Anda di halaman 1dari 18

CAPUNG SEBAGAI MEDIA ILMU PENGETAHUAN DAN PARIWISATA

PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI

Oleh :
Ika Saputri
Kenny Fadila Sari
Resty Neli Prisiska
Riska Septiyani
Sintia Widiawati
Syahyani Ulfa Putri

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BATANGHARI


SMA N 1 BATANGHARI
T.P 2011/2012

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis dengan Judul :


CAPUNG SEBAGAI MEDIA ILMU PENGETAHUAN DAN PARIWISATA
PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI

Oleh :
Ika Saputri
Kenny Fadila Sari
Resty Neli Prisiska
Riska Septiyani
Sintia Widiawati
Syahyani Ulfa Putri

Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Batanghari

Guru Pembimbing

Nuriwan Bhakti S.Pd


NIP : 196502101988031009

Nurazani S.Pd
NIP :

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
ABSTRAK.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1................................................................................................Latar Belakang
................................................................................................................1
1.2...........................................................................................Rumusan Masalah
................................................................................................................2
1.3..............................................................................................Batasan Masalah
................................................................................................................2
1.4.............................................................................................Tujuan Penulisan
................................................................................................................2
1.5...........................................................................................Manfaat Penulisan
................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................3
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................4
3.1 Sejarah Candi Gumpung........................................................................4
3.2 Candi Gumpung sebagai Media Ilmu Pengetahuan...............................6
3.3 Candi Gumpung sebagai Media Pariwisata...........................................6
3.4 Penemuan Araca Prajnaparamita..........................................................7
3.5 Penemuan Lubang Peripih.....................................................................9
BAB IV PENUTUP..........................................................................................11
4.1.....Simpulan..............................................................................................11
4.2......Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis dengan judul Capung sebagai Media Ilmu Pengetahuan dan
Pariwisata pada Siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Batanghari. Shalawat dan salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa diharapkan
syafaatnya di dunia dan di akhirat kelak.
Dengan selesainya karya tulis ini, tidak terlepas bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Nuriwan Bhakti S.Pd selaku kepala SMA N 1 Batanghari.
2. Nurazani S.Pd selaku Guru Pembimbing.
3. Kepada kedua orang tua yang telah banyak berkorban, tak kenal lelah dan
waktu, terima kasih atas segala kesabarannya, doanya, motivasi dan
semangat, serta dukungan materiil yang telah diberikan semoga Allah
SWT membalas dengan pahala berlipat ganda.
4. Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan saran dalam
pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini
yang belum begitu sempurna, sehingga kritik dan saran yang ilmiah dan
membangun amat penulis harapkan demi penyempurnaan karya ini. Semoga apa
yang tertuang dalam karya ini memberikan manfaat, khususnya bagi pengembang
ilmu pengetahuan.
Muara Bulian,

Februari 2012

Penulis
ii
ABSTRAK

Situs Muara Jambi secara administratif terletak di Desa Muara Jambi,


Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muara Jambi, Provinsi jambi. Nampaknya
sampai saat ini harus diakui, bahwa tak semua siswa-siswi di Jambi tahu tentang
situs Percandian Muara Jambi yang lebih khususnya Candi Gumpung. Jangankan
mengunjunginya, mungkin dimana letak candi gumpung itu juga banyak yang tak
tahu.
Dalam hal ini Candi Gumpung selain dimanfaatkan sebagai media
penambah pengetahuan untuk siswa dalam pembelajaran sejarah, juga dapat
dimanfaatkan sebagai media pariwisata bagi siswa kelas XI IPA 1 untuk
menghilangkan rasa jenuh sebagai alternatif pembelajaran sejarah di luar sekolah
dengan berkunjung ke situs Percandian Muara Jambi.
Dalam nuansa kegamangan seperti itu, rasa-rasanya dimensi kesejarahan
perlu dikedepankan agar kita dapat memetik hikmah dari sejarah itu sendiri
sebagai pembelajaran kita dewasa ini. Oleh karena itu, penulis tertarik
mengangkat dalam penulisan karya ilmiah yang berjudul CAPUNG SEBAGAI
MEDIA ILMU PENGETAHUAN DAN PARIWISATA PADA SISWA KELAS
XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI
Kata kunci : candi, media, pariwisata

