Anda di halaman 1dari 8

SEKOLAH TINGGI ILMU NAMA :

SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(STISOSPOL) NIM :
“WASKITA DHARMA” Tanggal : 23/11/2023
MALANG
PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI
PUBLIK
LEMBAR UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH : Filsafat dan Teori Administrasi Publik
DOSEN : Dr. Budiar, M.Si

1. Filsafat adalah bidang pengetahuan yang mempertanyakan dan merenungkan aspek-aspek


fundamental tentang eksistensi, nilai, pengetahuan, logika, etika, dan berbagai pertanyaan
dasar yang melibatkan pikiran manusia. Filsafat mencoba memberikan pemahaman dan arti
dari segala sesuatu di sekitar kita. Ini mencakup penerapan pemikiran kritis dan analisis untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang hakikat kehidupan, keadilan, kebenaran,
dan makna keberadaan.

Administrasi Publik merujuk pada disiplin ilmu dan praktek yang terlibat dalam merancang,
mengelola, dan melaksanakan kebijakan dan program-program pemerintah. Ini mencakup
berbagai kegiatan, seperti perencanaan, organisasi, pengawasan, dan evaluasi program.
Administrasi publik berfokus pada cara pengelolaan dan pelayanan publik dapat dilakukan
secara efektif, efisien, dan bertanggung jawab.

Hubungan Antara Filsafat dan Administrasi Publik:

Hubungan antara filsafat dan administrasi publik terletak pada cara pemikiran filosofis
membentuk dasar-dasar dan nilai-nilai yang mendasari praktik administratif. Beberapa aspek
hubungan ini termasuk:

1. Dasar Filosofis Administrasi Publik:

- Pengaruh Filsafat: Filsafat memberikan dasar pemikiran yang memengaruhi prinsip-


prinsip dasar administrasi publik, seperti keadilan, tanggung jawab, dan etika pelayanan
publik.
2. Pemikiran Etika:

- Filsafat Etika: Filsafat etika menciptakan dasar untuk pertimbangan etis dalam
pengambilan keputusan administratif. Nilai-nilai etis yang muncul dari pemikiran filosofis
dapat membimbing tindakan dan kebijakan di dalam administrasi publik.

3. Pendekatan Kritis Terhadap Kebijakan:

- Pengaruh Filsafat Kritis: Pemikiran kritis dari bidang filsafat mempengaruhi cara
administrasi publik mengkritisi dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan pemerintah, serta
mempertanyakan dasar dan dampak sosialnya.

2. Tiga aspek utama dalam filsafat yang melibatkan pertimbangan mendasar tentang
eksistensi, pengetahuan, dan nilai adalah ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

1. Ontologi:

- Makna: Ontologi membahas tentang hakikat kenyataan atau eksistensi. Ini menelusuri
pertanyaan tentang apa yang nyata, apa yang ada, dan bagaimana objek atau fenomena eksis.

- Dalam Ilmu Administrasi Publik: Pertanyaan ontologis dalam administrasi publik dapat
melibatkan pertimbangan tentang eksistensi entitas seperti organisasi, kebijakan, dan
masyarakat, serta hubungan dan interaksi antara mereka. Misalnya, apakah organisasi
pemerintah merupakan entitas yang eksis di luar individu-individu yang bekerja di dalamnya?

2. Epistemologi:

- Makna: Epistemologi membahas tentang sumber, sifat, dan batas pengetahuan. Ini
mencakup pertanyaan tentang bagaimana kita tahu, apa yang dapat kita ketahui, dan
bagaimana validitas pengetahuan diukur.

- Dalam Ilmu Administrasi Publik: Pertimbangan epistemologis dalam administrasi publik


berkaitan dengan sumber dan metode pengetahuan yang digunakan dalam merancang dan
mengelola kebijakan. Apa metode yang diakui sebagai valid dalam meraih pengetahuan
tentang kebijakan dan administrasi?

3. Aksiologi:
- Makna:Aksiologi membahas tentang nilai dan etika. Ini mencakup pertanyaan tentang
nilai-nilai apa yang dianggap baik, benar, dan indah, serta pertimbangan etika dalam tindakan
dan kebijakan.

