Analisis Pujasera
Analisis Pujasera
terjadi disebabkan oleh menu makanan yang ditawarkan pujasera tidak bisa menarik
pengunjung lebih banyak dari warung makanan lain. Fakta ini juga penulis dapatkan dari
beberapa pengunjung yang penulis kenal. Permasalahan ini juga bisa diakibatkan oleh
pujasera yang kurang branding dan juga kondisi fasilitas pujasera yang kurang nyaman,
contohnya kursi dan meja pujasera yang sudah rusak atau kondisi dinding yang sudah
berlubang. Jadi, penulis menilai terdapat dua hal yang bisa dijadikan sumber permasalahan
yang muncul dari dua poin permasalahan yang terlihat yang penulis sebutkan sebelumnya,
yaitu masalah menu makanan, branding, dan kondisi bangunan pujasera. Untuk menjawab
tiga sumber permasalahan ini, penulis menawarkan berbagai solusi, antara lain, untuk
masalah menu makanan, yang pertama pada kepengurusan berikutnya pengurus dapat
melakukan publikasi lahan kosong pujasera saat terdapat lahan yang akan kosong dengan
lebih gencar sehingga pengurus mendapatkan banyak pilihan diantara para calon penyewa
mana calon penyewa yang prospektif secara menu makanan dan pelayanan yang ditawarkan.
Publikasi lahan kosong sangat penting karena menu makanan yang Pujasera BG tawarkan pada
pengunjung adalah menu makanan yang dibawa oleh setiap penyewa sendiri. Untuk itu,
menemukan penyewa yang tepat menjadi poin penting dalam mempertahankan posisi
pujasera yang sekarang dan bahkan meningkatkan kualitas pujasera sehingga dapat menarik
pengunjung yang lebih banyak lagi. Publikasi bisa dilakukan lewat sosmed dan flyer, namun
penulis melihat bahwa publikasi yang tepat untuk mencari lahan kosong pujasera bisa
dilakukan dari mulut ke mulut dimulai dari pengurus kepada orang yang sudah terpercaya.
Solusi yang kedua, pengurus bisa melakukan analisis berkala terhadap demand pasar sehingga
akan terlihat menu makanan apa yang menjadi favorit pasar. Setelah pengurus menemukan
menu makanan yang tepat untuk dijual pada pasar, pengurus dapat melakukan penyesuaian
dengan para penyewa pujasera terhadap menu makanan yang akan dijual. Untuk menjawab
sumber permasalahan terkait branding, penulis menawarkan solusi antara lain pengurus dapat
melakukan kegiatan PuGe Challenge ! kegiatan ini merupakan tantangan yang pengurus
berikan kepada para pegunjung untuk meng-upload foto mereka sedang makan di pujasera via
facebook, twitter, atau path lalu berlomba-lomba mendapatkan likes, retweet, atau repath
foto yang mereka upload. Untuk pemenang tantangan ini, pengurus akan memberikan
insentif, contohnya makan gratis atau souvenir. Dengan begitu, pujasera akan tersuasanakan
di sosmed dengan sendirinya dan jika challenge ini berhasil maka publikasi pujasera akan
sangat banyak ditemukan di sosmed. Selain itu, branding yang dilakukan bisa juga dilakukan
dengan publikasi berjalan seperti stiker atau pin. Untuk kondisi fasilitas pujasera yang kurang
nyaman, pengurus bisa melakukan kerjasama dengan sponsor untuk menyediakan atau
melakukan perbaikan fasilitas pujasera yang diperlukan, mengingat pujasera memiliki banyak
keterbatasan dana.
Untuk permasalahan nomer 2, penulis menilai bahwa masalah tersebut muncul karena
tentu saja branding yang masih kurang dan penyewa yang tidak konsisten dalam berjualan.
Dari tiga lahan yang ada di pujasera, hanya lahan warung DnD yang buka dari pagi sampai
malam, namun sisanya buka secara tentatif bahkan hanya buka pada waktu malam. Hal
tersebut berdampak pada jumlah pengunjung yang datang pada pagi dan siang hari. Kondisi
ini tentu saja berpengaruh buruk terhadap pujasera karena kondisi warung makan jenis
pujasera yang menggabungkan banyak penyewa makanan mengakibatkan kualitas masingmasing penyewa lahan berpengaruh terhadap yang lainnya. Untuk itu, solusi dari
permasalahan ini adalah pada surat kontrak dengan penyewa dicantumkan poin yang
menjelaskan kewajiban waktu buka warung. Selain itu, solusi yang bisa menjawab
permasalahan ini setelah memperjelas surat kontrak adalah tentu saja publikasi yang gencar
secara berkala dan efektif lewat sosmed maupun media fisik.
Rangkuman sumber permasalahan dan solusinya :
1. Menu makanan yang ditawarkan pujasera tidak bisa menarik pengunjung lebih banyak
dari warung makanan lain, solusinya :
a. Publikasi lahan kosong yang lebih gencar dan tepat sasaran untuk mendapatkan
penyewa dengan menu makanan dan pelayanan yang sesuai ekspektasi
b. Analisis pasar dan menu makanan
2. Branding pujasera masih terasa kurang
a. Publikasi yang gencar secara berkala dan efektif lewat sosmed maupun media
fisik
b. PuGe Challenge !
c. Publikasi berjalan seperti stiker atau pin
3. Kondisi fasilitas pujasera kurang nyaman
a. Kerjasama dengan sponsor untuk menyediakan atau melakukan perbaikan
fasilitas pujasera yang diperlukan
4. penyewa yang tidak konsisten dalam berjualan
a. Surat kontrak dengan penyewa dicantumkan poin yang menjelaskan kewajiban
waktu buka warung