Penulis
andrizal_55@yahoo.co.id
andrizal_65@yahoo.com
Lisensi Dokumen
Copyright 2009 elearning- ft.unp.ac.id
Seluruh dokumen di e-learning FT UNP Padang dapat digunakan secara bebas oleh mahasiswa
peserta e-learning untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau
merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak
diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari penulis
naskah dan admin e-learning FT UNP Padang.
I.
Pendahuluan
A. Deskripsi
Mata kuliah ini berisi tentang : 1) konsep dasar pengkondisian udara. 2)
jenis dan cara kerja pengkondisian udara. 3) penggunaan diagram
psikrometrik untuk menentukan beban pengkondisian udara 4) peralatan
sistem pengkondisian udara, 5) jenis, karakteristik, persyaratan, klasifikasi
fluida pendingin dan minyak pelumas sistem pengkondisian udara. 6)
prosedur pemasangan instalasi sistem pengkondisian udara. 7) prosedur
pem-vakum-an dan pengisian fluida pendingin dan minyak pelumas sistem
pengkondisian udara. 8) pengujian unjuk kerja dan perawatan sistem
pengkondisian udara khususnya pada bidang otomotif. 9) prosedur
pemeriksaan dan perbaikan sistem pengkondisian udara.
B. Prasyarat
-----
http://elearning-ft.unp.ac.id/
dapat
menggunakan
diagram
psikrometrik
untuk
http://elearning-ft.unp.ac.id/
dapat
fluida
menentukan
pendingin
jenis,
yang
karakteristik,
cocok
untuk
persyaratan,
sebuah
sistem
pengkondisian udara
g. Mahasiswa
dapat
menentukan
jenis,
karakteristik,
persyaratan,
mampu
melakukan
pem-vakum-an,
pengisian
fluida
http://elearning-ft.unp.ac.id/
Artinya
81 %
66-80%
Baik Sekali
56-65%
Cukup
41-55%
Kurang
40%
Kurang Sekali
Baik
II. Pembelajaran
A. Ruang Lingkup
1.
Deskripsi Perkuliahan
Memberi pengetahuan tentang Fungsi dan cara kerja sistem
pengkondisian udara, Ruang lingkup penggunaan sistem
pengkondisian udara serta Perkembangan sistem pengkondisian
2. Manfaat Perkuliahan
Manfaat perkuliahan ini adalah memberi pengetahuan tentang; Fungsi
dan cara kerja sistem pengkondisian udara,
Ruang lingkup
B. Penyajian
http://elearning-ft.unp.ac.id/
Refrigerant pada periode ini adalah HCFCs, NH3, HFCs, H2O, CO2.
Perkembangan mutakhir di bidang Refrigerant utamanya didorong oleh
dua masalah lingkungan, yakni lubang ozon dan pemanasan global. Sifat
merusak ozon yang dimiliki oleh Refrigerant utama yang digunakan pada
periode ke-dua, yakni CFCs, dikemukakan oleh Molina dan Rowland
(1974) yang kemudian didukung oleh data pengukuran lapangan oleh
Farman dkk. (1985). Setelah keberadaan lubang ozon di lapisan atmosfer
diverifikasi secara saintifik, perjanjian internasional untuk mengatur dan
melarang penggunaan zat-zat perusak ozon disepakati pada 1987 yang
terkenal
dengan
sebutan
Protokol
Montreal.
CFCs
dan
HCFCs
(United Nation Environment Programme, 2000). Sedangkan untuk negaranegara berkembang, kedua Refrigerant utama tersebut masing-masing
dijadwalkan untuk dihapus (phased-out) pada tahun 2010 (CFCs) dan
2040 (HCFCs) (Powell, 2002). Pada tahun 1997, Protokol Kyoto mengatur
pembatasan dan pengurangan gas-gas penyebab rumah kaca, termasuk
HFCs (United Nation Framework Convention on Climate Change, 2005).
Powell (2002) menerangkan bebeapa syarat yang harus dimiliki oleh
Refrigerant pengganti, yakni:
1. Memiliki
sifat-sifat
termodinamika
yang
berdekatan
dengan
http://elearning-ft.unp.ac.id/
Refrigerant
sintetis
baru,
HFCs
(Hydro
Fluoro
Carbons)
untuk
penggunaan
CFCs
secara
besar-besaran
di
1986
hingga
Sistem
refrigerasi
tak-langsung
bisa
digunakan
untuk
Sistem
absorpsi
dan
adsorpsi
padatan
tidak
http://elearning-ft.unp.ac.id/
larutan
sebelum
memasuki
generator,
sehingga
bisa
menghemat energi.
