UNIT PENGOLAHAN II
:
:
:
:
:
IKWAN ROSADI
714074
PEM I/JASPEMKIL
Ka.Sie Lis PEM I
202
Page 2
Page 3
NO
UNIT PENGOLAHAN
LOKASI
KAPASITAS
UP I
PANGKALAN BRANDAN
5,00 MBSD
UP II
DUMAI
170,00 MBSD
UP III
PLAJU-S. GERONG
145,60 MBSD
UP IV
CILACAP
300,00 MBSD
UP V
BALIKPAPAN
260,00 MBSD
UP VI
BALONGAN
125,00 MBSD
UP VII
SORONG
10,00 MBSD
PEMBANGKIT
Kumpulan dari beberapa peralatan yang dapat menghasilkan
energi yang digunakan untuk menggerakkan peralatan lain
pada suatu industri atau rumah tangga.
Contoh : Pembangkit listrik
Pembangkit Steam
Pembangkit Udara bertekanan
Page 6
PRIME MOVER
Pada sistem konvensional energi listrik yang dihasilkan diperoleh dari generator yang
digerakkan oleh energi mekanis, seperti motor bakar, turbin gas, turbin uap, dll.
Energi mekanis yang digunakan untuk menggerakkan generator didalam sistem
pembangkit disebut penggerak awal (primemover). Penggerak awal inilah yang
menunjukkan tipe/sebutan dari pusat pembangkit listrik tersebut, misalnya :
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa motor bakar (Diesel).
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa turbin gas.
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa turbin uap.
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa turbin air.
Page 8
GENERATOR
Sebagai penghasil tenaga listrik generator AC sering
Disebut sebagai Alternator dan merupakan peralatan
Utama pusat pembangkit listrik dengan peralatan bantu lain
Nya seperti :
Panel kontrol
Switchgear (pemutus) & busbar
Pengaman dan metering
DC power supply dan UPS
Page 9
JENIS GENERATOR
Generator arus bolak balik , sering disebut juga alternator atau generator
sinkron, yang merupakan peralatan pokok atau utama untuk
menghasilkan tenaga listrik. Untuk mengoperasikannya dibutuhkan
tenaga mekanis sebagai penggerak utama (primemover).
Page 10
Page 11
Page 12
Page 13
Khusus untuk kilang minyak dan gas bumi, pemakaian unit generator tanpa sikat sangat
cocok karena tidak terjadi spark bunga api yang ditimbulkan oleh penguatan, atau tidak
ada benda-benda yang bergesekan yang bermuatan listrik.
Dengan penguatan tanpa sikat ini tidak ada kerugian yang ditimbulkan oleh
penguatannya karena tidak ada cincin gesek dan sikat-sikat.
Page 15
Rating Generator
Rating dari generator AC harus dapat mensupply beban
terus menerus pada beban normal dan bisa beroperasi
sedikit diatas beban normal namun hanya pada waktu
tertentu saja.
Arus maksimum yang bisa disupply oleh generator AC
tergantung dari :
Kerugian panas maksimum (rugi daya I2R) yang mampu
diterima kumparan jangkar dan,
Panas maksimum karena rugi-rugi pada kumparan kutub,
disamping juga tergantung dari rating eksitasinya.
Page 16
Untuk mengetahui rating dari generator bisa dilihat pada nameplate dirangka
(frame) generator yang pada umumnya memuat :
Page 17
Saturn
Centaur
Mars
Gen. KW
Gen.KVA
6,5 KV
6,9 KV
11 KV
13,8 KV
continous
800
1000
105
89
84
53
42
Standby
900
1125
110
100
94
59
47
Continous
2500
3125
328
278
262
164
131
Standby
2800
3500
368
311
293
104
147
Continous
6250
7815
822
695
655
411
327
Standby
7200
9000
946
800
754
473
377
Page 18
Konstruksi Generator
Konstruksi dari mesin listrik berputar (Generator) dapat
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
- Rumah Generator (Framework)
- Stator (Armature)
- Rotor
- Bantalan (Bearing)
Page 19
FRAMEWORK
Rangka atau rumah generator (framework) merupakan
pendukung bagian yang bergerak dan bagian yang diam
dari generator, disamping juga sebagai pelindung
komponen-komponen didalamnya.
