Anda di halaman 1dari 93

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK

UNIT PENGOLAHAN-III PLAJU


PT PERTAMINA (Persero)

UNIT PENGOLAHAN II

PRESENTER UP-III PLAJU


NAMA
MEDAL
BAGIAN
JABATAN
STATUS

:
:
:
:
:

IKWAN ROSADI
714074
PEM I/JASPEMKIL
Ka.Sie Lis PEM I
202

Page 2

PENGALAMAN KERJA DI PERTAMINA

TAHUN 1991 1993


TAHUN 1993 1995
TAHUN 1995 1997
TAHUN 1997 1999
TAHUN 1999 2002

: AST PWS LISTRIK KILANG TA/PTA


: PWS BENGKEL UKUR LISTRIK
: PWS BENGKEL REPAIR LISTRIK
: PWS DISTRIBUSI LISTRIK
: SPES LISTRIK ENJINERING
PEMELIHARAAN
TAHUN 2002 2004 : PWS UTAMA POWER PLANT
TAHUN 2004 S/D SEKARANG : KA.SIE LISTRIK PEM-1

Page 3

NO

UNIT PENGOLAHAN

LOKASI

KAPASITAS

UP I

PANGKALAN BRANDAN

5,00 MBSD

UP II

DUMAI

170,00 MBSD

UP III

PLAJU-S. GERONG

145,60 MBSD

UP IV

CILACAP

300,00 MBSD

UP V

BALIKPAPAN

260,00 MBSD

UP VI

BALONGAN

125,00 MBSD

UP VII

SORONG

10,00 MBSD

PEMBANGKIT
Kumpulan dari beberapa peralatan yang dapat menghasilkan
energi yang digunakan untuk menggerakkan peralatan lain
pada suatu industri atau rumah tangga.
Contoh : Pembangkit listrik
Pembangkit Steam
Pembangkit Udara bertekanan

Page 6

UTILITIES SYSTEM UNIT, terdiri


dari:
3 UNITS POWER GENERATION
6 UNITS AIR COMPRESSORS
2 UNITS WATER TREATING PLANT
2 UNITS COOLING TOWER
2 PACKED BOILER, 3 WHRU &
8 BOILER

PRIME MOVER
Pada sistem konvensional energi listrik yang dihasilkan diperoleh dari generator yang
digerakkan oleh energi mekanis, seperti motor bakar, turbin gas, turbin uap, dll.
Energi mekanis yang digunakan untuk menggerakkan generator didalam sistem
pembangkit disebut penggerak awal (primemover). Penggerak awal inilah yang
menunjukkan tipe/sebutan dari pusat pembangkit listrik tersebut, misalnya :
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa motor bakar (Diesel).
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa turbin gas.
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa turbin uap.
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa turbin air.

Page 8

GENERATOR
Sebagai penghasil tenaga listrik generator AC sering
Disebut sebagai Alternator dan merupakan peralatan
Utama pusat pembangkit listrik dengan peralatan bantu lain
Nya seperti :

Panel kontrol
Switchgear (pemutus) & busbar
Pengaman dan metering
DC power supply dan UPS

Page 9

JENIS GENERATOR

Generator arus bolak balik , sering disebut juga alternator atau generator
sinkron, yang merupakan peralatan pokok atau utama untuk
menghasilkan tenaga listrik. Untuk mengoperasikannya dibutuhkan
tenaga mekanis sebagai penggerak utama (primemover).

Secara garis besar ditinjau dari letak konstruksi kumparannya (winding)


generator dibagi menjadi 2 (dua ) yaitu :
1. Generator Kutub Luar (Revolving Armature Generator)
2. Generator Kutub Dalam (Revolving Field Generator)

Page 10

Generator Kutub Luar (Revolving Armature


Generator )

Pada generator jenis ini rotornya merupakan kumparan


jangkar yang berputar dan memotong medan magnet yang
diam. Output tegangan dari generator ini akan dihasilkan dari
kumparan jangkar, sehingga untuk mengeluarkan energi listrik
yang dihasilkan diperlukan cincin geser (slipring) dan sikat
arang (Brushes). Generator tipe ini tidak dapat dibuat dalam
kapasitas besar.

Page 11

Generator Kutub Dalam (Revolving Field


Generator )
Generator jenis ini merupakan generator yang digunakan sebagai sumber
tenaga listrik saat ini. Pada generator ini, arus searah dari suatu sumber
luar dialirkan melalui slipring dan brush kekumparan kutub medan di
rotor.Tegangan yang dialirkan kekumparan kutub medan berkisar antara
125 Volt DC, sedangkan tegangan yang dihasilkan kumparan jangkar
biasanya mencapai tegangan 12.000 Volt. Pada generator jenis ini bila
kumparan medan dipasang penguatan magnit, maka tidak perlu adanya
cincin gesek (slip ring) dan sikat, sehingga dapat menghindari timbulnya
bunga api antara cincin gesek dan sikat.

Page 12

Generator Kutub Dalam (Revolving Field Generator )

Bagaimanapun juga generator yang menggunakan sikat dan


cincin gesek, baik kutub dalam maupun kutub luar, masih ada
kerugian daya maupun masih timbul bunga api yang
diakibatkan oleh pergesekan antara cincin dan sikat, sehingga
generator tipe ini umumnya tidak bisa dibuat dengan kapasitas
besar.
Dengan demikian diusahakan cara tanpa sikat dan cincin
gesek atau umum disebut generator penguat tanpa sikat
(Brushless Exciter Generator) yang akan dibahas lebih rinci.

