Laporan-Praktikum-Mineral-Optik,,nk Tlis
Laporan-Praktikum-Mineral-Optik,,nk Tlis
PENDAHULUAN
1.1
Maksud
1.1.1 Mengetahui sifat-sifat optik mineral.
1.1.2 Mengetahui perbedaan pengamatan sifat optik mineral melalui nikol
1.1.3
1.2
Tujuan
1.2.1 Dapat mengetahui sifat-sifat optik mineral.
1.2.2 Dapat mengetahui perbedaan pengamatan sifat optik mineral melalui
1.2.3
1.3
BAB II
DASAR TEORI
Dalam mempelajari mineral yang terdapat di berbagai batuan diperlukan
sebuah mikroskop untuk mengamati sifat-sifat dari mineral yang tidak terlihat
dengan mata telanjang. Sifat-sifat tersebut adalah sifat optik dari sebuah mineral.
1. Kaki mikroskop
Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop,
bentuknya ada yang bulat dan ada yang seperti tapal kuda (U). Pada
mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop juga digunakan untuk
menempatkan cermin. Pada tipe olympus yang akan kita gunakan, kaki
mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya
pengganti cermin.
Diafragma Iris
Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk mengatur
jumlah cahaya yang diteruskan dengan cara mengurangi atau
menambah besarnya apertur/bukaan diafragma. Hal ini merupakan
faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya yang diterima
oleh mata pengamat, karena kemampuan akomodasi mata tiap-tiap
orang relatif berbeda. Fungsi penting lainnya adalah untuk
menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin diterangi, juga
dalam penentuan relief, di mana cahaya harus dikurangi sekecil
mungkin untuk pengamatan garis becke.
3. Meja Objek
Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya
sebagai jalan masuknya cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat
menjepit preparat/peraga. Meja objek ini dapat berputar pada sumbunya
yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat dari 0 o
sampai 360o. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekerup pemusat
untuk memusatkan perputaran meja pada sumbunya (centering).
Tubus Mikroskop
Bagian ini terletidak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit
teropong, yang terdiri atas beberapa bagian antara lain lensa
objektif, lubang kompensator, analisator, lensa amici bertrand dan
lensa okuler.
3
Lensa objektif
Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi
untuk menangkap dan memperbesar bayangan sayatan mineral dari
meja objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi terdapat tiga buah
lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, tergantung
keinginan pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan
adalah 4x, 10x dan 40x, kadang ada yang 100x.
Analisator
Adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir sama dengan
polarisator, dan terbuat dari bahan yang sama juga, hanya saja arah
getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator (nikol sejajar) dan
tegak lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang)
Lensa okuler
Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop, berfungsi
untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai tempat kita
mengamati medan pandang. Pada lensa ini biasanya terdapat
benang silang, sebagai pemandu dalam pengamatan dan pemusatan
objek pengamatan.
2.2
Pengaturan Mikroskop
Pengaturan yang paling penting adalah memusatkan perputaran meja
objek/centering, pengaturan arah getaran polarisator sejajar dengan salah
satu benang silang, dan pengaturan arah getar analisator agar tegak
lurusarah getar polarisator. Centering penting dilakukan agar dapat pada saat
pengamatan dengan menggunakan perputaran meja objek, mineral yang kita
amati tetap berada pada medan pandangan (tidak keluar dari medan
pandangan).
2.3
Ketembusan Cahaya
Berdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi
menjadi dua golongan yaitu mineral yang tembus cahaya/transparent
dan mineral tidak tembus cahaya /mineral opak/mineral kedap cahaya.
Di bawah ortoskop semua mineral kedap cahaya tampak sebagai
butiran yang gelap/hitam. Mineral jenis ini tidak dapat dideskripsikan
dengan mikroskop polarisasi, dan dapat dipelajari lebih lanjut dengan
mikroskop pantulan. Mineral tembus cahaya dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu mineral berwarna dan mineral tidak berwarna.
