerja, risiko tersebut konsekuensinya termasuk dalam kategori important,
karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan
166
sehari karena dalam waktu sehari sliver dipindahkan sekali dari mesin combing ke
Drawing 1st, 2nd, 3rd, sehingga paparannya termasuk dalam kategori Frequently,
sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika
pekerja tidak mematuhi standar kerja dan kurang komunikasi dengan pekerja lain,
sehingga kemungkinanya termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian,
maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Substansial perlu pengawasan
dan diperhatikan secara berkesinambungan agar risiko tersebut tidak berpotensi
terjadi diproses ini dan pekerjaan dapat belangsung dengan aman.
c. Menyalakan dan mematikan mesin Combing ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Proses ke tiga pada tahap Combing adalah saat menyalakan dan mematikan mesin
Combing ketika beroperasi, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah
tekena aliran listrik atau kesetrum karena tangan basah oleh keringat atau air
dan mesin Combing yang sedang beroperasi menggunakan voltase yang cukup
tinggi,sehingga konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategori important, karena
pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak
terlalu merugikan. Tingkat pemaparannya terjadi sekali dalam sehari yaitu pada
saat proses kerja akan dimulai dengan memyalakan mesin dan proses kerja
berahir dan mematikan mesin, sehingga paparannya termasuk dalam kategori
Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah
terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun
167
168
untuk
risiko
terkena
aliran
listrik,
sangat
kecil
kemungkinannya untuk terjadi. Sehingga, hal ini tidak menjadi masalah dominan
dan dapat di kendalikan dengan peningkatan disiplin APD untuk meminimalisasi
kontak dengan risiko.
6.3.6 Tahap drawing 1st, 2nd, 3rd
a. meluruskan, mensejejajarkan serat dalam sliver ke arah sumbu pada
mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd
1. Jari tangan terjepit mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd
Proses pertama pada tahap Drawing 1st, 2nd, 3rd adalah saat meluruskan,
mensejejajarkan serat dalam sliver ke arah sumbu pada mesin Drawing 1st, 2nd,
3rd, potensi risiko yang terjadi pada tahap ini adalah luka jari atau remuk akibat
terjepit mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd karena saat mensejajarkan serat, silinder yang
berada di atas sliver akan terus berputar, sehingga konsekuensi risiko tersebut
termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut membutuhkan
penanganan medis. Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari sehinga tingkat
paparanya termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
standar kerja dan mengatur jarak aman dengan mesin bergerak, sehingga
kemungkinannya termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka
tingkat risikonya termasuk dalam kategori Substansial dimana pada tingkat risiko
169
170
c. Menyalakan dan mematikan mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Proses selanjutnya dari tahap Drawing 1st, 2nd, 3rd adalah pada saat menyalakan
dan mematikan mesin Drawing 1st, 2nd, 3rd ketika beroperasi, potensi risiko yang
terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran listrik atau kesetrum karena tangan
basah oleh keringat atau air
pemaparan
171
termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang
butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat risiko ini
pemaparan terjadi sekali dalam sehari sehingga paparanya termasuk dalam
kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut
mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi standar kerja dan menjalin
komunikasi yang baik dengan pekerja lain, sehingga kemungkinanya termasuk
dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka tingkat risiko pada proses ini
termasuk dalam kategori Substansial dimana mengharuskan adanya perbaikan
secara teknis untuk mengendalikan potensi risiko tersebut agar tidak terjadi lagi
pada pekerja maupun proses kerjanya.
Potensi risiko di pada proses drawing1st, 2nd, 3rd
Zuizer
dalam
Indrawan
(2009)
peningkatan
peraturan
keselamatan, safety training, penegakan disiplin dan lain-lain di rasa cukup untuk
mendisiplinkan standar kerja yang harus di laksanakan. Sehingga perlu adanya
peningkatan kedisiplinan yang terus-menerus terhadap penerapan standar kerja di
bagian tersebut agar pekerja tidak kembali ke kebiasaan semula.