Ilmu Administrasi Publik dari Tiga Aspek Filsafat Ini:

1. Ontologi dalam Administrasi Publik:

- Pertanyaan: Apakah organisasi pemerintah memiliki eksistensi yang independen, ataukah


mereka hanyalah kumpulan individu yang bekerja bersama?

- Relevansi: Ontologi membantu memahami sifat dan hakikat entitas dalam administrasi
publik, membimbing cara melihat dan mendefinisikan organisasi dan fenomena lainnya.

2. Epistemologi dalam Administrasi Publik:

- Pertanyaan: Bagaimana kita tahu bahwa suatu kebijakan efektif atau bahwa data yang
digunakan untuk pengambilan keputusan valid?

- Relevansi:*Epistemologi membantu mengevaluasi sumber dan metode pengetahuan yang


digunakan dalam administrasi publik, membimbing dalam pemilihan pendekatan penelitian
dan metode evaluasi kebijakan.

3. Aksiologi dalam Administrasi Publik:

- Pertanyaan: Apa nilai-nilai yang harus dijunjung dalam pelayanan publik, dan bagaimana
etika dapat diterapkan dalam keputusan administratif?

- Relevansi: Aksiologi membimbing dalam menentukan nilai-nilai yang diutamakan dalam


administrasi publik dan memberikan dasar etika untuk panduan tindakan dan kebijakan.

Melihat ilmu administrasi publik dari tiga aspek filsafat ini membantu mendalaminya,
memberikan fondasi teoritis untuk pertimbangan dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
Hal ini mendukung refleksi mendalam terkait hakikat entitas, sumber pengetahuan, dan dasar
etis dalam konteks administrasi publik yang kompleks.

3. perbedaan antara Administrasi Publik dan Administrasi Negara dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Administrasi Publik (Public Administration):

 Definisi Umum: Administrasi Publik merujuk pada pengelolaan organisasi, sumber


daya, dan kebijakan dalam menyediakan layanan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat umum.
 Fokus: Lebih melibatkan pengelolaan dan penyelenggaraan layanan publik,
pengembangan kebijakan, dan tugas-tugas administratif di berbagai tingkat
pemerintahan.
 Contoh: Seorang administrator publik di tingkat lokal yang bertanggung jawab
mengelola departemen pelayanan kesehatan untuk memastikan masyarakat
mendapatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas.

2. Administrasi Negara (State Administration):

 Definisi Umum: Administrasi Negara lebih spesifik mengacu pada bagian dari
administrasi publik yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan dan fungsi
administratif oleh lembaga-lembaga pemerintah pusat (negara) atau lembaga-lembaga
di tingkat nasional.
 Fokus: Lebih menekankan pada fungsi pemerintahan pusat, eksekutif, dan badan-
badan nasional yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
sumber daya nasional.
 Contoh: Departemen Keuangan di tingkat nasional yang mengelola keuangan negara,
merancang kebijakan fiskal, dan melaksanakan program-program ekonomi nasional.

Perbandingan Lengkap:

1. Cakupan Geografis:
o Administrasi Publik: Lebih luas dan mencakup administrasi di berbagai
tingkat pemerintahan, termasuk lokal, regional, dan nasional.
o Administrasi Negara: Lebih fokus pada administrasi di tingkat nasional atau
pemerintah pusat.
2. Fokus Tugas dan Tanggung Jawab:
o Administrasi Publik: Lebih luas dan mencakup berbagai tugas seperti
pengelolaan layanan publik, kebijakan, dan administrasi di semua tingkat
pemerintahan.
o Administrasi Negara: Lebih khusus dalam hal pelaksanaan kebijakan dan
fungsi administratif oleh lembaga-lembaga di tingkat nasional.
3. Contoh Aktivitas:
o Administrasi Publik: Pengembangan kebijakan, pengelolaan sumber daya
manusia, perencanaan strategis di tingkat pemerintahan, dan pengelolaan
layanan publik.
o Administrasi Negara: Pelaksanaan kebijakan nasional, manajemen keuangan
negara, dan pengelolaan administratif lembaga-lembaga pemerintah pusat.
4. Tujuan:
o Administrasi Publik: Memastikan efektivitas, efisiensi, dan tanggung jawab
dalam penyediaan layanan publik dan implementasi kebijakan di seluruh
sektor pemerintahan.
o Administrasi Negara: Menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan
nasional dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Perbedaan ini, meskipun ada, seringkali tergantung pada konteks negara dan penggunaan
terminologi di dalamnya. Dalam beberapa kasus, istilah ini dapat digunakan secara
bergantian, tetapi pemahaman konteks spesifik akan membantu mengartikan perbedaan
antara Administrasi Publik dan Administrasi Negara.

