Anda di halaman 1dari 17

ANALISA HIDROLIKA TERAPAN UNTUK

PERENCANAAN DRAINASE PERKOTAAN


1.

PENDAHULUAN

1.1. SIFAT-SIFAT FLUIDA


Mekanika fluida dan hidrolika adalah salah satu cabang ilmu mekanika terapan yang
mempelajari sifat-sifat fluida, baik dalam keadaan diam dan bergerak. Dalam
pengembangan prinsip-prinsip mekanika fluida, beberapa sifat fluida berperan dalam
prinsip-prinsip aturan, yang lainnya hanya aturan-aturan minor atau tidak
mempengaruhi sama sekali. Dalam statika fluida, berat merupakan sifat yang penting,
tetapi dalam aliran fluida dimana sifat yang kuat adalah rapat massa (densitas) dan
kekentalan (viscousitas).
Apabila terjadi kondisi tertekan, maka prinsip termodinamika harus diperhitungkan.
Tekanan uap menjadi penting ketika tekanan negative terjadi dan tegangan
permukaan mempengaruhi kondisi statis dan aliran dalam saluran kecil.
1.2. DEFINISI DARI FLUIDA
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan selalu mengikuti bentuk dari saluran
pembawanya. Ketika dalam persamaan, fluida tidak dapat menahan gaya tangensial
atau gaya gesek. Seluruh fluida mempunyai sedikit kemampuan untuk dimampatkan
dan dapat menghilangkan sedikit tahanan dengan merubah bentuk.
Fluida dapat dibagi menjadi cairan dan gas. Dimana perbedaan antara cairan dan gas
adalah (a) Cairan secara praktis tidak dapat dimampatkan, sedangkan gas dapat
dimampatkan dan selalu harus diperlakukan demikian dan (b) Cairan memakai volume
tertentu dan mempunyai permukaan bebas, sedangkan suatu massa gas akan
mengembang sampai gas tersebut memenuhi seluruh ruangan yang ditempatinya.

( )

1.3. KERAPATAN MASSA (MASS DENSITY)

Kerapatan massa dari substansi merupakan massa dari setiap unit volume substansi.
Untuk cairan dimana rapat massanya dapat diambil untuk perubahan praktis dari
tekanan. Kerapatan massa dari air adalah sebesar 1000 kg/m3 pada 40C.
1.4. KEKENTALAN FLUIDA (VISCOSITY)
Kekentalan dari fluida adalah merupakan sifat yang menggambarkan besarnya
tahanan terhadap gaya gesek. Kekentalan terutama akibat interaksi antara molekul
fluida.
Seperti yang dapat dilihat dari gambar, terdapat dua plat paralel yang besar dengan
jarak antar kedua plat tersebut yang sangat kecil yaitu sebesar y, ruang antara plat
terisi oleh fluida. Pada plat yang terletak diatas bekerja gaya F yang konstan dan
bergerak dengan kecepatan konstan sebesar U.

Fluida yang menempel dengan plat


bagian atas akan menempel dengan
plat tersebut dan mulai bergerak
dengan kecepatan U, dan fluida yang
menempel dengan plat yang dibagian
bawah mempunyai kecepatan nol. Jika
jarak y dan kecepatan U tidak terlalu
besar, gradien kecepatan akan berupa
garis lurus.

U
dy

F
y

V
dV

Percobaan membuktikan bahwa besarnya gaya F bervariasi dalam daerah plat,


dengan kecepatan U, dan berlawanan dengan jarak y, karena segitiga yang
sebangun, U/y = dV/dy, didapat;

AU
dV
F
dV
=A
atau =
y
dy
A
dy

dimana = F / A = gaya geser. Jika konstanta proporsional


viskositas absolut (viskositas dinamik), maka;

(mu ) , disebut

dV
atau =
dy
dV / dy

Satuan dari adalah Pa. det, karena

Pa
= Pa. det fluida yang mengikuti
(m / det ) / m

persamaan ini disebut fluida Newton.