172
173
dalam melakukan pekerjaan ini, pekerja lebih suka bekerja dengan caranya sendiri
padahal hal ini bisa menimbulkan kejadian yang tidak di inginkan atau celaka.
b. Memasang Shinomaki
1. Jari tangan tergores
Proses ke dua pada tahap Simplex frame adalah saat memasang Shinomaki, risiko
yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah kaki atau pundak atau punggung
luka dan lebam tertimpa shinomki penuh , karena shinomaki berada di ketinggian
180 cm dari permukaan lantai dengan berat shinomaki kurang lebih 5-8 kg jika
penuh, jika pemasaganya tidak tepat maka shinomaki dapat jatuh dan menimpa
pekerja,oleh karena itu
174
175
176
177
atau remuk terlindas roli, karena roli kelebihan beban dan pekerja tidak dapat
mengendalikan keseimbangan yang akhirnya roli melindas kaki pekerja yang
mengendalikannya, sehingga
important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis
dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam
sehari dan termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
standar kerja dan mejalin komunikasi yang baik dengan pekerja lain, sehingga
termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka tingkat risikonya
termasuk dalam kategori Substansial dimana mengharuskan adanya perbaikan
secara teknis agar risiko tersebut dapat di cegah dan tidak terjadi pada proses ini.
g. Menyalakan dan mematikan mesin Simplex Frame ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Proses selanjutnya pada tahap simplex frame adalah saat menyalakan dan
mematikan mesin Simplex Frame ketika beroperasi, risiko yang berpotensi terjadi
pada tahap ini adalah tekena aliran listrik atau kesetrum karena tangan basah
oleh keringat atau air dan mesin yang di operasikan memiliki voltase yang cukup
tinggi, sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori important, karena pada
risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak
terlalu merugikan. Tingkat pemaparannya terjadi sekali dalam sehari dan
termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya,
hal tersebut tidak pernah terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun
namun
mungkin saja terjadi jika pekerja melakukan pekerjaanya di luar standar kerja
178
pada saat mengirim benang. Karena jika risiko tersebut benar-benar terjadi maka
kerugian yang di alami pekerja sangat tinggi dan berdampak pada kerusakan
angota tubuh si pekerjanya. Hal tersebut bisa terjadi karena pekerja tidak
melakukan prosedur kerja dengan baik, seperti mengisi kapasitas roli melebihi
batas agar lebih cepat selesai sehingga potensi terjadinya risiko semakin besar dan
mengancam keselamatan pekerja itu sendiri.
6.3.8 Tahap ring spinning
a. Peregangan lanjut di mesin Ring Spinning
1. Jari tangan terjepit mesin Ring Spinning
Proses pertama pada tahap Ring Spinning adalah saat peregangan lanjut di mesin
Ring Spinning, potensi risiko yang terjadi pada tahap ini adalah luka jari atau
remuk akibat terjepit mesin Ring Spinning
perputaran silindernya sangat cepat dan mesin tetap beroperasi ketika pekerja
memperbaiki regangan, sehingga konsekuensinya termasuk dalam
kategori
Noticeable, karena pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit
ringan dan kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat.
179
Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari dan termasuk dalam kategori
Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja
terjadi jika pekerja tidak
standar kerja, sehingga termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka
tingkat risikonya termasuk dalam kategori
termasuk
dalam
kategori
Frequently.
Sedangkan
untuk
tingkat
kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah terjadi meskipun terpapar bertahuntahun namun mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi standar kerja dan
menjalin komunikasi yang baik dengan pekerja lain, sehingga kemungkinannya
termasuk dalam kategori Conceivable. Dengan demikian, maka tingkat risikonya
tergolong dalam kategori Acceptable intensitas yang menimbulkan risiko
dikurangi seminimal mungkin.
180
pengggulungan, jika tidak hati-hati benang yang sedang berputar tersebut dapat
melukai kulit luar pekerja, sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori
important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis
dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam
sehari dan termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
standar kerja dan menjaga jarak aman, sehingga termasuk dalam kategori unusual.
Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Substansial
yaitu mengharuskan adanya perbaikan secara teknis agar otensi tersebut dapat
dihilangkan.
d. Mengirim Bobbin ke mesin Winding
1. Kaki terlindas roli
Proses ketiga pada tahap ring spinning adalah saat mengirim Bobbin ke mesin
Winding dengan menggunakan roli, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini
adalah kaki luka atau remuk
mengendalikan roli saat memindahkan bobbin, akhirnya roli oleng dan melindas
kaki pekerja, konsekuensi risiko tersebut termasuk dalam kategori important,
karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan
181
efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari
dan
termasuk
dalam
kategori
Frequently.
Sedangkan
untuk
tingkat
kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi
standar kerja dan mengatur jarak aman roli, sehingga kemungkinannya termasuk
dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka tingkat risikonya tergolong
dalam kategori Substansial mengharuskan adanya perbaikan secara teknis untuk
menciptakan kondisi kerja yang aman.
e. Menyalakan dan mematikan mesin Ring Spinning ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Proses selanjutnya pada tahap ring spinning adalah saat menyalakan dan
mematikan mesin Ring Spinning ketika beroperasi, risiko yang berpotensi terjadi
pada tahap ini adalah tekena aliran listrik atau kesetrum karena tangan basah
oleh keringat atau air dan mesin yang digunakan menggunakan voltase yang
cukup tinggi, sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori important,
karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan
efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari
dan
termasuk
dalam
kategori
Frequently.
Sedangkan
untuk
tingkat
kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah terjadi meskipun terpapar bertahuntahun namun mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi standar kerja,
sehingga termasuk dalam kategori Conceivable. Dengan demikian, maka tingkat
risikonya tergolong dalam kategori Acceptable intensitas yang menimbulkan
risiko dikurangi seminimal mungkin agar potensi risiko dapat di cegah dan di
kendalikan.
182
peregangan lanjut,
183
184
luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat
pemaparan terjadi sekali dalam sehari dan termasuk dalam kategori Frequently.
Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika
pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar jarak aman creell, sehingga
termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka tingkat risiko pada
proses ini termasuk dalam kategori Substansial yaitu mengharuskan adanya
perbaikan secara teknis agar risiko dapat dicegah sedemikian rupa agar tidak
terjadi pada proses ini.
c. Proses penguapan dengan heat setter
1. Peledakan pada heat setter
Proses ke tiga pada tahap winding adalah saat proses penguapan dengan heat
setter, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah peledakan akibat
tekanan uap atau kesalahan penutupan bejana penguapan, dengan suhu maksimum
140 derajat celcius, jika hal tersebut dibiarkan hingga bejana di nyalakan, maka
bisa terjadi peledakan dan mengakibatkan bencana diproses tersebut, sehingga
konsekuensinya termasuk dalam kategori Disaster, karena pada risiko tersebut
dapat menimbulkan kematian, kerusakan setempat dan menetap terhadap
lingkungan. Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari karena penguapan
dilakukan sekali sehari sesuai dengan target produksi harian, oleh karena itu
paparannya
demikian, maka tingkat risikonya tergolong dalam kategori very high dimana
185
aktifitas dihentikan sampai risiko bisa dikurangi hingga mencapai batas yang
dibolehkan atau diterima, potensi risiko inilah yang paling besar dalam proses
spinning sesuai dengan hasil identifikasi dan analisis yang telah dilakukan
d. Menyalakan dan mematikan mesin Winding ketika beroperasi
1.Terkena aliran listrik
Proses selanjutnya pada tahap winding adalah saat menyalakan dan mematikan
mesin Ring Spinning ketika beroperasi, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap
ini adalah tekena aliran listrik atau kesetrum karena tangan basah oleh keringat
atau air dan mesin yang digunakan menggunakan voltase yang cukup tinggi,
sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori important, karena pada risiko
tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu
merugikan. Tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari dan
termasuk dalam kategori continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya,
hal tersebut tidak pernah terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun
namun
mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang
ada, sehingga kemungkinan tersebut termasuk dalam kategori Conceivable.
