Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agar mahasiswa mampu mengetahui farmakologi obat-obatan yang
bisa dipakai pada tetanus.Nyeri pinggang (NP) merupakan masalah kesehatan
yang penting pada semua negara. Di negara-negara industri prevalensi NP
termasuk yang tertinggi dan paling membebani masyarakat. Hampir setiap
orang pernah mengalami NP. Sebagian besar keluhan dianggap sebagai
gangguan yang tidak serius. Oleh karena itu, penyebab yang lebih serius
seringkali diabaikan oleh pasien sendiri atau oleh dokter yang menanganinya.
Nyeri pinggang merupakan keadaan yang sering dijumpai oleh dokter umum,
baik ketika baru didiagnosis maupun ketika merawat pasien dengan penyakit
kronik. Oleh sebab itu pemahaman tentang anatomi dan fisiologi tulang
belakang sangat diperlukan sebagai dasar dalam pemahaman patogenesis
kelainan-kelainan tulang belakang dan dalam melakukan proses diagnosis dan
penatalaksanaannya.3

C. TERMINOLOGI
Nyeri
Laseque sign
Kernig sign
Patrick sign
D. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana anatomi dari vertebra?
2. Apa saja tipe-tipe nyeri?
3. Bagaimana mekanisme menjalarnya nyeri punggung sampai ke tungkai
bawah?
4. Bagaimana hubungan usia, dan mengangkat berat dengan keluhan
pasien?
5. Apa isi dari neo-rheumacyl dan bagaimana cara kerjanya?
6. Hitunglah Body Mass Index Indeks Massa Tubuh?

B. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mampu memahami anatomi dari vertebra.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui saja tipe-tipe nyeri.
3. Agar mahasiswa mampu memahami mekanisme menjalarnya nyeri
punggung sampai ke tungkai bawah.
4. Agar mahasiswa mampu hubungan usia, dan mengangkat berat
dengan keluhan pasien
5.

Agar mahasiswa mampu memahami isi dari neo-rheumacyl dan


bagaimana cara kerjanya

6.

agar mahasiswa mampu memahami Hitunglah Body Mass Index


Indeks Massa Tubuh.

7. Agar mahasiswa mampu memahami tentang HNP.


1

BAB II
PEMBAHASAN
1. SKENARIO
NYERI PINGANG
Seorang laki-laki berumur 50 tahun, datang ke RS dengan keluhan
utama nyeri pinggang yang sangat pada pungung bawah, yang menjalar
dari pinggang ke tungkai bawah kiri sejak kemarin. Selain itu penderita
merasa kesemutan di tungkai bawah kiri. Nyeri timbul setelah mengangkat
lemari yang berat saat pindah rumah. Tidak ada keluhan BAB dan BAK.
Keluhan nyeri dan kesemutan ini sudah pernah dirasakan sebelumnya
namun masih ringan dan sifatnya hilang timbul. Kemarin sudah minum
neo-rheumacyl, tetapi belum sembuh. Penderita seorang buruh pabrik
sudah 15 tahun lamanya.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB 70 kg, TB 170 cm,
tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84x/menit, suhu 37oC. Pada
pemeriksaan di daerah perut dan punggung: jejas (-), nyeri tekan (-),
kelainan tulang belakang (-), nyeri ketok costovertebral (-), spasme otot
pungggung (+).
Dari hasil pemeriksaan neurologis: lassique sign (+), patrick sign
(-), kernig sign (-), kontra Patrick (-).
Dari pemeriksaan laboratorium: Hb 12 g/dL, AL 6.000/L, AE 4,5
juta/L, AT 300.000/L, LED 10 mm/jam, urine lengkap normal, ureum
20 mg/dL, kreatinin 1,0 mg/dL.

Pemeriksaan :
Pemeriksaan fisik: BB 70 kg, TB 170 cm, TD 130/80 mmHg, nadi
84x/menit, suhu 37C. Pada pemeriksaan perut dan daerah tulang
belakang: jejas (-), nyeri tekan (-), kelainan tulang belakang (-),
nyeri ketok costovertebra (-), spasme otot punggung (+)
Pemeriksaan neurologis: lassique sign (+), kernig sign (-), patrick
sign (-), kontra patrick (-)
Pemeriksaan laboratorium: Hb 12 g/dL, AL 6000/L, AE 4,5
juta/L, AT 300 ribu/L, LED 10 mm/jam, urine lengkap normal,
uroeum 20 mg/dL, creatinin 1,0 mg/Dl

3. TERMINOLOGI
Nyeri
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana
berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi
kerusakan jaringan
Laseque sign

2. KEYWORD
-

Laki-laki berumur 50 tahun


Keluhan nyeri pada punggung bawah yang menjalar dari pinggang
hingga ketungkai bawah kiri
Kesemutan di tungkai bawah kiri
Tidak ada keluhan BAK dan BAB
Penderita seorang buruh pabrik sudah 15 tahun

Gambar 1: laseque sign


Untuk pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang berbaring lalu kedua
tingkai diluruskan (diekstensikan), kemudian satu tungkai diangkat
2

lurus, dibengkokkan (fleksi) persendian panggulnya. Tungkai yang satu


lagi harus selalu berada dalam keadaan ekstensi (lurus). Pada keadaan
normal dapat dicapai sudut 70 sebelum timbul rasa sakit dan tahanan.
Bila sudah timbul rasa sakit dan tahanan sebelum mencapai 70 , maka
disebut Lassigue sign positif
Kernig sign

Gambar 2: patrick sign


Positif jika pada saat lutut tungkai difleksikan pasien merasakan nyeri
di sendi panggul.
Kontra patrick
Pada pemeriksaan ini, pasien yang sedang berbaring difleksikan
pahanya pada persendian panggul sampai membentuk sudut 90. Setelah
itu tungkai bawah di ekstensikan pada persendian lutut sampai
membentuk sudut lebih dari 135 terhadap paha. Bila terdapat tahanan
dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135 , maka dinyatakan
Kernig sign positif.
Patrick sign
Gambar 3: kontra patrick
Pemeriksaan ini dilakukan untuk membangkitkan nyeri di sendi
sacroiliaka. Tes ini bertujuan menetukan lokasi patologi dengan
memfleksikan tungkai yang sakit ke sisi luar, kemudian dilakukan
endorotasi serta aduksi. Jika nyeri di garis sendi sacroiliaka maka
hasilnya positif
4. RUMUSAN MASALAH
3

