Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PUJASERA

Permasalahan yang terlihat:


1. Jumlah pengunjung total stagnan
2. Pengunjung Pujasera BG waktu pagi sampai sore relatif lebih sedikit
3. Pengunjung pada setiap lahan cenderung sama setiap harinya
Analisis sumber permasalahan dan solusinya:
Pujasera BG untuk kepengurusan 2013-2014 mengalami beberapa peningkatan baik itu
yang sifatnya fisik maupun non fisik. Dari aspek fisik terlihat bahwa pujasera BG terlihat lebih
bersih, terdapat televisi, dan terdapat banner cukup besar sebagai bahan publikasi pujasera
di depan Pujasera BG. Dari aspek non fisik juga terlihat dari publikasi pujasera yang lebih baik
di sosmed, rapat koordinasi yang lebih teratur, penyewa lahan yang cenderung kooperatif,
dan terdapat layanan Wi-Fi gratis di pujasera yang membuat pengunjung dapat mengakses
internet dengan bebas di Pujasera BG. Akan tetapi, semua peningkatan tersebut tidak
menghilangkan permasalahan yang penulis tuliskan sebelumnya yang penulis lihat juga terjadi
di kepengurusan sebelumnya. Secara kualitatif penulis merumuskan sumber permasalahan
beserta solusinya yang penulis rumuskan sendiri dan penulis temukan dengan cara meminta
pendapat dari sampling pengunjung yang penulis kenal. Kalau penulis simpulkan,
permasalahan utama yang terlihat di Pujasera BG kepengurusan 2013-2014 adalah Pujasera BG
tidak mengalami kenaikan jumlah pengunjung secara signifikan dengan kondisi pujasera yang
sudah mengalami peningkatan di beberapa aspek. Berikut penulis sajikan analisis penulis
mengenai sumber permasalahan serta solusi yang penulis tawarkan.
Untuk permasalahan nomer 1 dan 3 yaitu jumlah pengunjung total yang stagnan dan
pengunjung pada setiap lahan cenderung sama setiap harinya dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Jika melihat dari pasar Pujasera BG yang kebanyakan adalah mahasiswa, warung
makanan yang biasanya dikunjungi oleh mahasiswa adalah warung yang menjual makanan
murah atau makanan yang harganya tidak murah tapi terjamin bersih dan lezat atau variatif
dan unik. Jika dilihat dari kompetitor yang terdapat di sekitar Pujasera BG, harga yang
ditawarkan pujasera termasuk pada kategori standar atau tidak jauh berbeda dengan harga
yang ditawarkan warung makanan lain. Berarti, penulis melihat bahwa permasalahan yang

