Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL

Nama :
Fransiskus frengki
NIM. E85212003
Initiative Versus Guilt (Erikson):

 Dlm tahap ini, konflik2 perasaan akan muncul dlm diri anak2
 Konflik muncul krn anak2 sudah mengetahui bhw setiap
kegiatan yg mrk lakukan memiliki tujuan dan tujuan tsb
berhub erat dgn hati nurani dan atau penghargaan dari orang
lain.
Self-Understanding:

 Representasi dari diri: substansi dan isi dari diri konsepsi


 Deskripsi diri anak melibatkan anggota tubuh, kepemilikian, dan aktivitas fisik
 Deskripsi biasanya tidak realitis
 Usia 4-5 tahun: anak2 mulai mendeskripsikan dirinya
berdasarkan traits psikologi.
PERKEMBANGAN EMOSI

 Self-Conscious Emotions: emosi seperti rasa harga diri, memalukan, rasa


bersalah.
 Anak harus sudah dapat merujuk pada dirinya sendiri dan sadar
 bahwa dirinya berbeda dengan orang lain
 Mulai muncul pada usia 18 bulan.
 Semakin matang anak, maka akan terjadi peningkatan:
 Kemampuan memahami emosi
 Kemampuan untuk berbicara emosinya dan emosi orang lain
 Kemampuan untuk mereflesikan emosi
 Memahami bahwa kejadian yang sama dapat menghasilkan perasaan yang
berbeda pada orang lain
 Kesadaran bahwa emosi perlu diatur agar sesuai dengan standar sosial
 Orang tua memerankan peran penting pada regulasi emosi anak:
 Emotion-coaching: orang tua memonitor emosi anak, menganggap situasi yg
menimbulkan emosi menjadi lahan untuk belajar, dan membimbing mereka
untuk mengatur emosi secara efektif.
 Emotion-dismissing: ortu memandang mereka tidak memiliki, atau tidak
mengindahkan, perubahan emosi negatif
 Kemampuan untuk mengatur emosi sangat penting dalam menentukan
kesuksesan hubungan anak-peer group.
MORAL DEVELOPMENT

 Ialah: perkembangan berpikir, perasaan, dan tingkah laku mengenai


peraturan tindakan2 yang harus dilakukan seseorang ketika mereka
berinteraksi dengan orang lain.
 Moral Feelings:
 Teori psikoanalisa menekankan bahwa perasaan moral berasal dari rasa cemas
dan perasaan bersalah
 Anak2 belajar menghilangkan kecemasan dari orang tua dan menghindari
hukuman
Perkembangan Moral:

 Moral Reasoning (Piaget):


 4 – 7 tahun: heteronomous morality
 Keadilan dan peraturan adalah sesuatu yang tidak dapat berubah
 Tingkah laku dinilai berdasarkan konsekuensi.
 Imminent justice: bila ada peraturan yang tidak dipatuhi maka hukuman akan
segera diberikan.
 7 to 10: masa transisi
 10 tahun ke atas: autonomous morality • Peraturan dan hukum dibuat oleh
orang.
 Tindakan dan niat harus dinilai.
Moral Behavior:

 Proses reinforcement, hukuman, dan imitasi dapat menjelaskan


perkembangan perilaku moral.
 What children do in one situation is often only weakly related to what they do
in other situations
 Kemampuan untuk menahan godaan dan menunda kepuasan terkait erat
dengan pengembangan kontrol diri
 Pola Pengasuhan dan Moral Development:
 Penelitian menyarankan bahwa kedua orang tua dan teman sebaya
berpengaruh terhadap perkembangan kematangan moral anak
 Kualitas relasi, kedisiplinan ortu, strategi proaktif, dan dialog merupakan hal
yang penting u mematangkan moral anak.
 Orang tua harus secara proaktif mencegah kenakalan potensial sebelum itu
terjadi
 Membuat situasi menjadi menarik
 Membicarakan ttg values dan beliefs
Parenting
Baumrind’s Parenting Styles:

 Authoritarian: restrictive style in which parents demand obedience and


respect
 ›Parent places firm limits and does not allow discussion
 ›Parent rigidly enforces rules but rarely explains them
 ›Children are often unhappy, fearful, and anxious
 Authoritative: encourages children to be independent while placing limits
and controls on actions
 ›Extensive verbal give-and-take
 ›Parents expect mature, independent, ageappropriate behavior
 ›Children are often cheerful, self-controlled, and selfreliant

Anda mungkin juga menyukai