4.1 BAGAIMANA ANATOMI DARI VERTEBRA ?


Kolumna vetebralis merupakan poros tulang rangka utuh yang
memungkinkan untuk bergerak. Columna vetebralis terbentang dari
cranium sampai ujung os coccygis. Kolumna vetebralis melindungi
medulla spinalis, menyangga berat badan, serta berfungsi sebagai poros
untuk kepala berputar.2
Kolumna vetebralis terdiri dari 33 vetebra yang teratur dalam 5
daerah, tetapi hanya ada 24 dari yang disebutkan (7 vetebra cervicalis, 12
vertebra thorakalis, dan 5 vetebra lumbalis) yang dapat digerakan. Pada
orang dewasa kelima vetebralis ini melembur untuk membentuk os
sacrum dan keempat vertebra coccygis. Corpus vertebra berangsur
menjadi lebih besar keujung kaudal kolumna vetebralis, dan kemudian
berturut-turut menjadi makin kecil keujung os coccygis. Perbedaan
structural ini berhubungan dengan keadaan bahwa daerah rumbal dan
sacral menanggung beban yang lebih besar dari pada servical dan
thorakal. Lengkung thorakal dan sakrokoksigeal mencekung kearah
ventral. Sedangkan servikal dan lumbal mencengkung kearah dorsal. 2

Gambar 4: vertebra; dilihat dari ventral, sisi kiri dan dorsal.2

Vertebra dari berbagai daerah berbeda dalam ukuran dan sifat khas
lainnya, dan vertebra dalam satu daerahpun satu dengan yang lain
memperlihatkan perbedaan yang lebih kecil. Vertebra yang khas terdiri
dari korpus vertebra dan arkus vertebra. Corpus vertebra adalah bagian
ventral yang memeberi kekuatan pada columna vertebra dan
menanggung berat badan. Corpus vertebra terutama dari vertebra
thorakalis iv ke kaudal berangsur bertambah besar supaya dapat memikul
beben yang makin berat.2

Gambar 5: lengkung-lengkung vertebra


Pada columna vetebralis orang dewasa terdapat lengkung. Lengkung
torakal (cokelat) dan lengkung sakrokoksigeal (jingga) mencekung ke
ventral, sedangkan lengkung servikal (merah muda) dan lengkung lumbal
(kuning) mencekung ke dorsal.2
Lengkung torakal dan lengkung sacral adalah lengkungan primer
yang berkembang pada masa vetal. Lengkung servikal adalah
lengkungan sekunder dimulai terjadi di daerah servikal dan daerah
lumbal sebelum kelahiran, tetapi tidak menjadi nyata samapai masa
kanak-kanak. Lengkung sekunder terutama terjadi karena ketebalan
antara bagian ventral dan bagian dorsal discus intervetebralis. Lengkung
servikal menjadi lebih nyata sewaktu bayi mulai mengangkat
kepalanya.lengkung torakal terjadi karena corpus vertebrae yang agak
berbentuk biji. Lengkung lumbal menjadi nyata sewaktu anak mulai
berjalan. Lengkung ini yang umumnya lebih jelas pada wanita, berakhir
pada sudut sakro vertebral yang terjadi pada pertemuan antara vertebra
lumbalis V dan os sacrum. Lengkung sacrococssygeal juga bersifat tetap
dan pada laki-laki berbeda dibanding pada wanita; lengkung ini lebih
tajam pada wanita.2

Arcus vertebra adalah bagian dorsal vertebra yang terdiri dari


pediculus dan lamina arkus vebra. Pediculus adalah taju pendek yang
kokoh dan menghubungkan lengkung pada corpus vertebra, incisura
vetebralis inverior pada vertebra-vetebra yang bertetangga membentuk
sebuah foramen intervetebralis. Pediculus menjorok kea rah dorsal untuk
bertemu dengan dua lempeng tulang yang lebar dan gepeng, yaini lamina
arcus vertebra. Foramen vertebra berurutan pada columna vetebralis yang
utuh membentuk canalis vetebralis yang berisi medulla spinalis,
meningens, jaringan lemak, akar saraf, dan pembuluh darah. 2

Gambar 6: vertebra; dilihat dari kranial

Struktur Dan Fungsi Vertebra


5

Nama

Fungsi

Prosesus spinous
Prosesus articular superior
Prosesus transversum

Pelekatan otot

ARCUS VERTEBRAE

Perlindungan medulla spinalis

Pedicle / peduculus arcus vertebrae


Lamina / lamina arcus vertebrae
Vertebral body / corpus vertebrae

Penyangga berat tubuh

Pembatasan gerak.

Tujuh prossesus menonjol dari arcus vertebra :

Prosessus spinosus menonjol dari tempat persatuan kedua lamina


dan bertumpang di sebelah dorsal pada prosessus spinosus
vertebra di bawahanya.2
Dua prosessus transversus menonjol kea rah dorso lateral dari
tempat persatuan pediculus dan lamina arcus vertebra. 2
Prosessus articularis superior dan inferior, masing-masing
terdapat di kanan dan kiri juga berpangkal pada tempat persatuan
pediculus dan lamina.2

Sendi-Sendi Kolumna Vertebralis


Sendi-sendi kolumna vertebralis terdiri dari sendi-sendi korpus
vertebralis, sendi-sendi arcus vertebralis, sendi kraniovertebralis, sendi
kostovertebralis dan sendi sacro-iliaca. 2