Dengan demikian, maka tingkat risiko pada proses ini termasuk dalam kategori
Priority 3 dimana perlu diawasi dan diperhatikan secara berkesinambungan agar
risiko tersebut dapat dikendalikan dan tidak terjadi pada proses ini.
e. Membongkar Cones dari mesin penguapan(Heat setter)
1. Kaki memar atau lebam karena tertimpa Cones
Proses selanjutnya adalah saat membongkar Cones dari mesin penguapan(Heat setter),
risiko yang berpotensi tejadi pada tahap ini adalah kaki memar atau lebam karena
186
tertimpa Cones benang seberat 4 kg atau lebih yang baru dikeluarkan dari mesin
penguapan, sehingga konsekuensi termasuk dalam kategori Noticeable, karena pada
risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit ringan dan kerugian setempat
yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat. Tingkat pemaparan terjadi sekali
dalam sehari dan termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat
kemungkinannya, hal tersebut merupakan kejadian yang kemungkinan terjadinya
sangat kecil, sehingga termasuk dalam kategori remotely possible. Dengan demikian,
maka tingkat risikonya tergolong dalam kategori Acceptable dimana intensitas yang
menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin agar risiko tersebut tidak terjadi
pada proses ini.
f. Mengirim cones ke departemen Wieving
1. Proses terakhir pada tahap winding adalah saat mengirim cones ke departemen
Wieving dengan menggunakan roli, potensi risiko yang terjadi pada tahap ini adalah
kaki luka atau remuk terlindas roli karna pekerja yang memindahkan cones tidak
dapat mengendalikan roli dengan baik, sehingga roli melindas kaki pekerja,
konsekuensi risiko tersebut termasuk dalam kategori important, karena pada risiko
tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu
merugikan. Tingkat
maka tingkat risiko pada proses ini termasuk dalam kategori Substansial dimana
187
mengharuskan adanya perbaikan secara teknis agar risiko tersebut dapat di cegah dan
dapat menciptakan proses kerja yang aman.
Dari keenam proses winding di atas, yang potensi risiko paling dominan adalah
pada
saat proses penguapan dengan heat setter, risiko yang berpotensi terjadi pada
tahap ini adalah peledakan akibat tekanan uap atau kesalahan penutupan bejana
penguapan, dengan suhu maksimum 140 derajat celcius. Meskipun belum pernah
terjadi kegagalan proses pada saat melakukan penguapan, namun perlu di waspadai
faktor-faktor yang bisa mengakibatkan terjadinya risiko tersebut agar pekerja yang
mengoperasikan alat penguapan yang termasuk dalam bejana tekan atau bejana uap
bisa memahami dengan baik cara pengendalian risiko yang ada pada proses ini.
Menurut PERMENAKER No. 01 / MEN / 1988, kewajiban operator bejana
uap adalah dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama bejana uapnya
dioperasikan, melakukan pengecekan kondisi kerja serta merawat bejana uap, alatalat pengaman, dan alat perlengkapan lainnya. Selain itu operator juga harus mengisi
buku laporan harian pengoperasian bejana uap yang bersangkutan selama melayani
bejana uap meliputi data tekanan kerja, produksi uap, debit air pengisi bejada uap,
pH air, dan jumlah bahan bakar, serta tindakan operator yang dilakukan selama
melayani
bejana uap
yang bersangkutan.
Apabila
188
Selain itu, potensi risiko yang lain pada proses winding lebih sering di
sebabkan karena pekerja merasa terbiasa dengan pekerjaanya sehingga tidak lagi
melakukan proses kerja sesuai dengan SOP atau peraturan yang ada di proses
tersebut. Frank E Bird. Jr. dalam Pengendalian kerugian praktis mengungkapkan
bahwa pelaksanaan peraturan harus memenuhi Firm atau tegas, dimana para manager,
pimpinan tim, anggota tim perlu mengingat bahwa peraturan yang ada adalah untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan dari semua karyawan dan lingkungan. Karena
itu, peraturan tersebut harus dilaksanakan dengan tegas, tanpa reservasi atau keraguraguan dan membiarkan orang lain dalam tempat yang berisiko. Maka dari itu,
penegasan peraturan di tempat kerja tersebut perlu lebih di tekankan lagi agar pekerja
tidak merasa biasa atau ragu dalam menjalankan setiap proses kerja.