Page 13

Keuntungan Generator Kutub Dalam (Revolving Field


Generator )
Karena kumparan jangkar (Armature) terletak distator, maka
pemakaian daya listriknya langsung dapat dialirkan
kerangkaian beban tanpa harus melewati cincin gesek (slip
ring) dan sikat-sikat.
Pengisolasian pada kumparan stator untuk tegangan tinggi
relatif mudah dilakukan, sehingga generator dapat dibuat
dengan tegangan tinggi standard, dengan daya besar, arusnya
relatif kecil.
Pemberian arus medan yang melalui sikat-sikat dan slipring
kekumparan medan distator mudah dilakukan, karena
umumnya arus dan tegangan medan relatif kecil.
Page 14

PENGUATAN TANPA SIKAT (BRUSHLESS EXCITER


GENERATOR)

Khusus untuk kilang minyak dan gas bumi, pemakaian unit generator tanpa sikat sangat
cocok karena tidak terjadi spark bunga api yang ditimbulkan oleh penguatan, atau tidak
ada benda-benda yang bergesekan yang bermuatan listrik.

Dengan penguatan tanpa sikat ini tidak ada kerugian yang ditimbulkan oleh
penguatannya karena tidak ada cincin gesek dan sikat-sikat.

Berkat pengembangan ilmu dibidang elektronika industri, terutama dibidang semi


konduktor, saat ini banyak dipakai dioda dengan kemampuan arus yang tinggi, tegangan
kerja dan temperatur kerja, serta persyaratan kerja yang tidak tidak terlalu sulit.

Page 15

Rating Generator
Rating dari generator AC harus dapat mensupply beban
terus menerus pada beban normal dan bisa beroperasi
sedikit diatas beban normal namun hanya pada waktu
tertentu saja.
Arus maksimum yang bisa disupply oleh generator AC
tergantung dari :
Kerugian panas maksimum (rugi daya I2R) yang mampu
diterima kumparan jangkar dan,
Panas maksimum karena rugi-rugi pada kumparan kutub,
disamping juga tergantung dari rating eksitasinya.
Page 16

Name Plate Generator

Untuk mengetahui rating dari generator bisa dilihat pada nameplate dirangka
(frame) generator yang pada umumnya memuat :

Nomor seri dari pabrik


Jumlah phase
Kecepatan putar (rpm)
Jumlah kutub
Tegangan Output
Frekuensi
KVA atau KW
Arus Rating (Nominal)
Arus excitasi
Power factor
Kelas Isolasi

Kadang-kadang ditambahkan tentang kemampuan generator untuk beroperasi secara


terusmenerus.

Page 17

Tabel Rating Generator


Rating Generator
Product

Saturn

Centaur

Mars

Gen. KW

Gen.KVA

Amps at Listed Voltage


5,5 KV

6,5 KV

6,9 KV

11 KV

13,8 KV

continous
800

1000

105

89

84

53

42

Standby
900

1125

110

100

94

59

47

Continous
2500

3125

328

278

262

164

131

Standby
2800

3500

368

311

293

104

147

Continous
6250

7815

822

695

655

411

327

Standby
7200

9000

946

800

754

473

377

For any given KW, I = KW x 1000 Amp


E x 1,73 x 0,8

Page 18

Konstruksi Generator
Konstruksi dari mesin listrik berputar (Generator) dapat
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
- Rumah Generator (Framework)
- Stator (Armature)
- Rotor
- Bantalan (Bearing)

Page 19

FRAMEWORK
Rangka atau rumah generator (framework) merupakan
pendukung bagian yang bergerak dan bagian yang diam
dari generator, disamping juga sebagai pelindung
komponen-komponen didalamnya.
Framework secara langsung mengalirkan udara melalui
bagian-bagian generator untuk pendinginan dan juga
sebagai tempat terminal output generator.

Page 20

Stator (Armature)
Stator terdiri dari inti (core) yang terbuat dari lapisan plat baja
tipis (baja silikon) dengan tujuan untuk mereduksi kerugian
arus Eddy. Belitan stator ditempatkan pada alur (slots) dari inti.
Belitan stator 3 phase bisa berupa hubungan Wye (Y) atau
delta (), tergantung dari tegangan, design dan performance
yang direncanakan.
Ujung-ujung belitan ditempatkan pada kotak terminal. Ada 6
ujung belitan yang dikeluarkan dari belitan stator yang
nantinya dihubungkan sesuai design.
Umumnya generator pembangkit menggunakan hubungan Y,
sehingga 3 ujung belitan dijadikan satu sebagai titik netral.
Page 21

Rotor
Ada 2 bentuk dasar dari rotor generator sinkron yaitu :
- Kutub menonjol (Salient pole)
- Kutub datar (silinder/non salient pole)
Kutub medan yang menghasilkan medan magnet terikat kuat pada
rotor dan terbuat dari lapisan tipis inti yang dibelitkan dengan belitan
excitasi yang diambil melalui slipring atau unit rectifier berputar untuk
jenis brushless exciter.
Kutub menonjol biasanya untuk generator dgn rpm 1800 kebawah,
sedangkan jenis silinder untuk rpm 3600 atau 3000 rpm.

Page 22

Bantalan (Bearing)
Bantalan atau bearing generator bisa berupa Sleeve bearing dan bisa
juga berupa antifriction bearing (Roller) tergantung dari ukuran
generator .
Roller bearing dapat digunakan untuk unit sampai 5000 HP atau lebih
kecil. Bearing jenis ini menggunakan pelumas tertutup (pucked) berupa
gemuk (grease) untuk mendapatkan pelumasan positif pada
permukaan bearing.
Apabila ukuran dan berat generator cukup besar, maka bisa membuat
temperature bearing menjadi panas sehingga perlu membuat sistem
pelumasannya secara sirmulasi dengan bantuan pompa.
Sumber kerusakan bearing bisa terjadi dengan adanya arus yang
mengalir dibagian-bagian permukaan bearing yg bisa melubangi
bearing dan menghitamkan pelumas sehingga dapat mengikis poros
(AS). Arus ini dapat terbentuk karena hubungan pendek medan
sinkron.

Page 23

Tegangan Generator
Tegangan yang diimbas pada masing-masing belitan adalah sebagai berikut :

E = 4,44 x x f x N x 10

-8

Volt

E
F
=
N =

= Tegangan induksi
= Frekuensi
Fluksi per Kutub
Jumlah Lilitan

Karena besaran-besaran N , 4,44 , f adalah besaran yang tetap maka


tegangan E akan berbanding lurus dengan . Jumlah ini dapat diatur
dengan merubah besarnya arus If yang mengalir dalam belitan rotor. Karena
belitan ini pembangkit fluksi diam disebut sebagai belitan penguat medan
atau belitan eksitasi.

