Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH JARAK CELAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL SAVONIUS


Andreas Andi Setiawan, Rudy Soenoko, Djoko Sutikno
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail: andreas_andi_s@yahoo.com
ABSTRACT
Currently the world's energy needs increasing, alternative energies developed to meet global energy
needs, one of the alternative energy is energy derived from the wind, which was captured using a wind
turbine, a boost from wind turbine blades pass from heading to an electric generator which will rotate
and produce electrical energy. Performance of a wind turbine can be seen from the shaft power, torque,
and efficiency of the turbine that generates. In a study using real experimental study investigated the
influence of this performance of vertical axis wind turbine using a variation of the type savonius blade
gap distance. Blades were used was two pieces with each gap distance are 1cm, 2 cm, and 3 cm, was
tested at wind tunnel speed of 4 m / s, 5 m / s, 6 m / s and 7 m / s. Data for wind turbines conventional
savonius in previous research are used in order to compare their performance. The results showed the
turbine blade with a gap distance of 1 cm, the shaft power is achieved at the highest wind speed 7 m / s is
1.988 Watt. At a distance of 1 cm blade gap, the highest torque achieved at wind speeds of 7 m / s with a
torque of 0.021. At a distance of 1 cm blade gap, the highest efficiency is achieved at wind speed of 5 m /
s is 34.9%.
Keywords: wind energy, savonius wind turbine, blade gap distance, performance.

akan berputar karena dorongan dari


angin [2].

PENDAHULUAN
Saat ini kebutuhan energi dunia
semakin meningkat, dari data BP
Statistical Review of World Energy
hingga 2010 didapatkan data bahwa
pertumbuhan konsumsi energi dunia
sebesar 5,6%, Menurut Outlook
Energi Nasional 2011, dalam kurun
waktu 2000-2009 konsumsi energi
Indonesia meningkat rata-rata sebesar
2,2 % pertahun.
Energi alternatif menawarkan
konsep yang ramah lingkungan,
bebas polusi, dan juga dapat
memenuhi kebutuhan energi global,
salah satu dari energi alternatif
adalah energi yang didapat dari
angin, yang sifatnya mudah didapat
dan ketersediannya tak terbatas.
Turbinangin yang dimanfaatkan
untuk pembangkit listrik. Pada
dasarnya, turbin angin dibuat untuk
menangkap energi dari angin yang
selanjutnya diteruskan ke rotor yang

Prinsip kerja dari turbin angin


untuk pembangkit listrik adalah
mengubah energi kinetik angin
menjadi energi mekanis pada kincir,
sehingga dapat menggerakkan poros
yang memutar generator yang akan
menghasilkan listrik. Unjuk kerja
dari suatu turbin angin dapat dilihat
dari Brake Horse Power , torsi, dan
efisiensi turbin yang dihasilkannya.
Oleh karena itu dalam studi
eksperimental ini dapat diteliti
seberapa besar pengaruh pada unjuk
kerja turbin angin poros vertikal tipe
savonius dengan membandingkan
variasi jarak celah sudunya.
Oleh karena itu perlu diteliti
pengaruh dari jarak celah sudu
terhadap unjuk kerja turbin angin
savonius. Sehingga diharapkan dapat
memberikan
manfaat
sebagai
referensi bagi mahasiswa teknik
mesin untuk penelitian selanjutnya
mengenai
turbin
angin,
dan
1

menambah ilmu pengetahuan dan


pemahaman tentang turbin angin dan
rekayasa untuk meningkatkan unjuk
kerjanya.

yang dihasilkan, dapat diketahui


besarnya daya generator. Seperti
pada rumus :

TINJAUAN PUSTAKA

Dimana :
=Daya generator listrik
(Watt)
V=Tegangan generator listrik (Volt)
I = Arus listrik (Ampere)

Energi Angin
Energi kinetik didapat ketika
sebuah obyek yang memiliki massa
bergerak dengan kecepatan translasi
atau rotasi. Energi kinetik dapat
dinyatakan dengan rumus :

Dimana m adalah massa udara


dan
adalah rata-rata kecepatan
angin untuk waktu tertentu.
Dimana
adalah berat jenis
udara dan A adalah luas daerah
sapuan sudu.

