Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BIOLOGI

SIKLUS SEL

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2012

PENYUSUN
Ketua Koordinator : Annas Lovita Ajib
Sekertaris

: Ade Putri Rachmawati

Moderator

: Diska Ardhianti
Yuniar Alifano Kurniawan

Narasumber

: Winda Septi Tyasningrum


Ellya Afiani Kristiyanti
Didik Pujo Sulistyo

Semarang, 25 September 2012

DAFTAR ISI

Judul. 01
Penyusun 02
Daftar Isi.. 03
Kata Pengantar.. 04
Pendahuluan.. 05
Isi... 06
Kesimpulan. 22

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kelompok penyusun makalah biologi mengenai
siklus sel sehingga dapat memberikan informasi-informasi yg belum banyak
teman-teman ketahui tentang siklus sel.
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan :
1. Teman-teman dapat benar-benar memahami apa itu siklus sel
2. Apa yang kami sampaikan dapat berguna untuk teman-teman dan apabila
sewaktu-waktu dosen bertanya, kalian bisa menjawabnya dengan tepat

Semarang, 25 September 2012

Kelompok siklus sel

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sel merupakan kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup. Sedangkan siklus sel sendiri
adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah besar DNA di dalam
kromosom tersebut sehingga terjadi 2 sel baru yang identik. Sebagai kesatuan yang structural
berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel. makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut
makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yangterdiridari
banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi
kehidupan/ aktifitas kehidupan pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak
berlangsung didalam tubuh yang dilakukan oleh sel.

Pada makalah biologi ini kita akan mengetahui lebih mendalam tentang siklus sel dan fase fase
yang lebih jelas mengenai siklus sel. yang dimaksudkan agar para pembaca khususnya
mahasiswa UNIMUS dapat mengerti mengenai pengertian siklus sel secara lengkap dan fase fase
pada siklus sel

TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembentukan makalah ini adalah :

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biologi


Untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mahasiswa UNIMUS tentang
siklus sel
Menumbuhkan motivasi bagi pembaca untuk terus mencari motivasi tentang pengetahuan

SIKLUS SEL
Pengertian
Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah besar
DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga terjadi dua
sel baru yang identik. Perhatikan gambar 1.1.

Siklus sel yang berlangsung kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi.
Keberhasilan sebuah proliferasi membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase
siklus sel menuju fase berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi seyogyanya
diselesaikan sebelum jenjang berikutnya dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fase mitosis
sebelum selesainya tahap replikasi DNA akan menyebabkan sel tereliminasi.
Jenjang reaksi yang terjadi pada siklus sel, sangat mirip dengan relasi substrat-produk
dari sebuah lintasan metabolik. Produk dari sebuah jenjang reaksi akan berfungsi sebagai
substrat pada jenjang berikutnya, demikian pula dengan laju reaksi jenjang yang pertama akan
menjadi batas maksimal laju reaksi pada jenjang berikutnya.
Transisi antara jenjang reaksi ditentukan oleh lintasan pengendali ekstrinsik dan intrinsik
yang terdiri dari beberapa cekpoin, sebagai konfirmasi selesainya reaksi pada suatu jenjang
sebelum jenjang berikutnya dimulai. Kedua lintasan kendali dapat memiliki cekpoin yang sama.

Lintasan kendali instrinsik akan menentukan setiap tahap berjalan sebagaimana mestinya.
Fasa S, G2 dan M pada sel mamalia dikendalikan oleh lintasan ini, sehingga waktu yang
diperlukan untuk fase tersebut, tidak jauh bervariasi antara satu sel dengan sel lain. Sedangkan
Lintasan kendali ekstrinsik akan berfungsi sebagai respon terhadap kondisi di luar sel atau telisik
defisiensi sel.

Fasa pada Siklus Sel


Perhatikan gambar 1.2 skematik fase siklus sel yang dikendalikan oleh enzim CDK.

Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses
yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus sel
terbagi menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan G2:
1. Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia
membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi
kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-masing
guna proses mitosis pada fase M.

2. Fasa M (mitosis)
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik
pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya
membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase,
yaitu:

Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan


pemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma.

Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom
yang mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang
ekuatorial (piringan metafase).

