SKRIPSI
OLEH :
RIO SUNGSANG WIENAHYU
E1A005438
SKRIPSI
PENERAPAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA TERHADAP PENGGUNA
(Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Purwokerto Nomor:
68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt)
Oleh :
RIO SUNGSANG WIENAHYU
E1A 005438
Dr.Budiyono, S.H,M.Hum
NIP. 19631107 198901 1 001
Pembimbing II
Haryanto Dwiatmodjo,S.H,M.Hum
NIP. 19570225 198702 1 001
Mengetahui,
D e k a n,
Penguji
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yeng pernah ditulis
atu diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini, dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Seluruh isi dalam skripsi ini sudah penulis teliti dengan seksama dan tidak
terdapat suatu kesalahan. Jika dalam perjalanan waktu skripsi saya tidak sesuai
dengan pernyataan ini, saya bersedia untuk menanggung segala resiko, termasuk
pencabutan gelar kesarjanaan yang saya sandang.
Isi skripsi ini merupakan tanggung jawab pribadi penulis, bukan tanggung
jawab pembimbing, atau lembaga-lembaga terkait.
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, dapat diselesaikam skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
disusun untuk melengkapai persyaratan penyelesaian studi pada Fakultas Hukum
Universitas Jenderal Soedirman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan para pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Ibu Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Jenderal Soedirman.
2. Bapak Dr.Budiyono, S.H.M.Hum dan Bapak Haryanto Dwiatmodjo, S.H.M.Hum .
selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan arah
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Setya Wahyudi, S.H., M.H., selaku Penguji Skripsi yang telah
memberikan masukan-masukan yang berguna bagi kesempurnaan skripsi ini.
4. Seluruh civitas akademik Fakultas Hukum UNSOED yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penelitian dan pendidikan di Fakultas Hukum.
5. Dimas Yusuf A.M, S.H dan Ruby Cahyo Pranowo, S.H dan sahabat-sahabat yang
mengiringi perjalanan hidup penulis yang telah memberikan motivasi dan bantuan.
Semoga Tuhan YME membalas semua kebaikan kalian.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini masih terdapat
kekurangan, namun penulis berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukan.
Purwokerto, 30 Juli 2012
Penulis
PERSEMBAHAN
SPECIAL THANKS TO :
JESUS CHRIST
My savior, My Manager of life, the onlyreason I do and I live what I live, the
true and pure existence of love,,
Jesus I love u
My Parents
For your immense support and prayers,
For teaching me to be strong,
For knowing my inside out and outside in.
You are the best parents in this world.
My Brother :
For standing up for me,
For your great help to finish this paper.
Love u Bro!
Keluarga
besar
MOERSAN
ATMOWINOTO
&
DHATOEN
SUPPORTNYA
MY
BROTHER
AND
SISTER...MUACH..MUACH
ABSTRAKSI
Perkara putusan Nomor 68/Pid.sus/2011/PN.Pwt dengan kasus
PENERAPAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA TERHADAP PENGGUNA,
dalam proses pemeriksaannya yaitu terdakwa tanpa hak menggunakan narkotika
golongan 1 bagi diri sendiri, majelis hakim juga mempertimbangkan barang bukti
yang telah diperiksa dan dihadirkan di persidangan serta alat bukti sah lainnya berupa
alat-alat bukti yaitu saksi yang berjumlah 3 (tiga) orang dan keterangan terdakwa.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan unsur-unsur
tindak pidana narkotika terhadap pengguna dalam putusan perkara Nomor
68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt, dan juga untuk mengetahui dasar pertimbangan hukum
hakim dalam menjatuhkan putusan dengan Nomor 68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
pendekatan yuridis normatif, dengan spesifikasi penelitian preskriptif, lokasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu di Pengadilan Negeri Purwokerto. Dalam
penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder, data tersebut
disusun secara sistematis dan analisis data dilakukan dengan metode normatif
kualitatif.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Unsur-unsur setiap penyalah guna telah terpenuhi dan terbukti bahwa pelaku
dari tindak pidana narkotika adalah terdakwa Hestining Astuti Als. Nining binti
Zaenudin. Dan yang disebut penyalah guna menurut Pasal 1 angka (15) Undangundang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika adalah orang yang menggunakan
Narkotika tanpa hak atau melawan hukum berdasarkan alat-alat bukti telah terpenuhi
yang diatur dalam Pasal 183 KUHAP, yaitu sekurang-kurangnya dua alat bukti yang
sah telah terpenuhi dan dalam putusan ini terdapat alat-alat bukti yaitu keterangan
saksi 3 (tiga orang) dan keterangan terdakwa.
