Anda di halaman 1dari 15

BAB XI

SURVEI ASAL TUJUAN PERJALANAN

1. PENGANTAR
Perencanaan transportasi, termasuk moda ASDP di dalamnya amat
membutuhkan data pergerakan penumpang dan barang dari suatu tempat
ketempat lain. Salah satu upaya untuk mencari gambaran aktivitas
pergerakan tersebut adalah dengan melakukan survei asal tujuan.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah

mempelajari

materi

ini

peserta

diharapkan

mampu

melakukan kegiatan survei asal tujuan pada suatu wilayah.


3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat :
a. Memahami pentingnya kegiatan survei asal tujuan
b. Memahami data apa saja yang perlu didapat dalam survei asal tujuan
c. Mampu merencanakan dan melaksanakan survei asal tujuan
d. Mampu mengolah data hasil survei asal tujuan
4. URAIAN
4.1. Pendahuluan dan Definisi
Dalam kegiatan transportasi, muatan yang diangkut baik berupa
penumpang

ataupun

barang

dan

kendaraan

dianggap

melakukan

pergerakan dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari daerah asal
(origin) ke daerah tujuan (destination). Daerah asal (origin) dapat diartikan

sebagai daerah yang menjadi asal aktivitas pergerakan atau daerah yang
membangkitkan/mengeluarkan/menghasilkan

aktivitas

pergerakan

atau

yang sering disebut sebagai trip generation atau bangkitan lalu lintas dan
sebaliknya daerah tujuan (destination) dapat diartikan sebagai daerah yang
menjadi

tujuan

aktivitas

pergerakan

yang

akan

menarik

aktivitas

pergerakan atau yang sering disebut sebagai trip attraction atau tarikan lalu
lintas. Hal tersebut dapat dilihat pada skema berikut :

Daerah Asal
(origin)

Daerah Tujuan
(destination)

Bangkitan Lalu Lintas


(Trip Generation)

Tarikan Lalu Lintas


(Trip Attraction)

Mengingat aktivitas pergerakan terjadi dari daerah asal ke daerah


tujuan maka suatu wilayah dapat dibagi-bagi menjadi berbagai zona/daerah
atau tata guna lahan/land use. Masing-masing zona akan memiliki
karakteristik yang berbeda sesuai dengan fungsi zona/lahan, komponen dan
aktivitas yang terjadi pada zona/lahan tersebut. Secara umum, suatu
wilayah dapat terdiri dari zona pemukiman, perkantoran, pertokoan,
pendidikan

(sekolah/kampus),

wisata/rekreasi

dan

olahraga,

pertanian/perkebunan, hutan dan lain sebagainya.


Zona/daerah atau tata guna lahan/land use dapat diartikan sebagai
suatu lingkup daerah dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik
fungsi (peruntukan), komponen dan aktivitas yang homogen/sejenis atau
setidaknya

hampir

sejenis.

Sebagai

contoh,

daerah/lahan

pertokoan

memiliki fungsi dan didirikan untuk menampung aktivitas perdagangan


sehingga komponen daerah tersebut akan terdiri dari toko, pasar, mal dan
jenis pusat perbelanjaan lainnya dimana aktivitas pada lahan/daerah
tersebut akan didominasi oleh aktivitas jual beli. Umumnya, setiap wilayah

telah memiliki pembagian zona tersbut yang disebut sebagai Rencana


UmumTata Ruang (RUTR) yang biasanya dibuat oleh Badan Perencaaan
Pembangunan Daerah (Bappeda).
Suatu zona dapat menjadi daerah asal atau daerah tujuan ataupun
sekaligus menjadi daerah asal dan tujuan. Misalkan daerah pemukiman bagi
para pekerja akan menjadi daerah asal namun bagi para tukang pos dan
salesman akan menjadikan daerah pemukiman sebagai tujuan perjalanan
mereka. Demikian pula daerah industri akan menjadi daerah tujuan bagi
para pekerja dan menjadi daerah asal bagi para distributor barang.Dapat
pula seorang akan memiliki dua atau lebih daerah tujuan misalkan setelah
bekerja mungkin orang akan menuju daerah pertokoan untuk berbelanja
kemudian bergerak ke daerah pendidikan untuk mengikuti perkuliahan pada
malam hari.
Dalam melakukan aktivitas pergerakan tersebut, muatan yang
diangkut (terutama penumpang) tentunya memiliki karakter yang berbedabeda sehingga karakteristik pergerakan yang terjadi pada suatu tempat
dalam waktu tertentu akan berbeda-beda pula dengan pergerakan di daerah
yang lain.
Sebagai