Berdasarkan pembahasan dari kesembilan proses di atas, potensi risiko
terbesar berada pada tahap Winding, karena jika risiko tersebut terjadi dapat
menyebabkan disaster atau bencana yang sangat besar. Selebihnya, risiko-risiko pada
setiap proses berpotensi terjadi karena safety behavior yang menjadi penyumbang
terbesar dalam munculnya potensi risiko yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Selain pengendalian-pengendalian di atas yang telah di atur untuk
mengendalikan risiko. Perlu adanya suatu jaminan atau penanganan terhadap risiko
jika risiko tersebut benar-benar terjadi dan mengakibatkan kecelakaan kerja yang
berdampak diri setiap pekerja. Jaminan untuk risiko yang sudah terjadi tersebut
adalah dengan adanya asuransi bagi setiap pekerja yang dapat menjamin pembiayaan
pemeliharaan kesehatan, jaminan hari tua dan jaminan kematian. Hal ini di rasa sesuai
dan tepat untuk menangani risiko yang tidak dapat di terima dan di tanggulangi
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1
SIMPULAN
1. Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang terdapat pada proses spinning di
bagian produksi PT Unitex Tbk, yaitu : jari tangan terjepit mesin, jari kaki terlindas
roli, tangan tergores mesin, terkena aliran listrik, kaki atau badan tertimpa shinomaki,
jari tangan tergores benang, kaki tertimpa bobbin, peledakan, terkena uap panas dan
kaki kejatuhan cones.
2. Konsekuensi risiko keselamatan kerja pada proses spinning yang terbesar adalah
disaster yaitu
Noticeable yaitu luka gores di jari tangan, kaki lebam tertimpa cones/bobbin.
Paparan risiko keselamatan kerja pada proses spinning yang paling sering terjadi
yaitu tergores benang, tertimpa sliver, kejatuhan bobbin, tertimpa cones, terjepit
mesin, kejatuhan shinomaki, terlindah roli dan tersengat listrik.
Kemungkinan risiko keselamatan kerja pada proses spinning yang tidak biasa terjadi
tetapi mungkin yaitu Jari kaki remuk terlindas roli, Jari tangan tergores atau lecet
terkenan mesin, Jari tangan tergores benang/serat.
4. Evaluasi risiko keselamatan kerja pada proses spinning adalah melakukan safety talk
sebelum memulai pekerjaan, mengatur jarak aman dengan mesin, menjaga roli agar
selalu dalam jalur lintasan, menjaga housekeeping lingkungan kerja, warning sign
untuk menunjukkan adanya bahaya listrik dan menjaga proses kerja dalam keadaan
aman.
189
190
5. Tingkat risiko keselamatan kerja pada proses spinning di bagian produksi PT Unitex
Tbk, yaitu :
Very high (sangat tinggi) yaitu risiko peledakan pada heat setter/pengupan
dengan bejana tekan.
Substansial (penting) yaitu luka jari tangan atau kaki karena terlindas, terjepit
mesin, tertimpa, tergesek benda, bahan atau mesin yang ada di dept spinning ,
wajah atau badan terkena uap panas dan peledakan.
Acceptable (diterima) yaitu jari kaki terluka / lebam tertimpa gumpalan serat
atau kejatuhan Cones dll.
7.2 SARAN
1. Perusahaan perlu melakukan identifikasi dan penilaian risiko keselamatan kerja di
masing-masing tahapan yang ada pada proses spinning di bagian produksi PT Unitex
Tbk, sehingga perusahaan dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2. Untuk meminimalisir risiko pada masing-masing tahapan proses kerja spinning perlu
dilakukan upaya pengendalian, yaitu dengan cara :
Administrative Control (bekerja sesuai SOP, safety talk, komunikasi antar pekerja dan
warning sign)
191
3. Pengawasan atau monitoring risiko keselamatan pada proses spinning harus dilakukan
secara periodik dan diprioritaskan pengendalian risiko pada kategori tingkat risiko
substanstial sampai priority 1.Pada kategori tingkat risiko acceptable sampai priority
3 walaupun tingkat risiko rendah tetapi perlu diperhatikan karena risiko bisa terjadi
jika operator dan pekerja kurang hati-hati dalam melakukan pekerjaannya.