Kemudian yang dipergunakan sebagai dasar pertimbangan hukum hakim
dalam menjatuhkan pidana terhadap perkara tersebut telah sesuai karena dalam kasus
tersebut telah terpenuhi unsur-unsur Pasal 127 ayat 1 (satu) huruf (a) UU No.35 tahun
2009 Tentang Narkotika dalam kasus tersebut hakim juga telah mempertimbangkan
hal yang meringankan dan hal yang memberatkan.
ABSTRACT
Case by case decision No. 68/Pid.sus/2011/PN.Pwt "APPLICATION FOR
USERS narcotic crime", in the examination process that the defendant without any
right to use a class of drugs for themselves, the judges also consider the evidence that
has been inspected and presented in court and other legal evidence in the form of
evidences that the witness which amounts to 3 (three) and a description of the
defendant.
The purpose of this study is to know the implementation of elements of the
crime of drug users in case Number 68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt decision, and also to
know the basic legal reasoning of judges in decisions by No. 68/Pid.Sus /
2011/PN.Pwt.
From the approach used in this study is the method of normative juridical
approach, the prescriptive research specification, the locations used in this study are
in Navan District Court. In this study the data sources used are secondary data, such
data are systematically arranged and performed data analysis with normative
qualitative methods.
From the research that has been done, it can be concluded that the elements of
each abusers have been met and proven that the perpetrator of the crime is the
defendant narcotics Hestining Astuti Als. Nining Zaenudin bint. And the so-called
abusers according to Article 1 point (15) of Law Number 35 Year 2009 on Narcotics
is the people who use narcotics without rights or against the law based on the
evidence which has been met under Article 183 Criminal Procedure Code, which is at
least two valid evidence has been met and in this ruling are evidences that the
statements of witnesses 3 (three) and a description of the defendant.
Then used as the basis for legal reasoning of judges in imposing capital of the
case is appropriate because the case has met the elements of Article 127 paragraph 1
(a) letter (a) of Act No.35 of 2009 on Narcotics in such cases the judge also has
consider mitigating and aggravating things.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................
II
PERNYATAAN.....................................................................................
III
PRAKATA..............................................................................................
IV
PERSEMBAHAN..................................................................................
ABSTRAKSI..........................................................................................
VII
ABSTRACT............................................................................................
VIII
DAFTAR ISI..........................................................................................
IX
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................
12
B. Perumusan Masalah........................................................................
15
C. Tujuan Penelitian............................................................................
15
D. Kegunaan Penelitian.......................................................................
15
17
30
1. Pengertian Narkotika................................................................
30
38
40
10
45
B. Spesifikasi Penelitian.......................................................................
45
C. Sumber Data....................................................................................
45
46
46
46
47
1. Duduk Perkara.............................................................................
47
2. Alat Bukti.....................................................................................
48
76
77
5. Putusan Pengadilan......................................................................
78
B. Pembahasan......................................................................................
87
87
11
2.
94
BAB V PENUTUP
A. Simpulan...........................................................................................
102
B. Saran..................................................................................................
103
DAFTAR PUSTAKA
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum adalah kekuasaan yang mengatur dan memaksa. Hukum terdapat
diseluruh dunia, dimana terdapat pergaulan hidup manusia. Hukum menurut
isinya di bagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Hukum privat (hukum sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan
orang yang satu dengan orang yang lain dengan menitikberatkan pada
kepentingan orang-perorangan.
2. Hukum publik (Negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan
Negara dengan alat-alat perlengkapannya atau hubungan antara
Negara dengan perseorangan (warga Negara). Hukum publik itu
sendiri terdiri dari Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara,
Hukum Pidana dan Hukum Internasional.1
Dalam penulisan hukum ini akan dibicarakan tentang hukum pidana
sebagai suatu subsistem hukum yang berlaku di Indonesia dengan kasus tindak
pidana narkotika yang diputus oleh Pengadilan Negeri Purwokerto.
Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku
didalam suatu Negara. Hukum pidana itu terdiri dari norma-norma yang berisi
keharusan-keharusan dan larangan-larangan yang (oleh pembentuk Undang1
Kansil, CST. Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 1989.
13
undang) telah dikaitkan dengan suatu sanksi yang berupa hukuman, yaitu suatu
penderitaan yang bersifat khusus. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa
hukum pidana itu merupakan suatu system norma-norma yang menentukan
terhadap tindakan-tindakan yang mana (hal melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dimana terdapat suatu keharusan untuk melakukan sesuatu)
dalam keadaan-keadaan bagaimana hukuman itu dapat dijatuhkan serta hukuman
yang bagaimana dijatuhkan bagi tindakan-tindakan tersebut.2
Saat ini peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika dengan sasaran
potensial generasi muda sudah menjangkau berbagai penjuru daerah dan
penyalahgunanya merata di seluruh strata sosial masyarakat. Pada dasarnya
narkotika sangat diperlukan dan mempunyai manfaat di bidang kesehatan dan
ilmu pengetahuan, akan tetapi penggunaan narkotika menjadi berbahaya jika
terjadi penyalahgunaan. Oleh karena itu untuk menjamin ketersediaan narkotika
guna kepentingan kesehatan dan ilmu pengetahuan di satu sisi, dan di sisi lain
untuk mencegah peredaran gelap narkotika yang selalu menjurus pada terjadinya
penyalahgunaan, maka diperlukan pengaturan di bidang narkotika.
Peraturan perundang-undangan yang mendukung upaya pemberantasan
tindak pidana narkotika sangat diperlukan, apalagi tindak pidana narkotika
merupakan salah satu bentuk kejahatan inkonvensional yang dilakukan secara
sistematis, menggunakan modus operandi yang tinggi dan teknologi canggih serta
2
Jan Remmelink, Hukum Pidana (Komentar atas Pasal-Pasal Terpenting dari Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Belanda dan Padanannya dalam Kitab Undang-Undang Pidana
Indonesia), Jakarta, Gramedia Pustaka. 2003.
14
15
Putusan
Pengadilan
Negeri
Purwokerto
Nomor:
68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana penerapan unsur-unsur tindak pidana narkotika terhadap
pengguna dalam putusan perkara Nomor : 68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt ?
2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap
pengguna
narkotika
dalam
putusan
perkara
Nomor
68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan unsur-unsur tindak pidana narkotika
terhadap
pengguna
dalam
putusan
perkara
Nomor
68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.
2. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana
terhadap
pengguna
narkotika
dalam
putusan
perkara
Nomor
68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Secara Teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis
16
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Istilah Tindak Pidana
Hukum merupakan sarana yang mengatur pergaulan hidup secara damai.
Hukum menghendaki perdamaian. Perdamaian diantara manusia dipertahankan
oleh hukum yang melindungi kepentingan-kepentingan manusia tertentu,
kehormatan, kemerdekaan, jiwa harta benda dan sebagainya terhadap yang
merugikan.
Hukum pidana yang berlaku di Indonesia sekarang ini adalah hukum yang
telah dikodifikasikan dalam suatu kitab undang-undang hukum pidana. Dalam hal
ini Wirjono Prodjodikoro mengungkapkan mengenai definisi hukum pidana
yaitu hukum pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana.
Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku
disuatu negara, yang mengadakan dasar-dasar atau aturan-aturan untuk :
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang
dilarang, dengan disertai ancaman atau sangsi berupa pidana tertentu bagi
barang siapa melanggar larangan tersebut
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana
sebagaimana yang telah diancamkan
18
tersebut
tidak
memberikan
penjelasan
http://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/hukum-pidana/
lebih
lanjut
19
mengenai strafbaarfeit
2.
3.
Bassar, S, 1986. Tindak tindak pidana tertentu didalam KUHP,bandung :CV remadja karya.
20
4.
mengetahui
dan
sadar
sebelumnya
terhadap
akibat
21
2.
Akibat yang menjadi syarat mutlak dari delik. Hal ini terdapat dalam
delik material atau delik yang dirumuskan secara material, misalnya
pembunuhan (Pasal 338 KUHP), penganiayaan (Pasal 351 KUHP), dan
lain-lain.
3.
