Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Conditioner (AC) sudah dimulai sejak zaman Romawi yaitu dengan

membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah sehingga

menurunkan suhu ruangan, Baru kemudian pada tahun 1820 ilmuwan Inggris

bernama ​Michael Faraday Image menemukan cara baru mendinginkan udara

dengan menggunakan Gas Amonia dan pada tahun 1842 seorang Dokter

menemukan cara mendinginkan ruangan dirumah sakit ​Apalachicola yang berada

di Florida Ameika Serikat.Manusia senantiasa menginginkan hal baru tidak hanya

untuk kenyamanan tapi juga demi efisiensi dan hidup yang lebih praktis. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan banyak cara antara lain dengan memaksimalkan

fungsi AC. ​Seperti peraturan pemerintah melalui Departemen Perindustrian dan

Perdagangan (41/M-IND/PER/5/2014) kemudian (40/M-DAG/PER/7/2014) dan

(55/M-DAG/PER/9/2014) bahwa pada tahun 2015 akan mulai diberlakukan

implementasi HPMP (HCFC atau Hidroklorofluorokarbon ​Phase-Out

Management Plan​). Pada peraturan tersebut juga dituliskan untuk penghapusan

HCFC-22 atau lebih dikenal dengan refrigran R-22 pada sektor refrigerasi, Air

Conditioner​. Syarat dan ketentuan Impor BPO (Bahan Perusak Ozone) dan

larangan impor produk yang mengandung Refrigerant R-22.

Sehingga pada tahun 2015 ini, pabrikan AC akan menggunakan 3 jenis

refrigran yaitu refrigran R-32, R-410a dan R-290. Refrigran R-32 ditemukan oleh

1
Daikin Jepang pada tahun 2012, dan mulai digunakan di ​line up AC mereka mulai

tahun 2013. Jadi semua pabrikan AC Jepang lain yang menggunakan refrigran

R-32 hanya ​me-lisensi dari Daikin. Teknologi Inverter pun sebenarnya ditemukan

oleh Daikin dan di-lisensi agar dapat digunakan ke semua merk AC di dunia.

R-410a adalah campuran dari difluorometana (CH2F2, disebut R-32) dan

pentafluoro- etana (CHF2CF3, disebut R-125), yang digunakan sebagai pendingin

dalam aplikasi AC. R-410a hanya berisi fluorin dan tidak berkontribusi penipisan

ozon. karena R-22 dapat menimbulkan penipisan ozon sehingga tidak

diperbolehkan memproduksi. Sejak R-410a ditemukan dan merupakan jenis

refrigran yang tidak mengandung ​flammability dibanding R-22, dengan

mengurangi konsumsi daya, dampak keseluruhan pada pemanasan global sistem

R-410a akan jauh lebih rendah dari R-22 sistem karena berkurangnya rumah kaca

emisi gas.

R-410a diciptakan dan dipatenkan oleh Sekutu Signal (sekarang ​Honeywell)​

pada tahun 1991. Refrigran R-32 adalah refrigran yang lebih ramah lingkungan

dibanding R-410a karena memiliki potensi pemanasan global yang lebih rendah

(GWP) serta memiliki angka index dingin yang jauh lebih tinggi. Refrigran R-125

adalah jenis refrigran yang memiliki suhu rendah dan aliran massa yang tinggi

pada tekanan hisap rendah. Setelah penulis mempelajari berbagai sifat dan

jenis-jenis refrigran yang biasa digunaka pada sebuah AC, ternyata sebagian

manusia tidak menyadari dampak dari fluida kerja yang ada pada AC dimana pada

2
fluida kerja banyak mengandung HCFC yang berarti bahwa itu berisi klorin yang

dapat merusak lapisan ozon bahkan mengandung racun didalamnya.

HFC-32 ( hidro flour karbon) dan HFC-125 ini telah dikembangkan sebagai

jangka panjang pengganti R-22 dalam berbagai AC baru serta peralatan pendingin

lainnya. Karena jauh sebelumnya refrigran pada AC yang digunakan HCFC yang

berarti bahwa itu berisi klorin yang merusak lapisan ozon. Karena R-410a tidak

mengandung klorin sama sekali, sehingga bisa dipastikan tidak merusak lapisan

ozon oleh karena itu penulis menggunakan R-410a karena kita ketahui sekarang

ini R-410a mulai beredar di pasaran. Bahkan refrigran yang biasa kita gunakan

seperti R-22 dan sejenisnya sudah tidak diproduksi sejak bulan januari 2015.

Maka dari itu dalam penelitian ini penulis menggunakan AC split dengan

menggunakan refrigran R-410a karena tidak mengandung unsur yang mudah

terbakar atau biasa disebut dengan ​flammability, salah satu yang menjadi alasan

sehingga R-32 dan R-290 masih sedikit digunakan para teknisi AC, karena takut

dengan unsur yang terkandung didalam cairan refrigran R-32 ataupun R-290,

dimana didalamnya masih mengandung unsur mudah terbakar (​flammability​ )

walaupun R-32 lebih ramah lingkungan dibandingkan R-410a.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis mencoba membuat penelitian yang

akan dituangkan dalam Tugas Akhir dengan judul: ​“Analisis Unjuk Kerja

(COP) AC Split Dengan Menggunakan Refrigeran R-410a”. ​Dengan harapan

dapat mengetahui unjuk kerja (COP) AC split dengan menggunakan refrigeran

R-410a.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini yaitu, Pengaruh jumlah massa refigran R-410a terhadap waktu COP

sistem pendingin.

C. Tujuan Penelitian

​Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui unjuk kerja (COP) pada AC

split dengan menggunakan refrigran R-410A.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu:

a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Teknik

Mesin (S1) Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

b. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku

kuliah ke dalam bentuk praktik langsung atau dalam proses penelitian.

c. Meningkatkan daya kreativitas, inovasi, dan keahlian mahasiswa

dalam melakukan suatu penelitian.

d. Menambah pengetahuan tentang cara menganalisis suatu alat yang

terdapat pada system pendingin.