Metafase. kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai


titik puncaknya

Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari


masing-masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub.

Telofase.

Kromosom

pada

tiap

kutub

mulai

mengalami

dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti


sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah

Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh


interaksi antara pemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi
sel, dan menghasilkan dua sel anak yang identik.

3. Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase
berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1
sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu
lama, dikatakan berada pada fase G0 atau quiescent. Pada fase ini, sel tetap
menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi
secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel kembali,
atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.

Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk
kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen
atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.
4. Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut
termasuk fase G1, S, G2.

Transisi G0 ke G1
Fasa transisi dari fase G0 ke fase G1 disebut fase prima atau fase kompetensi replikatif,
pada hepatosit, fase prima dipicu oleh sekresi sitokina IL-6 dan TNF- oleh sel Kupffer yang
menyebabkan hepatosit kehilangan sebagian massanya. Potensi proliferasi hepatosit setelah
kehilangan sebagian massanya.
Berbagai protein disintesis pada fase G1 setelah sel meninggalkan fase G0, beberapa
ribosom baru dibuat untuk mempercepat sintesis protein.
Sejumlah protein yang dihasilkan berupa enzim untuk mengembalikan fungsi metabolik
yang hilang saat sel berada pada fase G0, seperti enzim yang dibutuhkan untuk sintesis
isoprenoid, zat yang diperlukan untuk aktivitas onkogen Ras dan sintesis poliamina, yang
mempunyai banyak fungsi termasuk menyediakan ikatan ionik dengan asam nukleat. Onkogen
Ras disintesis sebagai protein prekursor dan membutuhkan proses paska-translasi sebelum dapat
menjadi aktif dan melakukan transformasi sel.
Enzim lain yang berperan dalam sintesis DNA, seperti timidina kinase, DNA polimerase
dan histon juga dihasilkan ribosom pada fase G1.

Transisi ke fase S
Transisi ke fase S dari fase G1 dikendalikan oleh dua buah cekpoin, yaitu "kompetensi"
dan "restriksi" yang terletak sekitar 12 dan 2 jam sebelum fase S dimulai. Paling tidak diperlukan
tiga faktor pertumbuhan untuk melewati dua cekpoin ini, yaitu PDGF, EGF dan IGF-1.
Penyerap faktor pertumbuhan merupakan protein kompleks yang terbentuk seluas
membran sel dengan domain yang dapat mengenali faktor pertumbuhan di dalam periplasma
dengan sangat khusus. Ligasi yang terjadi dengan ligan akan menginduksi transmisi sinyal ke
dalam sitoplasma melalui aktivasi enzim tirosina kinase. Sinyal sitoplasmik yang disebut "kurir
sekunder", dapat berupa berbagai protein yang telah mengalami fosforilasi oleh enzim kinase,
seperti molekul kecil inositol fosfatase dan AMP; atau ion, seperti Ca2+, H+, dan Zn2+; kemudian
diteruskan oleh menuju inti sel. Di dalam inti sel, gen kemudian teraktivasi sebagai respon
terhadap "kurir sekunder" ini.

Fasa S
Pada eukariota, berbagai aktivator (bahasa Inggris: multiple points of origin) diperlukan
sebagai persiapan untuk memasuki fase S guna melakukan replikasi DNA, pada prokariota,
hanya terdapat aktivator tunggal. Fasa S dimulai dengan terjadinya paparan pulsa (bahasa
Inggris: pulse exposure) dengan [3H].timidina pada sel, kemudian terjadi paparan lanjutan
(bahasa Inggris: chase procedure) non-radioaktif dengan timidina "dingin". Kedua prosedur
tersebut menghasilkan beberapa titik replikasi yang mulai nampak terjadi pada beberapa
kromosom pada rantai ganda DNA.
Pada titik replikasi, rantai ganda DNA memisahkan diri menjadi dua untai tunggal,
sehingga nampak seperti garpu. Pada tiap untai, terjadi sintesis untai DNA yang baru, dengan
dimulai oleh molekul primer, atau molekul oligonukleotida pendek, dan diikuti oleh molekulmolekul lain dengan enzim DNA polimerase, membentuk rantai ganda DNA yang baru.
Molekul primer itu disebut RNA primer, yang disintesis dengan enzim RNA polimerase
atau dikenal sebagai enzim primase, dari RNA tertentu yang bersifat komplemen dengan salah