iv
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Situs Muara Jambi secara administratif terletak di Desa Muara
Jambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muara Jambi, Provinsi Jambi.
Perhatian terhadap kepurbakalaan yang terdapat di Muara Jambi sudah
dimulai sejak tahun 1820 oleh Kapten S.C. Crooke, seorang perwira
kehormatan bangsa Inggris. Melihat tinggalan di Muara Jambi, Adam
menyimpulkan bahwa Muara Jambi merupakan sebuah Ibukota dengan
bangunan-bangunan yang dibuat dari bata atau batu Bambang Budi Utomo
(2011: 135). Salah satu tinggalan tersebut adalah Candi Gumpung.
Minimnya pengetahuan siswa mengenai tempat bersejarah yang ada
di Provinsi Jambi seperti Candi Gumpung yang terletak di kompleks
percandian Muara Jambi membuat banyak siswa kurang mengetahui
keberadaan Candi Gumpung, bahkan belum ada yang pernah mengunjungi
Candi Gumpung tersebut. Namun, banyak yang berkunjung ke Candi
Borobudur atau Prambanan tetapi tak pernah berkunjung ke candi di situs
Muara Jambi yang ada di wilayah sendiri.
Maka penulis membuat karya tulis ini untuk memberikan tambahan
pengetahuan khususnya kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Batanghari kelas
X1 IPA 1 mengenai Candi Gumpung yang merupakan salah satu Candi di
kompleks percandian Muara Jambi . Dengan judul Capung sebagai Media
Ilmu Pengetahuan dan Pariwisata pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA N 1
BATANGHARI.

1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
bahwa :
Mengapa capung dijadikan sebagai media ilmu pengetahuan dan pariwisata
pada siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI?

I.3 Batasan Masalah


Untuk lebih memfokuskan permasalah maka pembahasan hanya
difokuskan untuk siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI.
I.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menambah ilmu pengetahuan
dan pariwisata siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Batanghari mengenai
Candi Gumpung.
I.5 Manfaat
Manfaat secara teoritis adalah untuk memberikan informasi dan
sebagai penambah pengetahuan sejarah dan pariwisata untuk siswa kelas XI
IPA 1 SMA N 1 Batanghari sehingga siswa dapat mencintai Candi Gumpung
sebagai sebuah peninggalan bersejarah yang patut untuk dilestarikan.

BAB II
LANDASAN TEORI

Candi merupakan tempat beribadah umat Buddha dan Hindu yang


berbentuk bangunan dari bahan baku batu. Candi adalah bangunan kuno yang
dibuat dari batu sebagai tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja-raja atau
pendeta-pendeta Hindu atau Buddha pada zaman dulu. (KBBI: 149). Candi dapat
menjadi media ilmu pengetahuan. Selain sebagai ilmu pengetahuan pada siswa,

candi juga sebagai media penghubung antara pengunjung dengan sejarah pada
masa lampau. Media adalah alat; perantara; penghubung (KBBI:569).
Media yang digunakan dalam karya tulis ini lebih di fokuskan ke Candi
Gumpung. Media adalah alat atau sarana untuk menyebarluaskan informasi (
http://id.wikipedia.org/wiki/Media ). Dalam hal ini media dijadikan sebagai acuan
untuk menambah pengetahuan siswa mengenai candi gumpung. Candi juga dapat
menjadi media pariwisata untuk siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI.
Pariwisata tidak hanya berkunjung ke tempat-tempat wahana rekreasi
untuk mendapatkan hiburan tetapi dengan berwisata ke Situs Percandian Muara
Jambi kita juga mendapatkan hiburan sekaligus pengetahuan.