4
e. Memacu masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya

untuk berpikir dalam menganalisis sebuah temperature dan tekanan

pada AC split.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

AC split merupakan jenis AC yang memisahkan bagian ‘ruang dalam’

(​indoor​) dengan ‘ruang luar’ (​outdoor​). Noise yang dihasilkan ketika pendingin

bekerja menjadi lebih lembut karena letaknya yang terpisah. AC split cocok untuk

ruangan yang membutuhkan ketenangan, seperti ruang tidur, ruang kerja atau

perpustakaan. Ada beberapa jenis yang ada dipasaran yang masing-masing

mempunyai kelebihan dan kekurangan, misalnya:

B. AC Split

pada AC jenis split komponen AC dibagi menjadi dua unit yaitu unit indoor

yang terdiri dari filter udara, evaporator dan evaporator blower, expansion valve

dan controll unit, serta unit outdoor yang terdiri dari compresor, condenser,

condenser blower dan refrigerant filter. Selanjutnya selanjutnya antara unit indoor

dengan unit outdoor dihubungkan dengan 2 buah saluran refrigerant, satu buah

untuk menghubungkan evaporator dengan compressor dan dan satu buah untuk

5
menghubungkan refrigerant filter dengan expansion valve serta kabel power untuk

memasok arus listrik untuk compressor dan condenser blower.

Kelebihan AC split

1. Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar,

misalnya pada ruangan yang posisinya ditengah pada bangunan Ruko,

karena condenser yang terpasang pada outdoor bisa ditempatkan

ditempat yang berhubungan dengan udara luar jauh dari ruangan yang

didinginkan.

2. Suara didalam ruangan tidak berisik.

Kekurangan AC split, yaitu pemasangan pertama maupun pembongkaran

apabilaakan dipindakan membutuhkan tenaga yang terlatih, pemeliharaanya juga

harus membutuhkan peralatan khusus dan tenaga yang terlatih, harganya juga

cukup mahal. Adapun komponen-komponen dari AC yaitu sama dengan

komponen-komponen AC yang biasanya, yaitu terdiri dari : compressor,

kondensor, evaporator, pipa kapiler, saringan, ​fan motor outdoor unit, fan motor

indoor unit,​ komponen pcb.

Teknik pendinginan mulai berkembang secara ilmiah sejak abad ke-17,

dimulai dari penelitian tentang pemantulan melalui efek panas dan dingin yang

dilakukan oleh Robert Boyle (1627-1691) di Inggris dan Mikhail Lomonossov

(1711-1765) di Rusia. Selanjutnya, penelitian mengenai termometri yang dimulai

oleh Galileo dikembangkan kembali oleh Guillaume Amontons (1663-1705) di

Perancis, Isaac Newton (1642-1727) di Inggris, Daniel Fahrenheit (1686-1736)

6
orang German yang bekerja di Inggris dan Belanda, René de Réaumur

(1683-1757) di Perancis dan Anders Celsius (1701-1744) di Swedia. Tiga

ilmuwan yang disebutkan terakhir merupakan penemu sistem skala pengukuran

suhu, dan masing-masing namanya diabadikan pada sistem skala tersebut yaitu

Fahrenheit, Reaumur dan Celsius

1.​ ​Kompresor

Kompresor adalah alat untuk memompa bahan pendingin (refrigerant) agar

tetap bersirkulasi di dalam sistem. Fungsi dari kompresor adalah untuk menaikan

tekanan dari uap refrigerant sehingga tekanan pada kondensor lebih tinggi dari

evaporator yang menyebabkan kenaikan temperatur dari refrigerant. Kompresor

dirancang dan diproduksi untuk dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama,

karena kompresor merupakan jantung utama dari sistem refrigerasi kompresi uap

dan juga kapasitas refrigerasi.

Suatu mesin refrigerasi tergantung pada kemampuan kompresor untuk

memenuhi jumlah gas refrigerant yang perlu disirkulasikan. Kompresor berfungsi

untuk menghisap uap refrigerant yang berasal dari evaporator dan menekannya ke

kondenser sehingga tekanan dan temperaturnya akan meningkat ke suatu titik

dimana uap akan mengembun pada temperatur media pengembun.

7
Kompresor berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memindahkan gas

refrigerant yang bertekanan rendah di sisi hisap ke sisi discharge bertekanan

tinggi. Secara umum, kompresor ada 3 tipe : ​reciprocating, rotari dan sentrifugal.

Gambar 2.1. Kompresor ​reciprocating

Kompresor ​reciprocating merupakan suatu kompresor bolak balik yang

menggunakan torak (piston) di dalam silinder yang bergerak bolak-balik untuk

menghisap, menekan dan mengeluarkan udara secara terus-menerus. Kompresor

torak merupakan salah satu jenis kompresor yang telah digunakan untuk aplikasi

yang sangat luas. Kecepatan alir masuknya dapat mencapai 100 hingga 10000 cfm

(cubic feet per meter). Kompresor ini terdiri dari serangkaian penggerak mekanis

seperti dalam rangkaian mekanis motor bakar. Terdapat kesamaan

komponen-komponen utama antara kompresor torak dengan motor bakar

diantaranya piston, batang penggerak, silinder piston, crank shaft, dan sebagainya.