Besarnya BHP dapat dihitung


setelah didapatkan harga Pgenerator
dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :
= Brake Horse Power (Watt)
Pgenerator=Daya
generator
listrik
(Watt)
= Efisiensi generator (%)
Torsi (

Dimana :
d = diameter sudu
h = tinggi sudu

= Daya angin (Watt)


Brake Horse Power (BHP)
Brake Horse Power adalah daya
dari turbin yang diukur setelah
mengalami
pembebanan
yang
disebabkan oleh generator, gearbox,
pompa ataupun perangkat tambahan
lainnya. Brake yang dimaksud adalah
suatu peralatan yang digunakan untuk
memberikan beban pada turbin
sehingga putarannya dapat terjaga
secara konstan. Dalam percobaan
nantinya BHP diukur dengan
menggunakan
generator
listrik.
Dengan mengukur besarnya tegangan

Torsi biasa disebut juga momen


atau gaya yang menyatakan benda
berputar pada suatu sumbu. Torsi
juga bisa didefinisikan ukuran
keefektifan gaya tersebut dalam
menghasilkan putaran atau rotasi
mengelilingi sumbu tersebut. Besar
torsi
dapat
dihitung
dengan
menggunakan rumus:

Dimana :
T = Torsi (Nm)
= Daya generator (Watt)
= Putaran generator (rpm)

Efisiensi ( )
Untukmenyatakan
performa
suatu mesin biasanya dinyatakan
dalam efisiensi yang merupakan
perbandingan antara efek manfaat
yang digunakan dengan pengorbanan
yang dilakukan. Rumus efisiensi
adalah sebagai berikut :

Variabel Terikat : Daya poros


dari turbin savonius, torsi yang
dihasilkan oleh turbin savonius, dan
efisiensi yang dihasilkan oleh turbin
savonius.
Instalasi Penelitian
Instalasi penelitian dapat dilihat
seperti pada gambar berikut :

Dimana :
= Efisiensi (%)
= Brake Horse Power (Watt)
= Daya Angin (Watt)
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 1. Skema Instalasi Uji
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian
eksperimental(experimental
research)
yaitu
melakukan
pengamatan untuk mencari data
sebab akibat dalam suatu proses
melalui eksperimen sehingga dapat
mengetahui pengaruh jarak celah
sudu terhadap unjuk kerja turbin
angin savonius.
Pembuatan model dan
perlengkapan instalasi dilakukan di :
Laboratorium Surya dan Energi
Alternatif Jurusan Mesin Fakultas
Teknik
Universitas
Brawijaya.
Penelitian dilakukan di Laboratorium
Fluida Jurusan Mesin Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya.

Keterangan gambar :
1. Blower
2. Wind tunnel
3. Turbin angin Savonius
4. Generator listrik
5. Digital Multitester
6. Digital Tachometer
7. Anemometer

Gambar 2 : Spesifikasi Wind Tunnel

Variabel Penelitian
Variabel Bebas : Kecepatan
angin : 4; 5; 6; dan 7 m/s dan Jarak
celah sudu : 1; 2; dan 3 cm.

Gambar 3: Sudu Turbin 2D

PEMBAHASAN
Hubungan Antara Kecepatan Angin
Terhadap Daya Poros (BHP)

Gambar 4: Sudu Turbin 3D

Gambar 7:Grafik Hubungan Kecepatan


Angin Terhadap Daya Poros (BHP)

Gambar 5 : Desain turbin angin pada


penelitian sebelumnya [4]

Gambar 6 : Macam-macam jarak celah


sudu desain

Dari grafik dapat diketahui bahwa


kecepatan angin berpengaruh terhadap
daya poros yang dihasilkan. Pada awal
hingga akhir grafik hubungan kecepatan
angin terhadap daya poros pada jarak
celah
yang
sama
mengalami
kecenderungan yang meningkat. Semakin
meningkatnya kecepatan angin akan
menyebabkan semakin besar momentum
angin yang menumbuk penampang sudu
turbin tiap detiknya, maka perbedaan
tekanan antara bagian depan sudu dan
bagian belakang sudu akan semakin
meningkat, sehingga gaya drag yang
dihasilkan juga semakin meningkat,
akibat dari peningkatan gaya drag ini
akan menyebabkan peningkatan putaran
pada poros turbin. Peningkatan putaran
pada
poros
turbin
menyebabkan
peningkatan pada voltase dan arus yang
dihasilkan generator listrik. Semakin
tinggi voltase dan arus generator listrik
yang dihasilkan, daya generator listrik
semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan
persamaan berikut :

Dari grafik pada gambar 7 dapat


diketahui bahwa pada turbin dengan jarak
celah sudu 1 cm mempunyai nilai daya

poros yang lebih besar jika dibandingkan


dengan turbin angin dengan jarak celah
sudu 2 cm dan turbin angin dengan jarak
celah
sudu
3
cm.
Pada
turbindenganjarakcelahsudu 1 cm, daya
poros
tertinggidicapai
pada
kecepatanangin7 m/s yaitu1,988 Watt,
dan daya poros terendahdicapai pada
kecepatanangin4 m/s yaitu 0,324 Watt.
Hubungan Antara Kecepatan Angin
Terhadap Torsi