Terdapat koefisien viskositas lainnya, yaitu koefisien viskositas kinematik yang
didefinisikan sebagai,

=
satuan dari

Koefisien viskositas kinematik (nu ) =

absolut.viskositas.
rapat.massa.

adalah

m2
Pa. det kg / m. det m 2
,
=
=
det kg / m 3
det
kg / m 3

Satuan viskositas dalam cgs sering dalam poises dan stokes atau kadang-kadang
dalam Saybolt detik apabila didapat dari viscosimeter. Dimana 1 poise = 1
dyne.sec/cm2 = 0,1 N.det/m2, 1 stoke sebanding dengan 1 cm2/det
1.5. PERSAMAAN KONSERVASI ENERGI
Dalam perhitungan analitis dan fisika yang didasarkan pada prinsip dan konsep,
dimana sering digunakan hukum gerak Newton, konservasi massa, energy dan
momentum.
Bentuk konservasi energi yang paling sering digunakan dalam hidrolika adalah
persamaan Bernoulli.

Untuk aliran tergantung pada koordinat ruang dan tidak tergantung dengan waktu
dapat dikatakan masanya terkonservasi. Aliran yang tidak berubah dengan waktu
disebut aliran steady dan jika hanya satu koordinat ruang yang dipakai oleh aliran
disebut aliran steady (tunak) dan jika hanya satu koordinat ruang yang dipakai oleh
aliran disebut aliran satu dimensi. Persamaan Bernoulli yang biasa dipakai ini
sebagai berikut ini :
dimana :

y+

V2
= kons tan
2g

y
= Head elevasi (elevation head)
P / = Head tekanan (pressure head)
V2/2g = Head kecepatan (velocity head)

Jumlah dari y + P / disebut piezometrik atau Head hidrolik dan jumlah ;

y + P / + V 2 / 2 g adalah Head total atau Head stagnasi.


Garis yang menggambarkan Head hidrolik disebut hydraulic Grade line (HGL) dan
garis yang menggambarkan total head disebut energy grade line (EGL).
( Gambar :1 )
Factor yang juga sering dimasukan pada persamaan Bernoulli adalah HL (Head loss)
dan Head pompa (Hp).
Dalam reservoir atau dalam badan air lainnya dimana kecepatan alirannya menjadi
nol, maka persamaan Bernoulli menjadi :
sehingga

y1 + P1 / = y 2 + P2 /
P2 P1 = ( y 2 y1 )
P = .y

Persamaan ini yang biasa dikenal sebagai persamaan untuk statika fluida;

P = .h

Konversi energi per unit berat menjadi Daya (power) dapat dilakukan bagi pompa
dan turbin.

Gambar 1.1 Energi dalam Aliran


{ ( a ). saluran terbuka ;( b) saluran tertutup }
Catatan :
Mempunyai permukaan air bebas dengan tekanan admosfer disebut Free
Surface Flow
Garis Gradien Hidrolik bersatu dengan permukaan air
Lebih kompleks dari aliran dalam pipa karena bentuk penampang dan
konfigurasi kekasaran saluran terbuka lebih bervariasi dari pada aliran
dalam pipa

2.
2.1.

DASAR-DASAR HIDROLIKA DAN RUMUS-RUMUS ALIRAN


DASAR HIDRODINAMIKA
Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan gerakan aliran air seperti; debit,
kecepatan, percepatan, kekasaran, gesekan, kekentalan, grafitasi kondisi aliran,
enersi aliran dan lain-lain.

2.1.1.

Saluran terbuka
Saluran terbuka adalah bentuk saluran yang sisi bagian atasnya terbuka ke
atmosfer. Pergerakan pada saluran terbuka disebabkan oleh gaya grafitasi,dan
umumnya mempunyai daya hidrostatis yang terdistribusi dan selalu turbulen.

2.1.2.

Saluran tertutup
Saluran tertutup adalah yang adalah saluran yang seluruh sisinya ditutup tidak ada
kontak angsung dengan tekanan atmosfer tetapi hanya dengan tekanan hidrolis.
Sesi berikut meperkenalkan konsep dasar dari saluran terbuka dengan aliran
dalam saluran tertutup . Pembahasan tentang rumus-rumus berikut dipergunakan
untuk menggambarkan kondisi aliran stasioner (tetap/seragam) dan instasioner (
tidak tetap/tidak seragam ) ,energi aliran dan efek backwater dalam saluran
terbuka. (Chow,1959)

2.2.