Pariwisata

berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancongan turisme (KBBI:649).


Situs percandian Muaro Jambi merupakan salah satu objek pariwisata untuk siswa
kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI.
Selain itu juga Candi dijadikan sebagai tempat rekreasi yang bisa menghilangkan
rasa jenuh bagi siswa.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Candi Gumpung


Gumpung artinya terputus atau tidak utuh. Candi Gumpung adalah candi
pertama dan terbesar di kompleks percandian Muara Jambi yang penulis kunjungi.
Candi tersebut memegang arti yang sangat penting dalam kompleks percandian
Muara Jambi karena Candi Gumpung dikelilingi oleh pagar keliling dengan
ukuran panjang pagar di sebelah utara 152,30 m ; sisi selatan 151,70 m ; sisi barat
150 m ; dan sisi timur 149,50. Berdasarkan laporan purna pugar perwara Candi
Gumpung pada 1993, Candi Gumpung terletak diantara 103 22- 103 45 BT dan
1 24- 1 33 LS pada ketinggian 14,69 m di atas permukaan air laut.
Bangunan yang terbentuk dari tumpukan bata merah ini tampak rata dan
rapih berbentuk empat persegi. Didepannya pintu masuknya ada sebuah patung
Makara. Konon seharusnya patung Makara ini ada 2 buah di kanan dan kiri pintu
masuk candi, tetapi satu buah patung Makara diamankan dan disimpan di
Museum di Palembang. Petunjuk mengenai tahapan pembangunan Candi
Gumpung dapat diketahui dari tulisan singkat yang digoreskan bata beberapa buah
bata yang dikumpulkan di museum lapangan. Secara paleografis Boechari
membedakan bentuk huruf dari tiga masa yaitu periode pertama antara
pertengahan abad ke-9 sampai permulaan abad ke-10 Masehi, bersamaan dengan
tulisan pada kertas-kertas emas dari lubang peripih; periode kedua dari
pertengahan sampai akhir abad ke-10 Masehi; dan periode ketiga dari abad ke-1112 Masehi (Boechaari1984).
Kelompok Candi Gumpung terletak sekitar 200 meter ke arah baratdaya
candi tinggi, dan secara administratif kelompok candi ini masih terletak di Desa
Muara Jambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muaro Jambi.
4

Keadaan permukaan tanahnya datar dengan ketinggian sekitar 14 meter d.p.l.


disekeliling lokasi candi, terutama disisi utara dan barat, masih merupakan hutan
sekunder dengan tanaman pohon duku, durian, cempedak, pisang, dan semak
belukar. Di sebelah utara terdapat parit Johor, sedangkan disebelah barat terdapat
parit Melayu. Disebelah kiri depan dari Candi Gumpung ini ada sebuah Menapo
yang dilindungi bangunan dengan atap sederhana, tanpa dinding.
Candi Gumpung dan sekitarnya terletak di atas tanggul alam purba yang
lebarnya lebih kurang 700 m dan membujur searah Sungai Batanghari. Posisi
Candi Gumpung berada di sebelah selatan Sungai Batanghari dengan jarak sekitar
600 m. Terdapat rawa belakang yang selalu digenangi air di sebelah utara dan
barat daya candi. Perbedaan ketinggian dataran tanggul alam purba dengan air
sungai maupun rawa belakang berkisar antara 0,5 2 m. Kondisi tanah
permukaan Candi Gumpung pada umumnya datar kecuali di beberapa tempat
tertentu terdapat semacam cekungan yang diduga sebagai kolam. Masih di dalam
kompleks Candi Gumpung juga ditemukan menapo atau gundukan tanah yang
terdiri dari bata-bata kuno.
Stratigrafi tanah di dalam kompleks Candi Gumpung terdiri dari top soil
sebagai lapisan teratas, kemudian disusul lapisan lempung berdebu dengan warna
coklat kekuningan berbercak hitam, pecahan kerikil kuarsa, dan tanah konkresi
coklat bertekstur halus sampai kedalaman 120 cm serta lapisan pasir halus yang
telah mengalami pelapukan sebagai lapisan terbawah.
Candi Gumpung, dibangun pada bidang tanah yang ditinggikan.
Berdasarkan keadaan alamnya yang sebagian besar masih berupa rawa-rawa dan
banyaknya saluran batuan dan sungai disekitar kompleks percandian, maka dapat
diperkirakan bahwa dulunya daerah kompleks percandian tersebut merupakan
daerah air tetapi pengamatan posisi susunan bata lapis demi lapis, baik secara
vertikal maupun horisontal, tidak menunjukkan bahwa kerusakan bangunan
disebabkan keadaan atau kontur tanah. Demikian pula penambahan bangunan
tahap kedua, walaupun bangunan kedua hanya ditambahkan begitu saja tanpa
perhitungan konstruktif.