Unsur yang memberatkan tindak pidana. Hal ini terdapat dalam delikdelik yang dikualifikasikan oleh akibatnya, yaitu karena timbulnya
akibat tertentu, maka ancaman pidana diperberat, contohnya merampas
kemerdekaan seseorang (Pasal 333 KUHP) diancam dengan pidana
penjara
paling
lama
(delapan)
tahun,
jika
perbuatan
itu
22
2.
3.
4.
Maksud (oogmerk), dimana hal ini terdapat dalam pencurian (Pasal 362
KUHP), pemerasan (Pasal 368 KUHP), penipuan (Pasal 378 KUHP),
dan lain-lain
5.
Dengan rencana lebih dahulu (met voorbedachte rade), dimana hal ini
terdapat dalam membuang anak sendiri (Pasal 308 KUHP), membunuh
anak sendiri (Pasal 341 KUHP), membunuh anak sendiri dengan
rencana (Pasal 342 KUHP).5
Tujuan Hukum Pidana menurut R. Abdoel Djamali
berikut :
http://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/hukum-pidana/
adalah sebagai
23
baik
dan
dapat
diterima
kembali
dalam
kehidupan
lingkungannya6.
Dari kedua tujuan tersebut, dapat diartikan bahwa ketentuan-ketentuan
yang ada di dalam hukum pidana dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gejalagejala sosial yang kurang sehat serta memberikan terapi bagi yang telah terlanjur
berbuat tidak baik. Oleh karena itu, hukum pidana harus memuat tentang aturanaturan yang membatasi tingkah laku manusia agar tidak terjadi pelanggaran
kepentingan umum.7
Fungsi hukum pidana adalah dapat dibedakan menjadi 2 fungsi yaitu :
a. Yang umum : Hukum Pidana merupakan sebagian dari
keseluruhan lapangan hukum, maka fungsi hukum pidana juga
sama dengan fungsi hukum pada umumnya ialah mengatur hidup
kemasyarakatan atau menyelenggarakan tata dalam masyarakat.
b. Yang khusus : ialah melindungi kepentingan hukum terhadap
perbuatan yang hendak memperkosanya dengan sanksi yang
http://www.prasko.com/2011/05/tujuan-hukum-pidana.html
Ibid.
24
Soedarto , Hukum Pidana jilid IA dan IB Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. 1975.
Hlm.32
25
Moeljatno. Azas-azas hukum pidana, Jakarta: Bineka cipta. 2000. Hlm. 61.
10
Soedarto, .Hukum Pidana Jilid IA dan IB.universitas Jenderal Soedirman Purwokerto . 1990.
Hlm. 62
26
kesalahannya,
yang
dikenal
dengan
istilah
criminal
responsibility.11
Istilah Tindak pidana (strafbaar feit) diterjemahkan oleh pakar hukum
pidana Indonesia dengan istilah yang berbeda-beda. Diantaranya ada yang
memakai istilah delik, peristiwa pidana, perbuatan pidana, tindak pidana,
pelanggaran pidana. perbuatan yang melawan hukum atau bertentangan dengan
tata hukum dan diancam pidana apabila perbuatan yang dilarang itu dilakukan
oleh
orang
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
Istilah-istilah
tersebut
Suharto RM, Hukum Pidana Materiil Unsur-unsur Obyektif Sebagai Dasar Dakwaan Edisi
Kedua, Jakarta, Sinar Grafika, 1996. hlm. 28-29
27
28
12
M.
Sairman,
Sahadia,
Pengertian
Tindak
Pidana,
(on
Line),
2011.
Tersedia:http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2142486-pengertian-tindak-pidana/. (02 April
2011).
13
Jan Remmelink, Op. Cit. hlm. 85-86.
29
ketentuan
pidana,
maka
perbuatan-perbuatan
yang
dilarang
yang
14
perampokan,
perampasan,
pembunuhan,
pemerkosaan,
dan
30
kejahatan seks lainnya. Jadi antar kejahatan penyalahgunaan obat penenang ini
ada kaitan dengan kejahatan lainnya. Bila si pemakai memerlukan obat tetapi
tidak mempunyai uang maka ia tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan
dan kejahatan.