Framework secara langsung mengalirkan udara melalui
bagian-bagian generator untuk pendinginan dan juga
sebagai tempat terminal output generator.
Page 20
Stator (Armature)
Stator terdiri dari inti (core) yang terbuat dari lapisan plat baja
tipis (baja silikon) dengan tujuan untuk mereduksi kerugian
arus Eddy. Belitan stator ditempatkan pada alur (slots) dari inti.
Belitan stator 3 phase bisa berupa hubungan Wye (Y) atau
delta (), tergantung dari tegangan, design dan performance
yang direncanakan.
Ujung-ujung belitan ditempatkan pada kotak terminal. Ada 6
ujung belitan yang dikeluarkan dari belitan stator yang
nantinya dihubungkan sesuai design.
Umumnya generator pembangkit menggunakan hubungan Y,
sehingga 3 ujung belitan dijadikan satu sebagai titik netral.
Page 21
Rotor
Ada 2 bentuk dasar dari rotor generator sinkron yaitu :
- Kutub menonjol (Salient pole)
- Kutub datar (silinder/non salient pole)
Kutub medan yang menghasilkan medan magnet terikat kuat pada
rotor dan terbuat dari lapisan tipis inti yang dibelitkan dengan belitan
excitasi yang diambil melalui slipring atau unit rectifier berputar untuk
jenis brushless exciter.
Kutub menonjol biasanya untuk generator dgn rpm 1800 kebawah,
sedangkan jenis silinder untuk rpm 3600 atau 3000 rpm.
Page 22
Bantalan (Bearing)
Bantalan atau bearing generator bisa berupa Sleeve bearing dan bisa
juga berupa antifriction bearing (Roller) tergantung dari ukuran
generator .
Roller bearing dapat digunakan untuk unit sampai 5000 HP atau lebih
kecil. Bearing jenis ini menggunakan pelumas tertutup (pucked) berupa
gemuk (grease) untuk mendapatkan pelumasan positif pada
permukaan bearing.
Apabila ukuran dan berat generator cukup besar, maka bisa membuat
temperature bearing menjadi panas sehingga perlu membuat sistem
pelumasannya secara sirmulasi dengan bantuan pompa.
Sumber kerusakan bearing bisa terjadi dengan adanya arus yang
mengalir dibagian-bagian permukaan bearing yg bisa melubangi
bearing dan menghitamkan pelumas sehingga dapat mengikis poros
(AS). Arus ini dapat terbentuk karena hubungan pendek medan
sinkron.
Page 23
Tegangan Generator
Tegangan yang diimbas pada masing-masing belitan adalah sebagai berikut :
E = 4,44 x x f x N x 10
-8
Volt
E
F
=
N =
= Tegangan induksi
= Frekuensi
Fluksi per Kutub
Jumlah Lilitan
Page 24
Putaran Generator
Bila generator mempunyai P kutub, dan garis magnit berputar pada putaran ns
yang menghasilkan frekuensi f maka dengan p kutub tadi menghasilkan persamaan sbb:
ns =
120.f
P
ns = Putaran
(rpm)
f = Frekuensi (Hz)
P
= Jumlah kutub
12 x 500 = 50 Hz
120
Page 25
Page 26
Gelombang sinusoidal
120 o
240 o
Page 27
Brushless Generator
3
2
stator
stator
stator
PMG
Rotor
Field
Rotating
Rectifier
DC
AC
Rectifier
AC 3 fasa
OUT PUT
Page 28
3. Generator Utama
Merupakan generator 3 fasa kutub dalam, dimana
kumparan medan utama mendapat tegangan arus
searah dari penyearah berputar.
Stator membangkitkan tegangan induksi arus bolak balik
3 fasa dan tegangan inilah yang merupakan tegangan
keluaran generator (output) yang disebut dengan
tegangan kerja atau tegangan jala-jala.
Page 30
Fungsi PMG
PMG mempunyai 8 pasang kutub yg terpasang disekeliling rotor. Karena
Turbine mempunyai putaran 3000 rpm, maka frekuensi tegangan yang
Dibangkitkan oleh PMG asebesar 400 Hz.
Tegangan keluaran dari PMG sebesar 120 VAC 1 Phase, kemudian diturunkan
Menjadi 60 V untuk sistem pengaturan secara manual maupun otomatis.