PERSAMAAN ALIRAN DALAM SALURAN TERBUKA


Kecepatan aliran dalam saluran terbuka dalam praktek sehari-harinya, dilakukan
dengan menggunakan persamaan-persamaan empiris hasil percobaan. Persamaanpersamaan yang penting bagi saluran terbuka ini yaitu ;
1. Persamaan Chezy
Oleh seorang insinyur Perancis Antoine Chezy pada tahun 1769 yang dikenal
dengan persamaan persamaan Chezy

V = C R.S
dimana :

C = koefisien resistan Chezy.


Sf = kemiringan dari garis energi gradien (m/m)

Dengan catatan bahwa aliran harus uniform,Sf


dasar saluran.

harus sama dengan kemiringan

2. Persamaan Strickler

V = k str .R 1 / 6 . R.S = k str .R 2 / 3 .S 1 / 2


Sehingga

C = k str .R 1 / 6

3. Persamaan Manning
Persamaan berikut oleh Robert Manning ,seorang insinyur Inggris tahun 1889 :

1
V = .R 2 / 3 .S 1 / 2
n

Dimana :

= koefisien dari de Chezy

kstr

= koefisien dari Strickler =

1
n

Persamaan Manning ini dapat dipecahkan dengan menggunakan nomogram


yang dikenal dengan Manning Nomogram .( Gambar 1)
Persamaan Manning adalah dalam formula metrik,bandingkan persamaan
Manning dengan Chezy sehingga didapat :
1
C = ______ R 1/6
n
Untuk menghitung kapasitas aliran kalikan persamaan Manning dengan luas
penampang saluran sehingga diperoleh :
Dimana : Q = debit aliran m3/s
1
A = Luas penampang
Q = _______ A R 2/3 Sf 1/2
aliran m2
n = koefisien kekasaran
n
manning

Kecepatan aliran ditentukan oleh radius hydraulis dan tidak tergantung oleh
bentuk dari profile saluran.
2.3.

PERSAMAAN ALIRAN DALAM SALURAN TERTUTUP


Rumus Hazen William ( dipergunakan untuk pipa (mm ) 50
Q = 0,27853 C0,38 D

2,63

0,54

Ll

-0,54

Dimana : Q = debit atau alira ) m3 /det )


D = diameter pipa ( m)
C = koefisien kecepatan
h = kehilangan tekanan
L = panjang pipa

Manning Nomogram

Gambar 2.1. Manning Monogram

2.4.

KEDALAMAN KRITIS
Kedalaman kritis (yc) untuk satuan aliran q yang konstan dalam saluran segi
empat terjadi ketika energi spesifik minimum.

yc = 3 q 2 / g =

2
E c = Vc2 / g
3

Dari persamaan ini didapat;


Vc = gy c atau Vc =

gy c = 1 untuk aliran kritis

Dengan demikian, jika Nilai Froude N F = Vc /

gy c = 1, terjadi aliran kritis. Jika

NF > 1, terjadi aliran superkritis (aliran yang cepat) dan jika NF < 1 , terjadi
aliran subkritis.
2.5.

PERSAMAAN BACK WATER DAN DRAW DOWN


Membentuk persamaan antara jarak energi slope untuk aliran non-uniform,
dengan mempergunakan persamaan energi, seksi 1 sampai seksi 2 dalam arah
aliran dengan datum dibawah dari dasar saluran, didapat ;
Energi di seksi 1 head lost = energi di seksi 2

( z1 + y1 + V12/2g ) hL = ( z2 + y2 + V22/2g

kemiringan dari garis energi S adalah hL/L, sehingga hL = SL. Kemiringan dari
dasar saluran S0 adalah (z1 z2)/L, sehingga z1 z2 = S0 L,sehingga :