Dari grafik pada gambar 7 terlihat


bahwa turbin angin dengan jarak celah
sudu 1 cm memiliki torsi yang paling
besar jika dibandingkan dengan turbin
yang lainnya. Pada jarakcelahsudu 1 cm,
torsitertinggidicapai pada kecepatanangin
7 m/s dengantorsi 0,021Nm dan
torsiterendahdicapai pada kecepatanangin
4 m/s dengantorsi 0,0065Nm.
Hubungan Antara Kecepatan Angin
Terhadap Efisiensi

Gambar 8: Grafik Hubungan Kecepatan


Angin Terhadap Torsi
Dari grafik hubungan kecepatan
angin terhadap torsi dapat dilihat bahwa
pada kecepatan angin yang sama untuk
turbin dengan jarak celah sudu yang
berbeda terdapat perbedaan torsi yang
bekerja. Hal ini dikarenakan pada sudu
dengan jarak celah yang kecil memiliki
luas daerah tangkap gaya yang berbeda
dengan sudu dengan jarak celah yang
lebih besar. Dengan demikian torsi yang
dihasilkan oleh masing-masing turbin
angin dengan jarak celah sudu yang kecil
dan lebih besar akan berbeda.
Dari grafik pada gambar 8,
hubungan antara kecepatan angin
terhadap torsi mengalami kecenderungan
meningkat. Hal ini dikarenakan semakin
meningkatnya kecepatan angin maka daya
yang dihasilkan juga meningkat, sehingga
torsi yang dihasilkan juga meningkat. Hal
ini sesuai dengan persamaan berikut :

Gambar 9: Grafik Hubungan Kecepatan


Angin Terhadap Efisiensi
Dari
grafik dapat
dilihat
hubungan antara kecepatan angin dan
efisiensi, bahwa semakin meningkatnya
kecepatan angin, maka efisiensi juga
meningkat.
Peningkatan
efisiensi
dikarenakan,
efisiensi
adalah
perbandingan antara daya poros dengan
daya angin. Hal ini sesuai dengan
persamaan berikut :

Pada grafik pada gambar 9


hubungan antara kecepatan angin
terhadap efisiensi mengalami jenis grafik
berbentuk parabolik, dimana efisiensi
optimum diperoleh pada saat kecepatan
angin 5 m/s dan kemudian mengalami

penurunan seiring dengan penambahan


kecepatan angin. Hal ini dikarenakan,
peningkatan daya poros tidak sebanding
dengan peningkatan daya angin yang
peningkatannya semakin besar seiring
dengan bertambahnya kecepatan angin
yang diterima.
Pada grafik pada gambar 9
terlihat bahwa pada turbin dengan jarak
celah sudu 1 cm mempunyai efisiensi
yang paling tinggi jika dibandingkan
dengan turbin dengan jarak celah sudu 2
cm dan turbin dengan jarak celah sudu 3
cm. Pada jarak celah sudu 1 cm, efisiensi
tertinggi dicapai pada kecepatan angin 5
m/s yaitu 34,9 % dan efisiensi terendah
pada kecepatan angin 4 m/s yaitu pada
23,8
%.
Sama
halnya
dengan
turbindenganjarak celah 2 cm dan jarak
celah 3 cm.

memiliki efisiensi tertinggi dibandingkan


dengan yang lain.
Analisa
segitiga
kecepatan
digunakan untuk mengetahui gaya
tangensial dan daya tangensial yang
dihasilkan turbin angin pada masingmasing perbandingan c/D pada kecepatan
angin 5 m/s. Dengan rumus berikut dapat
dihitung gaya tangensial yang dihasilkan
turbin angin :

Dengan rumus berikut dapat dihitung


daya tangensial yang dihasilkan turbin
angin :

Gambar 10 : Grafik Hubungan Kecepatan


Angin Terhadap Efisiensi
Pada grafik pada gambar 10 hubungan
antara kecepatan angin terhadap efisiensi
dengan c/D yang berbeda. c/D adalah
perbandingan jarak celah sudu (cm)
dengan diameter turbin (cm).
Dalam
prosedur
penelitian
digunakan untuk setiap ukuran c yang
semakin bertambah, ukuran D semakin
berkurang. Maka yang terjadi adalah
ukuran diameter turbin (D) yang
berpengaruh
dominan
sehingga
didapatkan hasil penelitian bahwa sudu
dengan perbandingan c/D = 0,08 yang

Pada gambar segitiga kecepatan


(terlampir) dapat dibandingkan untuk
gaya yang dihasilkan turbin dengan jarak
celah yang berbeda, dari analisa pada
segitiga kecepatan dapat disusun tabel
perhitungan daya yang dihasilkan turbin,
didapat bahwa turbin dengan jarak celah
sudu 1 cm (turbin angin dengan c/D =
0,08). Memiliki daya tangensial (Pu) =
20,1 W yang lebih tinggi dibandingkan
turbin dengan c/D = 0,18, Pu = 9,57 W,
turbin dengan c/D = 0,3, Pu = 1,63 W.

