Anda di halaman 1dari 10

Perkembangan Moral

perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan dan


kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan seseorang
ketika berinteraksi dengan orang lain
3 bidang yang diuji oleh ahli perkembangan
bagaimama anak-anak bernalar atau berpikir tentang aturan-aturan untuk
perilaku etis.
bagaimana anak sungguh-sungguh berperilaku dalam keadaan moral
bagaimana anak merasakan hal-hal moral itu

Fokus dari ketiga bentuk perkembangan moral tersebut adalah :

pemikiran, tindakan, dan perasaan

Perasaan Moral
Freud moral berkembang karena ada rasa cemas dan rasa
bersalah
untuk meredakan kecemasan, menghindari hukuman, dan
mempertahankan afeksi orang tua, anak-anak beridentifikasi
dengan orang tua, menginternalisasi standar-standar mengenai
benar dan salah; sehingga terbentuklah superego, sebagai elemen
moral dari kepribadian

Perkembangan moral anak juga dipengaruhi emosi-emosi lain


termasuk emosi positif, salah satunya adalah empati

Pemikiran Moral
Piaget (1932) menyimpulkan bahwa pemikiran mengenai moral anakanak dicapai dengan melalui dua tahap :
Moralitas Heteronom (Heteronomous Morality)
Moralitas Otonom (Autonomous Morality)
Piaget berpendapat bahwa, seraya berkembang, anak-anak juga
menjadi kritis terhadap persoalan-persoalan sosial, khususnya tentang
segala kemungkinan dan kondisi yang menyertainya.
Piaget yakin bahwa pemahaman sosial ini terjadi melalui relasi-relasi
teman sebaya yang saling memberi dan menerima.

Pemikiran Moral
Moralitas Heteronom (Heteronomous Morality)
Pada anak usia 4 7 tahun
Tahap ini anak memiliki pikiran bahwa keadilan dan aturan dianggap
sebagai dunia yang tidak boleh berubah dan lepas dari kendali
manusia
Kebenaran perilaku didasari oleh konsekuensi dari perilaku itu, bukan
intensi dari perilaku memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja
jauh lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas secara sengaja
Pada tahap ini anak-anak percaya pada keadilan yang pasti ada
(Immanent Justice) konsep bahwa hukuman akan langsung
diberikan jika sebuah aturan dilanggar

Pemikiran Moral
Moralitas Otonom (Autonomous Morality)
Anak-anak usia < 10 tahun
Anak percaya bahwa aturandan hukum diciptakan oleh manusia dan
dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan
maksud (intensi) pelaku dan juga akibatnya.
Pada tahap ini anak menerima dan mengetahui bahwa aturan-aturan
yang ada hanya merupakan perjanjian-perjanjian yang disepakati
bersama untuk kepentingan kenyamanan yang dapat diubah.
Para moralis otonom berpikir bahwa hukuman tidak dapat dielakkan
hanya jika ada seseorang yang menyaksikan perbuatan salah yang
dilakukan

Perilaku Moral
Studi tentang perilaku moral telah dipengaruhi oleh teori belajar sosial
: penguatan, penghukuman, dan peniruan
Bila seorang anak berperilaku sesuai aturan dan perjanjian sosial,
maka anak tersebut akan diberi hadiah. Sebaliknya, anak akan
dihukum bila berperilaku tidak sesuai dengan aturan dan perjanjian
sosial.
kemampuan untuk menolak
perkembangan kendali diri

godaan

berkaitan

erat

dengan

Hati nurani (conscience)


Regulasi standar tentang benar salah yang melibatkan pemikiran,
perasaan, dan perilaku moral
Fokus utama hati nurani anak-anak adalah relasi dengan pengasuhnya
yaitu adanya kemauan dari anak-anak untuk mengambil nilai-nilai dari
orangtuanya yang diperloah melalui relasi yang akrab dan positif

Pengasuhan dan Perkembangan Moral Anak


Ross Thompson anak-anak merupakan pembelajar moral,
yang berusaha untuk memahami arti dari moral.
Relasi orangtua anak mengenalkan anak-anak kepada
kewajiban bersama dari relasi yang akrab.
Kewajiban orangtua memberikan pengasuhan yang positif
dan mengarahkan anak-anak untuk menjadi manusia yang
kompeten.
Kewajiban anak-anak merespons dengan pantas inisiatif
orangtua dan mempertahankan relasi yang positif dengan

Pengasuhan dan Perkembangan Moral Anak


Strategi pengasuhan proaktif menghindari potensi
perilaku yang salah oleh anak-anak sebelum hal itu terjadi
Anak-anak yang lebih kecil, menjadi proaktif berarti
menggunakan pengalihan, seperti mengalihkan perhatiaan
anak-anak atau memberikan aktifitas alternative.
Anak-anak yang lebih besar, menjadi proaktif adalah
berkomunikasi kepada mereka mengenai nilai-nilai yang
dianggap penting oleh orangtua

Anda mungkin juga menyukai