Atau

S0 L + ( y1 y2 ) + ( V12/2g V22/2g ) = S L
y1 + V12 / 2 g y 2 + V22 / 2 g
E E2
L..dalam..meter =
= 1
S S0
S S0

) (

Dimana S0 = kemiringan dasar dari saluran dan S = kemiringan dari garis


energi.
Untuk penghitungan dengan selang interval jarak dengan perubahan kedalaman
saluran yang sama, dapat dihitung kemiringan garis energi S sebagai berikut ;

n.V rata
S = 2rata
/3
Rrata rata

sehingga; L..dalam..meter =

2
Vrata
rata
atau
2
C Rrata rata

(y

) (

+ V12 / 2 g y 2 + V22 / 2 g
n.Vrata rata
2/3
R
rata rata

S0

Profile permukaan untuk kondisi aliran yang secara bertahap berubah pada
saluran segi empat yang lebar dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :

S0 S
dy
=
dL 1 V 2 / gy

)
8

Jika dy/dL nilainya positif maka kedalaman saluran bertambah disebelah hilir.
2.6.

BACKWATER PADA PILAR / PONDASI JEMBATAN

Rumus Back water dari Rechbock


V2
V
_____
2
_____
hs = B . ( 1 + Fr ) .
Fr =
2g
g.h
Koefisien kehilangan energi B
B = [ - ( - 1 ) ] ( 0.4 + 2 + 9 4 )

a1
b.

A=g.h+n.h2

Rechwenwerte untuk B untuk = 3,9

0.05
0,06
0,07
0,08
0,09
0,10
0,11
0,12
0,13
0,14
0,15
0,16
0,17
0,18
0,19
0,20
0,21
0,22

B
0,085
0,103
0,122
0,142
0,163
0,184
0,206
0,228
0,252
0,276
0,302
0,328
0,356
0,385
0,415
0,446
0,479
0,514

0,23
0,24
0,25
0,26
0,27
0,28
0,29
0,30
0,31
0,32
0,33
0,34
0,35
0,36
0,37
0,38
0,39
0,40

B
0,550
0,588
0,628
0,669
0,713
0,759
0,807
0,857
0,910
0,965
1,023
1,084
1,147
1,213
1,282
1, 354
1,430
1,508

2.7.

PERSAMAAN LONCAT AIR


Gaya tekanan air Fw =1/2 . g.h2.b
Gaya Impuls F1 = m.a = .Q.v
Gaya tahanan S = Fw + F1
Keseimbangan Gaya S1= S0
1/2 . g.h12.b + .Q.v1 = 1/2 . g.h22.b + .Q.v2
1/2 g.b. (h12 - h22 ) = Q. ( v0 - v1 )
h1
A
Q
v1.b.h1
dengan v0 = ________ = _______ = _____________ = v _______
A0
b.h0
b.h0
h0
h1
1/2 . b.( h12 h02 ) = v1.b.h1 .{ v _______ }
h0
V1
h1
( h12 h02 ).( h1 h0 )=4 .______ . ( _____ - 1 )
2g
h0
2
V
h02 + h1 . h0 = 4. h1 _______
2g

Gaya impuls
F1 = m.a = .V.a
v
= .Q

____

Olakan Loncat Air


(h0- hi )3
__________
H vD =
4.h0 hi

t
F1 = .Q.v

LD = 8.5. ( h0 hi )

F1 = .v.A.v
F1 = .A.v2

10

2.8.

JENISJENIS PADA GORONG-GORONG DENGAN KONDISI


Aliran air mengalir dibagian muka gorong-gorong .

Keterangan :
ho = kedalaman air bagian atas m
Hu = kedalaman air bagian belakang m
H i = keadaan air pada kondisi aliran meluncur m

11

H gr = kedalaman kritis m
d = tinggi gorong-gorong bagian dalam m
h = kedalaman air m
hs = backwater m
Q = debit di gorong-gorong m 3/s
2.9.

GORONG-GORONG PENGURAS

ls.l + d =hs = d+ h E

V2

dengan hs = hE ls.l hE = 1.
1

V2

= ( e +r +a ). _______
2.g
2.g

______

V2

hE = ( 0,5 + . ___ + 1,0 ). _____


d
2.g

1
hs = ( 1,5 + .

