Operasi Pembangkit PDF
Operasi Pembangkit PDF
4.2
4.3
4.4
5.2
5.3
5.4
BAB I
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU )
1.1
DEFINISI
INISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
Pembangkit listrik tenaga uap adalah suatu
sistem
menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap
untuk menggerakkan poros sudu sudu turbin. Pada prinsipnya pengertian
ian memproduksi lisrik
dengan sistem
stem tenaga uap adalah dengan mengambil energi panas yang terkandung di dalam
bahan bakar, untuk meproduksi uap kemudian dipindahkan kedalam turbin,
turbin,kemudian
kemudian turbine
tersebut akan merubah energi panas yang diterima menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak
putar.
Dari gerakan putar ini kemudian dikopel dengan generator yang akhirnya bisa
Alternator
ternator / Generator dengan alat bantunya.
Dari perpindahan energi-energi
energi diatas proses yang terjadi dengan peralatan-peralatan
peralatan
yang
ada kaitannya dengan aliran, tekanan dan temperature yang tinggi serta proses
proses-proses
proses kimia yang
tidak bisa dihindarkan.
Karena
ena material dari peralatan mempunyai keterbatasan kemampuan maka diperlukan
pola pengoperasian serta monitoring yang teliti dan hati-hati
hati secara terus menerus sehingga
keandalan dan effisiensi dapat dipertahankan.
Operasi Pembangkit
Boiler ( ketel )
2.
Turbin uap
3.
Generator
4.
Kondensor
5.
Peralatan lainnya,, meliputi pompa, pemanas air ( water heater ), Pipa pipa, pemanas udara
( air heater ), Fan penghisap ( induced draft fan ),Fan penekan udara ( force draft fan ).
Pada instalasi pembangkit daya yang memanfaatkan uap bertekanan tinggi untuk
menggerakkan turbin uap, digunakan suatu acuan siklus kerja yang mejadi dasar dari
pengoperasian instalsi pembangkit tersebut. Siklus kerja yang digunakan
nakan pada instalasi
pembangkit pada PLTU adalah siklus Rankin (Rankin cycle),, dimana air sebagi fluida kerja
dalam siklus akan digunakan sebagai mediator pembangkitan tenaga dengan memanfaatkan
perubahan fasa antara cairan dan uap melalui suatu proses perpindahan panas.
Operasi Pembangkit
41
: Proses kondensasi (perubahan phase uap ke cair), pada tekanan & temperatur
konstan di Condensor
Operasi Pembangkit
1.3
Operasi Pembangkit
Gambar 1.
1.3 : Siklus Operasi PLTU Muara Karang
1.
Untuk siklus batu bara, pertama Batu bara dari stock pile lewat ban berjalan ( Conveyor)
Conveyor
Batubara tersebut harus digiling terlebih dahulu menjadi serbuk halus dengan specifikasi
tertentu
tentu sebelum masuk boiler. Penggilingan yang dilakukan oleh alat yang bernama
pulverizer ini penting agar batubara tersebut mudah terbakar.
2.
Pembakaran yang sempurna harus memenuhi syarat three angle fire yaitu, bahan bakar
batubara, udara (O2) dan percikan api.
3.
4.
Operasi Pembangkit
5.
Untuk siklus air laut dimana air laut dipompa oleh sea water pump diolah menjadi air tawar
dengan proses desalination.
6.
Air distilate tersebut.. dipompa dengan distilate water pump kemudian ditampung di raw
water tank.
7.
Air dari raw water dipompa oleh supply water pump melewati pre filter kemudian ke mix
bed. Di dalam mix bed ini ada resin anion dan kation, dimana anion mengikat
gikat ion-ion
ion
positif
yang selanjutnya melewati resin kation
kation,, dimana kation mengikat ion negatif. Setelah proses
di mix bed selanjutnya hasilnya (demin water) di tampung di make-up
up water tank.
8.
Siklus air tawar berawal dari kondensor. Yang berupa tangki penyimpanan
yimpanan air. Air
A dari
kondensor dipompa dua tahap yaitu mempergunakan Condensate Extraxtion Pump dan Feed
Water Pump. Beberapa Feed Water Heaters yang dipergunakan untuk meningkatkan
efisiensi dari keseluruhan system
9.
10. Selanjutnya air keluaran dari FW pump setelah dimasukkan ke Feed Water Heaters
diumpankan ke boiler
11. Siklus air Pertama kali
li ke Ekonomizer, selanjutnya ke ke Steam Drum,, lalu ke Superheater
dan terakhir Final
inal Superheater
Superheater. keluaran dari Final Superheater berupa uap murni
bertekanan dan bertemperature tinggi siap menggerakkan steam turbine.
12. Turbine dikopel dengan generator, kecepatan putaran generator 3000rpm untuk
menghasilkan frekuensi 50Hz, sehingga proses konversi ke energi listrik terjadi disini.
13. Selanjutnya tegangan generator sebesar 23KV dinaikkan menjadi 500KV untuk selanjutnya
didistribusikan
ribusikan ke pelanggan lewat jaringan interkoneksi jawa bali PLN.
14. Untuk memenuhi persyaratan lingkungan maka dipergunakanlah alat penangkap debu atau
lebih dikenal dengan sebutan ESP Electro Static Precipitator
15. Debu yang berterbangan sisa dari Gas buang boiler bermuatan negatif, sedangkan di sisi-sisi
sisi
precipitator diberi muatan positif. Sehingga debu tersebut akan menempel ke sisi-sisi
sisi
precipitator.
16. Selanjutnya debu yang sudah menempel dikeluarkan untuk selanjutnya dikumpulkan di
Tempat pembuangan akhir
Operasi Pembangkit
17. Sedangkan Flue Gas Desuphurization dipergunakan untuk menghilangkan kandungan SO2
dari sisa-sisa
sisa pembakaran. Walaupun demikian cerobong tetap diperlukan untuk memastikan
polusi udara menyebar dengan rata.
1.
Air laut dipompa oleh sea water pump diolah menjadi air tawar dengan proses desalination.
2.
3.
Air distilate tersebut.. dipompa dengan distilate water pump kemudian ditampung di raw
water tank.
4.
Air dari raw water dipompa oleh supply water pump melewati pre filter kemudian ke mix
bed. Di dalam mix bed ini ada resin anion dan kation, dimana anion mengikat ion-ion
ion
positif
Operasi Pembangkit
6.
Air kondensat dipompa oleh condensate pump melalui SJAE dan GSC menuju LP 1 heater
(pemanas awal tekanan rendah) kemudian ke LP 2 heater untuk dipanaskan lagi.
7.
Setelah itu air dialirkan ke deaerator untuk dipanaskan secara langsung dengan uap pemanas
dari extraction steam 3 turbin. Di deaerator ini gas-gas O2 dihilangkan dengan
menginjeksikan hydrazine pada saat start
start-up unit kemudian ditampung di deaerator storage
tank.
8.
Level deaerator dipertahankan oleh Level Control (LC). Pada kondisi air kondensat
dialirkan ke deaerator maka LV
LV-53 akan membuka dan FV-23
23 menutup, namun jika air di
deaerator sudah memenuhi setting point maka FV
FV-23
23 untuk membuka sehingga aliran air
dikembalikan lagi ke hotwell.
9.
Air dari
ri deaerator dipompa oleh BFP (Boiler Feed Pump) untuk dialirkan ke HP heater.