Inklusi
Belahan
Belahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk garis-garis
yang teratur sepanjang bidang belahannya, di mana kenampakannya bisa
sangat baik, baik, buruk atau tidak ada. Dalam hal tertentu sebaiknya
orientasi belahan inii ditentukan kedudukannya terhadap sumbu
kristalnya. Belahan merupakan sifat fisikyang tetap pada satu jenis
mineral yang menunjukkan sifat khas dari struktur atom di dalamnya.
Pada mineral yang disayat tegak lurus atau miring terhadap arah
bidang belahan , akan nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu
sama lain. Pada mineral yang disayat sejajar bidang belahan tidak
menunjukkan belahan.
Pecahan
Pecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral untuk
pecah dengan cara tertentu yang tidak dikontrol oleh struktur atom
seperti halnya belahan. Jenis-jenis pecahan yang khas antara lain pecahan
seperti gelas (subconchoidal fracture) pada kuarsa, pecahan memotong
pada olivin, ortopiroksen dan nefelin.
perbedaan harga indeks bias antara kedua media, maka semakin jelas
n = 1.494-1.443
Zeolit (n=1.480)
Relief
bidang
batassedang
natara keduanya. Sebaliknya semakin kecil perbedaan harga
Relief negatif
indeks bias, maka kenampakan bidang batas antar mineral akan semakin
nPlagioklas
= 1.543-1.493
asam(n=1.518-1.533) nefelin (n=1.526 - 1.546
kabur. Untuk mempermudah pengamatan relief di bawah ortoskop, maka
Relief rendah
sayatan mineral/batuan dilekatkan pada kaca dengan menggunakan
media balsam kanada yang mempunyai relief nol (sebagai standar)
dengan nBalsam
= 1.537. kanada n = 1.537 atau kuarsa n = 1.544
Relief nol
Relief rendah
Relief positif
Relief sedang
Relief tinggi
n = 1.545-1.599
Plagioklas basa, klorit,muskovit
namfibol,
= 1.600-1.699
turmalin, andalusit, apatit, Biotit, piroksen, olivi
n > 1.699
Tabel 2.1 Harga index bias dan relief beberapa jenis mineral dibandingkan dengan n standar
2.4
bahwa
dalam
pengamatannya
digunakan
analisator
bersilangan dengan polarisator (sinar diserap dalam dua arah yang saling
tegak lurus). Sifat yang dapat diamati adalah sifat optik yang berhubungan
dengan kedudukan dan jumlah sumbu optik. Sifat optik yang diamati antara
lain warna interferensi, gelapan dan kedudukan gelapan serta kembaran.
Warna Interferensi
10
perpendicular
Benang Silang
Benang silang berada pada lensa okular, satu benang melintang ke
kanan-kiri dan benang yang lain melintang ke atas dan ke bawah.
Berfungsi untuk mengetahui kedudukan koordinat bidang sumbu
mineral, atau sudut interfacial kristall. Meja obyektif harus berkedudukan
centered dengan perpotongan benang silang, jika tidak centered maka
benang silang tidak akan terlihat. Pembacaan akan dapat dilakukan jika
salah satu sisi kristal sejajar dengan benang silang kanan-kiri, selanjutnya
meja obyektif diputar sampai benang silang yang lain sejajar dengan arah
lain dari meja obyektif tetetapi berlawanan dengan center-nya
11
yaitu
arah
Substraksi
saat
kompensator digunakan.
Kembaran
Selama pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan
temperatur tinggi, dua atau lebih kristal intergrown dapat terbentuk
secara simetri. Simetri intergrown inilah yang dikenal sebagai kembaran.