Karena faktor-faktor antara lain bahaya narkotika seperti yang dijelaskan
diatas, maka perkara narkotika digolongkan perkara yang harus didahulukan dari
perkara-perkara lain untuk diajukan ke pengadilan guna mendapatkan
penyelidikan dan penyelesaian dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
B. Tinjauan Umum Tentang Narkotika
1. Pengertian Narkotika
Pengertian Narkotika berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undangundang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, bahwa yang dimaksud dengan
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika yang terkenal di
Indonesia sekarang ini berasal dari kata Narkoties, yang sama artinya dengan
kata narcosis yang berarti membius. Dulu di Indonesia dikenal dengan sebutan
madat.
Dalam penjelasan Umum Undang-undang Nomor : 35 tahun 2009 tentang
Narkotika mempunyai cakupan yang lebih luas baik dari segi norma, ruang
lingkup materi maupun ancaman pidana yang diperberat. Cakupan yang lebih luas
31
Narkotika Golongan I
Dalam ketentuan ini yang di maksud Narkotika golongan I adalah
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
2.
Narkotika golongan II
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan Narkotika Golongan II adalah
Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan
ketergantungan.
serta
mempunyai
potensi
tinggi
mengakibatkan
32
3.
33
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian
dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau
bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis.
Tetrahydrocannabinol, dan semua isomer serta semua bentuk stereo
kimianya.
Delta 9 tetrahydrocannabinol, dan semua bentuk stereo kimianya.
Asetorfina
:3-0-acetiltetrahidro-7-(1-hidroksi-1-metilbutil)-6,
14
endoeteno-oripavina.
Acetil alfa metil fentanil N-[1-(-metilfenetil)-4-piperidil] asetanilida.
Alfa-metilfentanil : N-[1 (-metilfenetil)-4-piperidil] propionanilida
Alfa-metiltiofentanil : N-[1-] 1-metil-2-(2-tienil) etil]-4-iperidil]
priopionanilida
Beta-hidroksifentanil
:
N-[1-(beta-hidroksifenetil)-4-piperidil]
propionanilida
Beta-hidroksi-3-metil-fentanil : N-[1-(beta-hidroksifenetil)-3-metil-4
piperidil] propio-nanilida.
Desmorfina : Dihidrodeoksimorfina
Etorfina : tetrahidro-7-(1-hidroksi-1-metilbutil)-6, 14-endoetenooripavina
Heroina : Diacetilmorfina
Ketobemidona : 4-meta-hidroksifenil-1-metil-4propionilpiperidina
3-metilfentanil : N-(3-metil-1-fenetil-4-piperidil) propionanilida
3-metiltiofentanil
:
N-[3-metil-1-[2-(2-tienil)
etil]-4-piperidil]
propionanilida
MPPP : 1-metil-4-fenil-4-piperidinol propianat (ester)
Para-fluorofentanil : 4-fluoro-N-(1-fenetil-4-piperidil) propionanilida
PEPAP : 1-fenetil-4-fenil-4-piperidinolasetat (ester)
Tiofentanil : N-[1-[2-(2-tienil)etil]-4-piperidil] propionanilida
BROLAMFETAMINA, nama lain : ()-4-bromo-2,5-dimetoksi- metilfenetilamina
DOB
DET : 3-[2-( dietilamino )etil] indol
DMA : ( + )-2,5-dimetoksi- -metilfenetilamina
DMHP : 3-(1 ,2-dimetilheptil)-7 ,8,9, 10-tetrahidro-6,6,9-trimetil6Hdibenzo[b, d]piran-1-ol
DMT : 3-[2-( dimetilamino )etil] indol
DOET : ()-4-etil-2,5-dimetoksi- metilfenetilamina
ETISIKLIDINA, nama lain PCE : N-etil-1-fenilsikloheksilamina
ETRIPTAMINA. : 3-(2aminobutil) indole
KATINONA : (-)-(S)- 2-aminopropiofenon
( + )-LISERGIDA, nama lain : 9,10-didehidro-N, N-dietil-6metilergolina-8
LSD, LSD-25 karboksamida
34
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
-metil-3,4(metilendioksi)fenetilamina MDA
TENOSIKLIDINA, nama lain : 1- [1-(2-tienil) sikloheksil]piperidina
TCP