Page 24

Putaran Generator
Bila generator mempunyai P kutub, dan garis magnit berputar pada putaran ns
yang menghasilkan frekuensi f maka dengan p kutub tadi menghasilkan persamaan sbb:

ns =

120.f
P

ns = Putaran
(rpm)
f = Frekuensi (Hz)
P
= Jumlah kutub

Generator sinkron 3 fasa, 75A, 6,3KV, 500 rpm, 12 kutub (pole)


Frekuensinya :

12 x 500 = 50 Hz
120

Karena jumlah kutub minimum 2, maka untuk frekuensi 50 Hz rpm generator :


n = 120 x 50 = 3000 rpm
2

Page 25

Prinsip Kerja Generator


Tegangan bolak balik (AC) yang berbentuk gelombang sinus
dapat dibangkitkan bila suatu belitan penghantar diputar
didalam medan megnet yang diam, atau sebaliknya pada
belitan diam dan medan magnet yang berputar.
Bila ada 3 (tiga) buah lilitan yang masing-masing disusun
tergeser letaknya 120 derajat dan diputar bersama-sama,
maka tegangan yang dihasilkan akan mengikuti gelombang
sinusoidal 3 buah, dimana antara satu dengan lainnya
berjarak 120 deg.

Page 26

Gelombang sinusoidal

120 o
240 o

Page 27

Brushless Generator
3
2

stator

stator

stator
PMG

Rotor
Field
Rotating
Rectifier

DC
AC

Rectifier

AC 3 fasa
OUT PUT

Page 28

Prinsip Kerja Brushless


1. Permanen Magnet Generator (PMG)
Merupakan generator 1 fasa kutub dalam, dimana magnet permanen
sebagai penguat medan tetap berfungsi sebagai pembangkit mula.
Tegangan bolak balik 1 fasa dihasilkan oleh permanen magnet stator
dan disearahkan untuk digunakan sebagai penguat generator
berikutknya (Eksitasi).
2. Generator Penguatan (Eksitasi)
Merupakan generator 3 fasa kutub luar, dimana belitan stator mendapat
tegangan arus searah sebagai penguat medan.
Belitan rotor mengeluarkan tegangan induksi 3 fasa (AC). Tegangan
tersebut disearahkan melalui penyearah berputar 3 fasa gelombang
penuh guna mendapatkan arus searah untuk kumparan medan utama.
Page 29

3. Generator Utama
Merupakan generator 3 fasa kutub dalam, dimana
kumparan medan utama mendapat tegangan arus
searah dari penyearah berputar.
Stator membangkitkan tegangan induksi arus bolak balik
3 fasa dan tegangan inilah yang merupakan tegangan
keluaran generator (output) yang disebut dengan
tegangan kerja atau tegangan jala-jala.

Page 30

Fungsi PMG
PMG mempunyai 8 pasang kutub yg terpasang disekeliling rotor. Karena
Turbine mempunyai putaran 3000 rpm, maka frekuensi tegangan yang
Dibangkitkan oleh PMG asebesar 400 Hz.
Tegangan keluaran dari PMG sebesar 120 VAC 1 Phase, kemudian diturunkan
Menjadi 60 V untuk sistem pengaturan secara manual maupun otomatis.
Untuk pengaturan tegangan secara manual, supply tegangan dari generator
ini dimasukkan kesuatu auto trafo (Variac Transformer) dan selanjutnya
dimasukkan kesistem penyearah.
Sedangkan untuk pengaturan otomatis supply tegangan dari PMG
dimasukkan ke AVR, yg selanjutnya diolah didalam alat tsb menjadi arus
searah untuk diberikan ke sistem penguat generator penguat.

Page 31

Fungsi Generator Penguat


Kumparan medan terletak di stator, menerima arus searah baik dari
penyearah maupun dari regulator untuk penguat medan.
Kumparan jangkar terletak di rotor, membangkitkan tegangan induksi 3 phase.
Tegangan tersebut disearahkan oleh penyearah berputar (Rotating Rectifier).
Penyearah ini terdiri dari 12 dioda penyearah dan masing-masing dioda
dipasangkan sebuah sekring (fuse) sebagai pengaman.
Dioda dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk penyearah gelombang
penuh 3 phase, agar mendapatkan arus searah untuk penguatan kumparan
medan utama Generator.

Page 32

Fungsi Generator Utama


Kumparan medan terletak di rotor, mendapatkan arus searah dari penyearah
berputar (rectifier) untuk membangkitkan medan magnit putar.
Kumparan jangkat terletak di stator membangkitkan tegangan induksi arus
bolak balik 3 phase.
Kumparan medan memiliki sepasang kutub, dengan putaran 3000 rpm, maka
generator tersebut mengeluarkan frekuensi 50 Hz, dan pada hubungan Y
mengeluarkan tegangan 12 KV.

Page 33

Exciter Generator

Page 34

Stator Exciter

Page 35

Rotating Rectifier

Page 36

Rotating Dioda

Page 37

Stator & Rotor Generator

Page 38

Remove Rotor Generator

Page 39

Rotor Generator

Page 40

Winding Rotor Generator

Page 41

Page 42

Tegangan Jepit Generator

Dengan adanya impedansi dalam belitan generator maka biasanya


akan menyebabkan terjadinya penurunan tegangan jepit generator,
pada saat diberi beban. Makin besar arus beban makin besar pula
penurunan tegangan ini. Untuk menjaga agar tegangan kerja tidak
berubah, maka harus diperbesar dengan mengatur arus eksitasi
(If). Perubahan ini biasanya dikerjakan oleh Automatic Voltage
Regulator (AVR) .