Kembaran hanya dapat diamati pada nikol bersilang karena
kedudukan kisi pada dua lembar kembaran yang berdampingan saling
12
2. Kembaran transformasi
Kembaran
ini
dapat
terjadi
karena
kristal
mengalami
13
Gambar 2.9 Kembaran transformasi
3.1
HASIL DESKRIPSI
: Cokelat Kehitaman
Ukuran
: 1 x 1,3 mm
Bentuk
: Subhedral
Belahan
: Tidak ada
Pecahan
Inklusi
: Ada
Relief
: Sedang
Pleokroisme
: Monokroik
14
Nama Mineral
3.2
: Biotit
: Colorless
Ukuran
: < 1 mm
Bentuk
: Anhedral, prismatik
Belahan
: Ada, 3 arah
Pecahan
Inklusi
:-
Relief
: Rendah
Pleokroisme
: Monokroik
Kembaran
:Sudut Kembaran
:Warna Interferensi: Pink orde II cokelat orde I
TRO
: Substraksi (-)
Sign of Elongation
: Lenght fast
Gambar
:
Nikol Sejajar
Nikol Bersilang
Nama Mineral
3.3
: Kalsit
: Colorless
Ukuran
:-
Bentuk
: Anhedral, granular
Belahan
:-
Pecahan
: choncoidal
Inklusi
:-
Relief
: Rendah
Pleokroisme
: Monokroik
16
Gelapan
: Ada, bergelombang
Sudut Gelapan
:Kembaran
:Sudut Kembaran
:Warna Interferensi: Putih orde I pink tua orde III
TRO
: Addisi (+)
Sign of Elongation
: Length slow
Gambar
:
Nikol Sejajar
Nikol Bersilang
Nama Mineral
3.4
: Kuarsa
: Kecoklatan
Ukuran
Bentuk
: Euhedral, columnar
Belahan
: 2 arah
Pecahan
Inklusi
: Ada
Relief
: tinggi
Pleokroisme
: dikroik
17
Nama Mineral
3.5
: Hornblende
: Colorless
Ukuran
: 3mm
Bentuk
: lathlike, subhedral-euhedral
Belahan
: Ada, 1 arah
Pecahan
Inklusi
: Ada
Relief
: Rendah-sedang
Pleokroisme
: Monokroik
18
Nama Mineral
3.6
: Orthoklas
: colorless
Ukuran
: 3mm
Bentuk
: lathlike
Belahan
: 1 arah
Pecahan
Inklusi
: Tidak ada
Relief
: Rendah
Pleokroisme
: Monokroik
:
Nikol Bersilang
19
Gambar
3.17 Nikol Sejajar 11-B7
Nama Mineral
: Klinopiroksen(diopsid)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 No. Preparat 11-B2 (biotit)
Pada pengamatan yang dilakukan pada preparat nomor 11-B2 ini dapat di
amati pada nikol sejajar dan bersilang. Pada nikol sejajar yang dapat diamati
adalah warna, ukuran, bentuk, belahan, pecahan, inklusi, relief, plekroisme.
Sedangkan pada nikol bersilang yang dapat di amati adalah gelapan, sudut
gelapan, kembaran, sudut kemberan, optic sign, sign of elongation,
interference colors.
Pada mineral yang di amati ini dengan nikol sejajar terlihat warna yang
cokelat kehitaman. Lalu yang dapat diamati adalah ukurannya, ukuran mineral
dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau cm. Dalam pengukuran yang
dilakukan menggunakan penggaris yang tembus pandang(transparant) ini
menggunakan satuan mm dan didapatkan hasil 1x1,3 mm. Bentuk mineral
pada mineral ini adalah subhedral karena kristal tersebut dibatasi oleh hanya
sebagian kristalnya sendiri. Pada mineral ini kemungkinan adalah mineral
yang terbentuk setelah adanya mineral lain. Pada mineral ini tidak terlihat
kenampakan belahannya. Pecahan pada mineral ini ada, cukup banyak, dan
juga teratur. Mineral yang memiliki pecahan ini pembentukkannya dapat
dianalisis dari Bowens Reaction Series. Pada tabel Bown Reaction Series
mineral yang terbentuk lebih dahulu akan memiliki pecahan yang banyak
karena kurangnya resistensi pada mineral tersebut dan berarti mineral ini
terbentuk pada temperatur yang cukup tinggi. Lalu pada pengamatan ini
20
21
mineral berwarna dan mineral tidak berwarna. Pada mineral yang di amati
termasuk pada jenis mineral tidak berwarna. Lalu yang dapat diamati adalah
ukurannya, ukuran mineral dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau
cm. Dalam pengukuran yang dilakukan menggunakan penggaris yang tembus
pandang(transparant) ini menggunakan satuan mm dan didapatkan hasil <1
mm. Bentuk mineral pada mineral ini adalah anhedral karena kristal tersebut
tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri. Pada mineral ini terlihat
kenampakan belahannya yaitu belahan tiga arah biasanya belahan tiga arah ini
terdapat pada mineral yang disayat miring atau tegak lurus sumbu c. Pecahan
pada mineral ini ada, cukup banyak, dan juga teratur. Mineral yang memiliki
pecahan ini pembentukkannya dapat dianalisis dari Bowens Reaction Series.
