Anda di halaman 1dari 25

MK Etika Perencanaan

Pokok Pembahasan 3

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Penerapan Etika

Pengertian Dasar :

Etika, Filsafat dan Ilmu pengetahuan :


Hubungan Etika , Filsafat, dan Ilmu
pengetahuan dapat digambarkan pada diagram
berikut ini.

Dari gambar yang diatas bisa dilihat bahwa


etika bagian dari filsafat
Filsafat sendiri merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan.
Jadi bisa didefinisikan Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi
tentang hidup manusia, yang tugasnya meneliti dan
menentukan semua fakta konkret sampai pada yang
paling mendasar.
Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat
moral. Dalam konteks etika sebagai filsafat dan ilmu
pengetahuan ini, perlu dilakukan pemisah an antara
etika dan moral.

Etika adalah ilmu pengetahuan, sedangkan


moral adalah obyek ilmu pengetahuan tersebut.
Abdul kadir (2001) memperinci unsur-unsur penting
filsafat ilmu sebagai berikut :
1. Kegiatan intelektual, bahwa filsafat merupakan
kegiatan yang memerlukan intelektualitas atau
pemikiran
2. Mancari makna yang hakiki, Filsafat memerlu- kan
interpretasi terhadap suatu dalam kerangka pencarian
makna yang hakiki.
3. Segala fakta dan gejala, bahwa objik dari kegiatan
filsafat adalah fakta dan gejala yang terjadi secara
nyata

4. Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis,


Filsafat memrlukan suatu metode dalam
kegiatannya serta membutukan prosedur-prosedur
yang sistematis
5. Untuk kebahagian manusia
Tujuan akhir filsafat sebagai ilmu adalah untuk
kebahagian manusia.Etika meru pakan bagian
filsafat, yaitu filsafat moral
Beberapa alasan yang dapat dikemuka kan untuk itu
antara lain adalah bahwa etika merupakan ilmu
yang mempelajari perbuatan yang baik dan buruk,
benar atau salah berdasarkan kodrat manusia yang
diwujudkan dalam kehendaknya.

Sebagai sebuah ilmu, etika juga


berkembang menjadi study tentang kehendak
manusia dalam mengambil keputusan untuk
berbuat, yang mendasari hubungan antara
sesama manusia

Faktor-faktor yang mempenga


ruhi Penerapan Etika :
A. Teori Teknokratik & Tradisional Planning
Teori ini merupakan produk Rev-Ind, mengata
si masalah-masalah sosial yang dihasilkan
oleh Rev-Ind. Kondisi golongan miskin yang
memprihatinkan, dengan mengubah struktur
kewenangan lama yang mempertahankan
urutan

Tujuan Teori : mengubah tatanan dunia (dari


Pra industri), dengan menerima mordenisasi.
Teori ini sejalan dengan Tradisional Planning
yaitu :Tujuan = Golongan miskin aman &
bahagia (tetapi tetap berada di bawah kaum
elit ilmiah), hal ini mungkin dilakukan jika =
klas ilmiah & industri mengatur negara atas
nama ilmu & alasan logis (bukan politis).
Kondisi saat itu : Dominasi modal ( kaum
miskin diabaikan, tetapi ingin pendidikan dan
pekerjaan) yang meliputi :

1. Menggantikan politik dengan kekuasaan ilmiah


2. Berasumsi bahwa perubahan sosial untuk
keuntungan semua masyarakat harus dilakukan
secara paternal oleh kelas atas
3. Kendala : Golongan kelas atas tidak mau
mendukung

B. Teori Democratic & Democratic


Planning yang meliputi :
1. Dasar : Setiap orang adalah penilai terbaik
dan satu-satunya penilai keinginan/
kebutuhan mereka. Persamaan individu &
keinginan

2. Tujuan : ingin memberi


peran/wewengan politik sebanyak
mungkin pada masyarakat. Dalam teori
ini, planner bekerja sebagai wakil rakyat
(bukan wakil pasif, melainkan menanggapi
kondisi & memberikan pelajaran dalam
hal ini pembelajaran (learning) = Supaya
masyarakat bisa berkembang, belajar dari
partisipasi tersebut, menjadi lebih terdidik
& dapat mengatur diri sendiri

C.