10. HP 4 heater (pemanas tekanan tinggi) memanaskan air tersebut.. kemudian ke HP 5 heater
sehingga temperatur air pengisi mendekati temperatur air dalam boiler.
11. Air masuk ke economizer untuk pemanasan terakhir dimaksudkan untuk menaikkan efisiensi
boiler. Di economizer,, air dipanaskan dengan gas panas buang ruang bakar (furnace) yang
keluar dari superheater I sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
12. Untuk mengontrol kebutuhan aair
ir boiler, drum dipasang Level Control (LC) sebelum air
pengisi masuk ke HP heater yaitu FV
FV-20.
20. Untuk mengontrol kualitas air, drum boiler
dipasang saluran injeksi bahan kimia dan saluran pembuangan ((blowdown).
). Injeksi phosphat
berfungsi untuk menaikkan pH air di drum jika terjadi penurunan pH air akibat kebocoran di
sisi kondensor.
13. Pembakaran di boiler dilakukan secara kontinyu di dalam furnace dengan dengan alat
pembakar (burner) menggunakan bahan bakar dan udara dari luar.
14. FDF (Forced Draft Fan)) menghisa
menghisap
p udara dari atmosfir dan dialirkan ke steam coil air
heater (SCAH). SCAH memanasi udara dengan uap dari HP aux steam header boiler .
Kemudian udara panas dialirkan ke air heater untuk dipanasi dengan gas buang dari furnace.
Operasi Pembangkit
Setelah udara dipanasi di air hheater kemudian masuk kedalam windbox dan selanjutnya
didistribusikan ke tiap-tiap
tiap burner untuk proses pembakaran.
15. HSD digunakan sebagai bahan bakar pembakaran awal. Sedangkan residu digunakan sebagai
bahan bakar utama yang disimpan dalam RO. storage tank.
16. Untuk kesempurnaan proses pembakaran, maka HSD yang disemprotkan ke ruang bakar
diatomisasi (dikabutkan) dengan menggunakan udara dari SAC ((Service
Service Air Compressor).
17. Sebelum mengalirkan residu dari RO. storage tank ke burner digunakan RO. preheater untuk
pemanasan awal kemudian dipompa dengan RO. transfer pump ke dalam RO. service tank.
18. Setelah itu residu dipompa dengan RO. pump dan dimasukkan ke RO. heater untuk
menurunkan kekentalan residu agar dapat disemprotkan ke ignition burner.
burner Pengaturan
aliran residu ke ignition burner dengan katup pengatur (FV-26)
26) dilakukan sebelum burner.
19. Sebagaimana pada HSD untuk kesempurnaan reaksi pembakaran, maka residu diatomisasi
dengan menggunakan uap dari HP auxiliary steam header boiler atau extraction steam turbin
secara mekanik pada burner. Jika beban sudah tinggi maka atomisasi residu menggunakan
extraction steam dari turbin.
20. Uap dari drum boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu dialirkan ke superheater I
(primary SH) dan ke superheater II (secondary SH), dan juga dialirkan ke outlet header yang
selanjutnya digunakan sebagai auxiliary steam.
21. Apabila temperatur uap melebihi batas kerjanya, maka de superheater spray (attemperator)
menyemprotkan air kondensat untuk menurunkan temperatur uap sesuai dengan temperatur
tempe
yang diijinkan (510 C)
22. Uap jenuh dari superheater dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir melalui nozzle.
Uap dengan tekanan 88 kg/cm2 dan temperatur 510 C ini yang akan mendorong sudu-sudu
sudu
turbin sehingga mengakibatkan poros turbin berputar.
23. Uap tersebut diatur oleh MSV ((Main Stop Valve)) yang berfungsi sebagai katup penutup
cepat jika turbin trip atau katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja dalam
dua posisi, yaitu menutup penuh atau membuka penuh.
24. Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan pada beban yang berubah-ubah.
berubah
Untuk membuat agar putaran turbin selalu tetap digunakan control valve (load limit) yang
Operasi Pembangkit
bertugas untuk mengatur aliran uap masuk turbin sesuai dengan bebannya. Governor valve
tidak dipakai sehingga full open (membuka penuh).
25. Uap jenuh yang masuk ke turbin akan menggerakkan sudu
sudu-sudu
sudu turbin sehingga poros turbin
ikut berputar. Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan
listrik ketika turbin berputar.
26. Uap ekstraksi (extraction
extraction steam
steam) turbin dibagi menjadi 5. Extraction steam 1 dialirkan ke HP
5 heater, extraction steam 2 dialirkan ke HP 4 heater, extraction steam 3 dialirkan ke
deaerator, extraction steam 4 dialirkan ke LP 2 heater, dan extraction steam 5 dialirkan ke
LP 1 heater. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi unit (heat balance).
balance
27. Uap yang telah menggerakkan sudu
sudu-sudu
sudu turbin, tekanan dan temperaturnya turun hingga
kondisinya menjadi uap basah. Uap tersebut dialirkan ke dalam kondensor yang dalam
keadaan vakum. Posisi kondensor umumnya terletak di bawah turbin sehingga memudahkan
aliran uap masuk.
28. Proses kondensasi (perubahan fase dari fase uap ke fase air) di kondensor terjadi dengan
mengalirkan air pendingin dari coo
cooling water pump ke dalam pipa-pipa
pipa kondensor sehingga
uap-uap
uap dari turbin yang berada di luar pipa
pipa-pipa
pipa terkondensasi menjadi air kondensat dan
ditampung di hotwell.
29. Air di hotwell ini dipompa oleh condensate pump menuju deaerator melalui SJAE (Steam
(
Jet Air Ejector) dan GSC, LP 1 heater dan LP 2 heater. Starting Ejector berfungsi untuk
menarik vakum kondensor pada saat awal hingga vakum kondensor mencapai
mencap 650 mmHg,
kemudian vakum di kondenser
ondenser ini dipertahankan oleh SJAE.
30. Uap panas di SJAE yang berasal dari HP auxiliary steam header boiler ini bertemu dengan
air kondensat sehingga mengalami kondensasi kemudian air kondensasi ini dialirkan kembali
ke hotwell condensor.
31. GSSR (Gland
Gland Steam Seal Regulator
Regulator)) bekerja untuk mengatur tekanan uap yang berasal dari
HP auxiliary
uxiliary steam header boiler untuk perapat turbin sesuai setting yaitu 0.08 kg/cm2,
sehingga tekanan selalu konstan dan tidak terjadi kebocoran
kebocoran-kebocoran,
kebocoran, yaitu pada sisi
tekanan tinggi (HP) untuk mencegah uap dari turbin bocor keluar dan dari sisi tekanan
rendah (LP) untuk mencegah udara luar masuk ke exhaust turbin karena vakum.
32. Uap perapat yang telah dipakai turbin tadi ditarik oleh GSEB ((Gland
Gland Steam Exhaust Blower)
agar tidak terjadi kondensasi di labirin
labirin-labirin
labirin turbin dan karena uap perapat tersebut.
Operasi Pembangkit
10
menyentuh pipa-pipa
pipa yang dialiri air kondensat maka terjadilah terkondensasi di GSC
(Gland Steam Condenser)) dan kondensasinya dialirkan ke hotwell. Sedangkan uap yang
tidak terkondensasi di GSC dihisap oleh GSEB di buang ke atmosfer.
33. Untuk sistem air pendingin,
ngin, air laut disaring melalui bar screen untuk memisahkan air dari
sampah/kotoran laut, kemudian air laut diinjeksi dengan chlorine untuk melemahkan biota
laut agar tidak berkembangbiak di dalam kondensor sebelum air laut disaring lagi melalui
traveling screen untuk menyaring kotoran
kotoran-kotoran
kotoran yang lolos dari bar screen sebelum
dipompa oleh circulating water pump.