Berdasarkan casingnya kompresor dibagi menjadi 3 yaitu ​hermetic, semi hermetic

dan ​open type.​

8
Gambar 2.2. Kompresor ​hermetic​ dan semi ​hermetic

Pada dasarnya, kompresor hermetic hampir sama dengan semi-hermetik,

perbedaannya hanya terletak pada cara penyambungan rumah (baja) kompresor

dengan stator motor penggeraknya. Pada kompresor hermetic dipergunakan

sambungan las sehingga rapat udara. Pada kompresor semi-hermetik dengan

rumah terbuat dari besi tuang, bagian-bagian penutup dan penyambungnya masih

dapat dibuka. Sebaliknya dengan kompresor hermetic, rumah kompresor dibuat

dari baja dengan pengerjaan las, sehingga baik kompresor maupun motor

listriknya tak dapat diperiksa tanpa memotong rumah kompresor.

Gambar 2.3. Kompresor ​open type

Pada kompresor terbuka ini, kompresornya terpisah dari penggeraknya.

Penggerak kompresor pada umumnya dengan menggunakan motor listrik, ada

9
juga yang memakai motor bensin atau motor diesel. Salah satu ujung poros engkol

menonjol keluar sebagai tempat memasang puli transmisi. Putaran kompresor itu

mudah diatur untuk dipercepat atau diperlambat dengan hanya mengubah

diameter puli saja. Putaran kompresor yang lambat dapat memperpanjang masa

kerja (umur) dari bantalan, katup, torak dan lkomponen lain. Selain itu kompresor

lebih mudah distart, sehingga tidak memerlukan motor listrik yang lebih besar

dengan daya start yang tinggi.

Gambar 2.4. Kompresor ​tipe rotary​ (​tipe rotary dan screw)​

rotary screw compressor termasuk ke dalam tipe kompresor ​positive

displacement dengan menggunakan 2 ​helical screw yang berputar untuk

menghasilkan udara terkompresi. Kompresor tipe ini banyak dibutuhkan di dunia

industri secara umum untuk mensupply udara kompresi dalam jumlah yang besar.

Gambar 2.5. Kompresor sentrifugal

10
Kompresor sentrifugal digunakan seluruh industri sebab mempunyai

bagian bergesekan yang lebih sedikit, secara relatif energi efisien, dan memberi

aliran udara yang lebih tinggi dibanding kompresor reciprocating dengan ukuran

yang sama (yaitu. positive-displacement). Kelemahan utamanya adalah bahwa

mereka tidak bisa mencapai perbandingan kompresi yang tinggi dari pada

kompresor reciprocating tanpa multi stage. Adapun compressor yang biasa

digunakan pada AC yaitu: kompresor reciprocating, kompresor rotary, kompresor

centrifugal, kompresor screw dan kompresor scroll.

​Menurut hukum thermodinamika I

2. Kondensor

Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah gas yang

bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi yang kemudian

akan dialirkan ke orifice tube. Kondensor merupakan bagian yang “panas” dari

air conditioner. Kondensor bisa disebut heat exchange yang bisa memindahkan

panas ke udara atau ke intermediate fluid (semacam air larutan yang mengandung

11
ethylene glycol), untuk membawa panas ke orifice tube. ​Kondensor berfungsi

melepaskan kalor dari refrigeran ke lingkungan sekitar sehingga fasa refrigeran

berubah menjadi cair. Kondensor secara umum ada 3 tipe : ​air-cooled,

water-cool dan evaporative.

Gambar 2.6. ​Air cooled dan evaporative

Menurut hukum thermodinamika I

3. Evaporator

Evaporator merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah

keseluruhan atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair

menjadi uap sehingga hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau kental,

proses yang terjadi di dalam evaporator disebut dengan evaporasi. Pada dunia

industri, manfaat dari alat ini ialah untuk pengentalan awal cairan sebelum diolah

lebih lanjut, pengurangan volume cairan dan untuk menurunkan aktivitas air.

Evaporator memiliki dua prinsip dasar yaitu untuk menukar panas dan untuk

12
memisahkan uap air yang terlarut dalam cairan​. ​Evaporator berfungsi menyerap

kalor dari lingkungan atau produk masuk ke dalam sistem refrigrasi. Evaporator

secara prinsip ada 3 tipe : ​bare-tube, platesurface dan finned. Hasil dari

evaporator berupa padatan atau larutan yang berkonsentrasi dan larutan yang

telah dievaporasi biasanya terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah

menguap). Cara kerjanya ialah dengan menambahkan kalor atau panas yang

bertujuan untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang

memiliki titik didih yang rendah dengan pelarut yang memiliki titik didih yang

tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap dan

hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki konsentrasi yang

tinggi.

Gambar 2.7. Evaporator ​plate surface

Menurut hukum thermodinamika I

13
4. Katup ekspansi

Tekanan zat pendingin yang berbentuk cair dari kondensor, saringan harus

diturunkan supaya zat pendingin menguap, dengan demikian penyerapan panas

dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan berlangsung

dengan sempurna sebelum keluar evaporator. Untuk itulah pada saluran masuk

evaporator dipasang katub ekspansi. Bekerjanya katup ekspansi diatur

sedemikian rupa agar membuka dan menutupnya katup sesuai dengan temperatur

evaporatur atau tekanan di dalam sistem. ​Katup ekspansi memiliki fungsi

tersendiri yaitu:

a. Mengatur cairan refrigeran dari ​liquid line ke evaporator pada laju yang sama

dan cairan refrigeran akan menguap di evaporator.

b. Menjaga supaya terdapat perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi

tekanan rendah sehingga refrigeran akan menguap pada tekanan rendah di

evaporator dan mengembun pada tekanan tinggi di kondensor.

Ada 6 tipe dasar dari katup expansi: ​hand expansion valve, automatic expansion

valve, thermostatic expansion valve, capillary tube, low pressure float dan high

pressure float.