4. Etika administrasi publik adalah seperangkat nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang
menjadi dasar bagi perilaku para birokrat atau pegawai pemerintah dalam melaksanakan
tugas dan kewenangan mereka. Nilai-nilai ini membimbing tindakan para birokrat untuk
mencapai tujuan organisasi dengan memastikan integritas, keadilan, dan pelayanan publik
yang baik. Berikut adalah beberapa etika administrasi publik yang dianggap penting:

1. Integritas:

 Definisi: Menunjukkan konsistensi antara nilai-nilai yang dianut dan tindakan yang
diambil. Birokrat harus jujur, tidak korup, dan menjalankan tugasnya dengan
kejujuran dan keberanian.
 Contoh: Menolak suap atau gratifikasi, menghindari konflik kepentingan, dan
menjaga keterbukaan dalam pengambilan keputusan.

2. Pelayanan Publik:

 Definisi: Menekankan pelayanan kepada masyarakat sebagai tujuan utama dari


keberadaan birokrasi. Birokrat bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang
bermanfaat dan adil kepada masyarakat.
 Contoh: Menanggapi kebutuhan dan keluhan masyarakat dengan cepat, menyediakan
informasi yang transparan, dan menjalankan kebijakan yang berpihak pada
kepentingan umum.

3. Akuntabilitas:

 Definisi: Bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil. Birokrat
harus dapat menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap tindakan atau
kebijakan yang diambil.
 Contoh: Menerima umpan balik dari masyarakat, menghadiri pertanggungjawaban di
hadapan lembaga pengawas, dan melaporkan secara berkala tentang pencapaian dan
tantangan yang dihadapi.

4. Keadilan:

 Definisi: Menjamin perlakuan yang adil dan setara kepada semua pihak, tanpa
memandang status sosial, ekonomi, atau politik.
 Contoh: Memastikan kebijakan dan program menguntungkan semua lapisan
masyarakat, tidak diskriminatif, dan memberikan akses yang setara kepada layanan
publik.

5. Keterbukaan:

 Definisi: Mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan


dan pelaksanaan kebijakan.
 Contoh: Memberikan akses informasi kepada masyarakat, membuka proses
pengambilan keputusan untuk umpan balik, dan menghindari praktik-praktik yang
tidak transparan.

6. Kemandirian:

 Definisi: Mampu membuat keputusan dan bertindak secara independen tanpa tekanan
eksternal yang tidak etis.
 Contoh: Tidak terlibat dalam praktik-praktik korupsi atau nepotisme, dan
memutuskan berdasarkan prinsip-prinsip dan fakta yang objektif.

7. Kewajiban Moral:

 Definisi: Kesadaran akan tanggung jawab moral dalam menjalankan tugas dan
keputusan sehari-hari.
 Contoh: Menghormati hak-hak individu, menjaga kerahasiaan informasi yang
bersifat pribadi, dan menjalankan tugas dengan itikad baik.

8. Inovasi dan Efisiensi:

 Definisi: Mendorong perubahan positif dan efisiensi dalam penyelenggaraan


pelayanan publik.
 Contoh: Mencari cara-cara baru untuk meningkatkan efisiensi layanan, mengadopsi
teknologi terbaru, dan mengurangi birokrasi yang tidak perlu.