34. CWP (Circulating
Circulating Water Pump
Pump)) akan mengalirkan air melalui kanal atau pipa-pipa
pipa
besar
yang dilapisi karet masuk ke kondensor untuk proses kondens
kondensasi,
asi, selain itu juga dialirkan
di
ke
CWHE (Cooling
Cooling Water Heat Exchanger
Exchanger)) untuk mendinginkan air tawar sebagai cooling
water.. Air tawar dari CWHE ini dipompa oleh cooling water pump untuk digunakan sebagai
pendingin auxiliary machines seperti condensate pump, boiler feed pump, circulating water
pump, air heater, forced draft fan, service air compressor, instrument air compressor, lube
oil cooler, dan H2 gas generator cooler.
35. Proses konversi energi di dalam generator adalah dengan memutar medan magnet di dalam
kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang
pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan generator.
generator Untuk
membuat rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor.
Sistem pemberian
emberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut eksitasi.
36. Untuk menjaga agar tegangan keluaran generator stabil, maka diperlukan AVR (Automatic
(
Voltage Range)) untuk mengontrol tegangan keluar generator selalu tetap walaupun beban
berubah-ubah sekaligus menjaga mesin berada dalam sinkron.
37. Untuk menyalurkan energi listrik yang dihasilkan dari generator, maka generator harus
dihubungkan ke sistem jaringan (transmisi) yang disebut sinkronisasi.
38. PLTU tidak dapat dijalankan (start) atau shutdown tanpa
pa adanya pasokan dari luar. Dalam
kondisi operasi normal, suplai listrik untuk kebutuhan alat
alat-alat bantu (auxiliary
auxiliary common)
common
diambil dari starting transformer.
39. Kebutuhan listrik untuk start disuplai dari luar (ke jaringan sistem) melalui main transformer,
sedangkan kebutuhan listrik untuk operasi normal (pemakaian sendiri) disuplai dari
generator melalui auxiliary transformer
transformer.
Operasi Pembangkit
11
Secara garis besarnya PLTU yang ada di Indonesia memnggunakan bahan bakar HSD dan
Batu bara,
a, dimana memilik kesamaan dari siklusnya tetapi perbedaannya terletak pada
pemasukan bahan bakar pada boilernya. Produksi energi listrik dari Pusat Listrik Tenaga Uap
(PLTU) merupakan tahapan dari proses pembangkit tenaga yang dihasilkan dari beberapa alat
bantu utama PLTU, dimana dalam proses produksi energi listrik pada PLTU merupakan tahapan
dari proses pembangkit tenaga yang dihasilkan dari beberapa alat bantu utama PLTU, dimana
dalam proses perubahan energi tersebut diawali dari Boiler yang berfungsi untuk merubah energi
kimia yang terdiri dari energi bahan bakar (bahan
bahan bakar bisa batubara dan HSD sesuai unit
masing masing) dan udara menjadi energi panas yang berbentuk gas panas pembakaran yang
terjadi
rjadi dalam ruang bakar boiler, selanjutnya energi gas panas pembakaran tersebut ditranfer ke
dalam air hingga air tersebut berubah bentuk menjadi uap, dimana uap yang mempunyai besaran
temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan kedalam Steam Turbine untuk mendorong
sudu-sudu
sudu turbin hingga menjadi energi kinetik untukmemutar poros turbin, dalam hal ini energi
panas diubah menjadi energi mekanik melalui
Udara
Energi
Panas
Energi
Mekanik
Energi
Listrik
Bahan Bakar
BOILER
STEAM TURBINE
GENERATOR
STACK
CONDENSER
Operasi Pembangkit
12
BAB II
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP ( PLTGU )
2.1
menggabungkan prinsip kerja PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga gas ) dan PLTU ( Pembangkit
Listrik Tenaga Uap ) atau disebut juga combined cycle. Pembangkit jenis ini dapat didesain
menghasilkan daya listrik yang besar dan lebih efisien, karena untuk menghasilkan PLTU ini
memanfaatkan gas buang PLTG.
Pada PLTG menggunakan bah
bahan
an bakar gas atau minyak solar ( HSD ) sedangkan PLTU
tidak membutuhkan bahan bakar untuk memanaskan air hingga menjadi uap, yang kemudian
digunakan untuk memutar turbin uap. Proses tersebut memanfaatkan gas buang yang dihasilkan
dari proses pembakaran padaa PLTG yang masih mempunyai temperatur ( panas ) lebih kurang
500 C yang digunakan untuk memanaskan air hingga menjadi uap pada HRSG. Selajutnya uap
hasil pemanasan tadi digunakan untuk memutar turbin uap PLTU.
Gambar 2.1 : Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap ( PLTGU Unit Gresik )
Operasi Pembangkit
13
Untuk menaikan tekanan pada PLTGU dapat dilaksanakan secara bertahap, sedangkan pada
PLTU minyak atau batubara tekanannya konstan
konstan.. Di PLTGU UP Gresik terdapat dua sumber
energy atau bahan bakar, yaitu minyak solar ( HSD ) dan gas.
Peralatan utama PLTGU terdiri atas :
1. Sistem PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas ), meliputi kompresor, ruang bakar, turbin gas
dan generator.
2. HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ) yaitu pembangkit produksi uap.
3. Turbin Gas.
4. Generator.
5. Kondensor.
6. Peralatan lain, diantaranya ::pompa ,pemanas air ( water heater ),pipa pipa dan pompa
pengisi HRSG.
2.2
Operasi Pembangkit
14
Operasi Pembangkit
15
2.3
tersebut disalurkan
mendorong sudu-sudu
sudu turbin hingga menjadi energi kinetik untuk memutar poros turbin, dalam
hal ini energi panas diubah menjad
menjadi menjadi energi mekanik. Melalui poros gas turbine yang
merupakan satu kesatuan dengan rotor generator, yang berfungsi untuk membangkitkan energi
listrik,, selanjutnya gas bekas dari proses ekspansi gas turbine yang masih memiliki besaran
temperatur dan kuantitas
antitas panas tersebut disalurkan kedalam Heat Recovery Steam Generator
Operasi Pembangkit
16
tersebut disalurkan
kedalam Steam
Open Cycle
Steam
Cycle
Operasi Pembangkit
17
Operasi Pembangkit
18
BAB III
STEAM TURBIN ( TURBIN UAP )
3.1
menjadu energi mekanis (energi putar). Kontruksinya terdiri rumah turbin (Casing turbin) atau
stator (statis) kemudian rotor (bagian yang berputar). Pada rotor turbin ditempatkan sudu
su sudu
jalan yang disusunn sedemikian rupa melingkar dirotor dan berjajar di sepanjang rotor. Sudu yang
berputar ini ditempatkan secara simetris disela sela sudu tetap (berselang seling). Energi
panas dalam uap mula-mula
mula diubah menjadi energi kinetis oleh nozzle. Selanjutnya uap dengan
kecepatan tinggi ini uap masuk ke turbi membentur / mendorong sudu putar pada turbin. Uap
setelah keluar dari sudu putar
ar diterima oleh sudu putar pada turbin yang akhirnya menghasilkan
tenaga putar pada turbin. Uap setelah keluar dari sudu putar diterima oleh sudu tetap kemudian
dipantulkan lagi ke sudu putar, begitu sudu putar diterima sudu tetap kemudian dipantulkan lagi
ke sudu putar, begitu seterusnya hing
hingga keluar melalui exhaust turbin menuju kendensor.
ken
Jadi
energi kinetic diubah menjadi energi mekanis terjadi pada sudu sudu putar turbin
Operasi Pembangkit
19
3.2
combustion engine (mesin pembakaran luar). Pemanasan fluida kerja (uap) dilakukan di luar
sistem. Prinsip kerja dari suatu instalasi turbin uap secara umum adalah dimulai dari pemanasan
air pada ketel uap. Uap air hasil pemanasan yang bertemperatur dan bertekanan tinggi selanjutnya
se
digunakan untuk menggerakkan poros turbin. Uap yang keluar dari turbin selanjutnya dapat
dipanaskan kembali atau langsung disalurkan ke kondensor untuk didinginkan. Pada kondensor
uap berubah kembali menjadi air dengan tekanan dan temperatur yang telah menurun.