4. Pengawasan supervisor terhadap penggunaan APD pada operator dan pekerja harus
ditingkatkan, serta perlu adanya tindak lanjut berupa reward and punishment yang
dilakukan oleh pihak perusahaan, karena masih ada operator dan pekerja yang tidak
menggunakannya saat pekerjaan berlangsung.
5. Pencatatan kejadian kecelakaan sebaiknya tidak hanya yang menimbulkan efek yang
parah dan memerlukan perawatan medis, namun juga perlu di catat pula kejadiankejadian kecil namun berisiko yang tidak dilaporkan oleh pekerja, dengan
menggunakan pendekatan komunikasi personal agar pekerja tidak menganggap ringan
risiko atau kecelakaan yang di rasa bisa di tangani dan sembuh sendiri.
6. Meningkatan safety performance dalam perusahaan untuk mengurangi unsafe
behavior yang terjadi pada pekerja di rasa lebih baik di bandingkan dengan fokus
terhadap angak kecelakaan. Karena kecelakaan merupakan hasil akhir dari rentetan
unsafe behavior dan perusahaan hanya memperhatikan safety ketika kecelakaan
meningkat,
sebaliknya
behavioral
safety
lebih
proaktif
yang
cenderung
DAFTAR PUSTAKA
diakses
pada
tanggal
12
Februari
2010
dari
http://www.metrotvnews.com
Agustina, Nita Octa. Upaya Pengendalian Faktor Bahaya Di Unit Laundry pada
Instalasi CSSD (Central Sterilisation Supply Departement) Di RSUD
Setjonegoro Wonosobo. diakses pada tanggal 20 Desember 2010 dari
http//:www.uns.ac.id
Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 1999. Risk Management Guidelines.
Sydney, 1999.
Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 2004. Risk Management Guidelines.
Sydney, 2004.
Bird, Jr ,Frank E. and Goerge L, Germany, Practical Loss Control Leadership,
Loganville, Georgia. 1996
Budiono, Sugeng A.M. Manajemen Risiko Dalam Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Semarang : Universitas
Diponegoro, 2003.
Calvin dan Joseph. Occupation Related Accidents in Selected Garment Industries in
Bangalore City. Indian Journal of Community Medicine Volume 31, No. 3,
July - September, 2006.
Colling, David A. Industrial Safety Management and Technology. Pentice Hall Inc,
1990.
192
193
Cross, Jean. Study Notes SESC9211 Risk Management. Department of Safety Science
University of New South Wales, 1998.
Depnaker RI. Dokter Hiperkes. Jakarta. 1991
Deutsche Welle World. Kebakaran Pabrik Garmen di Bangladesh, 51 Tewas.
Diakses Tgl 08 mei 2009 dari http://www.tor.cn
Diberardinis, Louis J. Handbook of Occupational Safety and Health Second Edition.
John Wiley & Sons Inc, 1999.
European Agency for Safety and Health at Work. Occupational safety and health in the
textiles sector. Diakses pada tanggal 13 mei 2010 dari http//:www.
osha.europa.eu.org
Fokus pagi on line. Gudang Pabrik Tekstil Terbakar. Diakses pada tanggal 1 juni
2010 dari http//:www.indosiar.com
Geotsch, David. Occupational Safety and Health : In Manager, Second Edition, 1996.
ICN(Diploma Mekanikal Tekstil).Teknologi Yarn 1 Spinning. Diakses pada tanggal
19 Desember 2009 dari http//:www.icn.com
ICN(Indonesian Commercial Newsletter).Perkembangan Industri Spinning di
Indonesia. Diakses pada tanggal 17 Okrober 2009 dari http//:www.icn.com
Kolluru, Rao V, et. al. Risk Assessment and Mangement Handbook. New York : Mc
Graw Hill Inc, 1996.