contoh,

pergerakan

dari

daerah/zona/tata

guna

lahan

pemukiman yang menuju daerah perkantoran pada hari kerja akan lebih
besar daripada pergerakan yang menuju daerah wisata. Masing-masing
pergerakan tersebut akan memiliki karakter/ciri yang berbeda pula dimana
pergerakan menuju daerah perkantoran akan didominasi oleh para pekerja
yang umumnya berumur di atas 20 tahun dengan tujuan perjalanan untuk
bekerja dan pergerakan menuju daerah wisata akan terdiri dari penduduk
lokal maupun luar dengan latar belakang pekerjaan dan umur yang
beragam. Demikian halnya juga dengan pergerakan barang yang akan
berbeda untuk daerah pertanian dengan daerah industri.
Untuk itu, perlu dilakukan survei terhadap aktivitas pergerakan
penumpang/orang dan barang pada suatu wilayah sehingga akan dapat
diketahui tipe dan karakteristik pergerakan secara kualitas dan kuantitas
untuk dapat dilakukan proses perencanaan transportasi yang sesuai dengan
pola permintaan transportasi yang ada. Adapun survei yang dapat dilakukan
untuk mengetahui karakter aktivitas pergerakan tersebut adalah Survei

Asal

Tujuan

(AT)

atau

yang

juga

dikenal

dengan

nama

Origin-

Destination (OD) Survey.


Secara umum, Survei Asal Tujuan dapat diartikan sebagai suatu jenis
survei yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas pergerakan muatan, baik
penumpang/orang ataupun barang dan kendaraan dari daerah asal menuju
daerah tujuan berbagai karakteristik yang ada pada aktivitas pergerakan
tersebut secara kualitas dan kuantitas beserta.

4.2. Manfaat Survei


Data yang didapat dari survei asal tujuan memiliki manfaat sesuai
dengan sifat surveinya yang antara lain adalah :
a. Untuk mengtahui pola dan karakteristik pergerakan orang dan barang
secara kualitas dan kuantitas
b. Sebagai acuan dalam penetapan dan pembukaan rute angkutan
c. Sebagai

acuan

dalam

penentuan

jumlah

armada

angkutan

yang

diperlukan
d. Sebagai acuan dalam pembukaan rute jalan yang baru
e. Sebagai acuan dalam perencanaan prasarana transportasi
f.

Sebagai

acuan

dalam penentuan tingkat pelayanan

dan fasilitas

angkutan
g. Sebagai acuan dalam perencanaan dan memperkirakan permintaan
angkutan di masa mendatang

4.3. Data Yang Diperlukan


Data yang didapat dari survei asal tujuan memiliki manfaat sesuai
dengan sifat surveinya yang antara lain adalah :
1. Survei Perjalanan Orang :
a. daerah asal pergerakan/perjalanan
b. daerah tujuan pergerakan/perjalanan (bisa lebih dari satu)
c. tujuan perjalanan
d. frekuensi perjalanan per hari atau per minggu

e. jenis pekerjaan
f.

tingkat penghasilan

g. umur
h. tingkat pendidikan
i.

jenis kelamin

j.

jenis moda/alat angkut yang dipergunakan dll

2. Survei Perjalanan Barang :


a. daerah asal pergerakan/pengangkutan muatan
b. daerah tujuan pergerakan/pengangkutan muatan
c. tujuan pergerakan/pengangkutan muatan (dijual, dipakai sendiri dll)
d. jenis muatan yang diangkut (bahan mentah, hasil pertanian dll)
e. kuantitas/banyaknya muatan (dalam jumlah kemasan, liter, m 3,kg
atau ton)
f.

kemasan muatan (kotak, peti, bungkus, drum, karung dll)

g. jenis moda/alat angkut yang dipergunakan dsb

4.4. Penentuan Daerah Studi


Sebelum
penentuan

survei

daerah

studi.