Selanjutnya air tersebut dialirkan kembali ke ket
ketell uap dengan bantuan pompa. Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa turbin uap adalah mesin pembangkit yang bekerja dengan sistem
siklus tertutup.
Operasi Pembangkit
20
3.3
Operasi Pembangkit
21
Stasionery Blade
Moving Blade
generator listrik.
4. Casing (Rumah Turbin)
Casing berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbin agar tidak terjadi
kebocoran dari dan kearah luar. Disamping itu fungsi casing sebagai penutup
penutu sudu putar dan
sudu tetap, sehingga terjadi gerak putar sewaktu turbin dialiri uap, adapun casing ada 2
macam yaitu casing ganda dan casing tunggal (pejal), pada turbin dengan daya yang besar
umumnya dipakai doube casing (casing ganda) yaitu dimaksudkan untuk mempercepat
warming up pada saat start up unit dari kondisi awal (cool start).
5. Katup-katup pengatur beban
Operasi Pembangkit
22
Katup pengatur beban pada turbin disebut juga governor valve yang mengatur jumlah aliran
uap masuk ke turbin.. Pembukaan dari tiap katup tergantung kebutuhan beban.
6. Bantalan turbin, untuk
tuk menumpu rotor turbin dengan satu silinder casing diperlukan bantalan
utama (main bearing)) sebanyak dua buah, sedangkan pada turbin yang mempunyai lebih dari
satu silinder casing bantalannya lebih dari dua buah.
7. Governor : Yaitu sistem
stem pengaturan beban atau pembukaan / penutupan Control Valve secara
auto.
8. Gland Labirinth & Gland Steam System : Untuk
ntuk menghindari masuknya udara antara poros
dan rumah turbin pada bagian turbin tekanan rendah dan keluarnya uap pada bagian turbin
tekanan tinggi.
9. Control Valve, yaitu sistem
stem pengaturan beban atau pembukaan / penutupan Control Valve
secara manual ( dengan tangan ) dan,mengatur flow steam ke turbin apa bila naik turun beban
sehingga walaupun putaran turbin atau frequensi akan tetap seperti semula.
10. Sistim pelumasan : Untuk
ntuk melumasi bantalan , turning gear dan lain lain.
11. Sistim kontrol hidrolik turbin : Untuk
ntuk penggerak peralatan hidrolik pada CV ,MSV,
,MSV LPTBV ,
CRV dan sistim pengaman turbin.
13. Vacuum Breaker : Untuk
ntuk menghubungkan bagian dalam turbin dengan udara luar ketika
turbin tidak beroperasi dan mengisolasinya ketika turbin beroperasi.
14. Condensor : Untuk
ntuk mengembunkan uap bekas keluar turbin.
Operasi Pembangkit
23
Operasi Pembangkit
24
Operasi Pembangkit
25
3.3.1
1. Circulating Water Pump ( CWP ) : Yaitu pompa supplai air laut menuju kondensor dan
CWHE.
2. Sea Water Booster Pump ( SWBP ) : Yaitu pompa penguat air laut yang menuju CWHE.
3. Cooling Water Heat Exchanger ( CWHE ) : Yaitu proses berlangsungnya proses perpindahan
panas antara air tawar dengan air laut.
4. Close Cycle Cooling Water Pump ( CCCWP ) : Yaitu pompa supplai air pendingin untuk
pendingin minyak pelumas bearing H2 pendingin generator dan lainnya.
5. Instrument
ent Air Compressor ( IAC ) : Yaitu udara untuk penggerak alat alat control.
6. Condensate Extraction Pump ( CEP ) : Yaitu pompa air kondensat menuju deaerator.
7. Deaerator : Penampung air kondensat dan menghilangkan O2 untuk feed water.
Operasi Pembangkit
26
8. Boiler Feed Pump ( BFP ) : Yang terdiri dari HP BFP dan LP BFP, yaitu pompa pengisi
drum.
9. Starting Air Ejector : Yaitu alat untuk m
membuat kondisi vacuum pada condenser hotwell.
10. Main Air Ejector : Yaitu alat alat untuk mempertahankan kondisi vacuum di condenser
hotwell.
11. Gland Steam Conednsor : berfungsi
erfungsi untuk merapatkan poros tu
turbin agar condenser hotwell
tiap
ap terjaga kondisi vacuumnya.
12. Lube Oil System : Berfungsi untuk pelumas bearing turbin dan generator.
13. Seal Oil System : Berfungsi untuk merapatkan poros gen
generator
Operasi Pembangkit
27
Operasi Pembangkit
28
Operasi Pembangkit
29
Gambar 3.14 : Flow Diagram Gland Steam Condensor ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )
Operasi Pembangkit
30
3.4
melewati IP turbin uap diekspansikan ke Low Pressure Turbin ( LP Turbin ).. Dari Low Pressure
Turbin uap extraction steam menuju ke kondensor untuk dilakukan proses kondensasi sehingga
akhir dari kondnsasi uap akan berubah menjadi air.
Operasi Pembangkit
31
BAB IV
TURBIN GAS
4.1
listrik pada PLTGU ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap ). Disebut dengan turbin
turbi gas karena
perputaran turbin terjadi akibat gas panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran.beberapa faktor
fa
yang mejadi
di alasan penggunaan turb
turbin gas sebagai pembangkit energi listrik adalah karena turbin
gas mempunyai akselerasi yang tinggi untuk menanggulangi adanya kenaikan atau penurunan
beban ( Load ) jaringan ( konsumen ) yang sulit diperkirakan, dan relatif mudah dalam
pembangunan, pemasangan serta pengoperasian.
Operasi Pembangkit
32
4.2.
kerjanya. Turbin gas pada kondisi ideal memanfaatkan gas bertekanan yang didapat dari udara
atmosfir yang dimampatkan dengan menggunakan kompresor pada kondisi isentropik (reversibel
adiabatik/entropi konstan). Udara yang bertekanan tinggi ini kemudian dibakar dalam ruang
bakar pada tekanan tetap.
tap. Dari ruang bakar, gas yang sudah dibakar bersama dengan bahan bakar
diekspansikan ke turbin sebagai penggerak beban generator.
4.3.
Operasi Pembangkit
33
Gambar 4.3 : Intake Air Filter & Main Transformer ( PLTGU UP Gresik )
Operasi Pembangkit
34
Kompresor
Berfungsi untuk mengkompresi atau memampatkan udara yang masuk menjadi udara
bertekanan sesuai dengan kriteria udara untuk pembakaran. Udara yang dihasilkan
kompresor digunakan sebagai udara pembakaran dan udara untuk pendinginan.