Page 43

AVR (Automatic Voltage Regulator)


Tegangan yang dibangkitkan oleh suatu pembangkit tenaga listrik diharapkan tetap
(konstan) , walaupun beban berubah-ubah. Hal ini dimaksudkan agar peralatan
listrik yang mendapat power dari pembangkit tersebut, bekerja sesuai dengan
karakteristik yang diharapkan.
Untuk memenuhi harapan tersebut diatas yaitu tegangan pembangkit konstan
maka dipergunakan Automatic Voltage Regulator (AVR).
Pengaturan secara automatik ini dilakukan setelah generator mencapai tegangan
nominalnya yang didapat dari pengaturan secara manual. Supply daya AVR
diperoleh dari permanen magnit generator (PMG) berupa arus bolak balik 120 Volt
dengan frekuensi 20 Hz sampai 400 Hz . Tagangan 120 Volt tersebut diturunkan
menjadi 60 Volt baru kemudian diteruskan ke AVR, selanjutnya diolah dalam alat ini
agar menjadi arus searah untuk system penguatan (excitasi).

Page 44

Prinsip kerja AVR


Untuk mendapatkan arus searah yang dirubah dari tegangan
bolak balik yang diperoleh dari permanen magnit generator,
AVR dilengkapi penyearah gelombang penuh satu fasa yg
bisa diatur. Rangkaian ini terdiri dari 2 buah dioda dan 2
buah SCR seperti gambar berikut :
Ie

AC supply from PMG

Ve

Page 45

Cara Kerja AVR

SCR disini bekerja sebagai katup yang menyalurkan arus bilamana


ada arus gate pada saat tegangan anoda lebih besar dari katoda
(forward biased). Bila tegangan anoda lebih kecil dari pada tegangan
katoda (reverse biased) maka penyaluran arus terhenti.
Pada rangkaian ini, arus gate diberikan bersama terhadap kedua
SCR. Walaupun demikian pada suatu saat hanya ada satu SCR yang
menyala. Hal ini disebabkan oleh karena pada saat satu SCR forward
biased, SCR yang lain reverse biased. Keadaan ini dapat dilihat pada
gambar diatas.

Page 46

Pengaturan Tegangan AVR

Untuk pengaturan tegangan , AVR dilengkapi dengan adanya tahanan


geser 0 - 1000 Ohm yang biasa disebut Voltage Adjusting Rheostat
(VAR) yang digerakkan oleh motor kecil putaran lambat. Sedangkan
untuk mengatur pembagian daya reaktif pada generator yang sedang
parallel, AVR juga dilengkapi dengan adanya Rheostat Current
Compensator Transformer . Jadi AVR selain mengatur tegangan
terminal generator juga mengatur daya reaktif.

Page 47

Gelombang AVR
Keluaran PMG (V pmg)

Pulsa Penyalaan SCR 1 & 2

Keluaran Rangkaian Penyearah (SCR)

Pelepasan energi Exciter

Page 48

SIFAT GENERATOR
B

b.
c.

BILA BEROPERASI SENDIRI


1. Penurunan arus excitasi (If) akan menurunkan tegangan kerja generator
2. Pengurangan daya penggerak akan menurunkan frekuensi
3. Perubahan beban harus diikuti dengan perubahan masukan daya penggerak

BILA BEROPERASI PARALEL


1. Penurunan arus excitasi (If) akan mengubah besarnya daya semu
2. Perubahan daya mekanis penggerak akan menanbah daya nyata dan dengan
demikian factor kerja (cos ) menjadi lebih baik
3. Perubahan frekuensi dan tegangan hanya dapat dicapai dengan mengatur
daya penggerak generator secara bersamaan.

Page 49

BUSBAR
Merupakan perlengkapan penampung daya dipusat pembangkit
Yang terdiri dari beberapa unit generator/sumber daya yang ber
Operasi paralel.
Penyalur daya dari busbar dikenal sebagai FEEDER.
Ada beberapa sistem busbar, antaranya adalah :
Sistem single busbar
Sistem double busbar
Sistem ring busbar
Sistem Synchronizing busbar
Bentuk busbar pada umumnya adalah lempengan/batangan
Tembaga yang disangga oleh isolator.

Page 50

SWITCHGEAR
Sebagai pemutus aliran daya , biasanya menggunakan :
Circuit Breaker (CB) yang pada umumnya dipasang berderet
Dalam suatu lemari baja (metal clad) bersama-sama dengan
Busbar dan alat pengaman serta metering.
Deretan CB ini jumlahnya tergantung jumlah feeder dan
generator serta kebutuhan lainnya.

Page 51

SISTEM SINGLE BUSBAR


G

5 MVA
6,6 KV

Page 52

SISTEM PEMBANGKIT PS#1


G

5 MVA
6,6 KV

Front
Rear

SS#11

SS#15

SS#16

SS#13

Page 53

SISTEM PEMBANGKIT PS#1


G

5 MVA
6,6 KV

Page 54

SINGLE LINE DIAGRAM PLTG PERTAMINA UP III


SYNCHRONIZING BUS 12 KV, 3 PH, 50 HZ, 3000 A, 50 KA

2015 UA
31
MW, PF 0.8

2015 UB
31
MW, PF 0.8

2015 UC
31MW, PF 0.8

MACHINE BUS
12
KV, 3 PH, 50 HZ, 2000
A, 50 KA

Load : Refinery, Off-sites & Utilities,


Offices and Public Facilities.
Page 55

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK DI KILANG UP III PLAJU


Sistem pembangkit dikilang UP III terdiri dari :
a.

Pembangkit Utama terdiri dari 3 unit gas turbine


generator (GTG) dengan kapasitas design masing-masing
sebesar 31 MW.

b.

Pembangkit Pengaman (Secure Power) terdiri dari 1 unit


Steam Turbine Generator (STG) dengan kapasitas design
sebesar 3,2 MW.

c.

Pembangkit Start (Black Start Power) terdiri dari 1 unit Emergency


Generator Diesel (EGD) dengan kapasitas design sebesar 0,75 MW.

