LAPORAN BAKTERIOLOGI
SISTEM PERNAFASAN
Program Profesi Dokter Hewan Rotasi Laboratorium
di Laboratorium Bakteriologi dan Mikologi Universitas Airlangga
Oleh:
Ari Purnamasari Putu Amijaya, S.KH
130130100111011
130130100111018
130130100111020
130130100111030
130130100111032
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Burung merpati (Columba livia) merupakan salah satu unggas yang
akrabdengan manusia. Di Indonesia, burung merpati sangat umum dipelihara
sebagaihewan kesayangan dan hobi untuk diperlombakan. Burung merpati
jugaditernakan untuk dimanfaatkan dagingnya sebagai salah satu sumber
proteinhewani. Makanan dan perawatannya tidak sulit, sehingga cukup
mudahdikembangbiakkan. Dalam perkembangannya melalui proses domestikasi
danperkawinan silang, Columba livia berubah menjadi berbagai macam
merpatidomestik (Columbia domestica). Merpati ini dikenal sebagai merpati
jinak,kemudian berkembang menjadi merpati balap, merpati potong, dan merpati
hias(Haryoto ,1996).
Peternakan
burung
merpati
menghadapi
berbagai
kendala
mudah
diserang
oleh
mikroorganisme.
Terdapat
banyak
jenis
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Aves
Ordo
: Columbiformes
Famili
: Columbidae
Genus
: Columba
Spesies
yaitu
herpervirus,
Chlamydpholia
psittaci,
Escherichia
coli,
gejala dispnoea, leleran mulut mukoid, diare, panas, lemah kebiruan pada pial dan
jengger. Lesi termasuk facial oedema dan konjungtivitis. Beberapa spesies bakteri
Mycoplasma spp. dapat menyebabkan penyakit mycoplasmosis pada merpati.
Penyakit ini identik dengan suara derik pernafasan dan produksi mucus dari
leleran nasal (Ballard dan Cheek, 2003).
2.4 Tinjauan Tentang Bakteri Penyebab Penyakit Respirasi pada Merpati
Bakteri patogen yang sering ditemukan pada saluran respirasi merpati
antara lain Mycoplasma gallisepticum/MG (penyebab CRD), Haemophilus
gallinarum (serotipe A, B dan C) (penyebab infectious coryza atau snot),
Pasteurella multocida (penyebab Fowl Cholera), Staphylococcus sp dan
Streptococcus pyogenes (Tarmudji, 2005).
2.4.1 Mycoplasma gallisepticum
Mycoplasma termasuk bakteri gram positif, berbentuk batang dan sangat
pleomorfik, tidak punya dinding sel (sulit diwarnai ; tidak dapat diobati dengan
obat-obat yang menghambat dinding sel : Penicillin, Basitrasin, Sefalosforin,
Sinkloserin, Ristosetin, Vankomisin). Pada pertumbuhan media padat memebntuk
massa dengan protoplasma dan bentuk tidak jelas (nipple like). Dengan ukuran
diameternya sangat bervariasi antara 50-300 nm (Rosilawati dkk., 2010). Banyak
starin Mycoplasma hidup pada kaldu hati. Inkubasi pada 27C selama 48-96jam
belum terjadi kekeruhan. Pewarnaan giemsa dari sedimen yang disetrifuse
memperlihatkan struktur pleormofik dan pada media padat menghasilkan koloni
yang hanya berumur sesaat. Pada media agar tumbuh koloni yang diisolasi
berukuran 20-50m dengan koloni bulat serta permukaan granul berpusat gelap.
Pada unggas menyebabkan beberapa penyakit pernafasan, khusus nya
melibatkan pleura, peritoneum, sendi, saluran pernafasan dan mata.Penyakit yang
disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum adalah CRD (Chronic Respiratory
Disease). Penyakit ini menyerang saluran respirasi ayam, kalkun dan unggas
lainnya. Penyakit ini bersifat kronis dan biasanya diikuti oleh infeksi sekunder
virus maupun bakteri lainnya. Penularan penyakit dapat terjadi secara vertikal
yaitu dari induk yang terinfeksi atau karier melalui telur. Sedangkan secara
horizontal terjadi secara langsung unggas penderita dengan unggas sehat yang
peka dan secara tidak langsung melalui makanan dan minuman, debu, peralatan
kandang dan peralatan lain yang tercemar.