3.2 Candi Gumpung sebagai Media Ilmu Pengetahuan


Dari sisi kesejarahan situs percandian Muara Jambi tak pelak lagi
merupakan media pembelajaran, lahan penelitian para ahli Arkeologi dan pakar
Sejarah Lokal, Nasional, bahkan Internasional. Candi Gumpung dapat dijadikan
sebagai media penambah pengetahuan di bidang sejarah karena memiliki nilai
budaya yang tinggi sebagai peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya sehingga patut
diketahui oleh siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI.
Mata pelajaran sejarah dianggap penting manakala mata pelajaran sejarah
dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan perasaan bangga terhadap sejarah
bangsanya. Namun demikian, permasalahan yang menyebabkan ketidaknyamanan
siswa dalam mempelajari pelajaran sejarah salah satunya adalah masalah model
pembelajaran sejarah. Mulai dari jenjang SD hingga SMA, pembelajaran sejarah
cenderung hanya menceritakan sejarah itu sendiri tetapi tidak dengan
memperkenalkan atau menunjukkan bukti nyata ke tempat yang dianggap
bersejarah. Tidak aneh bila pendidikan sejarah terasa kering, tidak menarik, dan
tidak memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar menggali makna dari
sebuah peristiwa sejarah. Untuk menjaga dan melestarikan situs-situs bangunan
bersejarah, maka perlu adanya kunjungan atau karya wisata sebagai model
pembelajaran di sekolah. Salah satunya kunjungan ke situs percandian Muara
Jambi dengan kunjungan tersebut siswa khususnya kelas XI IPA 1 SMA N 1
BATANGHARI tidak hanya mengetahui pengetahuan alam tetapi juga
pengetahuan sosial.
3.3 Candi Gumpung sebagai Media Pariwisata
Situs Percandian Muara Jambi mempunyai potensi handal bagi
kepariwisataan daerah Jambi, sedangkan di sisi lain dapat mengisi mata rantai
pencarian salah satunya Candi Gumpung seperti penduduk setempat yang
6