Untuk pengaturan tegangan secara manual, supply tegangan dari generator
ini dimasukkan kesuatu auto trafo (Variac Transformer) dan selanjutnya
dimasukkan kesistem penyearah.
Sedangkan untuk pengaturan otomatis supply tegangan dari PMG
dimasukkan ke AVR, yg selanjutnya diolah didalam alat tsb menjadi arus
searah untuk diberikan ke sistem penguat generator penguat.
Page 31
Page 32
Page 33
Exciter Generator
Page 34
Stator Exciter
Page 35
Rotating Rectifier
Page 36
Rotating Dioda
Page 37
Page 38
Page 39
Rotor Generator
Page 40
Page 41
Page 42
Page 43
Page 44
Ve
Page 45
Page 46
Page 47
Gelombang AVR
Keluaran PMG (V pmg)
Page 48
SIFAT GENERATOR
B
b.
c.
Page 49
BUSBAR
Merupakan perlengkapan penampung daya dipusat pembangkit
Yang terdiri dari beberapa unit generator/sumber daya yang ber
Operasi paralel.
Penyalur daya dari busbar dikenal sebagai FEEDER.
Ada beberapa sistem busbar, antaranya adalah :
Sistem single busbar
Sistem double busbar
Sistem ring busbar
Sistem Synchronizing busbar
Bentuk busbar pada umumnya adalah lempengan/batangan
Tembaga yang disangga oleh isolator.
Page 50
SWITCHGEAR
Sebagai pemutus aliran daya , biasanya menggunakan :
Circuit Breaker (CB) yang pada umumnya dipasang berderet
Dalam suatu lemari baja (metal clad) bersama-sama dengan
Busbar dan alat pengaman serta metering.
Deretan CB ini jumlahnya tergantung jumlah feeder dan
generator serta kebutuhan lainnya.
Page 51
5 MVA
6,6 KV
Page 52
5 MVA
6,6 KV
Front
Rear
SS#11
SS#15
SS#16
SS#13
Page 53
5 MVA
6,6 KV
Page 54
2015 UA
31
MW, PF 0.8
2015 UB
31
MW, PF 0.8
2015 UC
31MW, PF 0.8
MACHINE BUS
12
KV, 3 PH, 50 HZ, 2000
A, 50 KA
b.
c.
Page 56
32 MW
Gas Turbine
A
BFW
Waste Heat
Boiler A
32 MW
BFW
Gas Turbine
B
Waste Heat
Boiler B
32 MW
Gas Turbine
C
Fuel Gas
Steam to Refinery
48 bar, 400 Deg C
Packaged
Boiler A
Packaged
Boiler B
3 MW
10 MW
Old Power
Plant
Steam
Turbine
BFW
BFW
Page 58
Waste Heat
Boiler C
Page 59
Load Type
Load (MW)
1.
7.00
2.
8.10
3.
Kilang TA&PTA
4.20
4.
Kilang Polypropylene
2.30
5.
8.40
6.
Offices
1.10
7.
Public Facilities
3.90
8.
Excess Power
15.00
Total
50.00
Page 60
Page 61
Page 63
Page 64
GOVERNOUR
SYSTEM GOVERNOUR
GOVERNOR
SP
Steam
P
Speed
Steam
Turbine
Fuel
SP
P
Speed
Gas Turbine
Page 66
MODE GOVERNOUR
DROOP KARAKTERISTIK (MODE DROOP )
MERUPAKAN MODE OPERASI DIMANA KECEPATAN AKAN TURUN
BILA BEBANNYA NAIK ATAU SEBALIKNYA AKAN BERTENDENSI
NAIK PUTARANNYA BILA BEBAN TURUN
ISOCHRONOUS KARAKTERISTIK (MODE ISO )
MODE DROOP
PADA GOVERNOUR YANG BEKERJA SECARA DROOP, MERUBAH
SETTING BERARTI MERUBAH SETTING DARI NO-LOAD SPEED.
MISALKAN SUATU GENERATOR YANG BEKERJA SECARA DROOP
MELAYANI BEBAN SEBESAR 4 MW, SETTING NO-LOAD SPEED N1.