14
Gambar 2.8. ​Hand expansion valve dan automatic expansion valve

Gambar 2.9. ​Thermostatic expansion valve​ dan pipa kapiler

Gambar 2.10. ​Low pressure float

15
Gambar 2.11. ​High pressure float

Menurut hukum thermodinamika I

5. Refrigeran R-410a

R-410a adalah zeotropik, tapi campuran dekat-azeotrop dari

difluorometana (CH2F2, disebut R-32) dan pentafluoro- etana ( CHF2CF3,

disebut R-125), yang digunakan sebagai pendingin dalam aplikasi AC. R-410a

hanya berisi fluorin dan tidak berkontribusi penipisan ozon, karena itu menjadi

lebih banyak digunakan, sebagai perusak ozon refrigeran seperti R-22 yang

bertahap. Namun, ia memiliki potensi tinggi pemanasan global (1725 kali efek

karbon dioksida), mirip dengan R-22. Sejak R-410a memungkinkan untuk

peringkat lebih tinggi dari sistem R-22, dengan mengurangi konsumsi daya,

dampak keseluruhan pada pemanasan global sistem R-410a akan jauh lebih

rendah dari R-22 sistem karena berkurangnya rumah kaca emisi gas. R-410a

16
diciptakan dan dipatenkan oleh Sekutu Signal (sekarang ​Honeywell)​ pada tahun

1991. produsen lain di seluruh dunia telah diberi lisensi untuk memproduksi dan

menjual R-410a, tetapi ​Honeywell terus menjadi pemimpin dalam kapasitas dan

penjualan. R-410a berhasil dikomersialisasikan di segmen AC oleh upaya

gabungan ​Carrier Corporation, Emerson Climate Technologies, Inc, Copeland

​ ompresor (sebuah divisi dari ​Emerson Electric Company)​ , dan Sekutu


Scroll K

Signal. ​Carrier Corporation adalah perusahaan pertama yang memperkenalkan

R-410a.

R-410a telah menggantikan R-22 sebagai refrigerant pilihan untuk

digunakan dalam AC perumahan dan komersial di Jepang, Eropa dan Amerika.

Bagian yang dirancang khusus untuk R-410a harus digunakan sebagai R-410a

beroperasi pada tekanan yang lebih tinggi dari refrigeran lain. Dengan demikian

sistem R-410a membutuhkan tenaga pelayanan untuk menggunakan alat yang

berbeda, peralatan, standar keamanan dan teknik. Produsen peralatan menyadari

perubahan ini dan memerlukan sertifikasi profesional menginstal sistem R-410a.

Sifat fisik dari R-410a refrigeran

Property Nilai

CH​2​F​2 (50%)
Rumus
CHF​2​CF​3 (50%)

Berat molekul (Da) 72.6

17
Titik leleh (° C) −155

Titik didih (° C) −48.5

Density cair (30 ° C), kg / m3 1040

Berat jenis uap (30 ° C), udara 3.0

Tekanan uap pada 21.1 ° C (MPa) 1.383

Temperatur kritis (° C) 72.8

Tekanan kritis, Mpa 4.86

Kapasitas panas gas (kJ / (kg · ° C)) 0.84

Kapasitas panas cair @ 1 atm, 30 ° C, (kJ / (kg · ° C)) 1.8

Tabel 2.1.sifat-sifat refrigeran

Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi)

atau mesin pengkondisian udara (AC). Fungsi ​refrigerant​ pada sistem AC adalah

untuk menyerap panas dari ruangan sehingga udara yang berada pada ruangan

tersebut menjadi dingin. Proses pendinginannya yaitu : Zat pendingin

(​refrigerant)​ diubah bentuknya dari bentuk cair menjadi uap dengan cara dialirkan

dari peralatan penerima/penampung (​receiver/reservoir​) melalui katup penyebar

(​expansion valve​) ke peralatan “​evaporator coil”,​ uap zat pendingin inilah yang

kemudian menyerap panas lingkungan di sekelilingnya, dalam hal ini udara

dalam ruang pendingin (​refrigerator​ ​room​).Fungsi kompresor pada sistem

pendingin tidak hanya memberikan tekanan untuk mengirimkan zat pendingin

18
(​refrigerant)​ ke “​evaporator​ ​coil”​ hingga berubah bentuk dari cair menjadi uap,

tetapi kompresor juga memberi tekanan pada peralatan pengembun (​condenser​)

untuk mengubah zat pendingin dari bentuk uap ke bentuk cair kembali, hingga

proses pendinginan bisa berjalan terus-menerus.

Jenis refrigran ODP GWP Cooling Index Flammability

R22 0.05 1810 100 TIDAK

R410a 0 2090 92 TIDAK

R32 0 675 160 RENDAH

R290 0 Kurang dari 3 83 TINGGI

Tabel 2.2. perbandingan refrigran

ODP adalah potensi perusakan ozon. GWP adalah potensi pemanasan global,

cooling index adalah angka index dingin, ​Flammability adalah mudah terbakar

refrigrannya. Dari table diatas kita bias lihat beberapa perbedaan refrigran antara

lain: Refrigran R-32 lebih ramah lingkungan dibandingkan R-410a sekalipun

karena memiliki GWP yang lebih rendah dibanding R-22 dan R-410a

a. Refrigran R-32 memiliki angka index dingin yang jauh lebih tinggi

bahkan dari R-22, jadi tidak akan ada lagi komplen bahwa pake AC

Inverter jadi lebih tidak dingin.

19
b. Refrigran R-32 memang memiliki potensi mudah terbakar yang lebih

tinggi dari R-22 dan R-410a namun jangan takut karena tidak dapat

membuat AC meledak bahkan ketika rumah anda kebakaran.

c. Refrigran R-290 sebenarnya adalah yang paling hijau, namun karena

angka index dingin yang cukup rendah dan tingkat mudah terbakar yang

cukup tinggi, baik Daikin dan Panasonic memutuskan untuk tidak

menggunakannya. Jadi setelah melihat penjelasan diatas, harusnya anda

tidak perlu ragu lagi untuk memilih menggunakan AC yang menggunakan

Freon R-32 ataupun R-410a sesuai peraturan pemerintah.