Para birokrat yang memahami dan menerapkan etika administrasi publik ini dapat
memastikan bahwa mereka menjalankan tugas dan kewenangan mereka dengan integritas,
bertanggung jawab, dan memberikan pelayanan yang adil dan berkualitas kepada masyarakat.
Etika administrasi publik menjadi dasar untuk mencapai tujuan pemerintah yang berfokus
pada kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

5. Studi filsafat dan teori administrasi publik memiliki peran yang signifikan dalam
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik atau good governance. Berikut adalah
beberapa manfaat mempelajari ilmu filsafat dan teori administrasi publik untuk mendukung
good governance:

1. Pemahaman Mendalam tentang Nilai dan Etika:

 Filsafat: Mempelajari filsafat memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai


moral dan etika yang mendasari tindakan dan keputusan. Ini membentuk dasar etika
bagi para pemimpin dan birokrat.
 Teori Administrasi Publik: Teori administrasi publik juga mencakup aspek etika
dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan. Pemahaman etika ini
esensial dalam menjamin integritas dan moralitas pemerintahan.

2. Peningkatan Kapasitas Analisis dan Kritis:


 Filsafat: Studi filsafat mengajarkan keterampilan analisis dan pemikiran kritis yang
mendalam terhadap masalah-masalah kompleks dan abstrak.
 Teori Administrasi Publik: Teori administrasi publik memberikan pemahaman
tentang kerangka kerja konseptual dan pemikiran kritis terhadap aspek-aspek
administratif, memungkinkan pemimpin untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah dengan lebih efektif.

3. Penyempurnaan Kualitas Kepemimpinan:

 Filsafat: Filsafat membantu dalam pengembangan kepemimpinan yang berkualitas


dengan menekankan nilai-nilai kepemimpinan yang positif, seperti kejujuran,
keadilan, dan integritas.
 Teori Administrasi Publik: Studi teori administrasi publik memberikan wawasan
tentang berbagai model kepemimpinan yang efektif, membantu pemimpin dalam
merancang pendekatan kepemimpinan yang sesuai dengan konteks dan tuntutan
pemerintahan yang baik.

4. Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas:

 Filsafat: Dengan memahami filsafat, para pemimpin dapat merancang sistem dan
proses pemerintahan yang lebih efisien dan efektif.
 Teori Administrasi Publik: Teori administrasi publik memberikan alat konseptual
dan metodologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi
pemerintahan.

5. Peningkatan Keterlibatan Masyarakat:

 Filsafat: Filsafat dapat memberikan landasan pemikiran tentang pentingnya


partisipasi masyarakat dan hak asasi manusia dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang baik.
 Teori Administrasi Publik: Mempelajari teori administrasi publik membantu dalam
merancang kebijakan dan program yang mendukung partisipasi masyarakat serta
meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah.

6. Pengembangan Kebijakan yang Mendasarkan pada Bukti:

 Filsafat: Pemikiran filosofis dapat membantu membangun kebijakan yang didasarkan


pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang kuat.
 Teori Administrasi Publik: Teori administrasi publik memberikan kerangka kerja
untuk pengumpulan dan analisis data, memastikan bahwa kebijakan yang diambil
didasarkan pada bukti dan pengetahuan yang kuat.

7. Peningkatan Daya Tanggap Terhadap Perubahan Sosial:

 Filsafat: Filsafat membantu pemimpin untuk memahami dan merespons perubahan


sosial dengan lebih bijaksana dan adil.
 Teori Administrasi Publik: Studi teori administrasi publik memungkinkan
pemimpin untuk merancang sistem dan proses yang dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan sosial dan politik.
8. Penjaminan Keadilan dan Kesetaraan:

 Filsafat: Filsafat memberikan landasan konseptual untuk memahami dan


mempromosikan keadilan dan kesetaraan dalam pelayanan dan kebijakan
pemerintahan.
 Teori Administrasi Publik: Teori administrasi publik membantu dalam merancang
dan mengimplementasikan kebijakan yang bersifat inklusif dan tidak diskriminatif.

Anda mungkin juga menyukai