Gambar 7: struktur discus intervertebralis


Sendi korpus vertebralis termasuk jenis sendi kondral (simfisis)
yang dirancang untuk menangguang beban dan kekuatan. Permukaan
vertebra-vertebra berdekatan yang bersendi memperoleh hubungan
melalui sebuah discus dan ligamentum. Setiap discus intervertebralis
terdiri dari annulus fibrosus yang terbentuk dari lamel-lamel
fibrokartilago yang teratur konsentris mengelilingi nucleus pulposus
yang berkonsistensi jeli. Antara vertebra servikalis i (atlas) dan ii (axis)
tidak terdapat diskus intervertebralis. Ketebalan diskus intervertebralis di
berbagai daerah berbeda satu dari yang lain; diskus intervertebralis yan
paling tebal terdapat di daerah lumbal dan yang paling tipis di daerah
torakal sebelah kranial. Didaerah servikal dan daerah rumbal discus
intervertebralis lebih tebal disebelah ventral dan lebih merata
ketebalannya didaerah torakal. 2
Sendi-sendi unkovertebral (yang dihubungkan dengan nama
luschka) terletak antara prosessus uncinatus (uncus) vertebrae cervicalis
III-IV dan permukaan corpus vertebrae diatasnya yang diserong. Sendisendi sinovial ini (fissura) terdapat pada tepi discus inervertebralis
disebelah lateral dan dorsales. 2
6

Gambar 9: saraf-saraf sendi vertebra


Vaskularisasi Columna Vertebrae
Arterispinalis yang mengantar darah kepada vertebra, adalah cabang
dari :

Gambar 8: badan sendi unkovertebral


Ligamentum longitudinale anterius adalah sebuah pita jaringan
ikat yang kuat dan menutupi serta menghubungkan bagian ventral
corpus vertebrae dan discus intervertebrae. Ligamentum longitudinal
anterius terbentang dari facies pelvic assis sacralis ke tuberculum
anterius atlas dan os occipital ventral terhadap foramen magnum.
Ligamentum longitudinal anterius memantapkan kedudukan sendi-sendi
antara corpus vertebrae dan membantu mencegah hiperekstensi columna
vertebralis.2
Sendi Lengkung Vertebrae
Articulationzygapophysealis adalah persendian kecil yang
menghubungkan tulang vertebra dengan yang lainnya. Sendi faset
merupakan sendi diartrosis yang membolehkan tulang belakang bergerak.
Oleh karena kelenturan kapsul sendi, tulang belakang mampu bergerak
dalam batas wajar dengan arah yang berbeda-beda. 2

Arteri vertebralis dan arteri cervicalis asendens dileher. 2


Arteri intercostalis posterior didaerah torakal. 2
Arteri subcostalis dan arteri lumbalis diabdomen. 2
Arteri iliolumbalis dan arteri sacralis lateralis. 2

Arteri spinalis memasuki foramen intervertebrale dan bercabang


menjadi cabang akhir dan cabang radikular. Beberapa dari cabangcabang ini beranastomosis dengan arteri arteri medulla spinalis. 2
Vena spinalis membentuk pleksus vena yang meluas sepanjang
columna vertebralis, baik didalam (plexus venosi vertebrales profundi)
dan juga diluar (plexus venosi vertebrales superficiales) canalis
vertebralis. 2
4.2 APA SAJA TIPE-TIPE NYERI?
a. Nyeri akut versus nyeri kronik
Nyeri akut dan nyeri kronik adalah dua tipe nyeri yang
berbeda cukup signifikan. Nyeri kronik bukan sekedar perluasaan
dari nyeri akut. Nyeri yang mereda setelah intervensi atau
penyembuhan disebut nyeri akut. Awitan nyeri akut biasanya
mendadak dan berkaitan dengan masalah spesifik yang memicu
individu untuk segera bertindak menghilangkan nyeri. Nyeri
7

berlangsung singkat (kurang dari 6 bulan) dan menghilang apabila


faktor internal atau eksternal yang merangsang reseptor nyeri
dihilangkan. Durasi nyeri akut berkaitan dengan faktor penyebab
dan umumnya dapat diperkirakan. Pasien dan dokter dapat
berharap bahwa nyeri mereda setelah pengobatan dimulai. 3
b. Nyeri somatic superficial (kulit)
Nyeri kulit berasal dari struktur-struktur superficial kulit dan
jaringan subkutis. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri
dikulit dapat berupa rangsangan mekanis,suhu,kimiawi, atau
listrik. Apabila hanya kulit yang terlihat, nyeri sering dirasakan
sebagai penyengat,tajam,mengiris,atau seperti terbakar; tetapi
apabila ada pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri,
sifat nyeri menjadi berdenyut. Kulit memiliki banyak saraf
sensorik sehingga kerusakan dikulit menimbulkan sensasi yang
lokasinya lebih akurat dan presisi yang lebih luas dibandingkan di
bagian tubuh lain. Daerah nyeri mungkin terbatas di sepanjang
suatu dermatom(segmen kulit) tertentu yang dipersyarafi oleh satu
akar dorsal (sensorik). Namun, dermato-dermatom bukanlah
segmen yang tersendiri dan terpisah. Diantara dua dermatom yang
berdekatan banyak terdapat tumpang-tindih, dan tumpang-tindih
tersebut meningkat apabila yang terlibat adalah sensasi nyeri dan
suhu dibandingkan dengan sensasi sentuh. Karena itu, apabila satu
saraf spinal kehilangan sama sekali fungsinya, dikulit tidak
ditemukan daerah yang mengalami anesthesia total, karena sarafsaraf dari dua dermatom didekatnaya akan menyerap rangsangan
sensorik. Dipihak lain apabila akar dorsal dari satu saraf spinal
mengalami iritasi, seperti pada herpes zoster (dompo, shingles,
suatu infeksi virus pada ganglion spinal), rangsangan yang
mengganggu akan dirasakan secara subjektif dari seluruh
dermatom, termasuk bagian yang tumpang-tindih. 3
c. Nyeri somatic dalam
Nyeri somatic dalam mengacu kepada nyeri yang berasal
dari otot, tendon, ligamentum, tulang, sendi, dan arteri. Strukturstruktur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga
lokalisasi nyeri sering tidak jelas. Nyeri dirasakan lebih difus
daripada nyeri kulit dan cenderung menyebak ke daerah di
sekitarnya. Nyeri dari berbagai struktur dalam berbeda. Nyeri
akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi yang jelas