Turbin gas
Berfungsi sebagai penggerak generator turbin gas berputar karena tekanan gas panas dari
hasil pembakaran bahan bakar yang di
dialirkan ke sudu sudu turbin.
Generator
Generator berada pada satu poros atau dikopel dengan turbin gas, sehingga perputaran turbin
gas akan menyebabkan generator ikut berputar.
Main Transformer
Berfungsi sebagai alat transformasi energi dari generator ke jaringan dan menaikkan
tegangan yang dihasilkan generator.
Operasi Pembangkit
35
Fuel Supply
Terdiri dari fuel oil ( HSD/ solar ) meliputi Receiving tank,storage tank, fuel oil transfer
pump, main
ain fuel oil pump ( MFOP ), nozzle dan combuster.
Starting Motor
Operasi Pembangkit
36
Berfungsi
erfungsi memutar shaft rotor turbin sampai RPM tertentu sampai terjadi pembakaran,
setelah itu dilepas secara otomatis.
4.4
Operasi Pembangkit
37
BAB V
BOILER ( KETEL )
5.1
DEFINISI BOILER
tertentu Air
Boiler merupakan satu alat menghasilkan uap/ steam dengan tekanan & suhu tertentu.
adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau
steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energy yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas dalam bentuk energy kalor ke suatu proses.
5.2
FUNGSI BOILER
Boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap pada tekanan dan temperatur tinggi
(superheated vapor).
). Perubahan dari fase cair menjadi uap dilakukan dengan memanfaatkan
energi panas yang didapatkan dari pembakaran bahan bakar. Boiler pada PLTU biasanya
menggunakan
ggunakan minyak residu atau biasa disebut MFO ((Marine Fuel Oil) dan juga batubara
Operasi Pembangkit
38
sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan bahan bakar pendukung adalah solar atau
ata biasa
disebut HSD (High Speed Diesel
Diesel) dimana solar ini digunakan hanya sebagai pemantik awal
(ignition)) untuk membakar MFO. Penyaluran panas dari bahan bakar ke air demin dapat terjadi
secara radiasi dan konveksi.
5.3
Furnace : Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar.. Beberapa bagian dari
furnace diantaranya : refractory
refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas,
gas charge and
discharge door .
Operasi Pembangkit
39
Wall tube mempunyai dua header pada bagian bawahnya yang berfungsi untuk menyalurkan
air dari downcomers.
Downcomer merupakan pipa yang menghubungkan steam drum dengan bagian bawah low
header.
Untuk mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke luar melalui wall tube,
tube maka disisi
luar dari wall tube dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.
Steam Drum : Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam). Steam Drum adalah bagian dari boiler
yang berfungsi untuk :
pipa-pipa
pipa penguap (wall
(
tube),dan
1) Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa
menampung uap air dari pipa
pipa-pipa penguap sebelum dialirkan ke superheater.
superheater
2) Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ruang bakar ( furnace ).
3) Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotoran-kotoran
kotoran terlarut di dalam boiler
melalui continuous blowdown.
4) Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi kekurangan saat boiler beroperasi yang
dapat menyebabkan overheating pada pipa boiler.
Operasi Pembangkit
40
Superheater : Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh menjadi uap
panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Uap yang masuk ke
Superheater berasal dari steam drum
drum. Superheater terbagi dua yaitu Primary Superheater
dan Secondary Superheater.
1) Primary Superheater
Primary Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh yang berasal dari
steam drum menjadi uap panas lanjut dengan meman
memanfaatkan
faatkan gas panas hasil pembakaran.
2) Secondary Superheater
Secondary Superheater terletak pada bagian laluan gas yang sangat panas yaitu diatas
ruang bakar dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar . Uap yang keluar dari
secondary superheater kem
kemudian digunakan untuk memutar HP Turbine..
Operasi Pembangkit
41
(Pompa Pengisi)
Pengisi), yaitu pompa tekanan tinggi yang berfungsi untuk
Operasi Pembangkit
42
Gambar 5.4 : PA
PA- FD- ID Fans ( Tanjung Jati unit 1 & 2 )
Operasi Pembangkit
43
To Deaerator
Ext. Steam
From CP
Operasi Pembangkit
44
To Economizer
To Deaerator
To condensor
Operasi Pembangkit
45
Operasi Pembangkit
46
Operasi Pembangkit
47
Operasi Pembangkit
48
Gambar 5.11 : Instalasi BFP Pengisi Air Ketel ke Dalam Drum ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )
Economizer
Operasi Pembangkit
49
Gambar 5.13 : Instalasi Feedwater Tank dan Deaerator ( PLTU Unit Paiton ).
Operasi Pembangkit
50
Operasi Pembangkit
51
5.4
Energi
Panas
Udara
Energi
Mekanik
Energi
Listrik
Bahan Bakar
BOILER
STEAM TURBINE
GENERATOR
STACK
CONDENSER
Feed water
system
Gambar 5.16 : Gambar Siklus Operasi Pembangkit PLTU unit Gresik.
Cara kerja dari Boiler dimana di dalam boiler terjadi perubahan kimia, akibat adanya
masukan bahan bakar dan udara. Bahan bakar bisa berupa batubara dan HSD. Karena adanya
udara, bahan bakar dan api maka tercipta energ
energi panas. Energi panas dan juga masukan aliran
feed water system inilah menghasilkan gas panas. Gas panas tersebut dipanaskan di dalam boiler
menggunakan primary super heater dan secondary super heater. Setelah melewati primary dan
secondary heater maka dapat dihasilkan uap jenu
jenuh.
h. Uap yang memiliki temperatur dan tekanan
tertentu inilah yang digunakan untuk mengerakan steam turbin.
Operasi Pembangkit
52
BAB VI
HEAT RECOVERY STEAM GENERATION ( HRSG )
6.1
DEFINISI HRSG
HRSG pada prinsipnya sebagai pembentuk uap bertekanan, dengan media panas berasal
dari gas buang turbin gas. Kemudian uap bertekanan tersebut digunakan untuk menggerakkan
turbin uap dan selanjutnya
njutnya memutar generator. Pemanasan
an air di HRSG dilakukan dengan
memanfaatkan gas buang semaksimal mungkin dari turbin gas. Bila tidak dialirkan ke HRSG, gas
buang tersebut dibuang kee udara melalui by pass stack.. Padahal gas buang itu masih memiliki
temperature tinggi dengan aliran ( flow ) yang besar. Karena beroperasi dengan memanfaatkan
gas buang, PLTGU merupakan pembangkit yang efisien. Prose dalam menghasilkan uap tidak
membutuhkan
an pembakaran bahan bakar, bahkan dapat memanfaatkan energy panas yang
sebelumnya hanya dibuang ke udara melalui by pass stack.
Operasi Pembangkit
53
FUNGSI HRSG
Fungsi HRSG adalah tempat terjadinya pemanasan air hingga menjadi uap super heat.
Perbedaannya pada boiler terjadi proses pembakaran, sementara di HRSG tidak terjadi
pembakaran. Secara garis besar HRSG terdiri dari 2 ti
tingkat,
ngkat, sesuai dengan uap yang dihasilkan
di
yaitu High Pressure ( HP ) dan Low Pressure ( LP ). Kedua uap tersebut dipisahkan
dipisahka dengan
peralatan yang berbeda,, sesuai dengan gas buang yang dilaluinya. Di bagian bawah adalah
peralatan HP dan dilalui gas buang paling panas. Sementara peralatan LP tterletak
erletak di bagian atas.
