Pengemasan 3
Pengemasan 3
Oleh:
Prayanda Prilasa
NIM A1H012039
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sayuran merupakan bahan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak
(perishable). Pada hakekatnya sayuran selepas panen merupakan jaringan hidup
dengan kandungan airnya yang tinggi di mana kelanjutan proses respirasi dan
transpirasi masih terus berlangsung. Adanya respirasi yang tinggi akan
menyebabkan sayuran menjadi layu dan busuk. Untuk mengurangi hal tersebut,
maka perlu dihambat melalui kemasan dan cara penyimpanan yang baik. Selain
itu, faktor lingkungan berpengaruh juga terhadap aktivitas fisiologis terutama
suhu. Adanya informasi mengenai alternatif kombinasi jenis kemasan dan suhu
penyimpanan diharapkan dapat membantu mempertahankan kesegaran sayur
dalam jangka waktu tertentu.
Penyimpanan memegang peranan penting dalam menjaga kuantitas dan
kualitas produk. Penyimpanan menjadi fokus utama pada komoditi pertanian,
terutama penyimpanan sayur dan buah. Komoditi pertanian berupa sayur dan buah
mempunyai tingkat kadar air yang tinggi yaitu sekitar 75-95%. Oleh karena itu,
modifikasi suhu penyimpanan mesti dilakukan sesuai dengan tingkat aktivitas
enzim dari masing-masing sayur dan buah.
Dalam penyimpanan bahan dan produk pangan segar perlu diperhatikan agar
kerusakan fisik dan biologis dapat dihambat, serta kerusakan yang disebabkan
oleh kehilangan kandungan air juga terjaga. Kedua hal tersebut dapat dilakukan
dengan penyimpanan dalam wadah yang kedap udara atau yang permeabilitas uap
airnya rendah sebelum dilakukan penyimpanan dingin untuk menekan laju
respirasinya. Selama penyimpanan parameter-parameter mutu seperti kadar air,
cita rasa, tekstur, warna, dan sebagainya akan berubah akibat pengaruh
lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan tekanan udara atau karena faktor
komposisi makanan itu sendiri.
Agar makanan atau bahan pangan baik yang belum di olah maupun yang
telah mengalami pengolahan, dapat sampai keterangan konsumen dengan selamat.
Secara kuantitas ataupun kualitas. Interaksi bahan pangan atau makanan dengan
lingkungan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bahan pangan tersebut.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh jenis kemasan dan suhu penyimpanan terhadap produk
yang dikemas.
2. Menentukan jenis kemasan dan suhu penyimpanan yang terbaik untuk
penyimpanan produk sayur dan buah.
3. Mengetahui pengaruh jenis kemasan dan jumlah ventilasi terhadap produk
yang dikemas.
4. Menentukan jenis kemasan dan jumlah ventilasi yang terbaik untuk kemas
sayur dan buah.
gas, sinar UV dan perubahan suhu. Pengemasan kedap udara merupakan salah
satu dari pengemasan dengan cara atmosfer termodifikasi. Pengemasan atmosfer
termodifikasi adalah proses untuk meningkatkan umur simpan produk segar
dengan cara menyimpannya pada atmosfer yang dapat memperlambat proses
degradasi dan dapat mempertahankan warna asal komoditi. Kondisi pengemsan
kedap udara akan meningkatkan konsentrasi CO2 dan menurunkan konsentrasi O2.
Kondisi pengemasan seperti ini adalah yang terbaik untuk penyimpanan.
Pre-packing merupakan pengemasan pendahuluan yang dilakukan di pusatpusat produksi sebelum transportasi dengan tujuan agar konsumen dapat
berbelanja dalam waktu yang singkat dan dengan mendapatkan mutu yang baik.
Pre-packing untuk sayuran buah-buahan di negara-negara maju sudah lama
dikenal dan dilakukan, perkembangannya semakin baik dan populer dengan
beberapa keuntungan baik bagi konsumen maupun produsen. Keuntungankeuntungan tersebut antara lain :
a. Memperpanjang umur kesegaran baik penyimpanan suhu dingin (refrigerated
stores) maupun suhu biasa.
b. Mengurangi susut berat maupun kerusakan-kerusakan mekanis selama
transportasi maupun penyimpanan.
c. Kerusakan-kerusakan pada bagian yang tidak dimakan akan terjadi karena
sudah dihilangkan.
d. Penanganan selanjutnya lebih mudah dan menyenangkan.
e. Bagi pengecer (super Market) lebih mudah karena sudah ada petunjuk tanda
yang diijinkan. Hal ini berkaitan dengan self-life dari produk.
f. Terlihat lebih bersih dan menarik, karena sanitasi sudah dilakukan. Harga
relatif lebih murah dan kualitas lebih baik
Kekurangan yang dapat dirasakan antara lain :
a.
b.
c.
d.
d. Harus didesain dengan baik, sehingga transpirasi dari produk dapat diatur
sehingga problema mengkerutnya produk dapat ditekan.
e. Harus ada lubang-lubang perforasi
Bahan untuk pengemasan sayur dan buah-buahan segar dapat dibagi dalam 2
golongan besar :
a. Yang berasal dari alam (Natural Packaging Material)
Seperti : bambu, kayu, rotan, daun-daunan, karung, dll.
b. Yang dibuat oleh pabrik (Fabricated Packaging Material)
Seperti : plastik, metal box, tin, tripleks, karton, dll.