dan biasanya dirasakan sebagai rasa tertusuk, terbakar, atau


berdenyut. Pada peradangan kronik sendi (artritis), yang dirasakan
adalah nyeri pegal-tumpul yang disertai seperti tertusuk apabila
sendi bergerak. Nyeri tulang berasal dari stimulasi reseptor nyeri
di periosteum dan lokalisasiny relative kurang jelas; nyeri ini
sering dirasakan sebagai rasa pegal-tumpul atau linu. Nyeri otot
rangka juga memiliki lokalisasi yang kurang jelas dan dirasakan
sebagai rasa pegal-tumpul atau kram. Nyeri otot rangka akan
terasa menghebat saat otot berkontraksi dalam keadaan iskemia. 3
d. Nyeri visera
Nyeri visera mengacu kepada nyeri yang berasal dari organorgan tubuh. Reseptor nyeri visera lebih jarang dibandingkan
dengan reseptor nyeri somatic dan terletak didinding otot polos
organ-organ berongga (lambung,kandung empedu, saluran
empedu, ureter, kandung kemih) dan di kapsul organ-organ padat
(hati,pancreas,ginjal). Parenkim visera relative tidak sensitive
terhadap sayatan,panas,atau cubitan. Mekanisme utama yang
menimbulkan nyeri visera adalah peregangan atau distensi
abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia, dan peradangan.
Usus adalah sumber dari nyeri kram atau perih atau nyeri
intermiten yang dikenal sebgai kolik saat mengalami iritasi oleh
zat-zat kimia yang dihasilkan oleh peradangan atau apabila
teregang. Struktur-struktur lain yang dapat diregangkan, misalnya
kandung empedu, salura empedu, atau ureter, dapat menimbulkan
nyeri kolik, sering akibat spasme otot polos. Obstruksi aliran
keluar dan peregangan berlebihan juga menyebabkan iskemia dan
dibebaskannya zat-zat kimia yang merangsang reseptor nyeri. 3
e. Nyeri Alih
Nyeri Alih didefinisikan sebagai nyeri yang berasal dari
salah satu daerah di tubuh teapi dirasakan terletak didaerah lain.
Nyeri visera sering dialihkan ke dermatom ( daerah kulit ) yang
dipersarafi oleh segemen medulla spinalis yang sama dengan
viskus yang nyeri tersebut. Apabila dialihkan kepermukaan tubuh,
maka nyeri visera umumnya terbatas disegmen dermatom tempat
organ visera tersebut berasal pada masa mudigah, tidak harus
ditempat organ tersebut berada pada masa dewasa. 3
f. Nyeri neuropati
8

System saraf secara normal menyalurkan rangsanganrangsangan yang merugikan dari SST ke SSP yang menimbulkan
perasaan nyeri. Dengan demikian, lesi di SST atau SSP dapat
menyebabkan gangguan atau hilangnya sensasi nyeri yang masingmasing disebut hipalgesia dan analgesia. Secara paradoks,
kerusakan atau disfungsi SSP atau saraf perifer dapat
menyebabkan nyeri. Jenis nyeri ini disebut nyeri neuropatik aau
deaferentasi (deafferentation). Nyeri neuropatik berasal dari saraf
perifer di sepanjang perjalanannya atau dari SSP karena gangguan
fungsi, tanpa melibatkan eksitasi reseptor nyeri spesifik
(nosiseptor). 3
4.3 BAGAIMANA
MEKANISME
MENJALARNYA
PUNGGUNG SAMPAI KE TUNGKAI BAWAH?

NYERI

nervus ischiadikus, akan menimbulkan rasa nyeri yang terutama meluas


ke bawah hingga mengenai permukaan posterior paha dan permukaan
posterior serta lateral tungkai. Berhenti di daerah pergelangan kaki dan
disertai dengan perasaan kesemutan atau rasa baa yang menjalar ke
bagian lebih distal hingga mengenai kaki. 3
4.4 BAGAIMANA HUBUNGAN USIA, DAN MENGANGKAT BERAT
DENGAN KELUHAN PASIEN?
Hubungan dengan usia :
Nukleus pulposus bekerja seperti peredam kejut (shock absorber)
dengan mendistribusikan stres mekanis pada tulang belakanag yang
terjadi ketika tubuh bergerak. Stres fisik yang biasanya berupa gerakan
berputar dapat merobek atau menimbulkan ruptur anulus fibrosus
sehingga terjadi herniasi nukleus pulposus ke dalam kranialis spinalis.
Tulang vertebra akan saling mendekat dan materi diskus yang ruptur
dapat menimbulkan tekanan pada radiks saraf sehingga timbul rasa nyeri
dan mungkin pula kehilangan fungsi sensorik serta motorik. Hernia
diskus intervertebralis dapat terjadi pula bersama degenerasi persendian
intervertebralis. Pada pasien usia lanjut yang diskus intervertebralisnya
sudah mulai berdegnerasi, trauma yang ringan pun sudah dapat
menimbulkan herniasi.5
Mengangkat berat :
Karena pasien mengalami nyeri yang sangat pada pada punggung
bawah setelah mengangkat lemari, dimana mengangkat lemari yang berat
mebutuhkan gerakan yang menggunakan tenaga besar akan memberikan
beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligamentum dan sendi.
Beban berat akan menyebabkan inflamasi, iritasi, kelelahan otot,
kerusakan otot, tendon dan jaringan lainnya.5

Gambar 11 : Mekanisme nyeri


Gerakan membungkuk atau gerakan mengangkat lutut dalam
keadaan lurus akan mencetuskan nyeri radikuler pada penyakit bagian
bawah vertebra lumbal yang terjadi atas dasar regangan, kompresi vena
jugularis yang menaikan tekanan intraspinal dan dapat menyebabkan
suatu pergeseran pada posisi dari atau tekanan pada radiks. Iritasi radiks
saraf lumbal ke empat dan ke lima dan sakral pertama yang membentuk

4.5 APA ISI DARI NEO-RHEUMACYL DAN BAGAIMANA CARA


KERJANYA?
9

Neo-rheumacyl adalah obat non stroid yang bersifat analgesik.