Pada tabel Bown Reaction Series mineral yang terbentuk lebih dahulu akan
memiliki pecahan yang banyak karena kurangnya resistensi pada mineral
tersebut dan berarti mineral ini terbentuk pada temperatur yang cukup tinggi.
Lalu pada pengamatan ini tidak terlihatanya adanya inklusi. Relief pada
mineral yang di amati adalah relief rendah karena kenampakkan bidang batas
mineral tidak terlihat jelas. Kenampakan relief rendah ini dikarenakan
kecilnya indeks bias dan mengakibatkan kenampakkan bidang batas antar
mineral akan semakin kabur. Pada pengamatan relief ini menggunakan balsam
kanada untuk mempermudah pengamatan relief di bawah ortoskop karena
dengan menggunakan media balsam kanada memiliki relief nol. Mineral ini
bersifat isotropik karena pada saat meja objek diputar hanya terdapat satu
warna saja. Dengan demikian mineral yang isotropik selalu tidak mempunyai
pleokroisme.
Pada saat pengamatan nikol bersilang yang dapat di amati pertama kali
adalah adanya kembaran atau belahan. Pada mineral ini memiliki gelapan
yang terjadi karena karena tidak ada cahaya yang di teruskan oleh analisator
hingga mata pengamat. Kedudukan gelapan ini miring dimana sumbu panjang
kristal(sumbu c) menyudut terhadap arah getar PP atau AA dan dari
perhitungan sudutnya di dapatkan hasil 25. Interferensi warna yang terjadi
adalah merah muda orde II sampai pada cokelat orde I. Tanda rentang optik ini
22
23
24
amati adalah relief tinggi karena kenampakkan bidang batas mineral terlihat
jelas. Mineral ini bersifat anisotropik karena pada saat meja objek diputar
terdapat kenampakan dua warna. Dengan demikian mineral yang anisotropik
mempunyai pleokroisme.
Pada saat pengamatan nikol bersilang yang dapat di amati pertama kali
adalah adanya kembaran atau belahan. Pada mineral ini memiliki gelapan
yang terjadi karena karena tidak ada cahaya yang di teruskan oleh analisator
hingga mata pengamat. Kedudukan gelapan ini miring dimana sumbu panjang
kristal(sumbu c) menyudut terhadap arah getar PP atau AA dan dari
perhitungan sudut yaitu 28. Interferensi warna yang terjadi adalah hijau orde
III sampai dengan cokelat II. Tanda rentang optik ini adalah substraksi karena
berkurangnya orde warna interferensi pada saat kompensator digunakan yang
berarti sign of elongation nya adalah lenght fast, yang berarti sumbu c
berimpit atau menyudut lancip dengan arah getar sinar lambat.
Maka berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pengamatan nikol
sejajar dan nikol bersilangmineral yang di amati adalah hornblende.
4.5 No. Preparat 11-B10 (orthoklas)
Pada pengamatan yang dilakukan pada preparat nomor 11-B10 ini dapat di
amati pada nikol sejajar dan bersilang. Pada nikol sejajar yang dapat diamati
adalah warna, ukuran, bentuk, belahan, pecahan, inklusi, relief, plekroisme.