Bentuk dan jenis kemasan :
1. Kemasan untuk pengapalan (shipping container)
a. Wooden Case
- Penting untuk transportasi jarak jauh
- Diberi perlakuan dengan bahan-bahan kimia untuk mengurangi
-
pertumbuhan mikroorganisme
Diberi ventilasi
Biasanya digunakan untuk menegemas/mengepak apel, jeruk,
anggur
b. Pot-pot tanah
Masih digunakan di India untuk mengangkut anggur dengan
kapasitas 5 6 kg. Keuntungannya yaitu produk dapat disimpan pada
tekanan rendah, sedangkan kerugiannya cepat pecah.
c. Corrugated fibre Board
Untuk pengemasan dan transformasi buah-buahan dan sayur.
Keuntungannya : ringan, murah, dapat dicetat, mengurangi kerusakan
mekanis dan dapat dilapisi dengan lilin
2. Kemasan ditingkat pengecer
a. Nampan Polystirene : Shrinkage film, bungkus kertas yang kemudian
baru dimasukkan kemasan lain
Keuntungan :
- Ringan, menarik dan dapat dibersihkan
- Dapat dikontrol beratnya
- Tek perlu menggunakan paper liners
- Dapat digunakan untuk transportasi dengan pesawat udara
- Ekonomis, dll.
Jenis-jenis plastik yang sering digunakan untuk kemasan :
- Polyethylene
- Selulosa asetat
- Phiofilm
- Polystyrene
b. Kantung
Termasuk kantong-kantong dari kertas draft, jaring fiber, jaring
plastik. Jaring plastik atau net bags, biasa digunakan untuk mengemas
kentang, bawang dan jeruk. Kini plastik jenis polyethilen yang
mempunyai BJ tinggi dibuat dalam kantong. Jaring net ini dapat
digunakan anggur dan jeruk
c. Box/kotak
Termasuk kayu pulp dan plastik tegar untuk mengemas buahbuahan yang berukuran kecil, seperti strawberry, tomat, dll. Box juga
dapat dibuat dari karton yang didesain dengan memberi jendela pada
bagian-bagian yang perlu, kadang-kadang diberi pegangan agar mudah
membawanya.
III. METODOLOGI
3. Timbangan digital
4. Kalkulator
5. Sealer
6. Plastik polipropilen
7. Plastik HDPE
8. Plastik poliethiliene
9. Alumunium foil
10. Styrofoam
11. Cabai
B. Prosedur Kerja
Pengaruh Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan
1. Mencuci sayur atau buah sampai bersih dan mengeringkannya, meiriskan
dan mengangin-angin supaya kering
2. Mengemas sayur atau buah sesuai perlakuan dibawah ini
a. Tanpa kemasan, disimpan pada suhu ruangan.
b. Tanpa kemasan, disimpan pada suhu rendah.
c. Menggunakan kemasan, disimpan pada suhu ruangan
menggunakan kemasan PS, PP, Alumunium foil.
d. Menggunakan kemasan, disimpan pada suhu rendah menggunakan
kemasan PS, PP, Alumunium foil.
3. Mengamati perubahan yang terjadi di hari ke-0 sampai hari ke-7.
Pengaruh Jenis Kemasan dan Ventilasi Pada Kemasan
1. Mencuci sayur atau buah sampai bersih dan mengeringkanya, meiriskan
dan mengangin-angin supaya kering.
2. Mengemas sayur atau buah (cabai) dengan menggunakan kemasan PS, PP,
dan Alumunium foil sesuai perlakuan dibawah ini :
a. Menggunakan kemasan tanpa diberi lubang.
b. Menggunakan kemasan dan diberi 6 lubang.
c. Menggunakan kemasan dan diberi 8 lubang.
d. Menggunakan kemasan dan diberi 10 lubang
e. Menggunakan kemasan dan diberi 12 lubang.
3. Menyimpan kemasan pada suhu ruang
4. Mengamati perubahan yang terjadi dari hari ke-0 sampai hari ke-7.
A. Hasil
(Terlampir)
B. Pembahasan
Tanpa Kemasan
Truang
0.3
Tanpa Kemasan
Trendah
0.2
Susut Bobot
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6 7
-0.1
Hari
0.1
Susut Bobot
Kemasan PP lbg 6
0.05
Kemasan PP lbg 8
0
-0.05
Kemasan PP lbg 10
0 1 2 3 4 5 6 7
Kemasan PP lbg 12
-0.1
-0.15
Hari
Kemasan PS lbg 6
Kemasan PS lbg 8
0.02
0
0
-0.02
Kemasan PS lbg 10
-0.04
Kemasan PS lbg 12
-0.06
Hari
0.1
Susut bobot
0
01234567
-0.05
Hari
A. Kesimpulan
1. Jenis kemasan dan suhu penyimpanan berpengaruh terhadap kualitas buncis.
DAFTAR PUSTAKA