dilakukan,terlebih
Untuk

itu

dahulu

diperlukan

harus

peta

dilakukan

wilayah

yang

menyertakan wilayah sungai (daerah perairan daratan) dan wilayah


administratif. Lebih baik juga apabila dapat dilengkapi dengan data umum
wilayah seperti luas wilayah, jumlah penduduk,komposisi jenis pekerjaan
penduduk, tingkat penghasilan penduduk, daerah pusat ekonomi (industri,
pertanian, perdagangan dll), komposisi umur penduduk dsb.
Setelah peta didapat, kemudian perlu ditetapkan daerah mana yang
akan diteliti pada peta tersebut yang dapat disebut dengan istilah daerah
studi atau kordon. Daerah ini harus diberi batasan yang jelas dengan
bantuan garis imajiner yang disebut sebagai garis kordon sebagaimana juga
terdapat pada survei volume lalu lintas.
Dalam menentukan daerah kordon, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

a. Garis kordon harus mencakup semua permasalahan yang sedang


dipelajari
b. Garis kordon harus mencakup seluruh daerah yang sedang direncanakan
untuk dikembangkan yang diperkirakan akan mempengaruhi pola
pergerakan di masa mendatang
c. Garis kordon harus ditempatkan sedemikianrupa sehingga pengumpulan
data dapat dilakukan semudah mungkin dan pergerakan lalu lintas yang
menuju kordon harus memotong garis kordon sekali saja.

Pergerakan tersebut dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu :


a. eksternal internal, yaitu pergerakan yang berasal dari daerah luar
kordon ke daerah dalam kordon
b. internal internal, yaitu pergerakan yang berasal dari daerah dalam
kordon ke daerah dalam kordon
c. internal - eksternal, yaitu pergerakan yang berasal dari daerah dalam
kordon ke daerah luar kordon
d. eksternal eksternal, yaitu pergerakan yang berasal dari daerah luar
kordon ke daerah luar kordon

c
b
a

Selanjutnya, daerah kordon tersebut harus dibagi-bagi menjadi


berbagai zona. Pembentukan zona dapat didasari atas penggunaan lahan,
batas administratif ataupun rintangan alam seperti sungai dan gunung.
Zona sebaiknya memiliki karakteristik yang homogen/sejenis.

Seteleh zona ditetapkan, untuk memudahkan proses pengolahan


data dan analisa, setiap zona harus diberi kode (zone coding). Kode ini
sebaiknya berupa angka agar dapat dibaca dan diproses dengan berbagai
program komputer seperti Microsoft Excel dan SPSS. Contoh dari kode
tersebut adalah sebagai berikut :

Zone Perajin dan Mariana dengan kode 1

Zone Plaju dan Sungai Gerong dengan kode 1 dst

4.5. Metode Survei


Survei asal tujuan dapat dilaksanakan dengan

berbagai metode yang

antara lain adalah :


1. Metode Wawancara Rumah Tangga (HomeInterview)
Metode ini dilaksanakan dengan mendatangi rumah-rumah penduduk
ataupun penghuni-penghuni dalam suatu zona kemudian dilakukan
wawancara kepada seluruh anggota rumah tangga mengenai data-data
yang diperlukan. Survei ini sebaiknya dilakukan pada malam hari karena
biasanya seluruh anggota berkumpul.
Hasil wawancara kemudian dituangkan dalam formulir isian survei.
Setelah data didapat maka dapat diketahui pola pergerakan yang
dibangkitkan ataupun ditarik dari suatu zona. Adapun mengingat hampir
tidak mungkin untuk mendatangi setiap rumah penduduk dalam suatu
zona maka dapat diambil sampel dengan mengacu pada tabel berikut :

Jmlh Penduduk
(ribu jiwa)

Sampel
Minimum (%)

Jumlah Sampel
(ribu jiwa)

0 50

20

0 10

50 150

12,5

10 18,75

150 300

10

18,75 30

300 500

6,67

30 33

500 1.000

33 50

> 1.000

> 50

Metode ini membutuhkan biaya, tenaga surveyor dan waktu yang sangat
banyak sehingga sangat sulit untuk dilakukan. Selain itu, proses
pengolahan data dan analisanya juga akan sulit sehingga metode ini
jarang digunakan. Walaupun demikian, metode ini tetap perlu dilakukan
setidaknya untuk gambaran dan data dasar.

2. Metode Wawancara Di Pelabuhan/Dermaga/Terminal Moda ASDP


Metode ini dilaksanakan dengan mendatangi para pengguna jasa
angkutan moda ASDP di terminal angkutan seperti pelabuhan atau
dermaga. Para pengguna jasa tersebut kemudian diwawancarai sama
seperti pada metode home survey. Hanya saja perlu diingat bahwa
survei ini sebaiknya dilakukan pada jam operasional normal pada
harikerja dan hari libur dan diupayakan berlangsung sesingkat mungkin
mengingat wawancara ini tidak mungkin dilakukan dengan leluasa
karena pengguna jasa biasanya memiliki keinginan lain yang mungkin
saja sedikit terganggu dengan pelaksanaan survei ini.
Sampel sebaiknya diambil minimal sebesar 10% dari data kunjungan
penumpang ataupun barang. Survei ini relatif lebih mudah dilakukan
dibandingkan dengan home survey namun terdapat kelemahan seperti
adanya kemungkinan penumpang atau barang tidak mempergunakan
terminal tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan survei pada semua lokasi
terminal yang digunakan untuk berpindah moda.