Sedangkan pada nikol bersilang yang dapat di amati adalah gelapan, sudut
gelapan, kembaran, sudut kemberan, optic sign, sign of elongation,
interferebce colors.
Pada mineral yang di amati ini tidak terlihatnya warna atau tembus cahaya.
Lalu yang dapat diamati adalah ukurannya, ukuran mineral dapat dinyatakan
secara absolut dalam mm atau cm. Dalam pengukuran yang dilakukan
menggunakan penggaris yang tembus pandang(transparant) ini menggunakan
satuan mm dan didapatkan hasil 3x3mm. Bentuk mineral pada mineral ini
adalah lathlike, subhedral-euhedral. Pada mineral ini terlihat kenampakan
belahannya yaitu belahan satu arah terlihat dari bidang-bidang belahan yang
nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu dengan yang lain. Pecahan pada
mineral ini ada, sedikit, dan juga tidak teratur. Mineral yang memiliki pecahan
25
ini pembentukkannya dapat dianalisis dari Bowens Reaction Series. Pada tabel
Bown Reaction Series mineral yang terbentuk lebih dahulu akan memiliki
pecahan yang banyak karena kurangnya resistensi pada mineral tersebut dan
semakin kebawah pada tabel Bowens Reaction Series maka resistensi pada
mineral akan semakin kuat, yang berarti mineral ini terbentuk pada temperatur
yang cukup tinggiLalu pada pengamatan ini terlihatanya adanya inklusi. Relief
pada mineral yang di amati adalah relief rendah sampai sedang karena
kenampakkan bidang batas mineral tidak terlihat jelas. Kenampakan relief
rendah sampai sedang ini dikarenakan kecilnya harga indeks bias antara kedua
media yang mengakibatkan kenampakan biadang batas antar mineral akan
semakin kabur. Mineral ini bersifat isotropik karena pada saat meja objek
diputar hanya terdapat kenampakan satu warna saja. Dengan demikian mineral
yang isotropik selalu tidak mempunyai pleokroisme.
Pada saat pengamatan nikol bersilang yang dapat di amati pertama kali
adalah adanya kembaran atau belahan. Pada mineral tidak ini memiliki
gelapan, namun terlihat kembaran carlsbad. Kembaran terjadi selama
pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi, dua atau
lebih kristal intergrown dapat terbentuk secara simetri. Twinning angle nya di
dapatkan hasil 48. Interferensi warna yang terjadi adalah orange orde I
sampai dengan merah muda orde I. Tanda rentang optik ini adalah addisi
karena bertambahnya orde warna interferensi pada saat kompensator
digunakan yang berarti sign of elongation nya adalah lenght slow, yang berarti
sumbu c berimpit atau menyudut lancip dengan arah getar sinar lambat(sumbu
z).
Maka berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pengamatan nikol
sejajar dan nikol bersilangmineral yang di amati adalah orthoklas.
4.6 No. Preparat 11B-7 (klinopiroksen)
Pada pengamatan yang dilakukan pada preparat nomor 11-B7 ini dapat di
amati pada nikol sejajar dan bersilang. Pada nikol sejajar yang dapat diamati
adalah warna, ukuran, bentuk, belahan, pecahan, inklusi, relief, plekroisme.
Sedangkan pada nikol bersilang yang dapat di amati adalah gelapan, sudut
26
dan
nikol
bersilang
mineral
yang
di
amati
adalah
klinopiroksen(diopsid).
BAB V
KESIMPULAN
28
kalsit.
Berdasarkan pengamatan preparat nomor BM-2 yang telah dilakukan pada
nikol sejajar dan bersilang yaitu colorless, bentuk tak beraturan, anhedral
granural, tidak memiliki belahan, gelapan bergelombang, dapat disimpulkan
hornblende.
Berdasarkan pengamatan preparat nomor 11-B10 yang telah dilakukan pada
nikol sejajar dan bersilang yaitu colorless, relief rendah, kembaran carlsbad,
DAFTAR PUSTAKA
29