Teori Sosialis & Equity


Planning :Latar belakang : Analisis konflik
dalam masyarakat (konflik = menyoroti
perbedaan kepentingan dari strata masyara- kat
yang bervariasi Menurut Sosialis, yang disebut
dengan publik interest = Gambaran nilai &
program-program, politik & Ekonomi kelompok
dominan yang meliputi :

1. Sosialis sejalan dengan Equity planning, karena


sama-sama berpendapat bahwa masyarakat yang
baik terbentuk jika sebagian besar kelas
masyarakat sejahtera

2. Equity Planner percaya pada potensi


pemerintah Demokratik, menggabungkan
pandangan Sosialis & Demokratik

D. Teori liberal & Incremental


Planning : Incremental Planning adalah
bentuk perencanaan Logis (problem oriented)
yang dilakukan oleh Teori Politik Liberal = 1).
Fungsi pemerintah hanya sebagai wasit 2).Nilai
Sosial terpenting kebebasan, dalam hal ini
pemerintah dapat membuat perencanaan &
berusaha menerapkan, tetapi pelaksanaannya
tidak dijamin

E. Beberapa Kode Etik


Perencanaan : Kode Etik & Kode
Profesional dari AICP (American Institute of
Certified Planner) terdiri dari :
a. Kewajiban Planner Kepada Masyarakat
yang meliputi :
1. Seorang Plenner harus mempunyai kepeduli
an khusus terhadap konsekuensi tindakannya
saat ini
2. Seorang Planner harus memberikan perhatian khusus terhadap keterkaitan keputusan

3. Seorang Plenner harus berusaha memberikan


kesempatan kepada masyarakat mendapatkan
dampak yang berguna dari pengembangan rencana
& Program. Partisipasi Masyarakat harus seluas
mungkin melibatkan masyarakat yang tidak
mempunyai organisasi formal dan tidak berpengaruh
4. Seorang Planner harus berusaha memperluas
pilihan & kesempatan bagi semua orang, menya dari
kewajiban khusus untuk melakukan renca- na sesuai
kebituhan kelompok & orang-orang yang dirugikan,
dan harus berusaha menghin- dari kebijakan,
institusi dan keputusan yang bertentangan dengan
kepentingan tersebut

5. Seorang Planner harus berusaha menjaga


integritas lingkungan alami
6. Seorang Plenner harus berusaha melakukan
perencangan lingkungan yang baik &
berusaha menjaga kelestarian lingkungan
terbangun

b. Kewajiban Planner terhadap Klien


& Atasan yang meliputi :
1. Seorang Planner harus melakukan penilaian
profesional yang bebas atas nama Klien dan
Atasan

2. Seorang Planner harus melaksanakan


keputusan dari klien atau atasan, berkaitan
dengan tujuan dan sifat pelayanan profesional,
kecuali jika keputusan tersebut merupakan
sesuatu yang ilegal atau bertentangan dengan
kewajiban utama Planner kepada Masyarakat.
3. Seorang Planner tidak boleh menerima atau
melanjutkan pekerjaan jika terjadi konflik yang
aktual, jelas dan beralasan antara klien atau
atasan dengan kepentingan individu atau
kepentingan finansial seorang Planner atau
klien/atasan Planner saat ini maupun yang
terdahulu.

4. Seorang Planner tidak boleh mencari klien


atau pekerjaan dengan menggunakan cara-cara
yang salah, mengganggu atau memaksa
5. Seorang Planner tidak boleh menjual atau
menawarkan pelayanan dengan menyatakan atau
menggunakan kemampuannya untuk mempengaruhi
keputusan dengan cara-cara yang tidak sesuai
6. Seorang Planner tidak boleh memanfaatkan
kekuasaan lembaga untuk menyembunyikan atau
mengumpulkan keuntungan tertentu yang tidak
memihak kepentingan masyarakat atau keuntungan
tertentu lain yang bukan merupakan masalah
masyarakat.