Operasi Pembangkit
54
6.3
Komponen HRSG dalam membentuk High Pressure (HP) Steam sebagai berikut.
HP Steam Drum : Berfungsi untuk menampung hasil uap bertekanan tinggi clan air,
kemudian dialirkan pada bagian berikutnya.
Operasi Pembangkit
55
Operasi Pembangkit
56
HP Economizer : Berfungsi untuk menaikkan temperatur air bertekanan tinggi yang masuk
ke dalamnya. Terdiri dari HP Primary Economizer clan HP Secondary Econimizer.
Primary Super Heater : Berfungsi untuk menaikkan temperatur uap yang berasal dari HP
Evaporator,, sehingga menjadi uap superheat.
Secondary Super Heater : Fungsinya sama dengan Primary Super Heater. Prosesnya
Prosesny uap dari
Primary Super Heater menuju Secondary Super Heater, dan selanjutnya uap superheat
tersebut masuk ke HP Steam Turbin.
Komponen HRSG dalam membentuk Low Pressure (LP) Steam sebagai berikut.
LP Steam Drum : Berfungsi untuk menampung basil uap bertekanan rendah clan air,
kemudian disalurkan ke bagian berikutnya.
Operasi Pembangkit
57
LP Economizer : Berfungsi untuk menaikkan temperature air bertekanan rendah yang masuk
ke dalamnya sebelum ke LP Drum,
Pre Heater
Berfungsi menaikkan temperatur air kondensat. Air yang masuk ke preheater berasal
dari kondensor yang dipompa oleh Condenser Extraction Pump (CEP). Air
kondensat yang keluar dari preheater suhunya akan naik sarnpai sekitar 125C.
Apabila turbin gas menggunakan bahan bakar minyak, air kondensat tidak
dilewatkan preheater, karena bahan bakar minyak mempunyai kandungan sulfur
Operasi Pembangkit
58
tinggi.
gi. sehingga dikhawatirkan terjadi endapan sulfur pada preheater. Sementara itu,
bahan bakar gas sedikit atau sangat kecil kandungan sulfurnya.
2)
Exhaust Damper : Berfungsi sebagai pengatur laluan gas buang dari turbin gas menuju
by pass stack untuk open cyc
cycle atau ke HRSG untuk combined cycle.
6.4
Sistem kerja HRSG dimulai dengan masuknya gas buang dari hasil proses turbin gas
(open cycle)) ke dalam HRSG. Gas buang yang masuk mempunyai temperatur yang masih tinggi,
yaitu sekitar 513C hingga dapat digunakan untuk memanaskan air dan membentuk uap di
Operasi Pembangkit
59
Operasi Pembangkit
60
BAB VII
KONDENSOR
7.1
DEFINISI KONDENSOR
Kondensor merupakan salah satu komponen utama dari refrigerator. Pada kondensor terjadi
perubahan wujud refrigerant dari super-heated gas (gas panas lanjut) bertekanan tinggi ke liquid
sub-cooled (cairan dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigerant
(kondensasi/pengembunan),
Kalor/panas
yang
yang
akan
diserap
erap
maka
kalor
dibuang
dari
harus
dari
evaporator,,
dibuang
refrigerant
1.
Panas
yaitu
2.
dari
tersebut
dari
ruang
gas
berasal
yang
refrigerant.
dari
didinginkan
Operasi Pembangkit
61
7.2
FUNGSI KONDENSOR
Kondensor adalah alat yang berfungsi untuk mengembunkan uap yang telah memutar
turbin untuk dijadikan air yang akan digunakan untuk siklus selanjutnya. Kondensor terdiri dari
tube-tube
tube kecil yang melintang. Pada tube
tube-tube inilah air pendingin dari laut dialirkan.
lirkan. Sedangkan
uap mengalir dari atas menuju ke bawah agar mengalami kondensasi atau pengembunan. Sampai
di bawah, air akan ditampung pada bak bernama hotwell. Sebelum masuk kedalam kondensor,
air laut biasanya melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring
yaring kotoran-kotoran
kotoran
ataupun
lumpur yang terbawa air laut. Agar uap dapat bergerak turun dari sudu terakhir Turbin, maka
vakum kondensor harus dijaga.
Operasi Pembangkit
62
7.3
Operasi Pembangkit
63
3.
4.
Tube : Tempat Aliran air lut sebagai cooling water dan merupakan tempat terjadinya proses
perpindahan panas antar steam dngan cooling water ( air laut ).
5.
6.
7.4
antara dua benda yang dipisahkan oleh suatu dinding solid. Panas yang dikandung pada steam
dihilangkan dengan cara ditransfer pada air laut yang digunakan sebagai fluida pendingin
(cooling water).
). Prinsip perpindahan panas yyang
ang digunakan adalah panas suatu benda akan
mengalir dari benda yang lebih panas menuju benda yang lebih dingin. Steam merupakan fluida
yang didinginkan yang berada pada bagian luar tube sedangkan air laut merupakan fluida
pendingin yang berada didalam tub
tube condenser. Arah dari steam adalah tegak lurus dengan tube
condenser.
Operasi Pembangkit
64
BAB VIII
GENERATOR & EXCITER
8.1
mekanik . Jadi disini generator berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik.
listrik
Sistem eksitasi berhubungan erat dengan pengoperasian AVR, karena pada dasarnya prinsip dari
AVR adalah mengatur arus penguatan (eksitasi) pada exciter. Sistem eksitasi adalah sistem
pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator listrik atau sebagai pembangkit medan
magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan
keluaran generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya. Sistem ini merupakan sistem yang
vital pada proses pembangkitan listrik
Gambar
mbar 8.1 : Rotor & Stator pada Generator.
8.2
tenaga listrik. Tenaga mekanik yang dimaksud bisa didapatkan dari tenaga air, tenaga angin,
tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga uap Sistim eksitasi generator sinkron adalah
ad
cara
Operasi Pembangkit
65
memberikan arus kebelitan medan sehingga dapat diperoleh tegangan keluaran seperti yang
diharapkan.
Sistem excitacy adalah sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan output bergantung
Operasi Pembangkit
66
pada besarnya arus excitacy.. Sistem eksitasi pada generator listrik terdiri dari 2 macam, yaitu:
yaitu (1)
Sistem eksitasi dengan menggunakan sikat ((brush excitation) dan (2) Sistem eksitasi tanpa sikat
(brushless excitation).
1. Sistem excitacy dengan sikat
Sistem excitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sumber listrik yang
berasall dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang
disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier.. Jka menggunakan sumber listrik
listrik yang berasal dari generator AC atau menggunakan Permanent MagnetGenerator
(PMG) medan
an magnetnya adalah magnet permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan
listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk
mengontrol kumparanmedan exciter utama (main exciter).
Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main eksi
eksiter
ter ke rotor generator menggunakan slip ring
dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter.
2. Sistem excitacy tanpa sikat (brushless
brushless excitation
excitation)
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relative
kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, pada generator pembangkit menggunakan
system eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation),
), sebagai contoh, pada PLTU
menggunakan tipe MEC-3200.
3200.