Refrigeran merupakan suatu bahan yang bertindak sebagai media

pendingin dengan cara menyerap kalor dari media lain. Jika refrigeran mengalami

kenaikan tekanan dengan cara dikompresi, maka temperaturnya akan naik

sehingga terjadi perbedaan temperatur yang besar antara refrigeran dengan

lingkungan sekitar. Akibatnya, refrigeran dengan mudah melepaskan sebagian

kalornya ke lingkungan sehingga fasanya berubah menjadi cair atau dengan istilah

lain mengalami kondensasi.

Cara memilih refrigeran :

a. Titik didih rendah dari temperatur evaporator yang direncanakan.

b. Tekanan kondensasi rendah.

c. Tekanan penguapan sedikit lebih tinggi dari tekanan lingkungan (bila terjadi

kebocoran udara luar tidak masuk ke sistem).

20
d. Kalor laten uap yang besar agar evaporator dapat menyerap lebih banyak

kalor.

e. Tidak korosif terhadap logam tidak beracun dan tidak mudah meledak.

R-12 R-22 R-114 R-500 R-502 R-717

Parameter

Simbol kimia CCl2F2 CHClF2 CClF2 - - NH3

Berat molekul 120.9 86.5 170.9 99.29 112 17

Titik didih (0C, 1 atm) -29.8 -40.8 3.6 -33.3 -45.6 -33.3

Titik beku (0C, 1 atm) -157.8 -160.0 -77.8

Cp/Cv (g) 1.13 1.18 1.31

Suhu kritik (0C) 112.2 96.1 132.8

Tekanan kritik (kPa) 4115.7 4936.1 1423.4

Panas laten penguapan 161.7 217.7 1314.2

(kJ/kg)

Tabel 2.3. Sifat termofisik beberapa refrigeran

Titik Jenis Temperatur Temperatur


Refrigeran didih Kompresor penguapan pengembunan
(​ 0 ​C )

R 11 23,8 Sentrifugal Tinggi (pendinginan Biasa


udara) (pendinginan air,
udara)

21
R 12 - 29,8 Torak, putar Tinggi-rendah Biasa
(pembekuan, (pendinginan air,
pendinginan udara)
ruangan)
R 13 - 81,4 Torak, putar Temperatur sangat Pendinginan biner
rendah
R 21 8,9 Torak, putar Tinggi Tinggi
(pendinginan) (pendinginan
udara)
R 22 - 40,8 Torak, putar Tinggi-rendah Biasa
(refrigerasi, (pandinginan air,
pendinginan pendinginan
udara)
R 113 47,6 Sentrifugal Tinggi Biasa
(pendinginan) (pandinginan air,
pendinginan
udara)
R 502 - 45,6 Torak, putar Tinggi-rendah Biasa
(refrigerasi, (pandinginan air,
pendinginan) pendinginan
udara

Tabel 2.4 Jenis-jenis ​refrigerant halocarbon​ (CFC)

Karakteristik refrigeran yang mengalami berbagai proses secara terus

menerus dan berubah pada tiap-tiap proses di dalam suatu siklus digambarkan

dalam diagram. Diagram ini dikenal dengan diagram P-h (​Pressure-Enthalpy​).

Selain diagram P-h ada juga diagram lain yang menggambarkan karakteristik

22
refrigeran dalam suatu siklus yaitu diagram T-s (​Temperature-Entrpy)​ . Diagram

P-h dan diagram T-s sering digunakan untuk menganalisa siklus refrigerasi.

Refrigeran dapat diisikan ke dalam sistem pendingin dalam bentuk gas

(silinder berdiri tegak) atau sebagai cairan (silinder terjungkir). Jumlah yang harus

diisikan harus benar-benar diperkirakan. Bila unit terlampau besar untuk dapat

diisi dengan gas, maka pengisian berbentuk cairan harus dilakukan. Tapi ingat

bila pengisian cairan refrigeran terpaksa harus dilakukan, maka mesin pendingin

(AC) harus dalam kondisi mati (off).

6. Siklus kompresi uap ideal

Gambar di bawah-kiri menunjukkan siklus refrigerasi kompresi uap ideal

secara skematis. Di sini refrigeran dalam kondisi uap jenuh masuk ke kompresor

dan keluar sebagai uap panas lanjut. Refrigeran kemudian masuk ke kondensor

untuk melepas kalor sehingga terjadi kondensasi sampai ke kondisi cairan jenuh.

Keluar kondensor refrigeran masuk ke katup ekspansi untuk menjalani proses

pencekikan (​throttling​) sehingga mengalami penurunan tekanan dan berubah

menjadi campuran jenuh. Proses terakhir ini bisa juga diganti dengan sebuah

turbin isentropis untuk menaikkan kapasitas pendinginan dan menurunkan kerja

input (dengan kompensasi kompleksnya sistem). Selanjutnya refrigeran masuk ke

evaporator untuk menyerap kalor sehingga terjadi proses evaporasi dan siap untuk

dilakukan langkah kompresi berikutnya.

23
Gambar 2.13 siklus refrigerasi kompresi uap ideal (Cengel, 1994)

Siklus refrigerasi kompresi uap ideal dapat digambarkan dalam diagram ​T-s

seperti gambar di atas-kanan. Proses-proses yang terjadi adalah,

1-2 : Kompresi isentropis dalam kompresor

2-3 : Pembuangan kalor secara isobaris dalam kondensor

3-4 : ​Throttling​ dalam katup ekspansi atau tabung kapiler

4-1 : Penyerapan kalor secara isobaris dalam evaporator

Persamaan energi untuk komponen-komponen refrigerator bisa dituliskan

sebagai berikut:

dimana diasumsikan perubahan energi kinetik dan potensial bisa diabaikan.

