Perasaan Moral
Freud moral berkembang karena ada rasa cemas dan rasa
bersalah
untuk meredakan kecemasan, menghindari hukuman, dan
mempertahankan afeksi orang tua, anak-anak beridentifikasi
dengan orang tua, menginternalisasi standar-standar mengenai
benar dan salah; sehingga terbentuklah superego, sebagai elemen
moral dari kepribadian
Pemikiran Moral
Piaget (1932) menyimpulkan bahwa pemikiran mengenai moral anakanak dicapai dengan melalui dua tahap :
Moralitas Heteronom (Heteronomous Morality)
Moralitas Otonom (Autonomous Morality)
Piaget berpendapat bahwa, seraya berkembang, anak-anak juga
menjadi kritis terhadap persoalan-persoalan sosial, khususnya tentang
segala kemungkinan dan kondisi yang menyertainya.
Piaget yakin bahwa pemahaman sosial ini terjadi melalui relasi-relasi
teman sebaya yang saling memberi dan menerima.
Pemikiran Moral
Moralitas Heteronom (Heteronomous Morality)
Pada anak usia 4 7 tahun
Tahap ini anak memiliki pikiran bahwa keadilan dan aturan dianggap
sebagai dunia yang tidak boleh berubah dan lepas dari kendali
manusia
Kebenaran perilaku didasari oleh konsekuensi dari perilaku itu, bukan
intensi dari perilaku memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja
jauh lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas secara sengaja
Pada tahap ini anak-anak percaya pada keadilan yang pasti ada
(Immanent Justice) konsep bahwa hukuman akan langsung
diberikan jika sebuah aturan dilanggar
Pemikiran Moral
Moralitas Otonom (Autonomous Morality)
Anak-anak usia < 10 tahun
Anak percaya bahwa aturandan hukum diciptakan oleh manusia dan
dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan
maksud (intensi) pelaku dan juga akibatnya.
Pada tahap ini anak menerima dan mengetahui bahwa aturan-aturan
yang ada hanya merupakan perjanjian-perjanjian yang disepakati
bersama untuk kepentingan kenyamanan yang dapat diubah.
Para moralis otonom berpikir bahwa hukuman tidak dapat dielakkan
hanya jika ada seseorang yang menyaksikan perbuatan salah yang
dilakukan
Perilaku Moral
Studi tentang perilaku moral telah dipengaruhi oleh teori belajar sosial
: penguatan, penghukuman, dan peniruan
Bila seorang anak berperilaku sesuai aturan dan perjanjian sosial,
maka anak tersebut akan diberi hadiah. Sebaliknya, anak akan
dihukum bila berperilaku tidak sesuai dengan aturan dan perjanjian
sosial.
kemampuan untuk menolak
perkembangan kendali diri
godaan
berkaitan
erat
dengan