10

satu area kromosom pada untai DNA. Primosom merupakan sebutan bagi seluruh kompleks yang
berikatan dengan RNA primer.
Polimerisasi untai DNA yang baru bergerak dari tiap-tiap primosom pada titik 5' untai
baru ke titik 3' untai baru. Untai baru yang bergerak dengan arah dari titik 3' untai induk ke 5'
untai induk disebut untai awal, sedang untai baru yang bergerak sebaliknya disebut untai akhir.
Untaian DNA baru dari RNA primer hingga tepat sebelum RNA primer berikutnya disebut
fragmen Okazaki, sesuai nama ilmuwan Reiji Okazaki yang pertama kali berhasil mengamati
proses polimerasi pada replikasi DNA. Saat polimerasi untai DNA yang baru menyentuh RNA
primer pada fragmen Okazaki berikutnya, aktivitas eksonuklease enzim DNA polimerase akan
menghancurkan RNA primer pada fragmen tersebut untuk meneruskan untai polimernya hingga
menyentuh untai polimer berikutnya, setelah itu enzim DNA ligase akan menyambung kedua
untai polimer itu menjadi satu. Titik 5' merupakan letak gugus 5' fosfat, sedang titik 3'
merupakan letak gugus 3' OH dari molekul gula deoksiribosa. Ikatan yang terjadi antara kedua
gugus ini disebut ikatan fosfodiester.
Polimerasi untai DNA yang baru terhenti hingga bagian ujung kromosom yang disebut
telomer. Pada bagian ini, enzim telomerase akan menyambung untaian tersebut dengan deretan
molekul RNA sebagai penanda antar kromosom. Pada manusia, berkas yang disisipkan antar
kromosom adalah TTAGGG. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa rentang telomer pada
manusia lambat laun menjadi lebih pendek dengan pertambahan usia, pengamatan ini
membuahkan teori penuaan telomer yang masih diteliti hingga saat ini.

Pembelahan Sel
Fase pembelahan sel yang terdiri atas fase mitosis dan sitokinesis. Fase mitosis terdiri
atas beberapa fase yaitu fase profase, fase prometafase, fase metafase, fase anafase, dan fase
telofase. Selama pembelahan sel, inti mengalami serangkaian perubahan- perubahan yang sangat
kompleks, terutama peruahan-perubahan kandungan intinya. Pada saat pembelahan sel
berlangsung, salut inti dan nukleus menjadi tidak tampak dan subtansi kromatin mengalami
kondensasi menjadi kromosom.

11

1. MITOSIS
Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium akhir dari siklus sel dan merupakan
stadium yang paling pendek, yaitu kurang lebih 10% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan
untuk satu kali siklus.
Selama pemebelahan inti, struktur kromosom tampak mengalami perubahan-perubahan
secara progresif. DNA pada sel eukariotik sangat panjang. Panjang DNA pada manusia berkisar
3 m atau kira-kira 300.000 kali lebih besar dari diameter sel tersebut. Sebelum sel membelah,
semua DNA harus disalin dan dibagi rata agar setiap sel anak memiliki genom lengkap.
Replikasi dan distribusi DNA dalam jumlah banyak itu terkelola dengan baik karena molekulmolekul DNA dikemas menjadi kromosom. Setiap species sel eukariotik memiliki jumlah
kromosom yang khas di dalam setiap nukleus sel. Misalnya sel somatik manusia (semua sel
tubuh kecuali sel reproduktif atau gamet) mengandung 46 kromosom. Sel sperma dan sel telur
manusia memiliki jumlah kromosom setengah kromosom sel somatik, yaitu 23 kromsom.
Di dalam setiap kromosom eukariotik terdapat satu molekul DNA linear yang sangat
panjang yang mewakili ribuan gen. DNA ini berkaitan dengan berbagai jenis protein yang
mempertahankan struktur kromosom dan membantu mengontrol aktivitas gen. Kompleks
protein-DNA yang lasim disebut kromatin diorganisasi menjadi serat yang tipis dan panjang.
Setelah sel menduplikasi genomnya dalam persiapan pembelahan, kromatin ini memadat.
Kromatin ini tergulung dan terlipat sangat padat sehingga terbentuk kromosom yang tebal yang
dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Kedua kromatid yang mengandung salinan molekul DNA kromosom yang identik, mulamula saling berlekatan satu dengan yang lain. Dalam bentuk padatnya, kromosom ini memiliki
pinggang yang ramping pada daerah khusus yang disebut sentromer. Pada proses pembelahan
sel selanjutnya, kromatid saudara dari semua kromosom ditarik saling menjauh dan dikemas
kembali sebagai kumpulan lengkap di dalam dua nukleus baru, masing-masing satu pada setiap
ujung sel. Mitosis, yaitu pembelahan nukleus, biasanya segera diikuti oleh sitokinesis, yaitu
pembelahan sitoplasma.