Dari notasi-notasi pada gambar di atas maka COPs dapat dituliskan sebagai

berikut:

di mana dan .

7. Siklus Kompresi Uap Aktual

24
Pada kenyataannya ​refrigerator ​atau ​heat pump a​ kan bekerja dengan suatu

proses yang menyimpang dari siklus idealnya akibat ireversibilitas dalam tiap

komponennya. Ireversibilitas ini pada umumnya disebabkan oleh gesekan fluida

dan perpindahan kalor dari atau ke lingkungan sekitar. Siklus refrigerasi kompresi

uap aktual dapat digambarkan secara skematis seperti gambar di bawah.

Gambar 2.14. Siklus refrigerasi kompresi uap aktual (Cengel, 1994)

Hal-hal yang terjadi dalam siklus aktual:

1) Refrigeran sudah dalam kondisi uap panas lanjut sebelum masuk ke

kompresor.

2) Akibat cukup panjangnya pipa penghubung kompresor-evaporator akan

mengakibatkan rugi tekanan. Rugi tekanan yang disertai peningkatan volume

spesifik dari refrigeran membutuhkan ​power input​ yang lebih besar.

3) Dalam proses kompresi ada rugi gesekan dan perpindahan kalor yang akan

meningkatkan entropi (1-2) atau menurunkan entropi (1-2') dari refrigeran

tergantung kepada arah perpindahan kalornya.

25
4) Proses (1-2') lebih disukai karena volume spesifiknya turun sehingga power

input bisa lebih kecil. Hal ini bisa dilakukan apabila dilakukan pendinginan

dalam langkah kompresi.

5) Di dalam kondensor akan terjadi juga rugi tekanan.

6) Refrigeran dalam kondisi cairan terkompresi ketika masuk dalam katup

ekspansi.

Tenaga kompresi aktual (nyata) dapat didekati dengan menggunakan nilai n

yang sebenarnya (dengan menggunakan tekanan nyata silinder), dan dengan

memasukkan faktor efisiensi mekanik kompresor. Efisiensi mekanik adalah

perbandingan antara tenaga yang ditunjukkan oleh silinder kompresor dengan

tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompresor.

Koefisien penampilan mesin pendingin siklus kompresi uap dengan kompresi

isentropik adalah,

Panas yang dilepaskan melalui kondensor per ton pendinginan, meliputi

panas laten, panas akibat pemanasan lanjut, dan panas yang berasal dari refrigeran

cair, yaitu :

Disamping itu, siklus kompresi uap nyata juga berbeda dalam beberapa hal

dengan siklus kompresi uap teoritis, seperti :

26
(1) Proses 1-2 (kompresi)

sering dianggap berlangsung secara insentropik, akan tetapi dapat

berlangsung tidak isentropik dan tidak juga politropik. Meskipun

berlangsung secara isentropik, dimana dianggap tidak terjadi pertukaran

panas antara refrigeran dengan dinding kompresor.

(2) Selama proses 2-3

refrigeran cair mengalami pendinginan lanjut sebelum memasuki katup

cekik.

(3) Pada proses 4-1

uap refrigeran yang meninggalkan evaporator mengalami pemanasan

lanjut sebelum memasuki kompresor. Pemanasan lanjut tersebut dapat

disebabkan oleh jenis pengendali katup cekik yang digunakan, dimana

penyerapan panas dapat terjadi pada jalur antara evaporator dan

kompresor.

(4) Terjadi kehilangan tekanan sepanjang pipa tempat mengalirnya refrigeran.

Penentuan nilai-nilai tersebut di atas dapat dilakukan dengan

menggunakan dua alat, yaitu diagram molier (diagram p-h) dan tabel keadaan

refrigeran yang bersangkutan. Pengenalan dan penggunaan kedua alat tersebut

dijelaskan berikut.

8. Proses dasar terjadinya pendingin.

Dingin merupakan hasil yang diciptakan oleh mesin pendingin terutama

kulkas dan freezer. Sedangkan AC lebih ke keadaan sejuk. Proses terjadinya

27
pendinginan yang diciptakan oleh mesin pendingin sebenarnya merupakan tiruan

terjadinya dinginyang disebabkan oleh alam. Dan dingin sebenarnya merupakan

suatu proses penguapan karena adanya panas akan menimbulkan udara dingin

disekitarnya. Dingin terjadi karena adanya penguapan, dan penguapan

berlangsung karena adanya panas.

Proses dingin di dalam mesin pendingin karena adanya pemindahan panas.

Setiap mesin pendingin mampu menghasilkan suhu dingin dengan cara menyerap

panas dari udara yang ada dalam ruang pada mesin pendingin itu sendiri. Bahan

yang digunakan untuk menghasilkan penguapan yang begitu cepat sehingga

mampu menghasilkan udara dingin. Biasanya untuk keperluan ini digunakan gas

Refrigran. Gas ini dalam sistem pendinginan memiliki bentuk yang berubah-ubah,

yaitu dari bentuk cairan menjadi bentuk gas (uap).

Pada kompresor, gas yang telah berubah menjadi uap tadi takanan dan

panasnya dinaikkan untuk selanjutnya uap panas yan berasal dari gas itu

diturunkan atau didinginkan pada bagian kondensor sampai membentuk cairan.

Kemudian sesampainya pada evaporator cairan itu diturunkan tekanannya

sehingga menguap dan menyerap panas yang ada di sekitarnya. Kemudian dalam

bentuk uap refrigerant tadi dihisap kembali oleh bagian kompresor dan

dikeluarkan lagi seperti semula. Proses seperti ini berlangsung secara berulang.

Dalam sistem mesin pendingin jumlah refrigerant yang digunakan adalah tetap,

yang berubah adalah bentuknya karena adanya proses seperti diatas.