memanfaatkan lokasi dengan adanya sewa sepeda bagi pengunjung yang ingin
menikmati suasana di kompleks percandian Muara Jambi hanya dengan
membayar uang Rp 10.000 hingga Rp20.000 . Masyarakat Provinsi Jambi belum
benar-benar mengetahui wisata yang baik bagi wisatawan domestik maupun
wisatawan luar negeri.
Pemerintah Provinsi Jambi memberikan sarana dan insfrastrutur jalan
yang cukup baik, terutama dengan pembangunan Jembatan Batanghari II untuk
memudahkan akses wisatawan untuk mengunjungi Candi Muaro Jambi seorang
wisatawan, baik luar ataupun domestik, bisa sampai ke Candi Muaro Jambi. Dari
sudut pandang potensi daerah, maka kedudukan Situs Percandian Muara Jambi
merupakan sumber potensi penerimaan daerah maupun masyarakat dan juga
merupakan sumber devisa negara dari sektor kepariwisataan.
Selain itu Candi Gumpung memiliki daya tarik sendiri dari beberapa candi
yang ada di situs percandian Muara Jambi yang dilihat dari struktur bangunan
antara bangunan pertama dengan bangunan kedua, demikian pula antara bangunan
kedua dengan berikutnya, susunan batanya tidak terikat, melainkan disusun begitu
saja tanpa merubah bagian-bagian disain bangunan sebelumnya. Di luar bangunan
pertama terdapat bangunan yang yang susunannya menutupi bangunan pertama.
Melalui potongan utara-selatan dan barat-timur tampak bahwa bangunan kedua
disusun menempel pada bangunan pertama.
Di samping itu juga terdapat kesan bahwa bangunan kedua telah
ditinggikan melebihi bangunan pertama, sehingga menarik perhatian tersendiri
pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 BATANGHARI dari Candi yang ada di situs
percandian Muara Jambi.

3.4 Penemuan Arca Prajnaparamita


Suleiman (1983: 202) dan Nik Hassan Shuhaimi (1984: 352) berpendapat
bahwa penggambaran arca Prajnaparamita dari Muara Jambi mirip dengan arca
Prajnaparamita dari Sinhasari yang memiliki periode, yaitu dari abad ke-13
Masehi.
Arca Prajnaparamita adalah Arca yang ditemukan di Candi Gumpung,
Desa Muara Jambi, Kec.Maro Sebo, Kab. Muara Jambi, tahun 1978. Sedangkan
tempat penyimpanan di Site Museum, Muara Jambi. Arca ini terbuat dari bahan
batu dengan tinggi 82 cm, keadaan rusak pada bagian kepala dan kedua tangan
hilang. Arca digambarkan duduk dengan kedua kaki dilipat mendatar, saling
bertumpu (duduk bersila) dan kedua telapak tangan diarahkan ke atas. Tangannya
yang berjumlah dua dalam sikap witarkamudra. Rambutnya ditata menyerupai
bentuk mahkota dan ikal-ikal rambut terlihat menjurai di bagian tengkuk dan
diatas kedua bahu.
Pakaian yang dipakai berupa kain yang tipis, berhias motif ceplok
(bahasa Jawa) dan panjang hingga pergelangan kaki. Bagian tepi sebelah bawah
dari kain tersebut tampak digambarkan berlipit-lipit bulat, dan menutupi tempat
duduk arca. Sebagai pengikat kain dipakai sampur bermotif lingkaran bulat-bulat,
dan tampak simpul berbentuk pita pada bagian belakang badan (agak di bawah
punggung). Ujung-ujung sampur menjurai di bagian depan dan menyentuh asana.
Tali kastanya berupa untaian manik-manik. Jenis perhiasannya berupa
kalung berjumlah dua untai, sepasang gelang lengan berhias bunga, sepasang
gelang tangan berhias bunga, sebuah ikat dada, dan sepasang gelang kaki. Di sisi
kiri arca terlihat setangkai padma.
Jika dilihat dari perhiasan dan pakaian yang digambarakan cukup raya dan
juga munculnya setangkai padma di sisi badan arca mencirikan bahwa arca
8

Prajnaparamita dari Muara Jambi dapat dimasukkan dalam kelompok arca-arca


yang bergaya seni Jawa Timur, yaitu dari Sinhasari. Dugaan bahwa arca
Prajnaparamita dari Muara Jambi bersala dari abad ke-13 Masehi dapat
didasarkan pada ciri-ciri tersebut.
3.5 Penemuan Lubang Peripih
Peripih Candi Gumpung ditemukan di Desa Muara Jambi, Kec. Marosebo,
Kab. Muara Jambi tahun 1984, sedangkan tempat penyimpanan di BP-3 Jambi.
Peripih ini terbuaat dari bahan lembaran emas dengan ukuran 24 lembar kertas
emas, rata-rata berukuran sekitar 1,5 x 4 cm. Ditulis dalam bahasa dan aksara
Jawa Kuno sekita abad ke-9-10 Masehi

