Hubungan Etika , Filsafat, dan Ilmu pengetahuan dapat digambarkan pada diagram berikut ini.
Dari gambar yang diatas bisa dilihat bahwa
etika bagian dari filsafat Filsafat sendiri merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Jadi bisa didefinisikan Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia, yang tugasnya meneliti dan menentukan semua fakta konkret sampai pada yang paling mendasar. Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral. Dalam konteks etika sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan ini, perlu dilakukan pemisah an antara etika dan moral.
Etika adalah ilmu pengetahuan, sedangkan
moral adalah obyek ilmu pengetahuan tersebut. Abdul kadir (2001) memperinci unsur-unsur penting filsafat ilmu sebagai berikut : 1. Kegiatan intelektual, bahwa filsafat merupakan kegiatan yang memerlukan intelektualitas atau pemikiran 2. Mancari makna yang hakiki, Filsafat memerlu- kan interpretasi terhadap suatu dalam kerangka pencarian makna yang hakiki. 3. Segala fakta dan gejala, bahwa objik dari kegiatan filsafat adalah fakta dan gejala yang terjadi secara nyata
4. Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis,
Filsafat memrlukan suatu metode dalam kegiatannya serta membutukan prosedur-prosedur yang sistematis 5. Untuk kebahagian manusia Tujuan akhir filsafat sebagai ilmu adalah untuk kebahagian manusia.Etika meru pakan bagian filsafat, yaitu filsafat moral Beberapa alasan yang dapat dikemuka kan untuk itu antara lain adalah bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari perbuatan yang baik dan buruk, benar atau salah berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan dalam kehendaknya.
Sebagai sebuah ilmu, etika juga
berkembang menjadi study tentang kehendak manusia dalam mengambil keputusan untuk berbuat, yang mendasari hubungan antara sesama manusia
Faktor-faktor yang mempenga
ruhi Penerapan Etika : A. Teori Teknokratik & Tradisional Planning Teori ini merupakan produk Rev-Ind, mengata si masalah-masalah sosial yang dihasilkan oleh Rev-Ind. Kondisi golongan miskin yang memprihatinkan, dengan mengubah struktur kewenangan lama yang mempertahankan urutan
Tujuan Teori : mengubah tatanan dunia (dari
Pra industri), dengan menerima mordenisasi. Teori ini sejalan dengan Tradisional Planning yaitu :Tujuan = Golongan miskin aman & bahagia (tetapi tetap berada di bawah kaum elit ilmiah), hal ini mungkin dilakukan jika = klas ilmiah & industri mengatur negara atas nama ilmu & alasan logis (bukan politis). Kondisi saat itu : Dominasi modal ( kaum miskin diabaikan, tetapi ingin pendidikan dan pekerjaan) yang meliputi :
1. Menggantikan politik dengan kekuasaan ilmiah
2. Berasumsi bahwa perubahan sosial untuk keuntungan semua masyarakat harus dilakukan secara paternal oleh kelas atas 3. Kendala : Golongan kelas atas tidak mau mendukung
B. Teori Democratic & Democratic
Planning yang meliputi : 1. Dasar : Setiap orang adalah penilai terbaik dan satu-satunya penilai keinginan/ kebutuhan mereka. Persamaan individu & keinginan
2. Tujuan : ingin memberi
peran/wewengan politik sebanyak mungkin pada masyarakat. Dalam teori ini, planner bekerja sebagai wakil rakyat (bukan wakil pasif, melainkan menanggapi kondisi & memberikan pelajaran dalam hal ini pembelajaran (learning) = Supaya masyarakat bisa berkembang, belajar dari partisipasi tersebut, menjadi lebih terdidik & dapat mengatur diri sendiri
C.
Teori Sosialis & Equity
Planning :Latar belakang : Analisis konflik dalam masyarakat (konflik = menyoroti perbedaan kepentingan dari strata masyara- kat yang bervariasi Menurut Sosialis, yang disebut dengan publik interest = Gambaran nilai & program-program, politik & Ekonomi kelompok dominan yang meliputi :
1. Sosialis sejalan dengan Equity planning, karena
sama-sama berpendapat bahwa masyarakat yang baik terbentuk jika sebagian besar kelas masyarakat sejahtera
2. Equity Planner percaya pada potensi
pemerintah Demokratik, menggabungkan pandangan Sosialis & Demokratik
D. Teori liberal & Incremental
Planning : Incremental Planning adalah bentuk perencanaan Logis (problem oriented) yang dilakukan oleh Teori Politik Liberal = 1). Fungsi pemerintah hanya sebagai wasit 2).Nilai Sosial terpenting kebebasan, dalam hal ini pemerintah dapat membuat perencanaan & berusaha menerapkan, tetapi pelaksanaannya tidak dijamin
E. Beberapa Kode Etik
Perencanaan : Kode Etik & Kode Profesional dari AICP (American Institute of Certified Planner) terdiri dari : a. Kewajiban Planner Kepada Masyarakat yang meliputi : 1. Seorang Plenner harus mempunyai kepeduli an khusus terhadap konsekuensi tindakannya saat ini 2. Seorang Planner harus memberikan perhatian khusus terhadap keterkaitan keputusan
3. Seorang Plenner harus berusaha memberikan
kesempatan kepada masyarakat mendapatkan dampak yang berguna dari pengembangan rencana & Program. Partisipasi Masyarakat harus seluas mungkin melibatkan masyarakat yang tidak mempunyai organisasi formal dan tidak berpengaruh 4. Seorang Planner harus berusaha memperluas pilihan & kesempatan bagi semua orang, menya dari kewajiban khusus untuk melakukan renca- na sesuai kebituhan kelompok & orang-orang yang dirugikan, dan harus berusaha menghin- dari kebijakan, institusi dan keputusan yang bertentangan dengan kepentingan tersebut
5. Seorang Planner harus berusaha menjaga
integritas lingkungan alami 6. Seorang Plenner harus berusaha melakukan perencangan lingkungan yang baik & berusaha menjaga kelestarian lingkungan terbangun
b. Kewajiban Planner terhadap Klien
& Atasan yang meliputi : 1. Seorang Planner harus melakukan penilaian profesional yang bebas atas nama Klien dan Atasan
2. Seorang Planner harus melaksanakan
keputusan dari klien atau atasan, berkaitan dengan tujuan dan sifat pelayanan profesional, kecuali jika keputusan tersebut merupakan sesuatu yang ilegal atau bertentangan dengan kewajiban utama Planner kepada Masyarakat. 3. Seorang Planner tidak boleh menerima atau melanjutkan pekerjaan jika terjadi konflik yang aktual, jelas dan beralasan antara klien atau atasan dengan kepentingan individu atau kepentingan finansial seorang Planner atau klien/atasan Planner saat ini maupun yang terdahulu.