Page 56

FUNGSI MASING-MASING PEMBANGKIT


Untuk memperoleh operasi pembangkit yang optimum pada kebutuhan
daya saat ini sebesar 39 MW, maka digunakan pola pengoperasian 2 unit
GTG dan 1 unit STG, dimana daya mampu untuk 2 unit GTG adalah
sebesar 50 MW, sedangkan daya mampu untuk STG sebesar 2,5 MW.
Fungsi utama/ kegunaan dari STG adalah sebagai Pembangkit pengaman
(Secure Power) untuk kilang TA/PTA dimana apabila terjadi kegagalan
total pada kedua GTG maka kilang TA/PTA masih mendapat supply listrik
dari STG untuk melakukan shutdown secara normal tanpa merusak
peralatan yang ada dikilang TA/PTA.
Karena kondisi saat ini kilang TA/PTA tidak lagi beroperasi, maka STG
2017 U tidak dioperasikan.
Fungsi EDG 2016 U adalah sebagai Black start, jadi EDG 2015 U akan
beroperasi secara auto start apabila 2 unit GTG 2015 stop karena
gangguan (Total Black Out).
Page 57

Power Plant Configuration


BFW

32 MW

Gas Turbine
A

BFW

Waste Heat
Boiler A

32 MW

BFW

Gas Turbine
B

Waste Heat
Boiler B

32 MW

Gas Turbine
C

Fuel Gas
Steam to Refinery
48 bar, 400 Deg C
Packaged
Boiler A

Packaged
Boiler B

3 MW

10 MW

Old Power
Plant

Steam
Turbine
BFW

BFW

Page 58

Waste Heat
Boiler C

TEGANGAN KELUARAN GENERATOR


Tegangan keluaran dari pembangkit utama (GTG 2015 U) adalah 12 KV.
Tegangan keluaran steam Turbin (STG 2017 U) adalah 6,9 KV.
Tegangan keluaran Emerency Desel (EDG 2016 U) adalah 0,4 KV.
Ketiga pembangkit utama masing-masing dihubungkan melalui
synchronizing bus, sehingga hanya ketiga pembangkit utama yang
memungkinkan untuk bekerja parallel.

Page 59

DATA BEBAN GTG 2015 UA/UB/UC


No.

Load Type

Load (MW)

1.

Kilang BBM Plaju

7.00

2.

Kilang BBM Sungai Gerong

8.10

3.

Kilang TA&PTA

4.20

4.

Kilang Polypropylene

2.30

5.

Off-sites & Utilities

8.40

6.

Offices

1.10

7.

Public Facilities

3.90

8.

Excess Power

15.00

Total

50.00

Page 60

Page 61

PELEPASAN BEBAN (LOAD SHEDDING)

Karena pengaturan beban di kilang UP III menggunakan system Bus


Terisolasi dengan Frekuensi berubah, maka peranan pelepasan beban
(Load Shedding) menjadi sangat vital. Tanpa didukung dengan system
Load shedding yang baik maka besar kemungkinan akan terjadi black out
total pada system pembangkit.

Load shedding akan membantu fungsi operator untuk memutuskan


sebagian beban menurut perioritas essensialnya secara otomatis
sehingga diharapkan beban yang tersisa dapat ditanggung oleh
Generator yang masih beroperasi. Dengan demikian secara optimistis
Generator dapat dibebani mendekati titik optimumnya ( 80 % total
kapasitas Generator ). Ini berarti disamping untuk mencegah terjadinya
total Black Out, Load Shedding system juga dipergunakan sebagai
sarana peralatan penunjang operasi pembangkit listrik secara efisien.
Page 62

SISTEM PELEPASAN BEBAN (LOAD SHEDDING)


DI UP III

SISTEM PELEPASAN BEBAN (LOAD SHEDDING) YANG


DIGUNAKAN DI UP III SAAT INI :

DENGAN MENGGUNAKAN BASE FREKUENSI SEBAGAI


SARANA PELEPAS BEBAN.

ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MELEPAS BEBAN ADALAH


FREKUENSI RELAY, YANG DILETAKKAN DITIAP-TIAP SUBSTATION
(SS) YANG AKAN DISHEDDING.

Page 63

PENGATURAN BEBAN GENERATOR

BILA DUA ATAU LEBIH GENERATOR PEMBANGKIT DIPARALEL MAKA


SATU SAMA LAIN AKAN SALING BERPENGARUH DALAM KONDISI
SINKRON DIMANA :

AKAN MEMPUNYAI FREKUENSI YANG SAMA.

PEMBEBANAN MASING-MASING DENGAN PROPORSI YANG SAMA.


PENGATURAN BEBAN DARI MASING-MASING GENERATOR
YANG BEKERJA PARALEL DAPAT DILAKUKAN MELALUI
GOVERNOUR DEGAN MERUBAH LOAD SETTING.

Page 64

GOVERNOUR

GOVERNOUR ADALAH PERALATAN DISUATU MESIN BERGERAK/


BERPUTAR YANG BERFUNGSI MENGATUR KECEPATAN DENGAN
CARA MENGATUR ALIRAN BAHAN BAKAR ATAU ALIRAN MASSA
LAINNYA.
GOVERNOUR JUGA BIASA DISEBUT PRIMERY CONTROL, SEBAB
ALAT INILAH YANG PERTAMA MERASAKAN PERUBAHAN BEBAN.
GOVERNOUR MEMPUNYAI 2 MODE (KARAKTERISTIK)
PENGATURAN, YAITU :
DROOP KARAKTERISTIK ( MODE DROOP )
ISOCRONOUS KARAKTERISTIK ( MODE ISO)
Page 65

SYSTEM GOVERNOUR
GOVERNOR
SP

Steam

P
Speed
Steam
Turbine
Fuel

SP

P
Speed
Gas Turbine

Page 66

MODE GOVERNOUR
DROOP KARAKTERISTIK (MODE DROOP )
MERUPAKAN MODE OPERASI DIMANA KECEPATAN AKAN TURUN
BILA BEBANNYA NAIK ATAU SEBALIKNYA AKAN BERTENDENSI
NAIK PUTARANNYA BILA BEBAN TURUN
ISOCHRONOUS KARAKTERISTIK (MODE ISO )