terjadi disebabkan oleh menu makanan yang ditawarkan pujasera tidak bisa menarik
pengunjung lebih banyak dari warung makanan lain. Fakta ini juga penulis dapatkan dari
beberapa pengunjung yang penulis kenal. Permasalahan ini juga bisa diakibatkan oleh
pujasera yang kurang branding dan juga kondisi fasilitas pujasera yang kurang nyaman,
contohnya kursi dan meja pujasera yang sudah rusak atau kondisi dinding yang sudah
berlubang. Jadi, penulis menilai terdapat dua hal yang bisa dijadikan sumber permasalahan
yang muncul dari dua poin permasalahan yang terlihat yang penulis sebutkan sebelumnya,
yaitu masalah menu makanan, branding, dan kondisi bangunan pujasera. Untuk menjawab
tiga sumber permasalahan ini, penulis menawarkan berbagai solusi, antara lain, untuk
masalah menu makanan, yang pertama pada kepengurusan berikutnya pengurus dapat
melakukan publikasi lahan kosong pujasera saat terdapat lahan yang akan kosong dengan
lebih gencar sehingga pengurus mendapatkan banyak pilihan diantara para calon penyewa
mana calon penyewa yang prospektif secara menu makanan dan pelayanan yang ditawarkan.
Publikasi lahan kosong sangat penting karena menu makanan yang Pujasera BG tawarkan pada
pengunjung adalah menu makanan yang dibawa oleh setiap penyewa sendiri. Untuk itu,
menemukan penyewa yang tepat menjadi poin penting dalam mempertahankan posisi
pujasera yang sekarang dan bahkan meningkatkan kualitas pujasera sehingga dapat menarik
pengunjung yang lebih banyak lagi. Publikasi bisa dilakukan lewat sosmed dan flyer, namun
penulis melihat bahwa publikasi yang tepat untuk mencari lahan kosong pujasera bisa
dilakukan dari mulut ke mulut dimulai dari pengurus kepada orang yang sudah terpercaya.
Solusi yang kedua, pengurus bisa melakukan analisis berkala terhadap demand pasar sehingga
akan terlihat menu makanan apa yang menjadi favorit pasar. Setelah pengurus menemukan
menu makanan yang tepat untuk dijual pada pasar, pengurus dapat melakukan penyesuaian
dengan para penyewa pujasera terhadap menu makanan yang akan dijual. Untuk menjawab
sumber permasalahan terkait branding, penulis menawarkan solusi antara lain pengurus dapat
melakukan kegiatan PuGe Challenge ! kegiatan ini merupakan tantangan yang pengurus
berikan kepada para pegunjung untuk meng-upload foto mereka sedang makan di pujasera via
facebook, twitter, atau path lalu berlomba-lomba mendapatkan likes, retweet, atau repath
foto yang mereka upload. Untuk pemenang tantangan ini, pengurus akan memberikan
insentif, contohnya makan gratis atau souvenir. Dengan begitu, pujasera akan tersuasanakan
di sosmed dengan sendirinya dan jika challenge ini berhasil maka publikasi pujasera akan
sangat banyak ditemukan di sosmed. Selain itu, branding yang dilakukan bisa juga dilakukan
dengan publikasi berjalan seperti stiker atau pin. Untuk kondisi fasilitas pujasera yang kurang
nyaman, pengurus bisa melakukan kerjasama dengan sponsor untuk menyediakan atau

melakukan perbaikan fasilitas pujasera yang diperlukan, mengingat pujasera memiliki banyak
keterbatasan dana.
Untuk permasalahan nomer 2, penulis menilai bahwa masalah tersebut muncul karena
tentu saja branding yang masih kurang dan penyewa yang tidak konsisten dalam berjualan.
Dari tiga lahan yang ada di pujasera, hanya lahan warung DnD yang buka dari pagi sampai
malam, namun sisanya buka secara tentatif bahkan hanya buka pada waktu malam. Hal
tersebut berdampak pada jumlah pengunjung yang datang pada pagi dan siang hari. Kondisi
ini tentu saja berpengaruh buruk terhadap pujasera karena kondisi warung makan jenis
pujasera yang menggabungkan banyak penyewa makanan mengakibatkan kualitas masingmasing penyewa lahan berpengaruh terhadap yang lainnya. Untuk itu, solusi dari
permasalahan ini adalah pada surat kontrak dengan penyewa dicantumkan poin yang
menjelaskan kewajiban waktu buka warung. Selain itu, solusi yang bisa menjawab
permasalahan ini setelah memperjelas surat kontrak adalah tentu saja publikasi yang gencar
secara berkala dan efektif lewat sosmed maupun media fisik.
Rangkuman sumber permasalahan dan solusinya :
1. Menu makanan yang ditawarkan pujasera tidak bisa menarik pengunjung lebih banyak
dari warung makanan lain, solusinya :
a. Publikasi lahan kosong yang lebih gencar dan tepat sasaran untuk mendapatkan
penyewa dengan menu makanan dan pelayanan yang sesuai ekspektasi
b. Analisis pasar dan menu makanan
2. Branding pujasera masih terasa kurang
a. Publikasi yang gencar secara berkala dan efektif lewat sosmed maupun media
fisik
b. PuGe Challenge !
c. Publikasi berjalan seperti stiker atau pin
3. Kondisi fasilitas pujasera kurang nyaman
a. Kerjasama dengan sponsor untuk menyediakan atau melakukan perbaikan
fasilitas pujasera yang diperlukan
4. penyewa yang tidak konsisten dalam berjualan
a. Surat kontrak dengan penyewa dicantumkan poin yang menjelaskan kewajiban
waktu buka warung

Anda mungkin juga menyukai