TMA : ()-3,4,5-trimetoksi- -metilfenetilamina
AMFETAMINA : ()- metilfenetilamina
DEKSAMFETAMINA : ( + )- metilfenetilamina
FENETILINA : 7-[2-[( -metilfenetil)amino]etil]teofilina
FENMETRAZINA : 3- metil- 2 fenilmorfolin
FENSIKLIDINA, nama lain PCP : 1-( 1- fenilsikloheksil)piperidina
LEVAMFETAMINA, nama lain : (- )-(R)- -metilfenetilamina
levamfetamina
Levometamfetamina : ( -)- N, -dimetilfenetilamina
MEKLOKUALON : 3-( o-klorofenil)- 2-metil-4(3H)- kuinazolinon
METAMFETAMINA : (+ )-(S)-N, dimetilfenetilamina
METAKUALON : 2- metil- 3-o-to lil-4(3H)- kuinazolinon
ZIPEPPROL : - ( metoksibenzil)-4-( -metoksifenetil )-1piperazinetano
Opium Obat
Campuran atau sediaan opium obat dengan bahan lain bukan narkotika
35
36
37
ester
75. Piritramida : asam1-(3-siano-3,3-difenilpropil)-4(1-piperidino)-piperdina-4Karbosilat armida
76. Proheptasina : 1,3-dimetil-4-fenil-4-propionoksiazasikloheptana
77. Properidina : asam1-metil-4-fenilpiperidina-4-karboksilat isopropil ester
78. Rasemetorfan : ()-3-metoksi-N-metilmorfinan
79. Rasemoramida : ()-4-[2-metil-4-okso-3,3-difenil-4-(1-pirolidinil)-butil]morfolina
80. Rasemorfan : ()-3-hidroksi-N-metilmorfinan
81. Sufentanil
:
N-[4-(metoksimetil)-1-[2-(2-tienil)-etil
-4-piperidil]
propionanilida
82. Tebaina
83. Tebakon : asetildihidrokodeinona
84. Tilidina : ()-etil-trans-2-(dimetilamino)-1-fenil-3-sikloheksena-1karboksilat
85. Trimeperidina : 1,2,5-trimetil-4-fenil-4-propionoksipiperidina
86. Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut di atas
Pecandu
Narkotika
adalah
Orang
yang
menggunakan
atau
38
15
39
16
Soedjono Dirjosisworo.1990. hukum narkotika di Indonesia. Bandung .PT. citra Aditya bakti.
40
2.
3.
17
armico
18
Ruby hardiati Jhony. 2000.diktat kuliah hukum pidana Khusus Tindak Pidana narkotika,
Purwokerto. Fakultas Hukum.Unsoed.
41
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
42
2.
(delapan
ratus
juta
rupiah)
sampai
Rp
4.
43
5.
44
jadi pelaku itu adalah orang yang dengan seseorang diri telah
melakukan sendiri tindak pidana yang bersangkutan.19
Pengertian Doen pleger atau yang menyuruh lakukan itu merupakan salah
satu bentuk deelneming yang terdapat di dalam Pasal 55 KUHP. Mengenai pengertian
doen pleger atau yang menyuruh melakukan, Sumaryanti memberikan penjelasan
tentang hal tersebut yaitu sebagai berikut :
Orang yang menyuruh melakukan (doen pleger), di sini sedikitnya
ada dua orang yaitu yang menyuruh (doen pleger) dan yang disuruh
(pleger). Jadi bukan orang itu sendiri yang melakukan tindak pidana,
akan tetapi ia menyuruh orang lain, meskipun ia tetap dipandang dan
dihukum sebagai orang yang melakukan sendiri tindak pidana.20
19
20
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
yaitu pendekatan yang menggunakan konsep legitis positivis. Konsep ini memandang
hukum identik dengan norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga atau
pejabat yang berwenang. Selain itu, konsep ini juga memandang hukum sebagai
sistem normative yang bersifat otonom tertutup dan terlepas dari kehidupan
masyarakat. 21
B. Spesifikasi Penelitian
Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah penelitian preskriptif, yaitu suatu
penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tertentu.22
C. Sumber Data
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objeknya,
tetapi melalui sumber lain baik lisan maupun tulisan. Yaitu bersumber pada buku-
21
Rony Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri Cetakan Ke Satu, Ghalia
Indah, Jakarta, 1983. hlm.11.
22
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 1986.
hlm. 15.