___

+ 1,0 ). ls.l

12

3.

CONTOH-CONTOH PERHITUNGAN

Contoh ke 1. Menghitung kecepatan aliran dalam pipa sewer dan


aliran dalam saluran terbuka

kecepatan

Dua jenis saluran beton bagi drainase air hujan akan dibandingkan :
- pipa, diameter 2,0 dengan aliran pipa yang penuh.
- Saluran terbuka, profile persegi-empat dengan lebar 2,0 m dan ketinggian air 1,0 m.
Saluran mempunyai kemiringan dasar sebesar 1 0/00. nilai koefisien Strickler 75 m1/3/det.
a. Hitung kecepatan dari aliran dan debit dari saluran pipa drainase.
b. Hitung kecepatan dari aliran dan debit dari saluran terbuka.
Jawab :
a.

D = 2,0 m
S = 0,001
A = D2 = . . (2,0)2 = 3,1416 m2

D=200

A 1 / 4. .D 2
=
= 0,25 D = 0,50 m
P
.D
V = k str .R 2 / 3 .S 1 / 2 = 75 (0,5)2/3 (0,001)1/2 = 1,49 m/det

R=

Q = V A = 1,494 x 3,1416 = 4,69 m3/det


b.

h = 1,00 m
b = 2,00 m
A = 2,00 m2
R = A/P = 2/4 = 0,5 m
V = 75 (0,5)2/3 (0,001)1/2 = 1,49 m/det
Q = 2,98 x 2,0 = 2,98 m3/det.

Catatan : radius hidrolik dan kecepatan aliran kedua profile sama, tapi debit
berbeda.
Contoh ke 2 : Menentukan besaran aliran uniform
Saluran berbentuk trapesium dengan lebar dasar sebesar 6096 mm dan mempunyai
kemiringan sisinya 1 : 1, aliran air dengan kedalaman 1219 mm dengan kemiringan saluran
sebesar 0,0009. dengan koefisien kekasaran saluran n = 0,025, berapa besaran aliran
uniformnya?
Jawab:
Luas penampang saluran A = [(6096 + 1219)1219]/106 = 8,917 m2

R = 8,917 /[6,096 + 2(1,219 2 )] = 0,934.m


AR 2 / 3 .S 1 / 2
Q=
n
Q = (8,917/0,025)(0,934)2/3(0,03) = 10,22 m3/det

13

Contoh ke 3 :Menentukan kemiringan dasar pipa


Berapakah kemiringan dasar pipa saluran berdiameter 610 mm yang diperlukan untuk
mengalirkan air sebesar 0,17 m3/det dengan kedalaman aliran setengah penuh? Dan
berapa kemiringan yang dibutuhkan apabila pengaliran dengan aliran penuh? Apabila n =
0,013.
Jawab:

11 2
d
luas
24
1 = 152,5 mm
Jari-jari hiraulis =
=
= d
1
keliling.basah
(d ) 4
2
2
2/3
A 2/3 1/2 1 (0,61) (0,1525)
a. Q = 0,17 =
R S =
S 1/ 2
n
24
0,013

S = 0,0532 sehingga
b. R = d = 152,5 mm

S = 0,0266 sehingga

S = 0,00283

dengan cara yang sama A = (0,61)2

S = 0,00071

Contoh Soal ke 4 : Memetukan kedalaman ktitis Y


Saluran berbentuk persegi empat mengalirkan air sebanyak 5,66 m3/det,
Berapakah kedalaman kritis yc dan kecepatan kritisnya pada ;
a.
lebar saluran sebesar 3,66 m
b.
lebar saluran sebesar 2,74 m
c.
berapa kemiringan saluran sehingga terjadi kecepatan kritis pada pertanyaan
(a) jika n = 0,02
jawab :
(a) y c = 3 q 2 / g = 3 (5,66 / 3,66 ) / 9,81 = 0,625 m
2

Vc = gy c = 9,81 0,625 = 2,48 m/det.