Isi Lubang Peripih Candi Gumpung


LUBAN
G
A

ISI PERIPIH
capuk emas
batu mulia
padma dari emas
lempengan emas polos
potongan emas bundar
bertulisan dan bergambar bunga
lempengan emas bertulisan

batu mulia
lempengan emas polos
potongan emas
fragmen wadah perunggu
lempengan emas bertulisan

JM
L

BUNYI TULISAN

1
39
1
1
1 ta
4 om wajraratna hu?
om wajrakarma hu?
om wajrapasa hu?
om wa...
12
1
22
8 om wajrahasa hah
om wajrahetu tran
om wajradharma om
om bajrayaksa hu?
om bajramusti ba?
om wajraratna om
om wajraraksa hu?
om- raja an

capuk emas
batu mulia
lempengan emas polos
ptongan emas
lempengan emas bertulisan
(1 lempengan ditulis pada satu sisi)

batu mulia
potongan emas
lempengan emas bertulisan

8
5
1 om wajraraja jah

batu muia
potongan emas

8
6

batu mulia
potongan perunggu
potongan emas
lempengan emas bertulisan

batu mulia
potongan emas
lempengan emas bertulisan

1
1
1 om bajranrttye

1
10
1
6
6 om wajraraga hoh
om wajrasadhu ah
om dhanadaya
swaha
om bajra om hu?
om wajrasatwa hu?
om bajra--tra hu?
wajrankusa jah

1
1 om bajrasphota om

10

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Candi Gumpung dapat dijadikan sebagai media ilmu pengetahuan dan
pariwisata bagi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 BATANGHARI karena merupakan
salah satu alternatif pembelajaran sejarah yang dapat menunjang siswa agar lebih
menyukai pembelajaran sejarah itu sendiri dengan kunjungan ke situs percandian
Muara Jambi. Selain itu, dengan dijadikan Capung sebagai media pengetahuan
dan pariwisata siswa mengenal adanya warisan sejarah di Provinsi Jambi sehingga
siswa lebih mencintai daerah sendiri dan turut untuk memperkenalkan warisan
tersebut kepada masyarakat luar.

4.2 Saran
Berdasarkan simpulan dan pembahasan karya tulis secara keseluruhan,
penulis memberikan saran agar pembaca menjaga dan melestarikan Candi
Gumpung khususnya kepada masyarakat Jambi dengan mengunjungi Kompleks
Percandian Muara Jambi dan mensosialisasikan Candi itu sendiri kepada
masyarakat dalam negeri maupun kepada masyarakat luar negeri. Selain itu
penulis juga mengharapkan perhatian dari pemerintah setempat untuk turut
memberikan dukungan baik moriil ataupun sarana yang dibutuhkan di Kompleks
Percandian Muara Jambi.
.

11

Daftar Pustaka

M. Moeliyono, Anton. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Perum


Balai Pustaka.
Noor, Junaidi T. 2011. Mencari Jejak Sangkala. Jambi : Pusat Kajian
Pengembangan Sejarah dan Budaya Jambi.
Utomo, Bambang Budi. 2011. Kebudayaan Zaman Klasik Indonesia di
Batanghari. Jambi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.
http://candi.pnri.go.id/pengantar/index.htm
http://herulegowo.wordpress.com/2010/03/30/candi-purba-muaro-jambi/
http://id.shvoong.com/books/novel-novella/2150479-pengetahuan-tentang-candi/
http://lib.unnes.ac.id/9969/

http://minoritaskiri.multiply.com/journal/item/4/Menyisir_Gumpung_hingga_Ke
mbar_Batu

Anda mungkin juga menyukai