Seperti halnya siklus refrigerasi kompresi uap, efek pendinginan pada
siklus absorpsi juga terjadi pada sisi evaporator. Untuk menggantikan
kompresor seperti yang digunakan di dalam siklus kompresi uap,
digunakan tiga komponen di dalam siklus absorpsi; yakni absorber,
http://elearning-ft.unp.ac.id/
10
Karena
reaksi
di
dalam
absorber
adalah
eksotermik
11
Namun karena daya pompa siklus ini umumnya sangat kecil dibandingkan
dengan komponen yang lain, maka WPump seringkali dihilangkan dari
Persamaan diatas. Dalam aplikasinya, performa (COP) siklus absorpsi
masih lebih rendah bila dibandingkan dengan siklus kompresi uap. Dalam
artikel reviewnya, Shrikhirin (2001) menjelaskan beberapa teknik yang
bisa digunakan untuk meningkatkan prestasi siklus absorpsi.
Holmberg dan Berntsson (1990) menerangkan beberapa kriteria yang
perlu dipenuhi oleh fluida kerja (campuran antara Refrigerant dan
absorben), yakni:
1. Perbedaan titik didih antara Refrigerant dan larutan pada tekanan
yang sama (boiling elevation) haruslah sebesar mungkin.
2. Refrigerant perlu memiliki panas penguapan yang tinggi dan
konsentrasi yang tinggi di dalam absorben untuk menekan laju
sirkulasi larutan diantara absorber dan generator per-satuan
kapasitas pendinginan.
3. Memiliki sifat-sifat transport, seperti viskositas, konduktivitas termal,
dan koefisien difusi, yang baik sehingga dapat menghasilkan
perpindahan panas dan massa yang juga baik.
4. Baik Refrigerant dan absorbennya harus bersifat non-korosif,
ramah lingkungan, dan murah.
http://elearning-ft.unp.ac.id/
12
Kriteria lain untuk fluida kerja sistem absorpsi serupa dengan kriteria
untuk Refrigerant siklus kompresi uap, seperti stabil secara kimiawi, tidak
beracun, tidak mudah terbakar, dan tidak mudah meledak. Hingga saat ini,
fluida kerja yang paling banyak digunakan di dalam sistem refrigerasi
absorpsi adalah Air/NH3 dan LiBr/Air (Srikhirin dkk., 2001).
Refrigerasi Adsorpsi Padatan (solid adsorption)
Efek pendinginan pada siklus solid adsorption menggunakan prinsip yang
sama dengan sistem refrigerasi lainnya: bahwa proses evaporasi
memerlukan suplai energi (menyerap energi). Proses adsorpsi melibatkan
pemisahan suatu zat dari cairan dan pengakumulasiannya pada
permukaan sebuah zat padat. Zat yang menguap dari fasa cair disebut
sebagai adsorbat, sedangkan zat padat yang menyerap adsorbat disebut
sebagai adsorben. Molekul-molekul yang diserap oleh adsorben bisa
dilepaskan kembali dengan cara memanaskan adsorben; dengan
demikian proses ini bersifat reversibel. Terdapat dua macam adsorben,
yakni hydrophilic seperti gel silika, zeolit dan alumina aktif atau alumina
berpori; dan hydrophobic seperti karbon aktif, polimer dan silikat (Sumathy
dkk., 2003). Adsorben hydrophilic memiliki kemampuan ikat yang tinggi
dengan zat yang bersifat polar (seperti air), sedangkan adsorben
hydrophobic dengan zat yang
bersifat non-polar (seperti minyak).
http://elearning-ft.unp.ac.id/
13
http://elearning-ft.unp.ac.id/
14
magnetik
yang
dipandang
memiliki
sebagai
potensi
teknologi
untuk
hijau
(green
menggantikan
siklus
http://elearning-ft.unp.ac.id/
15
http://elearning-ft.unp.ac.id/
16
Provenzano
mengurangi
dkk.
kehilangan
(2004)
melaporkan
histerisis
(yang
bahwa
mereka
menyebabkan
bisa
Refrigerant
berbasiskan
logam
transisi,
MnFeP0.45,As0.55,
untuk
lebih
besar
dibandingkan
dengan
Gd5Ge2Si2.
Namun
http://elearning-ft.unp.ac.id/
17
III.
Evaluasi
1. Tulislahlah
IV.
Daftar Pustaka
1. Andrizal; Beban Pendingin, FPTK IKIP Padang, Padang 1996
2. Nippondenso Indonesia; Dasar Pengetahuan AC Mobil, ND Inc.,
Jakarta 1994
3. Prihadi Setyo D; Teknik Pendingin, ITB, Bandung
http://elearning-ft.unp.ac.id/
18
http://elearning-ft.unp.ac.id/
19