46
24
hlm. 99.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
48
Saksi-saksi
a. Saksi I Bambang Subroto, S.H, yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
49
Terdakwa
diajukan
dipersidangan
sehubungan
abu-abu
No.Pol
G-3383-WR
yang
masuk
kost-kostan
seperti
orang
50
51
Menurut
pengakuan
terdakwa,
rencananya
oleh
52
team
mendekati
saksi
Adam
dan
53
Cara
penggunaan
ganja
tersebut
dengan
cara
54
Sdri.Hestining
Als.Nining (terdakwa)
datang
Als.Nining
(terdakwa)
diboncengi
laki-laki
dan
mengaku
petugas
lalu
55
56
57
ganja
tersebut
saksi
langsung
ke
58
59
Saksi
tahu
nomor
handphonenya
terdakwa
dari
Saksi memberi ganja kepada terdakwa dengan cumaCuma/tidak membayar karena saksi sudah dikenal
terdakwa;
60
61
62
63
tidak
diperbolehkan
untuk
menengok
di
Purwokerto;
-
64
65
Dipersidangan
orang
tua
terdakwa
(Zaenudin)
66
Terhadap
anak
saksi
Nining
(terdakwa)
masih
mempunyai Ibu;
-
67
68
2.
Barang bukti
-
69
tube
berisi
urine
yang
mengandung
Narkotika
yang
kesemuanya
disita
dari
Keterangan Terdakwa :
70
untuk
membuka, kemudian
71
petugas
selanjutnya
terdakwa
dibawa
ke
Polres
Banyumas;
-
72
73
74
Terdakwa
pernah
berobat
ke
Yogyakarta
untuk
75
Pada
waktu
terdakwa
berobat
ke
Yogyakarta,
76
77
b. Menjatuhkan
pidana
terhadap
HESTINING
ASTUTI Als.
78
79
Berdasarkan
fakta-fakta
hukum
tersebut,
Majelis
hakim
akan
KESATU :
KEDUA :
KETIGA :
80
1.
Barang siapa ;
2.
81
82
83
Consulting- Mind Programming Centre pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
untuk program treatment kecanduan Narkoba di Yogyakarta serta pada saat ditangkap
terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang untuk menggunakan
Narkoba jenis ganja tersebut karena dalam pemeriksaan di Kepolisian maupun fakta
yang terungkap dipersidangan diketahui bahwa terdakwa bukanlah seorang dokter
melainkan seorang Mahasiswi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semester
IX (Sembilan) Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang seharusnya dapat
menjadi teladan dan sebagai generasi penerus bangsa ;
Berdasarkan
Berita
Acara
Pemeriksaan
Laboratoris
Kriminalistik
84
Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas maka unsur kedua ini telah
terpenuhi ;
85
terdakwa tetap ditahan kemudian mengenai barang bukti yang diajukan Penuntut
Umum di persidangan akan ditentukan statusnya dalam amar putusan. Oleh karena
terdakwa dipidana maka terdakwa dibebani pula untuk membayar biaya perkara ini.
86
b. Amar Putusan
Mengingat Pasal 127 ayat (1) huruf (a) Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan ketentuan-ketentuan dalam KUHAP
serta pasal-pasal yang berhubungan dengan perkara ini ;
MENGADILI
1.
Menyatakan
terdakwa
HESTIANING
ASTUTI Als.
NINING
Binti
3.
4.
87
5.
6.
B. Pembahasan
1.
88
a. Barang siapa
b. Tanpa hak menggunakan Narkotika Golongan I untuk diri sendiri
Dikemukakan
89
55.
90
sendiri
kesadaran,
hilangnya
rasa,
mengurangi
sampai
91
92
pelaku, pada saat ditangkap terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak
yang berwenang untuk menggunakan Narkoba jenis ganja tersebut
karena dalam pemeriksaan di Kepolisian maupun fakta yang terungkap
dipersidangan diketahui bahwa terdakwa bukanlah seorang dokter
melainkan seorang Mahasiswi. Penguasaan ganja tersebut adalah tanpa
hak sebab tidak mendapat ijin dari Menteri Kesehatan.
1.
2.