MERUPAKAN MODE OPERASI YANG BIASANYA DISET UNTUK UNIT


TUNGGAL DIMANA KECEPATAN AKAN SELALU TETAP, WALAUPUN
BEBAN BERUBAH-UBAH. DAN JIKA DIGUNAKAN PADA SYSTEM
PARALEL, AKAN MERUPAKAN BAGIAN YANG MENANGGUNG BEBAN
YANG BERUBAH-UBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN FREKUENSI
BUSBAR.
Page 67

MODE DROOP
PADA GOVERNOUR YANG BEKERJA SECARA DROOP, MERUBAH
SETTING BERARTI MERUBAH SETTING DARI NO-LOAD SPEED.
MISALKAN SUATU GENERATOR YANG BEKERJA SECARA DROOP
MELAYANI BEBAN SEBESAR 4 MW, SETTING NO-LOAD SPEED N1.
APABILA BEBAN GENERATOR HENDAK DINAIKKAN MENJADI 6 MW
MAKA NO-LOAD SETTING HARUS DINAIKKAN MENJADI N2 AGAR
FREKUANSI SYSTEM TETAP 50 HZ.

FREK
N2
N1

50 HZ

4 MW

6 MW

LOAD
Page 68

MODE ISO
PADA MODE ISOCHRONOUS, PERUBAHAN BEBAN DILAKUKAN
DENGAN CARA MERUBAH LOAD SETTING TANPA MEMPENGARUHI SETTING NO-LOAD SPEED.
MISALKAN GENERATOR MELAYANI BEBAN SEBESAR 4 MW. APA
BILA BEBAN GENERATOR DINAIKAN MENJADI 6 MW , MAKA
KARAKTERISTIK DARI SPEED (KECEPATAN) TIDAK BERUBAH.
JADI GENERATOR DENGAN GOVERNOUR MODE ISO LEBIH RESPONS TERHADAP PERUBAHAN BEBAN.

FREK
50HZ

4 MW

6 MW

LOAD
Page 69

MODE GTG UP III


KONDISI SAAT INI MODE SETTING GOVERNOR GTG ADALAH DROOP
4 % YANG BERARTI APABILA TERJADI PENAMBAHAN BEBAN PADA
SYSTEM PEMBANGKIT, FREKUENSI DARI SYSTEM AKAN CENDRUNG
TURUN, BEGITUPUN SEBALIKNYA APABILA TERJADI PENGURANGAN
BEBAN, FREKUENSI DARI SYSTEM AKAN CENDRUNG NAIK.
UNTUK ITU PADA SYSTEM INI DITUNTUT OPERATOR HARUS SELALU
AKTIF MENGEMBALIKAN FREKUENSI KEPOSISI 100 % (50 Hz) APABILA
TERJADI PERUBAHAN BEBAN.
APABILA PENAMBAHAN BEBAN DILAKUKAN SECARA MENDADAK
DENGAN BEBAN YANG SANGAT BESAR MAKA OPERATOR TIDAK
DAPAT MELAKUKAN ACTION DENGAN CEPAT UNTUK MENGEMBALIKAN FREKUENSI, SEHINGGA AKAN TERUS TURUN DAN APABILA
TIDAK DIKENDALIKAN DENGAN PELEPASAN BEBAN, MAKA AKAN
SAMPAI PADA SETTING TRIP GENERATOR SEBESAR 47,5 HZ & AKAN
MENGAKIBATKAN KEGAGALAN PEMBANGKIT (BLACK OUT TOTAL).
Page 70

FREKUENSI DROOP
Frek
102 %
101 %

D
A

100 %

F
C

99 %

98 %

20 %

50 %

70 %

FREKUENSI DROOP = (LOAD INCREASE)


(BASE LOAD)

E
B

100 % Load
X DROOP

Page 71

PERHITUNGAN FREKUENSI DROOP

UNIT 1 (AB) TRIP :

20/100 X 4 %

= 0,8 %

FREKUENSI AKAN TURUN MENJADI : 100 % - 0,8 % x (50 Hz) = 49,6 Hz


100 %
UNIT 2 (DE) TRIP :

50/100 X 4 %

= 2%

FREKUENSI AKAN TURUN MENJADI : 100 % - 2 % x (50 Hz) = 49 Hz


100 %

Page 72

SIMULASI LOAD SHEDDING KETIKA 1 GTG TRIP

Page 73

SIMULASI FREKUENSI KETIKA 1 GTG TRIP

Page 74

PEMELIHARAAN GENERATOR
Pekerjaan pemeliharaan terhadap peralatan-peralatan listrik pada umumnya dan
Khususnya pada generator adalah suatu tindakan yang mutlak harus dilakukan.
Tentunya dalam penyusunan jadwal-jadwal pemeliharaan ini semua ditentukan
Setelah mempelajari tentang peralatan itu sendiri (Instruktion Manual).
Tujuan Pemeliharaan antara lain :
- Mencegah terganggunya generator pada saat operasi sehingga kemungkinan
terjadinya pemadaman yang tidak terduga dapat dikurangi. Hal-hal yang mungkin
menjadi penyebab gangguan dpat diatasi atau dihilangkan pada saat
pemeliharaan
- Memperpanjang umur bagian-bagian generator.
- Memperoleh kondisi kerja yang lebih baik bagi generator seperti temperatur kerja
yang lebih rendah, efisiensi yang lebih lebih tinggi, dan faktor keamanan untuk
operator dan peralatan lainnya.
- Menjaga kontinyuitas pelayanan dan kestabilan dalam operasi, sehingga
mencapai
Produktivitas yang semaksimal mungkin.
Page 75

PROGRAM PEMELIHARAAN
Didalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan untuk mendapatkan suatu kerja
yang baik, maka seyiap pembangkit listrik mempunyai jadwal pemeliharaan yang
telah diatur atau ditentukan.
Jadwal pekerjaan pemeliharaan setiap peralatan listrik memang tidak selalu sama,
tetapi secara umum sifat pemeliharaan adalah bersifat pencegahan (Preventive
Maintenance)

Secara garis besar Preventive Maintenance dapat dibagi menjadi 3 bagian :


- Routine Maintenance
- Minor Overhaul
- Major Overhaul

Page 76

PREVENTIVE GENERATOR

1. ROUTINE MAINTENANCE
Pemeliharaan ini tidak ada jadwal tertentu, bisa dilakukan setiap hari, setiap shift,
setiap
minggu tergantung keadaan.
Pemeliharaan ini meliputi :
- House keeping, yaitu menjaga lingkungan generator bebas dari debu, ceceran
minyak pelumas, gemuk dan alat-alat yang tidak diperlukan dam operasi.
- Penggantian filter-filter udara, ini dapat dilakukan setiap saat pada waktu
generator berhenti.