Kandungannya :
- Ibuprofen (200 mg): analgesik, NSAID, dan antipiretik
- Parasetamol/paracetamol (500 mg): analgesik dan antipiretik

Principal cut-off points

Additional cut-off points

<18.50

<18.50

Severe thinness

<16.00

<16.00

Moderate thinness

16.00 - 16.99

16.00 - 16.99

Mild thinness

17.00 - 18.49

17.00 - 18.49

Underweight
Indikasi : untuk menghilangkan nyeri yang berhubungan dengan proses
peradangan
Kontra Indikasi : Ulkus peptikum aktif, gagal jantung kongesif,
gangguan hati & ginjal, kehamilan (khususnya trimester pertama dan
terakhir)
4.6 HITUNGLAH BODY MASS INDEX INDEKS MASSA TUBUH?
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan suatu indeks sederhana
yang paling umum digunakan untuk mengklasifikasikan kekurangan berat
badan, kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. IMT ini
didefinisikan sebagai berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat dari tinggi
badan (m2) sehingga hasilnya dalam (kg/m2). Sehingga pada skenario
Nyeri Pinggang dapat kita cari IMT dari pasien tersebut dengan
memasukan data dari tinggi badan dan berat badan yang telah ada. Jadi
perhitungannya sebagai berikut :4
IMT = BB (kg)/TB2 (m2) = 70 / 1,72 = 70 / 2.89 = 24.22 (kg/m2)
Dari hasil perhitungan diatas, dapat kita ketahui bahwa IMT dari
pasien yang ada di skenario adalah normal. Dengan nilai rentan normal
menurut WHO yaitu 18.50 24.99 dan menurut Depkes RI 18.5-25.0,
sehingga dapat diasumsikan bahwa pasien di skenario tersebut terlepas
dari faktor resiko yang dapat menyebabkan cedera pada tulang belakang
pada orang dengan IMT yang berlebih. 4

Table 1: The International Classification of adult underweight,


overweight and obesity according to BMI. 4

BMI(kg/m2)

Classification

Normal range

18.50 - 24.99

Overweight

25.00

Pre-obese

25.00 - 29.99

Obese

30.00

Obese class I

30.00 - 34.99

Obese class II

35.00 - 39.99

18.50 - 22.99
23.00 - 24.99
25.00
25.00 - 27.49
27.50 - 29.99
30.00
30.00 - 32.49
32.50 - 34.99
35.00 - 37.49
37.50 - 39.99

Obese class III


40.00
40.00
Source: Adapted from WHO, 1995, WHO, 2000 and WHO 2004.

PEMBAHASAN II
10

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)


5.1 Definisi

Gambar 10: Hernia Nucleus Pulposus


Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang
membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras
dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola
dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan
rupturnya nukleus pulposus. Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus
vertebra diatas atau bawahnya, bisa juga langsung ke kanalis vertebralis. 4
5.2 Epidemiologi
HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden
puncak pada decade ke-4 dan ke-5. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada
individu dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat.
Karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih
kuat pada bagian tengahnya, maka protrusi discus cenderung terjadi
kearah posterolateral, dengan kompresi radiks saraf. 4

5.3 Etiologi
a. Faktor Resiko
Yang dimaksud dengan faktor resiko disini adalah faktor - faktor atau
keadaan yang memungkinkan terjadinya stroke. Faktor - faktor tersebut
dikelompokkan menjadi :
- Faktor risiko yang tidak dapat dirubah.
a) Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi
b) Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
c) Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
- Faktor risiko yang dapat dirubah
a) Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat
atau menarik barang-barang berta, sering membungkuk atau
gerakan memutar pada punggung, latihan fisik yang berat,
paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.4
b) Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak
berlatih, latihan yang berat dalam jangka waktu yang lama. 4
c) Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu
kemampuan diskus untuk menyerap nutrien yang diperlukan
dari dalam darah.
d) Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut
dapat menyebabkan strain pada punggung bawah. 4
e) Batuk lama dan berulang. 4
b. Etiologi
1. Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra.
2. Spinal stenosis.
3. Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll.
4. Pembentukan osteophyte.
5. Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan anulus dan
nukleus
mengakibatkan
berkurangnya
elastisitas
sehingga
mengakibatkan herniasi dari nukleus hingga anulus. 4
5.4 Patofisiologi
Nukleus pulposus terdiri dari jaringan penyambung longgar dan sel-sel
kartilago yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Nukleus pulposus
bergerak, cairan menjadi padat dan rata serta melebar di bawah tekanan dan
menggelembungkan annulus fibrosus.
11

Menjebolnya nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa


nukleus pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteri
radikulasi berada dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi bila penjebolan di sisi
lateral. Bilamana tempat herniasinya di tengah, maka tidak ada radiks yang
terkena. 4
Salah satu akibat dari trauma sedang yang berulangkali mengenai
diskus intervertebrais adalah terobeknya anulus fibrosus. Pada tahap awal,
robeknya anulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial, karena gaya traumatik
yang berkali-kali, berikutnya robekan itu menjadi lebih besar dan disamping
itu timbul sobekan radikal. Kalau hal ini sudah terjadi, maka soal menjebolnya
nukleus pulposus adalah soal waktu dan trauma berikutnya saja. 4
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan
perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein
polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus.
Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan
pada herniasi nukleus. Setela trauma jatuh, kecelakaan, dan stress minor
berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cedera. 4
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan
singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat
selama beberapa bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus,
kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan
memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau terhadap
saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal. 4
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus
pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis
berada dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi
lateral. Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang
terkena. Lagipula,oleh karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak
terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan
menimbulkan kompresi pada kolumna anterior. 4
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis
mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa
ganjalan. Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk
sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini
digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus
disebut nukleus pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. 4