28
Refrigeran biasanya diisikan ke dalam sistem pada salah satu dari tiga

tempat yaitu :

1. King valve​ pada ​liquid line​ (pengisian cairan).

2. Suction service valve​ (​pengisian​ gas).

3. Punch off tube compressor hermetic​ (pengisian gas).

Terdapat empat cara pokok untuk menentukan apakah jumlah refrigeran

yang telah diisikan sesuai :

1. Melihat ​sight glass;​ isikan refrigeran sampai cairan memenuhi ​sight glass

dan gelembung hilang.

2. Menimbang; silinder refrigeran ditimbang sebelum dan sesudah pengisian.

Perbedaan berat menyatakan jumlah yang telah diisikan.

3. Berdasarkan tekanan; pengisian dilakukan dengan cara memeriksa tekanan

discharge​ dan ​suction​ yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.

4. Frost line;​ cara ini hanya bisa dipakai pada sistem yang menggunakan alat

kontrol pipa kapiler.

Ketika melakukan pengisian refrigeran ke dalam sistem harus dihindari

masuknya air, udara atau debu ke dalam sistem. Ketiga zat tersebut sangat

berbahaya bagi sistem pendingin karena akan mempengaruhi performance mesin

dan juga efek pendinginan. Masuknya zat-zat tersebut bisa melalui berbagai

macam cara diantaranya : instalasi yang tidak sempurna, kebocoran pada sistem,

minyak pelumas yang basah, pengisian refrigeran yang tidak sempurna dan

lain-lain.

29
Usaha yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan zat berbahaya dari dalam

sistem yaitu dengan cara memasang pengering kimia pada ​liquid line dan

melakukan evakuasi (pemvakuman). Pengering kimia yang banyak dipakai adalah

silica gel, calcium chloride dan activated alumina.​ Proses evakuasi adalah

penghampaan udara dengan jalan menyedot semua gas dan uap dari dalam sistem

dengan menggunakan pompa vakum. Dengan jalan menimbulkan dan

membiarkan hampa tinggi (​deep vacuums)​ pada sistem dalam jangka waktu yang

cukup lama, sejumlah air akan dikeluarkan untuk meyakinkan derajat kekeringan

pada sistem yang normal.

Gambar 2.15.​Manifold Gage

Refrigeran (​charging​) ke dalam sistem harus dilakukan dengan baik dan

jumlah refrigeran yang diisikan sesuai/tepat dengan takaran. Kelebihan refrigeran

dalam sistem dapat menyebabkan temperatur evaporasi yang tinggi akibat tekanan

refrigeran yang tinggi. Selain itu dapat menyebabkan kompresor rusak akibat

kerja kompresor terlalu berat dan adanya kemungkinan ​liquid suction.​ Sebaliknya,

30
jika jumlah refrigeran yang diisikan sedikit, maka refrigeran akan kekurangan

bahan pendingin.Proses pengisian refrigeran ada beberapa cara :

1. Mengisi sistem berdasarkan berat refrigeran.

2. Mengisi refrigeran berdasarkan banyaknya bunga es di evaporator

3. Mengisi sitem berdasarkan temperatur dan tekanan.

Pemvacuman merupakan proses yang dilakukan untuk membuat tekanan

ruangan tertutup lebih rendah dari pada tekanan atmosfir (1 atm).

Tujuan Pemvakuman pada sistem pendingin (AC atau Kulkas) adalah

mengkosongkan sistem dari udara dan uap air, dengan cara menurunkan tekanan

dalam sistem hingga dibawah 1 atm.

Alat yang digunakan adalah ​Vacuum Pump.​ Setelah pemvakuman sistem

pun dapat dicek kebocorannya. Tujuan pemvacuman adalah untuk mengeluarkan

dan mengkosongkan kondensabel, non kondensabel gas dari system RAC agar

refrigerant dapat bersirkulasi dengan lancar. Standar proses pemvacuman:

a. Sistem RAC off.

b. Selang ​manifold gauge dipasang pada katup ​service discharge dan ​suction

kompresor.

c. Selang ke 3 bagian tengah ​manifold gauge dipasang katup service pompa

vakum.

d. Pompa vakum on, katup-katup ​discharge dan suction ​manifold gauge

dibuka.

31
e. Perhatikan penurunan jarum manifold gauge sampai menunjukan angka

dibawah nol (mendekati -1 Psi), tutup katup ​discharge dan ​section manifold,

kemudian katup service pompa vacum, baru selanjutnya pompa vakum off.

Cat :: Jangan sekali-sekali mematikan pompa vacuum lebih dahulu baru

kemudian menutup katup ​discharge dan ​suction manifold ​gauge k​ arena

dapat menyebabkan udara luar masuk ke dalam system.

9. Kajian Penelitian Yang Relevan

Salah satu sistem pendingin yang berkembang dengan baik, disamping

sistem kompresi uap, adalah sistem absorbsi. Mesin pendingin sistem

absorbsi kontinyu yang pertama ditemukan pada tahun 1859 oleh seorang

Perancis bernama Ferdinand Carré (1824-1900). Mesin temuan Carré ini

menggunakan air sebagai absorber dan amonia sebagai refrigeran. Sistem

absorbsi tak-kontinyu sebenarnya lebih dulu dikembangkan (hasil temuan

saudara ​Ferdinand Carré yang bernama ​Edmond Carré pada tahun 1866),

tetapi tidak terlalu berhasil. Pada tahun 1913, seorang Jerman bernama

Edmund Altenkirch berhasil mempelajari dan menjelaskan sifat termodinamik

sistem ini dengan rinci. Pada tahun 1940-an, sistem absorbsi dengan

litium-bromida sebagai absorber dan air sebagai refrigeran berhasil

dikembangkan di Amerika, sebagai modifikasi dari sistem yang

dikembangkan oleh Carré. Sistem absorbsi litium-bromida-air ini banyak

digunakan dalam bidang pengkondisian udara.