APABILA BEBAN GENERATOR HENDAK DINAIKKAN MENJADI 6 MW
MAKA NO-LOAD SETTING HARUS DINAIKKAN MENJADI N2 AGAR
FREKUANSI SYSTEM TETAP 50 HZ.
FREK
N2
N1
50 HZ
4 MW
6 MW
LOAD
Page 68
MODE ISO
PADA MODE ISOCHRONOUS, PERUBAHAN BEBAN DILAKUKAN
DENGAN CARA MERUBAH LOAD SETTING TANPA MEMPENGARUHI SETTING NO-LOAD SPEED.
MISALKAN GENERATOR MELAYANI BEBAN SEBESAR 4 MW. APA
BILA BEBAN GENERATOR DINAIKAN MENJADI 6 MW , MAKA
KARAKTERISTIK DARI SPEED (KECEPATAN) TIDAK BERUBAH.
JADI GENERATOR DENGAN GOVERNOUR MODE ISO LEBIH RESPONS TERHADAP PERUBAHAN BEBAN.
FREK
50HZ
4 MW
6 MW
LOAD
Page 69
FREKUENSI DROOP
Frek
102 %
101 %
D
A
100 %
F
C
99 %
98 %
20 %
50 %
70 %
E
B
100 % Load
X DROOP
Page 71
20/100 X 4 %
= 0,8 %
50/100 X 4 %
= 2%
Page 72
Page 73
Page 74
PEMELIHARAAN GENERATOR
Pekerjaan pemeliharaan terhadap peralatan-peralatan listrik pada umumnya dan
Khususnya pada generator adalah suatu tindakan yang mutlak harus dilakukan.
Tentunya dalam penyusunan jadwal-jadwal pemeliharaan ini semua ditentukan
Setelah mempelajari tentang peralatan itu sendiri (Instruktion Manual).
Tujuan Pemeliharaan antara lain :
- Mencegah terganggunya generator pada saat operasi sehingga kemungkinan
terjadinya pemadaman yang tidak terduga dapat dikurangi. Hal-hal yang mungkin
menjadi penyebab gangguan dpat diatasi atau dihilangkan pada saat
pemeliharaan
- Memperpanjang umur bagian-bagian generator.
- Memperoleh kondisi kerja yang lebih baik bagi generator seperti temperatur kerja
yang lebih rendah, efisiensi yang lebih lebih tinggi, dan faktor keamanan untuk
operator dan peralatan lainnya.
- Menjaga kontinyuitas pelayanan dan kestabilan dalam operasi, sehingga
mencapai
Produktivitas yang semaksimal mungkin.
Page 75
PROGRAM PEMELIHARAAN
Didalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan untuk mendapatkan suatu kerja
yang baik, maka seyiap pembangkit listrik mempunyai jadwal pemeliharaan yang
telah diatur atau ditentukan.
Jadwal pekerjaan pemeliharaan setiap peralatan listrik memang tidak selalu sama,
tetapi secara umum sifat pemeliharaan adalah bersifat pencegahan (Preventive
Maintenance)
Page 76
PREVENTIVE GENERATOR
1. ROUTINE MAINTENANCE
Pemeliharaan ini tidak ada jadwal tertentu, bisa dilakukan setiap hari, setiap shift,
setiap
minggu tergantung keadaan.
Pemeliharaan ini meliputi :
- House keeping, yaitu menjaga lingkungan generator bebas dari debu, ceceran
minyak pelumas, gemuk dan alat-alat yang tidak diperlukan dam operasi.
- Penggantian filter-filter udara, ini dapat dilakukan setiap saat pada waktu
generator berhenti.
Page 77
PREVENTIVE GENERATOR
2. MINOR OVERHAUL
Pemeliharaan ini menurut jadwal tertentu tergantung jam kerja (running hours) dari
operasi generator. Umumnya pekerjaan ini dilakukan pada saat penggerak mula (prime
mover) sedang tidak beroperasi (shut down), pemeliharaan ini meliputi :
- Pemeriksaan dan penggantian bearing
- Pemeriksaan baut-baut pengikat
- Pemeriksaan dan pembersihan pada bagian penguatan
- Pemeriksaan dan pengukuran daya isolasi pada bagian penguatan dan bila
perlu pada generator utama
- Pemeriksaan terhadap pemutusan daya (CB), yaitu pembersihan dari kotoran
debu, serbuk dan kotoran bekas busur api serta pemeriksaan kontak-kontak
pada pemutus daya (Breaker).