2.4.2 Haemophilus gallinarum
Bakteri Haemophilus sp. berbentuk pleomorfik, bersifat gram negatif,
motil, tidak tumbuh pada media MCA. Untuk pertumbuhan bakteri ini diperlukan
faktor X (Haem) dan V (Nicotinamide adenin dinukleatid = NAD). Semua spesies
Haemophilus tidak dapat tumbuh pada media TSIA dan semuanya mampu
memfermentasi sukrosa dan manitol. Pada uji katalase dan oksidase hasilnya
variabel, tergantung kondisi media pertumbuhannya (Rosilawati dkk., 2011).
Bakteri ini hidup secara komensal pada membran mukosa pernafasan
hewan. Bila kondisi menurun dapat menimbulkan penyakit Coryza atau Snot.
Kejadian umumnya terjadi pada musim yang terlalu panas dan terlalu dingin.
Hewan akan menjadi mudah terserang bila berada di kandang yang tertutup rapat
atau kurang ventilasi. Gejala klinis dari penyakit ini adalah keluar discharge nasal,
bersin, bengkak pada kepala. Pada industri perunggasan, penyakit ini
menimbulkan kerugian ekonomi karena ayam akan mengalami penurunan
pertumbuhan, penurunan berat badan, peningkatan panen dini. Pada ayam petelur,
penyakit ini mengakibatkan penurunan produksi telur hingga 40%.
2.4.3
Pasteurella multocida
Pasteurella multocida merupakan bakteri gram (-), berbentuk ovoid, tidak
dan
menghasilkan
berbagai
enzim
ekstraseluler
dan
toksin.
Staphylococcus cepat menjadi resisten terhadap beberapa antimikroba dan hal ini
merupakan
masalah
besar
pada
terapi
(Brooks,
maltose, serta sukrosa). Larutan H2O2 untuk uji katalase, zat warna gentian violet,
larutan lugol, larutan alkohol aceton, zat warna safranin untuk pewarnaan gram.
3.2.3. Alat Pemeriksaan
Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini antara lain autoklaf,
inkubator, timbangan, sendok teh, spuit, labu erlenmeyer, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, cawan petri, ose bulat, ose lurus, pembakar bunsen, object glass,
cuttons bud, aluminium foil, kapas, tisu, label, mikroskop, pinset, gunting, pisau
dan scalpel.
3.3
Metode Pemeriksaan
3.3.1Sterilisasi Alat
menusuk sampai 2/3 dasar dan untuk uji indol diteteskan pelan-pelan kloroform
dan reagen Kovacs dengan perbandingan volume yang sama (Beishir, 1991; Fox,
2000; Cappucino and Sherman, 2005). Uji urease dan uji Simmons Citrat Agar
dilakukan dengan menanam koloni Pasteurella dari media TSA dengan cara
ditusuk ke dasar dan digores pada media urease agar dan Simmons Citrat Agar
serta diinkubasikan pada temperature diinkubasi 37o C selama 24 jam.
4. HASIL PENGAMATAN
4.1 Anamnesa
Merpati sudah meunjukkan gejala sakit selama satu minggu dan belum
pernah mendapatkan pengobatan dengan signalement sebagai berikut :
Jenis Hewan
: Burung Merpati
Jenis Kelamin
: Jantan
Umur
: 8 bulan
Jumlah
: 1 ekor
Tanggal Nekropsi
Organ
N/AN
Mata
AN
Hidung
AN
Mulut
AN
Trakea
N
Paru-paru
N
Hepar
N
Jantung
N
Proventikulus N
Ventrikulus
N
Intestine
N
Air sac
N
Keterangan :
N
: Normal
AB
: Abnormal
Perubahan
Tidak bersinar, sayu
Terdapat discharge di dalam rongga nasal
Paruh nampak kuning, cone terdapat warna hitam.
-
4.4
4.4.1
Isolasi Primer
Sampel swab dan gerusan organ ditanam pada media BA+yeast dan TSA,
hasil penanaman sampel swab rongga hidung dan mukosa trakhea pada kedua
media terdapat kontaminasi oleh bakteri laindengan bentukan koloni yang besar,
kasar dengan pinggiran irregular. Hasil penanaman sampel gerusan organ pada
media BA+yeastyang menunjukkan adanya koloni bakteri kecil, halus, mengkilat
Isolasi Sekunder
Koloni bakteri yang mengarah pada Pasteurella sp. kemudian dilakukan
penanaman pada media BA dan TSA sebagai langkah isolasi sekunder. Hasil
penanaman menunjukkan adanya dua jenis koloni pada media TSA. Koloni
pertama berwarna kekuningan tidak sesuai dengan koloni bakteri yang menjadi
target. Koloni kedua koloni bakteri kecil, halus, mengkilat dan berwarna kebiruan
sesuai ciri-ciri koloni dengan bakteri target yaitu Pasteurella sp.(Gambar 4.3).