Page 77

PREVENTIVE GENERATOR
2. MINOR OVERHAUL
Pemeliharaan ini menurut jadwal tertentu tergantung jam kerja (running hours) dari
operasi generator. Umumnya pekerjaan ini dilakukan pada saat penggerak mula (prime
mover) sedang tidak beroperasi (shut down), pemeliharaan ini meliputi :
- Pemeriksaan dan penggantian bearing
- Pemeriksaan baut-baut pengikat
- Pemeriksaan dan pembersihan pada bagian penguatan
- Pemeriksaan dan pengukuran daya isolasi pada bagian penguatan dan bila
perlu pada generator utama
- Pemeriksaan terhadap pemutusan daya (CB), yaitu pembersihan dari kotoran
debu, serbuk dan kotoran bekas busur api serta pemeriksaan kontak-kontak
pada pemutus daya (Breaker).
- Pengetesan relay-relay pengaman.
- Pembersihan keseluruhan ganerator (Cleaning up).

Page 78

PREVENTIVE GENERATOR
3. MAYOR OVERHAUL
Pemeliharaan ini berdasarkan atas lamanya waktu operasi generator minimum 5 thn
atau lebih . Bila selama operasi keadaan generator masih memungkinkan dan diperlukan
untuk terus operasi maka pekerjaan Mayor Overhaul masih dapat ditunda.
Pekerjaan ini meliputi :
- Mengeluarkan rotor dari statornya
- Pengukuran tahanan isolasi baik pada rotor maupun stator sebelum dilakukan
perbaikan (pembersihan). Untuk rotor biasanya diukur menggunakan Megger
dengan skala 500 Volt. Sedangkan untuk statornya biasanya menggunakan
Hypo Tester, sesuai dengan tegangan outputnya.
- Pembersihan baik rotor maupun stator dan eksitasinya dari kotor debu,minyak
dan sebagainya dengan cairan yang mudah menguap seperti : Cloroetheline,
CRC, Contac Cleaner dan sebangsanya untuk menghilangkan kelembaban.
- Penyemprotan sirlak (varnish) dengan bahan Gliptol untuk menambah daya
isolasinya.
- Diadakan pemanasan baik pada rotor maupun stator.
Page 79

PREVENTIVE GENERATOR
- Pengukuran tahanan isolasi lagi, dan membandingkan sebelum
dan sesudah diadakan overhaul.
- Pemasangan kembali sediakala, Perlu diperhatikan disini antara
bantalan dan frame harus ada tahanan isolasi.
- Space Heater generator dihidupkan untuk pemanasan winding
stator.
- Generator dicoba jalan Full speed No load dengan memonitor
Temperature dan vibrasi.

Page 80

Peralatan Listrik yang banyak digunakan di Kilang Minyak yaitu:


Generator

: Sumber penghasil energi listrik

Motor Listrik

: Sebagai penggerak pompa atau compressor

Transformator

: Sebagai alat untuk penyesuai tegangan listrik

Rectifier/
DC Suppy

: Alat untuk mengkasilkan sumber tegangan DC


digunakan untuk sumber tegangan relay, control
motor tegangan tinggi, motor rachet, dll.

UPS

: Alat yang menghasilkan tegangan AC sebagai Back


up power pada saat terjadi Black out

Variable Speed : Alat untuk mengatur putaran motor listrik.


VCB (Vacuum CB) : Untuk memutus sumber listrik tegangan
menengah dan tinggi
Page 81

Peralatan Listrik yang banyak digunakan diKilang Minyak yaitu:


VCTT

: Vacuum Contactor, kontak untuk memasukan dan


melepas tegangan motor.

Foto Cell

: Untuk menghidupkan dan mematikan lighting

Battery Bank

: untuk Sumber tegangan back up pada DC Supply


atau UPS

Relay Proteksi

: Untuk mengamankan peralatan/jaringan listrik dari


kerusakan karena adanya gangguan sistem listrik.

Page 82

KODE IP (INTERNATIONAL PROTECTION)


ADALAH SISTEM KODE UNTUK MENUNJUKKAN TINGKAT PROTEKSI YANG
DIBERIKAN OLEH SELUNGKUP DARI SENTUH LANGSUNG KEBAGIAN YANG
BERBAHAYA, DARI MASUKNYA BENDA ASING PADAT, DAN MASUKNYA AIR.

IP

HURUF KODE
ANGKA DIGIT 1 ( 0 6)
PROTEKSI BENDA PADAT
ANGKA DIGIT 2 ( 0 8)
PROTEKSI BENDA CAIR

Page 83

TABEL KODE IP
ANGKA DIGIT KE 1

ANGKA DIGIT KE 2

0 = TANPA PROTEKSI

0 = TANPA PROTEKSI

1 = DIAMETER 50 mm

1 = TETESAN AIR VERTIKAL

2 = DIAMETER 12,5 mm

2= TETESAN AIR MIRING 15

3 = DIAMETER 2,5 mm

3 = SEMPROTAN BUTIR AIR HALUS

4 = DIAMETER 1,0 mm

4 = SEMPROTAN BUTIR AIR LEBIH


BESAR

5 = DEBU

5 = PANCARAN AIR

6 = KEDAP DEBU

6 = PANCARAN AIR YANG KUAT


7 = PERENDAMAN SEMENTARA
8 = PERENDAMAN KONTINUE

Page 84

HAZARDOUS AREA CLASIFICATION

LOKASI DAERAH INDUSTRI PERMINYAKAN DIMASUKKAN ATAU


DIKATAGORIKAN DAERAH YANG BERBAHAYA, KARENA SIFATNYA
YANG GAMPANG MENIMBULKAN BAHAYA KEBAKARAN.