Keuntungan system excitation tanpa menggunakan sikat (brushless excitation),
excitation antara lain
adalah:
Energi yang diperlukan untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main
main shaft),
shaft sehingga
keandalannya tinggi
Biaya perawatan berkurang karena pada system excitacy tanpa sikat (brushless
excitation)) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring
Pada system excitacy tanpa sikat ((brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi
karena melekatnya
tnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang
Mengurangi kerusakan ((trouble)) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
Operasi Pembangkit
67
Pemutus medan generator ((Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau
kabel tidak diperlukan
kan lagi
lagi.
Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi.
8.3
Trafo Eksitasi : Alat penurun tegangan dari tegangan menengah menjadi tegangan
rendah sesuai dengan
engan kebutuhan dari output generator untuk diubah menjadi tegangan
DC.
Operasi Pembangkit
68
Thyristor : Peralatan ut
utama penyearah arus dari trafo eksitasi
itasi untuk keperluan
kepe
medan
penguat rotor generator.
AVR ( Automatic Voltage Regulator ) : Suatu sistem kontrol elektronik yang berfungsi
untuk pengaturan, pengontrolan dan pembatasan penguat medan
PLC ( Programmable Logic Control ) : Suatu peralatan yang berfungsi sebagai media
pengaturan dan setting besar besaran control sistem penguatan
tan medan.
menghasilkan output tegangan sampai pada penguatan sendiri dari sistem eksitasi.
Sistem pendingin Thyristor : Motor motor fan untuk force cooling terhadap thyristor
agar tidak cepat rusak.
Operasi Pembangkit
69
3.
Stator : Bagian dari generator yang tidak bergerak , yang berfungsi mengubah medan magnet
dari rotor sehingga menghasilkan tenaga listrik.
4.
yang
ang berfungsi sebagai pendinginan H2 atau udara
pendingin generator.
5.
8.4
Operasi Pembangkit
70
Operasi Pembangkit
71
BAB IX
START UP UNIT PLTU
Up Hot
Start up unit PLTU ini meliputi Cold Start Up, Warm II Start Up, Warm I Start Up,
Start Up dan Very Hot Start Up.
9.1
pada cold start up ini adalah 0 ~ 100 oC, sedangkan periode waktu shutdown boiler adalah 48
jam. ( Grafik cold start up tiap unit terdapat dalam lampiran).
Standart Operational Procedure untuk cold start up :
1. Unit walk down:: Pada unit walk down ini dibutuhkan pengecekan peralatan dari masing
masing unit.
Persiapkan drum level pada kondisi normal.
Persiapkan HSD oil.
Persiapkan .Force
Force draft fan pada kondisi normal.
Operasi Pembangkit
72
Air Heater A
FDF A
SCAH
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To
Furnace
Boiler
Wind
Box
By Pass Damper
FDF B
Air Heater B
SCAH
Outlet Air Damper
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
FGD inlet outlet damper harus pada posisi close, tujuannya agar memperoleh flow aliran
yang stabil.
Total boiler air flow > 30 %.
5.
Igniter Burner
Penyalaan Igniter burner.
6.
Operasi Pembangkit
73
Monitor dream level, temperature metal drum dan kenaikan tekanan pada boiler.
Start Boler Feed Pump,, dengan mengecek boiler drum level ( bila diperlukan ).
Confirmasi untuk level deaerator sesuai kondisi normal.
Condensate pump siap untuk pengoperasian..
Pesiapkan BFP auxiliary oil pump
pump.
Stop oil pump turning gear (TGOP ) dan control switch pada posisi auto.
Cek tekanan oli bearing
bearing, biasanya tekanan oli bearing 12 kg/cm g.
Buka beberapa valve yang meliputi turbin casing drain, MSV seat drain atas, MSV seat
drain bawah.
7.
Operasi Pembangkit
74
8.
Gland steam seal system untuk membentuk kondisi vakum pada kondensor.
Operasikan boiler.
Operasikan control switch gland steam exhaust blower pada kondisi AUTO .
Buka valve inlet steam regulator dengan tekanan 0,07 kg/cm g.
Starting turbin
Eccentricity poros turbin 110 % pada kondisi normal.
Batas ekspansi turbin 6,67 mm ~ 18,33 mm.
Control switch untuk initial pressure regulator pada posisi OUT THE SERVICE .
Set governor pada posisi high speed stop.
Control
ntrol switch govermor pada kondisi RAISE .
Cek control valve turbin fully open dengan melihat pada indikator
ator posisi.
Buka valve MSV bypass.
10. Pengecekan
engecekan operational turbin.
Lakukan pemeriksaan mungkin ada suara yang mencurigakan ((Rub.Check
Rub.Check)
11. Operational turbin
Operasikan turbin dengan memutar Hand Wheel MSV sampai putaran 200
2 rpm dan
sesaat MSV ditutup kembali untuk pemeriksaan. Kemudian MSV dibuka pelan-pelan
pelan
sampai putaran turbin 800 rpm ditahan selama 30 menit.
Naikkan putaran turbin ke 300 rpm sambil mengamati critical speed untuk turbin dan
generator.
Setelah putaran turbin steady pada 3000 rpm tunggu berapa saat untuk masuk jaringan.
9.2
Operasi Pembangkit
75
inlet valve damper. Pada saat kondisi ini, bukaan inlet damper air heater harus pada kondisi
open. (Grafik warm II start up terdapat dalam lampiran
lampiran).
Standart Operational Procedure Warm II Start Up :
1.
Start Boiler
Start FD Fan.
Start seal air booster fan
fan.
Start boiler feed pump.
Start HSD oil pump.
Start furnace purge.
Light off warm up burner.
Insert furnace gas thermo probe
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
Penarikan termo probe pada furnace gas untuk mengetahui temperatur pada furnace.
RH gas damper pada posisi auto.
Penyalaan HSD oil.
Start pembebanan untuk load 15 -20 %.
Start BFP.
2. Start Turbin
Operasi Pembangkit
76
Air Heater A
FDF A
SCAH
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To
Furnace
Boiler
Wind
Box
By Pass Damper
FDF B
Air Heater B
SCAH
Outlet Air Damper
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Gambar 9.2 : Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open.
Open
9.3
WARM I START UP
Warm I start up adalah suatu pro
proses dimana untuk temperatur inner metal pada cold start
up ini adalah 200 ~ 300 oC. Untuk periode waktu shut down boiler adalah 24 jam. Pada saat
kondisi ini, bukaan inlet damper air heater harus pada kondisi open. (Grafik
Grafik warm I start up
terdapat dalam lampiran).
Standart Operational Procedure Warm II Start Up :
1.
Start Boiler
Start FD Fan.
Start seal air booster fan.
Operasi Pembangkit
77
2.
Start Turbin
Operasi Pembangkit
78
Air Heater A
FDF A
SCAH
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To
Furnace
Boiler
Wind
Box
By Pass Damper
FDF B
Air Heater B
SCAH
Outlet Air Damper
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Gambar 9.3 : Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open.
9.4
HOT START UP
Hot start up adalah suatu proes dimana untuk temperature inner metal pada hot start up
ini adalah 300 ~ 400 oC. Untuk periode waktu shut down boiler adalah 8 jam. Pada saat kondisi
ini, bukaan inlet damper air heater harus pada kondisi open. (Grafik hot start up terdapat dalam
lampiran).
Standart Operational Procedure Hot Start Up :
1.
Start Boiler
Operasi Pembangkit
79
2.
Start FD fan
Start seal air booster fan.
Start boiler feed pump.
Start furnace purge.
Light off warm up burner
burner.
HP by pass control beroperasi manual.
Buka valve damper reheat gas ( manual ).
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
Penyalaan HSD oil
Reheat gas damper pada kondisi AUTO
Start BFP.