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
kecepatan angin dan jarak celah sudu
berpengaruh terhadap unjuk kerja turbin
angin poros vertikal Savonius, dimana :

Pada jarak celah sudu yang sama


dan kecepatan angin yang meningkat,
diperoleh daya poros dan torsi yang
meningkat.
Pada turbin dengan jarak celah
sudu 1 cm, daya poros tertinggi dicapai
pada kecepatan angin 7 m/s yaitu 1,988
Watt, dan daya poros terendah dicapai
pada kecepatan angin4 m/s yaitu 0,324
Watt.
Pada turbin dengan jarak celah
sudu 1 cm, torsi tertinggi dicapai pada
kecepatan angin 7 m/s dengan torsi
0,021 Nm dan torsi terendah dicapai pada
kecepatan angin 4 m/s dengan torsi
0,0065 Nm.
Pada turbin dengan jarak celah
sudu 1 cm, efisiensi tertinggi dicapai pada
kecepatan angin 5 m/s yaitu 34,9 % dan
efisiensi terendah pada kecepatan angin
4 m/s yaitu pada 23,8 %.

Pada kecepatan angin yang sama


jarak celah sudu berbeda, didapatkan
daya poros tertinggi, torsi tertinggi dan
efisiensi tertinggi pada turbin dengan
jarak celah
1
cm.
Maka dapat
disimpulkan unjuk kerja tertinggi
diperoleh pada turbin dengan jarak celah
sudu 1 cm.

Dalam
prosedur
penelitian
digunakan untuk setiap ukuran c yang
semakin bertambah, ukuran D semakin
berkurang. c/D adalah perbandingan jarak
celah sudu (cm) dengan diamter turbin
(cm). Maka yang terjadi adalah ukuran
diameter turbin (D) yang berpengaruh
dominan sehingga didapatkan hasil
penelitian
bahwa
sudu
dengan
perbandingan c/D = 0,08 yang memiliki
efisiensi tertinggi dibandingkan dengan
yang lain.

Pada gambar segitiga kecepatan


(terlampir) dapat dibandingkan untuk
gaya yang dihasilkan turbin dengan jarak
celah yang berbeda, dari analisa pada
segitiga kecepatan dapat disusun tabel
perhitungan daya yang dihasilkan turbin,
didapat bahwa turbin dengan jarak celah
sudu 1 cm (turbin angin dengan c/D =
0,08). Memiliki daya tangensial (Pu) =
20,1 W yang lebih tinggi dibandingkan
turbin dengan c/D = 0,18, Pu = 9,57 W,
turbin dengan c/D = 0,3, Pu = 1,63 W.

SARAN
Dari penelitian ini disarankan agar :

Pada
penelitian
berikutnya
mengenai jarak celah sudu, harus
mempertahankan ukuran diameter turbin
yang digunakan.

Pada
penelitian
berikutnya
mengenai turbin angin poros vertikal
Savonius sudu dua hendaknya diteliti
pada jarak celah 0,5 cm.

Pada
penelitian
berikutnya
dipergunakan pengarah udara / jacket
agar udara yang masuk dan menumbuk
sudu turbin lebih fokus.

Uji coba dilakukan pada kondisi


arah angin dari berbagai arah, sehingga
dapat mendekati kondisi nyata di
lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Dietzel, F. 1999. Turbin, Pompa dan
Kompresor. Jakarta : Erlangga.
[2] Fox, Robert W., Mc Donald, Alan T.
2003. Introduction to Fluid
Mehanic 6th edition. USA: John
Wiley&Sons.
[3]Hau, E. 2006. Wind Turbines
Fundamentals,
Technologies,
Applications,
Economics
2nd
Edition. Berlin: Springer.

[4] Hemami, A. 2012. Wind Turbine


Technology. USA: Cengage
Learning.
[5] Hendra A. 2012, Pengaruh Jumlah
Sudu Terhadap Unjuk Kerja
Turbin
Angin
Savonius.
Universitas Brawijaya.
[6] Manwell J.F., McGowan J.L., Rogers
A.L. 2003. Wind Energy Explained
Theory, Design & Application.
West Sussex: John Wiley & Sons.
[7] Reksoatmodjo. 2005. Vertical-Axis
Differential
Drag
Windmill.
Universitas Jenderal Achmad
Yani.
[8] Sargolzaei, J. 2007. Prediction of the
power ratio and torque in wind
turbine Savonius rotors using
artificial
neural
networks.
Department
of
chemical
engineering. Ferdowsi university
of Mashhad. Iran.
[9]

Tong, W. 2010. Wind Power


Generation and Wind Turbine
Design. USA: WIT Press.

[10] White, M. Frank. Fluid Mechanics


4th edition. Rhode Island :McGraw
Hill.

Anda mungkin juga menyukai