12

Pada proses pembelahan ini, dari satu sel diperoleh dua sel anak yang memiliki informasi
genetik yang equivalen dengan sel induknya. Gambar 1.3.

- Profase
Profase merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau mitosis (M) dari
siklus sel. Profase adalah stadium pertama dari mitosis.
Kromatin yang menyebar selama interfase secara perlahan-lahan terkondensasi menjadi
kromosom yang mantap. Jumlah kromatin yang tepat merupakan ciri khas dari setiap species,
sekalipun pada species yang berbeda dapat mempunyai jumlah kromatin yang sama. Selain itu
pada profase salut inti mulai berdegenerasi dan secara perlahan-lahan inti menjadi tidak tampak,
dan terjadilah pembentukan spindel mikrotubul.

13

Sebelum profase masing-masing kromosom mengalami duplikasi selama fase sintesis


dari siklus sel. Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid sister yang bergabung pada suatu
tempat yang disebut sentromer atau kinetockor.
Pada awal profase, massa mikrotubul sitoplasma yang merupakan bagian dari
sitoskeleton rusak dan membentuk kelompok molekul-molekul tubulin yang besar. Molekulmolekul tubulin digunakan kembali untuk konstruksi komponen utama aparatus mitosis atau
spindel mitosis. Spindel mitosis merupakan struktur benang bipolar yang sebagian besar disusun
oleh mikrotubul yang mula-mula terbentuk di luar nukleus. Pusat pembentukan spindel atau
kumparan pada kebanyakan sel hewan ditandai dengan adanya sentriol. Pasangan sentriol pada
sel mula-mula berduplikasi dengan suatu proses yang dimulai tepat sebelum fase sintesis.
Duplikasi menghasilkan dua pasang sentriol. Masing-masing pasangan sentriol sekarang
menjadi pusat mitosis yang membentuk pusat bagi susunan mikrotubul radial yang disebut aster.
Kedua aster tersebut terletak berdampingan dekat salut inti. Pada profase akhir, berkas-berkas
mikrotubul polar berinteraksi diantara dua aster, mula- mula memnajang dan tanpak mendorong
sentriol ke bagian sepanjang sisi salut inti. Dengan cara ini spindel mitosis bipolar terbentuk.
Spindel mitosis terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen yang berasosiasi dengan
protein. Berdasarkan perlekatannya, spindel mitosis dibagi menjadi dua yaitu serabut-serabut
bipolar yang merentang dari dua kutub spindel ke arah ekuator, dan serabut-serabut kinetokor
yang melekat pada sentromer pada setiap kromatid dan merentang ke arah spindel.
- Prometafase
Prometafase (metafase awal) dimulai secara tiba-tiba dengan rusaknya inti yang pecah
menjadi fragmen-fragmen membran yang tidak dapat dibedakan dengan potongan-potongan
retikulm endoplasma. Fragmen-fragmen tersebut tetap berada disekitar kumparan atau spindel
selama mitosis. Kumparan-kumparan yang terletak di luar inti sekarang dapat masuk ke daerah
inti.