3. Metode Angket Kartu Pos


Metode ini dilaksanakan dengan mendatangi para pengguna jasa
angkutan moda ASDP di terminal angkutan seperti pelabuhan atau
dermaga kemudian membagikan kartu pos yang dilengkapi dengan
perangko dan alamat tujuan serta berisi beberapa angket singkat
mengenai data yang diperukan. Para pengguna jasa tersebut diberikan
petunjuk cara pengisian dan kemudian setelah mengisi angket, mereka

diminta untuk mengirimkan kartu pos tersebut ke alamat pengolah data


yang telah tercantum pada kartu pos.
Perlu diingat bahwa survei ini sebaiknya dilakukan pada jam operasional
normal dan diupayakan berlangsung sesingkat mungkin mengingat
Sampel sebaiknya diambil minimal sebesar 10% dari data kunjungan
penumpang ataupun barang. Survei ini relatif lebih mudah dilakukan
namun terdapat kelemahan seperti adanya kemungkinan keengganan
responden untuk mengirimkan kembali kartu pos tersebut, kurang
jelasnya cara menjawab pertanyaan dan isi angket relatif sangat sedikit
karena ruang di kartu pos cukup terbatas.

4. Metode Lain Pada Moda Angkutan Jalan


Untuk angkutan jalan, terdapat beberapa metode lain seperti wawancara
tepi jalan (road side interview) dan pencatatan plat nomor kendaraan
atau penempelan stiker. Wawancara tepi jalan dilakukan dengan
menghentikan kendaraan sesaat di tepi jalan pada beberapa titik di
daerah kordon dengan bekerja sama dengan pihak yang berwenang
seperti kepolisian. Metode ini cukup sulit mengingat wawancara kegiatan
akan mempergunakan sebagian badan jalan sehingga lalu lintas akan
cukup

terhambat,

responden

umumnya

terburu-buru

dan

waktu

perjalanan responden akan sedikit tersita.


Sementara itu, metode pencatatan nomor kendaraan dan penempelan
stiker dilakukan dengan mencatat plat nomor kendaraan dan waktu saat
kendaraan tersebut melintasi pos survei untuk kemudian dicocokkan
dengan data pada pos lainnya. Penempelan stiker dilakukan dengan cara
yang sama seperti pencatatan plat nomor kendaraan namun hanya
dilengkapi dengan penempelan stiker pada badan kendaraan yang
mudah dilihat.
Metode ini cukup mudah dilakukan namun data yang didapat juga akan
sedikit karena tidak dapat diketahui karakteristik pergerakan secara
menyeluruh.

4.6. Logistik survei

Adapun logistik yang diperlukan antara lain adalah :


a. Logistik pokok survei seperti sebelumnya (alat tulis, surat izin dll)
b. Peta alur pelayaran di wilayah studi untuk menentukan kordon dan lokasi
pos survei
c. Jam tangan untuk mencatat dan mengetahui interval waktu survei (untuk
metode road side interview dan pencatatan plat nomor kendaraan)
d. Blangko survei
Blangko ini dibuat dengan mengadakan observasi lapangan terlebih
dahulu untuk mengetahui karakteristik umum pergerakan lalulintas saat
ini. Adapun blangko dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan format
umum adalah :

Blangko Survei OD
Nama surveyor : Ahmad
Lembar ke
: 213
Data Responden :
Umur
: 30 th
Pekerjaan
: Ibu RT
Pendidikan
: SD

Pos survei
: Dermaga Pusri
Tanggal/hari : Minggu, 2812-2003
3
5
1

Jenis Kelamin : Lk/Pr


Penghasilan : -

1
4

Data Perjalanan :
Asal perjalanan

: Sei Lais

Tujuan perjalanan

: Pasar (Pusat Kota)