32
Perkembangan sistem pendingin selain sistem kompresi uap dipicu

oleh kemajuan yang dicapai dalam bidang termodinamika yang sangat pesat

pada abad ke-19. Kemajuan ini dimulai dari penelitian mengenai gas oleh

ahli fisika Inggris Boyle, disusul oleh Edme Mariotte (1620-1684), Jacques

Charles (1746-1823) dan Louis Joseph Gay-Lussac (1778-1850), hingga

penelitian mengenai mesin uap yang dilakukan oleh orang Skotlandia

bernama James Watt (1736-1819). Ilmuwan Perancis Sadi Carnot

(1796-1832) akhirnya mempublikasikan hasil karyanya yang menjadi inti

Hukum Termodinamika Kedua pada tahun 1824. .

Pada tahun 1834, Ahli fisika Perancis Jean Charles Peltier (1785-1845)

menemukan bahwa aliran arus searah yang melalui jembatan dua logam dapat

menyebabkan pendinginan pada salah satu logam dan pemanasan pada logam

lainnya. Sampai tahun 1940-an, sistem termoelektrik hanya dianggap sebagai

keingin-tahuan ilmiah, hingga berkembangnya pengetahuan mengenai

semi-konduktor.

10. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis

berdasarkan pertanyaan penelitian (​research question​), dan merepresentasikan

suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep

tersebut (Polancik, 2009). Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui unjuk kerja COP. Adapun tahapan dalam melaksanakan penelitian ini

yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif, dimana metode kuantitatif

33
merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan

permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta,

kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan

lain-lain sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi

kesejahteraan bersama. Menurut Sugiyono, (2008: 205) “ Masalah dalam

penelitian kualitatif bersifat sementara, tentative dan akan berkembang atau

berganti setelah peneliti berada dilapangan”.

Produk yang telah dirancang tersebut kemudian dirancang kembali dengan

mengambil eksperimen yang berbeda sebagaimana kita ketahui bahwa produk

yang dirancang pada penelitian ini. Strategi penelitian ini adalah bagaimana

mengetahui pengaruh unjuk kerja COP pada ac split dengan menggunakan

refrigran R-410a. Kerangka pikir dapat dilihat pada skema berikut:

34
Gambar 2.16. Sistematika penelitian

11. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumusan masalah pada BAB I maka hipotesis penelitian ini

adalah:

1. Adanya pengaruh massa refrigran terhadap unjuk kerja dari sistem.

2. Pengaruh AC split dengan menggunakan refrigran R-410a.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode

penelitian. Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang

memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya.

Pada metode ini variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel

luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan.

35
Metode eksperimental bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat

dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok

eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak

mengalami manipulasi. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat

atau nilai-nilai variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental,

sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang

meragukan. menurut Kerlinger (1986: 315) adalah sebagai suatu penelitian ilmiah

dimana peneliti memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variabel bebas dan

melakukan pengamatan terhadap variabel-variabel terikat untuk menemukan

variasi yang muncul bersamaan dengan manipulasi terhadap variabel bebas

tersebut. Arboleda (1981: 27) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu penelitian

yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih

variabel dengan suatu cara tertentu sehungga berpengaruh pada satu atau lebih

variable lain yang di ukur. Lebih lanjut dijelaskan, variabel yang dimanipulasi

disebut variabel bebas dan variabel yang yang akan dilihat pengaruhnya disebut

variable terikat. Sementra itu Isaac dan Michael (1977: 24) menerangkan bahwa

penelitian Eksperimen bertujuan untuk meneliti kemungkinan sebab akibat

dengan mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan pada satu atau lebih

kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih

kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.

Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu

penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi

36
untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen

erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh,

hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan

perlakuan. Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang

harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan

pengamatan. Variabel kontrol disini adalah inti dari metode eksperimental, karena

variabel control inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada

perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang

diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan

dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah

variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang

kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus

mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi

(Observasi).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Teknik Mesin

Universitas Negeri Makassar,. Jalan Daeng Tata Raya Parangtambung Makassar,

Kelurahan Parangtambung, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Pelaksanaan

penelitian di lakukan pada bulan Januari 2016 sampai selesai.

C. Teknik pengumpulan data

37
1. Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah yang pertama kami lakukan dalam teknik analisi data pada

penelitian ini yaitu terlebih dahulu melakukan pemasangan ac R-410a

dalam suatu ruangan.

2. Kemudian kami melakukan pemasangan alat ukur tekanan dan temperatur.

3. setelah itu,kami melakukan pengisian refrigran R-410a pada ac yang telah

terpasang.

4. selanjutnya memeriksa kembali bagian-bagian yang biasa terjadi

kebocoran, setelah itu mulailah pengambilan data dengan menganalisis

unjuk kerja COP pada AC tersebut.

5. setelah pengambilan data selesai, barulah kami menganalisi apa-apa yang

menjadi tujuan dari penelitian ini.

Kompressor kondensor Pipa kapiler Evaporator

P T P T P T P T

38
In Out In Out In Out In Out In Out In Out In Out In Out

Tabel 3.4.tabel pengumpulan data

D. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan mengumpulkan

semua data yang diperoleh dari pengukuran kemudian melakukan perhitungan

untuk mengetahui unjuk kerja atau COP (​coefficent of performance​) untuk

​ dapun
mengetahui kinerja dari AC split dengan menggunakan refrigran R-410a​. A

rumus yang digunakan untuk menghitung unjuk kerja atau COP suatu sistem

39
adalah sebagai berikut: COP​sistem =

Dimana :

air : Laju aliran massa air (kg/s)


C​pair : Panas jenis air ( kJ/kg. K)

T : Temperatur

40

Anda mungkin juga menyukai