4. Seorang Planner tidak boleh mencari klien
atau pekerjaan dengan menggunakan cara-cara yang salah, mengganggu atau memaksa 5. Seorang Planner tidak boleh menjual atau menawarkan pelayanan dengan menyatakan atau menggunakan kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan dengan cara-cara yang tidak sesuai 6. Seorang Planner tidak boleh memanfaatkan kekuasaan lembaga untuk menyembunyikan atau mengumpulkan keuntungan tertentu yang tidak memihak kepentingan masyarakat atau keuntungan tertentu lain yang bukan merupakan masalah masyarakat.
7. Seorang Planner tidak boleh menerima atau
melanjutkan pekrjaan diluar kompetensi Profesional seorang Planner atau menerima pekerjaan yang tidak dapat dilakukan sesuai ketentuan waktu yang diberikan oleh klien atau atasan 8. Seorang Planner tidak boleh memberikan informasi yang menguntung- kan hubungan profesional, yang oleh klien atau atasan telah dinyatakan tidak boleh diganggu-gugat. Perkecualian ketentuan ini adalah jika informasi tersebut :
a. Dibutuhkan bagi proses hukum
b. Dibutuhkan untuk mencegah penyimpangan hukum c. Dibutuhkan untuk mencegah kerugian substansial bagi masyarakat Untuk point b dan c tidak boleh diberikan sebelum seorang planner melakukan verifikasi terhadap fakta dan masalah yang terkait, atau jika memungkinkan berusaha untuk mengumpulkan pendapat dan opini dari profesional lain yang dikerjakan oleh klien atau atasan
c. Kewajiban Planner terhadap
Profesi & Rekan sejawat yang meliputi : 1. Seorang Planner harus menjaga dan meningkatkan integritas profesional & harus bertanggung jawab atas kritik terhadap profesi 2. Seorang Planner secara nyata harus mewakili kualifikasi, pandangan atau keputusan profesi 3. Seorang Planner harus memenuhi kewajiban dengan cara yang adil, profesional dan seimbang
4. Seorang Planner harus membagi hasil dari
pengalaman dan penelitian yang memberikan kontribusi bagi pengetahuan di bidang perencanaan 5. Seorang Planner harus menguji kemungkinan aplikasi dari teori, metode dan standar perenca naan pada kondisi nyata dan analisis sesuai dengan situasi dan tidak boleh menerima begitu saja keputusan yang telah ada sebelumnya tanpa terlebih dahulu menguji kesesuaiannya 6. Seorang Planner harus memberikan waktu dan informasi bagi pengembangan profesional Mahasiswa, lingkungan intern, profesional pemula dan kolega yang lain.
7. Seorang Planner harus berusaha untuk
meningkatkan kesempatan bagi perempuan dan anggota yang dianggap sebagai kelompok minoritas untuk menjadi seorang Planner yang Profesional
d. Kewajiban Planner terhadap diri
sendiri yang meliputi : 1. Seorang Planner tidak boleh melakukan perjanjian yang salah dan bertentangan dengan kemampuan profesional 2. Seorang Planner harus menghargai hak pihak lain, dan tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap orang lain
3. Seorang Planner harus berusaha melanjutkan
pendidikan Profesinya 4. Seorang Planner harus mewakili kualifikasi profesional, pendidikan & afiliasinya 5. Seorang Planner harus menganalisa masalahmasalah etika dalam Praktek Perencanaan dengan sistematis & Kritis 6. Seorang Planner harus berusaha memberikan waktu dan usaha bagi kelompok yang tidak mempunyai sumber-sumber perencanaan yang memadai dan bagi aktivitas sukarelawan profesional
E. Prinsip-prinsip Etika dalam
Perencanaan oleh & dari APA (Amirican Planning Association) : 1. Melayani kepentingan Masyarakat 2. Mendukung partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan 3. Menyadari sifat perencanaan yang komprehensif & Jangka panjang 4. Memperluas pilihan dan kesempatan bagi semua orang 5. Melakukan koordinasi dalam proses perencanaan 6. Menghindari konflik kepentingan
7. Melakukan pelayanan dengan menyeluruh dan
cerdik 8. Tidak menyembunyikan atau memberikan suap 9. Tidak menutupi atau menyalahgunakan informasi untuk mendapatkan keuntungan finansial 10. Menjamin akses bagi laporan-laporan perenca naan publik dan studi-studi lain dengan adil 11. Menjamin adanya dengar pendapat yang terbuka 12. Menjaga kepercayaan Masyarakat 13. Menghormati kode etik Profesional