Tabel 4.2. Media Isolasi dari Sampel Pemeriksaan
No
1
2
3
Sampel
Media Isolasi
Primer
Sekunder
BA+yeast,TSA
BA+yeast,TSA
BA+yeast,TSA
BA, TSA
Gambar 4.2 Hasil isolasi primer sampel gerusan organ pada media BA+yeast
Gambar 4.3 Hasil isolasi sekunder pada TSA ditemukan dua jenis koloni bakteri
4.4.2
Gambar 4.4 Hasil pewarnaan gram pada koloni yang diduga Pasteurella sp.
Gambar 4.5 Hasil pewarnaan gram pada koloni yang diduga Staphylococcus sp
4.5 Uji Lanjutan Bakteri Gram Negatif
4.5.1 Uji Biokimia
Koloni bakteri yang menunjukkan hasil gram negatif dilanjutkan pada uji
biokimia menggunakan media Triple Sugar Iron Agar (TSI-A), Simon Citrat Agar
(SCA), Sulphide Indol Motility (SIM) dan urease. Hasil penanaman bakteri pada
media TSI-A menunjukkan bagian tegak dan bagian miring media berubah warna
menjadi kuning (asam/asam), tidak terbentuk gas pada bagian tegak dan tidak
terbentuk warna hitam. Pada media SCA dan urease tidak menunjukkan adanya
perubahan pada media, media SCA tetap berwarna hijau dan urease tetap
berwarna kuning (Gambar 4.6). Uji motilitas pada media SIM menunjukkan
bahwa bakteri bersifat non-motil yang ditandai dengan pertumbuhan koloni hanya
pada bekas tusukan ose. Bakteri yang dibiakkan pada media SIM tidak
menyebabkan perubahan warna pada media, saat diuji indol menunjukkan hasil
positif dengan terbentuknya cincin berwarna merah muda (Gambar 4.7).
Gambar 4.6 Hasil Uji Biokimia pada gram negatif. A. Media TSI-A; B. Media
SCA; C. Media urease
c.
d.
Urease
Prinsip
Mengetahui
adanya
aktivitas
urease
pada
urease. Sifat ini sesuai dengan Pasteurella yang tidak menghasilkan enzim
urease.
5.2.2
Uji Gula-gula
Prinsip : Mengetahui adanya fermentasi gula-gula dengan menghasilkan
asam. Hasil uji pada semua sampel, gula-gula (glukosa, laktosa, maltose, sukrosa,
dan manitol) tidak mengalami perubahan warna, kecuali sukrosa pada sampel
gerusan organ trakea mengalami perubahan warna menjadi kuning, yang berarti
sukrosa difermentasi dengan menghasilkan asam. Asam yang dihasilkan akan
berikatan dengan pewarna Phenol red sehingga sukrosa akan berubah warna
menjadi kuning.
5.3 Uji Lanjutan Bakteri Gram Positif
Selain melakukan uji lanjutan pada bakteri terduga Pasteurella multocida
dilakukan pula pengujian biokimia pada bakteri gram positif terduga
Staphylococcus epidermidis. Uji yang dilakukan antara lain adalah uji :
5.3.1
Uji katalase
Hasil uji katalase menunjukkan bakteri gram positif menghasilkan enzim
Uji Gula-gula
Uji gula yang dilakukan pada bakteri gram positif terduga Staphylococcus
epidermidis adalah uji manitol. Dari uji manitol tidak menunjukkan adanya
perubahan warna pada media. Hasil tersebut menandakan bahwa bakteri tersebut
adalah Staphylococcus epidermidis sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjutan
koagulase
5.4 Spesies Pasteurella
Pada sampel gerusan organ,dari hasil pewarnaan gram menunjukkan
bakteri berbentuk cocobasil berwarna merah, bipolar dan soliter. Sedangkan hasil
uji biokimia menunjukkan tidak adanya perubahan warna pada sampel. Uji urease
negatif, uji citrate negatif, uji SIM negatif, TSIA negatif, uji indol positif ditandai
dengan terbentuknya cincin berwarna merah muda. Pada uji gula-gula juga