Start turbin
Operasi Pembangkit
80
Air Heater A
FDF A
SCAH
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To
Furnace
Boiler
Wind
Box
By Pass Damper
FDF B
Air Heater B
SCAH
Outlet Air Damper
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Gambar 9.4 : Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open.
Open
9.5
hot start up ini adalah 400 ~ 500 oC. Untuk periode waktu shutdown boiler adalah 2 jam. Pada
saat kondisi ini bukaan inlet damper air heater harus pada kondisi open. (Grafik
Grafik very hot start up
terdapat dalam lampiran).
Standart Operational Procedure Very Hot Start Up :
1.
Start Boiler.
Start FD Fan.
Start seal air booster fan.
Start HSD oil pump.
Operasi Pembangkit
81
2.
Start Tubin
Operasi Pembangkit
82
Air Heater A
FDF A
SCAH
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To
Furnace
Boiler
Wind
Box
By Pass Damper
FDF B
Air Heater B
SCAH
Outlet Air Damper
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Gambar 9.5 : Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open.
Open
Operasi Pembangkit
83
BAB X
START UP UNIT PLTGU
10.1.
bahan bakar HSD/ solar, dan bila menggunakan bahan bakar gas maka beban (load)
(load sebesar 30
MW dengan pembukaan Exhaust Damper 45 % selama 30 menit. Setelah itu pembukaan Exhaust
Damper sebesar 80 %. Setelah
etelah 30 menit pembukaan Exhaust Damper menjadi 100 %.,
%. ketika
sudah dipenuhi syarat tekanan dan temperature minimal yyang
ng boleh masuk ke dalam steam
turbin. Pada cold start up ini dilakukan bila temperature HP steam di atas 300 C.
(Grafik cold start up terdapat dalam dilampiran )
Exhaust
damper
45 %
selama 30
menit
Operasi Pembangkit
84
10.2
menggunakan bahan bakar HSD / solar dan bila menggunakan bahan bakar gas beban ( load ) 50
MW, pembukaan Exhaust Damper 45 % selama 20 menit.. Setelah itu pembukaan
pembukaa Exhaust
damper menjadi 80 %, Setelah
etelah 20 menit pembukaan exhaust damper menjadi 100%,
100 ketika sudah
dipenuhii syarat tekanan dan temperatur minimal yang
ng boleh masuk ke dalam steam turbin. Pada
warm start up ini dilakukan bila temperature HP steam di atas 330 C.
( Grafik warm start up terdapat dalam dilampiran )
Exhaust
damper
45 %
selama 20
menit
Operasi Pembangkit
85
10.3
Exhaust
damper
45 %
selama 15
menit
Operasi Pembangkit
86
BAB XI
PARAMETER UTAMA OPERATIONAL PLTU
pemantauan di CCR, semua preparation harus dicek. Baik dalam kondisi akan start atau shut
down dan dengan APS (Automatic
Automatic Plant Start Stop
Stop)) atau dengan cara manual, semua persyaratan
persiapan harus sudah dicek.
Untuk steam pemantauan persiapan sebagai berikut :
Start gland steam condenser (SAE)
Sebelum start perlu dipastikan bahwa gland steam condenser dalam keadaan sudah
beroperasi. Hal ini berfungsi sebagai perapat poros turbin, agar tekanan udara luar tidak
masuk ke ruang kondensor , yang akan berakibat mengurangi kevakuman di ruang
kondensor.
Supply steam untuk ejector :
Sebelum start ini supply steam untuk ejector harus berjalan, tujunnya agar membuat vakum
dulu pada kondensor.
System Seal Oil unit :
Pada saat persiapan start ini system seal oil harus benar siap beroperasi, tujuannya untuk
merapatkan poros generator dan juga pendingin generator.
11.2
operator , baik oper tor CCR maupun operator lokal, yakni antara lain :
Kevakuman kondensor
Operasi Pembangkit
87
Dipastikann juga bahwa kondensor telah siap, arinya telah dalam kondisi vakum.
vakum
Main air ejector ( MAE )
Setelah
lah ruang kondensor dalam keadaan vakum, SAE dimatikan dan fungsinya digantikan
oleh MAE untuk mempertahankan kondisi vakum
11.3
Main Steam
Pemantauan pada main steam ini meliputi pressure, temperatur dan flow.. Temperatur dan
tekanan uap yangg masuk ke dalam
steam turbin
turbin, pengaturan
engaturan temperature dan tekanan ini
Operasi Pembangkit
88
Drum level di steam drum juga harus dikontrol mulai mutu air, pressure, level, flow.
flow Mutu
air diproses nilai pH, conductivity dan unsur lainnya yang terkandung pada air tersebut harus
sesuai batasan.. Untuk start awal
awal, dipastikan level berada pada level normal,
normal dengan catatan
BFP sudah beroperasi.
rasi. Ketika unit telah ber
beroperasi normal, level steam drum
harus
dipertahankan
ertahankan berada di angka 0 mm ( NWL ).
Kondensor
Level
el kondensor dikontrol oleh control valve, artinya bila control valve main membuka 100
% , maka by pass valve akan dibuka secara manual.
Kelistrikan
Selanjutnya, ketika proses sinkron telah dilakukan, pengawasan untu
untuk kelistrikan juga perlu
dipantau. Misalnya arus dan frekuensi ha
harus
us selalu dipantau. Begitu pula ketika
k
akan ada
permintaan menaikkan atau menurunkan beban. Selain itu tegangan generator juga harus
dipantau.
Operasi Pembangkit
89
BAB XII
PARAMETER UTAMA OPERATIONAL PLT
PLTGU
Parameter utama dalam operational PLTGU meliputi tahap persiapan, pengoperasian
p
dan pemantauan saat unit operasi normal.
12.1
Level drum
Level drum harus berada pada level normal. Apabila kurang harus ditambah air lagi, dan bila
berlebih harus dikurangi.
ngi. Atau bila bagian laboratorium tidak merekomendasikan untuk
digunakan lagi, air dalam drum dikosongkan dan kemudian diisi kembali hingga mencapai
normal.
Boiler Circulating Pump ( BCP )
BCP sudah jalan dan dioerasikan dari CCR. Bila BCP sudah jalan, sirkulasi air sudah
berlangsung. Untuk start awal BCP, bila LP drum dalam kondisi kosong, LP drum diisi air
sampai level tertentu dan HP drum diisi sampai level tertentu. Kemudian BCP dijalankan,
terjadi sirkulasi air, bila level drum sudah mencapai normal, HRSG siap untuk start.
Exhaust Damper
Mengecek kondisi exhaust
aust damper dan sistem pelumasan dalam kondisi baik.
b
Seluruh
exhaust damper harus dalam kondisi baik, tidak ada kebocoran kebocoran minyak pada
sistem pelumasan
12.2
PENGOPERASIAN
HP Steam Pressure
Pada saaat beroperasi steam pressure pada LP drum stabil. Namun pada HP drum steam
pressure berubah ubah. .Tapi masih ada batasan minimum dan maksimum yang diijinkan,
sehingga harus dipantau agar tetap berada pada batasan yang diijinkan.
HP Steam Temperature
Ada batasan minimum dan maksimum yang ditetap
ditetapkan,
kan, sehingga harus dipantau agar tetap
berada batasan yang telah ditetapkan. Batasan maksimum digunakan untuk menjaga unit dari
kelelahan metal ( shock metal ) pada steam turbin.
Operasi Pembangkit
90
Operasi Pembangkit
91