Kusumawarni. Dwi. Pengaruh semangat dan disiplin kerja Terhadap produktivitas
karyawan pada Perusahaan daerah air minum (pdam) Kabupaten kudus. Di
akses pada tanggal 20 september 2010 dari http//:www.digilib.unnes.ac.id
194
Santoso, Budi . Liputan6 on line. Pabrik Tekstil di Bogor Meledak. Diakses pada
tanggal 18 mei 2010 dari http//:www.liputan6.com
Liputan6 on line. Pabrik Tekstil Terbakar. Diakses pada tanggal 18 mei 2010 dari
http//:www.liputan6.com
Management SDM.Pengertian Kesehatan dan Keselatan Kerja. Diakses pada tanggal
12 maret 2010 dari http//:www.jurnal-sdm.org
Markkanen, Pia K (International Labour Organization Subregional office of south-East
Asia and the Pasific Manila, Phlippines). Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Indonesia. Di akses pada tanggal 18 Juli 2009 dari http://www.ILO.org
Medicare lippo insurance. Risiko industri tekstil. Dikases pada tanggl 27 februari
2009 dari http//:www.lippoinsurance.com
Mulya, Adi. Analisis dan Pengendalian Risiko Keselamatan Kerja dengan Metode Semi
Kuantitatif pada Pekerja Pengelasan di Bengkel Pabrik PT. ANTAM Tbk. UBP
Emas Pongkor Bogor Tahun 2008. Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, UIN Jakarta, 2008.
Mungan, Meral(Departemen Teknik Lingkungan, Universitas Teknis Timur Tengah).
Penilaian Risiko Lingkungan dari Pabrik Tekstil di Turki. Diakses pada
tanggal 20 mei 2010 dari http//:www.archive.reg.org
PT Unitex Tbk. Annual Report PT Unitex Tbk tahun 2009 . GA Departement. Bogor.
2009
PT Unitex Tbk. Laporan Kecelakaan pada Jam Kerja PT Unitex Tbk Periode Bulan
Januari 2009 Desember 2009. Jakarta : Bagian P2K3 PT Unitex Tbk, 2009.
195
Analisis
risiko.
Diakses
pada
tanggal
24
maret
2010
dari
http//:www.si.its.ac.id
Slote, Lawrence. Handbook of Occupational Safety and Health. New York : New York
University, 1987.
Soeripto, IR. Job Safety Analysis. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Volume
XXXI : No. 1 Oktober Desember 1997.
Suardi, Rudi. Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja. Jakarta:
Penerbit PPM. 2005.
Sumamur, PK. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung,1986
Ramdani, Alwan Ridha. Tempo On-Line. Gudang Pabrik Tekstil Terbakar Satu Orang
Terluka(Selasa,2 September 2008.). Diakses pada tanggal Diakses Tanggal 11
mei 2009 dari http://www.tempo.co.id
Lampiran
LEMBAR OBSERVASI
No.
Dasar pemikiran
Menetukan ruang
lingkup
Identifikasi risiko
Sasaran observasi
Bagan struktur organisai PT
Unitex Tbk
Bagan Struktur organisasi dept
spinning
Bagan alur Tahapan proses
kerja dept spinning
Bagan Alur kerja dlm setiap
tahap proses spinning
Tahapan pekerjaan/ jenis
pekerjaan & rincian pekerjaaan
Alur proses kerja
Risiko yg ada dan potensinya
Pengendalian yg telah
dilakukan
SOP untuk setiap mesin
pemintalan
APD untuk Operator/ pekerja
Ada
Tidak
Keterangan
Lampiran
Analisis risiko
Konsekuensi
Informasi keparahan yg di
timbulakan oleh risiko
Paparan
Kemungkinan
Kejadian kecelakaan
Lampiran
Pedoman Wawancara
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA HASIL ANALISIS TINGKAT RISIKO DENGAN
KEJADIAN KECELAKAAN KERJA
PADA PROSES PEMINTALAN(SPINNING) DI BAGIAN PRODUKSI PT UNITEX TBK
TAHUN 2010
Identitas informan
No informan
Nama lengkap
: __________________________________
: __________________________________
Usia
: __________________________________
Jenis kelamin
: Laki-laki/Perempuan
Pendidikan terkhir
: SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi
2. Identifikasi risiko
Apa saja Risiko yang pernah terjadi/ berpotensi untuk terjadi di dept spinning? Apa
penyebabnya? pengendalian apa yang telah dilakukan?
Lampiran
Apa saja risiko yg ada dan potensi adanya risiko dalam pekerjaan ini dan bagaimana
bisa terjadi?
3. Analisis risiko
4. Kejadian kecelakaan
Apa saja Pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk menangani hal tersebut?