14

Pada saat prometafase, kromosom-kromosom bermigrasi ke arah pusat spindel. Gerakan


tersebut disebabkan karena adanya gerakan yang beragitasi yang disebabkan oleh adanya
interaksi antara benang-benang kinetokor dengan komponen-komponen lain dari spindel.
- Metafase
Selama metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel
pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang
spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub spindel yang
berbeda. Terkadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan kromosom dan merentang
secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat metafase, sentromer- sentromer
diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom yang berdiri sendiri atau independen..
- Anafase
Anafase dimulai secara tiba-tiba ketika pasangan kinetochor pada masing-masing
kromatid terdorong secara perlahan-lahan menuju kutub spindel. Jadi anafase ditandai dengan
terjadinya pemisahan kromatid sister membentuk anak kromosom yang bergerak menuju kutub
spindel yang berlawanan.
- Telofase
Ketika kromatid-kromatid anakan yang terpisah sampai di kutub, benang-benang
kinetochor lenyap, benang-benang kumparan kembali memanjang dan salut inti yang baru
kembali terbentuk disekitar masing-masing kromatid anakan. Kromosom nujkleulus tanpak
kembali dan mitosis berakhir.
2. SITOKINESIS
Sitokinesis Pada Sel Hewan
Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage yang biasanya
dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada bagian tengah sel tertarik ke dalam

15

membentuk alur cleavage yang tegak lurus pada sumbu kumparan diantara nukleus dan secara
bertahap menyempit hingga pada akhirnya putus dan membentuk dua sel anak secara terpisah.
Sitokinesis Pada Sel Tumbuhan
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan tidak mampu membentuk lekuk cleavage. Hal
ini disebabkan karena adanya dinding sel yang kaku. Sitokinesis pada dinsing sel tumbuhan
tinggi melibatkan vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi dan mikrotubul-miktotubul
yang tersusun paralel dan disebut fragmoplas. Vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi
berasosiasi dengan mikrotubula fragmoplas dan ditranslokasikan sepanjang mikrotubula ke arah
daerah ekuatorial. Vesikula-vesikula tersebut selanjutnya terakumulasi pada daerah dimana
mikrotubula fragmoplas mengalami overlap.
Vesikula-vesikula selanjutnya berfusi satu sama lain membentuk lempeng sel (Cell
plate). Vesikula-vesikula tadi berisi senyawa-senyaw pembentuk papan sel dan dinding sel
seperti pektin, hemiselulosa dan selulosa.
Lempeng sel meluas secara lateral hingga mencapai dinding sel semula. Hal tersebut
mungkin disebabkan karena mikrotubula- mikrotubula pada fragmoplas awal dirakit dirombak
pada bagian perifer dari lempeng sel awal. Di tempat tersebut mereka menarik vesikula-vesikula
lain dan kembali berfusi pada bidang ekuator sehingga lempeng sel meluas kearah tepi. Proses
ini berulang hingga lempeng sel mencapai membran plasma, dan dua sel baru terpisah secara
sempurna. Pada akhirnya mikrofibril-mikrofibril selulosaditempatkan pada bagian bawah
lempeng sel untuk membentuk dinding sel baru.
3. MIOSIS
Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan tumbuhan yang
berkembang biak secara seksual. Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses
pembelahan inti yang disebut miosis. Miosis berlangsung pada sel-sel miosit yang terdapat di
dalam jaringan reproduksi pada suatu organisme. Seperti halnya dengan mitosis, miosis
berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan menentukan distribusi kromosom yang