- Pengetesan relay-relay pengaman.
- Pembersihan keseluruhan ganerator (Cleaning up).
Page 78
PREVENTIVE GENERATOR
3. MAYOR OVERHAUL
Pemeliharaan ini berdasarkan atas lamanya waktu operasi generator minimum 5 thn
atau lebih . Bila selama operasi keadaan generator masih memungkinkan dan diperlukan
untuk terus operasi maka pekerjaan Mayor Overhaul masih dapat ditunda.
Pekerjaan ini meliputi :
- Mengeluarkan rotor dari statornya
- Pengukuran tahanan isolasi baik pada rotor maupun stator sebelum dilakukan
perbaikan (pembersihan). Untuk rotor biasanya diukur menggunakan Megger
dengan skala 500 Volt. Sedangkan untuk statornya biasanya menggunakan
Hypo Tester, sesuai dengan tegangan outputnya.
- Pembersihan baik rotor maupun stator dan eksitasinya dari kotor debu,minyak
dan sebagainya dengan cairan yang mudah menguap seperti : Cloroetheline,
CRC, Contac Cleaner dan sebangsanya untuk menghilangkan kelembaban.
- Penyemprotan sirlak (varnish) dengan bahan Gliptol untuk menambah daya
isolasinya.
- Diadakan pemanasan baik pada rotor maupun stator.
Page 79
PREVENTIVE GENERATOR
- Pengukuran tahanan isolasi lagi, dan membandingkan sebelum
dan sesudah diadakan overhaul.
- Pemasangan kembali sediakala, Perlu diperhatikan disini antara
bantalan dan frame harus ada tahanan isolasi.
- Space Heater generator dihidupkan untuk pemanasan winding
stator.
- Generator dicoba jalan Full speed No load dengan memonitor
Temperature dan vibrasi.
Page 80
Motor Listrik
Transformator
Rectifier/
DC Suppy
UPS
Foto Cell
Battery Bank
Relay Proteksi
Page 82
IP
HURUF KODE
ANGKA DIGIT 1 ( 0 6)
PROTEKSI BENDA PADAT
ANGKA DIGIT 2 ( 0 8)
PROTEKSI BENDA CAIR
Page 83
TABEL KODE IP
ANGKA DIGIT KE 1
ANGKA DIGIT KE 2
0 = TANPA PROTEKSI
0 = TANPA PROTEKSI
1 = DIAMETER 50 mm
2 = DIAMETER 12,5 mm
3 = DIAMETER 2,5 mm
4 = DIAMETER 1,0 mm
5 = DEBU
5 = PANCARAN AIR
6 = KEDAP DEBU
Page 84
Page 85
KLASIFIKASI DAERAH/RUANG
RUANG DENGAN BAHAYA LEDAKAN DIKLASIFIKASIKAN DALAM ZONE
BERDASARKAN FREKUENSI TERJADINYA DAN LAMANYA KEBERADAAN
GAS LEDAK DALAM ATMOSFIER SEBAGAI BERIKUT :
ZONE 0 : SUATU RUANG DIMANA TERDAPAT ATMOSFER GAS
LEDAK SECARA TERUS MENERUS ATAU DALAM WAKTU
YANG LAMA.
ZONE 1 : SUATU RUANG DIMANA MUNGKIN TERDAPAT ATMOSFER
GAS LEDAK DALAM OPERASI NORMAL.
ZONE 2 : SUATU RUANG DIMANA MUNGKIN TIDAK TERDAPAT
ATMOSFER GAS LEDAK DALAM OPERASI NORMAL, JIKA
HAL INI TERJADI, KEMUNGKINAN TIDAK SERING DAN
HANYA BERLANGSUNG DALAM WAKTU SINGKAT.
Page 86
KELOMPOK PERLENGKAPAN
Page 87
Page 88
STOP
1
HAND
INT
AUTO
39
INT
40
43
44
11
12
K1
K1
F6
K1
F6
46
START
2
H2
45
K1
H1
Page 89
13
K1
14
Page 90
Page 91
KESIMPULAN 1
Page 92
Page 93