Diskus intervertebral dibentuk oleh dua komponen yaitu; nukleus


pulposus yang terdiri dari serabut halus dan longgar, berisi sel-sel fibroblast
dan dibentuk oleh anulus fibrosus yang mengelilingi nukleus pulposus yang
terdiri dari jaringan pengikat yang kuat. 4
Nyeri tulang belakang dapat dilihat pada hernia diskus intervertebral
pada daerah lumbosakral, hal ini biasa ditemukan dalam praktek neurologi.
Hal ini biasa berhubungan dengan beberapa luka pada tulang belakang atau
oleh tekanan yang berlebihan, biasanya disebabkan oleh karena mengangkat
beban/ mengangkat tekanan yang berlebihan (berat). Hernia diskus lebih
banyak terjadi pada daerah lumbosakral, juga dapat terjadi pada daerah
servikal dan thorakal tapi kasusnya jarang terjadi. HNP sangat jarang terjadi
pada anak-anak dan remaja, tetapi terjadi dengan umur setelah 20 tahun. 4
Menjebolnya (hernia) nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra diatas
atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertbralis.
Menjebolnya sebagian dari nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat
dilihat dari foto roentgen polos dan dikenal sebagai nodus Schmorl. Robekan
sirkumferensial dan radikal pada nucleus fibrosus diskus intervertebralis
berikut dengan terbentuknya nodus schomorl merupakan kelainan mendasari
low back painsub kronik atau kronik yang kemudian disusun oleh nyeri
sepanjang tungkai yang dikenal sebagai khokalgia atau siatika. 4
5.5. Gejala klinis
Nyeri yang disebabkan oleh HNP dikenal sebagai iskhialgia diskogenik
atau siatika, yaitu nyeri sepanjang perjalanan nervus ischiadikus. Level
segmen tulang belakang yang terkena akan mempengaruhi daerah nyeri sesuai
distribusi dermatom. Nyeri digambarkan sebagai nyeri yang tajam,
berpangkal pada bagian bawah pinggang dan menjalar ke lipatan bokong tepat
di pertengahan garis tersebut. 4 Dari titik tersebut ke lipatan lutut terasa ngilu,
dan dari lipatan lutut ke maleolus eksterna terasa kurang enak atau parestesia
atau hipestesia. Pada kasus yang lebih parah, dapat terjadi defisit motorik dan
melemahnya refleks. Jika radiks yang terkena penonjolan diskus adalah L5S1, maka ujung nyeri iskhialgik adalah hipestesia atau parestesia yang
melingkari maleolus eksternus dan menuju ke jari kaki ke-4 dan ke-5. 4

12

Diskus yang mengalami herniasi dapat menekan ujung saraf di kauda


equina; menyebabkan sindrom kauda equina dimana terjadi saddle anasthesia
sehingga menyebabkan nyeri kaki bilateral, hilangnya sensasi perianal (anus),
paralisis kandung kemih, dan kelemahan sfingter ani. Sakit pinggang yang
diderita pun akan semakin parah jika duduk, membungkuk, mengangkat
beban, batuk, meregangkan badan, dan bergerak. Istirahat dan penggunaan
analgetik akan menghilangkan sakit yang diderita. 4
5.6. Diagnosis
a. Anamnesa:
1) Pola aktivitas/istirahat: Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat
beban berat, duduk, mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan
papan / matras yang keras saat tidur, penurunan rentang gerak dari
ekstermitas pada salah satu bagian tubuh, tidak mampu melakukan
aktivitas yang biasanya dilakukan. 4
2) Eliminasi: Konstipasi, mengalami kesulitan dalam difekasi adanya
inkontinesia/retensi urine. 4
3) Integritas Ego: Ketakutan akan timbulnya paralisis, masalah
pekerjaan, finansial keluarga. 4
4) Nyeri/kenyamanan: Nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin
memburuk dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan,
mengangkat kaki atau fleksi pada leher, nyeri yang tidak hentinya
atau adanya episode nyeri yang lebih berat secara intermiten, nyeri
yang menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atau bahu/lengan, kaku
pada leher (servikal), terdengar adanaya suara krek saat nyeri baru
timbul/saat trauma atau merasa punggung patah, keterbatasan
untuk mobilisasi/membungkuk ke depan.
5) Keamanan: Adanya riwayat masalah punggung yang baru saja
terjadi.
6) Neurologi: Kesemutan, kekakuan, kelemahan pada tangan dan kaki.
Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah
(mulai dari regio gluteus, paha bagian belakang, tungkai bawah bagian
atas). Dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang mempersarafi
kaki bagian belakang. 4

1) Nyeri mulai dari pantat, menjalar ke bagian belakang lutut,


kemudian ke tungkai bawah. (sifat nyeri radikuler). 4
2) Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat
barang berat.
3) Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 S1 (garis
antara dua krista iliaka). 4
4) Nyeri Spontan
5) Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri
bertambah hebat. Sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau
hilang (DD/tumor, bila berbaring nyeri bertambah hebat). 4
b. Diagnosa fisik:
1) Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena
2) Gangguan/perubahan cara berjalan, berjalan dengan terpincangpincang, pinggang terangkat pada bagian tubuh terkena.4
3) Tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat. 4
4) Penurunan refleks tendon dalam.
5) Kelemahan otot hipotonia.
6) Nyeri tekan / spasme otot paravertebralis.
7) Penurunan persepsi nyeri.
c. Tes-tes Khusus
1) Tes Lassegue (Straight Leg Raising Test = SLRT)
Tungkai penderita diangkat secara perlahan tanpa fleksi di lutut
sampai sudut 90, pada pasien HNP 30 sudah mengeluh nyeri. 6
2) Gangguan sensorik/sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1),
atau bagian medial dari ibu jari kaki (L5). 6
3) Gangguan motorik, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu
jari kaki (L5), atau plantarfleksi (S1). 6
4) Tes dorsofleksi : penderita jalan diatas tumit
5) Tes plantarfleksi : penderita jalan diatas jari kaki
6) Kadang-kadang terdapat gangguan autonom, yaitu retensi urine,
merupakan indikasi untuk segera operasi.6
7) Kadang-kadang terdapat anesthesia di perineum, juga merupakan
indikasi untuk operasi.
8) Tes kernique
9) Tes Refleks
13

Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks antara


L5 S1 terkena. 6
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Gambaran Radiologi
Radiografi mungkin normal atau memperlihatkan tanda-tanda
distorsi susunan tulang belakang (umumnya disebabkan oleh spasme
otot); radiografi juga bermanfaat untuk menyingkirkan kausa lain
nyeri punggung, misalnya spondilolistesis (selipnya ke arah depan
bagian anterior suatu segmen vertebra dari segmen di bawahnya,
biasanya di L4 atau L5), tumor medula spinalis, atau tonjolan
tulang.4
2) Foto polos
Pada penderita HNP, yang terjadi adalah nukleusnya mengalami
herniasi ke kanalis vertebralis sehingga akan tampak gambaran
penyempitan diskus intervertebralis.

akar saraf yang terkena. Juga dapat dilakukan uji kecepatan hantaran
saraf.4
4) CT Scan
Pada daerah lumbal diperoleh gambaran penekanan pada
daerah anterior epidural dan herniasi jaringan lunak pada daerah
lateral dan posterolateral yang menyebabkan serabut saraf tak terlihat.
Tanda dan gejala HNP berkaitan dengan ukuran dan lokasi bagian
yang menonjol. Protrusi lateral yang terbatas pada satu interspace
memberikan tanda cedera pada satu serabut saraf. Protrusi pada garis
tengah diskus regio lubalis dapat menyebabkan kompresi pada satu
serabut saraf, serabut pada kedua sisi di satu segmen atau seluruh
serabut pada cauda equina. Hal yang khas namun tidak selalu ada
yaitu gejala ruptur diskus intervertebral yang berulang. Biasa
ditemukan pasien yang memiliki riwayat gejala serangan sebelumnya
berulang dua kali atau lebih yang menghilang dalam beberapa minggu
atau bulan. 4

3) CT mielogram atau MRI


3.7. Penatalaksanaan

Gambar 11: MRI pada HNP


Pemeriksaan ini akan memperlihatkan kompresi kanalis servikalis
oleh diskus yang mengalami herniasi dan mielogram CT akan
menentukan ukuran dan lokasi herniasi diskus. Dapat dilakukan
pemeriksaan elektromiogram (EMG) untuk menentukan secara pasti

a. Obat
Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan
oleh trauma (seperti kecelakaan mobil atau tertimpa benda yang sangat
berat) dan segera diikuti dengan nyeri hebat di punggung dan kaki, obat
pengurang rasa nyeri dan NSAIDS akan dianjurkan. 4
Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti kejang, disebut juga
pelemas otot, biasanya diberikan. Kadang-kadang, steroid mungkin
diberikan dalam bentuk pil atau langsung ke dalam darah lewat
intravena. Pada pasien dengan nyeri hebat berikan analgesik disertai zat
antispasmodik seperti diazepam. NSAID Nebumeton yang merupakan
pro drugs dan efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek
sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek samping terhadap saluran
cerna, dengan dosis 1 gram/hari. Pemakaian jangka panjang biasanya
terbatas pada NSAIDS, tapi adakalanya narkotika juga digunakan (jika
nyeri tidak teratasi oleh NSAIDS). untuk orang yang tidak dapat
melakukan terapi fisik karena rasa nyeri, injeksi steroid di belakang pada
14

daerah herniasi dapat sangat membantu mengatasi rasa sakit untuk


beberapa bulan. Dan disertai program terapi rutin. Muscle relexant
diberikan parenteral dan hampir selalu secara intravena. 4

15

b. Fisioterapi
1) Tirah baring (bed rest) 3 6 minggu dan maksud bila anulus fibrosis
masih utuh (intact), sel bisa kembali ke tempat semula.
2) Simptomatis dengan menggunakan analgetika, muscle relaxan
trankuilizer.
3) Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk meringankan
nyeri.
4) Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan
neurologis, indikasi operasi.
5) Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan fisioterapi.
6) Jangan mengangkat benda berat.
7) Tidur dengan alas keras atau landasan papan.
8) Pemakaian korset lumbal untuk mencegah gerakan lumbal yang
berlebihan.
9) Jika gejala sembuh, aktifitas perlahan-lahan bertambah setelah
beberapa hari atau lebih dan pasien diobati sebagai kasus ringan. 4
c. Operasi
Operasi lebih mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif
adanya gangguan neurologis. Penderita yang telah didiagnosa HNP.
Maka terapi konservatiplah yang harus diselenggarakan. Bilamana kasus
HNP masih baru namun nyerinya tidak tertahan atau defisit motoriknya
sudah jelas dan mengganggu, maka pertimbangan untuk operasi atau
tidak sebaiknya diserahkan kepada dokter ahli bedah saraf. Bilamana
penderita HNP dioperasi yang akan memerlukan harus dibuat
penyelidikan mielografi. Berdasarkan mielogram itu dokter ahli bedah
saraf dapat memastikan adanya HNP serta lokasi dan ekstensinya.
Diskografi merupakan penyelidikan diskus yang lebih infasif yang
dilakukan bilamana mielografi tidak dapat meyakinkan adanya HNP,
karena diskrografi adalah pemeriksaan diskus dengan menggunakan
kontras, untuk melihat seberapa besar diskus yang keluar dari kanalis
vertebralis. 4
1) Disektomi
: mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar
dari diskus intervertebralis
2) Laminotomi
: pembagian lamina vertebrata