16

tepat ke dalam sel-sel anak. Berbeda dengan mitosis, sebab miosis mencakup dua siklus
pembelahan berturut-turut dan menghasilkan 4 sel anak.
Pembelahan pertama dari miosis disebut pembelahan reduksi. Miosis pertama mengubah
inti dari suatu miosit yang mengandung kromosom diploid menjadi inti haploid yang
mengandung kromosom n. Jumlah kromosom direduksi jika pasangan kromosom homolog
terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau miosis kedua. Miosis kedua
mengubah dua hasil dari pembelahan miosis pertama menjadi 4 inti haploid.
Pembelahan miosis merupakan suatu bentuk pembelahan inti yang penting pada
organisme yang berkembang biak secara seksual. Miosis berlangsung pada organisme eukariota
yang mengandung jumlah kromosom diploid (2n).
Kedua set kromosom yang berpasangan tersebut dinamakan kromosom homolog. Telah
diketahui bahwa manusia m,engandung 46 kromosom atau 23 kromosom homolog (pada
manusia n=23). Ke 46 kromosom yang terdapat pada zygot dibentuk pada saat fertilisasi yang
diturunkan dari sel sperma dan sel telur dari kedua induknya (paternal dan maternal). Sel sperma
dan sel telur mengandung setengah jumlah kromosom induknya dan dinamakanhaploid (n). Jadi
sel haploid adalah sebuah sel dengan satu set kromosom tunggal. Sel diploid adalah sel yang
memiliki dua set kromosom.
Pengujian dengan mikroskop terhadap ke 46 kromosom manusia menunjukkan bahwa
setiap jenis kromosom ada dua dan tersusun berpasang-pasangan dimulai dari kromosom
terpanjang. Tampilan visualnya dinamakan kariotipe.
Kromosom yang membentuk pasangan, yang mempunyai panjang, posisi sentromer, dan
pola pewarnaan yang sama dinamakan kromosom homolog. Pengecualian penting terhadap
aturan kromosom homolog untuk sel somatic manusia, yaitu pada kromosom X dan Y. Karena
keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, maka kromosom X dan Y dinamakan
kromosom seks (kromosom jenis kelamin). Kromosom di luar kromosom seks dinamakan
kromosom autosom.

17

a. Miosis Pertama
=> Profase I
Profase pertama merupakan fase yang sangat kompleks dari miosis. Kromosom mulai
memadat. Dalam suatu proses yang dinamakan sinapsis, kromosom homolog yang masingmasing tersusun dari dua kromatid saudara muncul secara bersamaaan sebagai suatu pasangan.
Masing-masing pasangan kromosom terlihat sebagai suatu tetrad, yaitu kompleks kromosom
dengan empat kromatid. Pada banyak tempat di sepanjang kromosom, kromatid kromosom
homolog saling silang menyilang. Persilangan yang membantu mengikat kromosom agar tetap
bersama ini dinamakan kiasmata (tunggal, kiasma). Semenetara itu komponen seluler lainnya
mempersiapkan pemebelahan inti dengan cara yang mirip mitosis. Sentrosom bergerak saling
menjauh dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya.
Selubung nucleus dan nucleoli menyebar. Akhirnya gelendong mikrotubula menangkap
kinetokor yang terbentuk pada kromosom, dan kromosom mulai bergerak ke arah lempeng
metafase. Biasanya memakan waktu lebih dari 90% waktu yang dibutuhkan untuk miosis. Secara
terinci profase pertama terdiri atas 5 fase yaitu leptonema (leptoten), Zygonema (zygoten),
Pachynema (pachyten), diplonema (diploten), dan diakinesis.
Leptonema: Stadium ini ditandai dengan dimulainya kondensasi kromosom., setiap kromosom
tanpak terdiri atas dua kromatid.
Zygonema: Stadium ini ditandai dengan adanya kromosom homolog yang berpasangan.
Kejadian ini disebut sinapsis. Setiap unit terdiri atas dua synap, dan kromosom homolog yang
telah terduplikasi disebut bivalen atau tetrad. Pada fase ini terbentuk kompleks sinaptonema
dimana terjadi crossing over. Crossing over dihasilkan dari pembelahan oleh endonuklease dari
DNA sesuai posisi dari dua kromatid non sister yang diikuti dengan transposisi dan
penggabungan kembali ujung-ujung bebas dari rantai kromosom homolog. Hasil dari crossing
over adalah kombinasi gen-gen baru, dibentuk pada kromosom homolog.
Pachynema: Selama stadium ini, kromatid menjadi sangat jelas sebagai hasil kondensasi yang
terus menerus.