Maksud perjalanan

: Belanja/Kerja/Wisata/Sosial/Sekolah/ Lain2

Moda yang digunakan: Ketek/Jukung/Speed Boat/Sampan/Lain


Frekuensi perjalan/hr : 1 kali/2 kali/3kali/4kali/lbh dr 4 kali
Dst

e. Blangko rekapan data


Sebelum merekap data, hal yang harus dilakukan yaitu

memberikan

kode untuk setiap jawaban yang diberikan oleh responden. Kode


sebaiknya berupa angka misalnya :
A. Umur Responden
0 15 thn
15 25 thn
25 40 thn
40 60 thn
> 60 thn

1
2
3
4
5

B. Jenis Kelamin
Pria
Wanita

1
2

D. Pekerjaan Responden :
Pelajar/mahasiswa
1
PNS/TNI/Polri/BUMD/N 2
Karyawan Swasta
3
Wiraswasta/Pedagang 4
Ibu Rumah Tangga
5
Pensiunan
6
Kuli/Buruh/Tukang
7
Belum/Tidak Bekerja
8

D.Tingkat Pendapatan (Rp)

E. Tingkat Pendidikan

F & G Zona Asal/Tujuan

Tidak Bekerja
s/d 250 ribu
250 ribu s/d 500 ribu
500 ribu s/d 1 juta
1 juta s/d 2 juta
> 2 juta

1
2
3
4
5
6

Plaju
Kertapati
Tangga Buntung
Sei Lais & Mata Merah
Pusat Kota
Dst

H. Maksud Perjalanan
Bekerja
Sekolah
Dagang
Belanja
Wisata/rekreasi
Sosial
Lain-lain

1
2
3
4
5
6
7

SD
1
SMP
2
SLTA/SMU
3
Diploma
4
Sarjana (S-1, S-2 5
dst)
6
Tidak Sekolah
I. Jenis Moda
Ketek
1
Jukung
2
Speed Boat
3
Sampan
4
Lain-lain
5

J. Frek. Perjalanan/Hari
1 kali
1
2 kali
2
3 kali
3
4 kali
4
> 4 kali
5

Setelah blangko hasil survei diterima, maka perlu dilakukan tiga hal yaitu :
a. Editing, yaitu memeriksa blangko survei satu persatu dan menyisihkan
blangko yang tidak memenuhi syarat untuk diolah seperti ada jawaban
yang tidak diisi ataupun jawaban tidak jelas sehingga hanya sebagian
sampel saja yang dapat diolah
b. Coding, yaitu memberikan kode dalam kotak di samping jawaban
responden untuk setiap jawaban sesuai dengan kode yang telah dibuat.

1
2
3
4
5

Misalnya responden adalah Ibu rumah tangga berumur 30 tahun yang


berpergian dari Sei Lais ke Pasar 16 Ilir untuk belanja dengan ketek dua
kali sehari maka kode diisi sebagaimana blangko survei di atas.
Pemberian kode harus teliti dan dilakukan setelah survei selesai
c. Tabulating, yaitu mengisikan data hasil survei yang berupa angka ke
dalam tabel. Diupayakan tabel tersebut merupakan program pengolah
angka seperti Microsoft Excel, Lotus atau SPSS dan akan lebih baik bila
menggunakan program transportasi seperti Contram atau EMEE. Setiap
kolom menununjukkan pertanyaan yang harus dijawab dan setiap baris
menunjukkan jawaban responden yang telah dibkonversi menjadi kode
yang

telah

ditetapkan

sehingga

jumlah

baris

akan

menunjukan

banyaknya responden seperti pada contoh berikut :

Rekapitulasi Data Survei OD


Alur Pelayaran Sungai Musi
Responden
Ke
1
2
3
4
5
6
7
8
dst

A
3
4
1
2
5
2
4
1

B
2
2
1
1
1
2
1
1

C
5
4
1
7
6
3
4
8

D
1
3
1
2
4
2
4
1

Pertanyaan
E F G H
1 4 5 3
1 1 5 3
1 3 4 2
2 2 3 1
3 2 4 6
2 4 4 5
3 1 5 3
3 2 5 5

I
1
2
4
1
3
1
2
4

J
2
3
1
1
1
2
4
2

Dst

Proses ini harus dilakukan secara hati-hati dan teliti karena seringkali
akan terjadi kesalahan akibat salah baca atau salah memasukkan kode
maupun angka ke dalam tabel.