3) Laminektomi
: mengangkat lamina/lempeng untuk mengurangi
penekanan pada saraf yang sering dikombinasikan dengan
pengangkatan nukleus pulposus (Nucletomi)
4) Faraminotom
i: pembedahan diskus dan permukaan sendi untuk
mengangkat tulang yang menekan syaraf.
5) Mikrodisektomi: penggunaan mikroskop saat operasi untuk melihat
potongan yang mengganggu dan menekan serabut syaraf
6) Disektomi dengan peleburan: graf tulang (Dari krista illaka atau
bank tulang) yang digunakan untuk menyatukan dengan prosessus
spinosus vertebrata. Tujuan peleburan spinal adalah untuk
menstabilkan tulang belakang dan mengurangi kekambuhan.
7) Spinal fusion
: penempatan keping tulang diantara vertebrata
agar dapat kembali normal.
d. Terapi fisik
1) Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi
dan spasme otot. Pada keadaan akut biasanya dapat digunakan
kompres dingin, termasuk bila terdapat edema. Untuk nyeri kronik
dapat digunakan kompres panas maupun dingin. 4
2) Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat
digunakan untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri
pada HNP kronis. Sebagai penyangga korset dapat mengurangi
beban pada diskus serta dapat mengurangi spasme. 4
3) Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal
pada punggung seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang.
Latihan lain berupa kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan
untuk memelihara fleksibilitas fisiologik, kekuatan otot, mobilitas
sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan
otot, ligamen dan tendon sehingga aliran darah semakin meningkat. 4

16

Latihan kelenturan
Punggung yang kaku berarti kurang fleksibel akibatnya
vertebra lumbosakral tidak sepenuhnya lentur. Keterbatasan ini
dapat dirasakan sebagai keluhan kencang. Latihan untuk
kelenturan punggung adalah dengan membuat posisi meringkuk
seperti bayi dari posisi terlentang. Tungkai digunakan sebagai
tumpuan tarikan. Untuk menghasilkan posisi knee-chest, panggul
diangkat dari lantai sehingga punggung teregang, dilakukan fleksi
bertahap punggung bawah bersamaan dengan fleksi leher dan
membawa dagu ke dada. Dengan gerakan ini sendi akan mencapai
rentang maksimumnya. Latihan ini dilakukan sebanyak 3 kali
gerakan, 2 kali sehari. 4

Latihan penguatan
1. Latihan pergelangan kaki: Gerakkan pergelangan kaki ke depan
dan belakang dari posisi berbaring. 4
2. Latihan menggerakkan tumit: Dari posisi berbaring lutut
ditekuk dan kembali diluruskan dengan tumit tetap menempel
pada lantai (menggeser tumit). 4
3. Latihan mengangkat panggul: Pasien dalam posisi telentang,
dengan lutut dan punggung fleksi, kaki bertumpu di lantai.
Kemudian punggung ditekankan pada lantai dan panggul
diangkat pelan-pelan dari lantai, dibantu dengan tangan yang
bertumpu pada lantai. Latihan ini untuk meningkatkan lordosis
vertebra lumbal. 4
4. Latihan berdiri: Berdiri membelakangi dinding dengan jarak
10-20 cm, kemudian punggung menekan dinding dan panggul
direnggangkan dari dinding sehingga punggung menekan
dinding. Latihan ini untuk memperkuat muskulus kuadriseps. 4
5. Latihan peregangan otot hamstring: Peregangan otot hamstring
penting karena otot hamstring yang kencang menyebabkan
beban pada vertebra lumbosakral termasuk pada anulus diskus
posterior, ligamen dan otot erector spinae. Latihan dilakukan
dari posisi duduk, kaki lurus ke depan dan badan dibungkukkan
untuk berusaha menyentuh ujung kaki. Latihan ini dapat
dilakukan dengan berdiri. 4

6. Latihan berjinjit: Latihan dilakukan dengan berdiri dengan


seimbang pada 2 kaki, kemudian berjinjit (mengangkat tumit)
dan kembali seperti semula. Gerakan ini dilakukan 10 kali. 4
7. Latihan mengangkat kaki: Latihan dilakukan dengan menekuk
satu lutut, meluruskan kaki yang lain dan mengangkatnya
dalam posisi lurus 10-20 cm dan tahan selama 1-5 detik.
Turunkan kaki secara perlahan. Latihan ini diulang 10 kali. 4
8. Proper body mechanics: Pasien perlu mendapat pengetahuan
mengenai sikap tubuh yang baik untuk mencegah terjadinya
cedera maupun nyeri. 4
Beberapa prinsip dalam menjaga posisi punggung adalah sebagai berikut:

Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung


tegak dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.
Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke
pinggir tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat
panggul dan berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri
tumpukan tangan pada paha untuk membantu posisi berdiri. 4
Pada posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan
menggeser posisi panggul. 4
Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri
badan diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan. 4
Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti
hendak jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus dengan
mengencangkan otot perut. Dengan punggung lurus, beban diangkat
dengan cara meluruskan kaki. Beban yang diangkat dengan tangan
diletakkan sedekat mungkin dengan dada.
Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala,
punggung dan kaki harus berubah posisi secara bersamaan. 4
Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok
dengan wc duduk sehingga memudahkan gerakan dan tidak
membebani punggung saat bangkit. 4

Dengan melakukan latihan setiap hari, atau setidaknya 3-4 kali/minggu


secara teratur maka diperkirakan dalam 6-8 minggu kekuatan akan
membaik sebanyak 20-40% dibandingkan saat HNP akut. 4
17

PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan dari gejala yang ada pada skenario dan pembahasan
diataS, kelompok kami memilih HNP (Hernia Nucleus Pulposus) sebagai
diagnosa untuk kasus pada skenario II dengan judul Nyeri Pinggang. Yang
mana HNP dapat diartikan sebagai rupturnya nukleus pulposus, HNP ini
bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa juga langsung ke kanalis
vertebralis.

DAFTAR PUSTAKA
1

Bachrudin, Moch. 2013. Neurologi Klinis. Edisi 1. Malang: UMM Press


World Health Organization., 2014. BMI Classification, online
(http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html diakses pada
tanggal 14 September 2014

2
3

Moore KL, Agur AMR. Anatomi Klinis Dasar. Hipokrates : Jakarta; 2002.
Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M., 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Alih bahasa : Brahm U. Pendit, et al.
Jakarta : EGC
Sjamsuhidajat R, Jong WD. Sistem Muskuloskeletal. In : Buku Ajar Ilmu
Bedah. 2nd ed. Jakarta : EGC; 2005. p. 835.
Salter RB. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal
System. Williams & Wilkins : USA; 1999.

4
5

18

Anda mungkin juga menyukai