93
Unsur
ini
memberikan
pengertian
bahwa
perbuatan
Dalam
putusan
perkara
pidana
Nomor
94
pengguna
narkotika
dalam
putusan
perkara
Nomor
68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.
bukti
yang
digunakan
dalam
persidangan
tersebut
95
Pada kasus tersebut diatas juga diajukan alat bukti saksi dan
keterangan terdakwa yang diajukan dimuka persidangan. Dalam
putusan perkara Nomor 68/Pid.Sus/2011/PN.Pwt telah ditemukan
adanya alat bukti yang dapat menguatkan kasus tersebut yaitu :
a. Keterangan saksi :
1. Bambang Subroto,S.H.;
96
b. Barang bukti :
2.
97
c. Keterangan terdakwa :
Dalam hal pemeriksaan keterangan saksi dan alat bukti yang diajukan di
depan persidangan, pertimbangan hukum hakim telah sesuai dengan ketentuan yang
dirumuskan dalam Pasal 184 ayat 1 (satu) KUHAP, yaitu :
a) Keterangan saksi;
b) Keterangan ahli;
c) Surat;
d) Petunjuk;
e) Keterangan Terdakwa;
98
perkara tersebut diatas, dan ditinjau dari persesuaian antara alat bukti yang satu
dengan alat bukti yang lain, dengan mempertimbangkan nilai pembuktian masingmasing bukti, hakim dalam menjatuhkan pidana juga telah mempertimbangkan halhal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan terdakwa, adapun hal-hal yang
meringankan dan memberatkan terdakwa adalah sebagai berikut:
99
100
menurut Majelis adalah yang memenuhi rasa keadilan di dalam masyarakat maupun
hukum yang berlaku.
Mengingat Pasal 127 ayat 1 (satu) huruf (a) UU R.I Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika daan ketentuan-ketentuan dalah KUHAP serta pasal-pasal yang
berhubungan dengan perkara ini, maka Pengadilan Negeri Purwokerto memutuskan:
101
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
103
unsur-unsur Pasal 127 ayat 1 (satu) huruf (a) UU No.35 tahun 2009
Tentang
Narkotika
dalam
kasus
tersebut
hakim
juga
telah
B. Saran
kepentingan
perawatan
dan
pengobatan.
Kondisi
Lembaga
Permasyarakatan (LAPAS) pada saat ini tidak mendukung, karena dampak negatif
keterpengaruhan oleh perilaku kriminal lainnya dapat semakin memperburuk kondisi
kejiwaan, kesehatan yang diderita Pengguna Narkotika akan semakin berat. Oleh
karena itu Pengguna Narkotika ini wajib diberi rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial.
104
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Bassar, S, 1986. Tindak pidana pidana tertentu didalam KUHP. Bandung:
CV Remadja Karya.
Dirjosisworo, Soedjono.1990. hukum narkotika di Indonesia. Bandung .PT. citra
Aditya bakti.
Jhony, Ruby Hardiati. 2000.diktat kuliah hukum pidana Khusus Tindak Pidana
narkotika, Purwokerto: Fakultas Hukum.Unsoed.
Kansil, CST. 1989. Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Lamintang, 1984a,Hukum Penitersier Indonesia. Alumni , Bandung.
Makarao, Mohammad Taufik & Suhasril. 2003. Tindak Pidana Narkotika.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moeljatno 2000. Azas-azas hukum pidana, Jakarta: Bineka cipta.
Prodjodikoro, Wirjono. 1980. Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Fresco.
Bandung.
Remmelink, Jan. 2003. Hukum Pidana (komentar atas Pasal-Pasal Terpenting
dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Belanda dan Padanannya
dalam Kitab Undang-Undang Pidana Indonesia). Jakarta: Gramedia
Pustaka.
Suhartono, RM. 1996. Hukum Pidana Materiil Unsur-Unsur Obyektif Sebagai
Dasar Dakwaan. Jakarta: Sinar Grafika.
Soedarto ,1975. Hukum Pidana jilid IA dan IB Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto. Fakultas Hukum.
________,1990 .Hukum Pidana Jilid IA dan IB.Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto. Fakultas Hukum.
Soemitro, Rony Hanitijo. 1983. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri
Cetakan Ke Satu. Jakarta: Ghalia Indah.
105
Di
Indonesia
Suatu
Tinjauan
C. Internet
Sahadia, M. Sairman, Pengertian Tindak Pidana, (on Line), 2011.
Tersedia:http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2142486-pengertiantindak-pidana/. (02 April 2011).
Tersedia: http://www.prasko.com/2011/05/tujuan-hukum-pidana.html.
Tersedia: http://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/hukum-pidana/