7. Seorang Planner tidak boleh menerima atau


melanjutkan pekrjaan diluar kompetensi
Profesional seorang Planner atau menerima
pekerjaan yang tidak dapat dilakukan sesuai
ketentuan waktu yang diberikan oleh klien
atau atasan
8. Seorang Planner tidak boleh memberikan
informasi yang menguntung- kan hubungan
profesional, yang oleh klien atau atasan
telah dinyatakan tidak boleh diganggu-gugat.
Perkecualian ketentuan ini adalah jika
informasi tersebut :

a. Dibutuhkan bagi proses hukum


b. Dibutuhkan untuk mencegah penyimpangan
hukum
c. Dibutuhkan untuk mencegah kerugian
substansial bagi masyarakat
Untuk point b dan c tidak boleh diberikan sebelum
seorang planner melakukan verifikasi terhadap
fakta dan masalah yang terkait, atau jika
memungkinkan berusaha untuk mengumpulkan
pendapat dan opini dari profesional lain yang
dikerjakan oleh klien atau atasan

c. Kewajiban Planner terhadap


Profesi & Rekan sejawat yang
meliputi :
1. Seorang Planner harus menjaga dan
meningkatkan integritas profesional & harus
bertanggung jawab atas kritik terhadap profesi
2. Seorang Planner secara nyata harus mewakili
kualifikasi, pandangan atau keputusan profesi
3. Seorang Planner harus memenuhi kewajiban
dengan cara yang adil, profesional dan
seimbang

4. Seorang Planner harus membagi hasil dari


pengalaman dan penelitian yang memberikan
kontribusi bagi pengetahuan di bidang perencanaan
5. Seorang Planner harus menguji kemungkinan
aplikasi dari teori, metode dan standar perenca
naan pada kondisi nyata dan analisis sesuai dengan
situasi dan tidak boleh menerima begitu saja
keputusan yang telah ada sebelumnya tanpa
terlebih dahulu menguji kesesuaiannya
6. Seorang Planner harus memberikan waktu dan
informasi bagi pengembangan profesional
Mahasiswa, lingkungan intern, profesional pemula
dan kolega yang lain.

7. Seorang Planner harus berusaha untuk


meningkatkan kesempatan bagi perempuan dan
anggota yang dianggap sebagai kelompok minoritas
untuk menjadi seorang Planner yang Profesional

d. Kewajiban Planner terhadap diri


sendiri yang meliputi :
1. Seorang Planner tidak boleh melakukan perjanjian
yang salah dan bertentangan dengan kemampuan
profesional
2. Seorang Planner harus menghargai hak pihak lain, dan
tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap orang lain

3. Seorang Planner harus berusaha melanjutkan


pendidikan Profesinya
4. Seorang Planner harus mewakili kualifikasi
profesional, pendidikan & afiliasinya
5. Seorang Planner harus menganalisa masalahmasalah etika dalam Praktek Perencanaan
dengan sistematis & Kritis
6. Seorang Planner harus berusaha memberikan
waktu dan usaha bagi kelompok yang tidak
mempunyai sumber-sumber perencanaan yang
memadai dan bagi aktivitas sukarelawan
profesional

E. Prinsip-prinsip Etika dalam


Perencanaan oleh & dari APA
(Amirican Planning Association) :
1. Melayani kepentingan Masyarakat
2. Mendukung partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan
3. Menyadari sifat perencanaan yang komprehensif &
Jangka panjang
4. Memperluas pilihan dan kesempatan bagi semua orang
5. Melakukan koordinasi dalam proses perencanaan
6. Menghindari konflik kepentingan

7. Melakukan pelayanan dengan menyeluruh dan


cerdik
8. Tidak menyembunyikan atau memberikan suap
9. Tidak menutupi atau menyalahgunakan informasi
untuk mendapatkan keuntungan finansial
10. Menjamin akses bagi laporan-laporan perenca
naan publik dan studi-studi lain dengan adil
11. Menjamin adanya dengar pendapat yang terbuka
12. Menjaga kepercayaan Masyarakat
13. Menghormati kode etik Profesional

Anda mungkin juga menyukai