(b) y c = 3 q 2 / g = 3 (5,66 / 2,74 ) / 9,81 = 0,756 m
2

Vc = gy c = 9,81 0,756 = 2,72 m/det.


R 2 / 3 S 1/ 2
(c) Vc =
n
2/3
1 3,66 0,625
2,48 =

S 1/ 2
0,02
4,91

S = 0,0068

14

Contoh ke 5 : Menentukan energi spesifik dan aliran subkritis dan superkritis


Saluran berbentuk persegi empat dengan lebar 9,14 m, mengalirkan air sebanyak 7,64
m3/det. Dengan kedalaman aliran sebesar 914 mm, hitung :
(a). besar energi spesifiknya.
(b). apakah alirannya subkritis atau superkritis?
Jawab :
2

V2
1 Q
1
7,64

=y+
(a). E = y +

= 0,957 m.
= 0,914 +
2g
2g A
19,62 9,14 0,914
(b). y c = 3 q 2 / g = 3 (7,64 / 9,14 ) / 9,81 = 0,415 m
2

alirannya adalah subkritis karena kedalamannya lebih besar daripada aliran


kritisnya.
Contoh soal ke 6 :
Saluran segi-empat dengan n = 0,013 dengan lebar 1,83 m dan mengalirkan air
sebanyak1,87 m3/det. Pada seksi F kedalaman saluran 975 mm. Jika kemiringan dasar
saluran tetap 0,0004, berapa jarak dari F dimana saluran mempunyai kedalaman 823 mm.
Jawab :
Diandaikan kedalaman 823 mm tersebut terjadi di sebelah hulu seksi F.
A1 = 1,83 (0,823) = 1,506 m2,
V1 = 1,87/1,506 = 1,24 m/det,
R1 = 1,056/3,476 = 0,433 m.
A2 = 1,83 (0,975) = 1,784 m2,
V2 = 1,87/1,784 = 1,05 m/det,
R2 = 1,784/3,78 = 0,472 m.
Sehingga ; Vrata-rata = 1,145 dan Page 15 of 17
Rrata-rata = 0,4525,
kemudian untuk aliran non-uniform :

L=

(V

2
2

) ((

/ 2 g + y 2 V 12 / 2 g + y 1
S0 S

)) = (0,056 + 0,975 ) (0,078 + 0,823 ) = - 5


0 ,013 x1,145

0 ,0004
2/3
(
)
0
,
4525

Tanda minus menandakan seksi yang diandaikan disebelah hulu F adalah keliru, dan
seharusnya terletak di sebelah hilir seksi F.
Untuk penghitungan back water jarak antar seksi dibuat beberapa jarak yang kecil-kecil
sehingga akan lebih teliti lagi menggambarkan lengkung kemiringan back water.

15

Contoh ke 7 : Menentukan kedalaman aliran

Q = 250 m 3/s

Free board 0.5 m

k = 28

B= 16,0m
b=16 ,0 m
n= 2.5
I + 2 % = 2/1000
K = 28
Rumus rumus untuk hitungan.

U =b+2h 1+n 2

A= b.h +n.h2

R = A/U

Q = v.A

k.I
A ( m2 )
8,63
18,50
42,00
70,50
104,00
101,85

H (m)
0,5
1,0
2,0
3,0
4,0
3,94

Ke
dal
am
an

V =

5,0
4,0

U(m)
18,69
21,39
26,77
32,16
37,54
37,22

R (m )
0,46
0,87
1,57
2,19
2,77
2,74

V (m/s)
0,75
1,14
1,69
2,11
2,47
2,45

1
.R
n

2/3

.S 1 / 2

= 1,252
Q ( m3/s)
6,45
21.0
71,0
149
257
250

h dapat dihitung

3,0
2,0
1,0

0
0

50

100

150

200

250

300

Debit Q ( m3/s)

16

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.

Urban Drainage Guidelines and Technical Design Standards


Hidrolika Terapan : Dr.Ing.Ir.Agus Maryaono dkk.
Water Treatment Handbook ; Degremont
V.T Chow 1959 Open Channel Hydraulics .McGraw-Hill Book Company,Inc

17

Anda mungkin juga menyukai