4.1. Penyajian data hasil survei


Setelah dilakukan rekapitulasi data, maka dapat dilakukan penyajian
data hasil survei yang berupa :

a. Matriks
Matriks adalah tabel yang berisi sekumpulan data yang berupa angka
yang dalam bentuk baris dan kolom. Angka yang ada dalam matriks tadi
merupakan jumlah responden yang menjawab pasangan pertanyaan
dalam survei. Adapun berdasarkan tabel rekapitulasi di atas dapat dibuat

ASAL

matriks sebagai berikut :

1
2
3
4
5
Jml

1
0
0
0
0
0

Tujuan
2 3 4
0 0 0
0 1 1
0 0 1
0 0 1
0 0 0

5
2
1
0
1
0

Jml
2
3
1
2
0
8

3 4

Matriks di atas disebut sebagai Matriks Asal Tujuan dan dapat kita
ketahui bahwa terdapat dua orang responden yang diwawancarai,
terdapat 2 orang responden yang melakukan perjalanan dari zona 1
yaitu Plaju ke zona 5 yaitu Pasar. Dapat diketahui pula bahwa zona 2
(Kertapati) merupakan zona dengan bangkitan lalu lintas terbesar
dengan 3 orang responden dan zona 5 (Pasar/Pusat Kota) merupakan
zona tarikan terbesar sebanyak 5 orang. Terdapat pula 1 orang yang
melakukan perjalanan interzona yaitu dari zona 4 ke 4.
Matriks di atas, dapat dikembangkan menjadi Matriks Asal Maksud
Perjalanan

dan

matriks

lainnya

sesuai

dengan

kombinasi

item

pertanyaan pada survei seperti contoh berikut :

ASAL

Maksud Perjalanan
1 2 3 4 5 6 7
1 0 0 2 0 0 0 0
2
3
4
5
Jml

1
0
0
0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
0
0
0

1
0
1
0

1
0
0
0

Jml
2 org (25%)

0
0
0
0

1 1 3 0 2 1 0

3 org (37,5%)
1 org (12,5%)
2 org (25%)
0
8
8

Matriks di atas menunjukkan bahwa penumpang yang bepergian dari


zona 1 (plaju) pada umumnya maksud perjalannnya adalah untuk

berdagang (kode maksud perjalanan 3) yaitu sebanyak 2 orang


responden dan tidak ada orang yang bepergian untuk berbelanja (kolom
untuk kode maksud perjalanan 4).
b. Grafik
Grafik yang paling umum dipergunakan adalah grafik lingkaran (pie
chart) dimana pada grafik di bawah ini terlihat bahwa pada umumnya
responden bepergian untuk berdagang (37 %).

Grafik Komposisi Maksud


Perjalanan
Kerja

Sekolah/Kuliah
13%

0% 13%
13%

Dagang
Belanja

24%
0%

Wisata
37%

Sosial
Lain-lain

c. Peta Bangkitan dan Tarikan


Matriks OD juga dapat diolah kembali menjadi peta bangkitan dan
tarikan seperti contoh berikut :

= Zona T. Buntung
= Zona Pasar/Kota
= Zona S.Lais
= Zona Kertapati
= Zona Plaju

2
S. Musi
3
2
Peta Bangkitan Perjalanan

d. Peta Desire Line


Matriks OD juga dapat diolah kembali menjadi peta desire line yang
menggambarkan

banyaknya

keinginan

perjalanan seperti contoh berikut :

= Zona T. Buntung

orang

untuk

melakukan

= Zona Pasar/Kota
= Zona S.Lais
= Zona Kertapati
= Zona Plaju
= 1 perjalanan
= 2 perjalanan
Peta Desire Line

e. Korelasi antar item pertanyaan


Korelasi adalah suatu angka koefisien yang menunjukkan seberapa dekat
hubungan antara dua hal. Korelasi hanya dapat dipergunakan untuk item
pertanyaan yang bersifat kuantitatif yaitu dijawab dengan angka
misalkan korelasi antara faktor banyaknya perjalanan dan tingkat
penghasilan adalah sebesar 0,42 yang menunjukkan bahwa semakin
tingginya tingkat penghasilan maka tidak terlalu berpengaruh bagi orang
untuk menambah frekuensi perjalannnya demikian juga dengan faktor
umur dan frekuensi perjalanan per hari yang memiliki korelasi sebesar
0,36.

5. PENUTUP
Survei OD merupakan survei yang amat penting untuk perencanaan
transportasi

secara

umum

walaupun

susah

untuk

dilakukan

karena

melibatkan surveyor yang cukup banyak dengan biaya dan waktu yang
cukup besar serta proses pengolahan data yang harus teliti dan akurat.

Anda mungkin juga menyukai