18

Diplonema dan Diakinesis: Stadium ini ditandai dengan terjadinya pemisahan kromosom
homolog kecuali pada titik dimana chiasmata dibentuk.
=>Metafase I
Pada fase ini apparatus spindel terbentuk seperti pada mitosis, dan tetrad berkumpul pada
bidang ekuatorial atau bidang pembelahan atau lempeng metafase. Kromosom masih dalam
pasangan homolognya. Mikrotubula kinetokor dari masing-masing kutub sel melekat pada satu
kromosom, sementara itu mikrotubula dari kutub berlawanan menempel pada homolognya pada
daerah sentromer.
=> Anafase I
Seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub sel, akan
tetapi kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal
ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
Berbeda dengan mitosis, kromosom muncul sendiri- sendiri pada lempeng metafase dan bukan
dalam pasangan, dan gelendong memisahkan kromatid saudara dari masing-masing kromosom.
Dengan kata lain pada miosis fase anafase I, kromosom homolog (bukan kromatid saudara) dari
setiap tetrad terpisah satu dengan yang lain, dan bergerak ke kutub gelendong (spindle) yang
berlawanan.
=> Telofase I
Telofase I menghasilkan pembelahan miosis I. Kumpulan kromosom homolog pada
akhirnya dipisahkan menuju kutubnya masing-masing dan terbentuk dua daerah inti yang dapat
dibedakan secara jelas. Pada beberapa organisme, salut inti yang baru dibentuk, dan
dekondensasi kromosom kadang-kadang terjadi.
Interkinesis adalah periode di antara akhir telofase I dan awal profase II. Periode ini
biasanya sangat singkat. DNA yang dihasilkan dari dua inti pada pembelahan miosis pertama
tidak mengalami replikasi selama fase interkinesis.

19

b. Miosis Kedua
=> Profase II
Profase II mirip dengan profase pada pembelahan mitosis, walaupun setiap inti sel hanya
memiliki setengah dari jumlah kromosom. Inti haploid dari setiap kromosom disusun atas dua
kromatid saudara yang dibentuk sebelum profase I.
=> Metafase II
Metafase dua mirip dengan metafase pada pembelahan mitosis. Pasangan kromatid
bergerak ke pusat spindel dan melekat pada mikrotubula-mnikrotubula.
=> Anafase II
Mirip dengan anafase pada pembelahan mitosis. Tetapi berbeda dengan anafase I. Pada
anafase II kromatid sister terpisah satu sama lain dan bergerak menuju kutub spindel yang
berlawanan.
=> Telofase II
Telofase II mirip dengan telofase pada pembelahan mitosis. Kelompok-kelompok
kromosom yang telah terpisah kembali dibungkus oleh salut inti yang baru berkembang dan
kromosom mulai mengalami dekondensasi.
Miosis menghasilkan 4 sel haploid. Umumnya pada hewan dan beberap tumbuhan tinggi,
miosis yang berlangsung pada jaringan reproduksi diiringi oleh pembelahan sitoplasma. Contoh
pembelahan miosis adalah pembentukan gamet pada manusia.
Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-10% dari
siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. Interfase terdiri
dari periode G1, S, dan G2.
Pada periode G1 selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA,
juga terjadi replikasi organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel

20

memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel
tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya
diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil
pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru (G1).

21

KESIMPULAN
Sel merupakan satuan dasar struktural, fungsional dan hereditas makhluk hidup. Untuk
pertumbuhan dan perkembangannya, setiap organisme hidup tergantung pada pertumbuhan dan
penggandaan sel-selnya.
Pada organisme uniseluler, pembelahan sel diartikan sebagai reproduksi, dan dengan
proses ini dua atau lebih individu baru dibentuk dari sel induk. Pada organisme multiseluler,
individu-individu baru berkembang dari satu sel primordial yang dikenal dengan nama zygot,
selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Selama rentang hidupnya, sel-sel pada organisme multiseluler sebagian mengalami
penuaan dan kerusakan. Oleh sebab itu perlu diperbaiki melalui pembelahan sel. Dengan
demikian pembelahan sel berfungsi dalam (i) reproduksi (ii) pertumbuhan, dan (iii)
perbaikan. Umumnya, sebelum suatu sel mengalami pembelahan, sel-sel terlebih dahulu
mengalami pertumbuhan hingga mencapai ukuran tertentu
Setiap sel mengalami dua periode yang penting dalam siklus hidupnya, yaitu periode
interfase atau periode non pembelahan dan periode pembelahan sel (M) yang menghasilkan selsel baru. Kedua periode tersebut secara umum dikenal dengan nama siklus sel. Dengan kata lain,
kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut siklus hidup
(daur) sel .

22

Anda mungkin juga menyukai