KARENA TINGKAT BAHAYA TERSEBUT TIDAK SAMA UNTUK


SETIAP LOKASI MAKA DIBUATLAH KETENTUAN KLASIFIKASI
DAERAH BERDASARKAN KONDISI DAERAH TERSEBUT.

DENGAN ADANYA KLASIFIKASI INI MAKA PERLENGKAPAN ATAU


PERALATAN LISTRIK YANG DIGUNAKAN MEMPUNYAI SYARATSYARAT KHUSUS YANG DISEBUT DENGAN PERALATAN
EXPLOSION PROOF.

PADA HAKEKATNYA KEBAKARAN ATAUPUN LEDAKAN KARENA


PERALATAN LISTRIK DISEBABKAN KARENA ADANYA ATMOSFER
BERBAHAYA (FLAMABLE MIXTURE) DAN BUNGA API ATAUPUN
TEMPERATURE YANG TINGGI PADA PERALATAN LISTRIK.

Page 85

KLASIFIKASI DAERAH/RUANG
RUANG DENGAN BAHAYA LEDAKAN DIKLASIFIKASIKAN DALAM ZONE
BERDASARKAN FREKUENSI TERJADINYA DAN LAMANYA KEBERADAAN
GAS LEDAK DALAM ATMOSFIER SEBAGAI BERIKUT :
ZONE 0 : SUATU RUANG DIMANA TERDAPAT ATMOSFER GAS
LEDAK SECARA TERUS MENERUS ATAU DALAM WAKTU
YANG LAMA.
ZONE 1 : SUATU RUANG DIMANA MUNGKIN TERDAPAT ATMOSFER
GAS LEDAK DALAM OPERASI NORMAL.
ZONE 2 : SUATU RUANG DIMANA MUNGKIN TIDAK TERDAPAT
ATMOSFER GAS LEDAK DALAM OPERASI NORMAL, JIKA
HAL INI TERJADI, KEMUNGKINAN TIDAK SERING DAN
HANYA BERLANGSUNG DALAM WAKTU SINGKAT.

Page 86

KELOMPOK PERLENGKAPAN

KELOMPOK I : PERLENGKAPAN UNTUK DIGUNAKAN DALAM


PENAMBANGAN (GAS METHAN).

KELOMPOK II : PERLENGKAPAN UNTUK DIGUNAKAN DALAM INDUSTRI


LAINNYA.

KELOMPOK IIA : ATMOSFER YANG MENGANDUNG ASETON, AMONIAK,


ETYLEN ALKOHOL, BENSIN, PROPAN DAN GAS ATAU
UAP DENGAN BAHAYA YANG EKUIVALEN.

KELOMPOK IIB : ATMOSFER YANG MENGANDUNG ACETALDEHID,


ETYLEN DAN GAS ATAU UAP DENGAN BAHAYA YANG
EKUIVALEN.

KELOMPOK IIC : ATMOSFER YANG MENGANDUNG ACETYLEAN, HIDROGEN


DAN GAS ATAU UAP DEANGAN BAHAYA YANG EAKUIVALEN.

Page 87

PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN DALAM SETIAP ZONE

ZONE 0 : DALAM ZONE 0 HANYA BOLEH DIGUNAKAN PERLENGKAPAN LISTRIK


YANG MEMPUNYAI TANDA/TYPE I (INTRINSIC SAFETY)

ZONE 1 : DALAM ZONE 1 HANYA BOLEH DIGUNAKAN PERLENGKAPAN LISTRIK


UNTUK ZONE 0 DAN ATAU PERLENGKAPAN DENGAN JENIS YANG
MEMPUNYAI TANDA SESUAI JENIS PERLINDUNGAN KEAMANAN SEBAGAI
BERIKUT : - TYPE d ( BERSELUNGKUP TAHAN API )
- TYPE p ( BERSELUNGKUP BERTEKANAN )
- TYPE q ( BERISI TEPUNG/PASIR )
- TYPE o ( PERLENGKAPAN DALAM MINYAK )
- TYPE e (PERLENGKAPAN KEAMANAN YG DITINGKATKAN)

ZONE 2 : DALAM ZONE 2 BOLEH DIPASANG PERLENGKAPAN LISTRIK SBB :


a. PERLENGKAPAN LISTRIK UNTUK ZONE 0 DAN ZONE 1
b. PERLENGKAPAN KHUSUS UNTUK ZONE 2 ATAU TYPE n .

Page 88

STOP
1

HAND

INT

AUTO

39

INT

40

43

44

11

12

K1

K1
F6

K1

F6

46

START
2

H2

45

K1

H1

DIAGRAM CONTROL MOTOR 2010 UBF2

Page 89

13

K1

14

Page 90

Page 91

KESIMPULAN 1

SISTEM PEMBANGKIT YANG BANYAK DIGUNAKAN DIINDUSTRI PERMINYAKAN


ADALAH PLTG DAN PLTU.

SISTEM JARINGAN LISTRIK KILANG UP-III MENGGUNAKAN SISTEM RADIAL


DOUBLE FEEDER KARENA UNTUK MENINGKATKAN KEHANDALAN DAN MENJAGA
KONTINUITAS SUPPLY LISTRIK AGAR TETAP TERJAMIN.

LOAD SHEDDING SISTEM SANGAT PERLU UNTUK MENJAGA AGAR PEMBANGKIT


TIDAK MENANGGUNG BEBAN YANG BERLEBIHAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN
TERJADI TOTAL BLACK OUT.

PERALATAN LISTRIK YANG DIGUNAKAN DIKILANG MINYAK SELAIN HARUS


MEMILIKI IP YANG TINGGI JUGA HARUS EXPLOTION PROOP.

Page 92

Page 93

Anda mungkin juga menyukai